• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI

DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

Angka kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja cukup tinggi, berdasarkan data SDKI (2007) menunjukan 81 remaja atau 11% dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilannya dengan melakukan aborsi. Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Ngemplak Simongan pada 10 responden remaja usia 16-19 tahun mendapatkan hasil bahwa 2(20%) responden berpengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan baik, 3(30%) responden berpengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan cukup, dan 5(50%) responden berpengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan kurang. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan kurang. Tujuan umumnya untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Semarang.

Kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi ketika pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja . Ketika seorang perempuan mengalami kehamilan tidak diinginkan, diantara jalan keluar yang ditempuh adalah melakukan upaya aborsi, baik dilakukan sendiri maupun dengan bantuan orang lain .

Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan analisa univariat dan bivariat dengan rancangan penelitian

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua remaja putri usia 16-19 tahun di Kelurahan Ngemplak Simongan Semarang sebanyak 931 orang. Sedangkan sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 91remaja dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 52 (57,1%) responden, sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak 76 (83,5%) responden. Sebagian besar responden menunjukkan bahwa dari 52 reponden dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 38 (73.1%). Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Fisher's Exact Test sebesar 9.427 dengan p value sebesar 0.006 (P = 0,001 < 0,05). Saran yang diberikan kepada remaja diharapkan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang wawasan dan pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan dan aborsi, sehingga remaja mengetahui tentang bahaya dan apa saja yang harus dihindari supaya tidak terjadi hal tersebut. Dan remaja juga dapat menentukan bagaimana harus bersikap dengan pengetahuan yang mereka dapat.

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan dan sikap terhadap aborsi

PENDAHULUAN

(2)

Masa remaja secara fisik sebagai masa ketika terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual dan reproduksi.Maka, wajar apabila saat ini, remaja sudah mulai timbul rasa tertariknya pada lawan jenisnya.Hal tersebut dapat beresiko menimbulkan kehamilan tidak diinginkan karena pada umumnya tingkat pola pikir remaja belum matang (Sastriyani,dkk, 2006 )

Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu kehamilan yang terjadi karena suatu sebab sehingga keberadaanya tidak diinginkan oleh calon orangtua bayi. Hal yang memperberat adalah terkadang orang tua atau orang yang mengetahui tidak mampu menghadapi persoalan tersebut secara proposional. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan (Kusmiran, 2011).

World Health Organization ( WHO ) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman ( unsafe abortion ) di dunia. 9,5% ( 19 juta dari 20 juta kejadian aborsi yang merupakan tindakan aborsi tidak aman) diantaranya terjadi di negara berkembang. Sekitar 13% dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 berbanding 3700 ( Soetjiningsih, 2004 ).

Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilannya dengan melakukan aborsi ( Tukiran, 2010).

(3)

diperoleh dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), kejadian aborsi di Jawa Tengah meningkat sangat tinggi pada tahun 2009 jumlah remaja putri yang melakukan aborsi ada 166 orang, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 224 remaja putri yang melakukan aborsi. Di Semarang pilar PKBI Jateng mencatat terjadi 24 kasus kehamilan tidak diinginkan pada tahun 2010, namun pada tahun 2011 meningkat menjadi 42 kasus kehamilan tidak diinginkan. Mengidentifikasi perilaku aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang.(Tukiran, 2010).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2012, jumlah remaja di kota Semarang pada tahun 2012 mencapai sekitar 246.521 jiwa dan di Wilayah Kota Semarang sekitar 72 jiwa mengalami hamil di luar nikah. Dari 37 Puskesmas didapatkan Puskesmas Ngemplak Simongan menunjukan kasus kehamilan diluar nikah cukup tinggi yaitu terdapat 9 (12,5 %) kasus dibandingkan dengan Puskesmas lainnya. Dari data yang diperoleh pada tahun 2012 dari Puskesmas kelurahan Ngemplak Simongan terdapat remaja sebanyak 2.175 orang. Pada tahun 2011 terdapat Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) sebanyak 5 orang dan pada tahun 2012 terdapat 15 orang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu data yang menyangkut variable bebas atau resiko variable berikut atau variable akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, sedangkan variable bebas yaitupengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dan variable terkaitnya yaitu sikap terhadap aborsi.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

a. Pengetahuan Kehamilan Tidak Diinginkan

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan kategori kurang sebanyak 52 (57,1%) responden.

b. Sikap Terhadap Aborsi

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan sikap remaja terhadap aborsi di Ngemplak Simongan Kota Semarang

Sikap Jumlah Presentase

Tidak mendukung 76 83,5

Mendukung 15 16,5

Jumlah 91 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak76 (83,5%) responden. 2. Analisis Bivariat

Tabel 3. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang

(5)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap kategori tidak mendukung sebanyak76 (83,5%) responden. 3. Analisis Bivariat

Tabel 4. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang

Berdasarkan tabel 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 reponden dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 38 (73.1%) lebih besar dibanding responden yang memiliki sikap mendukung yaitu sebanyak 14 (26.9%). Kemudian dari 22 responden dengan tingkat pengetahuan cukup memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 21 (95,5%) lebih besar dibanding responden yang memiliki sikap mendukung yaitu sebanyak 1(4.5%). Sedangkan dari 17 responden dengan tingkat pengetahuan baik memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 17 (100,0%) lebih besar dibanding responden yang memiliki sikap mendukung yaitu sebanyak 0(.0%).

Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square tetapi tidak memenuhi syarat karena terhadap expected value kurang dari 5 > 20% sehingga

(6)

di gunakan fisher’s exact test. Hasil analisis statistic dari uji fisher’s exact sebesar 9.427 dengan p value 0,006 ( p = 0,00 < 0,05 ), sehingga Ha diterima Ho ditolak, berarti ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di DesaNgemplak Simongan Kota Semarang.

Pembahasan

a. Pengetahuan Remaja Putri

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 52 (57,1%) responden dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 (24,2%) responden dan yang berpengetahuan baik hanya 17 (18,7%) responden.

(7)

tidak mengetahui akibat kehamilan tidak diinginkan yaitu apabila dipetahankan akan terjadi penyulit / komplikasi kehamilan yang cukup besar dan apabila di aborsi akan terjadi perdarahan, kerusakan alat reproduksi remaja, dan infeksi yang dapat mengakibatkan kematian.Sehingga sebagian besar remaja putri di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang terhadap terjadinya kehamilan.

b. Sikap Remaja Putri

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden memiliki sikap tidak mendukung yaitu sebanyak 76 responden (83.5%).Hal ini menunjukan bahwa sikap tidak mendukung biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo (2003), seseorang yang bersikap baik (positif) biasanya mempunyai pengetahuan yang baik. Sedangkan seseorang yang bersikap tidak baik biasanya mempunyai pengetahuan kurang baik, ini dikarenakan sikap yang salah dalam perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih, factor dari luar yaitu pergaulan bebas tanpa terkendali orang tua yang menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja yang diinginkan.Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.Kehamilan yang tidak diinginkan. Dari gambaran diatas bahwa remaja putri bersikap kurang mendukung. Menurut hasil penelitian sebagaian besar responden remaja putri Ngemplak Simongan Kota Semarang mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap abosi Dan remaja yang berpengetahuan kurang tersebut memiliki sikap tidak mendukung.Walaupun pengetahuan mereka kurang tentang kehamilan tidak diinginkan tetapi mereka tahu tentang sikap terhadapa borsi.Dan mereka mempunyai sikap tidak mendukung terhadap aborsi

(8)

a. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa ada hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang, didapatkan dari uji Fisher Exact sebesar 9.427 dengan p value sebesar 0,006 maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian menyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Ngemplak Simongan Kota Semarang.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo, (2010) kepercayaan( keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak. Ketiganya membentuk sikap yang utuh yaitu pengetahuan.Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibanding perilaku yang tanpa didasari oleh pengetahuan.

(9)

Menurut Widyastuti, (2009) Kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi ketika pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual atau hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengatahuan yang kurang tentang kehamilan tidak diinginkan. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor seperti faktor pendukung, faktor pemungkin dan faktor penguat. Menurut hasil pengamatan peneliti selama penelitian dilaksanakan sebagian besar responden mempunyai latar belakang budaya yang masih berpendapat bahwa pengatahuan tentang kehamilan tidak diinginkan adalah suatu hal yang masih tabu untuk dipelajari. Sehingga sebagian besar remaja putri di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang.Hal ini juga mempengaruhi tentang sikap remaja terhadap aborsi.Walaupun pengetahuan mereka kurang tentang kehamilan tidak diinginkan tetapi mereka tahu tentang sikap terhadap aborsi. Dan mereka mempunyai sikap tidak mendukung terhadap aborsi.Dan sebagian besar remaja yang berpengetahuan kurang dan mempunyai sikap tidak mendukung terhadap aborsi.

KESIMPULAN

Sebagian besar responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 52 (57,1%) responden

(10)

Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan dengan sikap terhadap aborsi di Desa Ngemplak Simongan Kota Semarang ,dengan p value sebesar 0.006 (P = 0,001 < 0,05).

KEPUSTAKAAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta: Jakarta

Azwar, S. 2009. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta. BKKBN. 2006. Profil Kesehatan Kota Semarang : BKKBN

Dariyo, Agoes. 2004. PsikologiPerkembanganRemaja. Ghalia Indonesia: Bogor. Depkes RI. 2005. Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta

Depkes Jakarta I. 2010.Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta Dinkes. 2012. Profil Kesehatan Kota Semarang :Dinkes

Fadlun Dan Achmad Feryanto. 2011.Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika: Jakarta. Hidayat, Alimul.2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba

Medika:Jakarta.

Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-ruzz Media: Yogyakarta Irianto, Koes. 2010. Memahami Seksologi. SinarBaru Algensindo: Bandung.

Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Salemba Medika: Jakarta. Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta:Jakarta. Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta:Jakarta .

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Riyanto, A. 2011.MetodologiPenelitianKesehatan. NuhaMedika.: Yogyakarta

(11)

Tukiran.2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Wawan A,Dewi. 2010. Teoridan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.

Nuha Medika :Yogyakarta.

Widyastuti.2009.Kesehatanreproduksi.Fitramaya: Yogyakarta

Gambar

Tabel 4. Hubungan pengetahuan remaja putri mengenai kehamilan tidak diinginkan

Referensi

Dokumen terkait

Effendy 2009 menambahkan, pada saat proses pasca produksi, tugas seorang produser adalah membuat semua laporan produksi film yang lengkap termasuk laporan harian dan laporan

Kondisi fisik kimia lingkungan pantai Dusun Pia adalah sebagai berikut; 1) Hasil Pengukuran suhu di perairan pantai dusun Pia dapat dilihat pada Tabel 1, yang menunjukan kisaran

Bagaimana pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi Bentuk Muka Bumi, Aktifitas Penduduk Di Indonesia, serta Potensi Bencana Alam Kelas VII di SMP

Karena pada zaman yang selalu dalam segala hal berubah dengan cepat, teori Happenstance Learning ( teori belajar kebetulan) dapat menjawab kebutuhan siswa akan bimbingan

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan teoritis mengenai strategi belajar mahasiswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran dosen yang akan dapat meningkatkan prestasi

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan Kegiatan program pembinaan jejaring diwiayah kerja di puskesmas Sawangan agar tidak terjadi

Dosis pestisida yang tidak sesuai dengan saran penggunaan, memiliki resiko 4 kali untuk terjadi keracunan dibandingkan penyemprotan yang. dilakukan sesuai dengan dosis

Contohnya, masyarakat melakukan pembelian secara on-line melalui internet, mencari informasi tentang produk yang diminatinya melalui internet, dan sebagainya, yang sering