• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELESTARIAN BANGUNAN SEJARAH PENINGGALAN sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELESTARIAN BANGUNAN SEJARAH PENINGGALAN sejarah "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PELESTARIAN BANGUNAN SEJARAH PENINGGALAN

Pelestarian terhadap bangunan bersejarah didefinisikan sebagai suatu upaya untuk memilihara dan melindungi suatu peninggalan bersejarah baik berupa artifak, bangunan, kota maupun kawasan bersejarah sesuai dengan keadaanya dan mengoptimalkan peninggalan tersebut. Pelestarian dalam bangunan sejarah merupakan salah satu daya tarik bagi sebuah kawasan.Kota Ende merupakan kota dimana dasar negara Indonesia, Pancasila, dilahirkan. Selama pengasingan Bung Karno meninggalkan jejak-jejak berupa artifak atau bangunan yang perlu dilestarikan. Terdapat situs atau bangunan peninggalan Bung Karno selama pengasingan di Ende,Flores yaitu, Pelabuhan, Pos Militer, Rumah Pengasingan Bung Karno, Taman Bung Karno, Masjid Arabita, Gereja Katedral, Rumah Pastoran, Gedung Pertunjukan, Eks. Toko De Leew dan Makam Ibu Amsi. Tujuan dari tulisan ini upaya untuk melestarikan bangunan sejarah peninggalan Bung Karno selama pengasingan di Ende selama 4 tahun (1934-1938).

Kata Kunci : Pelestarian, Bangunan Bersejarah, Bangunan Peninggalan Bung Karno

I. Pendahuluan

Pada perkembangan kota menyisakan berbagai elemen-elemen kota yang menjadi saksi bisu dari perkembangan yang terjadi.Elemen-elemen kota yang dimaksud merupakan peninggalan berupa benda-benda bersejarah, monument atau bangunan bersejarah. Peninggalan bangunan bersejarah tersebut merupakan kekayaan yang tidak dapat tergantikan. Selain itu juga akan memberikan kesan visual terhadap kota atau kawasan tersebut. Menurut K. Lynch (1960) dalam bukunya “The Image of the city” bahwa kualitas lingkungan binaan yakni citra (imageability) dan kejelasan (legibility) bangunan-bangunan memberi kontribusi pada munculnya identitas yang menonjol pada suatu tempat.

(2)

Bangunan bersejarah mempunyai nilai dan informasi penting dari generasi ke generasi. Selain itu, bangunan bersejarah merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah ilmu pengetahuan, dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi. Oleh karena dilakukan upaya untuk melestarikan terhadap bangunan bersejarah tersebut. Pelestarian dalam bangunan sejarah merupakan salah satu daya tarik bagi sebuah kawasan. Terpeliharanya satu bangunan kuno bersejarah pada suatu kawasan akan memberikan ikatan kesinambungan yang erat, antara masa kini dan masa lalu. Menghancurkan bangunan kuno bersejarah sama halnya dengan menghapuskan salah satu cermin mengenai sejarah dan tradisi masa lalu.

.Kota Ende merupakan salah satu tempat atau daerah, Ir. Soekarno presiden pertama kita pernah diasingkan oleh pemerintah Kolonial Belanda selama 4 atahun (1934-1938). Di balik perjuangannya selama pengasingan di Ende telah membenamkan kesan mendalam bagi presiden pertama kita ini. Selama pengasingan, Bung Karno ditemani oleh keluarganya. Soekarno tiba di Ende pada Februari 1934 dengan kapal Jan van Riebeeck dan meninggalkan kota ini pada Februari 1938 dengan kapal De Klerk milik KPM menuju Surabaya. Soekarno dan Ende akhirnya mempunyai hubungan yang patut ditelusuri kembali.

(3)

Gambar 1 Tempat Peninggalan Bung Karno di Ende Sumber : http://www.bungkarnodiende.com

II. Pembahasan

Pelestarian

Pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia berasala dari kata lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan bahasa Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). (Endarmoko, 2006). Lebih rinci A.W. Widjaja (1986) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif. (Ranjabar, 2006:115). Pelestarian terhadap bangunan bersejarah dapat didefinisikan sebagai suatu upaya untuk memelihara dan melindungi suatu peninggalan bersejarah baik berupa artifak, bangunan, kota maupun kawasan bersejarah sesuai dengan keadaanya dan mengoptimalkan peninggalan tersebut dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan fungsi lama atau menerapkan fungsi yang baru untuk membiayai kelangsungan eksistensuiya.

(4)

 Menyelamatkan nilai informasi dokumen Bangunan Cagar Budaya yaitu "benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan". Sedangkan Berdasarkan pasal 1 angka 1 UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya menyatakan bahwa : Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, kawasan cagar budaya di darat/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pemdidilan, agama dan kebudayaan melelaui proses penetapan.

Hal tersebut menjelaskan bahwa bangunan sejarah nerupakan cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah. Lingkup Pelestran cagar budaya meliputi:

a) Pelindungan, merupakan upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan dengan cara Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan Pemugaran Cagar Budaya.

b) Pengembangan, merupakan peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi Cagar Budaya serta pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi, dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian.

(5)

pelabuhan Ende digunakan sebagai sarana transportasi masyarakat Kabupaten Ende dan sekitarnya unutk berpergian. Selain itu Pelabahuan ini juga digunakan sebagai aktivitas pereekonomian di Pulau Flores khusunya Kabupaten Ende dan sekitarnya.Sebelum berganti nama menjadi Pelabuhan Bung karno, pelabuhan ini dinamai Pelabuhan Ende. Melalui kapal yang datang secara teratur setiap bulan, Bung Karno menerima dan mengirimkan surat-surat sebagai sarana komunikasi untuk terus mengglorakan semangat juang kebangsaan. Pelabuhan Ende menjadi simbol penghubung antara Sukarno dengan dunia luar.

Gambar 2 Pelabuhan Ende Sumber : http://www.bungkarnodiende.com

2. Pos Militer

Di tempat inilah ketika pertama kali di Ende, pegawai yang mengawal Bung Karno dari Surabaya menyerahkan beliau kepada pemerintah setempat. Begitu tiba di Ende, Bung Karno dan keluarganya di bawa oleh prajurit Belanda menuju sebuah Pesanggrahan yang saat ini menjadi Markas Polisi Militer (POM). Di pos ini pula Bun Karno harus melapor secara rutin. Di Ende, ruang gerak Bung Karno sangat dibatasi. Ia tak boleh pergi lebih dari 5 km dari Ende. Walupun serba dibatasi secara fisik namun Bungkarno tetap mengobarkan semangat juang kebangsaan, baik melalui komunikasi surat maupun karya budaya.Pos Militer saat ini digunakan sebagai Kantor Polisi Militer di Kabupaten Ende yang letaknya di jalan Kartini.

(6)

Rumah pengasingan Bung karno selama di Ende terletak di Jln. Perwira. Rumah ini menghadap ke timur dengan luas bangunanya 9 x 18 m2 dan memiliki tiga kamar yang berderet satu kamar tidur untuk Bung Karno, satu kamar untuk Ibu Inggit bersama Ibu Amsih, dan satu kamar lagi untuk ruang tamu.. Rumah ini pada awalnya merupakan rumah milik warga ende yaitu H.Abdullah Ambuwaru yang kemudia dikontrak oleh Bung Karno. Di belakang rumah ini juga ada sebuah ruangan yang sering digunakan Bung Karno untuk salat dan bermeditasi. Masih membekas dua telapak tangan Bung Karno ketika ia bersujud. Ada juga sebuah sumur yang airnya masih dapat digunakan hingga sekarang. Pada saat ini bangunan tersebut tidak ada yang berubah dari tahun 1927 kecuali seng yang sering bocor disaat musim hujan. Selain itu. Bangunan pertama berupa bangunan yang menghadap timur yang memiliki 6 buah ruangan dan sebuah serambi belakang. Bangunan kedua berupa bangunan yang menghadap ke utara yang memiliki 5 ruangan. Bagian timur dan selatan situs dibatasi oleh pagar besi yang dikombinasi dengan pilar campuran semen, bagian barat dibatasi oleh tembok berbahan batako dan di sisi utara dibatasi tembok rumah penduduk dan pagar besi.

(7)

jauh dari taman perenungan ini, hampir setiap sore hari, Bung Karno ke pantai, merenung dan membaca di bawah pohon sukun. Berdasarkan beberapa sumber bahwa pohon sukun yang ditanam Soekarno tumbuh dengan bercabang lima berdasarkan butir-butir dari pancasila. Saat ini, telah menjadi area taman dengan patung Bung Karno di pusat taman. Serta perkerasan conblock dan keramik. Diyakini gagasannya yang cemerlang akan Falsafah Negara Pancasila terlahir dalam proses permenungannya di bawah pohon Sukun ini. Dan ini diakui sendiri oleh Presiden Soekarno pada saat kunjungan kerja ke Ende tahun 1955. Pohon sukun yang menjadi naungan Bung Karno saat itu telah tumbang di tahun 60-an karena termak60-an usia d60-an sekar60-ang adalah pohon kedua y60-ang dit60-anam kembali sebagai duplikat untuk mengenang tempat Bung Karno merenungkan Dasar Negara dan pohon ini tumbuh subur dengan lima cabang yang diyakini oleh masyarakat Ende sebagai perwujudan ke-lima sila dari Pancasila.

Gambar 5 Taman Bung Karno dan Pohon Sukun Sumber : http://endefloresntt.blogspot.com

5. Masjid Ar-Rabithah.

Selama pengasingan di Ende, Bung Karno sering mengikuti shalat Jumat di masjid ini. Masjid ini letaknya di jalan masjid, kelurahan Kota Ratu dan juga merupakan masjid pertama yang ada di Kabupaten Ende.Kondisi bangunan saat ini cukup baik dan mengalami beberapa pemugaran. Masjid ini bukan masjid yang dibangun oleh Bung Karno melainkan bangunan masjid yang sudah ada yang digunakan penduduk sekitar melakukan ibadah setiap hari.Saat ini masjid tersebut digunakan sebagai tempat ibadah pada umumnya. Kondisi bangunannya cukup baik dan terawat.

(8)

Sebuah bangunan gedung tua yang sering di gunakan oleh Bung Karno untuk mementaskan drama/ tonil hasil tulisannya selama masa pembuangan di Ende . Di tempat ini telah dipentaskan tonil drama karya Bung Karno dengan tema-tema perjuangan melawan penjajah. Lokasi bangunan gedung ini terletak di jalan Kathedral yang berjarak kurang lebih 1 km dari pusat kota Ende. Dokter Syaitan merupakan salah satu sandiwara hasil garapan yang dipentaskan dan dilakoni oleh masyarakat lokal yang juga merupakan rekan seperjuangan Bung Karno. Suatu upaya pencerdasan masyarakat disamping membangkitkan rasa kebersamaan dan nasionalisme lewat dunia seni. Sesuatu yang dapat membangun kesadaran, mencetus opini bahwa kemauan dan kreativitas tak akan pernah dapat dipadamkan oleh intimidasi dan kondisi terbelenggu.

Tercatat, ada 13 karya drama yang telah dihasilkan oleh Bung Karno. Saat ini kondisi bangunan kurang terawat, beberapa bagian bangunan mengalami kerusakan. Telah ada perubahan pada beberapa elemen bangunan, seperti jendela dan tritisan. Tidak ada penanda yang menunjukkan Bung Karno pernah memanfaatkan bangunan tersebut untuk pertunjukan tonil.

Gambar 7 Penerbit Nusa Indah & Gedung Immaculata Sumber : http://endefloresntt.blogspot.com 7. Rumah Pastoran

(9)

Gambar 8 Gedung Pastoran Sumber : http://www.bungkarnodiende.com 8. Eks Toko De Leew

Toko De Leew merupakan tempat Bung Karno berkirim surat ke sahabat-sahabatnya. Pada saat ini bangunan aslinya sudah hilang dan digantikan menjadi tempat perdagangan pakaian atau sejenis ruko.

Gambar 9 Toko De Law

Sumber : http://endefloresntt.blogspot.com 9. Makam Amsi.

(10)

Gambar 9 Makam Ibu Amsi Sumber : http://endefloresntt.blogspot.com Kesimpulan

Secara umum bangunan peninggalan Bung Karno masih tetap terjaga, namun ada beberapa bangunan yang sudah rusak atau punah. Seperti Eks toko Toko De Leew yang digantikan fungsinya sebagai tempat perdagangan dan gedung Imacaluta yang biasa digunakan Bung Karno untuk mementaskan drama/ tonil hasil tulisannya selama masa pembuangan di Ende yang kondisinya tidak terawat. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Ende perlu melestarikan dan menjaga bangunan-bangunan tersebut agar tidak hilang atau termakan usia. Sejauh ini pemerintah Kabupaten Ende telah menjalis kerja sema dengan Yayasan Ende Flores yang didirikan atas inisiatif Prof.Dr Boediono (Mantan Wakil Presiden RI) yang diketuai oleh Dr.Ignad Kleden. Namun sejauh ini masih 2 tempat Bung Karno yang sudah di renovasi yaitu rumah pengasingan Bung Karno dan Taman perenungan Bung Karno.Berdasarkan beberapa sumber di Kabupaten Ende merupakan kota dimana dasar negara pancasila dilahirkan, hal ini diperkuat disaat kedatangan Bung Karno pada tahun 1950 pada saat itu. Selain itu bangunan tersebut bias dikembangkan menjadi wisata sejarah.

(11)

Antariksa. Pelestarian Bangunan Kuno Bersejarah Di Kota Malang

Azizu N.N, Antariksa, Wardhani D.K, Pelestarian Kawasan Benteng Keraton Buton. Jurusan PWK, Universitas Brawijaya

Perkasa P (2010). Konservasi Bangunan Bersejarah di Desa Bahu Palawa. Universitas Kristen Palangkaraya.Vol.5 No.1

Utomo T.P, Tipologi dan Pelestarian Bangunan Bersejarah, Jurnal Ornamen Vol.2, Ni 1 Januari 2005. STSI Surakarta

Wiraswati A.V. Rimadewi S (2012). Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Berbesais Partisipasi Masyarakat, Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1

Dari Internet

http://eprints.undip.ac.id/40744/2/Bab_2.pdf

http://www.bungkarnodiende.com/id/tentang-kami/yayasan-ende-flores#&panel1-1

http://diasporaiqbal.blogspot.com/2014/05/rumah-pengasingan-bung-karno-di-ende.html

https://caderabdul.wordpress.com/2013/09/15/bung-karno-dan-pohon-sukun/

Gambar

Gambar 1 Tempat Peninggalan Bung Karno di Ende
Gambar 2 Pelabuhan Ende
Gambar 4 Rumah Pengasingan Bung Karno
Gambar 5 Taman Bung Karno dan Pohon Sukun
+3

Referensi

Dokumen terkait

atas hasil Evaluasi Dokumen Penawaran File I untuk pekerjaan Manajemen Konstruksi Rehab Pembangunan Pagar Keliling dan Pagar Tembok Depan, Pembangunan Blok,

• Adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi kamera diatas ketinggian objek yang

Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang dan kondisi ini disebut dengan kondisi yang konstan

This study aimed to identify the unfolding signatures and to reveal the unfolding mechanism of a GB1 protein and the role of salt-bridge pairs in maintaining the stability of the

Hal terakhir dalam siklus yang harus dilakukan adalah pembentukan tim penanggung jawab  program  pengembangan  dan  implementasi  E‐Commerce.  Hampir 

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan bahwa “Terdapat Perbedaan literasi keuangan masyarakat anggota CU yang mendapat pendidikan

4 Kasubsi APJ menerima dan mendisposisikan kepada pelaksana untuk: - menatausahakan surat keputusan keberatan; dan - membuat konsep Surat Pembatalan SPTNP dan memo penarikan

[r]