I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kecamatan Pemulutan Barat merupakan bagian wilayah dari kabupaten Ogan Ilir yang terbentuk melalui Undang – undang nomor 37 tahun 2003 yang merupakan hasil pemekaran dari kabupten Ogan ilir. Pemulutan barat memiliki luas wilayah 46,75 km2 atau 4,675 Ha dan memiliki ketinggian tempat rata – rata 8 meter di atas permukaan laut.Kecamatan Pemulutan Barat Kabupaten Ogan ilir sebagai daerah baru hasil pemekaran mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup dinamis, sehingga perlu adanya sarana dan prasarana pendukung seperti ketersediaan air bersih yang cukup, guna berlangsungnya aktifitas masyarakat didaerah tersebut. Karena semakin menurunya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, seperti alih fungsi lahan hijau yang merupakan daerah tangkapan air dan perubahan lahan pertanian menjadi area pemukiman, hal ini sangat berpengaruh pada kualitas air. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas tugas akhir dengan judul : “Perencanaan Teknis Air minum di ibukota kecamatan (IKK) Pemulutan Barat kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan”.
Agar kebutuhan air minum atau air bersih dapat memenuhi kapasitas total distribusi, maka kita harus dapat melihat proyeksi penduduk di tahun mendatang yang akan direncanakan. Dengan melihat proyeksi penduduk, peruntukan kota dan kondisi ekonomi diharapkan kebutuhan akan air bersih atau air minum pada suatu daerah yang direncanakan dapat terpenuhi.Oleh karena itu perlu melaksanakan proyek untuk pengadaan air minum. Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan daerah merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan penyediaan air disuatu daerah.
Untuk memenuhi semua kebutuhan air bersih di kecamatan pemulutan barat, perlu dilakukan perhitungan debit aliran serta jenis dan diameter pipa yang akan digunakan untuk mambawa air bersih tersebut. Diharapkan perhitungan system teknik air minum ini bisa tetap memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2026 nanti.
Adapun dalam pembuatan tugas akhir ini, perumusan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung pertambahan penduduk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2026, dengan menggunakan metode Geometrik
2. Menghitung fluktuasi pemakaian air
3. Menentukan debit yang akan dialirkan dan hilang tinggi tekan, dengan iterasi hardy cross dan program epaNet.
I.3. Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya tugas akhir ini adalah:
1. Menghitung pertumbuhan penduduk di Pemulutan Barat dari tahun perencanaan 2016 sampai 2026
2. Menghitung kebutuhan air minum penduduk di kecamatan Pemulutan Barat.
3. Merencanakan sistem penyediaan air minum yang mampu memenuhi kebutuhan penduduk di pemulutan barat.
I.4. Ruang Lingkup Penulisan 1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah adalah pada daerah di ibukota kecamatan pemulutan barat kabupaten ogan ilir provinsi sumatera selatan.
1.4.2. Ruang Lingkup Penulisan
Penelitian difokuskan pada perencanaan teknis jaringan pipa induk untuk air minum pada IKK Pemulutan Barat provinsi Sumatera Selatan, dengan cara:
a. Meramalkan jumlah penduduk dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2026, menggunakan metode geometrik
b. Menentukan debit pengaliran hingga mencukupi kebutuhan penduduk yang telah direncanakan sampai dengan tahun 2026 menggunakan metode hazen Williams dan diiterasi dengan hardy cross
c. Serta menentukan hilang tinggi tekan dengan hazen Williams, dilanjutkan dengan iterasi hardycross dan program epaNet.
Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini disusun menjadi 5 bab dengan uraian sebagai berikut:
a. Bab I. Pendahuluan
Pembahasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. b. Bab II. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai landasan teori umum mengenai Defenisi dan Persyaratan Air Bersih, Kebutuhan Air Bersih, kehilangan air, sumber air baku, sistem distribusi dan sistem pengairan air bersih, dan Hidraulika Aliran dalam Perpipaan.
c. Bab III. Metodelogi Penelitian
Pembahasan mengenai langkah-langkah dan metode yang digunakan dalam merancang jaringan pipa air minum.
d. Bab IV. Pembahasan
Pembahasan mengenai gambaran umum dan perhitungan kapasitas serta pembahasan dan perancangan debit dan diameter pipa menggunakan metode hardy cross dan rumus Hazen Williams dilanjutkan dengan bantuan program EpaNet.
e. Bab V. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil Perencanaan teknis air minum di ibu kota kecamatan (IKK) Pemulutan Barat Kabupaten Ogan ilir provinsi sumatera selatan.
Selain berisikan keenam bab tersebut di atas, laporan ini juga dilengkapi dengan pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, dan lampiran yang digunkan dalam menyusun laporan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990).
2.1.2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih 2.1.2.1. Persyaratan Kualitas
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Persyaratan
kualitas air bersih adalah sebagai berikut (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990):
1. Persyaratan fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 250 C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 250 C ± 300 C.
2. Persyaratan kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam.
3. Persyaratan bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli
atau fecal coli dalam air. 4. Persyaratan radioaktifitas
Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma
2.1.2.2. Persyaratan Kuantitas (Debit)
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat tinggalnya.
2.1.2.3. Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.
2.1.2.4. Persyaratan Tekanan Air
tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah adalah 5 mka (meter kolom air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi adalah 22 mka (setara dengan gedung 6 lantai).
Menurut standar dari DPU, air yang dialirkan ke konsumen melalui pipa transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani konsumen hingga yang terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 10mka atau 1atm. Angka tekanan ini harus dijaga, idealnya merata pada setiap pipa distribusi. Jika tekanan terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya pipa, serta merusak alat-alat plambing (kloset, urinoir, faucet, lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar tidak terlalu rendah, karena jika tekanan terlalu rendah maka akan menyebabkan terjadinya kontaminasi air selama aliran dalam pipa distribusi.
2.2. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, pengelolaan kota dan lain – lain. Prioritas kebutuhan air meliputi:
2.2.1. Kebutuhan domestik
Merupakan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dan sambungan kran umum. Jumlah kebutuhan didasarkan pada banyaknya penduduk, persentase yang diberi air dan cara pembagian air yaitu dengan sambungan rumah atau melalui kran umum. Jumlah sambungan rumah dihitung dari jumlah pelanggan baru, yaitu 5 orang per sambungan, sedangkan jumlah kran umumnya didasarkan atas 100 orang per kran umum. Kebutuhan air per orang per hari disesuaikan dengan standar yang biasa digunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan pada kategori kotanya. Di dalamnya setiap kategori tertentu kebutuhan air per orang per hari berbeda-beda.
Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Air Bersih
Kategori kota
Kebutuhan air bersih
(liter/org/hari)
Kota Metropolitan Kota Besar
Kota Sedang Sumber : DPU Cipta Karya Sum-Sel
Berikut ini merupakan rumus perhitungan kebutuhan air domestik (Kimpraswil,2003):
Penduduk terlayani : Jumlah terlayani awal tahun rencana x %layanan Kebutuhan air (l/hari) : penduduk terlayani x kebutuhan air (l/org/hr) Kebutuhan air (l/det) : kebutuhan air (l/hr)/24x60’x60’’)
2.2.2. Kebutuhan non domestik
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran, perdagangan serta fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah, sekolah, hotel, puskesmas, militer serta pelayanan jasa umum lainnya.
2.2.3. Kehilangan air
Kehilangan air pada PDAM diasumsikan sekitar 20 % - 30 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Kebocoran pada pipa distribusi akibat bencana alam ataupun akibat aktifitas manusia, misalnya : proyek perbaikan jalan dan lain sebagainya.
2. Pencurian pada beberapa tempat sering kali tidak dapat dihindari.
3. Kerusakan pada peralatan instalasi misalnya : kerusakan pintu air, kerusakan pipa besi akibat korosi dan lain sebagainya.
2.2.4. Fluktuasi kebutuhan air
Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat tetapi akan berfluktuasi. Fluktuasi yang terjadi tergantung pada suatu aktivitas penggunaan air dalam keseharian oleh masyarakat. Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok :
1. Kebutuhan rerata
2. Kebutuhan harian maksimum 3. Kebutuhan pada jam puncak
hari-hari tertentu dan pada jam puncak pelayanan. Sehingga penting mempertimbangkan suatu nilai koefisien untuk keperluan tersebut. Kebutuhan air harian maksimum dan jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan dasar dan nilai kebocoran dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Kebutuhan harian maksimum = (1,10 - 1,15 ) x Qtot 2. Kebutuhan pada jam puncak = (1,15- 3,00) x Qtot (Sumber : PDAM Kota Palembang)
2.3. Sumber Air
Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk jaringan tramsmisi, distribusi dan sebagainya.
Secara umum sumber air dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian jatuh ke bumi berbentuk air
2. Air Permukaan
Air permukaan dapat berasal dari sungai, danau dan air tanah yang mengalir keluar dari bumi (mata air).
3. Air Tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat pada lapisan tanah yang biasanya disebut aquifer. Dalam menentukan sumber air baku untuk suatu sistem penyediaan air bersih diperlukan suatu pertimbangan tertentu, agar air baku yang dipilih selain memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas juga lebih mudah diperoleh, baik dari segi teknis maupun ekonomis.
2.4. Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih 2.4.1. Sistem Distribusi Air Bersih
perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem:
Continuous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
2.4.2. Sistem Jaringan Distribusi Perpipaan
Sistem jaringan distribusi perpipaan merupakan suatu sarana fisik yang bertujuan membawa atau memindahkan air minum dan reservoir menuju konsumen di daerah pelayanan. Selain itu, system distribusi harus pula dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan lain agar dapat berfungsi dengan baik.
Qdesign = Qpeak
Koefisien HW untuk PVC, C = 130 – 140 Koefisien HW untuk Pipa besi, C = 100 – 120 Sisa tekan di ujung pelayanan minimal 10 mka
Pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan tekanan
b. Metode perhitungan
Dalam perencanaan jaringan pipa distribiusi air minum, digunakan rumus hazen William sebagai berikut (Triadmodjo,1993):
Q=0.2785.C.D2.63.(Hf/L) Dimana :
Q = debit air yang mengalir C = koefisien Hazen Williems Hf = Kehilangan tekanan meter L = panjang pipa meter
Tabel Koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams
Jenis pipa
C
Extremely smooth and straight pipes 140 New Steel or Cast Iron 130
Wood;concrete 120
New Riveted Steel; vitrified 110
Old Cast Iron 100
Very Old and Corroded Cast Iron 80
Sumber : Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill. New York. 1987.
Perhitungan keseimbangan antara diameter dan debit air yang mengalir akan digunakan simulasi komputer dengan menggunakan metode hardy cross.
Persamaan kontinuitas :
Pada tiap node berlaku persamaan :
∑ Q = q external
Pada setiap pipa berlaku persamaan energy :
∑ Ki Qin = 0
Berikut merupakan rumus debit pengaliran (Ranald V Giles : 1996)
Q = Qo + ∆Q
∆Q = - (∑ K. Qo2/∑ 2.K.Qo)
K = 101,6 x L / π2 x Kst2 (d)16/3
Q = Debit pengaliran (m3/det) Qo = Debit pengaliran awal (m3/det) K = Konstanta untuk pipa
Kst = Koefisien gesekan pipa (l/n). L = Panjang pipa (m)
2.6. Hidraulika Aliran dalam Perpipaan 2.6.1. Pipa Bertekanan
Suatu pipa bertekanan adalah pipa yang dialiri dalam keadaan penuh. Pipa semacam ini seringkali lebih murah daripada saluran terbuka atau talang air, karena pada umumnya mengambil lintasan yang lebih pendek. Bila air langka didapat, pipa bertekanan dapat digunakan untuk menghindari kehilangan air akan rembesan yang terjadi pada saluran terbuka. Pipa bertekanan lebih disukai untuk pelayanan penyediaan air minum, karena kemungkinan tercemarnya lebih sedikit. Karena insinyur pengairan hampir secara eksklusif menangani masalah aliran turbulen di dalam pipa.
2.6.2. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida
Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang memugkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga pengukuran kecepatan merupakan fase yang sangat penting dalam menganalisa suatu aliran fluida. Kecepatan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel yang dikenali untuk bergerak sepanjang jarak yang telah ditentukan. Besarnya kecepatan aliran fluida pada suatu pipa mendekati nol pada dinding dan mencapai maksimum pada tengah-tengah pipa. Kecepatan biasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan yang tidak serius dalam masalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya adalah pada penampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan pada aliran fluida umumnya menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yang disebutkan.
2.6.3. Kehilangan Tinggi Tekan
sikat rembesan dan penguapan yang terjadi pada saluran terbuka. Pipa bertekanan lebih disukai untuk pelayanan air minum, karena lebih sedikit kemungkinan tercemar (Ray K. Linsey, Joseph B. Franzini 1985). Masalah jaringan pipa dipecahkan dengan metode pendekatan yang berturutturut, karena setiap penyelesaian analisis akan membutuhkan penggunaan berbagai persamaan sekaligus, yang beberapa di antaranya tidak linear. Suatu prosedur yang disarankan oleh Hardy Cross (Analysis of flow in Networks of conduits or Conductors) menuntut bahwa aliran di dalam tiap-tiap pipa dianggap sedemikian rupa, sehingga asas-asas kontuinitas dipenuhi pada masingmasing titik simpul. Suatu koreksi terhadap besar aliran yang diandalkan haruslah dihitung berturut-turut untuk setiap putaran pipa di dalam jaringan yang bersangkutan, sehingga koreksinya berkurang hingga suatu besaran yang dapat diterima.
2.7. Metoda Geometrik (Rumus Bunga Berbunga)
Metoda geometrik ini digunakan jika pertumbuhan penduduk bertambah secara eksponensial (deret ukur), Pertumbuhan geometrik ini dapat dihitung menggunakan rumus yang lebih dikenal sebagai rumus bunga berbunga, (Demografi umum, Ida Bagus Mantra), yaitu:
Pf = Po (1+r)n
Dimana : Pf = Jumlah penduduk pada tahun perencanaan
Po = Jumlah penduduk tahun awal
R = Rasio
n = Perbedaan waktu (tf - to)
Metode hardy cross dengan bantuan Microsoft exel akan terus mengulang (iterasi) debit dengan koreksi debit pada masing – masing pendekatan sehingga mendapatkan debit – debit yang merpakan debit – debit optimum dari tiap – tiap ruas jaringan pipa.
Rumus perhitungan konstanta hardy cross (Kanjalia,Dkk :2009):
Rumus Hazen Williams :
K =
Ket :
L = panjang pipa
CHW = koefisien gesekan hazen Williams
D = diameter pipa
Rumus perhitungan debit pada masing – masing pipa dengan metode hardy cross :
∆Q =
≤
5% Q terkecilIII. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tidak langsung dengan melakukan analisa geostatistik hasil pemeriksaan lapangan oleh pihak yang terkait, lalu meramalkan pertambahan penduduk dan membuat rancangan jaringan pipa untuk tahun – tahun mendatang sampai dengan 2026.
III.1. Rencana Kerja Penelitian
Prosedur-prosedur dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini terdiri dari : 3.1.1. Studi Pustaka
internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data yang diperoleh berupa litaratur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
3.1.2. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperlukan terdiri dari :
Data Sekunder : Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dalam permasalahan ini, seperti Dinas PUcipta karya, jurnal, buku literatur, internet, PDAM Tirtamusi, dan foto – foto lokasi.
3.1.3. Analisa Data
Pengolahan data pada tugas akhir ini dilakukan dengan menghitung perkiraan jumlah penduduk dari tahun 2011 hingga 2026. Lalu menghitung, dan merencanakan debit aliran serta hilang tinggi tekan dan perencanaan jaringan pipa.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Meramalkan pertambahan jumlah penduduk mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2026, dengan menggunakan pendekatan metode geometrik.
b. Menentukan fluktuasi Pemakaian air c. Menghitung hilang tinggi tekan
d. Melakukan perhitungan Debit aliran dan rancangan system jaringan distribusi perpipaan, terhadap pertambahan jumlah penduduk yang telah dihitung, dengan menggunakan rumus hazen William dan itterasi hardycross serta dengan perbandingan program epaNet.
e. Kesimpulan dan Saran
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Menghitung pertambahan jumlah penduduk dari tahun 2011 hingga 2026 menggunakan metode geometrik
Merencanakan system pendistribusian air minum dengan rumus hazen Williams, serta iterasi dgn hardy cross dibantu dengan
perbandingan program epaNEt
Kesimpulan
Selesai Studi Literatur -tulisan ilmiah (paper) -buku
-informasi penunjang
Data Sekunder Foto – foto lokasi
Data – data jumlah penduduk kecamatan pemulutan barat
Data kebutuhan air penduduk Mulai
I. RENCANA PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah pada ibu kota kecamatan (IKK) Pemulutan Barat kabupaten ogan ilir
4.2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dumulai sejak Oktober 2011 sampai dengan Januari 2011.
4.3. Jadwal Penelitian
Tabel rencana jadwal penelitian:
No Jadwal Kegiatan
oktober Novemb er
Desemb
er Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Pengumpulandata
3 PengolahanData
4 Analisa Data
5
Pembuatan Laporan dan
Persiapan Presentasi Sidang
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Rusli K, Susanto A, 2009. Perhitungan Debit Pada Sistem Jaringan Pipa Dengan Metode Hardy Cross menggunakan rumus Hazen Williams dan Manning .Univ.Maranatha.Bandung
Masduki, Ali Dkk, 2008. Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis
Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir. Seminar
PascaSarjana ITS. Surabaya
Kodoatie, Robert J, 2002. Hidrolika Terapan: Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa. Penerbit Andi. Yogyakarta
Totok Sutrisno, C, dkk, 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Prasuhn, Alan L, 1987. Fundamental of Hydraulic Engineering. Holt, Reinhart and Winston, Inc. International Edition