• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - LAP. BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I - LAP. BOGOR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KOORDINASI DAN KONSULTASI

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

KE PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

TENTANG PERALIHAN PBB P2

MENJADI PAJAK DAERAH

TAHUN 2012

Oleh :

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SELUMA

(2)

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Ketentuan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan akan dialihkan menjadi Pajak Daerah selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari 2014. Menindaklanjuti hal ini maka Pemerintah Daerah Kabupaten seluma mengambil langkah-langka salah satunya dengan membentuk tim Koordinasi dan Konsultasi sesuai dengan SK NO 572 tahun 2012 dan penjabaranya dituangkan dalam surat Tugas No………. 213/PMK.07/2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2010.Untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan maka perlu diadakan Koordinasi dan Konsultasi ke Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat yang telah melaksanakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan pada tanggal 1 Januari 2012.

Koordinasi dan Konsultasi Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ke Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2012. Adapun latar belakang dari laporan ini adalah untuk dapat menjadi bahan perbandingan pelaksanaan peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan pada Pemerintah Kabupaten Bogor dengan daerah lain yang juga telah melaksanakan peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan untuk selanjutnya dapat menjadi bahan atau acuan bagi Pemerintah Kabupaten Seluma dalam menyongsong peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Seluma pada tahun 2014.

1. 2. TUJUAN

(3)

BAB II

Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Ke Kabupaten Bogor merupakan rangkaian kegiatan untuk mengatahui bagaimana tata cara dan persiapan Pemerintahan Kabupaten Bogor dalam menangani peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Dalam Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan didapat gambaran umum Pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan Perkotaan sebagai berikut :

1. Persiapan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Bogor dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2012. Perkembangan jumlah Objek Pajak di Kabupaten Bogor berdasarkan trend terus meningkat rata2 sebesar 5%. Saat ini jumlah Objek Pajak di Kabupaten Bogor mencapai 1,6 juta Objek Pajak

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

-

Hal-hal yang dipersiapkan dalam rangka peralihan Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan Perkotaan ini adalah sebagai berikut:

1.1. PERATURAN DAERAH

Dalam Rangka menunjang peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ini maka Pemerintahan Kabupaten Bogor telah menerbitkan :

(4)

2. Menerbitkan Peraturan Bupati No 59 Tahun 2011 yang berisikan Juklak dan juknis peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Isi Perda Kabupaten Bogor no 10 tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan tidak seluruhnya mengacu kepada UU Pajak Bumi dan Bangunan yang masih berlaku di beberapa daerah, perbandingannya adalah sebagai berikut :

UU PBB PERDA PBB P2

Objek Bumi dan atau bangunan Bumi dan atau bangunan kecuali kawasan yang

NJKP 20 S/D 100% TIDAK DIPERGUNAKAN

NJOP

(5)

Sedangkan Untuk menunjang kegiatan pihak Pemerintahan Kabupaten Bogor untuk sementara masih menyewa Sewa Gedung sementara, Lemari, Kursi Cetakan : SPPT, STTS, Formulir – formulir lainnya.

1.3. KEBUTUHAN PEGAWAI

Sedangkan kebutuhan pegawai yang di butuhkan untuk pelaksanaan peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Pemerintah Kabupaten Bogor membutuhkan pegawai sebanyak 270 pegawai sedang pada saat ini pegawai yang sudah ada di Dispenda Bogor yang menagani PBB ini sebanyak 130 Orang sehingga masih banyak membutuhkan penambahan baik untuk eselon maupun di level staf. Kekurangan Pegawai tersebut pada saat ini dilakukan dengan sistem Outsourching yaitu memakai jasa pihak ketiga dalam mengisi kekurangan pegawai tersebut dimana pegawai yang mengsisi Kekurangan tersebut bukan dari Pegawai Negeri sipil.

Selain memakai jasa Outsurching, Pemerintah Kabupaten Bogor dalam mempersiapkan peralihan ini telah mengirimkan 3 orang pegawai untuk mengikuti Diklat Penilaian PBB yang diselenggarakan oleh pemkab Bogor dengan Badan Diklat Perpajakan, 4 orang pegawai mengikuti Bimtek Pengolahan PBB yang dilaksanakan oleh pemprop Jabar bekerjasama dengan Badan Diklat Perpajakan. Disamping itu Pemkab Bogor juga mengirim 2 orang pegawai untuk mengikuti Workshop IT untuk OC dan 2 orang untuk mengikuti Workshop IT untuk Programmer yang diselenggarakan oleh DJP Jakarta dan mengutus 1 orang pegawai untuk mengikuti Diklat Juru Sita yang diselenggarakan Pemprop Jabar dengan Badan Diklat Perpajakan. Untuk meningkatkan peran serta dari Aparatur Kecamatan dan Desa Pemkab Bogor bekerja sama dengan Kantor Pusat DJP mengadakan Bimtek Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan perkotaan yang selanjutnya diteruskan dengan pelaksanaan Bimtek untuk Sekdes dan Seklur.

1.4. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA

(6)

Disamping itu Pemerintahan Kabupaten Bogor juga membentuk membentuk UPT (unit pelaksana teknis) sesuai dengan Perbup No 3 Tahun 2012 yang disesuaikan dengan potensi dari masing2 wilayah yang ada di Kabupaten Bogor.

Pada saat ini Pemerintahan Kabupaten Bogor mempunyai 20 UPT yang tersebar di 40 kecamatan. Tugas upt adalah sebagai berkut :

1. Menyusun data dan potensi pajak daerah baik pajak pbb maupun pad lainnya.

2. Pendistribusian SPPT pajak terhutang ke WP yang ada wilayah kerja masing2

3. Menyiapkan bahan penyusunan target penerimaan pajak daerah 4. Monitoring dan membantu penagihan pajak daerah di wilayah

kerjanya

5. Memfasilitasi dan tindak lanjut atas permohonan WP yang berkaitan dengan pungutan pajak

6. Pelaksanaaan verifikasi lapangan untuk meperoleh data dan informasi yang akurat.

7. Pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah kecamatan desa atau kelurahan dalam rangka kelancaran tugas dan peningkatan pendapatan

8. Penyusunan dan penyampaian pelaporan kegiatan UPT

1.5. SOSIALISASI

Dalam Rangka Menunjang Keberhasilan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Pemerintahan Kabupaten Bogor Melakukan Sosialisasi-sosialisasi kepada WP. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada WP bahwa Pengolahan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan tidak lagi ditangani oleh Kantor Pajak Pratama tetapi sudah ditangani oleh Pemerintahan Kabupaten Seluma sehingga semua urusan yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilaksanakan di Pemerintahan Kabupaten Bogor khususnya di Dispenda Kabupaten Bogor

1.6. KERJASAMA

(7)

1.7. ANGGARAN BIAYA

Anggaran biaya yang dibutuhkan Pemerintahan Kabupaten Bogor dalam peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebesar lebih kurang sebesar 25 milyar dengan rincian sebagai berikut:

• Gedung : 17 Milyar

• Pendataan dan Updating : 3, 2 Milyar • Teknologi Informasi : 2 Milyar • Sarana & Prasarana UPTD : 2 Milyar • Rekruitmen Pegawai Bidang IT untuk Entry Data:

40 orang x 1.500.000 x 12 bulan : 720.000.000

2. Kendala Kendala yang di Hadapi pada saat Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

1. Data yang diserahkan oleh pihak KPP masing dalam bentuk data mentah yang harus dilakukan cleansing, customizing, simulasi dan lain-lain sehingga terjadi keterlambatan dalam proses pencetakan masal SPPT PBB. Pemecahannya adalah sebelum penyerahan data PBB tersebut Pemerintahan Kabupaten Bogor telah menyiapkan program2 yang berkaitan dengan pembacaan data PBB tersebut. Sehingga keterlambatan proses pencetakan SPPT masal tidak terjadi.

2. Data tunggakan piutang yang diserahkan kepada Pemerintahan Kabupaten Bogor bukan merupakan tunggakan yang riil yang dapat ditagih hal ini disebabkan karena masih banyak data ganda, objek pajak yang tidak ditemukan dan lain, hal ini berpengaruh kepada neraca daerah. Pemecahannya adalah Pemerintah Kabupaten Bogor mengharapkan agar data piutang yang diserahkan merupakan data yang riil sehingga dapat ditindaklanjuti dengan penagihan yang aktif.

3. Adanya kenaikan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan yang cukup signifikan setalah adanya peralihan, sehingga banyaknya komlain dari WP yang ada atas penetapan tarif pajak yang dikenakan. Hal ini disebabkan belum adanya penetapan Zona Tarif Tanah (ZNT) yang berisikan data harga tanah. Pemecahan masalah ini adalah pemerintahan Kabupaten Bogor telah meyusun harga tanah di Kabupaten Bogor dan menyusun Zona Nilai Tanah, sehingga harga tanah yang ada di Kabupaten Bogor berbeda-beda sehingga penetapan tarif pajak juga berbeda.

(8)

Lebih Kurang 200% dari pengenaan tarif Pajak Bumi dan Bangunan yang lama. Berdasarkan tarif baru inilah banyak sekali terjadi komplain dari WP. Untuk mengatasi hal ini pemerintah Kabupaten Bogor menggunakan tarif sebesar 0.10% dari nilai objek pajak yang di bawah 1 milyar dan dan tarif sebesar 0,20% dari nilai objek pajak di atas 1 milyar.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

 Pelaksanaan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat telah berlangsung dengan baik.  Pemerintahan Kabupaten Seluma dapat Menerapkan Sebagian besar

langkah-langkah yang telah dibuat oleh Pemerintahan Kabupaten Bogor dalam rangka Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dengan menyesuaikan kondisi yang ada di Kabupaten Seluma.

2. SARAN

 Untuk mencapai keberhasilan proses peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik dari Legislatif maupun dari Eksekutif Kabupaten Seluma.

(9)

 Mempersiapkan SDM dan struktur organisasi dan tata kerja yang mengelola peralihan pajak bumi dan bangunan

 Daftar tunggakan piutang yang akan diserahterimakan harus diverifikasi terlebih dahulu.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kompleksitas yang terlibat dalam beroperasi di Negara-negara berbeda dan mempekerjakan kategori karyawan yang berbeda kebangsaan adalah suatu variable kunci yang

Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2OlL tentang

bahwa memenuhi ketentuan Pasal 185 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah cliubah beberapa kali terakhir dengan

Rumusan dalam penelitian ini adalah 1) Adakah pengaruhpengawasan melekat (waskat) kerjaterhadap kepuasan kerjakaryawan pada PT.Dewi Darma Tour dan Travel

Untuk melihat peningkatan dari semua aspek kemampuan guru dalam mengajar sebagai berikut: (a) melakukan kegiatan apersepsi pada siklus I dengan skor 3 sedangkan

Guru pamong telah membimbing dan mengarahkan praktikan dengan baik sedangkan dosen pembimbing adalah dosen yang memberikan bimbingan kepada praktikan selama

Tepung umbi garut dan tepung tempe kedelai diformulasikan untuk mendapatkan produk sereal flakes yang dapat diterima secara sensori, serta memenuhi kriteria mutu fisik,