• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah - Penentuan Kadar Amonia pada Outlet Limbah Industri Karet Dengan Spektrofotometer UV- Visible Secara Fenat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah - Penentuan Kadar Amonia pada Outlet Limbah Industri Karet Dengan Spektrofotometer UV- Visible Secara Fenat"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri

dan tempat–tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian

lingkungan (Chandra, 2006).

Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan atau proses produksi yang

secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemari

lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan manusia (Djatmiko dkk . 2000)

2.1.1. Jenis Limbah

Air limbah yang harus dibuang dari suatu daerah permukiman terdiri dari :

1) Air limbah rumah tangga (yang disebut saniter ),yaitu air limbah dari daerah

perumahan serta sarana–sarana komersial,institusional dan yang serupa dengan itu.

2) Air limbah industri yaitu bila bahan–bahan buangan industri merupakan bagian terbesar .

3) Air resapan/aliran masuk,yaitu air dari luar yang masuk kedalam sistem

pembuangan dengan berbagai cara,serta air hujan yang tercurah dari sumber – sumber seperti pipa.

(2)

Sesuai dengan sifatnya,limbah digolongkan menjadi 3 bagian,yaitu:limbah

cair,limbah gas,dan limbah padat.

1) Limbah cair yaitu buangan air yang berasal dari pendinginan. Sebuah pabrik

membutuhkan air untuk pendinginan mesin,lalu memanfaatkan air sungai

yang sudah tercemar disebabkan oleh sektor lain.

2) Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai

media.Pabrik mengeluarkan gas,asap, partikel debu melalui udara,dibantu

angin memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas.

3) Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan

sampingan hasil proses produksi (Gintings, 1992).

2.1.2. Limbah Cair Industri

Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari

pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain

itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga

di dalam proses harus di buang.Jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah

cair antara lain pengolah crumb rubber, minyak kelapa sawit,baja dan besi,minyak goreng (Chandra,2006).

2.1.2.1. Sifat –Sifat Limbah Cair Industri

Berdasarkan persenyawaan yang di temukan dalam air buangan

industri,sifat limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik

fisika,kimia,dan karakteristik biologinya.Pengamatan mengenai karakteristik ini

(3)

Sifat kimia dan fisika masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang

akan ditimbulkan terhadap lingkungan(Chandra,2006).

2.1.2.2. Karakteristik limbah cair

Karateristik fisik

Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industri

antara lain:

a. Padatan

Berasal dari bahan organik maupun bahan anorganik,baik yang

larut,mengendap maupun yang berbentuk suspensi.Pengendapandi bagian dasar

air akan mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar

penerima,selain menyebabkan tumbuhnya tanaman air tertentu,seperti eceng

gondok,juga berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air.Banyaknya padatan

menunjukkan lumpur yang terkandung dalam air limbah.

b. Kekeruhan

Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan

cahaya ke dalam air.Kekeruhan akan membatasi cahaya masuk kedalam air.Sifat

ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupunyang terurai seperti bahan

organik, jasad renik, lumpur,tanah liat dan benda lain yang melayang maupun

terapung.

c. Bau

Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat

(4)

yang menimbulkan gas.Kuatlemahnya bau yang ditimbulkan bergantung pada

jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.

d. Temperatur

Temperatur air limbah akan mempengaruhi badan penerima apabila

terdapat perbedaan suhu yang cukup besar.Temperatur juga dapat memengaruhi

kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu

memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda padat dan gas dalam air.

Pada suhu yang tertinggi terjadi pembusukan dan penambahan tingkatan oksidasi

zat organik.

e. Daya hantar listrik

Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus

listrik,yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat

pengukuran.

f. Warna

Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi

dalam air,selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.

Karakteristik kimia

Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam

tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya.Secara umum sifat air

dipengaruhi oleh bahan kimia organik dan anorganik

a. Bahan kimia organik

Karbohidrat dan protein, Minyak dan lemak, Pestisida, Fenol, Zat warna dan

(5)

b. Bahan kimia anorganik

Klorida, Fosfor, Logam berat dan beracun, Nitrogen, Sulfur.

Karakteristik biologi

Virus merupakan karakteristik limbah cair secara biologi (Chandra,2006).

2.1.3. Kualitas Limbah

Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari

kandungan pencemar dalam limbah.Kandungan pencemar dalam limbah terdiri

dari berbagai parameter.Semakin sedikit parameter dan semakin kecil

konsentrasi,menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin

kecil.Limbah yang diproduksi pabrik berbeda satu dengan yang lain,masing– masing memiliki karakteristik tersendiri pula.Karakteristik ini diketahui

berdasarkan parameternya.

Apabila limbah masuk kedalam lingkungan,ada beberapa kemungkinan

yang ditimbulkan:

1) Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti

2) Ada pengaruh perubahan tapi tidak menyebabkan pencemaran

(6)

Kualitas limbah dipengaruhi berbagai faktor, yaitu volume air limbah,

kandungan bahan pencemar.Penetapanstandar kualitas limbah harus dihubungkan

dengan kualitas lingkungan (Gintings,1992 ).

2.1.4. Dampak Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat

menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.Dampak tersebut antara lain:

1. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan–badan air yang

digunakan oleh manusia.

2. Mengganggu kehidupan dalam air,mematikan hewan dan tumbuhan air.

3. Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat

anorganik).

4. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga

terjadi penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir (Chandra,2006).

2.1.5. Pengolahan Limbah Cair Industri

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani

pengelolaan terlebih dahulu.Untuk dapat melaksanakan pengelolaan air limbah

yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik.Adapun tujuan dari

pengelolaan air limbah itu sendiri,antara lain:

1) Mencegah Pencemaran pada sumber air rumah tangga

2) Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air

3) Menghindari pencemaran tanah permukaan

(7)

Sementara itu,sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus

memenuhi persyaratan berikut:

1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber – sumber air minum.

2) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan

3) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air

didalam penggunaannya sehari – sehari

4) Tidak dihinggapi oleh serangga yang menyebabkan penyakit

5) Tidak terbuka dan harus tertutup

6) Tidak menimbulkan bau, atau aroma tidak sedap.

Menurut tingkat prosesnya,pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi

5 tingkatan.Namun,tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena

pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari

hasil pemeriksaan laboratorium.Dengan mengetahui jenis–jenis parameter dalam limbah,dapat ditetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan.Berikutbeberapa tahapan

pengolahan air limbah.

a. Prapengolahan (pretreatment)

Pada tahap ini,saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran

kurang lebih 30 x 30 cm untuk debit air 100 m2/jam sudah cukup baik.Untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik,saringan dapat dipasang secara seri sebanyak

dua atau tiga saringan.

b. Pengolahan primer (primary treatment)

Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat

(8)

terdahulu.Ada dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu pengolahan secara

kimia dan fisika.

Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan

padatan melalui penambahan zat kimia.Reaksi yang terjadi akan menyebabkan

berat jenis bahan padatan menjadi lebih besar dari pada air.Tidaksemua reaksi

dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik).

Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun

pengapungan yang di tujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air

limbah.Pengapungandilakukan dengan memasukkan udara kedalam air dan

menciptakan gelembung gas partikel halus terbawa gelembung ke permukaan

air.

c. Pengolahan sekunder

Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk menghilangkan

bahan organik melalui proses oksidasi biokimia.Didalam proses biologis

ini,banyak dipergunakan reaktor lumpur aktif dan trickling filter. d. Pengolahan tersier

Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang di

tujukan terutama untuk menghilangkan senyawa organik maupun

anorganik.Proses pada tingkat lanjut ini dilakukan melalui proses fisik

(filtrasi,destilasi,pengapungan,pembekuan,dan lain–lain)proses kimia (absorbsi karbon aktif,pengendapan kimia,pertukaran ion,elektrokimia,oksidasi,dan

reduksi) dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan nitrifikasi alga)

(9)

2.2. Amonia

Amonia merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah

dan disebut amonium; amonia sendiri berada dalam keadaan tereduksi

(-3).Amonia dalam air permukaan berasal dari air dan tinja; juga dari oksidasi zat

organik (HaObCcNd) secara mikrobiologis,yang berasal dari air alam atau air

buangan industri dan penduduk.

Dapat dikatakan bahwa amonia berada di mana–mana,dari kadar beberapa mg/L pada air permukaan dan air tanah,sampai kira- kira 30 mg/L lebih,pada air

buangan.Air tanah hanya mengandung sedikit NH3,karena NH3 dapat menempel

pada butir–butir tanah liat selama infiltrasi air ke dalam tanah,dan sulit terlepas

dari butir–butir tanah liat tersebut (Alaert, 1984).

2.2.1. Sifat fisik amonia

Adapun sifat fisik dari amonia adalah :

Amonia (NH3) berbentuk gas tidak berwarna, baunya khas.

Titik didih -33,5°C

Berat molekul 17,03 g

Tidak mudah terbakar

Mudah larut dalam air

Bersifat basa.

(Sumardjo, 2008 )

Aroma amonia kurang enak,sehingga kadar NH3 harus rendah.NH3

tersebut dapat dihilangkan sebagai gas melalui aerasi atau reaksi dengan asam

(10)

berbahaya atau sampai menjadi N2.Pada air buangan NH3,dapat diolah secara

mikrobiologi melalui proses nitrifikasi menjadi nitrit dan nitrat

(Alaert,1984).

Amonia digolongkan sebagai basa karena sepasang elektron yang tersedia.

H + .. │

H+ + H ─N ─ H → H─ N─H │ │

H H

Didalam teori Lewis basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang

dapat digunakan bersama. Reaksi asam basa adalah pembentukan ikatan

kovalen antara asam dan basa (Petrucci,1985).

Amonia (NH3) dan garam – garamnya bersifat mudah larut dalam

air.Ion amonium adalah bentuk transisi dari amonia.Amonia banyak

digunakan dalam proses produksi urea,industri bahan kimia (asam nitrat,

amonium fosfat,amonium nitrat dan amonium sulfat), serta industri bubur

kertas dan kertas (pulp dan paper).Sumber amonia di perairan adalah

pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang

terdapat di dalam tanah dan air,yang berasal dari dekomposisi bahan organik

(tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) oleh mikroba dan jamur. Proses

ini dikenal dengan istilah amonifikasi, ditunjukkan dalam persamaan reaksi:

N organik + O2 → NH3 –N + O2 → NO2-N + O2 → NO3-N

Amonifikasi nitrifikasi

(Effendi,2003 ).

Amonia (NH3) dibentuk dengan penambahan basa pada suatu garam

(11)

NH4++ OH- → NH3 + H2O

N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3

Amonia adalah gas yang berbau khas dan tidak berwarna, dan merupakan

pelarut yang lebih baik bagi senyawa organik namun umumnya adalah pelarut

yang lebih tidak baik bagi senyawa organik ionik. Amonia terbakar diudara

4 NH3 (g) + 3 O2 (g) = 2 N2 (g) + 6 H2O

(Cotton et al. 2007 )

Reaksi netralisasi yang khas pada amonia adalah sebagai berikut:

NH4 Cl + NaNH2→ NaCl + 2NH3

2NH4Cl + PbNH → PbCl2 + 3 NH3

NH4Cl + NaOH → NaCl + NH3 + H2O

(Day, 1993 )

Didalam cairan amonia asam cuka akan berubah menjadi asam mineral

didalam air.

NH3 + CH3CHOOH ↔ NH4+ +CH3COO

-Hidrazina dihasilkan dari oksidasi amonia yang mengandung air dimana lebih

besar daripada natrium hipoklorit.

NH3 + NaOCl ↔ NH2Cl + NaOH

2NH3 +NH4Cl ↔ NH2 NH2 + NH4Cl

Komponen reaktan itu campuran pada saat suhu rendah dan dengan

pemanasan yang cepat dapat merusak reaksi choloramin dengan amonia

(Heslop, 1960 )

Amonia bebas disebut juga nitrogen amonia,dihasilkan dari pembusukan

(12)

berkadar amonia bebas rendah dan berkadar nitrogen organik tinggi.Nitrogen

amoniak berkurang kadarnya ketika air limbah dibenahi sedangkan

keseimbangannya tercapai (Mahida,1984).

Amonia merupakan produk utama dari penguraian (pembusukan) limbah

nitrogen organik yang keberadaan nya menunjukkan bahwa sudah pasti terjadi

pencemaran oleh senyawa tersebut.Amonia kadang-kadang ditambahkan kedalam

bahan air untuk air minum atau sumber air dengan pH rendah yang kemudian klor

akan bereaksi dan menghasilkan sisa klor (pada penjernihan air minum ).

Amonia terdapat dalam atmosfer bahkan dalam kondisi tidak

tercemar.Berbagai sumber antara lain :mikroorganisme,pengolahan air limbah,

industri amonia,dan dari sistem pendingin dengan bahan amoniak.Konsentrasi

yang tinggi dari amoniak dalam atmosfer secara umum menunjukkan adanya

pelepasan gas tersebut.

Amonia hilang dari atmosfer dengan affinitasnya terhadap air dan hasil

nya sebagai basa.Ini merupakan sebuah kunci dalam pembentukan dan netralisasi

dari nitrat dan aerosol sulfat dalam atmosfer yang tercemar amoniak bereaksi

dengan aerosol asam ini untuk pembentukan garam ammonium

NH3 + HNO3 →NH4NO3

NH3 + H2SO4 → NH4HSO4

(13)

Konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan

kematian ikan yang terdapat pada perairan. Keasaman air atau nilai pH nya sangat

mempengaruhi apakah jumlah amonia yang ada akan bersifat racun atau tidak.

Pada bentuk cairan, amonia terdapat dalam 2 bentuk yaitu amonia bebas atau tidak

terionisasi (NH3) dan dalam bentuk ion amonia (NH4). Perbandingan amonia

dalam kedua bentuk tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai pH dan suhu

(Jenie,1993)

2.3. Karet

Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas

dilihat dari sudut industri. Bentuk utama dari karet alam adalah 97% cis–1,4– poliisoprena dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar di Amerika selatan dan

ditanam di bagian dunia yang lain (Stevens, 2001).

2.3.1. Lateks

Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bagian yangdisadap

pohon karet.Cairan getah ini belum mengalami penggumpalan dengan bahan

tambahan atau tanpa bahan pemantap(zat antikoagulan). Lateks kebun yang baik

harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh

Tidak terdapat kotoran atau benda- benda lain seperti daun atau kayu

Tidak bercampur dengan bubur lateks,air,ataupun serum lateks.

(14)

Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun

mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%. (Tim penulis,1999).

Secara umum karet adalah turunan isoprenoid paling penting yang

berbobot molekul lebih besar dari pada bobot molekul tetraterpenoid.Karet adalah

polimer yang mengandung 3000 sampai 6000 satuan isoprene. Sebagian molekul

digambarkan sebagai:

Gambar 1. Struktur karet alam

Karet dapat dibedakan dari guta berdasarkan kekenyalannya dan

kelarutannya yang tidak sempurna dalam hidrokarbon aromatik.Meskipun hanya

sedikit sekali tumbuhan (misalnya hevea brasillensis) yang memungkinkan untuk

memproduksi, karet terdapat dalam banyak tumbuhan dikotil . Dalam beberapa

tumbuhan terdapat sebagai komponen lateks dan dapat diperoleh dengan

menyadap pembuluh lateks (Robinson,1995 ).

2.3.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Lateks

Setyamidjaja (1993) mengemukakan Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas lateks.Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet,harus memiliki

kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kulitas lateks,

(15)

1) Faktor dikebun (jenis klon, sistem sadap,kebersihan pohon dan lain - lain).

2) Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prokoagulasi,musim kemarau

keadaan lateks tidak stabil)

3) Alat – alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat)

4) Pengangkutan (guncangan,keadaan tangki,jarak,jangka waktu)

5) Kualitas air dalam pengolahan

6) Bahan- bahan kimia yang digunakan

7) Komposisi lateks.

Kandungan karet kering untuk sit (sheet) dankrep(crepe) adalah ±93

%,sedangkan kandungan air antara 0,3 – 0,9 %. Bilakadar air lebih tinggi yang disebabkan oleh pengeringan yang kurang sempurna atau penyimpanannya dalam

ruangan yang lembab,maka pertumbuhan bakteri dan jamur akan terjadi dan lazim

disertai dengan timbulnya bintik – bintik warna dipermukaan lembaran.

2.3.3.Bahan – bahan Antikoagulan pada Lateks

Bahan yang digunakan sebagai antikoagulan adalah :

Soda (natrium karbonat ,Na2CO3 dan Na2CO3.10 H2O )

Anti koagulan ini tidak mempengaruhi waktu pengeringan dan kualitas produk

yang dihasilkan, hanya mudah membentuk gas asam arang (CO2) dalam lateks,

(16)

Amoniak

Bersifat senyawa antikoagulan dan juga sebagai desinfektan 0,7%NH3 biasa

digunakan untuk pengawetan lateks pusingan (centrifuge latex).Tiap liter lateks membutuhkan 5 – 10 ml larutan amoniak 2 - 2,5%.

Natrium sulfit(Na2SO3)

Bersifat senyawa antikoagulan dan desinfektan.Untuk pemakaian segera dibuat

larutan 10 % dan untuk tiap liter lateks diperlukan 5 – 10 ml natrium sulfit 10 %.

(Setyamidjaja, 1993).

Amonia Zat anti koagulan yang banyak digunakan.Apabila segala

sesuatunya dilakukan dengan benar dan cermat,maka hasil yang didapat

dengan menggunakan amoniak akan memuaskan.Lateks yang akan diolah

menjadi crepe hendaknya tidak diberi ammonia secara berlebihan karena berpengaruh terhadap warna crepe yang jadi nantinya.Dosis amonia yang

dipake untuk mencegah terjadinya prokoagulasi adalah 5 – 10 ml larutan amonia 2,5 % untuk setiap liter lateks. (Tim Penulis, 1999 ).

2.3.4. Pengolahan Air Limbah Karet

Dalam pengolahan karet selain dihasilkan produk–produk yang

diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah.Limbah yang menjadi

masalah dipabrik – pabrik biasanya berupa cairan.Cairan ini dikenal dengan nama

air limbah karet karena memang komponennya sebagian besar terdiri dari air dan

(17)

Agar air limbah pengolahan karet bisa dibuang kesaluran–saluran air

umum tanpa membahayakan lingkungan maka air limbah tersebut harus diolah

terlebih dahulu.

Prinsip pengolahan air limbah adalah memisahkan partikel–partikel yang berbahaya atau tidak diinginkan dari air atau mengubahnya menjadi zat- zat yang

dapat dimanfaatkan. Nilai BOD dan pH limbah dibuat menjadi nilai normal yang

tidak membahayakan pencemaran lingkungan yang biasa timbul harus dicegah

(Tim penulis, 1999 )

2.4. Spektrofotometri UV-Visible

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrofotometer dan fotometer.Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum

dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas

cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi.Jadi spektrofotometer digunakan

untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut

ditransmisikan,direfleksikan atau diemisikan sebagaifungsi dari panjang

gelombang

(Khopkar, 2007).

Spektrofotometri UV-Visible adalah salah satu teknik analisis

spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat

(190 – 380 nm) dan sinar tampak (380 – 780 nm ) dengan memakai instrument spektrofotometer. Spektrofotometri UV- Visible melibatkan energi elektronik yang

(18)

2.4.1.Bagan Alat spektrofotometer UV-Visibel

Pada umumnya bagian dasar setiap spektrofotometer UV-Visible :

Gambar 2.Bagan Alat spektrofotometer UV- Visible Keterangan :

SR : Sumber Radiasi D : Detektor

M : Monokromator A : Amplifier atau penguat

SK : Sampel kompartemen VD : Visual display atau meter

Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV- Visiblememegang fungsi dan peranan tersendiri yang saling terkait.Setiap fungsi dan peranan tiap

bagian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal,sehingga akan diperoleh

hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya.

Sumber Radiasi

Beberapa sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV

Visibleadalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri.

Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari

sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator pada

spektrofotometer UV-Visiblebiasanya terdiri dari susunan : celah (slit) – filter –

prisma – kisi (greating) – celah keluar.

Sel atau Kuvet

Sel dan Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau

dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari

(19)

bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible untuk satu kali pemakaian

yang terbuat dari teflon atau plastik.

Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian spektrofotometer UV-Visible yang terpenting. Oleh sebab itu kualitas detektor akan menentukan kualitas

spektrofotometer UV-Visible. Fungsi detektor didalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik.

Sinyal elektronik diteruskan oleh detektor harus dapat di amplifikasikan

oleh penguat (amplifier) ke rekorder (pencatat) (Mulja,1995 ).

Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang

mengarah ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih

panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.

Sebuah spektrofotometer optis adalah sebuah instrument yang mempunyai

sistem optis yang dapat, menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnet

yang masuk dan dapat dilakukan pengukuran kuantitas radiasi yang diteruskan

pada panjang gelombang yang dipilih dari jangka spektral itu.Sebuah fotometer

adalah peranti untuk mengukur intensitas radiasi yang di teruskan atau suatu

fungsi intensitas ini. Bila digabung dalam spektrofotometer, spektrometer dan

fotometeritu digunakan secara gabungan untuk menghasilkan suatu isyarat yang

berpadanan dengan selisih antara radiasi yang diteruskan oleh bahan pebanding

Gambar

Gambar 1. Struktur karet alam

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Kesehatan, Fasilitasi TPK dan Pendataan Kemiskinan, dan Fasilitasi Kegiatan Kecamatan. 10 Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan

Pelatihan Pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) Berwawasan Kebangsaan bagi Guru TK se- Kota Yogyakarta (Aula TK Negeri Pembina, 2010). Not

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja sehingga untuk meningkatan prestasi kerja karyawan artinya harus juga meningkatkan motivasi yang diberikan

Saran dalam penelitian ini adalah (1) Sebaiknya pihak sekolah perlu lebih memperbanyak kerjasama lagi dengan pihak dunia industri yang sesuai dengan program keahlian yang

Kriteria yang di gunakan penulis untuk menentukan tingkat validitas instrument inventori kepercayaan diri dan perilaku merokok menggunakan criteria yang dikemukakan

Pada pasien ini, primary PCI tidak dapat dilakukan karena merupakan kontraindikasi pada pasien stroke akut dan sayangnya pasien juga tidak mendapat terapi beta blocker

public void LoadByIndex(int sceneIndex) { SceneManager.LoadScene(sceneIndex); } } showPanel.js using System.Collections; using System.Collections.Generic;