• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis nilai Lahan kecamatan Polewali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "analisis nilai Lahan kecamatan Polewali"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN: 2018 PERIODE: SEMESTER GENAP MAHASISWA/ NIM : MUH. RAHMAT AGUNG SETIAWAN (15021105063)

JUDUL : PENATAAN RUANG KAWASAN TEPI PANTAI DALAM MENUNJANG KEPARIWISATAAN DI KOTA POLEWALI

A. TENTUKAN SATU TOPIK PENELITIAN (beri tanda V): A) TATA RUANG WILAYAH DAN DESA B) TATA RUANG KAWASAN KOTA

C) TATA RUANG KAWASAN PERMUKIMAN

D) TATA RUANG DAN LANSEKAP (V)

E) METODE ANALISIS SPASIAL/ GIS

B. SEBUTKAN KONSEP, TEORI, MATA KULIAH PENDUKUNG TOPIK PENELITIAN (minimal 5) :

1) PERENCANAAN WILAYAH 2 (WATERFRONT CITY) : membahas teori waterfront city yang didalamnya menyangkut tentang kawasan tepian air.

2) INFRASTRUKTUR WIL. & KOTA : mata kuliah perencanaan Infrastruktur, fasilitas pendukung dalam kawasan tepi pantai yang menjadi permasalahan utama dalam studi kasus membutuhkan teori dan landasan mengenai infrastruktur dalam suatu perkotaan.

3) EKONOMI WILAYAH DAN KOTA : Mata kuliah ekonomi wilayah dan kota menjadi salah satu acuan dalam meneliti studi kasus yang telah ditentukan, adanya wisata pastinya mempengaruhi ekonomi dalam suatu perkotaan.

5) PERENCANAAN PARIWISATA : Perencanaan Pariwisata menjadi acuan dalam merealisasikan judul yang peneliti tentukan, teori ini menjadi acuan dalam penataan suatu kawasan pantai dalam menunjang kepariwisataan.

6) TEORI HAMID SHIRVANI : Teori Hamid Shirvani, teori ini memiliki 8 elemen dalam perancangan kota, dengan acuan dari teori tersebut memudahkan peneliti dalam merancang kota terkhususnya kawasan pantai dalam menunjang kepariwisataan.

C. JELASKAN LOKASI, LINGKUP PENELITIAN 1. NAMA TEMPAT : PANTAI BAHARI POLEWALI

2. LINGKUP PENELITIAN : WILAYAH/KOTA/KECAMATAN/KELURAHAN KAWASAN PANTAI KOTA POLEWALI

D. JELASKAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT TOPIK & LOKASI

1. RTRW (LAMPIRKAN PETA):

(2)

 Berdasarkan RTRW Kota Polewali, termasuk dalam Kawasan peruntukan Pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf b, terdiri atas : wisata pantai Pulo Pasirputih di Kecamatan Binuang, Pantai Bahari di Kecamatan Polewali, Pantai Labuang di Kecamatan Campalagian, Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa, Tanjung Mampie Kecamatan Wono

 Berdasarkan RTRW Kota Polewali pada paragraf 8 tentang kawasan peruntukan lainnya, termasuk dalam kawasan peruntukan perdagangan sebagai pusat perdagangan Utama sebagaimana tertulis dalam RTRW : Kawasan peruntukan perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, terdiri atas: a. pusat perdagangan utama meliputi Kecamatan Polewali dan Kecamatan Wonomulyo

 PETA LOKASI

Peta diatas merupakan peta lokasi penelitian terhadap penataan kawasan tepi pantai dalam menunjang kepariwisataan di Kota Polewali. (Album Peta RTRW

Kota Polewali) 2. PERATURAN/KEBIJAKAN NASIONAL:

 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan

Perda No. 1 th. 2014 Tentang RTRW Provinsi Polewali Mandar

Perda No. 1 Th. 2013 Tentang RTRW Kabupaten Polewali Mandar

(3)

Perda No. 5 Th. 2015 Tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan

E. JELASKAN RUMUSAN MASALAH TERKAIT TOPIK DAN LOKASI (minimal 3)

Pada saat ini semakin dirasakan bahwa peranan sektor pariwisata dalam menunjang pembangunan nasional terus meningkat. Pariwisata juga merupakan salah satu sektor andalan untuk memperoleh devisa dari penghasilan non-migas. Selain perolehan devisa, pariwisata juga berperan dalam bidang-bidang strategis yang lain, misalnya menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Wilayah Tepi Pantai di beberapa titik yang berada di Kota Polewali memiliki keunikan tersendiri namun masih terdapat aktivitas masyarakat lokal kawasan yang kontradiktif dengan fungsi ruang yang telah ditetapkan. Potensi tersebut belum dikembangkan secara maksimal karena beberapa kendala dan faktor yang menghambat, sehingga diperlukan upaya penyusunan arahan penataan ruang dalam rangka memaksimalkan potensi dan meminimalisir kendala tanpa harus mengorbankan aktivitas masyarakat lokal yang telah ada. Disamping itu, kurang efektifnya pemanfaatan sarana yang ada di kawasan pantai menjadi kurangnya fungsi kepariwisataan di pantai Bahari.

Berdasarkan uraian di atas terkait dengan permasalahan yang timbul mengenai penataan kawasan tepi pantai dalam menunjang kepariwisataan, peneliti merumuskan 3 rumusan masalah terhadap topik penelitian :

1) Bagaimana penataan ruang kawasan tepi pantai Kota Polewali dalam menunjang kepariwisataan?

2) Apa yang menjadi kendala masyarakat dan permasalahan yang ada pada kawasan tepi pantai Kota Polewali dalam menunjang kepariwisataan?

3) Bagaimana pola penataan ruang di Kawasan Tepi Pantai di Kota Polewali dalam menunjang kepariwisataan?

F. JELASKAN METODE PENELITIAN 1. PENGUMPULAN DATA

Data yang diperoleh kaitannya dengan penelitian ini bersumber dari beberapa instansi terkait seperti Dinas Tata Ruang, Dinas Kelautan Dan

Perikanan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Biro Pusat Stastistik Kota Polewali, dengan jenis data sebagai berikut :

 Jenis Data

 Data Kuatitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data numerik. Data yang dikumpulkan misalnya : data jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah sarana dan prasarana wilayah penelitian, demografi dan lain sebagainya.

(4)

 Sumber data

 Data primer diperoleh melalui observasi lapangan yaitu suatu teknik penyaringan data melalui pengamatan langsung pada objek

penelitian. Survey ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kualitatif objek studi.

 Data sekunder dengan observasi pada instansi terkait dengan yaitu salah satu teknik penyaringan data melalui instansi terkait guna mengetahui data kuantitatif objek penelitian yang dimaksud Meliputi

No Jenis data Interpretasi data 1 Letak Geografis dan

Administrasi Kawasan

Potensi wisata 2 Kondisi fisik wilayah

studi

Topografi, kemiringan lereng, hidrooceanografi, tutupan lahan, ekosistem pesisir

3 Demografi Statistik penduduk,

aktivitas dan budaya masyarakat

4 Potensi wisata Daya tarik wisata, fasilitas/utilitas kawasan

5 Kebijakan RTRW, RPJM

6 Persepsi Masyarakat Kendala dan masukan

 Variabel Penelitian

No Variabel Objek yang diamati (indikator)

1 Masyarakat  Keinginan

 Kebutuhan

 Kendala

 Permasalahan

 Peluang Pengembangan (potensi)

 Kesempatan

2 Pemerintah  Rencana Tata Ruang Wilayah

 Rencana Pembangunan Jangka Menengah

 Program Pembangunan

 Penegasan Aturan

2. ANALISIS DATA

(5)

ini bersifat deskriptif kualitatif-kuantitatif atau penelitian terapan yang di dalamnya mencangkup penelitian survey, dimana penelitian dengan pendekatan kualitatif dalam penelitiaan ini yaitu penelitian non matematis dengan proses menghasilkan data-data dari hasil temuan berupa pengamatan survey. Adapun penelitian kuantitatif dalam penelitian ini yaitu jenis penelitan dengan

menggunakan data-data subtansi atau angka sebagai bahan perbandingan maupun bahan rujukan dalam menganalisis secara deskriptif. Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Agung, 2004). Kedua metode tersebut digunakan untuk melaksanakan penelitian mengenai penataan ruang kawasan tepi pantai Kota Polewali. Berikut beberapa tahapan analisis yang akan di lakukan :

 Analisis Deskriptif Kualitatif

Dalam penelitian ini salah satu teknik teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskripstif kualitatif. Analisis deskriptif-kualitatif, yaitu penelitian yang berupaya menggambarkan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan pola penataan dan pemanfaatan ruang pada kawasan tepi pantai Wilayah Studi. Data didapatkan melalui wawancara secara langsung dan mendalam, proses tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kebutuhan dan keiginan masyarakat dan stakeholder yang lain dalam rangka merespon penataan dan pengembangan kawasan penelitian. Dalam menunjang analisis Deskriptif kualitatif ini terdapat beberapa bagian analisis deskriptif yang akan memberikan penjelasan yang konkrit dalam menganalisis rumusan masalah yaitu dari (Agung, 2004):

o Deskripsi mengenai keingnan dan kebutuhan stakeholder pada kawasan

o Mengidentifikasi dan mendeskripsi pola pegunaan dan pemanfaatan lahan eksisting serta aktivitas masyarakat untuk menemukan potensi, kendala dan permasalahan pada kawasan.

 Analisis Kebijakan, Rencana dan Program Pembangunan

Kebijakan harus menjadi intrumen dalam proses alokasi penataan ruang untuk menjaga keamanan dan keselamatan sosial budaya dan ekologis dalam penataan wilayah pesisir dan pulau kecil (Dahuri dalam Lasara, 2014). Analisis Kebijakan Rencana dan Program merupakan suatu analisis dengan menjabarkan kebijakan, rencana maupun program pembangunan pada lokasi studi. Analisis ini akan menjaarkan content

(6)

memperlihatkan posisi dan arahan yang tepat untuk lokasi studi (Rauf, 2008).

 Analisis Penataan Lanskap Kawasan Analisis Penataan Lanskap merupakan suatu alat analisis dengan menitik beratkan pada pengembangan rencana secara lebih detail menjadi sebuah rencana lanskap (lanscape Plan) dengan beberapa pendekatan. Adapun analisis ini akan menghasilkan rencana ruang (segmen), rencana sirkulasi, serta rencana aktivitas dan fasilitas. Pada tahap ini proses analisis dilakukan dengan memperhatikan potensi dan kendala yang terdapat pada kawasan. Potensi merupakan hal yang dapat dijadikan peluang sementara kendala yang menjadi penghambat akan diminimalisir atau bahkan dihilangakan/ dipindahkan. Pada tahap ini akan dilakukan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis spasial. Data yang ada dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif dengan cara tertulis sedangkan analisis spasial dilakukan dengan pendekatan kondisi penggunaan lahan eksisiting pada kawasan yang menghasilkan peta segmen dengan tujuan penataan dan pengembangan kawasan tepi pantai wilayah studi sebagai kawasan rekreasi. Sementara untuk melihat daya dukung pada ruang yang akan direncanakan, digunakan analalisis daya dukung. Analisis daya dukung dihitung dengan menggunakan rumus (Subagio, dalam Fatkhussalam 2013).

G. JELASKAN ARTIKEL ILMIAH/JURNAL YANG MENJADI RUJUKAN (minimal 5)

(7)

No Judul Jurnal dokumenJenis Nama Penulis Tahun Terbit Tujuan Penelitian

Jurnal PWK Edwin Fahrur rozy, dan Arwi Yudhi Koswara

2017 Analisa ini bertujuan untuk menjabarkan

Deskriptif Berdasarkan hasil dari karekteristik infrastrukutr pendukung wisata pantai Sanggar untuk kedepannya perlu perbaikan infrastrukur seperti kondisi jalan yang masih berupa tanah liat, tempat parkir yang belum tertata dengan rapi, toilet yang kondisinya hanya bisa digunakan untuk buang air kecil saja, rambu rambu petunjuk jalan yang belum ada dan masih menggunakan gapura sebagai tanda, sedangkan yang terakhir yaitu sarana amenitas yang masih sangat sederhana berupa tempat duduk. Sedangkan untuk infrastrukur yang belum ada seperti perlu diadakan seperti pusat souvenir, kantor pusat dan pelayanan, pos keamanan pelu di bangun guna mendukung perkembangan wisata pantai Sanggar kedepannya.

2 Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Pariwisata Volume 10 (2): 218-233 Juni 2014

Jurnal PWK Syarifah Dina Fajriah dan

Mussadun

2014 Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengembangan sarana dan prasarana untuk Fajriah

Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Pariwisata Pantai

Observasi dan

wawancara Deskriptifkualitatif Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan kawasan wisata pesisir Pantai Wonokerto memiliki banyak potensi tetapi sarana dan prasarana pendukung aktifitas wisata masih membutuhkan peningkatan kualitas maupun kuantitasnya. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata Pesisir yang berkelanjutan harus berpedoman dengan empat elemen penting yang menjadi acuan dalam teori keberlanjutan yaitu: aspek sosial dimana dibutuhkan peningkatan k esadaran akan pemeliharaan, diberikan pengetahuan dan melibatkan penduduk asli dalam engembangan sarana dan prasarana untuk menunjang aktifitas pariwisata pantai yang berkelanjutan, aspek ekonomi pengembangan sarana dan prasarana.

3 Pemanfaatan Ruang Kawasan tepi pantai untuk rekreasi dalam mendukung kota

Tesis PWK M. Tahir 2005 Tujuan penelitian ini adalah untuk

(8)

tanjung pinang sebagai Waterfront City

pantai untuk rekreasi dalam mendukung keberadaan Kota Tanjungpinang sebagai

waterfront city, khususnya sebagai  Zona inti kawasan

berada di sepanjang tepi pantai dengan dua titik zona pertumbuhan utama, yaitu Pantung Raja Haji Fisabilillah dan Hotel Sadap and Plaza. Zona ini meliputi sepanjang kawasan Jl. Hangtuah

Kawasan penyangga aktivitas rekreasi cenderung berfungsi sebagai sebagai zona pelayanan yang bersifat tidak langsung meliputi Jl. Pelantar, Jl. Ketapang, Jl. Bintan dan Jl. Jawa.Potensi daya tarik yang

ditawarkan hanya sebatas view penunjang nilai atraktivitas kawasan. aktivitas yang dilakukan pada kawasan tersebut terdiri dari aktivitas rutin masyarakat, aktivitas event dan aktivitas pengunjungFasilitas pelayanan

secara umum telah tersedia Namun pengembangan fasilitas pelayanan dengan standar yang lebih tinggi serta pembangunan pusat souvenir dan art galeri perlu dipikirkan untuk mlengkapi pilihan aktivitas ketika berekreasi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan ruang kawasan adalah kondisi kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, masalah parkir kawasan dan PKL. Pengelolaan yang dilakukan masih bersifat kelompok dan belum terpadu.

(9)

dapat dilakukan meliputi strategi perencanaan, strategipemanfaatan serta strategi pengendalian dalam pemanfaatan ruang. Masing-masing dikelompokkan berdasarkan kelompok zona pemanfaatan.

4 Penataan Kawasan obyek wisata pantai Baloiya Kecamatan Botonsikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar.

Skripsi PWK Ayuliya Fahrina 2011 mengidentifikasi potensi Kawasan Obyek Wisata Pantai Baloiya berdasarkan daya tarik wisata yang dimiliki dan juga menjelaskan tentang bagaimana penataan Kawasan Obyek Wisata Pantai Baloiya sesuai dengan potensi tersebut.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan obyek wisata pantai baloiya sangat mendukung/sesuai untuk ditingkatkan/dikembangkan potensinya sebagai kawasan wisata terutama pada segi daya tariknya, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi kealamian dan keindahan pada kawasan ini sangat mendukung untuk pengembangan kegiatan wisata berdasarkan dengan penilaian yang ada. Sejalan dengan hal tersebut, kawasan ini masih memerlukan penanganan khusus untuk fasilitas pantai agar tidak terjadi masalah apabila terjadi peningkatan arus pantai pada bulan-bulan tertentu. 5 Pengembangan

Kawasan Pesisir yang berkelanjutan di Kabupaten Minahasa Utara

Jurnal PWK Ravel Binilang1, sebuah konsep yang akan menjadi acuan dalam pengembangan kawasan pariwisata pantai di Minahasa Utara. Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan antara lain mengidentifikasi dan menganalisis kondisi pesisir serta potensi wisata pesisir yang berada di Minahasa Utara dan membuat strategi pengembangan wisata pesisir yang

observasi lapangan dan telaah Kepustakaan

(10)

berkelanjutan di Kabupaten Minahasa Utara.

Referensi

Dokumen terkait

kunjungan wisata dapat menambah pendapatan daerah untuk sektor pariwisata. sehingga dapat menyebabkan pemerataan pembangunan

Jumlah penduduk dan aktivitas pembangunan yang semakin meningkat menuntut ketersediaan lahan terutama lahan permukiman dan fasilitasnya juga meningkat pesat,

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air tanah di Kota Batu khususnya pada sektor pariwisata dan pertanian akan terus meningkat dari tahun ke

Dari Gambar 1 (grafik bagian atas) tampak bahwa ada kecenderungan debit maksimum harian semakin meningkat, secara linier debit maksimum harian dalam 1 tahun terlihat cenderung

Kegiatan tenaga kerja yang meningkat dalam usaha pembangunan nasional di Indonesia dan semakin tingginya teknologi yang digunakan oleh berbagai sektor kegiatan usaha pada

Dengan adanya kawasan industri tersebut, artinya nilai lahan akan terus mengalami perkembangan seiring dengan aglomerasi pembangunan kawasan industri

Industri konstruksi merupakan sebuah industri yang menyumbangkan peranan signifikan dalam pembangunan nasional dan merupakan salah satu sektor penyumbang terhadap

Penurunan daya dukung lahan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan