• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan dengan bayi Post Matu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan dengan bayi Post Matu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORITIS

1. DEFINISI

Bayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih dari 42 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat badan bayi pada waktu lahir.

Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.

Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, dan penetapan dua minggu melewati taksiran persalinan (TP) masih berubah-ubah. Meskipun insidensi kehamilan lewat bulan relatif rendah, beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar induksi yang dijadwalkan dengan indikasi kehamilan lewat bulan faktanya kurang dari 42 minggu berdasarkan hitungan dengan USG. Akibatnya induksi yang menjadi bersifat relative.

2. ETIOLOGI.

Penyebab kelahiran post term Pada umumnya sering dianggap bahwa penyebab post term adalah tidak pekanya uterus terhadap oksitoksin. Penyebab lain yang dikemukakan ialah faktor herediter karena lewat waktu tidak jarang terjadi pada suatu keluarga tertentu dan mempunyai kecendrungan untuk terulang pada wanita yang sama.

(2)

tersebut. (Varney, Helen, 2007). Apabila diambil batas waktu 42 minggu frekuensinya adalah 10,4 – 12%. Apabila diambil batas waktu 43 minggu frekuensinya adalah 3,4 -4% (Ochtar,Rustam,1998).

Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada factor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan adalah faktor hormonal yaitu kadar progesterone, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta.

3. PATOFISIOLOGI

Faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.

Etiologi menurut Nwosu dkk faktor-faktor yang menyebabkan post matur stress, sehingga tidak timbulnya his kurangnya air ketuban dan Insufisiensi plasenta ( ilmu Kebidanan: hal.318)

Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum, 15% postpartum. 4. MANIFESTASI KLINIS

(3)

Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya. Banyak bayi postmatur Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak

Insidensi sindrom postmaturitas pada bayi berusia 41, 42, dan 43 minggu masing-masing belum dapat ditentukan dengan pasti. Syndrome ini terjadi pada sekitar 10% kehamilan antara 41 dan 43 minggu serta meningkat menjadi 33% pada 44 minggu. Oligohidramnion yang menyertainya secara nyata meningkatkan kemungkinan postmaturitas.

5. KOMPLIKASI

a. Suhu yang tidak stabil. b. Hipoglikemi.

c. Polisitemia.

d. Kelainan neurogenik. e. Terhadap janin :

(4)

perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium. Pada kasus yang lain biasanya terjadi insufisiensi plasenta. Dimana plasenta, baik secara anatomis maupun fisiologis tidak mampu memberikan makanan dan oksigen kepada fetus untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan secara norma. Hal ini dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Volume cairan amnion akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kehamilan. Pada kehamilan cukup bulan cairan amnion 1000-1500 ml, warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, amis, dan agak manis, cairan ini mengandung sekitar 98% air. Sisanya terdiri dari garam organik dan anorganik yaitu rambut lanugo (rambut halus yang berasal dari bayi), sel-sel epitel dan forniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi.

 Produksi cairan amnion sangat dipengaruhi fungsi plasenta. Pada kehamilan serotinus fungsi plasenta akan menurun sehingga akibatnya produksi cairan amnion juga akan berkurang. Dengan jumlah cairan amnion dibawah 400 ml pada umur kehamilan 40 minggu atau lebih mempunyai hubungan dengan komplikasi janin. Ini dikaitkan dengan fungsi cairan amnion yaitu melindungi janin terhadap trauma dari luar, memungkinkan janin bergerak bebas, melindungi suhu janin, meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka, membersihkan jalan lahir pada permulaan partus kala II. Dengan adanya oligohidramnion maka tekanan pada uterus tidak sempurna, sehingga terkadang disertai kompresi tali pusat dan menimbulkan gawat janin. Janin menjadi stress kemudian mengeluarkan mekonium yang akan mencemari cairan ketuban, sehingga tak jarang terjadi aspirasi mekonium yang kental.

6. PENATALAKSANAAN

a. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.

(5)

c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi. d. Bila ada riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim,

Terdapat hipertensi, pre-eklampsia, Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas, Pada kehamilan > 40-42 minggu. Maka ibu dirawat di rumah sakit :

 Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada : 1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang

2) Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janin, atau

3) Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.  Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan

sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatif dan narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi. (Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998).

e. Penatalaksanaan antisipasi pada usia kehamilan lewat bulan antara 40 hingga 42 minggu

f. Penatalaksanaan aktif pada kehamilan leat bulan :  Induksi persalinan

Meski metode induksi sekarang diutamakan pada induksi kontarkasi uterus, namun peran servik sangat penting yang aktivitasnya tidak sepenuhnya dipengaruhi uterus.

Penggunanaan obat berpusat pada oksitosin sejak tahun 1960-an dan prostaglandin sejak tahun 1970-an. Pengaturan dosis, dan cara pemberian dan waktu pemberian untuk semua metode hingga kini masih dalam penelitian,

(6)

prostaglandin E2 (PGE2) bersama oksitosin, dan prostaglandin terbukti lebih efektif sebagai agens yang mematangkan servik dibanding oksitosin.  Metode hormon untuk induksi persalinan :

Oksitosin yang digunakan melalui intravena (atas persetujuan FDA untuk induksi persalinan). Dengan catatan servik sudah matang. Prostaglandin dapat digunakan untuk mematangkan servik sehingga lebih baik dari oksitosin namun kombinasi keduanya menunjukkan hal yang positif.  Metode non hormon Induksi

Amniotomi adalah Pemecahan ketuban secara sengaja (AROM). Saat dikaukan bidan harus memeriksa dengan teliti untuk mengkaji penipisan servik, pembukaan posisi, dan letak bagian bawah. Presentasi selain kepala merupakan kontraindikasi AROM dan kontraindikasi lainnya ketika kepala belum turun, atau bayi kecil karena dapat menyebabkan prolaps talipusat. Meskipun amniotomi sering dilakukan untuk menginduksi persalinan, namun hingga kini masih belum ada studi prospektif dengan desain tepat yang secara acak menempatkan wanita pada kelompok tertentu untuk mengevaluasi praktik amniotomi ini.

Pompa Payudara dan stimulasi puting. Penggunaan cara ini relatif lebih aman karena menggunakan metode yang sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan. Penanganannya dengan menstimulasi selama 15 menit diselingi istirahat dengan metode kompres hangat selama 1 jam sebanyak 3 kali perhari.

I. PENGKAJIAN a. Identitas bayi / ibu. b. Riwayat penyakit.

 Riwayat penyakit sekarang.

Bayi lahir dengan usia kehamilan ibu lebih dari 42 minggu dan tidak merasakan adanya tanda-tanda bayi mau lahir.

 Riwayat penyakit dahulu.

(7)

riwayat haid ibu, penyakit yang diderita ibu yang berkaitan dengan kehamilannya.

 Riwayat penyakit keluarga.

Apakah ada dalam keluarga yang pernah melahirkan bayi post term. c. Pengkajian fisik.

Respirasi : bisa terjadi asfiksia.

Kulit :berkeriput, pucat disertai deskuamasi, verniks kaseosa dan lanugo berkurang.

Nutrisi : kurus, tampak kurang gizi.

(8)
(9)

pertumbuhan janin intake nutrien  Pengontrolan berat

badan

harian, jika diperlukan. Pantau ketepatan urutan

makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

Tentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan. Pastikan bahwa

makanan berupa makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi. Atur pemasukan

makanan, jika diperlukan.

Monitoring nutrisi Aktivitas:

Timbang berat badan klien.

Monitor kehilangan dan pertambahan berat badan. Monitor respon emosi

klien terhadap situasi dan tempat makan.

Monitor intake kalori dan nutrisi

(10)

lelah, lesu, dan lemah

(11)

 Pantau kulit dari adanya

kelembapan dan kekeringan yang berlebihan.

 Pantau warna kulit.

(12)

3.1 KESIMPULAN

Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.

Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada factor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan adalah factor hormonal yaitu kadar progesterone, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta.

Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya terbuka. Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan telapak kaki. Kuku biasanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya. Banyak bayi postmatur Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak.

3.2 SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya menggunakan kamera dengan resolusi yang lebih tinggi dan kemampuan komputer yang tinggi, untuk mendeteksi durasi kedipan mata sehingga jarak deteksi dapat lebih

Perubahan biologis, psikologis, dan kogni ologis, dan kognitif tif berhubungan deng berhubungan dengan remaja dan memiliki an remaja dan memiliki efek langsung pada status

5. Dinkes Kab.Kota dpt menetapkan 0 mendukung sumber daya Puskesmas 0 urgensi pembinaan pusk... Pengembangan termasuk upaya kes. Proses penyusunan perencanaan3 pelaksanaan3

Perbedaannya adalah ketika update untuk stock dan harga dilakukan system hanya akan melakukan sinkron atau update dari data barang yang memang sebelumnya sudah ada pada local

Besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan pengalaman diklat secara bersama-sama terhadap kompeten- si profesional guru ekonomi/akuntansi SMA Se-Kabupaten Kudus

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Dan TGT (Team Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Ditinjau Dari

Teknik Industri adalah disiplin keilmuan teknik yang berkonsentrasi pada perancangan, perbaikan dan instalasi sistem terintegrasi yang meliputi manusia, mesin, material,

Salah satu pranata lunak yang dipastikan mengarah pada tujuan yang lebih baik adalah mempersiapkan software panduan bagi mahasiswa baru yang akan masuk dan bergulat