• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN BRIOLOGI.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN BRIOLOGI.docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BRIOLOGI ABI YUSMAN PRATAMA (M0414001)

DIVISI HEPATOPHYTA (Liverwort), ANTHOCHEROPHYTA (Hornwort) dan BRYOPHYTA (Moss)

BAB I PENDAHULUAN

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui karakter-karakter umum divisi Hepatophyta, mengidentifikasi anggota divisi Hepatophyta, dan membedakan anggota-anggota divisi Hepatophyta.

2. Mahasiswa dapat mengetahui karakter-karakter umum divisi

Anthoceherophyta, mengidentifikasi anggota divisi Anthocherophyta, dan membedakan anggota-anggota divisi Anthocherophyta.

3. Mahasiswa dapat mengetahui karakter-karakter umum divisi Muscii, mengidentifikasi anggota divisi Muscii, dan membedakan anggota divisi Muscii.

II. Dasar Teori

Lumut merupakan salah satu jenis tumbuhan yang umum dijumpai di segala tempat dan iklim. Selain mudah ditemukan, lumut memiliki banyak kegunaan Aktivitas antibiotik dari tumbuhan lumut amatlah beragam, terdapat banyak sumber yang menjelaskan signifikansi tumbuhan lumut dalam produksi senyawa antifungal dan antimikrobial. Madsen dan Pates (1952) mempelajari 8 spesies tumbuhan lumut, yang mana 4 dari 8 spesies tersebut diketahui memiliki efek antifungal dan antimikrobial selektif, spesies tersbut diantaranya Conocephalum conicum dan Dumortiera hirsuta aktif pada Candida albicans, Sphagnum portoicense dan Sphagnum strictum, yang aktif pada spesies Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Menurut Ramaut (1954), ekstrak Sphagnum memilki aktivitas inhibitori terhadap pertumbuhan Sarcina lutea. Menurut McCleary et al.(1960) dari 12 spesies yang ditelitinya, terdapat bentuk aktivitas antimikrobial dari 2 spesies tumbuhan lumut, yaitu Anomodon rostratus dan Orthotricum rupestre yang menginhibisi pertumbuhan Micrococcus flavus, Micrococcus rubens, Streptococcus pyogenes dan Candida albicans Lumut Brachyterium procumbens dan lumut hati Asterella paleacea memiliki cakupan antibiotik yang luas terhadap beragam mikroorganisme (Banerjee dan Sen,1979).

Yang perlu dicatat adalah, metabolit sekunder yang dibentuk oleh tumbuhan lumut kebanyakan memiliki perbedaan dari metabolit sekunder yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat tinggi.

(2)

dari tiap-tiap divisi ini pastilah ada lumut yang dapat bermanfaat bagi manusia.

III. Alat dan Bahan  Alat

1. Mikroskop Cahaya 1 buah

2. Loupe 1 buah

3. Pinset 1 buah

4. Cawan Plastik 1 buah

 Bahan

1. Preparat awetan Marchantia sp. a. Penampang bujur Antheridia b. Penampang bujur Gemmae cup c. Awetan basah

d. Penampang bujur Archegonia e. Sporofit

2. Preparat awetan basah Dumortiera sp. 3. Preparat awetan kering Jungermania sp. 4. Preparat awetan basah Phaeoceros sp. 5. Preparat awetan kering Anthoceros sp.

6. Preparat awetan kering Campylopus umbellatus 7. Preparat awetan kering Octoblepharum albidum 8. Preparat awetan kering Sphagnum sp.

9. Preparat awetan kering Rhodobryum sp. 10. Preparat awetan Mnium sp.

a. Fase hidup morfologisnya, karakter khasnya dan bagian-bagiannya, lalu digambar dan ditulis klasifikasinya serta diberi deskripsi singkat.

(3)
(4)

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Divisi Hepatophyta (Liverworts).

1 Preparat awetan P.B. antheridia Marchantia sp. Keterangan: 1. Jaket steril 2. Androsit 3. Sperma 4. Antheridiofor 5. Sel parenkim 6. Ostiol

7. Celah 2 Preparat awetan P.B. Gemma cup Marchantia sp. Keterangan:

1. Gemma cup 2. Kuncup 3. Thallus

3 Preparat segar Marchantia sp. Keterangan:

(5)

4 Preparat awetan P.B. Arkegonia Marchantia sp. Keterangan:

5 Preparat awetan P.B. sporofit Marchantia sp. Keterangan: 1. Kaliptra 6 Preparat awetan basah Dumortiera sp. (liverworts

berthallus)

7 Preparat awetan kering Jungermania sp. Keterangan: 1. Daun dorsal 2. Oil bodies 3. Sporofit 4. Perianth

(6)

1 Preparat awetan basah Phaeoceros sp. Keterangan: 1. Thallus 2. Sporofit

2 Preparat awetan kering Anthoceros sp. Keterangan: 1. Thallus 2. Kaki

3. Kapsul spora 4. Meristem 5. Spora 6. Elatera

Tabel 3. Hasil Pengamatan Divisi Bryophyta (Muscii)

1 Herbarium kering Campylopus umbellatus Keterangan 1. Calyptra 2. Kapsul spora 3. Daun

(7)

2 Herbarium kering Octoblepharum albidum Keterangan: 1. Calyptras 2. Daun

3. Kapsul spora 4. Rhizoid

3 Herbarium kering Sphagnum sp. Keterangan :

1. Calyptras 2. Daun

3. Batang gametofit 4. Rhizoid

4 Herbarium Kering Rhodobryum sp. Keterangan:

1. Daun

2. Batang gametofit 3. Rhizoid

5 Siklus hidup Mnium sp. Keterangan :

(8)

3. 4 sel 4. Protonema

6 Sporofit Mnium sp. Keterangan:

(9)

7 Antheridia Mnium sp. Keterangan: 1. Androsit 2. Parafisa 3. Perikhaetium 4. Antheridiofor

8 Arkegonia Mnium sp. Keterangan:

1. Sel botol 2. Sel telur 3. Sel perut 4. Sel leher 5. Tangkai 6. Perigonium 7. Arkegoniofor

B. Pembahasan

1. Hepatophyta (Liverworts ) A. Marchantia L.

Klasifikasi ilmiah: Kingdom : Plantae

Divisi : Marchantiophyta Class : Marchantiopsida Ordo : Marchantiales Famili : Marchantiacea

Genus : Marchantia

(10)

Antheridia merupakan gamet jantan yang terdiri dari antheridiofor yang merupakan penyokong dari antheridia. Antheridia menghadap keatas dan memiliki ostiol yaitu celah keluarnya sperma yang akan keluar ketika terkena hujan dan akan masuk kedalam arkegonia untuk membuahi ovum. Didalam antheridia terdapat androsit yang merupakan kumpulan dari sperma yang tersusun rapat. Struktur Gemmae cup memiliki kuncup-kuncup yang akan tumbuh menjadi protonema

Pada arkegonium, terdapat sel leher dan sel perut yang bersama-sama disebut sel botol. Sel telur tunggal terletak pada sel perut yang akan dibuahi oleh sperma dari antheridia. Sporofit pada Marchantia sp. hidupnya bergantung pada gametofitnya. Sporofit dari Marchantia sp. terbentuk setelah terjadi pembuahan generative, yaitu meleburnya gamet jantan dan betina kemudia membentuk sporogonium, didalamnya mengalami meiosis sehingga menjadikan spora bersifat haploid (n). Spora-spora ini melekat pada thallus gametofit.

Terdapat banyak manfaat yang dimiliki oleh Marchantia sp. , salah satunya menurut Jian Bo et al. (2005), salah satu spesies dari Marchantia yaitu M.convoluta memiliki aktivitas Anti-hepatitis B yang dihasilkan oleh komponen flavonoid di dalamnya.

B. Dumortiera hirsuta (Sw.)Nees. klasifikasi ilmiah: Genus : Dumortiera Nees Spesies : Dumortiera sp. Nees (Crandall-Stotler et al.,2009)

(11)

C. Jungermannia sp.

Spesies : .Jungermannia sp. (Crandall-Stotler et al.,2009)

Jungermannia sp. Merupakan leafy liverworts, memilki 2 daun dorsal dan 1 daun ventral. Perianth meupakan bagian ujung tunas yang berfungsi melindungi archegonium (tempat munculnya kapsul baru). Jungermannia sp. tumbuhnya secara merayap dengan ujung tegak dan membentuk koloni di permukaan tanah. Menurut Alam et al.(2015), ekstrak dari lumut Jungermannia sp. memiliki efek inhibitori terhadap pelepasan superoksida sehingga dapat menurunkan kemungkinan beberapa penyakit seprti arterial sklerosis. Genus : Phaeoceros Prosk. Spesies : Phaeoceros sp. (Renzaqlia et al.,2008)

Phaeoceros sp. Merupakan lumut tanduk (kelompok terkecil Bryophyta), gametangianya terbenam dalam thallus. Pemasakan spora terjadi secara tidak serentak, bertahap dari bagian ujung ke pangkal, kemudian pecah menjadi 2 bagian. Sporanya berwarna kuning hingga kecoklatan. Manfaat khusus tumbuhan ini belum diketahui.

(12)

klasifikasi ilmiah:

Spesies : Anthoceros sp. (Renzaqlia et al.,2008)

Spora pada Anthoceros sp. didalam sporangium membelah secara meiosis sehingga terbentuk tetrat yang masing-masing bersifat haploid. Kapsul spora tersusun dari 4-5 lapis sel. Kematangan spora dan pecahnya sporangium dimulai di dekat ujung sporangium dan menyebar ke arah pangkal dan akan membelah menjadi dua. Spora pada Anthoceros sp. berwarna hitam, sedangkan Phaeoceros sp.kuning kecoklatan . Menurut Proskauer (1951), Anthoceros merupakan host dari bakteri fiksasi nitrogen yaitu Nostoc, sehingga Anthoceros dapat berperan sebagai pemberi kesuburan tanah..

3. Bryophyta (Mosses)

A. Campylopus umbellatus (Schwägr. & Gaudich. ex Arn.) Paris klasifikasi ilmiah:

Spesies : Campylopus umbellatus (Schwägr. & Gaudich. ex Arn.) Paris (Frahm, 1987)

(13)

B. Octoblepharum albidum Hedw.

Spesies : Octoblepharum albidum Hedw. (Anderson et al.,1990)

Octoblepharum albidum sporofitnya tidak tumbuh tegak. Ciri khasnya berupa daunnya yang menyebar dalam bentuk koloni. Daun dari Octoblepharum albidum memiliki struktur yang tebal, kaku dan keras. Ujung daun dari daun Octoblepharum albidum juga melancip. Manfaat khusus dari O. albidum , belum diketahui secara jelas, namun manfaatnya sebagai lumut secara umum dapat menajaga kelembaban substrat yang ditumbuhinya dan berfungsi sebagai produsen oksigen.

C. Sphagnum sp. Ehrh. klasifikasi ilmiah: Genus : Sphagnum L.

Spesies : Sphagnum sp. (Crum,1991)

Sphagnum sp. Jika dilihat hanya berupa struktur daun semu dan batang semu. Struktur daunnya berbentuk spiral dan berkelompok. Kemunculan daun pada batang Sphagnum sp. Makin rapat makin menuju ke ujung batang gametofit. Warna kapsul dari lumut ini yaitu merah kehitam-hitaman.

(14)

Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Class : Bryopsida

Ordo : Bryales

Famili : Bryaceae

Genus : Rhodobryum (Schimp.) Limpr. Spesies : Rhodobryum sp. (Schimp.) Limpr. (Ochi, 1992)

Rhodobryum sp. tergolong kedalam divisi Bryophyta. Memiliki struktur mirip batang dan mirip daun. Daunnya terkumpul di pucuk batang (roset batang), susunan antar daunnya menyerupai susunan daun pohon Palem .Menurut Wu (1977), salah satu dari spesies Rhodobryum , yaitu R. giganteum, dapat digunakan sebagai bentuk pengobatan untuk penyakit kardiovaskuler.

Genus : Mnium Hedw.

Spesies : Mnium sp. (Corley et al., 1981))

(15)
(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tumbuhan lumut Divisi Hepatophyta terbagi menjadi bentuk thallus dan leafy, pada praktikum ini, jenis thalloid Hepatophyta antara lain Marchantia sp. dan Dumortiera sp. sedangkan untuk yang leafy antara lain adalah, Jungermannia sp. Bagian unik dari divisi ini adalah oil bodies dan gemmae cup.

2. Tumbuhan lumut Divisi Anthocerophyta umumnya deikenal dari kapsulnya yang berupa tanduk. Bukan tumbuhan vaskuler, memilki stomata. Kapsulnya umumnya berbentuk seperti tanduk. Spora pada divisi ini masak dari bagian ujung ke pangkal, sporangium akan terbuka secara spiral selama masa pematangan dari atas ke pangkal. Pada praktikum ini digunakan Anthoceros sp. dan Phaeroceros sp untuk mewakili divisi ini.

3. Tumbuhan lumut Divisi Bryophyta merupakan lumut yang paling umum ditemukan, umumnya mempunyai daun, batang dan akar semu. Pada praktikum ini digunakan Bryophyta berupa Campylopus umbellatus, Octoblepharum albidum, Sphagnum sp., Rhodobryum sp., dan Mnium sp.

B. Saran

Penelitian mengenai manfaat tumbuhan lumut masih sangatlah kurang. Harapannya, lebih banyak orang lagi yang mendalami bidang perlumutan, sehingga kesempatan-kesempatan di bidang ilmu pengetahuan dan medis yang berasal dari lumut dapat terbuka.

(17)

Alam, A., Shrama, V., Rawat, K.K. and Verma, P.K.2015. Bryophytes-The Ignored Medicinal Plants. SMU Med. Journ.Vol.2 No.1

Anderson, L. E., H. A. Crum & W. R. Buck. 1990. List of mosses of North America north of Mexico. Bryologist 93: 448–499.

Azuelo, A.G., Pabualan, M.P. and Sariana, L.G., 2013. Some medicinal bryophytes: their ethnobotanical uses and morphology. Asian Journal 0f Biodiversity, 2(1).

Banerjee, R.D. and Sen,S.P.1979.Antibiotic Activity of Bryophytes. The Bryologist.82:141-153

Corley, M. F. V., A. C. Crundwell, R. Düll, M. O. Hill & A. J. E. Smith. 1981. Mosses of Europe and the Azores: an annotated list of species, with synonyms from the recent literature. J. Bryol. 11: 609–689.

Crandall-Stotler et al. 2009. Phylogeny and classification of the Marchantiophyta. Edinburgh Journal of Botany, vol.66

Crum, H. (1991). Two new species of Sphagnum from Brazil. The Bryologist 94: 301-303. Stanley, A. 1995. Mothers and Daughters of Invention. Rutgers University Press, N.J. pp.

212-275.

Frahm, J. P. 1987. A revised list of the Campylopus species of the world. Bryol. Beitr. 7. 117 pages.

Jian-bo, X., Feng-lian, R. and Xu, M., 2005. Anti-Hepatitis B virus activity of flavonoids from Marchantia convoluta. Iranian Journal of Pharmacology & Therapeutics, 4(2), pp.128-131

(18)

McCleary, J. A., Sypherd, P. S. and Walkington, D. L. 1960.Mosses as possible sources of antibiotics. Science, 131, 108

McCleary, J. A. and Walkington, D. L.1966. Mosses and antibiosis. Revue Bryologique et Lichenologique, 34, 309 314.

Ochi, H. 1992. A revised infrageneric classification of the genus Bryum and related genera (Bryaceae, Musci). Bryobrothera 1: 231–244.

Proskauer, J. 1951. Studies on Anthocerotales. III. Bull. Torrey Bot. Club 78: 331-349.

Ramaut, J. 1954. Modifications de pH apportees par la tourbe et le Sphagnum sees aux solutions salines et al'eau bidistillee. Bull. Acad. Belg. Cl. Sci.5Th ser. 40,1-305

Renzaqlia et al.2008. New Insights into morphology, anatomy, and systematics of hornworts: Bryophyte biology 2nd edition. Cambridge University Press

Wu, P. C. 1977. Rhodobryum giganteum (Schwaegr.) Par can be used for curing cardiovascular disease. Acta Phytotax. Sin.15: 93.

Gambar 10: http://www.andrewspink.nl/mosses/pictures/Mnium%20hornum%20P151.jpg Gambar 9: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/71/Rhodobryum_roseum_ %28a,_144641-474752%29_0489.JPG

Gambar 8:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/22/Sphagnum.flexuosum.jpg Gambar 7:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Octoblepharum_albidum_ %E2%80%94_Scott_Zona_002.jpg/1024px-Octoblepharum_albidum_

%E2%80%94_Scott_Zona_002.jpg

(19)

Gambar 5:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/95/Anthoceros_agrestis_06091 0c.jpg/240px-Anthoceros_agrestis_060910c.jpg

Gambar 4:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ce/Phaeoceros_laevis.jpg/ 683px-Phaeoceros_laevis.jpg

Gambar 3 :

https://de.wikipedia.org/wiki/Jungermannia#/media/File:Jungermannia_atrovirens_311008 .jpg

Gambar 2: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/88/Dumortiera_001.jpg Gambar 1:

Gambar

Tabel 1.Hasil Pengamatan Divisi Hepatophyta (Liverworts).
Tabel 2.Hasil Pengamatan Divisi Anthocerophyta (Hornwort).
Tabel 3.Hasil Pengamatan Divisi Bryophyta (Muscii)

Referensi

Dokumen terkait

Disamping sebagai pelindung bagi produk yang dikemas, kemasan juga berfungsi untuk melindungi lingkungan sekitar produk. Bahan kemas yang akan dipilih tergantung dari sifat –

Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai pemisahantara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca,

Gingiva merupakan bagian terluar jaringan periodontal yang tampak secara klinis melekat pada prosesus alveolaris dan gigi. Gingiva berfungsi melindungi akar

Terdapat alat utama dalam pengamatan mikrobiologi yaitu mikroskop yang memiliki bagian-bagian yaitu lensa okuler, lensa objektif, kondensor, diafragma, tabung

Lapisan I terdapat pada kedalaman hingga 24 cm yang memiliki warna matriks dark brown, berterkstur lempung berpasir, memiliki struktur berbentuk granular, pori

Ikan memiliki sistem ekskresi yang terdiri dari ginjal (terutama) dan suatu lubang yang disebut urogenital sebagai tempat bermuaranya saluran ginjal

Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan

Kerangka tengkorak Tengkorak adalah struktur kerangka kepala yang menopang wajah dan melindungi otak, terdiri dari tulang wajah, tengkorak, dan tulang karnial.. Tulang kranium