• Tidak ada hasil yang ditemukan

04. Analisis Sistem Kendali #2.PDF (300Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "04. Analisis Sistem Kendali #2.PDF (300Kb)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

§

Sistem Orde-3 :

)

1

0

(

)

p

s

)(

s

2

s

(

P

)

s

(

R

)

s

(

C

2 n n 2 2

n

<

<

+

+

+

=

ζ

ω

ζω

ω

Respons unit stepnya:

{

}

(

t

0

)

1

)

2

(

e

t

1

sin

1

]

1

)

2

(

[

t

1

cos

)

2

(

1

)

2

(

e

1

)

t

(

c

2 pt n 2 2 2 n 2 2 2 t n

+

+

+

+

=

− −

β

βζ

ω

ζ

ζ

β

ζ

βζ

ω

ζ

β

βζ

β

βζ

ζω

dengan:

n

p

ζω

β

=

Mengingat:

0

)

1

(

)

1

(

1

)

2

(

2 2 2

2

+

=

+

>

ζ

β

ζ

β

βζ

(2)

Respons Transient Sistem Orde Tinggi:

Fungsi alih loop tertutup:

)

s

(

H

)

s

(

G

1

)

s

(

G

)

s

(

R

)

s

(

C

+

=

Secara umum:

)

s

(

d

)

s

(

n

)

s

(

H

;

)

s

(

q

)

s

(

p

)

s

(

G

=

=

Diperoleh:

)

n

m

(

a

s

a

s

a

s

a

b

s

b

s

b

s

b

)

s

(

n

)

s

(

p

)

s

(

d

)

s

(

q

)

s

(

d

)

s

(

p

)

s

(

R

)

s

(

C

n 1 n 1 n 1 n 0 m 1 m 1 m 1 m 0

+

+

+

+

+

+

+

+

=

+

=

− − − −

L

L

Dengan menghitung pole-pole dan zero-zero nya, diperoleh:

)

p

s

(

)

p

s

)(

p

s

(

)

z

s

(

)

z

s

)(

z

s

(

K

)

s

(

R

)

s

(

C

n 2 1 m 2 1

+

+

+

+

+

+

=

L

L

Untuk pole-pole yang berbeda, diperoleh tanggapan unit stepnya:

=

+

+

=

n 1 i i i

p

s

a

s

a

)

s

(

C

Pole dan zero yang berdekatan akan saling melemahkan

pengaruhnya.

Pole yang sangat jauh dikiri bidang s memiliki pengaruh yang

kecil pada tanggapan waktu alih.

(3)

= =

=

+

+

+

+

=

q

1 j

r

1 k

2 k k k 2 j

m

1 i

i

)

s

2

s

(

)

p

s

(

s

)

z

s

(

K

)

s

(

C

(4)

Bila semua pole-polenya berbeda, maka:

= =

+

+

+

+

+

+

+

=

q 1 j r 1 k 2 k k k 2 2 k k k k k k j j

s

2

s

1

c

)

s

(

b

p

s

a

s

a

)

s

(

C

ω

ω

ζ

ζ

ω

ω

ζ

Dalam domain waktu :

)

0

t

(

t

1

sin

e

c

t

1

cos

e

b

e

a

a

)

t

(

c

2 k k r 1 k kt k k 2 k k r 1 k kt k k q 1 j pjt j

+

+

+

=

= − = − = −

ζ

ω

ζ

ω

ω ζ ω ζ

Kurva tanggapan orde tinggi : gabungan dari sejumlah kurva

eksponensial dan kurva sinusoidal teredam:

Pole-pole loop tertutup menentukan tipe tanggapan waktu alih.

(5)

Pole-pole Loop Tertutup Dominan:

Orde tinggi seringkali didekati dengan orde-2 untuk

memudahkan analisis.

Pendekatan ini dapat dilakukan bila ada sepasang pole

dominan terhadap pole-ple lainnya.

Suatu pole A disebut dominan terhadap pole B bila

perbandingan bagian real nya minimal 1 : 5 dan tak ada zero

didekatnya.

Pole loop tertutup dominan seringkali muncul dalam bentuk

pasangan kompleks sekawan.

Pole P

2

dominan terhadap P

2

bila :

5

1

(6)

Kestabilan Sistem

Semua pole loop tertutup harus berada disebelah kiri sumbu

imajiner.

Pole-pole pada sumbu imajiner membuat sistem berosilasi

dengan amplitudo tetap, sehingga harus dihindari.

Kestabilan sistem tak dipengaruhi oleh input, tetapi oleh

sifatnya sendiri.

Semua pole loop tertutup berada disebelah kiri bidang s belum

menjamin karakteristik transient yang memuaskan.

(7)

o

ANALI SI S GALAT KEADAAN TUNAK

§

Setiap sistem kendali memiliki galat keadaan tunak

untuk jenis input tertentu..

§

Suatu sistem yang tak memiliki galat untuk input step,

mungkin memiliki galat untuk input ramp.

§

Galat ini tergantung pada tipe (fungsi alih loop terbuka)

sistem ybs.

Klasifikasi Sistem Kendali

§

Sistem kendali dapat dikelompokkan terhadap

kemampuannya untuk mengikuti input step, ramp, parabola,

dst.

§

Input sebenarnya pada sistem seringkali merupakan

kombinasi input-input tersebut.

§

Besarnya galat terhadap setiap jenis input tersebut

(8)

Bentuk umum fungsi alih loop terbuka:

)

1

s

T

(

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

s

)

1

s

T

(

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

)

s

(

H

)

s

(

G

p 2

1 N

m b

a

+

+

+

+

+

+

=

L

L

§

Ada N buah pole loop terbuka di titik asal pada bidang s.

§

Sistem diatas disebut bertipe N ( N=0, 1, 2 ).

§

Tipe sistem berbeda dengan orde sistem !

§

Bila tipe sistem bertambah, maka ketelitiannya

meningkat pula.

§

Kenaikan tipe sistem akan menimbulkan masalah

kestabilan sehingga perlu kompromi antara kestabilan

dan ketelitian keadaan tunak.

(9)

Galat Keadaan Tunak

Fungsi alih loop tertutup :

)

s

(

H

)

s

(

G

1

)

s

(

G

)

s

(

R

)

s

(

C

+

=

dan :

)

s

(

H

)

s

(

G

1

1

)

s

(

R

)

s

(

H

)

s

(

C

1

)

s

(

R

)

s

(

E

+

=

=

Diperoleh :

)

s

(

R

)

s

(

H

)

s

(

G

1

1

)

s

(

E

+

=

Galat keadaan tunak:

)

s

(

H

)

s

(

G

1

)

s

(

sR

lim

)

s

(

sE

lim

)

t

(

e

lim

e

0 s 0

s t

ss

=

=

=

+

§

Galat keadaan tunak dapat dinyatakan dengan konstanta galat

statik.

§

Semakin besar konstanta tersebut semakin kecil galatnya.

§

Output sistem dapat dinyatakan sebagai posisi, kecepatan,

percepatan, dst.

§

Misal : sistem kendali suhu: posisi menyatakan output suhu,

dan kecepatan menyatakan laju perubahan suhu terhadap

(10)

Konstanta Galat Statik

)

0

(

H

)

0

(

G

1

1

s

1

)

s

(

H

)

s

(

G

1

s

lim

e

0 s ss

+

=

+

=

Konstanta galat posisi statik:

)

0

(

H

)

0

(

G

)

s

(

H

)

s

(

G

lim

K

0 s

p

=

=

Sehingga galat keadaan tunak :

p ss

K

1

1

e

+

=

Untuk sistem tipe 0:

K

)

1

s

T

(

)

1

s

T

(

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

lim

K

2 1 b a 0 s

p

+

+

=

+

+

=

L

L

Untuk sistem tipe 1 atau lebih:

)

1

N

(

)

1

s

T

(

)

1

s

T

(

s

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

lim

K

2 1 N b a 0 s

p

=

+

+

+

+

=

L

L

Galat Keadaan Tunak untuk I nput Unit Step:

K

1

1

e

ss

+

=

untuk sistem tipe 0

0

(11)

Galat Keadaan Tunak untuk I nput Unit Ramp:

)

s

(

H

)

s

(

sG

1

lim

s

1

)

s

(

H

)

s

(

G

1

s

lim

e

0 s 2 0 s ss → →

=

+

=

Konstanta galat kecepatan statik :

)

s

(

H

)

s

(

sG

lim

k

0 s→

=

υ

Sehingga galat keadaan tunak :

υ

K

1

e

ss

=

Untuk sistem tipe 0 :

0

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

1

s

T

)(

1

s

T

(

sK

lim

k

2 1 b a 0 s

v

+

+

=

+

+

=

L

L

Untuk sistem tipe 1 :

K

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

1

s

T

)(

1

s

T

(

sK

lim

k

2 1 b a 0 s

v

+

+

=

+

+

=

L

L

Untuk sistem tipe 2 atau lebih :

)

2

N

(

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

s

1

s

T

)(

1

s

T

(

sK

lim

k

2 1 N b a 0 s

v

=

+

+

+

+

=

L

L

=

=

υ

K

1

e

ss

for type 0 systems

K

1

K

1

e

ss

=

=

υ

(12)

0

K

1

e

ss

=

=

υ

(13)

§

Pengertian galat kecepatan pada K

v

menunjukkan

galat

posisi

untuk input ramp, bukan galat dalam kecepatan.

§

Sistem tipe 0 tak mampu mengikuti input ramp pada

keadaan tunak.

§

Sistem tipe 1 mampu mengikuti input ramp, meskipun

memiliki

galat posisi

pada keadaan tunak.

§

Sistem tipe 2 atau lebih mampu mengikuti input ramp

(14)

I nput unit parabola/ akselerasi:

2

t

)

t

(

r

2

=

for

t

0

0

=

for

t

<

0

Galat keadaan tunaknya:

)

s

(

H

)

s

(

G

s

lim

1

s

1

)

s

(

H

)

s

(

G

1

s

lim

e

2 0 s

3 0

s ss

→ →

=

+

=

Konstanta galat percepatan statik:

)

s

(

H

)

s

(

G

s

lim

K

2

0 s a

=

Sehingga galat keadaan tunak :

a ss

(15)

Konstanta Galat Percepatan Statik :

For a type 0 system,

0

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

s

lim

K

2 1 b a 2 0 s

a

+

+

=

+

+

=

L

L

For a type 1 system,

0

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

s

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

s

lim

K

2 1 b a 2 0 s

a

+

+

=

+

+

=

L

L

For a type 2 system,

K

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

s

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

s

lim

K

2 1 2 b a 2 0 s

a

+

+

=

+

+

=

L

L

For a type 3 or higher system,

)

3

N

(

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

s

)

1

s

T

)(

1

s

T

(

K

s

lim

K

2 1 N b a 2 0 s

a

+

+

=

+

+

=

L

L

Sehingga galat keadaan tunak untuk input unit parabola:

=

ss

e

for type 0 and type 1 systems

K

1

e

ss

=

for type 2 systems

0

(16)

§

Pengertian galat percepatan pada K

a

menunjukkan

galat

posisi

untuk input parabola, bukan galat dalam percepatan.

§

Sistem tipe 0 dan 1 tak mampu mengikuti input parabola

pada keadaan tunak.

(17)

Hubungan antara I ntegral Galat pada I nput Step

dan

Galat Keadaan Tunak pada Tanggapan Ramp.

Definisikan:

)

s

(

E

dt

)

t

(

e

)]

t

(

e

[

L

0 st

=

=

∞ −

Maka:

)

s

(

E

lim

dt

)

t

(

e

dt

)

t

(

e

lim

0 s 0 0 st 0 s → ∞ ∞ − →

=

=

Ingat:

)

s

(

H

)

s

(

G

1

1

)

s

(

R

)

s

(

C

)

s

(

H

1

)

s

(

R

)

s

(

E

+

=

=

Sehingga:

+

=

→ ∞

1

G

(

s

)

H

(

s

)

)

s

(

R

lim

dt

)

t

(

e

0 s 0

Untuk input unit step :

υ

K

1

)

s

(

H

)

s

(

sG

1

lim

s

1

)

s

(

H

)

s

(

G

1

1

lim

dt

)

t

(

e

0 s 0 s 0

=

=

+

=

→ → ∞

= steady-state actuating error in unit-ramp response

Dengan demikian :

ssr 0

e

(

t

)

dt

=

e

dengan : e(t) = galat untuk tanggapan unit step

e

ssr

= galat keadaan tunak untuk tanggapan unit

(18)

§

Bila e

ssr

= 0, maka e(t) harus berubah tandanya minimal sekali.

(19)

o

ANALI SI S KEPEKAAN

§

Kepekaan suatu sistem terhadap suatu komponen

penyusunannya merupakan ukuran ketergantungan

karakteristiknya terhadap komponen tersebut.

,

)

s

(

K

in

change

0

0

)

s

(

T

in

change

0

0

)

s

(

K

In

d

)

s

(

T

In

d

)

s

(

S

TK

=

=

dengan:

)

s

(

R

/

)

s

(

C

)

s

(

T

=

Definisi kepekaan lain:

)

s

(

K

/

)

s

(

dK

)

s

(

T

/

)

s

(

dT

)

s

(

S

TK

=

§

Kepekaan T(s) terhadap K(s) adalah persentase perubahan

dalam T(s) dibagi dengan persentase perubahan pada K(s)

yang menyebabkan terjadinya perubahan pada T(s).

§

Definisi diatas hanya berlaku untuk perubahan yang kecil.

§

Kepekaan merupakan fungsi dari frekuensi.

(20)

Pandang sistem kendali sbb:

Fungsi alih loop tertutup:

)

s

(

G

K

1

)

s

(

G

K

)

s

(

R

)

s

(

C

)

s

(

T

2 1

+

=

=

dengan: K

1

: fungsi alih transducer input

K

2

: fungsi alih tranducer balikan

G(s): gabungan fungsi alih amplifier, rangkaian

(21)

Kepekaan Sistem terhadap K

1

:

1 1 1 1 T 1 K

dK

)

s

(

dT

)

s

(

T

K

K

/

dK

)

s

(

T

/

)

s

(

dT

S

=

=

dengan:

1 1 1

K

)

s

(

T

)

s

(

G

K

1

)

s

(

G

dK

)

s

(

dT

=

+

=

Sehingga:

1

K

)

s

(

T

)

s

(

T

K

)

s

(

S

1 1 T 1

K

=

=

§

Setiap perubahan karakteristik pada K

1

langsung berpengaruh

pada perubahan fungsi alih sistem keseluruhan.

§

Elemen yang digunakan untuk K

1

harus memiliki karakteristik

presisi dan stabil terhadap suhu dan waktu.

Kepekaan Sistem terhadap K

2

:

2 2 2 2 T 2 K

dK

)

s

(

dT

)

s

(

T

K

K

/

dK

)

s

(

T

/

)

s

(

dT

)

s

(

S

=

=

dengan:

2 2 1 2 2 1 2 2 2 1

2

K

[

1

K

G

(

s

)]

(22)

)

s

(

G

K

1

)

s

(

G

K

)]

s

(

G

K

1

[

K

)

s

(

G

K

)

s

(

T

K

)

s

(

S

2 2 2

2 1

2 2 1 2

T 2 K

+

=

+

(23)

Untuk nilai frekuensi dengan K

2

G(s)>>1, maka:

1

)

s

(

S

T 2

K

=

§

Setiap perubahan karaktersitik pada K

2

langsung berpengaruh

pada perubahan fungsi alih sistem keseluruhan.

§

Elemen yang digunakan untuk K

2

harus memiliki karakteristik

presisi dan stabil terhadap suhu dan waktu.

§

Tanda minus menunjukkan arah perubahan karakteristik

komponen dan sistem berlawanan.

Kepekaan Sistem terhadap G(s):

)

s

(

dG

)

s

(

dT

)

s

(

T

)

s

(

G

)

s

(

G

/

)

s

(

dG

)

s

(

T

/

)

s

(

dT

)

s

(

S

T ) s (

G

=

=

dengan:

2 2 1 2 2 2 1 1 2

)]

s

(

G

K

1

[

K

)]

s

(

G

K

1

[

K

)

s

(

G

K

K

))

s

(

G

K

1

(

)

s

(

dG

)

s

(

dT

+

=

+

+

=

Sehingga:

)

s

(

G

K

1

1

)]

s

(

G

K

1

[

K

)

s

(

T

)

s

(

G

)

s

(

S

2 2 2 1 T ) s ( G

+

=

+

=

§

Agar kepekaan sistem terhadap komponen G(s) kecil, perlu

dirancang agar K

2

G(s) sebesar-besarnya, tetapi tak perlu

(24)

§

Kepekaan sistem tergantung pada frekuensi, sehingga sistem

peka atau tidak terhadap G(s) hanya pada cakupan frekuensi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk registrasi member sehingga user yang belum memiliki id dapat mengikuti ukm yang diinginkan serta mendapat akses member.. Kebutuhan Sistem : Input :

Dari perhitungan barisan keadaan sistem dan output pada graf sistem produksi ber-loop, barisan input paling lambat dapat ditentukan dengan menjadikan nilai maksimum

Melalui simulasi yang telah dibuat, sistem dengan pengontrol logika fuzzy bisa selalu mengikuti keinginan perancang yang menginginkan respon tertentu untuk setiap perbedaan

Pada kasus III hasil simulasi menunjukkan bahwa setelah berosilasi dengan simpangan awal (yo) sebesar 0,2 m, sistem mencapai posisi kesetimbangan setelah 2,5 detik.. Frekuensi

2.5 Spesifikasi Perancangan Sistem Kontrol Sistem kontrol pada alat ini di menggunakan kendali dua posisi atau kendali on-off dengan tambahan batas histeris

DALAM KEADAAN OPERASI YANG STABIL DARI SISTEM TENAGA LISTRIK, TERDAPAT KESEIMBANGAN ANTARA DAYA INPUT MEKANIS PADA PRIME MOVER DENGAN DAYA OUTPUT LISTRIK (BEBAN LISTRIK)

Sistem servo modular MS 150 merupakan blok rangkaian elektronik yang digunakan untuk pengendalian kecepatan dan posisi dari motor servo

Melalui simulasi yang telah dibuat, sistem dengan pengontrol logika fuzzy bisa selalu mengikuti keinginan perancang yang menginginkan respon tertentu untuk setiap perbedaan