BAN
K TA
NPA
SEJARAH PEREKONOMIAN
EKONOMI ISLAM
• Sejarah mencatat ilmu ekonomi merupakan ilmu yang relatif baru. Bila buku Adam Smith “An Inquity into the Nature and Causes of Wealth of Nations”: yang terbit tahun 1776 dianggap sebagai tonggak lahirnya ilmu ekonomi, maka ilmu ekonomi baru berumur 224 tahun. Dibandingkan ilmu matematika, kedokteran, kimia, fsika, dan lain.
• Siddiqi (1992) telah mencoba mengidentifkasi sejarah pemikiran ekonomi islam dalam tiga tahap :
a. Tahap pertama, (1058 M – 450 H), tradisi intelektual
muslim ditandai dengan munculnya para pelopor hukum Islam , yang diikuti oleh para suf dan ahli flsafat hukum b. Tahap kedua, ((1058-1446M), merupakan fase
perkembangan pemikiran ekonomi Islam.
c. Tahap ketiga, (1446 – 1932 M), Ditandai dengan
Metodologi dan Defnisi
• Ekonomi Islam adalah ilmu dan aplikasi dan aturan Syariah
yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi
kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan Masyarakat.
• Kritik utama ekonomi Islam terhadap ilmu ekonomi modern
adalah kecenderungan bebas value dna amoral, diakibatkan kan:
a.Karena ilmu ekomi cenderung berbicara pada dataran positif memang menjaga obyektiftas ilmu namun amat sering
dilanda krisis.
b.Model dan masyarakat ekonomi yang dikembangkan selama 2 abad terakhir berada dalam tradisi sekularisme Barat.
c. Tradisi pemikiran Neo – Klasik cenderung menempatkan falsafah individualisme, naturalisme dan utilitarisme sebagai dasar penyusun teori dan modalnya.
• Konsep Islam mengenai rasionalitas tidak menyangkal
bahwa kepentingan pribadi merupakan salah satu penentu perilaku manusia, namun mengenai pribadi ini dikendalikan dengan dengan tanggung jawab pribadi dan sosial, serta moralitas secara umum.
• Paradigma yang digunakan dalam ekonomi Islam adalah
keadilan sosial dan ekonomi sebagai tujuan utama (Qur’an, 57 : 25). Oleh karena itu tidak seperti paradigma pasar
• Ekonomi konvensional selama ini dikenal sebagai
pernyataan positif, kendati demikian, peranan nilai tidak secara eksplisit disebutkan.
• Tugas ekonomi Islam adalah
a.Mempelajari perilaku aktual individu dan kelompok, perusahaan, pasar dan pemerintah.
b.Menunjukkan jenis perilaku yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan
c. Harus menjelaskan mengapa para pelaku ekonomi tidak bertindak menurut jalan yang seharusnya.
• Positif Vs Normatif
Mannan (1993) bahwa aspek – aspek normatif vs positif saling berkaitan erat dalam ekonomi Islam. Akibatnya, setiap usaha memisahkan antara keduanyaakan
berakibat menyesatkan. Dengan kata lain, perbedaan antara ekonomi positif dna normatif kurang relevan baik dalam tingkatan teori maupun kebijakan.
zarqa (1992) mengklasifkasikan 4 kategori pemikiran ekonomi Islam :
a) Mereka yang banyak menyumbang pemikiran dalam aspek normatif dalam bidang sistem ekonomi
Islam.
b) Penemuan asumsi dan pernyataan positif dalam Al-Qur’an dan Sunna, yang relevan bagi ilmu
ekonomi.
c) Terdapatnya pernyataan ekonomi positif yang dibuat oleh para pemikir Islam.
d) Analisis ekonomi dalam bagian sistem ekonomi Islam dan analisis konsekuensi pernyataan positif
Ajaran islam mengajarkan :
1. Etika tauhid, bahwa segala sesuatu bersumber dari Allah dan meletakkan ketakwaan kepada Allah sebagai syarat utama bagi rezeki Allah. (Q.s. Al-A’raf:96) 2. Etika tanggung jawab , bahwa manusia
dijadikan Allah sebagai pemimpin & setiap pemimpin akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang di pimpinnya (Q.s. Al Baqarah:30)
3. Keadilan sosial dan ekonomi merupakan paradigma utama.
4. Menekan perlunya keseimbangan
kebutuhan meterial dan spritual. Bagi seorang muslim, satu-satunya sumber nilai adalah Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Konsekuensinya, apapun nilai yang
dibutuhkan dalam analisis dan perilaku ekonomi harus bersandar pada kedua nilai tersebut. Ini tercermin dari
pandangan islam mengenai bunga. Uniknya, dikalangan ulama dan
Riba menurut istilah bahasa Arab
berarti tambahan, peningkatan
ekspansi atau pertumbuhan .
Menurut istilah teknis , riba berarti
pengambilan tambahan (premium)
sebagai syarat yang harus
dibayarkan oleh peminjam kepada
pemberi pinjaman selain pinjaman
pokok.
• Badr Ad Din Al ayni
‘’ Prinsip utama dalam riba adalah penambahan . Menurut syariah riba berarti penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil.’’
• Raghil Al Asfahani
‘’Riba adalah penambahan atas harta pokok.’’
• Imam Sarakhsi
‘’ Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya iwad (atau
padanan yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut).’’
Pengertian riba yang berarti
tambahan menurut para ulama
Menurut Al Qur’an, pandangan islam
mengenai riba dapat dilihat pada kutipan
4 surat dengan beberapa ayat, yang
diturunkan dalam empat tahap berikut ini:
•
Surat Ar Ruum : 39
•
Surat An Nisa : 160-161
•
Surat Ali Imran : 130
•
Surat Al Baqarah : 275-279
• Riba Al-Nasi’ah
Istilah nasi’ah berasal dari nasa’a yang
berarti penundaan yang mengacu kepada penangguhan waktu penyerahan atau
penerimaan jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
Riba nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, premi, atau
tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.
• Riba Al-Fadl
Riba Al-Fadl adalah pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, atau dengan kata lain riba Al-Fadl muncul dalam perdagangan yang tidak adil dan merugikan salah satu pihak.
Untuk menghindari terjadinya riba al-fadl maka diperlukan pengetahuan yang sama mengenai harga yang berlaku pada saat transaksi terjadi oleh penjual dan pembeli. Hal tersebut penting untuk
menghindari kecurangan dalam
A. Majlis Tarjih Muhammadiyah
Riba hukumnya haram dengan nash sharih Al Qur’an dan As Sunnah.
Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank tanpa riba hukumnya halal.
Bunga yang diberikan bank-bank milik negara kepada para nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara musytabihat.
Koperasi simpan pinjam hukumnya adalah mubah, karena tambahan pembayaran pada koperasi simpan pinjam bukan termasuk riba dengan catatan, hendaknya tambahan pembayaran pembayaran (jasa) tidak melampaui laju infasi.
B. Lajnah Bahsul Masa’il Nahdhatul Ulama
Ada pendapat yang mempersamakan
antara bunga bank dengan riba secara mutlak, sehingga hukumnya haram.
Ada pendapat yang tidak
mempersamakan bunga bank dengan riba, sehingga hukumnya boleh.
Ada pendapat yang menyatakan
Bank syariah di indonesia
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam
yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Bank Muamalat Indonesia merupakan
bank umum syariah pertama yang beroperasi di indonesia yang berdiri atas hasil dari
kelompok kerja MUI. Pada tanggal 1 mei 1992, BMI mulai beroperasi.
Perkembangan lembaga-lembaga
keuangan syariah tersebut tergolong cepat. Salah satu alasannya adalah karena adanya keyakinan yang kuat dikalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang islam.
Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disahkannya
UU No. 10 Tahun 1998. dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum, serta jenis-jenis usaha yang dapat
BUNGA BAGI HASIL
a) Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.
a) Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi b) Besarnya persentase
berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
b) Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. c) Pembayaran bunga tetap
seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
c) Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
d) Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang
‘’booming’’
d) pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
e) Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk islam.
e) Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Perbedaan bank Syariah dan
Bank Konvensional
A. Bank Syariah
Besar kecilnya bagi yang diperoleh deposan tergantung pada :
• Pendapatan bank.
• Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank. • Nominal deposito nasabah.
• Rata-rata saldo deposito untuk jangka
waktu tertentu yang ada pada bank.
• Jangka waktu deposito karena berpengaruh
B. Bank Konvensional
Besar kecilnya bunga yang diperoleh
deposan tergantung pada :
a) Tingkat bunga yang berlaku b) Nominal deposito
c) Jangka waktu deposito
Semua bunga yang diberikan kepada
deposan menjadi beban biaya langsung.
Tanpa memperhitungkan beberapa
pendapatan yang dihasilkan dari dana yang dihimpun.
Konsekuensinya, bank dapat
menanggung biaya bunga dari
peminjam yang ternyata lebih kecil
• Produk penghimpunan data
1. Wadiah
2. Al musyarakah
3. Al mudharabah
• Produk penyaluran dana
1. Jual beli
2. Produk jasa
PRODUK
Produk
Penghimpunan Data
1. Wadiah : titipan murni dari penitip ke
pihak lain yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja,dibagi menjadi :
- Yad al amanah : seperti safe deposit box
2. Al musyarakah : kerja sama 2 pihak atau lebih dimanake-2nya berkontribusi dana
dengan kesepakatan keuntungan dan kerugian ditanggung bersama, dibagi menjadi 2 :
- Musyarakah pemilikan : karena warisan, wasiat, atau kondisi yang menyebabkan
kepemilikan suatu aset oleh 2 orang atau lebih.
- Musyarakah akad : kesepakatan 2 orang atau lebih sepakat memberian modal
3. Al mudharabah : kerja sama 2 pihak dimana pihak ke-1 menyediakan 100% modal dan pihak ke-2 sebagai pengelola, dibagi menjadi :
- Mudharabah muhlaqah : cakupan luas
dan tidak dibatasi oleh spesifkasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
- Mudharabah muqayyadah : cakupan
Produk
Penyaluran Dana
• Jual beli terdiri dari :
1. Bai’al murabahah
2. Bai’as salam
3. Bai’al istishna
• Produk jasa terdiri dari :
JUAL BELI
• Bai’al murabahah : jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
• Bai’as salam : pembelian barang yang
diserahkan di kemudian hari sementara pembayaran dilakukan di muka.
• Bai’al istishna : kontrak penjualan antara
PRODUK JASA
• Wakalah : bank bersifat sebagai wakil
dan nasabah pemberi mandat (muwakil)
• Kafalah : bank sebagai penjamin (kafl)
dan nasabah sebagai yang dijamin (makfulah)
• Rahn : dibagi menjadi 2 yaitu sebagai
jaminan pembiayaan dan sebagai produk
• Qardh : pinjaman kepada nasabah yang