14 JENIS AIR DI MUKA BUMI BESERTA MANFAATNYA
Telah kita ketahui bersama bahwa jumlah air di bumi kita mencapai 73% sisanya adalah daratan 27%. Semua makhluk di muka bumi ini tidak bisa hidup tanpa air. Oleh karena itu kita sebagai makhluk berakal sudah semestinya menjaga kelestarian air supaya selalu bersih dan dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Sebab manusialah yang berperan sebagai aktor utama perusak alam dan lingkungan yang mengakibatkan kualitas air mengalami penurunan.
Sumber daya air di muka bumi yang mencapai 70 persen ini tidak bisa digunakan seluruhnya, karena sebagian besar air di bumi berupa air laut. Air laut sendiri mengambil bagian sekitar 97 persen dari total keseluruhan air dunia serta hanya 3 persen air tawar dan dari 3 persen itupun 70 persen berbentuk es, 30 persen lainnya ada di danau, sungai, air permukaan dan air dalam tanah.
Berdasarkan letak dan asalnya air secara umum dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Air permukaan,
2. Air angkasa dan
3. Air tanah.
A. AIR PERMUKAAN
Jenis air permukaan adalah air hujan yang tidak terserap dengan baik oleh tanah karena sifat tanah yang rapat, sehingga mengalir dari daerah yang tinggi menuju daerah yang lebih rendah, permukaan bumi yang menjadi tempat mengalirnya air permukaan sering disebut dengan sungai.
Karena sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah maka air tidak bisa terpisah oleh kontaminasi lingkungan yang dilaluinya. Jika lingkunganya berupa daerah urban atau perkotaan seperti Jakarta, maka dapat dipastikan air permukaan kualitasnya sangat buruk karena sudah tercampur dengan bahan-bahan kimia dan sampah rumah tangga.
Sementara itu jika air permukaan mengalir di hutan, maka air tersebut cenderung mengandung bahan-bahan anorganik alamiah seperti humus dan sisa pelapukan organik seperti daun, batang pohon dan akar. Air permukaan terbagi menjadi 3 yaitu :
Air Sungai
Air Danau/ telaga
Air Laut
1.) AIR SUNGAI
Air sungai merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kontaminasi lingkungan yang cukup tinggi. Sedangkan hulu sungai, tingkat kontaminasi air dengan lingkungan masih rendah sehingga air hulu dapat diolah atau dikonsumsi sebagai air minum. Tentunya dengan pengolahan yang benar.
1. Air sungai digunakan para petani untuk mengaliri irigasi,
2. Sebagai transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
3. Sebagai pembangkit tenaga listrik sederhana.
2.) AIR DANAU/TELAGA
Air danau merupakan air permukaan yang mengalir ke sebuah cekungan yang luas. Danau biasanya memiliki sumber mata air atau air sungai dan memiliki aliran keluar. Hal inilah yang menyebabkan kenapa air danau terlihat jernih.
Jika cekungan tanah dalam skala besar atau jika cenkungan berskala kecil maka akan membentuk telaga.
Sedangkan Telaga dan rawa merupakan air hujan yang mengalir dan terjebak ke sebuah cekungan yang sempit, dan tidak memiliki aliran keluar. Hal inilah yang menyebabkan kenapa air rawa berwarna coklat. warna coklat pada air telaga disebabkan oleh kandungan zat-zat organik (seperti humus) yang tinggi dalam air.
Karena tingkat pembusukan bahan organik begitu tinggi dan sedikitnya jumlah air menyebabkan kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) akan tinggi juga ditengah tingkat kelarutan kandungan oksigen pada air rawa yang begitu rendah.
3.) AIR LAUT
2/3 luas bumi adalah lautan, lautan merupakan zona terluas di bumi. Air laut merupakan penyumbang air terbesar di Bumi. Namun, melimpahnya air laut di Indonesia belum bisa dimanfaatkan oleh pemerintah dengan baik. Air laut memiliki rasa yang sangat asin sehingga memerlukan pengolahan khusus jika ingin mengkonsumisnya, sebagaimana yang dilakukan negara-negara timur tengah.
B. AIR ANGKASA
Air angkasa adalah air yang berasalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi melalui proses alam. Menurut jenisnya air angkasa dibagi menjadi 3, yaitu:
1.) AIR HUJAN
Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air akan mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi sudah menguap lagi, ini disebut dengan Virga. Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung, semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya hujan.
Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah yang kaya akan oksigen maka ar hujan yang turun, PHnya mendekati normal. Sedangkan proses kondensasi yang berlangsung di daerah yang kaya akan polutan maka air hujan yang turun, PHnya cenderung rendah atau asam.
2.) AIR SALJU
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur lembut yang sering disebut dengan salju. Suhu salju saat jatuh ke permukaan bumi hanya 0 derajat Celcius jika di permukaan bumi terjadi perubahan suhu maka terbentuklah kepingan salju.
3.) AIR ES
Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja udara saat terjadi kodensasi dingin yang ekstrim sehingga membentuk butiran es yang ukurannya bervariasi. Sebenarnya Es dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi.
C. AIR TANAH
Air tanah erupakan seluruh jenis air yang berada dibawah lapisan tanah. Air tanah menyumbang sebanyak 0.5 persen dari total keseluruhan air di bumi. Berdasarkan kedalamnya air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Air tanah dangkal adalah suatu keadaan dimana keberadaan air di dalam tanah hanya sedalam 9-15 meter dari permukaan tanah.namun ketika musim kemarau, air akan surut.
Air tanah dalam adalah suatu keadaan dimana kebaradaan air di dalam tanah dalamnya lebih dari 15 meter.
Secara fisik air tanah berwarna jernih dan bening, hal itu terjadi akibat proses penyaringan di setiap lapisan tanah. Namun air tanah dangkal cenderung masih mengandung zat kimia seperti garam hara, yang terlarut.
PENGELOMPOKAN AIR TANAH MENURUT LETAKNYA
Air tanah secara fisik tidak ada perbedaan antara yang satu denga yng lain, namun jika dilihat dari segi kandungannya maka akan didapat beberapa komposisi kimia yang jelas berbeda. Berdasarkan letaknya air tanah dapat kita bedakan menjadi tiga, yaitu:
1. AIR TANAH FREATIK
2. AIR TANAH DALAM (ARTESIS)
Air Artesis adalah air tanah yang terletak pada kedalaman antara 80 – 300 meter dari permukaan tanah. Untuk kualitas air, air artesis merupakan air tanah yang cukup berkualitas hal ini dikarenakan air telah menjalani penyaringan yang sempurna dan dalam banyak kasus, air jenis ini biasanya sudah terbebas dari bakteri sehingga dapat langsung diminum.
Kelebihan air artesis adalah ketika musim kemarau tiba debit air tetap stabil dan bisa digunakan. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk mendapatkan air artesis.
3. AIR TANAH METEORIT (VADOS)
Merupakan air tanah yang berasal dari hujan/ presipitasi yang mana sebelumnya terjadi proses kodensasi air di atmosfer dan tercampur dengan debu meteor. Air Vados mengandung air berat (H3) dan terdapat tritium (suatu unsur yang berasal dari debu meteor) didalamnya sehingga sering disebut dengan air tua.
4. AIR TANAH MAGMA (JUVENIL)
Air tanah magma merupakan air tanah yang bersuhu panas dan berasal dari gunung berapi. Bahkan tak jarang air ini menjadi geyser ketika suhu air sangat tinggi. Air ini terbentuk melalui proses kimiawi di dalam tanah karena intrusi dari magma pada kedalaman tertentu.
Karena letaknya yang dekat dengan gunung berapi atau dapur magma, tidak jarang air jenis ini mengandung belerang. Namun itu bukan hal yang pasti, jika air ini tidak melewati struktur batuan belerang, maka air juvenil sama seperti air biasa di rumah kita hanya saja bersuhu panas.
5. Air Tersengkap (Konat)
Air konat merupakan air tanah yang tergenang didalam bebatuan selama berabad-abad yang biasa kita sebut dengan air purba. Pada mulanya air konat berasa tawar namun, karena terperangkap pada bebatuan dalam jangka waktu yang lama maka air konat biasanya memilki kadar garam yang tinggi melebihi air laut. Hal ini terjadi karena, air tanah terkontaminasi dengan senyawa mineral pada batuan dan termineralisasi secara sempurna.