• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT DAN ILMU DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FILSAFAT DAN ILMU DALAM ISLAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT DAN ILMU DALAM ISLAM

NUR RIDWAN SYAH

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Table of Contents

DAFTAR PUSTAKA...2

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang...3

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penulisan...3

BAB II...4

PEMBAHASAN...4

A. Pengertian Filsafat Ilmu...4

B. Landasan-landasan Filosofi Keilmuan...4

C. Hubungan Filsafat Ilmu dan Umat Islam...5

D. Signifikasi Filsafat Ilmu bagi Studi Islam...6

E. Strategi Perkembangan Ilmu di Indonesia...7

BAB III...8

PENUTUP...8

KESIMPULAN...8

SARAN...9

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat dalam pengertian yang lebih luas merupakan intelektualisme. Filsafat merupakan cara pandang yang diracik berdasarkan kemampuan rasionalitas secara maksimal. Untuk menilai filsafat sesuai atau bertentangan dengan ajaran al-Qu’ran maka cara yang dapat ditempuh adalah mencermati ajaran dari masing-masing atau setidaknya melacak apakah ada di antara ajaran filsafat yang bertolak belakang dengan ajaran Al-Qur’an.

Filsafat merupakan pemikiran rasional, kritis, sistematis, dan radikal tentang suatu objek. Filsafat merupakan intelektual dan karenanya berlandaskan pada akal. Akal adalah anugerah Allah yang sangat besar kepada manusia. Dengan adanya akal manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik dan salah, yang menyelamatkan atau menyesatkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Filsafat Ilmu?

2. Apa landasan dalam filsafat ilmu?

3. Bagaimana hubungan filsafat imu dengan umat islam?

4. Bagaimana signifikasi filsafat ilmu dalam studi islam?

5. Bagaimana strategi perkembangan ilmu di Indonesia melalui filsafat?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu.

2. Untuk mengetahui landasan-landasan dalam filsafat ilmu.

3. Untuk mngetahui hubungan filsafat ilmu dengan umat islam.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu berasal dari dua kata, yaitu filsafat dan ilmu. Filsafat dijabarkan dari perkataan philosophia, perkataan ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti cinta akan kebijakanaan. Ilmu menurut KBBI merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu.

Filsafat Ilmu merupakan penyeledikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya. Dengan kata lain filsafat ilmu sesungguhnya merupakan ilmu lanjutan. Atau filsafat merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmu).

B. Landasan-landasan Filosofi Keilmuan

1. Landasan Metefisik/ontologi berhubungan dengan materi yang menjadi objek dengan materialnya yang menjadi objek penelaahan ilmu.

2. Landasan Epistimologik berkaitan dengan upaya memperoleh ilmu melalui metode ilmiah.

3. Landasan aksiolagi membahas tentang pemanfaatan yang diperoleh manusia dari ilmu.

Ontologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada dalam kaitan dengan ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra pengalaman dan pasca pengalaman dan diserahkan ilmu kepada pengetahuan lain.

Epistemologi merupakan cabang fisafat yang membicarakan tentang asal

muasal, sumber, metode, struktur dan faliditas atau kebenaran pengetahuan.

(5)

C. Hubungan Filsafat Ilmu dan Umat Islam

Filsafat merupakan cara pandang yang diracik berdasarkan kemampuan rasionalitas secara maksimal. Filsafat adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang suatu objek. Filsafat berlandaskan akal. Akal adalah anugerah Allah yang sangat besar kepada manusia. Dengan akal manusia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, baik dan buruk, yang menyelamatkan dan yang menyesatkan, dan sebagainya. Al Qur’an menempatkan akal ke posisi yang amat tinggi, karena akal dapat digunakan untuk memahami Al Qur’an dan ajaran islam sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Seperti pada QS. Ali Imran (190), yang artinya :

“sesunguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orng yang berakal”.

Berfikir disini adalah berfikir tentang alam semesta, diri sendiri, realitas kehidupan, dan sebagainya, supaya perjalanan hidup di dunia dapat ditempuh setepat-tepatnya sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Allah. Sebagai entitas yang menyimbolkan keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk lain, akal tidak boleh dipasung, tetapi harus

dikembangkan. Di dalam Al-Qur’an, menurut Fazlur Rahman, penciptaan gagasan ilmiah lewat akal merupakan aktivitas yang nilainya paling tinggi.

Islam tidak mencegah orang untuk mempelajari ilmu filsafat, bahkan menganjurkan orang berfilsafat, berpikir menurut logika untuk memperkuat kebenaran yang dibawa oleh Al-Qur’an dengan dalil akal dan pembawaan rasional. Aspek pemikiran dalam Islam terutama masalah keimanan, aqidah, ketuhanan, menunjukan pembahasan yang cukup lama telah dimulai semasa nabi masih hidup, yang kemudian menjadi sebab pokok dari ilmu-ilmu yang berbeda-beda, sebagaimana kalam (dogmatic–scholastic), dan tasawuf (mystico-spirituaistic).

Filsafat dianggap dapat membawa kepada kebenaran, maka islam mengakui bahwa selain kebenaran Hakiki, masih ada lagi kebenaran yang tidak bersifat absolute, yaitu kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia. Akal adalah anugrah dari Allah SWT kepada manusia. Maka sewajarnya kalau akal mampu pula mencapai kebenaran, kendatipun kebenaran yang dicapainya itu hanyalah dalam taraf yang relatif. Oleh sebab itu kalau kebenaran yang relative itu tidak bertentangan dengan ajaran islam ( Al-Qur’an dan Hadist ) maka kebenaran itu dapat saja digunakan dalam kehidupan ini. Filsafat cukup mendapat tempat penting dalam Islam dengan beberapa kenyataan :

(6)

digunakan untuk memperkokoh kedudukan Islam, umpamanya dapat dijadikan sebagai jalan untuk memperkuat bukti eksistensi Allah SWT.

· Diakui pula bahwa kebenaran filsafat bersifat nisbi dan spekulatif. Nisbi artinya relative dan tidak mutlak kebenaranya. Spekulatif artinya kebenaranya bersifat spekulasi dan tidak dapat dibuktikan secara empiris.

Jadi tidak perlu melihat filsafat sebagai momok yang menakutkan tetapi ia harus dipelajari dengan baik. Dengan demikian kita dapat menggunakan hal – hal yang positif didalamnya dan membuang hal-hal yang tidak menguntungkan bagi Islam.

D. Signifikasi Filsafat Ilmu bagi Studi Islam

Pemikir filosofi ke dalam Islam mengakibatkan agama dikaji dengan pespektif rasional. Pemikir itu, Al-kindi, Al-farabi, dan Ibn-Sina mencoba melihat agama ini dengan rasional, kendati konsepsinya berbeda-beda. Munculnya teolog-teolog yang tidak respek terhadap filsafat seperti Al-Gazali, mengiring interaksi antara pemikiran filsafat dan dogma tersebut kearah runtuhnya rasionalisme teologis.

Keyakinan tersebut disatu sisi mencambuk keras eksistensi keilmuwan atau studi islam. Berbagai pendapat mengatakan bahwa realitas kemunduran studi islam saat ini. Sehingga umat islam dipaksa untuk memikirkan kembali nasib studi keilmuwannya yang dulunya pernah mencapai kejayaan.

Memahami dengan yang dikritisi oleh pakar-pakar tersebut bahwa sumber kegelisahan intelektual mereka bertumpu pada persoalan-persoalan yang didiskusikan dalam filsafat ilmu. Maksudnya, sebelum melontarkan kritisisme harus sudah memahami dengan baik berbagai persoalan yang dipertanyakan dalam filsafat ilmu dan karenanya menyadari arti pentingnya bagi usaha pengembangan studi islam.

Filsafat ilmu begitu signifikasi dalam usaha pengembangan keilmuwan karena filsafat ilmu berusaha mencermati hakikat ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolok ukur kebenarannya, dan segala sesuatu yang melandasi tegaknya ilmu tersebut lewat penelaahan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Studi islam, sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, secara mutlak harus bisa didekati oleh filsafat ilmu. Sebab adanya asumsi yang berkembang di kalangan peneliti kontemporer bahwa seolah-olah studi islam tidak bergeming, atau paling tidak kurang menunujukan perkembangan

(7)

E. Strategi Perkembangan Ilmu di Indonesia

Thomas S. Kuhn berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat revolusioner, bukan kumulatif. Revolusi ilmiah ini menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh prestasi atau praktik ilmiah konkret. Menurut kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut :

Tahap pertama, paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa ilmu normal

(normal science). Di sini para ilmuwan dapat berkesempatan menjabarkan dan mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang digelutinya secara rinci dan mendalam. Namun ilmuwan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbing aktivitas ilmiahnya. Dalam menjalankan aktivitas ilmiah para ilmuwan menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan paradigma yang dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan aktivitas ilmiah, ini dinamakan anomali. Anomali adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai.

Tahap kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma. Paradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. Para ilmuwan mulai keluar dari jalur ilmu normal.

Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya. Proses peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan revolusi ilmiah.

Istilah ilmiah paradigma berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia serta ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang lainnya. Dalam masalah yang populer istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah da tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Negara dalam rangka mewujudkan tujuannya melalui pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar-dasar hakikat manusia. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga, aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya.

(8)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ø Filsafat Ilmu merupakan penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya. Dengan kata lain filsafat ilmu sesungguhnya merupakan ilmu lanjutan. Atau filsafat merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmu).

Ø Landasan-landasan Filosofi Keilmuan

a. Landasan Metefisik/ontologi berhubungan dengan materi yang menjadi objek dengan materialnya yang menjadi objek penelaahan ilmu.

b. Landasan Epistimologik berkaitan dengan upaya memperoleh ilmu melalui metode ilmiah.

c. Landasan aksiolagi membahas tentang pemanfaatan yang diperoleh manusia dari ilmu.

Ø Filsafat merupakan cara pandang yang diracik berdasarkan kemampuan rasionalitas secara maksimal. Filsafat adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang suatu objek. Filsafat berlandaskan akal. Filsafat dianggap dapat membawa kepada kebenaran, maka islam mengakui bahwa selain kebenaran Hakiki, masih ada lagi kebenaran yang tidak bersifat absolute, yaitu kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia.

Ø Filsafat ilmu begitu signifikasi dalam usaha pengembangan keilmuwan karena filsafat ilmu berusaha mencermati hakikat ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolok ukur kebenarannya, dan segala sesuatu yang melandasi tegaknya ilmu tersebut lewat penelaahan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Studi islam, sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, secara mutlak harus bisa didekati oleh filsafat ilmu. Sebab adanya asumsi yang berkembang di kalangan peneliti kontemporer bahwa seolah-olah studi islam tidak bergeming, atau paling tidak kurang menunujukan perkembangan signifkan sebagai ilmu.

Ø Perkembangan ilmu di Indonesia dapat melalui paradigma yang ada di Indonesia, kemudian dapat melalui tahap-tahap:

a. paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa ilmu normal

(normal science).

b. menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma.

(9)

SARAN

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bachri Ghozali dkk,Filsafat Ilmu.Kopja Akademik UIN Sunan Kalijaga.2005.

Surajiyo,Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia : Suatu Pengantar.Bumi Aksara.2007.

Sibawaihi,Filsafat Ilmu,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.

Jujun S. Suriasumantri,Filsafat Ilmu.Sinar Harapan: Jakarta.2009.

http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-ilmu.html

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Seni rupa murni daerah adalah gagasan manusia yang berisi nilai-nilai budaya daerah setempat yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang,

High diversity of birds’ species in Rajegwesi show potential attraction to be developed for ecotourism; besides other natural attraction such as beach and

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,301 dengan p sebesar 0,000. Nilai p < 0,01 membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

Dalam hal ini masyarakat berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan wajib menjalankan apa yang diperintahkan dalam agama masing-masing dn menjauhi apa yang

Pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen akan menjadi sumber berharga bagi organisasi dalam melakukan inovasi jasa yang bernilai (value)4. Dengan menggabungkan

DATA DIKJUR/PELATIHAN SATKER BIRO RENA SEMESTER I TAHUN 2016.. NO NAMA PANGKAT/NRP

Tuhan penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “ PERANAN BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MEDAN DALAM PENGENDALIAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK