• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akar PENDIDIKAN DI AMERIKA Finish

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Akar PENDIDIKAN DI AMERIKA Finish"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Para filosof (The Sophist) Yaitu :

1. Socrates, Pendidikan dengan penilaian diri sendiri 2. Plato, kebenaran dan nilai abadi

3. Aristotle, budidaya rasionalitas. 4. Iscocrates, pidato dan rhetoric

Pendidikan Romawi kuno bersifat pribadi dan hanya dihadiri oleh pria yang mampu membayar uang kuliah. Wanita golongan atas sering belajar membacca dan menulis dirumah atau diajar oleh tutor. Pria golongan atas mengikuti ludus, sekolah dasar, kemudian sekolah menengah. Pendidikan Romawi memperhatikan pendidikan politik praktis, administrasi, dan keahlian umum.

F. Islam, Pembelajaran dan Pendidikan Arab (CE 700-CE 1350)

Mohammad

Peradaban islma menjadi budaya dan pendidikan umum melalui kemampuannya menyerap, menafsirkan kembali, dan menyampaikan pengetahuan dari satu negara ke negara lainnya. Asal mula budaya islam dimulai oleh Muhammad, nabi Allah.

Al-Quran

Kitab suci Al-quran sebagai pedoman kehidupan

G. Budaya dan Pendidikan abad pertengahan (CE 500-CE1400)

Pendidikan dasar dihubungkan dengan gereja Katolik. Pendidikan pada abad pertengahan untuk mengembangkan keteguhan agama, pengetahuan dan kepercayaan untuk mempersiapkan manusia yang berperan dalam masyaraka hirarki.

H. Humanisme Klasik renaissance (CE 1350-CE 1500)

Pembelajaran lebih menekankan literatur dari pada ilmu agama. Pendidikan Renaissance untuk menggali keahlian humanis di Yunani klasik, dan mutu mempersiapkan masyarakat melayani pemimpin dinasti.

(2)

Luther : Pembaru Protestan

Pendidikan sebagai bagian dari pembaruan agama :

Luther mengakui pendidikan sebagai aspek kuat dalam reformasi agama. Luther melihat gereja, negara, keluarga dan sekolah sebagai agen pembaharu utama.

Luther dalam sekolah :

Luther menekankan keuntungan sekolah dalam bidang politik, ekonomi dan spiritual. i. Luther dalam pendidikan wanita :

Pendapat Luther tentang pendidikan wanita mencerminkan pandangan tradisional dalam peran jenis kelamin dan beberapa ide kebebasan.

ii.Kode sekolah

Luther sangat mempercayai kepada pendidik humanist, philipp Melanchthon (1497-1560) untuk merancang dan menerapkan pembaruan pendidikan. Pada tahun 1559, Melanchton menyusun School Code Of Wirtemberg, yang kemudian menjadi model untuk negara bagian jerman lainnya.

iii.Konstribusi reformasi terhadap pendidikan barat

Konstribusi Reformasi agama Protestan kepada pendidikan barat yaitu ada ”dual-track system of school” yaitu sekolah yaitu sekolah rakyat untuk kelas sosial ekonomi tingkat bawah, dan sekolah tata bahasa klasik menyiapkan pria golongan atas untuk pendidikan yang lebih tinggi.

J. Pengaruh Pencerahan dalam Pendidikan

Alasan dan metode ilmiah:

(3)

BAB III PEMBAHASAN

Buku Foundations of Education 11th edition, karya Allan C. Ornstein, Daniel U. Levine, Gerald L. Gutek, dan David E. Vocke, Chapter 3 yang berjudul Akar Dunia Pendidikan Amerika menguraikan asal-usul pendidikan, tujuan pendidikan, dan pengembangan pendidikan di peradaban Cina, Mesir, Hebraic, Arab dan Eropa. Sejarah pendidikan di masing-masing negara dapat membentu kebiasaan mengajar dan belajar. Selain itu, laporan buku ini memberikan masukan bagi pendidik untuk memahami arti dari pengetahuan, pendidikan, sekolah, pengajaran dan pembelajaran.

Pengetahuan dapat disampaikan secara lisan dan tulisan. Pada awal masa dimana masyarakat belum mengenal tulisan, pengetahuan nerupa budaya disampaikan secara lisan melalui nyanyian dan cerita. Setelah mengenal huruf dan simbol, pengethauan disampaikan secara tulisan diatas kertas pengetahuan ini meliputi pengetahuan duniawi dan pengetahuan rohani (agama).

Bangsa Amerika terdiri dari bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia, terutama dari kawasan Eropa sebagai bagian dominannya. Imigrasi tua berasal dari Eropa Utara dan Barat seperti Inggris, Scotlandia, Perancis, Belanda, Jerman dan sebagainya yang kemudian diikuti oleh imigrasi yang muda berasal dari Eropa Selatan dan Timur seperti Italia, Rusia, Polandia, Austria, Hongaria dan lain sebagainya. Setiap bangsa membawa kepercayaan, adat istiadat, bahasa dan segi-segi kebudayaanya masing-masing ke Amerika sehingga Amerika menjadi periuk peleburan bagi segala jenis kebudayaan Amerika sekarang.

(4)

Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya desentralisasi. Pemerintah federal Amerika Serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi Amerika serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan. Sekolah berdasarkan ras, khususnya antara orang kulit hitam dan kulit putih. Pemerintahan federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat.

Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahanya yang mendelegasikan kebanyakan wewenang kepada negara bagian dan pemerinthan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal ini berdasarkan pada pada filosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :

1. Memajukan demokrasi

2. Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan. 3. Meningkatkan produktivitasnasional

4. Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.

Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk usulan-usulan maupun program pendanaan dengan tujuan-tujuan tertentu.

(5)

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai tempat yang berfungsi melanjutkan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sekolah adalah suatu lembaga yang dirancang untuk pengajaran dan pembelajaran peserta didik dibawah pengawasan pendidik. Sistem pendidikan formal terbagi menjadi beberapa tingkat pendidikan, meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Saat ini, sekolah sebagai tempat pengajaran, tidak lagi berupa bangunan, namun juga dapat berupa media online seperti yang dilakukan oleh homeschooling.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan dibedakan atas jenis kelamin, keturunan, ras dan kelas sosial ekonomi. Pada jaman dahulu, terdapat diskriminasi, pria diperbolehkan mempunyai pendidikan sampai tingkat dasar, bahkan ada yang hanya belajar dirumah saja dengan mendatangkan tutor. Orang biasa tidak dapat melanjutkan pendidikan yang sama dengan golongan atas. Undang-undang Dasar 1945 Bab XIII tentang pendidikan pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Saat ini tidak ada diskriminasi untuk mendapatkan pendidikan. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah maupun tinggi.

Merode pengajaran dan pembelajaran menggunakan berbagai metode. Media pengajaran berupa nyanyian dan cerita, merupakan metode ceramah. Media pengajaran berupa tulisan dan simbol/gambar, merupakan metode demontrasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, saat ini pengetahuan disampaikan dengan berbagai metode pengajaran melalui berbagai media audio visual, sehingga peeserta didik mampu mendapatkan wawasan yang luas. Metode pengajaran tersebut meliputi metode discovery learning, problem solving learning dan projeck based learning.

A. Jenjang, Jalur dan Jenis Pendidikan

(6)

Jalur pendidikan di Amerika Serikat adalah formal dan informal. Pendidikan formal adalah seperti yang telah dijelaskan di atas, sementara pendidikan informal adalah homeschooling. Menurut wikipedia.com/Education in United States, tahun 2007, kira-kira ada 1,5 juta anak yang mengikuti mengikuti home schooling. Ada berbagai alasan dari homeschooling ini. Beberapa mengatakan agar mereka bisa memasukkan pelajaran agama pada kurikulum. Sementara yang lain mengatakan untuk menyesuaikan anak-anak pada kemampuan dan kelemahannya. Dan lagi beberapa orangtua mengatakan untuk menghindari anak-anak dari tekanan negatif sekolah-sekolah, seperti obat-obatan terlarang, kekerasan dan semua masalah yang berhubungan dengan sekolah. Sementara Jenis pendidikannya adalah pendidikan umum dan swasta.

B. Program Pembangunan Pendidikan Indonesia

a) Sejarah Pendidikan Indonesia

(7)

Masuknya dan meluasnya kebudayaan asing yang dibawa ke Indonesia telah diserap oleh Bangsa Indonesia melalui masyarakat pendidikannya. Lembaga pendidikan itu telah menyampaikan kebudayaan tertulis dan banyak unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Sejarah pendidikan di Indonesia dimulai pada zaman berkembangnya satu agama di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera yang mulai pada abad ke-4 sesudah masehi itulah tempat mula-mula ada pendidikan yang terdapat di daerah-daerah itu. Dapat dikatakan, bahwa lembaga-lembaga pendidikan dilahirkan oleh lembaga-lembaga agama dan mata pelajaran yang tertua adalah pelajaran tentang agama. Tanda-tanda mengenai adanya kebudayaan dan peradaban Hindu tertua ditemukan pada abad ke-5 di daerah Kutai (Kalimantan). Namun demikian gambaran tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia didapatkan dari sumber-sumber Cina kurang lebih satu abad kemudian.

Ada 2 macam sistem pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia :

1. Pendidikan di Langgar

Di setiap desa di Pulau Jawa terdapat tempat beribadah dimana umat Islam dapat melakukan ibadanya sesuai dengan perintah agamanya. Tempat tersebut dikelola oleh seorang petugas yang disebut amil, modin atau lebai (di Sumatera). Petugas tersebut berfungsi ganda, disamping memberikan do’a pada waktu ada upacara keluarga atau desa, dapat pula berfungsi sebagai guru agama.

2.Pendidikan di Pesantren

(8)

kepentingan penduduk Bumiputera dengan cara memajukan penduduk asli secepat-cepatnya melalui pendidikan secara Barat.

a) Program Pendidikan Dasar dan Prasekolah

Program pembinaan pendidikan dasar dan prasekolah bertujuan untuk (1) memperluas jangkauan dan daya tampung SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), SLTP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan lembaga pendidikan prasekolah sehingga menjangkau anak-anak dari seluruh masyarakat; dan (2) meningkatkan kesamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi kelompok yang kurang beruntung, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil dan perkotaan kumuh, daerah bermasalah, masyarakat miskin, dan anak yang berkelainan; (3) meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan prasekolah dengan kualitas yang memadai; dan (4) terselenggaranya manajemen pendidikan dasar dan prasekolah berbasis pada sekolah dan masyarakat (school/community based management).

b) Program Pendidikan Menengah

Program pembinaan pendidikan menengah yang mencakup Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA) ditujukan untuk (1) memperluas jangkauan dan daya tampung SMU, SMK, dan MA bagi seluruh masyarakat; dan (2) meningkatkan kesamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.

c) Program Pendidikan Tinggi

Program pembangunan nasional pendidikan tinggi bertujuan untuk melakukan penataan sistem pendidikan tinggi; meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi dengan dunia kerja; dan meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi.

d) Program Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah

Program pembinaan pendidikan luar sekolah (PLS) ini bertujuan untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat yang tidak atau belum sempat memperoleh pendidikan formal untuk mengembangkan diri, sikap, pengetahuan dan keterampilan, potensi pribadi, dan dapat mengembangkan usaha produktif guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

(9)

Menurut Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 Kebijakan pembangunan pendidikan di Indonesia diarahkan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:

i. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti;

ii. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan;

iii. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara professional;

iv. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai;

v. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen;

vi. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

vii. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya;

(10)

kecil, menengah, dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal.

D. Manajemen Pendidikan Di Indonesia

Administrasi dan menejemen (birokrasi) pendidikan di Indonesia tidak berbeda dengan administrasi dan manajemen sektor-sektor lain yang berbentuk departemen Secara nasional permasalahan sektor pendidikan ditangani oleh sebuah badan berbentuk departemen, yang beberapa kali mengalami perubahan nama dan perubahan terakhir diberi nama DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Departemen ini dipimpinoleh seorang menteri yang ditunjuk langsung oleh presiden.

E. Pendanaan Pendidikan di Indonesia

Jika dibandingkan dengan di AS, sumber pendanaan pendidikan di Indonesia berasal dari beberapa sumber anggaran. Yaitu berasal dari APBN, APBD Propinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Sumber pendanaan dari APBN umunya dialokasikan untuk seluruh kegiatan pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Sumber dari APBN ini juga diperuntukkan bagi penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari APBN Propinsi, umumnya sebagian besar diperuntukkan bagi pendidikan tingkat dasar dan menengah.

Hanya sebagian kecil yang dialokasikan untuk mendukung kegiatan di tingkat pendidikan tinggi. Sumber dana dari APBD propinsi ini dialokasikan untuk penuyelenggaraan pendidikan yang ada diwilayah propinsi tersebut. Adapun sumber pendanaan dari APBD Kabupaten/Kota seluruhnya untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di wilayah tersebut. Hal ini sesuai dengan semangat desentralisasi.

Sejak diberlakukannya kebijakan desentralisasi pendidikan, alokasi anggaran pendidikan, baik di APBN maupun APBD Propinsi dan Kab/Kota, mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini dikarenakan menurut amanat UU, anggaran pendidikan harus terus diupayakan dinaikkan hingga mencapai sedikitnya angka 20% dari total anggaran pengeluaran APBN atau APBD.

(11)

A. Simpulan

1. Perkembangan pendidikan dapat kita lihat dan tiga peradaban kuno terbesar, yaitu Cina, Mesir dan Hebraic. Pengetahuan, pendidikan, sekolah, pengajaran dan pembelajaran ditentukan dalam periode sejarah.

2. Tujuan Pendidikan disampaikan dan dikembangkan secara lisan dan tulisan 3. Ras, keturunan, jenis kelamin, dan sosial ekonomi mempengaruhi kesempatan

berpendidikan di masa lampau. Saat ini semua orang berhak mendapatkan pendidikan, baik pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

4. Sekolah digunakan untuk penyampaian pengetahuan. Saat ini, sekolahsebagai tempat pengajaran, tidak lagi berupa bangunan, namun juga dapat berupa media online seperti yang dilakukan oleh homeschooling.

5. Metode pembelajaran digunakan diberbagai periode sejarah, meliputi metode ceramah, demonstrasi, discovery learning problem solving learning dan project based learning.

B. Rekomendasi

Hasil dari penelaahan buku Foundations of Education 11th edition, Chapter 3 yang berjudul World Roots Of American Education, direkomendasikan sebagai berikut :

1. Pendidik tidak mendiskriminasikan peserta didik berdasarkan jenis kelamin, ras dan tingkat sosial ekonomi.

2. Sekolah menyediakan fasilitas bangunan dan peralatan yang menandai sesuai dengan jumlah siswa yang belajar ditempat tersebut.

Kurikulum sekolah yang digunakan sesuai dengan kebutuhan peningkatkan kualitas pengetahuan di daerah tersebut

(12)

Hoy and Miskel, (2014). Administrasi Pendidikan ( Teori, Riset dan Praktik). Yogyakarta: Terjemahan Cetakan 1. Pustaka Belajar

Khairunnisa, Nurul. Ideologi Amerika Amerika dan Dasar Negaranya. iecakhairunissa.blogspot (5/11/2013).

Ornstein and Lavine, (2008). ”Foundation Of Education”. New York: Tenth Edition Houghton Mifflin Company

Wikipedia bahasa Indonesia.com/Kristoforus Kolumbus.

Wikipedia.com/Sejarah Amerika Serika.

Wikipedia.com/Education in United States.

Wikipedia Indonesia.com/Departemen Pendidikan Amerika Serikat.

http://srirahmadhena.wordpress.com/2010/09/29/pendidikan-di- amerika-serikat/

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai dampak selanjutnya adalah setidaknya ada empat masalah utama yang sedang dihadapi oleh madrasah pada umumnya, yaitu, masalah identitas diri madrasah, sehingga program

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Pada saat para siswa melaksanakan kegiatan, peneliti (yang dibantu oleh ma- hasiswa) memperhatikan bagaimana para siswa bekerjasama

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SINAR NUSANTARA.

Inovasi merupakan perwujudan dari kecakapan yang harus dimiliki oleh aparat birokrasi dengan mengandalkan kreatifitas jajaran birokrasi untuk menciptakan model kerja

[r]

PENERAPAN PENDEKATA REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV. SEKOLAH

bahwa indikasi untuk melakukan torakoskopi terdiri atas “evaluasi efusi eksudatif tanpa penyebab yang diketahui,” selain indikasi -indikasi lain, dan bahwa “pada

a. Pengujian normalitas tentang nilai pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. atau nilai peluang < 0,05 maka data sampel berdistribusi tidak normal.