• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BERBAKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Anak Berbakat Dosen Pengampu : Aluwis S.Pd,. M.Pd

Irfan Satria 1505117251

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita hadirat kan kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyusun makalah yang berjudul“Pendidikan” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam hal ini penulis juga berterima kasih kepada Aluwis S.Pd,. M.Pd dosen pembimbing mata kuliah Pembinaan Anak Berbakat yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.

Dalam karya ilmiah ini penulis akan membahas mengenai “Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua terhadap Perkembangan Berbakat Anak”. Dalam makalah ini telah dibahas mengenai pengaruh yang timbul jika tidak adanya rasa kasih sayang orang tua terhadap anak, sehingga menyebabkan perkembangannya terganggu. Tidak hanya itu saja, bakat serta kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut akan terganggu juga.

Pada dasarnya dalam menyelesaikan suatu masalah ataupun tugas juga mengalami kesulitan baik itu dari segi internal maupun eksternal. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis juga mengalami kesulitan,tetapi dengan kerja keras dan doa dari semua pihak, maka karya ilmiah ini juga menuju penyelesaian walaupun terdapat kekurangan karena kesempurnaan hanya milik-Nya, oleh karena itu penulis juga mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan positif yang membangun yang sekiranya dapat menyempurnakan makalah ini dan bermanfaat bagi dalam kehidupan sehari-hari. Atas masukan-masukan yang diberikan pembaca , penulis mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, Juni 2017

(3)

PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BERBAKAT

Irfan Satria 1505117251

Abstrak: Dalam mengembangkan anak yang berbakat perlu disadari bahwa generasi semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berprilaku baik. Suasana penuh kasih sayang, mau menerima anak sebagai mana adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul di masa yang akan datang. Orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan anak, maka kemampuan orang tua dalam hal memberikan kasih sayang akan menyebabkan anak merasa nyaman berada dalam keluarga tersebut, sehingga anak mempunyai figur dari keluarganya untuk dijadikan acuan dalam kehidupannya, serta akan termotivasi dalam mengembangkan bakatnya, karena anak tersebut sudah mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tuanya, maka ketika anak itu berusaha untuk mengembangkan bakatnya, ia akan merasa termotivasi dan memiliki penguatan atas bakat yang dimilikinya tersebut. Namun kenyataanya pada masa sekarang ini dampak dari pesatnya kemajuan di segala bidang, banyak para orang tua yang tadinya dapat mencurahkan tenaga dan fikirannya dalam mengurus rumah tangga dan pendidikan anak sudah sangat berkurang, mereka sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah, sehingga tugas untuk mendidik anak sebagian besar diserahkan pada pihak di sekolah. Ini juga menyebabkan anak akan merasa kurang kasih sayang dari orang tuanya, karena tidak adanya peran dari orang tua tersebut dalam hal pemberian kasih sayang.

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui, orang tua merupakan sosok individu yang paling dekat dengan anak. Banyak dari orang tua berharap dan menginginkan anak yang cerdas dan berprestasi. Bahkan menginginkan keksuksesan bagi anaknya. Berbagai cara dijalani untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati. Seperti les privat, menyekolahkan di tempat yang bagus, tambahan bimbingan belajar, bahkan menempatkan anak pada sanggar-sanggar tertentu. Hanya untuk menginginkan si anak mampu menjadi anak yang berbakat.

Setiap anak dilahirkan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya. Perlu disadari bahwa setiap anak memiliki kecenderungan bakat tersendiri yang ia miliki. Seorang anak dengan anak yang lain memiliki bakat yang berbeda masing-masingnya. Seorang anak berhak mencoba semua bakat, sampai mereka menemukan bakat yang benar-benar ia minati. Dengan memberikan anak kesempatan tersebut, orang tua juga akan lebih cepat mengetahui bakat apa yang dimiliki anaknya. Namun orang tua harus memiliki respon, pengawasan dan analisa tentang kegiatan yang mengacu pada bakat si buah hati. Selektifitas orang tua sangat dituntut bila mana bakat anak itu terlihat tidak baik. Bila anak telah memperlihatkan bakat yang ia minati dan itu baik, orang tua perlu memberikan dukungan untuknya. Karena bakat tidak akan berkembang jika tidak penguat.

Penguatan yang diberikan dapat berupa kasih sayang oleh orang tua kepada anak. Jika seorang anak tanpa memiliki rasa kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, maka akan menyebabkan terganggunya perkembangan anak tersebut. Tidak hanya perkembangannya saja yang terganggu, tetapi bakat yang dimilikinya akan terganggu juga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengaruh kasih sayang orang tua terhadap anak? 2. Apa yang mempengaruhi perkembangan anak?

(5)

C. Tujuan Penulisan Masalah

1. Untuk mengetahui apa pengaruh yang timbul terhadap kasih sayang orang tua terhadap anak

2. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi perkembangan anak 3. Untuk mengetahui pengaruh dari kasih sayang orangtua terhadap

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Kasih Sayang Orang Tua

1. Pengertian Kasih Sayang Orang Tua

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kasih berarti perasaan sayang, cinta, suka kepada (Tim Penyusun KBBI, 2007:512) dan sayang mempunyai arti cinta (Tim Penyusun KBBI, 2007:512). Makna kata kasih dan sayang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 394, dan 789) bersifat sirkumlokutif (berputar-putar). Pada pemberian definisi kata kasih dinyatakan, "perasaan sayang (cinta, suka kepada)", sedangkan pada kata sayang dinyatakan, "kasihan ... sayang akan (kpd); mengasihi". Oleh karena itu, penentuan pengertian kata kasih sayang hendaknya bersifat serentak, bukan terpisah antara kata kasih dan sayang. Secara kongkrit yang dimaksud kasih sayang adalah perasaan cinta atau sayang kepada seorang anak. Cinta adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah faktor terpenting dalam menyatukan hati antar manusia dan pembentukan kasih sayang di antara sesama manusia (Az-Zahrani, 2005:228). Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang mempunyai pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini yang menjadi objeknya adalah seorang anak.

(7)

dalam kehidupan anak (Daradjat, 1970:56). Sehubungan dengan penelitian ini penulis memberikan batasan pengertian bahwa yang dimaksud orang tua di sini adalah ayah dan ibu, sebagai orang yang dianggap tua dalam sebuah keluarga yang mempunyai hubungan darah. Berpijak pada pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kasih sayang orang tua adalah adanya rasa cinta, senang, serta suka dari orang tua (ayah dan ibu kandung) sebagai pembina pribadi terhadap anak dalam sebuah keluarga. Kalau suatu keluarga dikaruniai anak, maka pada pundak orang tua itulah dibebankan usaha bagaimana agar anak-anaknya berkembang dengan wajar. Jadi anak tidak diterima begitu saja, diberi makan dan pakaian tetapi diusahakan agar anak mampu berkembang dengan wajar. Orang tua harus mampu membagi perhatiannya kepada semua objek di dalam rumahnya. Sebab di dalam keluargalah terjadi interaksi antara orang tua dan anak (Ahmadi, 1999:249).

Rasa kasih sayang adalah kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Anak yang kurang mendapat kasih sayang orang tua akan menderita batinnya, kesehatan badan akan terganggu, kecerdasan mungkin kurang, apalagi kalau kasih sayang orag tua terabaikan, maka hal ini akan berakibat fatal bagi jiwa dan raga anak. Rasa cinta dan kasih sayang orang tua yang dilimpahkan kepada anak akan membuat anak merasa aman, tenang dan tentram (Az-Zahrani, 2005:229).

Sehubungan dengan hal ini Musthofa Fahmi mengungkapkan sebagai berikut: kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan pertama yang ingin dipenuhi oleh anak. Si anak memerlukan suatu perasaan bahwa ada kasih sayang yang memberikan kehangatan baginya. Penelitian-penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa ketika anak lahir ia berpindah dari temperatur stabil dan jauh dari pengaruh, kepada kehidupan di luar rahim, yang panasnya berubah-ubah dan berbagai pengaruh yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Oleh karena itu ia memerlukan suatu pengganti yang mencakup pemeliharaan, kasih sayang dan perasaan hangat dan santun (Fahmi, 1977:56).

(8)

Bahwasannya Abu Hurairah ra. Ia bekata: “Rasulullah saw. mencium Al-Hasan bin Ali, ketika itu al-Aqro’ bin Habis At Tamimi sedang duduk lalu berkata,” sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka, maka Rasulullah saw. melihatnya kemudian bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihi maka tidak akan dikasihi” (Hadits Bukhari Jus VII, 1992:99).

2. Bentuk-bentuk Kasih Sayang Orang Tua terhadap Anak

Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah. Seorang ibu selama masa hamil, melahirkan dan menyusui sangat terikat secara psikologis dengan anaknya, keterkaitan yang kuat inilah yang akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang ibu hingga ia mampu mencintai dan merawat anak-anaknya dengan penuh cinta kasihnya (Az-Zahrani, 2005:245). Selain ibu, seorang ayah juga berperan penting dalam sebuah keluarga. Karena ia sebagai sumber kekuatan, pelindung dan juga kekuasaan bagi anak- anaknya.

Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang anak. Karena badan yang sehat akan mendukung setiap aktifitas atau kegiatan seorang anak, lebih-lebih sebagai seorang pelajar atau siswa. Pelajar yang tidak sehat badannya, tentu tidak dapat belajar dengan baik. Konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran akan sukar masuk (Ahmadi, 1991:284).

Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti apakah ada penyakit atau gangguan-gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada, segera memeriksakan ke dokter agar tidak terlambat, baik kesehatan badan maupun kemajuan belajarnya.

(9)

mengandung unsur makanan sehat, seperti nasi, sayuran dan lauk pauk yang berprotein.

a. Bersikap lemah lembut kepada anak.

Sebagian orang tua mengangap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang baik harus ditempuh dengan cara-cara yang kasar seperti menghukum, berkata keras dan kasar. Cara seperti itu tidak akan berhasil, malah sebaliknya dapat menimbulkan dendam pada diri anak (Istadi, 2003:10). Oleh karena itu terkadang orang tua terlalu cepat memvonis nakal, malas, bandel atau bahkan durhaka terhadap anak-anak mereka.

Berbuat lemah lembut pada anak, sama sekali bukan berarti harus menuruti semua permintaan anak. Orang tua lebih dahulu memahami pendapat dan keinginan anak yang sering konyol serta tidak masuk akal kemudian dengan penuh kasih sayang mengarahkan untuk mengerti batas antara boleh dan tidak (Istadi, 2003:11).

b. Membangun komunikasi produktif dengan anak.

Orang tua harus mengetahui keadaan anak-anaknya baik pada waktu sedang memiliki masalah seperti sedang sakit, lelah, lapar, haus atau bosan. Sehingga orang tua perlu selalu berkomunikasi dengan anak secara intensif. Kesediaan mendengar dan memahami keluhan yang disampaikan anak penting untuk melancarkan komunikasi (Istadi, 2003:95).

Seorang ibu yang berkomunikasi dengan anak akan dapat menangkap perasaan dan keinginan anaknya sehingga dapat memahami keinginannya dan ingin membantu memecahkan masalah yang dirasakan (Balson, 1996:132).

c. Mendidik kreatif dan rekreatif terhadap anak.

Sesungguhnya seorang ibu setelah selesai mengerjakan tugas rumah tangga, masih bisa memanfaatkan waktu untuk mendidik anak-anak mereka. Mendidik anak justru harus dimulai dari rumah. Bermain bersama anak-anak, memahami dunia mereka. Ibu bisa memberikan pelajaran apa saja lewat permainan (Istadi, 2003:104).

(10)

d. Memenuhi kebutuhan belajar anak.

Bentuk kepedulian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak- anaknya ialah dengan cara: mencukupi kebutuhan belajar anak misalnya buku tulis, buku diktat, LKS, pensil, bolpoin, tas, sepatu, seragam dan peralatan lain yang dapat menunjang keberhasilan belajar anak (Mustofa, 2007:19).

e. Memberikan bimbingan dan arahan kepada anak.

Istilah bimbingan adalah arti dari guidance Bahasa Inggris (Ahmadi dan Rohani 1991:1). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar supaya individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Ahmadi dan Rohani, 1991:3).

Menurut Arthur J. Jones yang dikutip oleh Mustofa memberikan pengertian guidance sebagai berikut: “Guidance is the assistance given to individuals in making intelligent choices and adjustment in their live the ability is not innate it must be developed, the fundamental purpose of develop is in each individual up to the limit of this capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustment” (Mustofa, 2007:20). Sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap anak di rumah, orang tua haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan bimbingan dan juga arahan kepada anak agar potensi anak mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Karena tujuan utama pemberian bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Yang dimaksud bimbingan dan arahan di sini adalah berupa bantuan psikologi bagi anak, baik yang berhubungan dengan kesehatan mental, rohani anak maupun yang lainnya. Misalnya, orang tua membimbing anak, untuk selalu mengerjakan salat, berdo’a, mengaji, berakhlak mulia, berkata sopan, mengerjakan pekerjaan rumah, tugas-tugas sekolah dan lainnya.

f. Membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting tentang anak dalam keluarga dengan cara bijaksana.

(11)

orang tua untuk belajar menggunakan keluarga sebagai alat membantu perilaku anak- anaknya. Orang tua adalah pemimpin keluarga yang bertugas menyatukan keluarga untuk mencapai tujuan bersama. (Balson,1996:125). “Lembaga yang paling berpengaruh bagi orang tua untuk membina keterikatan dalam keluarga sehingga angota-anggotanya merasa ikut memiliki keluarganya dan mau ikut bertanggung jawab adalah dewan keluarga” (Balson, 1996:126).

Dewan ini berguna untuk membahas materi atau hal-hal yang berkaitan dengan tata tertib kehidupan bersama keluarga. Seperti waktu tidur, bersantai, bepergian ke luar rumah, jadwal belajar, beribadah, waktu makan, uang saku dan juga pembelian barang- barang kebutuhan lainnya (Mustofa, 2007:64). Rapat keluarga memberikan pengalaman bekerja bagi anak tentang tata cara hidup demokratis, tentang cara mengambil keputusan, tanggung jawab, di samping menumbuhkan simpati dan kesadaran anak terhadap perasaan dan permasalahan orang lain (Mustofa, 2007:64) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kasih Sayang Orang Tua

Menurut Muntamah (2010:27) dalam jurnalnya, dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga serta bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peran anggota keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang kehidupan keluarga, struktur, pola hubungan dan gaya hidup keluarga banyak mengalami perubahan. Kalau dahulu biasanya seorang ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola ulama kehidupan dirumah, maka sekarang tidak lagi seperti itu. Begitu pula kebiasaan hidup lama dalam keluarga besar, sekarang mereka hidup dalam keluarga kecil.

a. Ekonomi

(12)

lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan dengan perkembangan sosial anak-anaknya. Pada akhirnya, perkembangan pendidikan anak itu turut ditentukan pula oleh sikap-sikap anak terhadap keadaaan kelurganya.

b. Orang tua bekerja

Disamping adanya tuntutan ekonomi, pergeseran pandangan tentang peran wanita telah mendorong banyak ibu rumah tangga sekarang yang turut bekerja mencari nafkah. Hal tersebut menarik di bahas karena berkaitan dengan kepentingan pendidikan dan perkembangan anak. Ayah yang tidak bekerja akan menimbulkan masalah-masalah yang sangat serius bagi keluarga. Studi-studi tentang para ayah yang tidak bekerja menunjukkan bahwa mereka sangat stress, cemas, berfikiran kacau, depresi serta mengalami susah tidur dan cendrung mudah tersinggung dan berlaku kasar, baik terhadap, istri maupun terhadap anak.

(13)

prilaku anak-anak bisa merasa tidak di perhatikan dan kurang kasih sayang seharian prilakunya mungkin menjadi liar, dan pendidikan anak pun akan bermasalah kesehatan anak juga mungkin kurang terawat dan begitu pula proses perkembangannya bisa mengalami banyak hambatan. Permaslahan-permasalahan tersebut sangat mungkin terjadi dan tidak jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

c. Perceraian

Walaupun perceraian itu tidak diharapkan, namun sebagian keluarga mangalaminya. Tentunya banyak faktor dan alasan yang bisa memaksa pasangan dalam sebuah keluarga untuk bercerai, namun pada intinya hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian atau perselisihan yang tidak bisa didamaikan lagi. Terlepas dari faktor dan alasan yang menyebabkan sebuah keluarga bercerai, peristiwa perceraian dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi serius terhadap keluarga yang pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan prilaku anak. Bukan hanya ikatan perkawinan yang akan berantakan, tetapi anak juga yang menjadi korban.

Perceraian orang tua dapat merupakan suatu peristiwa yang dapat menimbulkan shock dan konflik berat bagi anggota keluarganya. Perceraian menlahirkan perubahan drastis yang bisa membingungkan dan memunculkan berbagai konflik, baik bagi orang tua maupun bagi anak.

(14)

B. Perkembangan Anak Berbakat A. Pengertian Anak Berbakat

Menurut David Smith (2006: 305) anak berbakat merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi dalam berbagai bidang baik pemikiran, kepemimpinan, kreativitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik, sehingga perlu adanya dukungan pendidikan khusus.

Menurut Conny Semiawan (1995 : 10) yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan yang melekat atau inherent dalam diri seseorang. Pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif. Sedangkan kemampuan intelektual merupakan ekspresi dari intelegensi dan kepada kemampuan intelek ini juga kita bersandar untuk menguasai dan memperlakukan perubahan kebudayaan maupun pembaharuan teknologi di dalam masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat merupakan anak yang memiliki intelegensi tinggi dalam semua bidang, baik dari segi kreativitas maupun prestasi belajar dan memberikan perbahan baik dari segi kebudayaan maupun dari segi teknologi di dalam masyarakat.

Menurut defenisi dari U.S Office of Education (1971) dalam buku Utami Munandar (1982:7) anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang professional, dimana anak tersebut karena kemampuannya sangat menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensisasi dan pelayanan diluar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat.

Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi: kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni dan kemampuan psikomotor.

Menurut Utami Munandar (1982:90) ada beberapa yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat, yaitu:

a. Perkembangan pranatal

(15)

Pra-natal IQ 130+ IQ rata-rata

Kesulitan waktu hamil 4

Terancam abortus 2

Kesulitan waktu melahirkan 6 2

Lahir cukup bulan 100 96

b. Perkembangan post-natal

Dalam perkembgan post-natal tidak Nampak perbedaan yang menyolok antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak IQ rata-rata. Bahkan dalam beberapahal, kelompok IQ rata-rata memiliki perkembangan yang lebih cepat. Perlu di pertimbangkan bahwa factor ingatan dan subjektifitas dalam penilaian dapat berperan dalam memeberikan keterangan tentang perkembangan diri anak.

Post-natal IQ 130+ IQ rata-rata

Berat badan waktu lahir 3.15 Kg 2.86 Kg

Mulai jalan sendiri 12.76 bln 11.28 bln

Mulai berbicara 2.39 th 2.04 th

Mulai mengenal warna 3.00 th 2.24 th

Mulai mengenal angka 4.47 th 4.49 th

Mulai mengenal huruf 4.83 th 5.05 th

Dapat membaca 5.97 th 5.58 th

c. Dari siapa belajar membaca

Kebanyakan anak belajar membaca dari guru, dan pada urutan kedua dari ibu. Disini tampak peran ibu lebih aktif dalam pendidikan anak dari ibu-ibu kelompok anak berbakat

Tokoh IQ 130+ IQ rata-rata

Guru 48 52

Orang tua 6 8

Ayah 2 6

Ibu 22 10

Kakak 8 2

(16)

Tidak diisi 6 20 d. Keadaaan fisik, penyakit dan kesulitan yang pernah dialami

Hampir semua orang tua menyatakan keadaan kesehatan anak baik. Dalam hal penyakit-penyakit yang pernah di derita tidak Nampak perbedaan yang menyolok antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak IQ rata-rata. Sekitar 36% dari orang tua kelompok anak berbakat dan 46% dari oran rua kelompok anak IQ rata-rata menyatakan anaknya tidak pernah sakit.

Kesehatan dan kesulitan IQ 130+ IQ rata-rata Kesehatan baik perkembangan badan lebih besar dari teman sebaya. Kebanyakan orang tua dalam menyatakan bagaimana perkembangan fisik anak menjawab “sama”. Tatapi hanya 8% dari orang tua kelompok anak berbakat menyatakan bahwa perkembangan badan anaknya lebih kecil dari teman-teman sebayanya, dibandingkan dengan 20% dari orang tua kelompok anak IQ rata-rata.

(17)

Yang menyimpang dari perkembangan anak pada umumnya (misalnya lebih laporan orang tua mereka aktif, menurut laporan orang tua mereka, sedangkan dari kelompok anak IQ rata-rata tidak ada satupun yang dilaporkan sebagai

(18)

kelompok anak IQ rata-rata. Jadi agaknya bakat-bakat tersebut pada kelompok anak IQ rata-rata agaknya bakat itu baru nyata pada umur yang lebih tua.

Bidang bakat IQ 130 + IQ rata-rata

(19)

Menurut Sunardi (2008) karakteristik anak berbakat dibedakan menjadi 4 aspek, yaitu: aspek intelektual-akademik, pribadi-sosial, emosional, dan karir. Pertama, secara intelektual-akademik anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan kemampuan eskalasi berpikir tingkat tinggi atau kritis-analitis-evaluatif, integratif, dan original, perfeksionis, berorientasi pada pemecahan masalah, memiliki cara lain dalam mengolah dan memahami informasi, luwes dalam berpikir, cepat dalam belajar, rasa ingin tahu, menyukai pengalaman baru yang menantang, konsisten terhadap tujuan, dan sejenisnya. Kedua, secara sosial anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan kesadaran sosial yang mendalam, sensitif terhadap problem orang lain, bertanggung jawab, mudah beradaptasi dan diajak berkomunikasi, suka bergaul dengan orang yang lebih dewasa, pandai memimpin, dan sebagainya. Ketiga, secara emosional, anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan stabilitas emosi yang mantap, tidak mudah terpengaruh dan terguncang, konsisten, suka humor, dan sebagainya. Keempat, khusus dalam kaitannya dengan perkembangan karir, munculnya karakteristik, kebutuhan, dan permasalahan khusus pada anak sering kali menghambat perkembangan karir mereka. Masalah-masalah diskontinuitas, multipotensi, displasia, kebosanan, stress, konflik, keragu-raguan, displasia, rasa ingin tahu -curiosity, kreativitas, serta idealism perfeksionisme, merupakan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan perkembangan karir anak.

Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak normal pada umumnya yaitu dalam bidang intelektual anak berbakat memiliki intelektual yang tinggi diatas rata-rata anak normal, dalam bidang sosial anak mudah bergaul dengan teman sebayanya bahkan yang lebih dewasa. Dari segi emosional anak tidak mudak berpengaruh dengan orang lain, dan dari segi karir anak berbakat lebih ke model alternative bimbingan karir yang sistematis, terarah, dan berkesinambungan.

(20)

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu (Daradjat, 1970:56). Karena itulah apapun yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, akan berpengaruh terhadap anak tersebut.

Menurut Khoirudin Bashori, sensitivitas yang ada pada orang tua memilki tiga dimensi:

a. kepekaan yaitu meliputi peka terhadap kebutuhan fisik dan psikologis anak, terhadap masalah belajar dan hubungan sosial anak

b. kehangatan, meliputi cukup perhatian dan sentuhan kasih sayang, peduli terhadap kebutuhan dan problematika anak

c. responsivitas yakni memberikan reksi dengan cepat terhadap kebutuhan dan permasalahan anak dan memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan dan permasalahan anak (Bashori, 2003:31-33).

Sehubungan dengan hal tersebut kiranya perlu adanya relisasi dari orang tua terhadap anak sebagai buah hati mereka, yakni dengan memberikan dan mencurahkan kasih sayang semaksimal mungkin kepada mereka dalam segala hal yang menyangkut kebutuhan anak. Sehingga diharapkan kasih sayang orang tua tersebut dapat menumbuhkan dan meningkatkan perkembangan bakat anak.

Bakat anak awalnya tergantung pada orang tua dalam menangkap dan mengerti bagaimana anaknya. Dan hal itu sebaiknya dilakukan saat anak masih kecil. Karena akan dapat memberikan anak kebebasan dan mengisi hari-harinya. Yang pastinya kegiatan yang dilakukannya itu membuat ia senang dan merasa berarti. Pada saat inilah kasih sayang di butuhkan bagi seorang anak untuk memotivasi atas bakat yang dimilikinya, serta apapun bakat yang dimiliki anak, orang tua patut memberikan dukungan dan semangat kepada anak.

Selanjutnya dalam hal mengenai mengetahui bakat anak dari dini. Mungkin tentunya tidak terlepas dari peran dan dukungan orang tua beserta keluarga. Peran orang tua dalam mengenali bakat anak yaitu mengenali, mengarahkan dan membimbing anak agar bakatnya terus berkembang. Orang tua harus jeli dan sabar dalam mengenali bakat anak. Hal itu tergantung pada tumbuh kembang anak.

(21)

apalagi kalau kasih sayang orag tua terabaikan, maka hal ini akan berakibat fatal bagi jiwa dan raga anak. Rasa cinta dan kasih sayang orang tua yang dilimpahkan kepada anak akan membuat anak merasa aman, tenang dan tentram (Az-Zahrani, 2005:229). Semua itu akan berpengaruh terhadap perkembangan yang dimilikinya, dimana psikologis anak mengalami penurunan. Ini juga akan berpengaruh kepada bakat yang dimilikinya, sehingga bakat yang dimilikinya tersebut akan mengalami penurunan karena merasa menderita batin akibat kurangnya kasih sayang dari orang tua.

(22)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kasih sayang orang tua merupakan perasaan cinta atau sayang terhadap anaknya. Cinta adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah faktor terpenting dalam menyatukan hati antar manusia dan pembentukan kasih sayang di antara sesama manusia. Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang mempunyai pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini yang menjadi objeknya adalah seorang anak.

Anak berbakat merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi dalam berbagai bidang baik pemikiran, kepemimpinan, kreativitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik, sehingga perlu adanya dukungan pendidikan khusus.

Pengaruh dari kasih sayang orangtua terhadap anak adalah tanpa adanya kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, maka perkembangan yang dimilikinya akan terganggu. Tidak hanya perkembangannya saja, bakat yang dimilikinyapun akan mengalami gangguan.

B. Saran

Jadi, kita sebagai orang tua sehendaknya memiliki rasa kasih sayang terhadap anak. Karena jika tidak adanya rasa kasih sayang yang kita tanamkan terhadap anak tersebut, bukan hannya bakatnya saja yang terganggu, tetapi semua yang dimiliki oleh anak tersebut akan terganggu dan tidak sesuai akan perkembangan yang dimilikinya. 1. Orang tua hendaknya menyadari bahwa kasih sayang terhadap merupakan bekal

3. c. Orang tua hendaknya tidak hanya menyerahkan perkembangan pendidikan anak mereka kepada pihak guru atau sekolah sepenuhnya, mengingat motivasi belajar anak tidak hanya ditarapkan di sekolah saja namun juga di rumah di mana anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka.

(23)

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani BM. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Az-Zahrani, Musfir Bin Said. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani. Balson, Maurice. 1996. Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Baik. Jakarta: Bumi Aksara.

Basori, Khoirudin. 2003. Problem Psikologis Kaum Santri Resiko Insekuritas Kelekatan. Yogyakarta: FKBA.

Basori, Khoirudin. 2003. Problem Psikologis Kaum Santri Resiko Insekuritas Kelekatan. Yogyakarta: FKBA.

Conny Semiawan. (1995). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama RI. 1992. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Asy-Syifa.

Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama RI. 1992. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Asy-Syifa.

David Smith. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung : Nuansa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fahmi, Musthofa. 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Bulan Bintang. Jilid 1.

Ismail, Imam Abi Abdullah Muh. 1992. Bukhori Al-Jaify. Beirut Libanon.

Istadi, Irawadi. 2003. Mendidik dengan Cinta. Jakarta: Pustaka Inti. Kartono, Kartini. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni.

Muhardi. 1986. "Homo Humanus". Padang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Padang.

(24)

Mustofa, Amir. 2007. Skripsi Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar Anak (Studi Kasus pada Siswa Kelas V dan VI MIN Kedokan Klego Boyolali Tahun 2007). Salatiga. STAIN.

Sunardi. (2008). Karakteristik dan Kebutuhan Anak Berbakat dan Implikasi dalam

Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di unduh

dalamhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196002011987031-

SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/KONSELING_KARIR_ANAK_BERBAKAT.pdf pada pukul 13.01

tanggal 29 September 2014

Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara

Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh bahwa pentingnya memberikan kebutuhan kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anak ini telah dikonstruksi oleh pihak pengiklan dan medianya kedalam

Orang tua tidak menyadari bahwa kebutuhan anak bukan materi, tetapi juga kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Rumusan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada hubungan negatif dan signifikan antara kasih sayang orang tua dengan kecenderungan perilaku agresif siswa, dengan

Gagasan film ini berawal pencipta karya ingin memberitahu bahwa kasih sayang orang tua tidak akan pernah putus sampai akhir hayat, pencipta karya pun sadar bahwa anak –

Maka buku ini juga sangat bermanfaat bagi orang tua dalam proses membangun dan membentuk konsep diri anak dalam keluarga dengan penuh kasih sayang, juga buku ini

Melihat fenomena yang terjadi sekarang, nampaknya memang tidak ada satu haripun yang benar-benar terdapat kasih sayang di dalamnya. Hal tersebut dapat dilihat dari

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan yaitu: (1) hubungan kasih sayang orang tua di SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten

Berdasarkan hal di atas, maka orang tua dan sekolah memiliki peran penting dalam memberikan kasih sayang dan membentuk kepribadian yang baik bagi siswa sehingga