• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDE KASUS PADA SISWA SD NEGERI LEBAK KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDE KASUS PADA SISWA SD NEGERI LEBAK KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus p a d a Siswa SD N egeri Lebak K ecam atan Bringin

K abupaten Sem arang Tahun 2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

M U N T A M A H

NIM: 11408064

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

SALATIGA

J l Tentara T d a ja r 02 I'd p (II2W)J2.< 706 .i 2.d . d Fax. J 2 .d .U Salatiga30 7 2 1 Website : w \\‘w..stainsahmea. ue. id E-mail: adm inistrasi u■siainsalliMa. ae. m

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama : MUNTAMAH

NIM : 114 08 064

Jurusan : Tarbiyah

Program S tudi: Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG

TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS

PADA SISWA SD NEGERI LEBAK KECAMATAN

BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010)

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, Juli 2010

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A.

(3)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Teip. (0298)323706. 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website : wwn'.siainsalatiea. ac. t d. E-mail: administrasi a stuinsaitiaa. ae. ia

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudari: M UNTAMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 114 08 064

yaang berjudul ’’HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA

DENGAN M OTIVASI BELAJAR(STUDI KASUS PADA SISW A SD

N EG E R I LEBAK KECAM ATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2010)” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan

Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu,

28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Satjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MUNTAMAH

NIM : 114 08 064

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, Juli 2010

Yang menyatakan,

(5)

B a ra n g sia p a tid a k m engasihi, m aka tid a k akan d ika sih i

(6)

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

KEDUA ORANG TUAKU TERCINTA YANG SENANTIASA MEMBERIKAN

D O ’A RESTU.

SUAMIKU MUZAMIL DAN ANAK-ANAKKU TERSAYANG

ULISSA’ADAH, ROZIKIN DAN KHOIRUL BARIYYAH

TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN DAN ORANG-ORANG YANG TELAH

MEMBANTU SERTA BERJASA MENJADIKAN KU SEPERTI SEKARANG INI.

(7)

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur

kehadirat Allah SWT, karena dengan pertolongan-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Shaiawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, nabi akhiruz zaman yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya kelak di

yaumil qiyamah. Amin.

Penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA KASIH

SAYANG ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS

PADA SISWA SD NEGERI LEBAK KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2010)” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar akademik saijana pendidikan dalam bidang Islam di Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan

lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

(8)

bermanfaat bagi penulis.

4. Muh Kusnanto, A.Ma selaku Kepala Sekolah SD Negeri Lebak

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah memberikan

izin dan data-data yang dibutuhkan selama proses penelitian.

5. Rekan guru SD Negeri Lebak yang telah memberikan dukungan

dan bantuan baik moril maupun materiil.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Selanjutnya penulis hanya bisa berdo’a “Jazakumullah khairal jaza’”,

semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka tangan lebar-lebar terhadap kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini bermanfa’at

bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Salatiga, Juli 2010

Penulis

(9)

Muntamah. 2010. Hubungan antara Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar (studi kasus pada siswa SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2010). Skipsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A.

Kata kunci: kasih sayang orang tua dan motivasi belajar

Penelitian ini merupakan pembuktian dari salah satu unsur dalam mencapai tujuan pendidikan agar berhasil dengan baik dan optimal. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana variasi kasih sayang orang tua di SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2010?, (2) bagaimanakah motivasi belajar siswa SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2010?, (3) adakah hubungan yang signifikan antara kasih sayang orang tua dengan motivasi belajar siswa SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2010?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode penelitian lapangan.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan yaitu: (1) hubungan kasih sayang orang tua di SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2010 masuk kategori sedang dengan nilai 53,5%, (2) motivasi belajar siswa SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2010 juga masuk dalam kategori sedang dengan nilai 62,8 %, (3) ada hubungan yang signifikan antara kasih sayng orang tua dengan motivasi belajar siswa SD Negeri Lebak Kecamtan Bringin Kabupaten Semarang, dibuktikan dengan hasil penghitungan yaitu 0,912 yang berada di atas koefisien tabel, baik taraf 5% yaitu 0,301 maupun taraf 1% yaitu 0,389.

Berdasarkan penelitian ini dihasilkan rekomendasi bagi orang tua siswa untuk lebih meningkatkan kasih sayang kepada anak-anaknya, karena terbukti pemberian kasih sayang orang tua kepada anak sangat berhubungan dengan motivasi belajar siswa.

(10)

HALAMAN JU D U L ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELU LU SA N... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iv

HALAMAN M OTTO... v

HALAMAN PERSEM BAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAKSI... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I: PENDAHULAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan M asalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Hipotesis Penelitian... 9

E. Kegunaan Penelitian... 9

F. Definisi Operasional... 10

G. Metode Penelitian... 12

1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 13

2. Populasi, Sampel dan Variabel Penelitian... 14

3. Metode Pengumpulan D ata... 14

4. Analisis D ata... 15

(11)

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kasih Sayang Orang T u a ... 18

1. Pengertian Kasih Sayang Orang T u a ... 18

2. Bentuk-bentuk Kasih Sayang Orang Tua terhadap A nak... 21

B. Motivasi Belajar A nak... 32

1. Pengertian Motivasi B elajar... 32

2. Jenis-jenis M otivasi... 37

3. Fungsi dan Pentingnya Motivasi... 37

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi M otivasi... 37

5. Upaya untuk Meningkakan Motivasi Belajar Anak... 38

C. Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar A nak... 38

BAB III: LAPORAN PENELITIAN A. Keadaan Umum... 40

1. Letak Geografis... 40

2. Sejarah B erdirinya... 40

3. Keadaan Sarana dan Prasarana... 41

4. Strktur O rganisasi... 42

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa... 44

B. Penyajian D a ta ... 46

1. Data Responden... 46

2. Data Hasil Angket tentang Kasih Sayang Orang Tua... 48

(12)

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Pengelolaan D a ta ... 52

B. Analisis D ata... 61

C. Pengujian H ipotesis... 68

BAB V: PENUTUP

A. K esimpulan... 70

B. Saran-saran... 71

(13)

TABEL 1.1. Latar Belakang Orang Tua Siswa ... 4

TABEL 1.2. Jumlah Populasi dan Sam pel... 13

TABEL 3.1. Data Perlengkapan SD Negeri Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang... 42

TABEL 3.2. Guru dan Karyawan SD Negeri Lebak Tahun 2010... 45

TABEL 3.3. Perincian Jumlah Sisw a... 45

TABEL 3.4. Daftar Nama Responden... 46

TABEL 3.5. Data Hasil Angket tentang Kasih Sayang Orang Tua... 48

TABEL 3.6. Data Hasil Angket tentang Motivasi Belajar Anak... 56

TABEL 4.1. Nilai Jawaban Angket Kasih Sayang Orang Tua Siswa SD Negeri Lebak Tahun 2 0 1 0 ... 53

TABEL 4.2. Nominasi Jawaban Angket Kasih Sayang Orang Tua Siswa SD Negeri Lebak Tahun 2 0 1 0 ... 56

TABEL 4.3. Persentase Jawaban Angket Kasih Sayang Orang Tua Siswa SD Negeri Lebak T ahun 2 0 1 0 ... 57

TABEL 4.4. Nilai Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Lebak Tahun 2010 ... 57

TABEL 4.5. Interval Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Lebak Tahun 2010 ... 60

TABEL 4.6. Persentase Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Lebak Tahun 2010 ... 61

(14)

Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri

Lebak Tahun 2010 ... 62

TABEL 4.8. Tabel Kerja Product Moment Koefisien Korelasi Hubungan

Antara Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar

Siswa SD Negeri Lebak Tahun 2 0 1 0 ... 64

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dalam

sebuah keluarga, karena dilihat dari segi keturunan, orang tua mempunyai

hubungan yang erat terhadap anak sebagai buah hatinya. Sehingga peran orang

tua sangat menentukan. Khususnya dalam hal memberikan perhatian yang

besar sebagai wujud kasih sayang terhadap anak, yang dapat dijadikan

pendorong semangat belajar anak-anaknya.

Semangat belajar siswa banyak dipengaruhi oleh keadaan keluarga.

Ketenanganan dan kebahagiaan dalam keluarga akan memberikan dorongan

kepada anak untuk memenuhi tuntutan orang tuanya yaitu belajar dengan baik.

Hal tersebut dilakukan karena untuk membahagiakan orang tuanya.

Seorang anak akan merealisasikan kewajibannya apabila keluarganya

sudah memenuhi kewajibannya, yaitu sebagai orang tua yang bertanggung

jawab. Tanggung jawab orang tua tidak sekedar pemenuhan materi atau yang

bersifat materi saja, tetapi pemenuhan kebutuhan spiritual seperti kasih sayang

dalam keluarga, kemesraan, canda tawa, dan kebersamaan merupakan sesuatu

hal yang juga tidak kalah pentingnya.

Keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan group

serta merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi

anggotanya. Keluarga merupakan tempat untuk mengadakan sosialisasi

(16)

kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga-

keluarga yang lain adalah orang-orang pertama di mana anak-anak

mengadakan kontak, serta yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak

itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Sampai anak-anak memasuki

sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di dalam unit kelurga

(Ahmadi, 1991:108). Keluarga berperan menciptakan persahabatan, kecintaan,

rasa aman, hubungan antar pribadi yang bersifat kontinyu, semua itu

merupakan dasar-dasar bagi perkembangan kepribadian anak (Ahmadi, 1982:

55).

Anak sebagai makhluk biologis dipandang memerlukan perawatan serius

dari orang tua agar dapat tumbuh dan berkembang menurut fitrahnya. Menurut

Ulwan, anak memiliki berbagai kebutuhan biologis yang perlu dipenuhi secara

memadai dan tidak menyimpang dari kaidah kehidupan yang sehat maupun

kehidupan yang etis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut ada hal-hal yang

patut dipenuhi seperti makan, minum, tidur, olah raga, kesegaran jasmani

(Ulwan, 1996:vii). Ulwan melihat anak sebagai makhluk yang pada prinsipnya

memiliki akal sehat yang dapat dan harus dimanfaatkannya untuk mencapai

ilmu. Visi tersebut menunjukkan pentingnya upaya orang tua dalam rangka

pengembangan dan pembibingannya. Upaya tersebut tidak dibatasi pada

tindakan verbal belaka, tetapi melibatkan seluruh aspek kehidupan seperti

dalam memenuhi kewajiban nafkahnya, menjaga kesehatannya (termasuk

kesegaran jasmaninya), dan membina tatacara kehidupan sehari-hari. Semua

(17)

terhadap anak, yang niscaya akan berkesan bagi kehidupan anak. Ini berarti

bahwa anak sebagai makhluk biologis dipandang memerlukan perawatan yang

serius dari orang tua agar dapat tumbuh berkembang menurut fitrahnya

(Ulwan, 1996:vii).

Berkaitan dengan hal tersebut anak juga dapat dipandang sebagai

penyenang hati bagi kedua orang tua sebagaimana firman Allah swt. dalam

QS. Al-Furqan (25): 74:

Artinya: Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kam i dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqw a”.(Depag RI, 1992:569).

Oleh karena itu Islam membebani orang tua dan pendidik dengan

tanggung jawab yang besar dalam mengajar anak-anak, menumbuhkan sikap

terlibat dalam mengembangkan kebudayaan dan ilmu serta memusatkan otak

mereka untuk memahami konsep secara maksimal, pengetahuan secara kritis,

kebijakan yang berimbang, dan persepsi yang matang lagi sehat (Ulwan,

1996:54-55).

Sekolah Dasar Negeri Lebak merupakan salah satu SD Negeri di

Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Sebagian besar orang tua siswa di

(18)

negeri yakni ke Arab Saudi. Sehingga kewajiban mengasuh anak diserahkan

kepada neneknya atau orang lain yang masih ada hubungan kekerabatan. Hal

ini mengindikasikan kurangnya perhatian orang tua kepada anak-anaknya.

Sebagai gambaran latar belakang orang tua siswa SD Negeri Lebak adalah

sebagaimana tersaji pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Latar Belakang Orang Tua Siswa

NO Nama Siswa Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan

Ayah

4 Arbi Maulidan Mulyana Lyandra Swasta IRT

5 Ari Zulianto Supardi Jatmi Swasta Buruh

6 Fitri Indiastuti Bejo Surani Munaziroh Buruh TKW

7 Galuh Setiawati Pumomo Siti Qodariyah Tani Tani

(19)

Agama

12 Ruli Puspa

Yuga

Abdul Hamid Ruliyatun Tani Petani

13 Budi Setiawan Sutamo Rukoyah Tani Buruh

14 Namira Lutfia

Abdul Karim Siti Handayani Buruh Buruh

18 A rif Munandar Kasmuni Siti Sudami Swasta Swasta

19 Putri Kumala

Sari

Sundori Siti Mukabaroh Swasta TKW

20 Qatrun Nada

Solihati

Muh Sholhin Lilis Kuniawati Swasta TKW

21 Selina Sifa

24 Ashara Denis Juwanda Suminah Buruh TKW

25 Francis Lukis

Alfeno

Nur Hadi Sri Utami Sopir Buruh

(20)

27 Oktafia Anjas

Novitasari

Sukarman Anjariyah Buruh IRT

28 Gita Lisara Supriyadi Katiyah Buruh Buruh

29 Ulissa’adah Sali Siti Khotijah Tani TKW

30 M. Fika Ulya

Ma’arif

Muh Basroni Umi Bahriyah Swasta IRT

31 Maulida Murtia

33 M. Rio Arianto Muh Waris Mazdalifah Kadus Karyawan

Kanindotex

34 Lilik Adi

Nugroho

Sarwadi Sudarmi Buruh Buruh

35 Agus Setiono Triyono Istirokhah Buruh TKW

36 Muhammad

Bejo Surani Siti Naziroh Tani TKW

(21)

42 Sisri

Widyaningsih

Sudardi Sumini Karyawan

Damatex

IRT

43 Zuli Wariyati Warjito Sopiyah Buruh Buruh

Fakta-fakta yang menunjukkan kurangnya perhatian dari orang tua

antara lain:

1. Keadaan orang tua yang tidak menunjukkan kasih sayang pada anak antara

lain:

a. Anak bersekolah dengan pakaian yang lusuh

b. Rambut tidak tersisir secara rapi

c. Anak berangkat sekolah tidak sarapan.

2. Motivasi belajar anak rendah:

a. Anak kadang-kadang tidak mengerjakan PR

b. Nilainya merosot

c. Sering mengantuk

Berbagai latar belakang di atas mendorong penyusun untuk mengadakan

penelitian di Sekolah Dasar Negeri Lebak Kecamatan Bringin, Kabupaten

Semarang Tahun 2010 dengan mengambil judul "HUBUNGAN ANTARA

KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN M OTIV A SI B ELA JA R

(Studi Kasus pada Siswa SD Negeri Lebak, Kec. Bringin, Kab. Semarang

(22)

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, pokok permasalahan yang muncul dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah variasi kasih sayang orang tua dari siswa SD Negeri Lebak,

Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun 2010?

2. Bagaimanakah variasi motivasi belajar anak pada siswa SD Negeri Lebak,

Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun 2010?

3. Adakah hubungan yang signifikan antara kasih sayang orang tua dengan

motivasi belajar anak SD Negeri Lebak, Kec. Bringin, Kab. Semarang

Tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan

penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

1. Mengetahui variasi kasih sayang orang tua dari siswa SD Negeri Lebak,

Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun 2010.

2. Mengetahui variasi motivasi belajar anak pada siswa SD Negeri Lebak,

Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun 2010.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara kasih sayang

orang tua dengan motivasi belajar anak SD Negeri Lebak, Kec. Bringin,

(23)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2006:71). Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar

dan mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-

fakta membenarkan (Hadi, 1981:63).

Dengan meninjau kedua pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian yang mungkin bisa benar dan mungkin juga

salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada hubungan positif antara kasih sayang orang tua dan motivasi belajar

anak pada siswa SD Negeri Lebak, Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun

2010

.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan yang signifikan antara kasih sayang orang tua dan

motivasi belajar anak pada siswa SD Negeri Lebak, Kec. Bringin, Kab.

Semarang Tahun 2010.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

(24)

belajar anak pada siswa SD Negeri Lebak, Kec. Bringin, Kab. Semarang

Tahun 2010.

F. Definisi O perasional

Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda, maka penulis perlu

memberikan penjelasan terhadap kata-kata yang digunakan dalam judul

penelitian ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

a. Hubungan

Yang dimaksud hubungan adalah: ikatan; pertalian (Tim Penyusun KBBI,

2007:409). Dalam hal ini adalah ada tidaknya keterkaitan antara kasih

sayang orang tua dengan motivasi belajar anak.

b. Kasih sayang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kasih berarti memberi

(Tim Penyusun KBBI, 2007:512), sedangkan sayang berarti cinta kepada

(Tim Penyusun KBBI, 2007:512). Secara kongkrit yang dimaksud kasih

sayang adalah perasaan cinta atau sayang kepada seorang anak.

c. Orang tua

Menurut KBBI, yang dimaksud orang tua adalah ayah, ibu

kandung, orang yang dianggap tua, cerdik, pandai, ahli (Tim Penyusun

KBBI, 2007:802). sedangkan Zakiah Daradjat, mengartikan orang tua

adalah sebagai pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan anak

(Daradjat, 1996:56).

Indikator kasih sayang orang tua antara lain adalah:

(25)

b. Bersikap lemah lembut pada anak (Istadi, 2003:10).

c. Membangun komunikasi produktif dengan anak (Istadi, 2003:95).

d. Mendidik kretif dan rekreatif terhadap anak (ibid: 104).

e. Memenuhi kebutuhan belajar anak (Ahmadi, 1999:290).

f. Memberikan bimbingan dan arahan kepada anak (Ahmadi dan

Rohani, 1991:1).

g. Membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak dengan

bijaksana.

d. Motivasi Belajar

Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan

individu, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang

mendorong atau menggerakan individu tersebut melakukan kegiatan demi

mencapai suatu tujuan (Sukmadinata, 1991:61). Belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

1991:2).

Sedangkan motivasi belajar yang penyusun simpulkan dari buku-

buku literatur adalah kekuatan yang menjadi pendorong individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

(26)

Adapun indikator-indikator motivasi belajar adalah sebagai

berikut:

a. anak gemar membaca dan mencatat materi pelajaran (Kartono, 1990:

138);

b. anak gemar bertanya terhadap hal yang belum diketahui (Istadi,

2003:121);

c. tertib mengetjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru

(Tim Penulis Buku Psycologi Pendidikan, 1993: 119);

d. aktif mengikuti kegiatan les maupun ekstrakurikuler (Mustofa, 2007:

26);

e. anak mau memanfaatkan perpustakaan sekolah (Mustofa, 2007: 26).

G. Metode Penelitian

Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian adalah syarat utama

dalam pengumpulan data. Adapun metode yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Lebak, Kec.

Bringin Kab. Semarang, sedangkan waktu penelitian adalah: tanggal 1

(27)

2. Populasi, Sampel dan Variabel Penelitian

a. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

2006:130). Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan “semua individu

untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu

hendak digeneralisasikan, disebut populasi atau universe (Sutrisno

Hadi, 1981: 70).

Berdasarkan dua pendapat di atas populasi adalah seluruh

individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan

dikenai hasil peneitian. Populasi dalam penelitian ini mencakup

seluruh siswa kelas III, IV, V dan VI SD Negeri Lebak, Kec. Bringin,

Kab. Semarang Tahun 2010 yang beijumlah 43 anak yang terbagi

dalam beberapa kelas sesuai tabel berikut:

TABEL 1.2

Jumlah Populasi dan Sampel

No Kelas Jumlah

1 III 12

2 IV 12

3 V 9

4 VI 10

Jumlah 43

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki (Hadi, 1981:70).

Berdasarkan penetapan sampel milik Suharsimi Arikunto, bahwa

(28)

sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100. lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi (Arikunto, 2006:134). Jadi sampel dalam penelitian ini

berjumlah 43 siswa,

b. Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi fokus

penelitian yaitu kasih sayang orang tua sebagai variabel pertama dan

motivasi belajar anak siswa kelas III, IV, V dan VI SD Negeri Lebak,

Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun 2010 sebagai variabel kedua.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Metode angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

2006:151). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan kasih sayang orang tua dengan motivasi belajar

anak.

Pembagian angket pada responden dilakukan setelah mendapat

izin dari kepala sekolah. Penulis menjelaskan kepada responden

(29)

dan responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, yang

dianggap paling sesuai dengan pribadinya.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dimana

peneliti mengadakan pengamatan langsung kelapangan mengenai

gejala gejala yang di selidiki (Margono, 2003: 159). Pengumpulan

data melalui observasi dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun

dilakukan dalam situasi khusus.

Adapun metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data

tentang keadaan umum dari SDN Lebak kec. Bringin kab.

Semarang.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai motivasi belajar siswa di sekolah dan gambaran umum

mengenai keadaan guru, siswa serta sarana pembelajaran.

4. Analisis Data

a. Untuk mengetahui data tentang variasi kasih sayang orang tua

dengan motivasi belajar anak digunakan analisis persentase (%).

Untuk itu dicari lebih dahulu intervalnya dengan rumus sebagai

berikut:

i = fXt - Xr) + 1

3

(30)

Xt = Skor total tertinggi

Xr = Skor total terendah

b. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kasih sayang

orang tua dengan motivasi belajar anak kelas III, IV, V dan VI pada

SD Lebak, Kec. Bringin, Kab. Semarang Tahun 2010, maka

digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Rxy : koefisien korelasi variabel x dan variabel y

xy : produk dari x dan y

x : variabel I (kasih sayang orang tua)

y : variable II (motivasi belajar anak)

N : jumlah responden

Untuk melihat keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara kasih

sayang orang tua (x) dengan motivasi belajar anak (y) dapat

dipedomani klasifikasi dari korelasi sebagai berikut:

a. r -1, hubungan x dan y sempurna dan positif (mendekati 1

hubungan sangat kuat dan positif

b. r - 0, hubungan x dan y sangat lemah atau tidak terdapat

hubungan sama sekali

c. r - - 1, hubungan x dan y sempurna negatif (mendekati -1,

hubungan sangat kuat dan negatif)

(31)

H. Sistematika

Untuk memudahkan pemeriksaan dan agar pembaca segera mengetahui

pokok-pokok pembicaraan skripsi ini, maka diusahakan untuk memberikan

gambaran mengenai skripsi ini dengan mengelompokkan menjadi lima bagian.

Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Merupakan pendahuluan dari penulisan ini yang berisikan tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional,

kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan laporan

BAB I I : Pada bab ini akan dibahas mengenai kasih sayang orang tua,

motivasi belajar anak, serta hubungan antara kasih sayang orang tua

dengan motivasi belajar anak.

BAB I I I : Bab ini merupakan penggambaran dari objek penelitian yang

meliputi: letak geografis, sejarah, sarana prasarana, struktur

organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa dari SD Negeri Lebak

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang serta penyajian data

penelitian.

BAB IV: Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data, analisis lanjut, dan

analisis dari hipotesis.

BAB V : Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi. Dalam bab

ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak

(32)

KAJIAN PUSTAKA

A. Kasih Sayang Orang Tua

1. Pengertian Kasih Sayang Orang Tua

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kasih berarti perasaan

sayang, cinta, suka kepada (Tim Penyusun KBBI, 2007:512) dan sayang

mempunyai arti cinta (Tim Penyusun KBBI, 2007:512). Secara kongkrit

yang dimaksud kasih sayang adalah perasaan cinta atau sayang kepada

seorang anak.

Cinta adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah

faktor terpenting dalam menyatukan hati antar manusia dan

pembentukan kasih sayang di antara sesama manusia (Az-Zahrani,

2005:228). Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang mempunyai

pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan

sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini

yang menjadi objeknya adalah seorang anak.

Kasih sayang juga mengandung pengertian kelekatan. Kelekatan

adalah ikatan kasih sayang yang berkembang antara anak dengan

pengasuhnya (Bashori, 2003:31). Oleh karena ikatan kasih sayang ini

bersifat afeksional, maka kelekatan cenderung menetap pada diri

individu. Kelekatan juga terkait dengan kemampuan eksplorasi. Anak

yang aman kelekatannya akan dengan penuh percaya diri melakukan

(33)

eksplorasi lingkungan (Bashori, 2003:33). Dalam hal ini termasuk juga

eksplorasi terhadap ilmu pengetahuan.

Sedangkan orang tua adalah orang yang sudah tua, ibu-ibu, bapak-

bapak. Orang tua adalah orang yang dianggap tua pandai, cerdas (KBBI,

2007:802). Menurut Zakiah Daradjat, orang tua adalah pembina pribadi

yang pertama dalam kehidupan anak (Daradjat, 1970:56). Sehubungan

dengan penelitian ini penulis memberikan batasan pengertian bahwa

yang dimaksud orang tua di sini adalah ayah dan ibu, sebagai orang yang

dianggap tua dalam sebuah keluarga yang mempunyai hubungan darah.

Berpijak pada pengertian di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kasih sayang orang tua adalah adanya rasa cinta,

senang, serta suka dari orang tua (ayah dan ibu kandung) sebagai

pembina pribadi terhadap anak dalam sebuah keluarga.

Kalau suatu keluarga dikaruniai anak, maka pada pundak orang tua

itulah dibebankan usaha bagaimana agar anak-anaknya berkembang

dengan wajar. Jadi anak tidak diterima begitu saja, diberi makan dan

pakaian tetapi diusahakan agar anak mampu berkembang dengan wajar.

Orang tua harus mampu membagi perhatiannya kepada semua objek di

dalam rumahnya. Sebab di dalam keluargalah terjadi interaksi antara

orang tua dan anak (Ahmadi, 1999:249).

Rasa kasih sayang adalah kebutuhan pokok dalam hidup manusia.

Anak yang kurang mendapat kasih sayang orang tua akan menderita

(34)

apalagi kalau kasih sayang orag tua terabaikan, maka hal ini akan

berakibat fatal bagi jiw a dan raga anak. Rasa cinta dan kasih sayang

orang tua yang dilimpahkan kepada anak akan membuat anak merasa

aman, tenang dan tentram (A-Zahrani, 2005:229).

Sehubungan dengan hal ini Musthofa Fahmi mengungkapkan

sebagai berikut: kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan pertama

yang ingin dipenuhi oleh anak. Si anak memerlukan suatu perasaan

bahwa ada kasih sayang yang memberikan kehangatan baginya.

Penelitian-penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa ketika anak lahir

ia berpindah dari temperatur stabil dan jauh dari pengaruh, kepada

kehidupan di luar rahim, yang panasnya berubah-ubah dan berbagai

pengaruh yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Oleh karena itu ia

memerlukan suatu pengganti yang mencakup pemeliharaan, kasih

sayang dan perasaan hangat dan santun (Fahmi, 1977:56).

Rasulullah saw. Juga memerintahkan agar orang tua selalu

menaruh kasih sayang kepada anak-anak mereka sebagaimana sabda

beliau:

ox s> ' * \ ;

J.

f a

4 * ill

&\ f a

j u

&

f a i J J J \

j a 4

j

Lt- J

j t

f-

ySll J lii

LJUr

J.

y V '

«alpj

(35)

...Bahwasannya Abu Hurairah r a. Ia bekata: “Rasulullah saw.

mencium Al-Hasan bin Ali, ketika itu al-Aqro’ bin Habis At

Tamimi sedang duduk lalu berkata,sesungguhnya saya

mempunyai sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium

seorang pun dari mereka, maka Rasulullah saw. melihatnya

kemudian bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihi maka tidak

akan dikasihi” (Hadits Bukhari Jus VII, 1992:99).

2. Bentuk-bentuk Kasih Sayang Orang Tua terhadap Anak

Realisasi dari kasih sayang orang tua kepada anak dapat berbentuk:

a Memperhatikan dan merawat kesehatan anak.

Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah.

Seorang ibu selama masa hamil, melahirkan dan menyusui sangat

terikat secara psikologis dengan anaknya, keterkaitan yang kuat

inilah yang akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang ibu

hingga ia mampu mencintai dan merawat anak-anaknya dengan

penuh cinta kasihnya (Az-Zahrani, 2005:245). Selain ibu, seorang

ayah juga berperan penting dalam sebuah keluarga. Karena ia

sebagai sumber kekuatan, pelindung dan juga kekuasaan bagi anak-

anaknya.

Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang

anak. Karena badan yang sehat akan mendukung setiap aktifitas atau

kegiatan seorang anak, lebih-lebih sebagai seorang pelajar atau

(36)

dengan baik. Konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran akan

sukar masuk (Ahmadi, 1991:284).

Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti apakah ada penyakit

atau gangguan-gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada,

segera memeriksakan ke dokter agar tidak terlambat, baik kesehatan

badan maupun kemajuan belajarnya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang

cukup dan seimbang dalam hal kebutuhan makan anak. Orang tua

memberikan makanan yang mengandung unsur makanan sehat,

seperti nasi, sayuran dan lauk pauk yang berprotein,

b Bersikap lemah lembut kepada anak.

Sebagian orang tua mengangap bahwa untuk meluruskan sikap

anak yang kurang baik harus ditempuh dengan cara-cara yang kasar

seperti menghukum, berkata keras dan kasar. Cara seperti itu tidak

akan berhasil, malah sebaliknya dapat menimbulkan dendam pada

diri anak (Istadi, 2003:10). Oleh karena itu terkadang orang tua

terlalu cepat memvonis nakal, malas, bandel atau bahkan durhaka

terhadap anak-anak mereka.

Berbuat lemah lembut pada anak, sama sekali bukan berarti

harus menuruti semua permintaan anak. Orang tua lebih dahulu

memahami pendapat dan keinginan anak yang sering konyol serta

tidak masuk akal kemudian dengan penuh kasih sayang mengarahkan

(37)

c Membangun komunikasi produktif dengan anak.

Orang tua harus mengetahui keadaan anak-anaknya baik pada

waktu sedang memiliki masalah seperti sedang sakit, lelah, lapar,

haus atau bosan. Sehingga orang tua perlu selalu berkomunikasi

dengan anak secara intensif. Kesediaan mendengar dan memahami

keluhan yang disampaikan anak penting untuk melancarkan

komunikasi (Istadi, 2003:95).

Seorang ibu yang berkomunikasi dengan anak akan dapat

menangkap perasaan dan keinginan anaknya sehingga dapat

memahami keinginannya dan ingin membantu memecahkan masalah

yang dirasakan (Balson, 1996:132).

d Mendidik kreatif dan rekreatif terhadap anak.

Sesungguhnya seorang ibu setelah selesai mengeijakan tugas

rumah tangga, masih bisa memanfaatkan waktu untuk mendidik

anak-anak mereka. Mendidik anak justru harus dimulai dari rumah.

Bermain bersama anak-anak, memahami dunia mereka. Ibu bisa

memberikan pelajaran apa saja lewat permainan (Istadi, 2003:104).

Seorang ibu dituntut untuk kreatif mendidik anak. Melakukan

kegiatan bersama dengan hal-hal yang menyenangkan dan

bermanfaat, akan membuat anak benar-benar menikmati kasih

(38)

Mendidik kretif dan rekreatif bagi anak dapat dilakukan dengan

cara: mengajak anak membuat cerita, karya seni, membelikan

majalah, buku bacaan dan kegiatan yang lain,

e Memenuhi kebutuhan belajar anak.

Bentuk kepedulian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak-

anaknya ialah dengan cara: mencukupi kebutuhan belajar anak

misalnya buku tulis, buku diktat, LKS, pensil, bolpoin, tas, sepatu,

seragam dan peralatan lain yang dapat menunjang keberhasilan

belajar anak (Mustofa, 2007:19).

f Memberikan bimbingan dan arahan kepada anak.

Istilah bimbingan adalah arti dari guidance Bahasa Inggris

(Ahmadi dan Rohani 1991:1). Bimbingan adalah bantuan yang

diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

kehidupannya, agar supaya individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya (Ahmadi dan Rohani, 1991:3).

Menurut Arthur J. Jones yang dikutip oleh Mustofa

memberikan pengertian guidance sebagai berikut: “Guidance is the

assistance given to individuals in making intelligent choices and

adjustment in their live the ability is not innate it must be developed,

the fundamental purpose o f develop is in each individual up to the

limit o f this capacity, the ability to solve his own problems and to

(39)

Sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap anak di rumah,

orang tua haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan

bimbingan dan juga arahan kepada anak agar potensi anak mereka

dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Karena tujuan utama

pemberian bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Yang dimaksud bimbingan dan arahan di sini adalah berupa

bantuan psikologi bagi anak, baik yang berhubungan dengan

kesehatan mental, rohani anak maupun yang lainnya. Misalnya,

orang tua membimbing anak, untuk selalu mengerjakan salat,

berdo’a, mengaji, berakhlak mulia, berkata sopan, mengerjakan

pekerjaan rumah, tugas-tugas sekolah dan lainnya,

g Membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting tentang

anak dalam keluarga dengan cara bijaksana.

Bilamana orang tua mampu menghindarkan diri dari dorongan

perasaan yang kurang baik dan berhasil menerapkan pendekatan

yang bersifat mendorong anak berbuat positif, pasti akan terjadi

perbaikan-perbaikan yang berarti dalam perilaku anak-anaknya.

Sehingga akan berkembang rasa percaya diri, tanggung jawab,

kooperatif dan kemandirian dalam diri anak (Balson, 1996:123).

Oleh karena itu peran orang tua sangat diperlukan bagi seorang anak

yang mengalami kesulitan atau persoalan-persoalan yang sedang

(40)

belajar menggunakan keluarga sebagai alat membantu perilaku anak-

anaknya. Orang tua adalah pemimpin keluarga yang bertugas

menyatukan keluarga untuk mencapai tujuan bersama. (Balson,

1996:125).

“Lembaga yang paling berpengaruh bagi orang tua untuk

membina keterikatan dalam keluarga sehingga angota-anggotanya

merasa ikut memiliki keluarganya dan mau ikut bertanggung jawab

adalah dewan keluarga” (Balson, 1996:126).

Dewan ini berguna untuk membahas materi atau hal-hal yang

berkaitan dengan tata tertib kehidupan bersama keluarga. Seperti

waktu tidur, bersantai, bepergian ke luar rumah, jadwal belajar,

beribadah, waktu makan, uang saku dan juga pembelian barang-

barang kebutuhan lainnya (Mustofa, 2007:64).

Rapat keluarga memberikan pengalaman bekerja bagi anak

tentang tata cara hidup demokratis, tentang cara mengambil

keputusan, tanggung jawab, di samping menumbuhkan simpati dan

kesadaran anak terhadap perasaan dan permasalahan orang lain

(Mustofa, 2007:64).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kasih Sayang Orang Tua

Dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa

konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan

kehidupan yang menerpa keluarga serta bergesernya nilai-nilai dan

pandangan tentang fungsi dan peran anggota keluarga menyebabkan

(41)

struktur, pola hubungan dan gaya hidup keluarga banyak mengalami

perubahan. Kalau dahulu biasanya seorang ayah berperan sebagai

pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola ulama kehidupan

dirumah, maka sekarang tidak lagi seperti itu. Begitu pula kebiasaan

hidup lama dalam keluarga besar, sekarang mereka hidup dalam

keluarga kecil.

Terlepas dari bentuk dan wujud perubahan-perubahan yang

terjadi, pergeseran-pergeseran tersebut membuat semakin

kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dialami keluarga yang

pada gilirannya akan memberikan dampak tertentu terhadap

perkembangan anak untuk dapat berkembang secara sehat dan sejalan

dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, dengan sendirinya

anak perlu melakukan penyesuaian. Ragam dan jenis permasalahan

keluarga tentunya sangat bermacam-macam yang merupakan dampak

penghambat kasih sayang orang tua terhadap anak. Adapun

permasalahan utama yang lazim dialami, yakin masalah ekonomi,

orang tua yang bekeija dan perceraian (Zaenal Abidin, 2008).

a. Ekonomi

Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah mempunyai

peranan terhadap perkembangan anak-anak apabila kita pikirkan,

bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan

material yang dihadapi anak di dalam keluarga itu lebih luas, ia

(42)

bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan

apabila tidak ada alat-alatnya. Orang tua yang hidup dalam status

sosio-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan-

tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya

yang memadahi, orang tua tersebut dapat mencurahkan perhatian

dan kasih sayang yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya

apabila ia tidak disulitkan dengan kebutuhan-kebutuhan primer

kehidupan manusia.

Tetapi status sosio-ekonomi itu tidak merupakan faktor

yang mutlak dalam pemberian kasih sayang, sebab hal itu

bergantung pada sikap-sikap orang tunya dan bagaimana corak

interaksi di dalam keluarga itu. Walaupun status sosio-ekonomi

orang tua memuaskan, tetapi apabila mereka itu tidak

memperhatikan pada anaknya atau senantiasa bercekcok, hail itu

juga tidak menguntungkan perkembangan sosial anak-anaknya.

Pada akhirnya, perkembangan pendidikan anak itu turut ditentukan

pula oleh sikap-sikap anak terhadap keadaaan kelurganya.

b. Orang tua bekerja

Disamping adanya tuntutan ekonomi, pergeseran

pandangan tentang peran wanita telah mendorong banyak ibu

rumah tangga sekarang yang turut bekerja mencari nafkah. Hal

tersebut menarik di bahas karena berkaitan dengan kepentingan

(43)

menimbulkan masalah-masalah yang sangat serius bagi keluarga.

Studi-studi tentang para ayah yang tidak bekerja menunjukkan

bahwa mereka sangat stress, cemas, berfikiran kacau, depresi serta

mengalami susah tidur dan cendrung mudah tersinggung dan

berlaku kasar, baik terhadap, istri maupun terhadap anak.

Pada saat yang sama, ibu dan anak juga lazimnya ikut

cemas tentang masa depan ekonomi keluarga sehingga semua

anggota keluarga juga ikut gelisah. Pada mereka juga kadang-

kadang tumbuh sikap-sikap negatif terhadap si ayah. Ibu menjadi

kesal dan jengkel melihat ayah yang phanya luntang lantung,

begitu juga anak-anak, kehilangan figur ayah yang dapat

dibanggakan. Lebih jauh lagi, kondisi tersebut bisa menyebabkan

kurangnya kebanggaan anggota keluarga terhadap keluarganya

sendiri, terutama disaat bercerita dengan tetangga, teman atau

dengan anggota masyarakat lainnya.

Ayah yang bekeija lazimnya lebih memperlihatkan rasa

harga diri. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dan

menyibukkan diri dengan pekeijaan dan tugas-tugasnya dikantor

sehingga mereka melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang

ayah dan menyerahkan sepenuhnya tanggung jaw ab untuk

mendidik anak kepada seorang ibu. Dalam kasus ibu yang bekeija

dan bentuk persoalannya manjadi lain bagaimanapun pekeijaan

(44)

sehingga porsi waktu dan tenaga untuk keluarga menjadi

berkurang. Bagi ibu yang tidak bisa mengatur waktu dan tenaganya

secara profesional hal tersebut dapat membuat tidak terkontrolnya

lagi kondisi rumah dan prilaku anak-anak bisa merasa tidak di

perhatikan dan kurang kasih sayang seharian prilakunya mungkin

menjadi liar, dan pendidikan anak pun akan bermasalah kesehatan

anak juga mungkin kurang terawat dan begitu pula proses

perkembangannya bisa mengalami banyak hambatan.

Permaslahan-permasalahan tersebut sangat mungkin terjadi dan

tidak jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,

c. Perceraian

Walaupun perceraian itu tidak diharapkan, namun sebagian

keluarga mangalaminya. Tentunya banyak faktor dan alasan yang

bisa memaksa pasangan dalam sebuah keluarga untuk bercerai,

namun pada intinya hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian atau

perselisihan yang tidak bisa didamaikan lagi. Terlepas dari faktor

dan alasan yang menyebabkan sebuah keluarga bercerai, peristiwa

perceraian dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi serius

terhadap keluarga yang pada gilirannya akan mempengaruhi

perkembangan prilaku anak. Bukan hanya ikatan perkawinan yang

akan berantakan, tetapi anak juga yang menjadi korban.

Perceraian orang tua dapat merupakan suatu peristiwa yang

(45)

keluarganya. Perceraian menlahirkan perubahan drastis yang bisa

membingungkan dan memunculkan berbagai konflik, baik bagi

orang tua maupun bagi anak.

Persoalan lain yang muncul karena perceraian adalah

dialaminya tekanan-tekanan psikologis. Dengan bercerai orang tua

harus mengatur dan mengurus keluarga sendirian. Ia mungkin

harus mengerjakan hampir segenap pekerjaan rumah tangga yang

sebelumnya tidak dilakukan. Kadang — kadang orang tua menjadi

sibuk dan kondisi rumah tangga menjadi semrawut. Beberapa

orang tua yang bercerai kadang-kadang merasa sangat terisolasi

dari teman-temannya yang biasa dekat dengannya. Para orang tua

yang bercerai sering dihantui oleh rasa stress dengan

perkawinannya. Mereka kadang-kadang menyesali peristiwa itu

tetapi tak dapat berbuat banyak dalam menghadapinya. Emosi

mereka kadang tidak stabil, mudah marah diliputi kesedihan, tidak

riang dan sebagainya.

Berbagai persoalan yang dihadapai orang tua tersebut di atas,

pada akhirnya terekspresikan disaat berinteraksi dengan anak,

mereka mungkin mengisolasi diri secara diri secara emosional

terhadap diri anak, mudah marah dan berprilaku agresif terhadap

anak, berupaya mempengaruhinya supaya lebih dekat dengan diri

mereka dari pada bekas pasangan mereka, kurang bisa merawat

(46)

lainnya pendeknya mereka tidak mampu lagi menjalankan tugas-

tugas keorang tuanya secara efektif.

Kondisi dan iklim yang kurang harmonis di atas, pada

akhirnya bisa berdampak lebih jauh terhadap pembentukan prilaku

dan pribadi anak, serta peningkatan kreativitas pendidikan anak.

Bila dibandingkan dengan anak yang lebih muda atau yang lebih

tua disaat perceraian orang tua terjadi. Kelompok anak ini

memperlihatkan kecendrungan yang lebih rendah dalam fungsi-

fungsi internal (integrasi, psikologi, stabilitas, emosi, ketangguhan

struktur, defenisif dan penimbangan realitas). Kompetensi sekolah

dan salam hubungan sosial. Selain itu, kelompok anak tersebut

sering menutupi ketidak bahagiaan mereka tentang hubungan masa

kini dan masa yang akan datang dengan memperhatikan

konfomitas terhadap harapan-harapan sosial. Singkatnya, seluruh

anggota keluarga, baik terhadap orang tua lebih-lebih terhadap

anak, karena seorang anak akan merasa kehilangan kasih sayang

dan perhatian dari orang tuanya sehingga mereka merasa tersisih

bahkan yang lebih parah mereka tidak peduli pada dirinya sendiri

dan pendidikannya, karena kehilangan motivasi pada mereka

B. Motivasi Belajar Anak

1. Pengertian Motivasi Belajar

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata memberikan definisi

(47)

kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi

dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu

tersebut untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Sebagai

contoh kebutuhan akan makan, mendorong seseorang untuk bekeija

keras, bercocok tanam, menangkap ikan atau melakukan pekeijaan-

pekerjaan lain untuk mendapatkan makanan atau uang untuk membeli

makanan (Sukmadinata, 2004:61).

Menurut Me. Donald:

“Motivation is an energy change within the Person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions ” (Hamalik, 1992:173).

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai

tujuan.

Dari pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa

individu dalam berperilaku tidak berdiri sendiri akan tetapi selalu ada hal

yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang yang ingin

dicapainya.

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu

kegiatan, karena motivasi mempengaruhi kekuatan kegiatan tersebut.

Selain itu, motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Semakin tinggi tujuan,

semakin besar motivasinya dan makin besar motivasi maka makin kuat

(48)

Istilah belajar sudah sangat populer sehingga seolah-olah setiap

orang sudah dengan sendirinya mengerti akan istilah belajar. Akan

tetapi, para ahli pun belum mempunyai batasan yang seragam tentang

pengertian belajar. Batasan belajar dari para ahli antara lain:

Menurut Morgan dan Moh Surya yang dikutip oleh Mustofa,

mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman

(Mustofa, 2007:23). Moh. Surya Setelah membandingkan pengertian

belajar dari beberapa ahli, ia menyimpulkan sebagai berikut: “Belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan (Mustofa, 2007:23). tidak dapat diamati secara langsung, dan

terjadi dalam seseorang karena pengalaman.

Menurut Hintzman dalam bukunya The Psychology o f Learning

and Memory yang dikutip oleh Nursalim, dkk; belajar adalah satu

perubahan yang terjadi dalam diri organisme ang disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengruhi tingkah laku organisme tersebut

(Nursalim, dkk, 2007:89).

Dari ketiga pendapat tentang belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap, baik yang

(49)

sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan

lingkungan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi belajar anak

adalah adanya dorongan dalam diri anak untuk melakukan suatu

kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan melalui perubahan tingkah

laku baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif atau psikomotorik.

Sesuai dengan judul di atas, kiranya perlu diutarakan hal-hal yang

menyangkut aspek-aspek motivasi belajar anak, karena mengingat segi-

segi motivasi belajar anak yang penulis utarakan sebagai berikut:

a Anak gemar membaca dan mencatat materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru, seorang anak akan lebih mudah memahami

dan menghafalnya. Ingatan anak usia 8-12 tahun mencapai intensitas

paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan memorisasi

(dengan memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan)

adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jum lah materi ingatan

paling banyak (Kartono, 1986:141). Dengan demikian anak akan

lebih terdorong untuk selalu berusaha mencari tahu tentang sesuatu

hal, khususnya yang berhubungan dengan materi pelajaran,

b Anak gemar bertanya terhadap materi pelajaran yang belum

diketahui. Salah satu ciri anak yang cerdas dan pandai adalah

memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal yang belum ia ketahui,

sehingga anak tersebut akan sering mengajukan pertanyaan-

(50)

sangat menentukan kualitas perkembangan otak mereka (Istadi,

2003:121). Pada usia 13-14 tahun, emosional anak menjadi semakin

berkurang, sedangkan unsur intelek atau akal budi menonjol,

c Anak tertib mengeijakan tugas-tugas yang diberikan gurunya.

Seorang guru akan memberikan penilaian yang bagus terhadap anak

didiknnya yang selalu rajin mengeijakan tugas-tugas, maupun

pekeijaan yang diberikan kepada mereka. Salah satu kegunaan

penilaian adalah mendorong murid agar belajar lebih giat. Untuk

hasil belajar yang bagus diberi nilai tinggi atau hadiah-hadiah

(Mustofa, 2007:25). Dengan demikian anak yang rajin dan tertib

akan menjadi semakin termotivasi untuk belajar lebih giat,

d A ktif mengikuti kegiatan les maupun ekstrakurikuler. Kegiatan di

luar jam efektif sekolah seperti les mata pelajaran dan kegiatan

ekstrakurikuler merupakan tambahan jam yang bertujuan untuk

mengoptimalkan kemampuan maupun bakat anak untuk mencapai

prestasi yang lebih baik dan meningkat seperti les matematika dan

ekstra komputer yang akan melatih anak mampu mengoperasikan

komputer (Mustofa, 2007:26).

e Anak mau memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Perpustakaan adalah salah satu fasilitas sekolah yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa maupun guru untuk menimba dan menggali

ilmu pengetahuan. Dengan banyak membaca akan membantu proses

(51)

2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut jenisnya, motivasi dibedakan atas tiga macam yaitu:

1) . Motivasi takut atau fea r motivation

Individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut.

2) . Motivasi insentif atau incentive motivation

Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan insentif.

3) . Sikap atau attitude motivation atau s e lf motivation

Motivasi ini lebih bersifat intrinsik yang muncul dari dalam diri

sendiri atau individu berbeda dengan kedua m otif di atas yang

bersifat ekstrinsik. Motivasi ini datang dari dirinya sendiri karena

ada rasa senang atau suka serta faktor-faktor subjek lainnya

(Sukmadinata, 2004: 63-64).

3. Fungsi dan Pentingnya Motivasi

Ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a Mendorong manusia untuk berbuat

b Menentukan arah perbuatan

c Menyeleksi perbuatan

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut E. Prayitno, motivasi tidak berdiri sendiri akan tetapi

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:

a Cita-cita atau aspirasi siswa

b Kemampuan siswa

(52)

d Kondisi lingkungan siswa

5. Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

Bagi orang tua upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong motivasi

belajar anak, di antaranya:

a Selalu memberikan pengertian kepada anak akan manfaat dan

pentingnya belajar,

b Memberikan hadiah kepada anak,

c Ikut membantu memecahkan masalah,

d Memenuhi kebutuhan belajar anak,

e Memberikan pujian dan harapan.

C. Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar Anak

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu (Daradjat, 1970:56).

Kartini Kartono mengatakan bahwa: berbagai macam usaha orang

tua untuk memelihara dan memanusiakan anaknya itu menjadi cukup

bernilai untuk diperjuangkan oleh orang tua. Selanjutnya seseorang tidak

hanya berusaha untuk mencapai tujuan hidupnya sendiri saja, akan tetapi

juga memikirkan tujuan hidup dan masa depan anak keturunannya. Inilah

yang memberikan makna nilai, isi, bobot bagi kehidupannya (Kartono,

(53)

Hubungan anak dengan orang dewasa juga dengan orang tua adalah

relasi yamg timbal balik dan saling mempengaruhi (Kartono, 1986:51).

Anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi

dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin

diakui dan dihargai (Kartono, 1986:50). Oleh karena itu sensitivitas orang

tua sangat menentukan terhadap keinginan yang dimiliki oleh seorang anak.

Menurut Khoirudin Bashori, sensitivitas yang ada pada orang tua

maupun seorang pengasuh memilki tiga dimensi:

a. kepekaan yaitu meliputi peka terhadap kebutuhan fisik dan psikologis

anak, terhadap masalah belajar dan hubungan sosial anak

b. kehangatan, meliputi cukup perhatian dan sentuhan kasih sayang, peduli

terhadap kebutuhan dan problematika anak

c. responsivitas yakni memberikan reksi dengan cepat terhadap kebutuhan

dan permasalahan anak dan memberikan respon yang tepat terhadap

kebutuhan dan permasalahan anak (Bashori, 2003:31-33).

Sehubungan dengan hal tersebut kiranya perlu adanya reiisasi dari

orang tua terhadap anak sebagai buah hati mereka, yakni dengan

memberikan dan mencurahkan kasih sayang semaksimal mungkin kepada

mereka dalam segala hal yang menyangkut kebutuhan belajar anak.

Sehingga diharapkan kasih sayang orang tua tersebut dapat menumbuhkan

(54)

LAPORAN PENELITIAN

A. K eadaan Umum

1. Letak Geografis

SD Negeri Lebak terletak di dusun Lebak, Desa Lebak, Kecamatan

Bringin Kabupaten Semarang. Berlokasi di antara beberapa desa sebagai

berikut:

Sebelah utara : berbatasan dengan dusun Ngasinan, Desa Sendang.

Sebelah timur : berbatasan dengan dusun Digelan, Desa Sendang.

Sebelah selatan : berbatasan dengan dusun Doplang, Desa Pakis.

Sebelah barat : berbatasan dengan dusun Wates, Desa Pakis.

2. Sejarah Berdirinya SD N Lebak

SD N Lebak Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang berdiri tahun

1963 di atas tanah seluas 771 m2. Sedangkan luas bangunannya 441 m2

dengan perincian: ruang belajar 6 kelas: 397 m2; ruang guru 21m2; ruang

ibadah 4 m2; ruang UKS: 4,5 m2; gudan g :llm 2; kamar mandi/wc: 3m2.

Tanah seluas 771 m2 berasal dari tukar tanah bengkok dengan tanah milik

Bapak Kadir. Karena masyarakat Lebak butuh sarana pendidikan yang

semula bertempat di rumah-rumah penduduk yakni madrasah diniyah dua

kelas, di rumah Bu Musni dua kelas dan di rumah Bapak Musdar: dua

kelas, sehingga perlu adanya tempat pembelajaran yang berada di satu

lokasi. Kemudian Bapak Kepala Desa beserta perangkat dan tokoh

masyarakat bermusyawarah untuk mengambil tanah bengkok ditukar

dengan tanah milik Bapak Kadir.

(55)

41

Guru-guru yang mengajar SD N Lebak pada saat itu antara lain

adalah: Ibu Musni sebagai kepala sekolah, Bapak Tarmuji, Ibu Tatik, Ibu

Sri Utami, Bapak Tasrun, Ibu Ngatmi, Bapak Sukantro, Bapak Sutikno.

Karena gaji pada waktu itu amat sedikit, ada salah seorang guru yang

memilih menjadi sekretaris desa yaitu Bapak Sutikno, yang pada waktu itu

kepala desanya suami dari ibu Musni yakni Bapak Reki Mangun Sumarto.

SD N Lebak adalah SD Inpres yang berstatus negeri dengan No Ketetapan

SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah yang ditandatangi

oleh Bapak kepala dinas P dan K Propinsi Jawa Tengah yaitu Bapak Drs.

Karseno dengan no. 421.2/002/IX/45/87 tertanggal 1 Agustus 1987.

Keadaan kelas pada masa itu lantainya masih berupa tanah,

dindingnya masih terbuat dari bambu, sedangkan meja serta bangkunya

pemberian dari SD lain dan juga bantuan dari warga masyarakat. Karena

sumber daya manusia (SDM) masih rendah, maka dukungan masyarakat

rendah.

Namun keadaannya sekarang sudah berubah, lantainya dari tegel dan

dindingnya sudah berupa tembok sedangkan atapnya pun sudah bertemit.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana adalah segala sesuatu

yang dapat membantu atau menunjang pelaksanaan pendidikan dalam

mencapai tujuan. Dimana untuk menunjang proses belajar mengajar serta

penyelenggaraan administrsi pendidikan di SD N Lebak kecamatan

(56)

memadai. Untuk sarana dan prasarana akan penulis uraikan sebagai

berikut:

TABEL 3.1

Data Perlengkapan SD N Lebak

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

4. Struktur Organisasi SD N Lebak

Adapun untuk struktur organisasi SD N Lebak Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang, yaitu kepala sekolah dibantu oleh seorang wakil

kepala sekolah, bendahara, skretaris, dan tata usaha. Dalam menjalankan

oragnisasinya kepala sekolah juga dibantu oleh beberapa seksi diantaranya

seksi hubungan masyarakat, seksi olah raga dan kesehatan, seksi

kepramukaan, seksi ketrampilan, seksi kesenian, seksi rohani, seksi

perpustakaan, dan seksi perlengkapan. Untuk lebih jelasnya akan

(57)
(58)

Di bawah ini adalah keterangan dari struktur organisasi SD N Lebak:

Kepala Sekolah Muh Kosnanto, A.Ma.Pd

Komite Muntaha

Wakil Kepala Sekolah Siti Sakinatin, A.Ma.Pd

Bendahara Haryati, A.Ma.Pd

Sekretaris Muntamah, A.Ma

Tata Usaha Yanu Dani Marfianto, A.Ma.Pd

Sie Humas Siti sakinatin, A.Ma.Pd

Sie Orkes Sugiarto

Siti Mudakiroh, A.Ma.Pd

Sie Kepramukaan Yanu Dani Marfianto, A.Ma.Pd

Siti Mudakiroh, A.Ma.Pd

5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SD N Lebak

a Keadaan Guru dan Karyawan

Pada tahun 2010 jumlah guru dan karyawan SD N Lebak

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang 11 orang yaitu seorang

kepala sekolah, empat orang guru kelas berstatus PNS, 2 orang guru

kelas non-PNS, seorang guru pendidikan agama Islam, seorang guru

pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), seorang guru bahasa

Inggris non PNS dan seorang penjaga sekolah.

(59)

TABEL 3.2

Guru dan Karyawan SD N Lebak Tahun 2010

No Nama NIP Jab a ta n Ket

L Muh Kusnanto 195204261974021004 Kepala Sekolah

2. Siti Sakinatin, A.Ma.Pd. 195604101977012001 Guru Kelas 1

3. Sugiyarto 196009101984051001 Guru Penjaskes

4. Muntamah, A.Ma 196304121984052001 Guru PAI

5. Maskuri, S.Pd. 196602171988061001 Guru Kelas 6

6. Haryati, A.Ma.Pd. 196612051994032005 Guru Kelas 5

7. Umi Khabibah, A.Ma.Pd. 197105102007012018 Guru Kelas 4

8. Kamsidi 195412291982011001 Penjaga

9. Ida Nuryani - Guru B. Inggris GTT

10 Siti Mudakiroh - Guru Kelas 2 GTT

11 Yanu Dani M - Guru Kelas 3 GTT

b Siswa

Jumlah siswa SD N Lebak tahun 2010 berjumlah 70 siswa yang

terbagi ke dalam enam kelas dengan perincian sebagai berikut:

TABEL 3.3

Perincian Jumlah Siswa

No Kelas L (siswa) P (siswa) Jumlah (siswa)

Gambar

TABEL 4.7.
Tabel 1.1Latar Belakang Orang Tua Siswa
TABEL 1.2Jumlah Populasi dan Sampel
TABEL 3.1Data Perlengkapan SD N Lebak
+7

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Penelitian Korelasi tentang Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD

tua terhadap akhlak anak adalah 25,2%, sehingga menunjukkan bahwa hubungan komunikasi orang tua terhadap akhlak anak di SD Negeri Gonilan 01 Kecamatan Kartasura Kabupaten

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan orangtua dengan motivasi belajar siswa di SD Negeri Bumi I Laweyan Surakarta..

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Gantang I

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran remedial menggunakan metode tutor sebaya terhadap motivasi dan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa kelas V SD Gugus XVIII Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng termasuk dalam

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Bringin 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun

Hal ini dikarenakan adanya hubungan/ kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang terkait khususnya dengan pihak sekolah SD Negeri Bringin 02 .Selain itu