• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVA TAK BERWUJUD dan contohnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKTIVA TAK BERWUJUD dan contohnya "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STAR BPKP

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MATARAM ARDIANSYAH

I2 F015 067

A. MASALAH AKTIVA TAK BERWUJUD

Aktiva yang paling penting bagi banyak perusahaan besar di dunia bukanlah persediaan, peralatan, gedung kantor ataupun kendaraan operasional dengan harga milyaran, melainkan citra merek. Kita menghadapi ekonomi yang didominasi oleh penyedia informasi atau jasa, dan aktia utamanya bersifat tidak berwujud. Aktiva-aktiva yang bersifat tidak berwujud memiliki karakteristik, kurang memiliki eksistensi fisik, yang berarti aktiva ini memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya, dan bukan merupakan instrument keuangan, yang berarti aktiva ini tidak memiliki substansi fisik dan merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari klaim untuk menerima kasa atau ekuivalen kas di masa mendatang. Pada umumnya, perusahaan mengklasifikasikan aktiva

Study Objectives :

1. Menjabarkan karakteristik utama aktiva tak berwujud

2. Mengidentifikasi biaya akuisisi aktiva tak berwujud

3. Menjelaskan prosedur amortisasi aktiva tak berwujud

4. Menjelaskan pengertian dan masalah khusus pada goodwill

(2)

tak berwujud sebagai aktiva jangka panjang. Jenis aktiva tak berwujud yang paling umum dilaporkan adalah paten, hak cipta, waralaba atau lisensi, merek dagang, dan goodwill.

Akuisisi aktiva tak berwujud dicatat pada biaya pembelian, dan seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk membuat aktiva tersebut siap digunakan. Apabila aktiva tersebut diperoleh dengan menggunakan saham atau ditukarkan dengan aktiva lain, biaya aktiva tak berwujud tersebut adalah sebesar nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang diterima. Apabila beberapa aktiva tak berwujud, atau gabungan dari aktiva tak berwujud dan aktiva berwujud, dibeli berdasarkan pembelian keranjang, maka biayanya dicatat sebesar nilai pasar wajar atau nilai jual relative.

Sama seperti aktiva lainnya, aktiva tak berwujud juga memiliki umur manfaat yang terbatas dan tidak terbatas. Untuk aktiva tak berwujud yang meiliki batas umur manfaat, perusahaan umumnya mengamortisasi aktiva tersebut dengan pembebanan sistematis selama umur manfaatnya. Umur manfaat ini harus mencerminkan periode-periode di mana aktiva-aktiva tersebut memberikan kontribusi terhadap arus kas. Faktor –faktor untuk menentukan umur manfaat diantaranya adalah :

1. Perkiraan penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan

2. Perkiraan umur manfaat aktiva lainnya yang terkait dengan umur manfaat aktiva tak berwujud tersebut

3. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan membatasi umur manfaat suatu aktiva tak berwujud

4. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan memperpanjang umur kontrak aktiva tersebut tanpa biaya besar

5. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi yang lain, seperti stabilitas industry, kemajuan teknologi, kebijakan legislatif, yang berakibat pada ketidakpastian atau perubahan lingkungan peraturan, dan perubahan pada jalur distribusi

(3)

Jumlah beban amortisasi untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas harus mencerminkan pola konsumsi atau pola pemakaian aktiva tersebut oleh perusahaan, jika perusahaan itu dapat dengan pasti menentukan polanya. Ketika perusahaan mengamortisasi lisensi-lisensi produknya, perusahaan harus menunjukkan biaya itu sebagai beban. Kredit harus dilakukan ke akun aktiva yang sesuai maupun kea kun akumulasi amortisasi yang terpisah. Jumlah aktiva tak berwujud yang akan diamortisasi adalah biaya dikurangi nilai sisa. Nilai sisa yang dimaksud diasumsikan nol, kecuali pada akhir umur manfaatnya.

Sebuah aktiva tak berwujud dikatakan memiliki umur yang tidak terbatas apabila tidak ada faktor hukum, perundangan, kontrak, persaingan atau faktor-faktor lainnya yang membatasi umur manfaat dari sebuah aktiva tersebut. Maksudnya, tidak ada batas yang dapat diperkirakan dalam periode waktu dimana aktiva tersebut dapat memberikan arus kas. Untuk aktiva yang tidak memiliki batas umur manfaat tidak diamortisasi. Perusahaan harus menguji apakah aktiva tak berwujud dengan umur tak tervatas tersebut mengalami penurunan. Pengujian penurunan untuk penurunan untuk aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas ini berbeda dengan yang dipakai untuk aktiva tak berwujud dengan umur terbatas, dalam hal bahwa hanya pengujian nilai wajar saja yang dilakukan. Aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas tidak akan pernah gagal dalam pengujian pemulihan arus kas tak berdiskonto karena arus kas dapat diperpanjang ke masa depan secara tidak terbatas.

B. JENIS-JENIS AKTIVA TAK BERWUJUD

Akuntansi untuk aktiva tak berwujud bergantung pada umur aktiva tak berwujud tersebut, baik terbatas maupun tidak terbatas. Aktiva tak berwujud dikategorikan menjadi enam, yaitu:

1. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Pemasaran

(4)

pada pengguna awal selama masa penggunaannya. Sehingga perusahaan yang menggunakan merek dagang atau nama dagang yang telah dietetapkan dapat menganggapnya memiliki umur yang tidak terbatas.

Jika suatu perusahaan memperoleh merek dagang atau nama dagang, maka biaya yang dapat dikapitalisasi adalah harga pembelian. Jika suatu merek dagang atau nama dagang dikembangkan oleh perusahaan tersebut, maka biaya yang dapat dikapitalisasi termasuk biaya pengacara, biaya pendaftaran, biaya perancangan, biaya konsultasi, dan biaya lainnya. Jika total biaya merek dagang atau nama dagang tidak signifikan, maka biaya tersebut dapat dibebankan. Kebanyakan umur merek dagang atau nama dagang adalah tidak terbatas. Oleh sebab itu, perusahaan tidak perlu mengamortisasi biayanya.

2. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Pelanggan

Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan pada umumnya diperoleh dari interaksi dengan pihak luar perusahaan. Contohnya adalah daftar pelanggan, catatan pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan pelanggan yang terikat kontrak maupun yang tidak terikat kontrak.

3. Aktiva Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Seni

Contoh dari aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan seni adalah hak kepemilikan atas naskah drama, karya sastra, karya music, gambar-gambar, foto, dan materi video dan audiovisual. Hak cipta melindungi hak kepemilikan tersebut. Hak cipta adalah hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta ini diberikan selama umur penciptanya dan memberikan kepada pemilik, atau pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksinya ulang dan menjual suatu pekerjaan artistik atau yang dipublikasikan. Hak cipta tidak dapat diperbaharui. Biaya untuk memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta dapat dikapitalisasi, tetapi biaya penelitian dan pengembangan yang terlibat harus dibebankan pada saat terjadinya.

4. Aktiva Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Kontrak

(5)

atau franchise. Waralaba atau franchise adalah perjanjian kontraktual, di mana pemilik waralaba memberikan hak kepada pemegang waralaba untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan fungsi-fungsi tertentu. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide atau produk franchise dengan menandatangani perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis. Dalam hal ini, perusahaan yang dimiliki secara pribadi diijinkan untuk menggunakan properti publik dan melakukan jasa-jasanya.

Waralaba dan lisensi dapat berlangsung selama periode waktu tertentu, selama periode yang tidak terbatas, atau perpetual. Perusahaan yang telah mendapatkan hak waralaba atau lisensi, mencatat suatu akun waralaba atau lisensi dalam pembukuannya, hanya jika terdapat biaya yang diidentifikasi pada akuisisi hak pengoperasian. Biaya waralaba dengan umur yang terbatas harus diamortisasi sebagai beban operasi selama umur waralaba tersebut. Perusahaan seharusnya tidak mengamortisasi biaya waralaba dengan umur yang tak terbatas atau waralaba perpetual, tetapi seharusnya mencatat sebesar biayanya. Pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan berdasarkan perjanjian waralaba harus dicatat sebagai beban operasi dalam periode perjanjian tersebut terjadi. Jumlah tersebut bukan merupakan aktiva karena tidak berhubungan dengan hak masa datang untuk menggunakan property public.

5. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Teknologi

Aktiva tak berwujud yang terkait dengan teknologi berhubungan dengan inovasi atau kemajuan teknologi. Sebuah inovasi atau pengembangan dan penciptaan teknologi baru membutuhkan hak paten untuk melindungi hak kekayaan intelektual seorang innovator. Paten memberikan hak eksklusif kepada pemegangnya untuk menggunakan, membuat, dan menjual suatu produk atau proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran dari pihak lain. Dua jenis utama paten adalah paten produk, yang meliputi produk fisik aktual, dan paten proses, yang mengatur proses untuk membuat produk.

(6)

Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud lainnya karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya agar goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi. Pengukuran komponen goodwill sangat kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan yang tidak dapat diestimasi secara rasional. Manfaat masa depan dari goodwill tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut. Goodwill dapat muncul tanpa biaya khusus dalam pengembangannya. Sehingga karena tidak adanya transaksi objektif dengan pihak luar yang telah dilakukan, maka subjektivitas bahkan misrepresentasi dapat terjadi.

Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Karena goodwill merupakan suatu penilaian yang bersifat going concern dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih dan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi, dibandingkan dengan nilai harga beli perusahaan yang diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai Goodwill. Jadi, goodwill adalah nilai sisa kelebihan biaya atas nialai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi.

Perusahaan yang mengakui goodwill dalam sebuah penggabungan usaha, menganggapnya mempunyai umur yang tidak terbatas. Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh mengamortisasinya. Goodwill adalah aktiva tak berwujud yang paling besar dari neraca suatu perusahaan dan komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang diinvestasikan pada goodwill tersebut. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatatnya ketika goodwill mengalami penurunan nilai. Nilai goodwill pada akhirnya akan habis, sehingga perusahaan harus mencatat goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh. Amortisasi goodwill akan membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik.

(7)

istilah kredit. Kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan nilai wajar atas biaya aktiva yang diperoleh, badwill, atau pembelian tersaing.

C. PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD

Jumlah yang tercatat dari aktiva tak berwujud tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghapusnya. Penghapusan tersebut menyebabkan penurunan nilai. Beberapa situasi penurunan nilai terhadap aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut :

a. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas

Peraturan umum yang berlaku untuk penurunan nilai property, pabrik, dan peralatan juga berlaku untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas. Property, pabrik, dan peralatan yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dianggap menurun nilainya apabila kejadian atau perubahan situasi menunjukkan bahwa jumlah tercatat atau nilai buku aktiva tidak dapat dipulihkan.

Pengujian kemampuan pemulihan dilakukan agar perusahaan dapat mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan aktiva dan disposisi akhirnya. Jika jumlah arus kas bersih yang diharapkan di masa depan lebih rendah dari nilai buku aktiva, maka kerugian penurunan nilai akan diukur dan diakui. Kemudian, perusahaan menggunakan pengujian nilai wajar. Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai dengan membandingkan nilai wajar aktiva dengan nilai bukunya. Kerugian penurunan nilai merupakan jumlah di mana nilai buku aktiva kurang dari nilai wajar aktiva yang menurun nilainya. Kerugian pada aktiva tak berwujud dengan umur terbatas dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi yang berlangsung terus-menerus. Ayat jurnalnya muncul pada beban dan kerugian lain-lain.

b. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selain Goodwill

(8)

lebih kecil daripada jumlah yang tercatat, maka penurunan nilainya diakui. Perusahaan memakai pengujian satu tahap ini karena banyak aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas dengan mudah lolos uji pemulihan. Oleh karena itu, pengujian pemulihan tidak digunakan.

c. Penurunan Nilai Goodwill

Aturan penurunan nilai untuk goodwill adalah proses dua tahap. Pertama, perusahaan harus membandingkan nilai wajar unit yang dilaporkan terhadap jumlah yang tercatat, termasuk goodwill. Jika nilai wajar unit yang dilaporkan melebihi jumlah yang tercatat, maka penurunan nilai goodwill tidak dipertimbangkan. Namun, jika nilai wajar lebih kecil daripada jumlah yang tercatat aktiva bersihnya, maka perusahaan harus melakukan langkah kedua untuk menentukan penurunan nilai yang mungkin terjadi. Pada tahap kedua ini, perusahaan menentapkan nilai wajar goodwill dan membandingkannya dengan jumlah yang tercatat.

D. BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Biaya penelitian dan pengembangan bukan merupakan aktiva tak berwujud. Melainkan aktivitas penelitian dan pengembangan sering kali menghasilkan pengembangan sesuatu yang dipatenkan atau diberi hak cipta. Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan ini adalah :

1. Mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas, proyek, atau pencapaian tertentu, dan

2. Menentukan besarnya manfaat di masa depan serta lamanya waktu manfaat tersebut dapat direalisasi.

(9)

untuk produk atau proses baru, atau perbaikan yang signifikan terhadap produk atau proses yang ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual atau digunakan.

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas Penelitian dan Pengembangan dan perlakuan akuntansi terhadap biaya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bahan, Peralatan, dan Fasilitas. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian catatlah sebagai persediaan dan alokasikan ketika dikonsumsi, atau kapitalisasi dan susutkan ketika digunakan.

2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan harus dibebankan ketika terjadi.

3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian kapitalisasi dan amortisasikan.

4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan dengan pelaporan penelitian dan pengembangan perusahaan harus dibebankan ketika terjadi.

5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus termasuk dalam biaya penelitian dan pengembangan, kecuali untuk biaya administrasi dan umum, yang secara jelas harus berhubungan agar dapat dimasukan dan dicatat sebagai beban.

Terdapat biaya-biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian dan pengembangan. Biaya-biaya tersebut meliputi:

Biaya Start-Up

(10)

1. Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan dengan gaji karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi kelayakan, akuntansi, pajak, serta urusan pemerintah.

2. Pelatihan karyawan lokal yang berhubungan dengan produk, pemeliharaan, sistem computer, keuangan, dan operasi.

3. Perekrutasn, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan penetapan jaringan kerja distribusi.

Kerugian Operasi Awal

Kerugian operasi yang terjadi dalam memulai suatu bisnis harus dikapitalisasi. Oleh karena itu, hal tersebut tidak dapat dihindari dan merupakan biaya untuk memulai suatu entitas baru. Standar Akuntansi Internasional menyatakan bahwa kerugian operasi tidak boleh dikapitaliasasi selama tahun-tahun pertama. Singkatnya, akuntansi dan standar pelaporan tidak boleh berbeda antara perusahaan yang mencoba untuk membangun sebuah bisnis baru dengan perusahaan lainnya.

Biaya Iklan

Perusahaan membebankan sebagian besar biaya iklan ketika iklan dikeluarkan atau pertama kali iklan dimuat di media. Aktiva berwujud yang digunakan dalam iklan, seperti banner perusahaan, dicatat sebagai aktiva karena hal itu memiliki kegunaan alternative di masa depan.

Biaya Perangkat Lunak Komputer

Akusisi, pengembangan, atau peningkatan nilai produk atau proses oleh sebuah perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas penjualan dan administrative dikeluarkan dari difinisi aktivitas penelitian dan pengembangan.

(11)

Pendukung pembebanan dengan segera berpendapat bahwa dari sudut pandang laporan laba-rugi, aplikasi jangka panjang dari standar ini sering kali hanya membuat perbedaan yang kecil. Mereka menyatakan bahwa jumlah biaya penelitian dan pengembangan yang dibebankan ke beban setiap periode akuntansi kurang lebih akan sama, baik dicatat sebagai beban atau dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi karena sifat berkelanjutan dari kebanyakan aktivitas penelitian dan pengembangan perusahaan. Kritik terhadap praktek ini menyatakan bahwa neraca harus melaporkan aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan pengeluaran yang memiliki manfaat masa depan. Menghindarkan semua kapitaliasai pengeluaran penelitian dan pengembangan akan menghapus dari neraca sesuatu yang mungkin merupakan aktiva perusahaan yang paling berharga.

E. PENYAJIAN POS-POS TAK BERWUJUD DAN POS YANG BERHUBUNGAN

Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai pos terpisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada, karena goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, pengungkapan ini akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca.

Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian operasi berjalan, kecuali jika penurunan goodwill tersebut terkait dengan operasi yang sudah tidak lagi berjalan.

(12)

1. Jelaskan yang anda ketahui mengenai Goodwill!

2. Apa yang anda ketahui mengenai Badwill atau Goodwill negatif?

3. PT. Kurnia Abadi membeli paten dari PT. Sukses Makmur pada tanggal 3 Januari 2012 sebesar Rp 45.000.000,00. Paten mempunyai usia hukum selama 10 tahun. PT. Kurnia Abadi merasa bahwa paten akan bermanfaat selama 8 tahun.

Buatlah jurnal untuk mencatat pada saat pembelian paten dan amortisasi paten pada tahun 2012.

4. Selama tahun 2011 PT. Maju Mundur mempunyai rincian data pencatatan asset tidak berwujud seperti di bawah ini:

1 Februari 2011, Membeli paten, usia ekonomis 9 tahun RP 350.000.000,00

3 April 2011 Goodwill Rp 320.000.000,00

2April 2011 Membeli Franchise, usia ekonomis 7 tahun Rp 400.000.000,00

(13)

Buatlah pencatatan jurnal yang berhubungan dengan intangible asset dan penghitungan amortisasinya!

5. Dibawah ini adalah data Aktiva tak Berwujud PT. Indo Karya pada bulan Desember 2012

Hak Paten Rp 50.000.000,00, amortisasi Rp 4.000.000,00

HakCipta Rp 35.000.000,00, amortisasiRp 12.000.000,00

Hak paten diperoleh pada Januari 2012 dan memiliki umur 10 tahun, sedangkan hak ciptadiperoleh padaJanuari 2012 dengan umur ekonomis yang sama.

Pada tanggal 2 Januari membayar biaya hukun Rp 20.000.000,00 untuk mempertahankan patennya. Bagaimana pencatatan jurnalnya?

6. PT. Jaya Raya mengeluarkan Rp 150.000.000,00 untuk biaya penelitian dan pengembangan sehingga menghasilkan sebuah produk house tools baru yang dipatenkan. Paten dilakukan pada tanggal 4 Juni 2012 dan mempunyai perkiraan usia ekonomis selama 12 tahun. Biaya pengesahan lain yang berkaitan dengan paten sebesar Rp 75.000.000,00 dan dibayar pada tanggal yang sama. Buatlah pencatatan jurnal dari semua transaksi diatas!

(14)

1. Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud lainnya karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan.Satu-satunya agar goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.

(15)

3. - Pembelian paten:

Hak Paten 45.000.000

Kas 45.000.000

- Amortisasi tahun 2012:

Beban Amortisasi Paten 5.625.000

Paten 5.625.000

4. - Jurnal Pembelian:

Paten 350.000.000

Goodwill 320.000.000

Franchise 400.000.000

Copyright 140.000.000

Intangible Aset 1.210.000.000

- Amortisasi:

BebanAmortisasi 95.746.031,7

Paten (350.000.000/9) 38.888.888,9

Franchise (400.000.000/7 x 9/12) 42.857.142,8

(16)

5. Hak Paten 20.000.000

Kas 20.000.000

6. Beban Penelitian dan Pengembangan 150.000.000

Kas 150.000.000

Paten 75.000.000

Kas 75.000.000

Beban amortisasi Paten 3.645.833

Paten 3.645.833

(75.000.000/12 x 7/12)

7. Harga pembelian £ 700.000

Nilai wajar Aset £ 800.000

Nilai wajar kewajiban (200.000)

Nilai wajar Aset bersih (600.000)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan Rasio Profitabilitas (ROI) dapat mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih

Pada bulan Januari 2016, dari sebelas sub kelompok dalam Kelompok Bahan Makanan, 7 (tujuh) sub kelompok mengalami kenaikan. indeks dan 2 (dua) sub kelompok

The growth of the internet era and mobile device make the user easier to access the information and operate some traveling applications.. They tried to classify the

For this reason, honey bees (Figure 111) and bumble bees (Figure 112) are the main pollinators of red clover. Long- tongued bumble bees were introduced into New Zealand for

Reviu dokumen bertujuan untuk meyakinkan keberadaan (eksistensi) dan substansi dokumen tentang fokus maturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP. Keberadaan kebijakan

untuk selalu rajin dalam belajar Al- Qur’an dan meningkatkan kedisiplinan untuk anak-anaknya dengan harapan anak lebih semangat lagi dalam belajar. Al- Qur’an serta orang tua

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media peraga mekanisme katup motor bakar untuk

Zat warna bejana yang dirubah menjadi zat warna bejana larut umumnya adalah zat warna bejana jenis IK yang molekulnya relatif kecil, sehingga afinitas zat