• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Determinan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Jalan Di Puskesmas Batang Toru Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Determinan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Jalan Di Puskesmas Batang Toru Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah penggunaan fasilitas pelayannan kesehatan

yang disediakan baik dalam bentuk rawat inap, rawat jalan, kunjungan oleh

petugas/ tenaga kesehatan ataupun bentuk kegiatan-kegiatan lain dari pemanfaatan

pelayanan kesehatan tersebut (Azwar, 1996). Pelayanan kesehatan sebagai produk

jasa memiliki keunikan dengan ciri utama:

1. Adanya sifat ketidakpastian terkait waktu, tempat, urgensi dan biaya.

2. Adanya ketidakseimbangan informasi antaraprovider dengan pengguna jasa.

3. Adanya manfaat atau resiko kerugian bagi orang lain (Ilyas, 2006).

Adapun syarat pokok suatu pelayanan kesehatan dapat dikatakan baik menurut

Azwar ( 1996) haruslah :

1. Tersedia dan Berkesinambungan (available and continiuos).

2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate). 3. Mudah dicapai (accessible).

4. Mudah dijangkau (affordable).

5. Bermutu (quality).

PDF Create! 3 Trial

(2)

2.1.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Donabedian dalam Notoatmodjo (2007), pemanfaatan pelayanan kesehatan

adalah interaksi antara konsumen dengan provider (penyedia pelayanan). Pemanfaatan pelayanan kesehatan erat hubungannya dengan kapan seseorang

memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektifitas pelayanan

tersebut. Hubungan antara keinginan sehat dan pernyataan akan pelayanan

kesehatan hanya kelihatannya saja sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks.

Donabedian dalam Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor - faktor yang

dapat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Faktor Sosiokultural

a. Teknologi

Kemajuan teknologi dapat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan,

dimana kemajuan dibidang teknologi disatu sisi dapat meningkatkan

pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti transplantasi organ, penemuan

organ-organ artifisial, serta kemajuan dibidang radiologi. Sedangkan disisi

lain kemajuan teknologi dapat menurunkan pemanfaatan pelayanan

kesehatan, sebagai contoh dengan ditemukannya berbagai vaksin untuk

pencegahan penyakit menular akan mengurangi pemanfaatan pelayanan

kesehatan.

b. Norma dan nilai yang ada di masyarakat.

Norma, nilai sosial dan keyakinan yang ada di masyarakat akan

memengaruhi seseorang dalam bertindak, termasuk dalam memanfaatkan

pelayanan kesehatan.

PDF Create! 3 Trial

(3)

2. Faktor Organisasional

a. Ketersediaan Sumber Daya

Suatu sumber daya tersedia apabila sumber daya itu ada atau bisa didapat,

tanpa mempertimbangkan sulit ataupun mudahnya penggunaannya. Suatu

pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa tersebut tersedia.

b. Akses Geografis

Akses geografis dimaksudkan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

tempat yang memfasilitasinya atau menghambat pemanfaatan, ini ada

hubungan antara lokasi suplai dan lokasi klien, yang dapat diukur dengan

jarak waktu tempuh, atau biaya tempuh. Hubungan antara akses geografis dan

volume dari pelayanan tergantung dari jenis pelayanan dan jenis sumber daya

yang ada. Peningkatan akses yang dipengaruhi oleh berkurangnya jarak,

waktu tempuh ataupun biaya tempuh mungkin mengakibatkan peningkatan

pelayanan yang berhubungan dengan keluhan-keluhan ringan. Dengan kata

lain, pemakaian pelayanan preventif lebih banyak dihubungkan dengan akses

geografis dari pada pemakaian pelayanan kuratif sebagai mana pemanfaatan

pelayanan umum bila dibandingkan dengan pelayanan spesialis. Semakin

hebat suatu penyakit atau keluhan, dan semakin canggih atau semakin khusus

sumber daya dari pelayanan, semakin berkurang pentingnya atau berkurang

kuatnya hubungan antara akses geografis dan volume pemanfaatan pelayanan.

c. Akses Sosial

Akses sosial terdiri atas dua dimensi, yaitu dapat diterima dan terjangkau.

Dapat diterima mengarah kepada faktor psikologis, sosial dan faktor budaya,

PDF Create! 3 Trial

(4)

sedangkan terjangkau mengarah kepada faktor ekonomi. Konsumen

memperhitungkan sikap dan karakteristik yang ada pada provider seperti etnis, jenis kelamin, umur, ras, dan hubungan keagamaan.

d. Karakteristik dari stuktur perawatan dan proses

Praktek pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter tunggal,

praktek dokter bersama, grup praktek dokter spesialis atau yang lainnya

membuat pola pemanfaatan yang berbeda.

3. Faktor yang berhubungan dengan konsumen

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dengan

provider (penyedia pelayanan). Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan pengunaan atau

permintaan terhadap pelayanan kesehatan.

Kebutuhan, terdiri atas kebutuhan yang dirasakan (perceived need) dan diagnosa klinis (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan (perceived need) ini dipengaruhi oleh:

a. Faktor sosiodemografis yang terdiri dari umur, jenis kelamin, ras, suku

bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga, dan status sosial ekonomi

(pendidikan, pekerjaan, penghasilan).

b. Faktor sosiopsikologis terdiri dari persepsi, dan kepercayaan terhadap

pelayanan medis atau dokter.

4. Faktor yang berhubungan dengan produsen.

Faktor yang berhubungan dengan produsen, yaitu faktor ekonomi konsumen

tidak sepenuhnya memiliki referensi yang cukup akan pelayanan yang

PDF Create! 3 Trial

(5)

diterima, sehingga mereka menyerahkan hal ini sepenuhnya ketangan

provider. Karakteristik provider, yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, serta fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan yang

bersangkutan.

2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan

tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan akan meningkatkan penerimaan

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka

peluang hubungan yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen,

memberikan dasar yang baik bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan dan

membentuk rekomendasi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan pemberi jasa.

Keputusan konsumen untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan tidak terlepas dari

faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Adapun faktor-faktor

yang merupakan penyebab perilaku dapat dijelaskan dengan Teori Lawrence

Green (1980), yang dibedakan dalam tiga faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (Predisposing factors)

Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar

atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan,

sikap, keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi

seseorang atau kelompok untuk bertindak.

PDF Create! 3 Trial

(6)

2. Faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam

faktor pemungkin adalah ketrampilan, sumber daya pribadi dan komunitas.

Seperti tersedianya pelayanan kesehatan termasuk alat-alat kontrasepsi,

keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan.

3. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada

tujuan dan jenis program. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari

perilaku masyarakat.

Konsumen akan memutuskan menggunakan atau memanfaatkan sarana

pelayanan kesehatan berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang

memengaruhinya. Proses penggunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh

masyarakat atau konsumen selanjutnya dijelaskan oleh Anderson dalam

Notoatmodjo (2007), yang menyatakan bahwa keputusan seseorang dalam

menggunakan atau memanfaatkan sarana pelayanan tergantung pada :

1. Karakteristik Predisposisi (Predisposing Characteristic)

Karakteristik predisposisi menggambarkan fakta bahwa individu mempunyai

kecenderungan untuk menggunakan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3

kelompok yakni :

PDF Create! 3 Trial

(7)

a. Ciri-ciri demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah

anggota keluarga.

b. Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, agama,

kesukuan.

c. Sikap dan keyakinan individu terhadap pelayanan kesehatan.

2. Karakteristik Pendukung (Enabling Characteristic)

a. Sumber daya keluarga (family resources) meliputi penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan

dalam asuransi kesehatan.

b. Sumber daya masyarakat (community resources) meliputi jumlah sarana

pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dengan

tenaga kesehatan dan lokasi sarana., ketercapaian pelayanan dan

sumber-sumber yang ada didalam masyarakat.

3. Karakteristik Kebutuhan (Need Characteristik)

Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan

pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada.

Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori

yakni:

a. Kebutuhan yang dirasakan (perceived need), yaitu keadaan kesehatan yang dirasakan.

b. Evaluate clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian petugas.

PDF Create! 3 Trial

(8)

Secara skematis konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson

(1995) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Konsep Pemanfaatan Kesehatan Menurut Anderson

Cumming dalam Notoatmodjo (2007), mengungkapkan suatusetkategori variabel utama yang muncul dari analisa terhadap model-model yang terdahulu

bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh : (1). Hal-hal yang

menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan, seperti kemampuan

individu membayar biaya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan, kesadaran

mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan, dan tersedianya fasilitas

pelayanan kesehatan; (2). Hal-hal yang menyangkut sikap individu terhadap Faktor predisposisi

Tingkat rasa sakit : Ketidakmampuan,

PDF Create! 3 Trial

(9)

pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan terhadap manfaat pengobatan, dan

kepercayaan terhadap kualitas pelayanan yang tersedia; (3). Hal-hal yang

menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu terhadap gejala-gejala

penyakit dan kepercayaan terhadap gangguan serta akibat-akibat penyakit

tersebut; (4). Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit; (5).

Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial individu, norma sosial dan struktur

sosial, dan (6). Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik demografi (status

sosial, penghasilan dan pendidikan).

Model penggunaan pelayanan kesehatan yang sering dipakai adalah

Health Belief Model dicetuskan oleh Becker dalam Notoatmodjo (2007), yaitu model kepercayaan kesehatan menjelaskan kesiapan individu dalam memahami

perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan.Ada 4 (empat) variabel yang terlibat

dalam tindakan tersebut yaitu

a. Perceived seriousness (keseriusan yang dirasakan), yaitu persepsi seseorang terhadap keseriusan dari penyakit yang didasarkan pada

penilaian terhadap kerusakan yang ditimbulkan penyakit tertentu.

b. Perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan), yaitu kepekaan seseorang terhadap penyakit, agar seseorang bertindak untuk mengobati

atau mencegah penyakitnya, maka dia harus merasakan bahwa dia rentan

atau peka terhadap penyakit tersebut.

c. Perceived benefits (manfaat yang dirasakan), yaitu persepsi seseorang terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengambil tindakan untuk

mengobati atau mencegah penyakit.

PDF Create! 3 Trial

(10)

d. Perceived barriers (hambatan-hambatan yang dirasakan), yaitu persepsi seseorang terhadap hambatan-hambatan dalam bertindak untuk

mengobati atau mencegah penyakit, dapat berupa keadaan yang tidak

menyenangkan atau rasa sakit yang ditimbulkan pada perawatan.

Disamping itu hambatan dapat berupa biaya baik bersifat monetary cost

yaitu biaya pengobatan ataupun time cost (waktu menunggu diruang tunggu, atau waktu yang digunakan selama perawatan dan waktu yang

digunakan ke tempat pelayanan kesehatan), serta kualitas pelayanan yang

diberikan.

Faktor-faktor yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan

kesehatan, seperti kemampuan individu membayar biaya pelayanan dan

pemeliharaan kesehatan, kesadaran mereka untuk menggunakan pelayanan

kesehatan, dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan harus diperhatikan.

Hal-hal yang menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan, seperti

kepercayaan terhadap manfaat pengobatan, dan kepercayaan terhadap kualitas

pelayanan yang tersedia. Hal-hal yang menyangkut ancaman penyakit seperti

persepsi individu terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan terhadap

gangguan serta akibat-akibat penyakit tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan

pengetahuan tentang penyakit. Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial

individu, norma sosial dan struktur sosial, dan hal-hal yang berkaitan dengan

karakteristik demografi (status sosial, penghasilan dan pendidikan).

PDF Create! 3 Trial

(11)

2.1.3 Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan

Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit dan tidak

merasakan sakit (disease but no illness) tentu tidak bertindak apa-apa terhadap penyakit tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan sakit,

maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain:

1. Tidak bertindak/kegiatan apa-apa (no action) 2. Bertindak mengobati diri sendiri (self treatment)

3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan alternatif (traditional remedy)

4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung obat (chemist shop) dan sejenisnya termasuk tukang-tukang jamu

5. Mencari pengobatan dengan pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan

modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan

swasta yang dikategorikan ke dalam pengobatan Puskesmas dan Rumah

Sakit.

6. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan

oleh dokter (private medicine).

2.1.4 Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Ulang

Perilaku pembeli atau pengguna dapat dijadikan kiat dasar untuk

menghubungkan kualitas pelayanan dan minat. Perilaku konsumen untuk

menggunakan pelayanan yang sama apabila mereka merasa terpenuhi

keinginannya dengan pelayanan yang mereka terima. Pembeli atau pengguna yang

PDF Create! 3 Trial

(12)

merasa terpenuhi keinginannya akan kualitas jasa yang mereka terima akan

membeli atau mengguna ulang produk atau jasa itu kembali. Minat perilaku

konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa dari pemberi jasa yang sama

sangat dipengaruhi oleh pengalaman terhadap pelayanan yang diberikan

sebelumnya.

Pengguna yang sudah terbiasa akan suatu produk atau jasa yang khusus

tidaklah selalu sama, dikarenakan faktor pemilihan alternatif yang unik. Faktor

lain lagi yang berhubungan dalam hal suka atau tidak suka, menolak tetapi

sebenarnya menyukai dan beberapa fanatik yang tidak pernah mempertimbangkan

pilihan lain.

Menurut Kotler (2009), beberapa faktor yang memengaruhi pemanfaatan barang

atau jasa, yaitu ;

1. Faktor pertama adalahmarketing stimuli, faktor ini terdiri dariproduct, price, place dan promotion.

2. Faktor kedua adalah stimuli lain yang terdiri dari technological, politicaldancultural.

Faktor ini akan masuk dalam buyer box yang terdiri dari dua (2) faktor, yaitu

buyer characteristicyang memiliki variabelcultural,personal danpsychological, serta buyer decision process merupakan proses yang terjadi saat seseorang memutuskan untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Tahapan proses keputusan pembelian yang merupakan bagian dari perilaku

konsumen meliputi proses pengenalan kebutuhan, proses pencarian informasi dan

PDF Create! 3 Trial

(13)

proses evaluasi alternatif. Proses pemanfaatan di mulai saat konsumen mengenali

sebuah masalah atau kebutuhan.

Mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat

mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat atau

suatu kategori produk. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong

untuk mencari informasi lebih banyak yang dapat dilakukan baik secara aktif

maupun pasif. Konsumen akan membentuk preferensi tahap evaluasi atas merek

dalam kumpulan pilihan konsumen, juga mungkin membentuk niat untuk

membeli atau menggunakan produk yang disukai atau memanfaatkan ulang

fasilitas kesehatan yang disukai.

2.2 Persepsi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008) persepsi diartikan sebagai:

(a) tangapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan (b) proses seseorang

mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Secara etimologis, persepsi

berasal dari bahasa Latin percipere yang mempuyai pengertian: (a) kesadaran intuitif (berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung

terhadap sesuatu, (b) proses dalam mengetahui objek-objek dan

peristiwa-peristiwa obyektif, (c) sesuatu proses psikologis yang memproduksi bayangan

sehingga dapat mengenal obyek melalui berfikir asosiatif dengan cara inderawi

sehingga kehadiran bayangan itu dapat disadari yang disebut juga dengan

wawasan.

PDF Create! 3 Trial

(14)

Persepsi seseorang dipengaruhi oleh : (a) frame of reference yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki yang diperoleh dari pendidikan, pengamatan,

atau bacaan ; (b) field of experience, yaitu pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Pembentukan persepsi sangat

dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya.

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya aktifitas

(pelayanan yang diterima) yang dapat dirasakan oleh suatu objek. Mengingat

bahwa persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena

itu persepsi memiliki sifat subjektif yang merupakan suatu rasa puas atau tidak

oleh adanya pelayanan.

Persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang bisa terjadi

dalam setiap kesempatan, disengaja atau tidak. Persepsi sebagai “suatu proses

penerimaan informasi yang rumit, yang diterima atas diekstraksi manusia dari

lingkungan, persepsi termasuk penggunaan indra manusia”. Kemp dan Dayton

dalam Prawiradilaga dan Eveline (2008), menyatakan persepsi “sebagai satu

proses dimana seseorang menyadari keberadaan lingkungannya serta dunia yang

mengelilinginya”. Persepsi terjadi karena setiap manusia memiliki indra untk

menyerap objek-objek serta kejadian di sekitarnya. Pada akhirnya, persepsi dapat

mempengaruhi cara berpikir, bekerja, serta bersikap pada diri seseorang. Hal ini

terjadi karena orang tersebut dalam mencerna informasi dari lingkungan berhasil

melakukan adaptasi sikap, pemikiran, atau perilaku terhadap informasi tersebut

(Prawiradilaga dan Eveline, 2008).

PDF Create! 3 Trial

(15)

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas terdapat

perbedaan namun dapat disimpulkan bahwa pengertian atau pendapat satu sama

lain saling menguatkan, yaitu bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu

proses yang muncul lewat panca indera, baik indera penglihat, pendengar, peraba,

perasa, dan pencium, kemudian terus-menerus berproses sehingga mencapai

sebuah kesimpulan yang berhubungan erat dengan informasi yang diterima dan

belum sampai kepada kenyataan yang sebenarnya, proses ini yang dimaksud

dengan persepsi.

2.3 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 2.3.1 Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah

kerja. Dalam pengertian Puskesmas ini terdapat beberapa aspek, yaitu: (a) sebagai

unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta berperan

menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional, (b) pembangunan

kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

PDF Create! 3 Trial

(16)

(c) Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan

kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan

kemampuannya, dan (d) secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah

satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih satu Puskesmas,

maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi dua (Permenkes RI, 2014).

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat yang: (1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat (2) Mampu menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, (3) Hidup dalam lingkungan sehat dan (4)

memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat (Permenkes RI, 2014).

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, keduanya ditinjau dari sistem

kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya

pelayanan yang diselenggarakan adalah :

a. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah

setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan

sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

b. Upaya Kesehatan Perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah

suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

bertujuan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,

PDF Create! 3 Trial

(17)

pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan

perorangan (Permenkes RI, 2014).

2.3.2 Upaya Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni

terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut

dikelompokkan menjadi dua yakni :

1. Upaya Kesehatan Masayarakat (UKM)

a. Upaya kesehatan masyarakat essensial harus diselenggarakan oleh setiap

puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

Kabupaten/Kota bidang kesehatan, yaitu :

a. Pelayanan Promosi Kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB

d. Pelayanan Gizi, dan

e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/

atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, yang disesuaikan

dengan prioritas masalah kesehatan, khususnya wilayah kerja dan potensi

sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas.

PDF Create! 3 Trial

(18)

2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuaikan dengan

standar prosedur operasional dan standar pelayanan yang meliputi :

a. Pelayanan Rawat Jalan

b. Pelayanan Gawat Darurat

c. Pelayanan satu hari(one day care)

d. Home care, dan e. Pelayanan Rawat Inap

Untuk melaksanakan upaya kesehatan, puskesmas juga harus

menyelenggarakan manajemen puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan

keperawatan kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium (Permenkes RI,

2014).

PDF Create! 3 Trial

(19)

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, determinan yang berhubungan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas Kecamatan Batang

Toru, digambarkan dalam kerangka teori sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Faktor

Predisposisi: Pendidikan Pengetahuan Sikap

Persepsi

Faktor Pemungkin:

Pendapatan Keterjangkauan

Faktor Penguat: Sikap petugas kesehatan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Di

Puskesmas Batang Toru Kecamatan Batang Toru

PDF Create! 3 Trial

Referensi

Dokumen terkait

waktu hamil, jangka panjangnya terhadap tumbuh kembang anak akan lebih buruk, bila kekurangan gizi pada bayi akan terus berlanjut sampai 2 tahun setelah lahir..

3* Haya paaballanpun aungkln akan bargarak dangan koaynntu* , la aangkln akan nalk dangan ayunan yang unua* akan ta ta pl apabila la tlda k nalk dangan oukup

Biasanya pada pasien vertigo aktivitasnya kurang, klien sering mengalami Letih, lemah, Keterbatasan gerak, Ketegangan mata, kesulitan membaca, Insomnia, bangun

Karena ada * nya ppan of management yaltu tarbatasnya kamampu-* an manusia* baik kemampuan waktu, kontrol maupun- tonaga maka porlu diadakan pemisahan tugas sorta- tanggung

Bagi pengguna kadangkala ketakbiasan sering diabaikan, padahal hal ini adalah hal yang terpenting dalam penelitian, untuk itu dilakukan penelitian metode pendugaan kuadrat

Berdasarkan pengalaman praktek ada beberapa akseptor kb yang mengeluh pelayanan yang diterima kurang memuaskan karena ada beberapa akseptor yang mengalami abses

Pada pertemuan ke 10 ini saya akan membahas bagaimana membuat report ke dalam excel , banyak metode yang dapat kita gunakan untuk men-generate suatu repot

[r]