1
Dalam proses belajar tidak semua peserta didik mampu berkonsentrasi, karena semua peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memnangkap semua mata pelajaran. Maka dari itu semua dalam proses pembelajaran harus kreatif agar siswa aktif dan guru tidak pasif dalam
pembelajaran, dan yang diharapkan oleh setiap mata pelajaran dapat tercapai dengan baik. Sebab itu, peserta didik mendapatkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.
Untuk menghadapi itu perlu strategi yang tepat agar proses pembelajaran dan hasil pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan peserta didik dapat menyerap ilmu yang diajarkan oleh guru. Perlunya tindakan dari guru untuk mengajar penuh variasi agar siswa dapat mengerti dengan baik dan mencapai standar KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran.
Pada kenyataannya banyak guru yang hanya menggunakan model pembelajaran yang biasa seperti ceramah atau (konvensional) dan membuat siswa menjadi pasif. Kebanyakan masalah efisien waktu atau kurangnya eksplorasi model-model pembelajaran yang interaktif. Untuk itu guru harus bisa membuat siswa antusias dalam pembelajaran, karena pada setiap pembelajaran guru memegang peran penting dalam membimbing siswa mencapai tujuan yang dicapai pada setiap pembelajaran.
Untuk itu, pentingnya pembelajaran yang kreatif dan aktif untuk menunjang kemampuan siswa. Jika guru berani menerapkan pembelajaran yang inovatif, siswa akan juga menjadi karakter yang mampu mengembangkan pembelajaran
secara aktif dan kreatif untuk mencapai proses pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal.
Pembelajaran yang dapat menjadikan guru lebih inovatif dan siswa antusias dalam pembelajaran, jika pembelajaran menggunakan metode yang benar-benar di kelas tersebut sangat cocok untuk menunjang kegiatan mengajar dan dalam proses pembelajaran yang tidak kaku.
Pembelajaran yang baik tidak terlepas dari peran guru yang efektif, kondisi pembelajaran yang efektif, keterlibatan peserta didik, dan sumber belajar/lingkungan belajar yang mendukung.
Untuk memecahakan masalah tersebut dilakukanya PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). PTK adalah suatu penelitian yang di dalamnya mempelajari suatu masalah yang aktual dan dihadapi oleh guru di lapangan serta berpengaruh pada hasil belajar siswa. PTK yang sekarang ini saya lakukan karena ada masalah yang harus dipecahkan di dalam kelas yaitu peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA. Maka sebelum diterapkannya PTK ini, dilakukanlah suatu observasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran IPA agar nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
Dalam pembelajaran kelas 5 di SD Negeri Kebowan 02, Dusun Kebowan, Desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Kreatifitas seorang guru sangat dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, menarik, efektif dan menyenangkan. Namun peneliti melihat di SD Negeri Kebowan 02 banyak ditemukan siswa yang tidak memperhatikan saat proses pelajaran berlangsung sehingga apa yang telah diajarkan guru tidak mampu mereka pahami dengan baik yang berakibat pada proses pembelajaran dan hasil belajar yang kurang optimal hal ini terlihat dari nilai hasil ulangan harian yang rendah. Dalam pembelajaran di kelas 5 mayoritas masih menerapkan metode ceramah dan pemberian tugas seperti mencatat masih menjadi metode yang utama, dan tidak diarahkan untuk pembelajaran yang menyenangkan agar siswa dapat menjadi aktif bertanya atau
diskusi saat kerja kelompok dan kreatif dalam pembelajaran berlangsung.
Dengan uraian yang ditulis diatas maka bisa disimpulkan perlunya metode yang dapat menunjang pengetahuan siswa agar dapat menyerap ilmu yang diajarkan oleh guru, penulis memilih metode pembelajaran berbasis masalah
siswa ditempatkan dalam posisi yang memiliki perananan aktif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapai, Harrisson (2007:1). Hung et al menyatakan bahwa PBM metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi dengan memahami kebutuhan-kebutuhan mendasar sebagai bekal menyelesaikan masalah yang ada. (Kolmos etal., 2007: 2). Kolmos menyatakan bahwa PBM merupakan metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat tantangan kepada siswa untuk menemukan solusi sebagai wujud dari proses belajar. Tiga definisi di atas
mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari. dengan menggunakan metode ini siswa diharapakan dapat aktif dan tidak pasif dalam pembelajaran.
Problem-Based Learning (PBL).
1.2 Identifikasi Masalah
Penggunaan sumber belajar yang inovatif serta cara penyampaian informasi kepada siswa sangat penting digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa untuk peningkatan proses pembelajaran melalui lingkungan belajar yang disediakan guru. Proses belajar yang inovatif ini belum nampak pada proses pembelajaran di SD Negeri Kebowan 02, guru masih menjadi sumber informasi tunggal bagi siswa. Berdasarkan observasi, dapat ditemukan beberapa permasalahan pada siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02, antara lain :
a. Penggunaan metode ceramah yang kurang menarik dalam pembelajaran sehingga berdampak pada prestasi, daya serap, dan tingkat kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Pada proses pembelajaran masih sedikit siswa yang mau menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru dan kurangnya perhatian dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Anak tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik sehingga nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPA dibawah KKM.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah ditemukan tentu diperlukan batasan masalah yang akan dikerjakan dan dicari solusinya, yaitu:
1) Menerapkan sebuah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, yaitu Problem-Based Learning untuk peningkatan proses pembelajaran mata
pelajaran IPA.
2) Penerapan model Problem-Based Learning dalam proses pembelajaran yang menarik dan kreatif agar siswa dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA.
3) Dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus pada mata pelajaran IPA pokok bahasan kejadian alam sekitar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 5 semester II:
Standar Kompetensi (SK): 12. Peristiwa alam sekitar Kompetensi Dasar (KD)
12.1 Memahami peristiwa alam yang terjadi di Indonesia 12.2 Dampak peristiwa alam
12.3 Cara Mencegah Bencana Alam.
12.4 Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan Bumi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dibuat suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem-Based
Learning dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan proses
2) Apakah peningkatan proses pembelajaran melalui model pembelajaran
Problem-Based Learning dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar belajar siswa kelas 5 mata pelajaran IPA SD Negeri Kebowan 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1) Penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning dapat
meningkatkan proses pembelajaran siswa kelas 5 mata pelajaran IPA SD Negeri Kebowan 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. 2) Meningkatkan hasil belajar IPA melalui peningkatan proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem-Based Learning pada siswa kelas 5 mata pelajaran IPA SD Negeri Kebowan 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang telah saya lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoretis
Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan peneliti dapat memberikan konsep pengetahuan IPA meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA dengan menerapkan model Problem-Based Learning.
1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi sekolah
contohnya ialah Problem-Based Learning. Dengan meningkatnya mutu pendidikan akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan dari masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.
b. Bagi guru
Dapat dijadikan acuan oleh guru untuk sarana di dalam monitoring dan evaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung, selain itu dapat dijadikan sebagai upaya dalam pengembangan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran, guru dapat lebih terampil
dalam mendesain sebuah model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. c. Bagi siswa