• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Optimasi Pembuatan Biodiesel Dari Mesokarp Sawit dengan Teknologi Reactive Extraction Menggunakan Respone Surface Method (RSM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Optimasi Pembuatan Biodiesel Dari Mesokarp Sawit dengan Teknologi Reactive Extraction Menggunakan Respone Surface Method (RSM)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem energi saat ini sangat tergantung pada penggunaan bahan bakar fosil.

Sekitar 80% dari konsumsi energi total dunia telah disediakan oleh bahan bakar fosil

seperti batu bara, gas alam dan minyak. Diperkirakan bahan bakar fosil tersebut akan

habis dalam 50 tahun. Pemanasan global muncul sebagai masalah besar karena

meningkatkan efek gas rumah kaca yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar

fosil [1,2]. Dalam menghadapi tantangan deplesi cadangan bahan bakar fosil, dan

meningkatnya harga minyak dunia, serta kepedulian lingkungan akibat emisi

senyawa beracun pada pembakarannya, banyak negara di seluruh dunia telah

melakukan inisiatif untuk mempromosikan pengembangan dan penyebaran energi

terbarukan. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya

energi terbarukan, sehingga Indonesia berpotensi dalam pengembangan energi

terbarukan [3,4].

Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan yang berpotensi mengganti

bahan bakar fosil. Sifat fisik biodiesel yang mirip dengan diesel, dan fakta bahwa

biodiesel dihasilkan dari bahan baku terbarukan, biodegradable dan kurang beracun,

memiliki profil emisi pembakaran yang lebih menguntungkan dibanding diesel,

seperti emisi karbon monoksida rendah, memiliki titik nyala yang relatif tinggi

(150oC) yang membuatnya lebih stabil dan lebih aman untuk transportasi, serta memberikan sifat pelumas, yang dapat mengurangi keausan mesin dan

memperpanjang umur mesin, telah mengubah biodiesel menjadi alternatif utama

untuk menggantikan diesel [5,6,7].

Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia

diikuti oleh Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar kedua. Indonesia

diprediksi akan berkembang pesat, memperkuat posisinya sebagai dunia terkemuka

produsen kelapa sawit. Total area perkebunan saat ini sekitar 8 juta hektar dan

diperkirakan mencapai 13 juta hektar pada tahun 2020. Indonesia menghasilkan lebih

(2)

0 5000 10000 15000 20000

Jum

lah

(t

on)

Tahun

berada di Sumatera dan Kalimantan; sisanya terletak di Sulawesi, Jawa dan Pulau

Papua [3,4].

*). Angka sementara

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Kelapa Sawit Di Indonesia pada

Tahun 2004-2013 [8]

Grafik diatas menunjukkan produksi minyak kelapa sawit di Indonesia

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Oleh karena itu, buah sawit berpotensi

besar dikonversi menjadi biodiesel. Pilihan bahan baku yang murah, mudah tersedia

dan berkelanjutan menjadi langkah penting menuju proses produksi biodiesel secara

ekonomi layak dan berkelanjutan untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Metode yang paling umum dari produksi biodiesel adalah transesterifikasi atau

alkoholisis minyak trigliserida dengan alkohol dengan adanya katalis yang

menghasilkan ester monoalkil dan gliserol [4]. Transesterifikasi secara kimia telah

digunakan untuk produksi industri biodiesel meskipun proses tersebut memiliki

beberapa kelemahan yaitu energi yang intensif; pemulihan gliserol oleh-produk sulit;

katalis asam atau basa harus dipulihkan dari produk; dan memerlukan pengolahan air

limbah alkali. Kelemahan dari katalis alkali tersebut dapat diatasi oleh katalis

enzimatis. Proses enzimatis mampu bereaksi pada kondisi suhu moderat, rasio

alkohol yang rendah terhadap minyak, pemulihan produk lebih mudah, dan konversi

(3)

transesterifikasi berbagai bahan baku, bahkan bahan baku dengan nilai asam tinggi,

yang dianggap sebagai bahan baku berkualitas rendah [4].

Pengembangan ekstraksi in situ, transesterifikasi langsung atau reaktif

ekstraksi memiliki potensi untuk mengurangi biaya pengolahan dengan segala jenis

bahan baku. Ekstraksi reaktif berbeda dari proses produksi biodiesel konvensional di

mana bantalan minyak kontak dengan alkohol secara langsung bukannya bereaksi

dengan minyak yang diekstraksi. Dengan kata lain, ekstraksi dan transesterifikasi

melanjutkan dalam satu langkah tunggal, dengan alkohol bertindak sebagai ekstraksi

pelarut dan pereaksi transesterifikasi. Proses ini memiliki kelebihan dalam

mengurangi biaya modal dan produksi, mengurangi waktu pemrosesan, dan jumlah

pelarut yang diperlukan [10,11].

Dalam percobaan konvensional, optimasi biasanya dilakukan dengan

memvariasikan faktor tunggal dan menjaga faktor-faktor lain tetap pada kondisi

tertentu. Metode ini memerlukan banyak percobaan dan memerlukan banyak waktu.

Desain eksperimen statistik dapat digunakan untuk optimasi parameter reaksi untuk

menghindari keterbatasan metode konvensional. Respon Surface Methodology

(RSM) merupakan teknik statistik yang efektif untuk merancang eksperimen

tersebut, membangun model dan menyelidiki proses yang kompleks untuk

optimalisasi nilai target atau hasil. Sebuah metode RSM terdiri dari komposit pusat

desain (CCD) digunakan untuk mengevaluasi efek interaktif dan mengoptimalkan

kondisi reaksi ekstraksi reaktif mesokarop untuk menghasilkan biodiesel. Respon

Surface Methodology (RSM) digunakan untuk menganalisis dan mengoptimalkan

parameter operasi proses. Metodologi ini merupakan teknik statistik yang efektif

untuk merancang eksperimen, membangun model dan menyelidiki proses kompleks

untuk optimasi nilai target atau hasil [11].

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan teknologi reactive extraction dengan bahan baku mesokarp berkatalis

(4)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Untuk mendukung pengembangan teknologi reaktif ekstraksi pada pembuatan

biodiesel, diperlukan suatu model matematika yang menggambarkan kondisi

optimum proses tersebut. Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan model

matematika yang menghubungkan suhu, rasio alkohol dengan bahan baku, dan

konsentrasi katalis dengan yield menggunakan Respon Surface Methodology (RSM).

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan teknologi pembuatan biodiesel dari mesokarp buah sawit dengan

metode teknologi reactive extraction.

2. Mendapatkan kondisi optimum pada teknologi reaktif ekstraksi dalam

pembuatan biodiesel dari mesokarp buah sawit.

3. Mendapatkan model matematika yang menghubungkan suhu, rasio alkohol

dengan bahan baku, dan konsentrasi katalis dengan yield menggunakan Respon

Surface Methodology (RSM).

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi keunggulan teknologi reaktif ekstraksi dalam proses

pembuatan biodiesel.

2. Memberikan informasi kondisi optimum pada teknologi reaktif ekstraksi dalam

pembuatan biodiesel dari mesokarp buah sawit.

4. Memperoleh model matematika yang menghubungkan suhu, rasio alkohol

dengan bahan baku, dan konsentrasi katalis dengan yield menggunakan Respon

Surface Methodology (RSM).

5. Memberikan informasi dasar kelayakan proses untuk sintesis biodiesel..

(5)

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Oleokimia dan Laboratorium

Oleopangan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Jalan Bridgen Katamso

No. 51, Medan.

2. Bahan baku untuk sintesis biodiesel adalah mesokarp buah kelapa sawit,

pelarut sekaligus reagen transesterifikasi Dimethyl Carbonate (DMC), dan

Novozym435.

3. Reaksi sintesis biodiesel dilangsungkan dengan memvariasikan variabel

seperti berikut :

a. Variabel tetap :

1. Waktu reaksi = 24 jam [12]

2. Berat mesokarp buah sawit = 2 gram

3. Kecepatan Pengadukan = 350 rpm [11]

b. Variabel berubah :

1. Suhu reaksi = 50, 60, 70oC [13]

2. Perbandingan mol mesokarp:DMC = 1:50, 1:60, 1:70 [14]

3. Konsentrasi katalis = 5%, 10%,15% [12]

Parameter yang dianalisis pada bahan baku mesokarp buah sawit meliputi

analisis komposisi asam lemak dan analisis kadar minyak sedangkan parameter yang

dianalisis pada biodiesel adalah analisis kemurnian menggunakan kromatografi gas

(Gas Chromatography) di Laboratorium Oleo Pangan, Pusat Penelitian Kelapa

(6)

Tabel 1.1 Penelitian yang Telah Dilakukan Tentang Pembuatan Biodiesel dengan Pelarut Dimethyl Carbonate (DMC) dan Penggunaan

Katalis Heterogen Novozym 435

No Nama Tahun Judul Penelitian Katalis Variabel Hasil

1 Pradhan, et al 2012

Optimization of reactive extraction of castor seed to produce biodiesel using response

surface methodology

KOH

Variabel tetap : waktu reaksi 3 jam Variabel berubah :

1. Konsentrasi katalis 0.5–1.5% 2. Rasio metanol:castor seed 100:1–

350:1

3. Kecepatan pengadukan = 100–600 rpm

Variabel tetap : waktu reaksi 3 jam Variabel berubah :

1. konsentrasi katalis 0.8–2%, 2. kecepatan pengadukan = 500–900

(7)

Tabel 1.1 Penelitian yang Telah Dilakukan Tentang Pembuatan .... (lanjutan)

No Nama Tahun Judul Penelitian Katalis Variabel Hasil

3 Zhang, et al 2010

Synthesis and component confirmation of biodiesel from

palm oil

and dimethyl carbonate catalyzed by immobilized-lipase in

solvent-free system

Novozyme 435

Variabel tetap :

1. Waktu reaksi : 24 jam, kecepatan

2. Pengadukan = 150 rpm

Variabel berubah : 1. Konsentrasi katalis 5–25%

2. Rasio DMC:minyak = 2:1–20:1 Extraction of Oilseed with

Short-Chained Dialkyl Carbonates for Biodiesel Production

Novozyme 435

Ekstraksi :

Jenis pelarut : n-heksana, DEC, DMC, waktu ekstraksi 8 jam, suhu

ekstraksi 50 oC, rasio pelarut:minyak = 3:1, kecepatan

pengadukan 180 rpm Transesterifikasi : Jumlah katalis 10%, rasio pelarut:minyak = 3:1, suhu reaksi

50 oC, waktu reaksi 12 jam, kecepatan pengaduk 180 rpm

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Kelapa Sawit Di Indonesia pada
Tabel 1.1 Penelitian yang Telah Dilakukan Tentang Pembuatan Biodiesel dengan Pelarut Dimethyl Carbonate (DMC) dan Penggunaan Katalis Heterogen Novozym 435
Tabel 1.1 Penelitian yang Telah Dilakukan Tentang Pembuatan .... (lanjutan)

Referensi

Dokumen terkait

Establishing no-spray zone Establishing no-spray zone Membuat zona larangan semprot Membuat zona larangan semprot Establishing vegetative barrier Establishing vegetative

The Rainforest Alliance works to conserve biodiversity and ensure sustainable livelihoods by transforming land-use practices, business practices and consumer behavior. by

Sedangkan dalam hal pengawasan oleh badan pengawas obat dan makanan dalam pasal 42 peraturan pemerintah tentang keamanan, mutu dan gizi pangan juga mengatur

Untuk itu, diperlukan kesadaran mahasiswi untuk menu makan dan pemahaman gizi pada makanan, sehingga menu makan dapat disusun dengan baik dengan memperhatikan gizi yang

Jika ada rekan kerja yang tidak hadir, saya akan9. membantu

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Pengurus dan anggota Kelompok Tani Hutan Lempe Jaya Desa Leboni memiliki persepsi yang baik dari segi kualitas,

Kantor Cabang Medan”dapat berjalan dengan baik, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan

Anggota LPKK disarankan untuk meningkatkan pengetahuan gizinya dengan cara mengikuti pelatihan- pelaatihan tentang menu makan sehat dan mencari sumber informasi