• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Daftar Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang Mengikuti Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi dengan PT. Volkopi Indonesia Tahun 2012-2015

No. Nama Aspek Jabatan Alamat Jenis Kopi yang

(2)

Lanjutan Lampiran 1. Daftar Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang Mengikuti Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi dengan PT. Volkopi Indonesia Tahun 2012-2015

No. Nama Aspek Jabatan Alamat Jenis Kopi yang

(3)

Lanjutan Lampiran 1. Daftar Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang Mengikuti Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi dengan PT. Volkopi Indonesia Tahun 2012-2015

No. Nama Aspek Jabatan Alamat Jenis Kopi yang

(4)

Lanjutan Lampiran 1. Daftar Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang Mengikuti Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi dengan PT. Volkopi Indonesia Tahun 2012-2015

No. Nama Aspek Jabatan Alamat Jenis Kopi yang Ditanam

(5)
(6)
(7)

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

1. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

2. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas komoditi kopi yang akan dihasilkan dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

3. Perencanaan harga komoditi kopi yang akan dihasilkan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

(8)

Lanjutan Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

4. Perencanaan peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) c. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

5. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

6. Perencanaan terjalinnya hubungan yang erat dan berkelanjutan antara PT. Volkopi Indonesia dan petani. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

(9)

Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

1. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

a. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi sepuluh kriteria kritis prinsip standar pertanian lestari (berkelanjutan) RFA (Rain Forest Alliance) atau lulus sertifikasi RFA.

b. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dapat dikatakan baik, apabila memenuhi sembilan dari sepuluh kriteria kritis prinsip standar pertanian lestari (berkelanjutan). c. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan

dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi delapan dari sepuluh kriteria kritis prinsip standar pertanian lestari (berkelanjutan). d. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan

dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi tujuh dari sepuluh kriteria kritis prinsip standar pertanian lestari (berkelanjutan). e. Perencanaan peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan

(10)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

2. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas komoditi kopi yang akan dihasilkan dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Proses dan teknik produksi dilakukan sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Proses dan teknik pemanenan kopi dilakukan sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Proses dan teknik pengolahan pasca panen dilakukan sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Proses dan teknik pengendalian hama dilakukan sesuai dengan standarisasi SL-Kopi serta tidak menggunakan pestisida yang

dilarang WHO (World Healty Organization), contoh merek dagang: Gramoxone, Paratop, Bhen Mayer, Bravoxone, dan Supretox.

b. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas. d. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas. e. Perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat

(11)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

3. Perencanaan harga komoditi kopi yang akan dihasilkan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Perencanaan harga komoditi kopi yang akan dihasilkan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Harga komoditi kopi ditetapkan oleh PT. Volkopi Indonesia dan petani.

℘ Harga komoditi kopi ditetapkan berdasarkan kondisi harga pasar Doloksanggul.

℘ Harga komoditi kopi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar Doloksanggul.

℘ Harga komoditi kopi disesuaikan dengan kualitas kopi.

℘ Penambahan harga komoditi kopi berupa premi sebesar Rp 1.000,00/liter kopi yang diproduksinya yang dibagikan kepada

petani setiap dua kali dalam setahun (per enam bulan).

b. Perencanaan harga komoditi kopi yang akan dihasilkan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

(12)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

d. Perencanaan harga komoditi kopi yang akan dihasilkan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik apabila hanya memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

e. Perencanaan harga komoditi kopi yang akan dihasilkan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas atau dengan kata lain harga komoditi kopi ditentukan secara sembarangan.

4. Perencanaan peningkatan jumlah petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Perencanaan peningkatan jumlah petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi lima kriteria berikut.

℘ PT. Volkopi Indonesia melakukan sosialisasi kepada para petani yang belum bergabung mengenai pelaksanaan agribisnis kopi.

℘ PT. Volkopi Indonesia mengadakan program peningkatan jumlah petani kopi sebesar 10% dari jumlah anggota Aspek yang

(13)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

℘ Staf pendamping PT. Volkopi Indonesia mengarahkan para kader untuk mengkoordinasi dan menghimbau anggota Aspeknya

dalam menerapkan pengetahuan dan pelatihan mengenai budidaya kopi yang diperoleh dari SL-Kopi pada kebunnya, ketika hasil produksi kebun kopi semakin baik kualitas maupun kuantitasnya maka hal ini dapat menjadi daya tarik bagi petani-petani kopi yang belum mengikuti kesepakatan agribisnis kopi.

℘ Pengadaan program beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari masing-masing anggota Aspek.

℘ Pengadaan program pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis kepada setiap anggota Aspek.

b. Perencanaan peningkatan jumlah petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi empat dari lima kriteria di atas.

c. Perencanaan peningkatan jumlah petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi tiga dari lima kriteria di atas.

(14)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

e. Perencanaan peningkatan jumlah petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila hanya memenuhi satu dari lima kriteria di atas.

5. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Penyediaan alat-alat dan bahan-bahan praktek dalam melaksanakan program SL-Kopi selama sepuluh kali pertemuan

(± tiga bulan).

℘ Penyediaan alat pelindung diri (APD) yang digunakan oleh petani saat bekerja di kebun kopi, contoh: sepatu boot, sarung

tangan, masker, kacamata, dan mantel hujan.

℘ Penyediaan transportasi untuk mengangkut hasil panen kopi dari desa ke kantor cabang PT. Volkopi Indonesia.

℘ Pengadaan program pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi petani satu kali dalam setahun.

(15)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

b. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

e. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

6. Perencanaan terjalinnya hubungan yang erat dan berkelanjutan antara PT. Volkopi Indonesia dan petani.

a. Perencanaan terjalinnya hubungan yang erat dan berkelanjutan antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

(16)

Lanjutan Lampiran 4. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Context (Konsteks)

℘ Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani bersifat terbuka atau transfaran.

℘ Adanya keinginan dari PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk terciptanya kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak.

℘ Adanya keseimbangan antara keuntungan dan risiko yang diterima oleh masing-masing PT. Volkopi Indonesia dan petani.

b. Perencanaan terjalinnya hubungan yang erat dan berkelanjutan antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Perencanaan terjalinnya hubungan yang erat dan berkelanjutan antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Perencanaan terjalinnya hubungan yang erat dan berkelanjutan antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari emapt kriteria di atas.

(17)

Lampiran 5. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Context (Konteks)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(18)

Lanjutan Lampiran 5. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Context (Konteks)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(19)

Lanjutan Lampiran 5. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Context (Konteks)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(20)

Lanjutan Lampiran 5. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Context (Konteks)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(21)

Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

1. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2) b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

2. Rasa saling percaya yang ada pada PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

3. Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

(22)

Lanjutan Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

4. Partisipasi (keikutsertaan) petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

5. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh staf pendamping PT. Volkopi Indonesia melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi). a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

6. Suplai sarana dan prasarana penunjang yang diberikan PT. Volkopi Indonesia kepada petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

(23)

Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

1. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi lima kriteria berikut.

℘ Ada kemauan tersendiri dari petani dalam menjalin kesepakatan dengan PT. Volkopi Indonesia atau dengan kata lain bukan

karena petani mendapat pengaruh dari pihak tertentu.

℘ Petani tidak merasa dikuasai dan ditekan dalam melaksanakan hal-hal yang disepakati dalam pelaksanaan kesepakatan.

℘ Petani bersedia mendaftarkan diri sebagai anggota pada asosiasi petani kopi (Aspek) yang ada di desanya dan mengikuti seluruh program serta kegiatan yang diadakan.

℘ Petani bersedia mengikuti program pelatihan dan pembinaan pengelolaan kebun kopi melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) selama sepuluh kali pertemuan (± tiga bulan).

(24)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

b. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi empat dari lima kriteria di atas.

c. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi tiga dari lima kriteria di atas.

d. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi dua dari lima kriteria di atas.

e. Kesiapan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila hanya memenuhi satu dari lima kriteria di atas.

2. Rasa saling percaya yang ada pada PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

(25)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani tidak mendapat pengaruh dari pihak manapun dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

℘ Petani tidak merasa dikuasai oleh PT. Volkopi Indonesia baik secara Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia

(SDM).

℘ PT. Volkopi Indonesia tidak menaruh curiga terhadap petani mengenai kualitas dan kuantitas kopi yang dihasilkan oleh petani.

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani tidak menaruh curiga terhadap keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak.

b. Rasa saling percaya yang ada pada PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Rasa saling percaya yang ada pada PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

(26)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

e. Rasa saling percaya yang ada pada PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

3. Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani dapat bertindak sebagai pembicara maupun pendengar artinya komunikasi yang terjalin

bersifat bebas dan terbuka dalam menyampaikan pesan/informasi/ide/gagasan/pendapat.

℘ Pesan atau informasi yang akan disampaikan dalam komunikasi selama pelaksanaan kesepakatan tidak boleh menyimpang atau bahkan m hal-hal yang telah disepakati dalam kesepakatan.

(27)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

℘ Ada umpan balik dan efek dari komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani selama pelaksanaan

kesepakatan artinya ada respon atau tanggap pendengar terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara dan ada dampak yang dirasakan oleh pendengar melalui penyampaian pesan yang dilakukan oleh pembicara tersebut.

b. Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Komunikasi yang terjalin antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

(28)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

4. Partisipasi (keikutsertaan) petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Partisipasi (keikutsertaan) petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi delapan hal yang disepakati dalam surat perjanjian kesepakatan yang merupakan kewajiban petani.

b. Partisipasi (keikutsertaan) petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi enam dari delapan hal yang disepakati dalam surat perjanjian kesepakatan yang merupakan kewajiban petani.

c. Partisipasi (keikutsertaan) petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat dari delapan hal yang disepakati dalam surat perjanjian kesepakatan yang merupakan kewajiban petani.

d. Partisipasi (keikutsertaan) petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi dua dari delapan hal yang disepakati dalam surat perjanjian kesepakatan yang merupakan kewajiban petani.

(29)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

5. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh staf pendamping PT. Volkopi Indonesia melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dan pendampingan yang dilakukan saat di kebun petani.

a. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh staf pendamping PT. Volkopi Indonesia melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dan pendampingan yang dilakukan saat di kebun petani dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Materi penyuluhan dan pelatihan tersebut sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh petani dalam mengelola kebunnya.

℘ Proses penyampaian materi penyuluhan dan pelatihan dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

petani.

℘ Staf pendamping yang bertugas menyuluh dan melatih serta mendampingi petani memiliki jiwa yang bertanggung jawab, jujur,

sabar, tegas, dan komunikatif sehingga mampu membuat petani nyaman dan bersifat terbuka apabila mengalami kendala di kebun.

(30)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

b. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh staf pendamping PT. Volkopi Indonesia melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dan pendampingan yang dilakukan saat di kebun petani dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas. c. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh staf pendamping PT. Volkopi Indonesia melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi)

dan pendampingan yang dilakukan saat di kebun petani dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh staf pendamping PT. Volkopi Indonesia melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dan pendampingan yang dilakukan saat di kebun petani dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

(31)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

6. Suplai sarana dan prasarana penunjang yang diberikan PT. Volkopi Indonesia kepada petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Suplai sarana dan prasarana penunjang yang diberikan PT. Volkopi Indonesia kepada petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Petani memperoleh alat-alat dan bahan-bahan praktek dalam melaksanakan program SL-Kopi selama sepuluh kali pertemuan (±

tiga bulan).

℘ Petani memperoleh alat pelindung diri (APD) yang digunakan saat bekerja di kebun, contoh: sepatu boot, sarung tangan,

masker, kacamata, dan mantel hujan.

℘ Hasil panen kopi petani diangkut dari desa ke perusahaan dengan menggunakan transportasi yang disediakan oleh PT. Volkopi

Indonesia.

℘ Petani memperoleh pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis satu kali dalam setahun.

(32)

Lanjutan Lampiran 7. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Input (Masukan)

c. Suplai sarana dan prasarana penunjang yang diberikan PT. Volkopi Indonesia kepada petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Suplai sarana dan prasarana penunjang yang diberikan PT. Volkopi Indonesia kepada petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

(33)

Lampiran 8. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Input (Masukan)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(34)

Lanjutan Lampiran 8. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Input (Masukan)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(35)

Lanjutan Lampiran 8. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Input (Masukan)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(36)

Lanjutan Lampiran 8. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Input (Masukan)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(37)

Lampiran 9. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

1. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi proses produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi). a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

2. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi). a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

3. Kepatuhan petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi kopi yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

(38)

Lanjutan Lampiran 9. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

4. Frekuensi PT. Volkopi Indonesia dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada petani kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

5. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) e. Sangat Tidak Baik (Skor 1) c. Cukup Baik (Skor 3)

6. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia mengenai penetapan harga dan pembayaran komoditi kopi yang dihasilkan petani. a. Sangat Baik (Skor 5) d. Tidak Baik (Skor 2)

(39)

Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

1. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi proses produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi). a. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi proses produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi)

dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi delapan kriteria berikut.

℘ Petani melakukan proses dan teknik penanaman pohon pelindung yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Petani melakukan proses dan teknik pemangkasan yang sesuai dengan standarisasi proses produksi SL-Kopi.

℘ Petani melakukan proses dan teknik pemupukan disesuaikan dengan standarisasi SL-Kopi, pemupukan dilakukan dua kali

dalam setahun (dosis pupuk yang diberikan 200 gr NPK Phonska dan 3 kg kompos per pohon).

℘ Petani melakukan proses dan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Petani melakukan proses dan teknik pemanenan disesuaikan dengan standarisasi SL-Kopi, pemanenan kopi dilakukan setiap

satu kali dalam minggu saat produksi kopi melimpah (awal bulan April hingga awal bulan Juni dan akhir bulan September hingga akhir bulan November) dan 2-3 minggu sekali saat produksi kopi rendah.

(40)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

℘ Petani melakukan pengelolaan sampah yakni membuat lubang sampah untuk sampah sisa-sisa pertanian (organik) dan

anorganik seperti plastik mulsa dan botol-botol pestisida secara terpisah.

℘ Petani menggunakan alat pelindung diri (APD) selama bekerja di kebun.

b. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi proses produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan baik, apabila memenuhi enam dari delapan kriteria di atas.

c. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi proses produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi empat dari delapan kriteria di atas.

d. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi proses produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi dua dari delapan kriteria di atas.

(41)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

2. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi). a. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi)

dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi enam kriteria berikut.

℘ Petani melakukan proses dan teknik pemanenan yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

9. Petani melakukan waktu pemanenan sesuai dengan dengan standarisasi SL-Kopi yaitu setiap satu kali dalam minggu saat produksi kopi melimpah (awal bulan April hingga awal bulan Juni dan akhir bulan September hingga akhir bulan November) dan 2-3 minggu sekali saat produksi kopi rendah.

℘ Petani melakukan pengilingan kopi sebelum delapan jam setelah kopi dipetik.

℘ Petani melakukan fermentasi (perendaman) biji kopi selama dua belas jam dan pencucian kopi dengan air bersih serta

membuang kopi yang terapung di dalam wadah pencucian.

℘ Petani melakukan penjemuran biji kopi selama 3-4 jam di tempat yang bersih. Setelah dijemur dilakukan pendinginan atau kopi

(42)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

℘ Petani melakukan sortasi yakni pemisahan biji-biji kopi kualitas baik dengan biji-biji kopi yang kualitasnya rendah, setelah itu

kopi dikemas ke dalam karung yang bersih.

b. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan baik, apabila memenuhi lima dari enam kriteria di atas.

c. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi empat dari enam kriteria di atas.

d. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi tiga dari enam kriteria di atas.

e. Kepatuhan petani kopi dalam memenuhi standarisasi hasil produksi yang telah ditetapkan dalam Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila hanya memenuhi dua dari enam kriteria di atas.

3. Kepatuhan petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi kopi yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

(43)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

℘ Petani melakukan proses dan teknik produksi kopi yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Petani melakukan proses dan teknik pemanenan yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Petani melakukan proses dan teknik pengolahan pasca panen yang sesuai dengan standarisasi SL-Kopi.

℘ Petani tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dalam memproduksi kopinya seperti pestisida yang di larang WHO

(Gramoxone, Paratop, Bhen Mayer, Bravoxone, dan Supretox), dan tidak menggunakan deterjen atau zat pemutih saat pencucian biji-biji kopi.

b. Kepatuhan petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Kepatuhan petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

(44)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

e. Kepatuhan petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

4. Frekuensi PT. Volkopi Indonesia dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada petani kopi.

a. Frekuensi PT. Volkopi Indonesia dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada petani kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila PT. Volkopi Indonesia dan lembaga sertifikasi melakukan kunjungan kebun (audit internal dan eksternal) setiap dua kali dalam setahun ke kebun kopi petani.

b. Frekuensi PT. Volkopi Indonesia dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada petani kopi dapat dikatakan baik, apabila PT. Volkopi Indonesia melakukan kunjungan kebun setiap dua kali dalam setahun dan lembaga sertifikasi melakukan kunjungan kebun hanya satu kali dalam setahun ke kebun kopi petani.

(45)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

d. Frekuensi PT. Volkopi Indonesia dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada petani kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila PT. Volkopi Indonesia dan lembaga sertifikasi melakukan kunjungan kebun hanya satu kali dalam setahun ke kebun kopi petani.

e. Frekuensi PT. Volkopi Indonesia dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada petani kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila PT. Volkopi Indonesia dan lembaga sertifikasi tidak pernah melakukan kunjungan kebun ke kebun kopi petani.

5. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani.

a. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ PT. Volkopi Indonesia selalu membeli kopi yang dihasilkan oleh petani sejak adanya pelaksanaan kesepakatan.

℘ PT. Volkopi Indonesia selalu membeli kopi petani sesuai dengan jadwal pembelian kopi.

(46)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

℘ PT. Volkopi Indonesia selalu menyediakan saran transportasi (pengangkutan) untuk mengangkut kopi yang dihasilkan oleh

petani.

b. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

e. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia dalam membeli komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

6. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia mengenai penetapan harga dan pembayaran komoditi kopi yang dihasilkan petani.

(47)

Lanjutan Lampiran 10. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Process (Proses)

℘ Harga yang diterima petani merupakan harga yang telah ditetapkan oleh PT. Volkopi Indonesia dan petani.

℘ Harga yang diterima petani lebih tinggi dari harga pasar Doloksanggul.

℘ Harga yang diterima petani disesuaikan dengan kualitas kopi yang diproduksinya.

℘ Pembayaran kopi petani dilakukan secara tunai atau kontan.

b. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia mengenai penetapan harga dan pembayaran komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia mengenai penetapan harga dan pembayaran komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Kepatuhan PT. Volkopi Indonesia mengenai penetapan harga dan pembayaran komoditi kopi yang dihasilkan petani dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

(48)

Lampiran 11. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Process (Proses)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(49)

Lanjutan Lampiran 11. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Process (Proses)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(50)

Lanjutan Lampiran 11. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Process (Proses)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(51)

Lanjutan Lampiran 11. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Process (Proses)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(52)

Lampiran 12. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

1. Peningkatan pengetahuan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Sangat Baik (Skor 5) c. Cukup Baik (Skor 3) e. Sangat Tidak Baik (Skor 2) b. Baik (Skor 4) d. Tidak Baik (Skor 1)

2. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi. a. Sangat Baik (Skor 5) c. Cukup Baik (Skor 3) e. Sangat Tidak Baik (Skor 2)

b. Baik (Skor 4) d. Tidak Baik (Skor 1)

3. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia. a. Sangat Baik (Skor 5) c. Cukup Baik (Skor 3) e. Sangat Tidak Baik (Skor 2) b. Baik (Skor 4) d. Tidak Baik (Skor 1)

4. Peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi

(53)

Lanjutan Lampiran 12. Daftar Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

5. Peningkatan pendapatan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Sangat Baik (Skor 5) c. Cukup Baik (Skor 3) e. Sangat Tidak Baik (Skor 2) b. Baik (Skor 4) d. Tidak Baik (Skor 1)

6. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Sangat Baik (Skor 5) c. Cukup Baik (Skor 3) e. Sangat Tidak Baik (Skor 2) b. Baik (Skor 4) d. Tidak Baik (Skor 1)

7. Kepuasan PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

(54)

Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

1. Peningkatan pengetahuan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Peningkatan pengetahuan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Petani mampu menerapkan sepuluh kriteria kritis prinsip standar pertanian lestari (berkelanjutan) di kebun kopinya. Hal ini

menunjukkan bahwa petani tersebut telah menguasai dan memahami materi pembelajaran mengenai budidaya kopi yang diperoleh melalui SL-Kopi.

℘ Terjadi transfer pengetahuan mengenai budidaya kopi yang diperoleh petani melalui SL-Kopi kepada anggota keluarga yang

membantu dalam mengelola kebun kopi.

℘ Hasil produksi kopi petani semakin baik, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

℘ Kebun kopi petani lulus sertifikasi RFA.

(55)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

c. Peningkatan pengetahuan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Peningkatan pengetahuan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

e. Peningkatan pengetahuan petani setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

2. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Produksi kopi petani tidak mengalami penyusutan 30-50% dari hasil produksi normal kopi, melalui hal ini dapat diketahui

(56)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

℘ Buah kopi yang dihasilkan petani adalah buah kopi masak (warna merah) artinya buah kopi yang dihasilkan tidak dicampur

dengan buah kopi hijau, buah kopi yang terlalu masak dan buah kopi yang terserangan hama maupun penyakit.

℘ Gabah kopi yang hasilkan petani telah mengalami proses sortasi artinya telah terjadi pemisahan biji-biji kopi kualitas baik

(bebas dari kotoran seperti sisa-sisa kulit tanduk, kulit ari, dan debu) dan biji-biji kopi yang pecah-pecah dan berukuran sangat kecil.

℘ Biji kopi telah melalui proses penjemuran selama empat jam (kadar air kopi mencapai mencapai 40-45 %).

b. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

(57)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

e. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia setelah adanya pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

3. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia.

a. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi lima kriteria berikut.

℘ Petani dapat menerapkan pelatihan mengenai proses dan teknik pemangkasan kopi yang diperoleh melalui SL-Kopi.

℘ Petani dapat menerapkan pelatihan mengenai proses dan teknik pemupukan kopi yang diperoleh melalui SL-Kopi.

℘ Petani dapat menerapkan pelatihan mengenai proses dan teknik pemanenan kopi yang diperoleh melalui SL-Kopi.

℘ Petani dapat menerapkan pelatihan mengenai proses dan teknik pengolahan pasca panen kopi yang diperoleh melalui SL-Kopi.

℘ Petani dapat menerapkan pelatihan mengenai proses dan teknik pengendalian hama penyakit tanaman kopi yang diperoleh

(58)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

b. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia dapat dikatakan baik, apabila memenuhi empat dari lima kriteria di atas.

c. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi tiga dari lima kriteria di atas.

d. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi dua dari lima kriteria di atas.

e. Kemampuan petani kopi dalam menghasilkan kopi yang sesuai dengan standarisasi PT. Volkopi Indonesia dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila hanya memenuhi satu dari lima kriteria di atas.

4. Peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

(59)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

b. Peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila terjadi peningkatan jumlah petani sebesar 8% dari jumlah petani ditiap Aspek.

c. Peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila terjadi peningkatan jumlah petani sebesar 6% dari jumlah petani ditiap Aspek.

d. Peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila terjadi peningkatan jumlah petani sebesar 4% dari jumlah petani ditiap Aspek.

e. Peningkatan jumlah petani kopi dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila terjadi peningkatan jumlah petani sebesar 2% dari jumlah petani ditiap Aspek.

5. Peningkatan pendapatan petani setelah pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Peningkatan pendapatan petani setelah pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi lima kriteria berikut.

(60)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

℘ Harga komoditi kopi ditetapkan berdasarkan kondisi harga pasar Doloksanggul.

℘ Harga komoditi kopi lebih tinggi dari harga pasar Doloksanggul.

℘ Harga komoditi kopi disesuaikan dengan kualitas kopi.

℘ Penambahan harga komoditi kopi berupa premi sebesar Rp 1.000,00/liter kopi yang diproduksinya.

b. Peningkatan pendapatan petani setelah pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi empat dari lima kriteria di atas.

c. Peningkatan pendapatan petani setelah pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi tiga dari lima kriteria di atas.

d. Peningkatan pendapatan petani setelah pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi dua dari lima kriteria di atas.

(61)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

6. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

a. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat baik, apabila memenuhi empat kriteria berikut.

℘ Ada kemauan dari PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk serius dan sepenuhnya melaksanakan hal-hal yang telah disepakati

dalam kesepakatan.

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani secara bersama-sama menetapkan sanksi bagi pihak yang melanggar hal-hal yang telah

disepakati dalam kesepakatan.

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani secara bersama-sama mencari solusi untuk pemecahan masalah-masalah yang terjadi selama

pelaksanaan kesepakatan.

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani secara bersama-sama menetapkan untuk memberikan penghargaan bagi petani yang

(62)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

b. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

d. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan tidak baik, apabila memenuhi satu dari empat kriteria di atas.

e. Keinginan PT. Volkopi Indonesia dan petani untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan sangat tidak baik, apabila hanya memenuhi salah satu dari empat kriteria di atas.

7. Kepuasan PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi.

(63)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

℘ Pengetahuan dan pelatihan yang diperoleh melalui SL-Kopi memberikan dampak positif bagi petani dalam mengusahakan

kebun kopinya.

℘ Kualitas dan kuantitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia mengalami peningkatan artinya kopi yang dihasilkan petani telah

memenuhi standarisasi hasil produksi SL-Kopi.

℘ Sarana dan prasarana yang tersedia selama pelaksanaan kesepakatan bermanfaat bagi petani.

℘ PT. Volkopi Indonesia dan petani memperoleh keuntungan selama pelaksanaan kesepakatan.

b. Kepuasan PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi tiga dari empat kriteria di atas.

c. Kepuasan PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dapat dikatakan cukup baik, apabila memenuhi dua dari empat kriteria di atas.

(64)

Lanjutan Lampiran 13. Makna Dari Setiap Jawaban Pertanyaan Kuesioner Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada Aspek Product (Hasil)

(65)

Lampiran 14. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Product (Hasil)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(66)

Lanjutan Lampiran 14. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Product (Hasil)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(67)

Lanjutan Lampiran 14. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Product (Hasil)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(68)

Lanjutan Lampiran 14. Penilaian Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Aspek Product (Hasil)

Nomor Sampel

Penilaian Indikator Skor Penilaian Indikator Total

(69)

Lampiran 15. Surat Perjanjian Petani dengan PT. Volkopi Indonesia Tahun 2012

Surat Perjanjian Petani dengan PT. Volkopi Indonesia

Sesudah mendengarkan penjelasan dari PT. Volkopi Indonesia, tentang Program Pengelolaan Perkebunan Kopi melalui Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) yang diselenggarakan oleh PT. Volkopi Indonesia. Maka dengan ini kami menyepakati sebagai berikut.

- PT. Volkopi Indonesia memfasilitasi semua alat-alat dan bahan-bahan praktek selama melaksanakan Program Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi) dalam 10x pertemuan

- Pihak petani bersedia menerapkan apa yang sudah dipelajari di SL-Kopi di kebunnya

- Menjaga kelestarian lingkungan kebun kopi

- Tidak mempergunakan pestisida yang dilarang WHO

- Memakai alat-alat perlindungan diri pada saat penyemprotan, contoh: sepatu boot, sarung tangan, masker, kacamata, dan jaket pelindung

- Tidak memperkerjakan anak dibawah umur, menjaga sumber air dan musuh alami

- Bersedia diaudit internal dari PT. Volkopi Indonesia dan eksternal dari lembaga sertifikasi

- Pengelolaan sampah kebun kopi dengan baik

- Bersedia mengikuti sertifikasi oleh RFA (Rainforest Alliance)

- PT. Volkopi Indonesia akan membeli gabah kopi dengan harga baik disesuaikan dengan kualitas kopi

Perjanjian ini tidak terikat, dikemudian hari pihak petani dapat mengundurkan diri dari program sertifikasi RFA dengan mengajukan permohonan kepada PT. Volkopi Indonesia.

Demikianlah perjanjian ini kami perbuat dengan sebenarnya dan tidak ada unsur paksaan.

Petani PT. Volkopi Indonesia

(70)

Lampiran 16. Sepuluh Kriteria Kritis Prinsip Standar Pertanian Lestari, Tindakan dan Sanksi

PT. Volkopi Indonesia

10 Kriteria Kritis Prinsip Standar Pertanian Lestari,

Tindakan dan Sanksi

1. Sosial dan Sistem Manajemen Lingkungan

Tidak mencampur hasil kopi yang bersertifikat dengan kopi yang tidak bersertifikat, mulai dari panen, pengolahan, pengarungan, dan pengiriman. Semua hasil yang dikirim ke PT. Volkopi Indonesia harus dicatat dan disimpan.

Tindakan : Memisahkan hasil kopi yang bersertifikat dari kebun dengan hasil kopi yang tidak bersertifikat, mulai dari proses panen, penggilingan,

perendaman, pencucian, penjemuran, dan pengangkutan.

2. Konservasi Ekosistem

Melakukan identifikasi semua ekosistem alam yang ada, hutan alam, hutan lindung, sumber air, sungai, danau/pea, mata air, dan saluran irigasi.

Tindakan:

- Melakukan penyuluhan dan pemasangan amaran oleh PT. Volkopi

Indonesia.

- Melakukan reboisasi untuk daerah tandus dan daerah miring yang tidak

ditanami.

- Membuat tempat/alat penyaring limbah kimia pada daerah-daerah yang

dekat dengan sumber air yang selalu menggunakan pestisida.

- Menanami tanaman pembatas disepanjang batas kebun yang dekat dengan

sumber air, kolam, dan saluran irigasi.

(71)

3. Perlindungan Satwa Liar

Dilarang berburu, menangkap, menggali, dan memperdagangkan satwa liar. Tindakan:

- Pemberitahuan kepada petani melalui penyuluhan-penyuluhan, baik di desa-desa maupun di lapangan secara langsung.

- Memasang amaran dan himbauan pelarangan perburuan binatang liar. - Tidak mengkandangkan hewan liar, seperti: Burung Perkutut, Musang,

Tranggiling, Rusa, dll.

4. Konservasi Air

Tidak boleh membuang limbah pertanian, limbah rumah tangga ke sungai, saluran air, kolam, danau/pea, dan ke semua sumber air alami.

Tidak boleh membuang sampah organik dan anorganik ke sungai. Tindakan:

- Membuat lobang-lobang sampah di masing-masing rumah dan kebun petani.

- Memisahkan sampah sisa-sisa pertanian (organik) dan sampah botol-botol racun, plastik mulsa (anorganik).

- Tidak boleh membuang limbah rumah tangga ke kebun, seperti: plastik, botol-botol, pakaian bekas, sisa-sisa bangunan, dll.

5. Perlakuan Adil dan Ketentuan Bekerja Baik untuk Pekerja

Dalam penerimaan pekerja dan pemberian upah tidak ada diskriminasi ras, suku, jenis kelamin, agama, warna kulit, usia, kelas sosial, dan politik. Memberikan kesempatan yang sama untuk pelatihan dan promosi jabatan bagi semua pekerja. Pembayaran upah harus sama atau lebih dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dengan jam kerja sesuai peraturan.

(72)

Tindakan:

- Tidak memaksakan tindakan kepada pekerja.

- Membayar upah yang sesuai menurut UMK dan tingkat pekerjaan di

lapangan.

- Tidak memperbolehkan anak-anak di bawah 15 tahun bekerja sebagai

buruh tetap di kebun dan tidak mengganggu jam belajar/sekolah

anak-anak.

- Tidak memperbolehkan anak-anak bekerja dengan bahan-bahan kimia.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Wajib memakai alat-alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia.

Tindakan:

- Petani harus melengkapi Alat Pelindung Diri, seperti: Masker, Sarung

tangan karet, Baju plastik, Sepatu boot, Kaos kaki, dan Penutup kepala.

- Tidak bersentuhan langsung dengan bahan-bahan kimiawi, seperti:

herbisida dan pupuk-pupuk kimia.

- Mencuci pakaian dan alat-alat pelindung diri yang dipakai sewaktu

menyemprot harus di tempat khusus dan tidak di kamar mandi.

- Tidak mencampur pakaian dan alat-alat pelindung diri dengan pakaian

yang lain sewaktu mencuci, melainkan harus dicuci secara terpisah di

tempat khusus.

- Setiap selesai menyemprot pekerja harus segera mandi dan mencuci

pakaiannya.

- Pada lahan yang baru disemprot dengan bahan kimiawi, tidak

diperbolehkan diadakan kegiatan lain di kebun dan diberi tanda bendera

plastik bahwa kebun baru disemprot.

- Bahan pestisida disimpan di dalam wadah yang aman, seperti: ember

tertutup atau kaleng, diletakkan di tempat yang aman, tidak terjangkau

(73)

7. Hubungan Masyarakat

Mengidentifikasi dan memperhatikan kepentingan penduduk lokal, kelompok masyarakat berhubungan dengan pertanian, dampak pada kesehatan mereka. Tindakan: Mengadakan pembentukan asosiasi sebagai wadah untuk para petani saling dapat membantu dan berinteraksi satu sama lain.

8. Manajemen Tanaman Terpadu

Tidak menggunakan bahan kimia atau biologi berikut. a. Biologi atau organik yang tidak terdaftar resmi b. Bahan kimia pertanian yang tidak terdaftar resmi

c. Bahan kimia pertanian yang terlarang di Amerika dan Uni Eropa

d. Zat/bahan aktif yang terlarang secara global di bawah Konferensi Stockholm e. Semua bahan aktif yang terdaftar dan PAN Dirty dozen, seperti bahan aktif

paraquat di herbisisda gramoxone, parathion, dll. Tidak membudidayakan tanaman hasil rekayasa genetika. Tindakan:

- Menerapkan prinsip-prinsip pertanian kopi terpadu seperti yang telah

dipelajari di Sekolah Lapang Kopi (SL-Kopi), antara lain: Pemangkasan

Tepat, Pemupukan Tepat, Pengendalian Hama dan Penyakit Tepat,

Penaungan Tepat, dan Pemanenan Tepat.

- Tidak mengunakan bahan-bahan kimiawi yang terlarang, contoh merek

dagang: Gramoxone, Paratop, Bhen Mayer, Bravoxone, Supretox, dll.

9. Manajemen dan Konservasi Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Akibat harga jual kopi Arabika rakyat yang cenderung fluktuatif serta ketebatasan luas lahan yang diusahakan petani kopi Arabika akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani

Mengenai kondisi rumah, masih ditemukan beberapa rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti memiliki jendela yang tidak berfungsi dengan baik sehingga

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman kopi arabika maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada SPL 6 dan SPL 10 adalah tidak

Pendapatan usahatani menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu (1) pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani

Hasil penelitian menunjukkan dari 60 rumah balita yang diobservasi, tidak terdapat rumah yang memenuhi syarat kesehatan, misalnya tidak memiliki langit- langit, tidak

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman kopi arabika maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada SPL 6 dan SPL 10 adalah tidak

Jika kualitas suatu buah atau mutu yang dihasilkan semakin bagus maka dapat. membantu perbaikan harga kopi di

Untuk mengetahui apakah kopi dari Desa Tleter bisa dikembangkan atau tidak maka diperlukan analisis daya saing dan strategi pengembangan agribisnis kopi sehingga akan