• Tidak ada hasil yang ditemukan

berpikir kritis dan berpikir kreatif (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "berpikir kritis dan berpikir kreatif (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BERPIKIR KRITIS

(Critical Thinking)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

Disusun Oleh :

Lintang Suci Kurniavy (1301145055)

M. Ainul Labib (1301145058)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Berpikir Kritis (Critical Thinking)” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi pembacanya.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada kepada Bapak Gufron Amirullah sebagai dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah membimbing kami, dan ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mahasiswa khususnyadan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ke depan.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 2

Bab II. Pembahasan 2.1 Definisi Berpikir Kritis ... 3

2.2 Karakteristik Berpikir Kritis ... 4

2.3 Indikator Berpikir Kritis ... 9

2.4 Tahapan Berpikir Kritis ... 11

2.5 Keterampilan Berpikir Kritis ... 12

2.6 Perbedaan antara Pemikir Kritis dan Bukan Pemikir Kritis ... 13

2.7 Manfaat Berpikir Kritis ... 14

Bab III. Penutup 3.1 Kesimpulan ... 15

3.2 Saran ... 16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental manusia untuk membantu memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi rasa keingintahuan. Kemampuan berpikir terbagi dua, yaitu : kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar hanya menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis, misalnya menghafal. Sedangkan, kemampuan tingkat tinggi digunakan apabila seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk kemudian digunakan kembali untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.

Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu : menghafal, dasar, kreatif, dan kritis. Tingkat paling rendah adalah keterampilan menghafal yang terdiri atas keterampilan yang hampir otomatis. Selanjutnya, adalah keterampilan dasar. Selanjutnya, berfikir kreatif sifatnya orisinil. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide dan menciptakan ide baru.

Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan. Dua tingkatan berfikir terakhir inilah (berpikir kreatif dan berpikir kritis) yang disebut keterampilan tingkat tinggi.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini terfokuskan pada pembahasan mengenai berfikir kritis, dimana rumusan masalah pada makalah ini:

a. Apa definisi Berfikir Kritis ?

b. Apa saja karakteristik Berfikir Kritis ?

c. Apa saja indikator kemampuan berfikir kritis ? d. Apa tahapan Berfikir Kritis ?

e. Apa saja keterampilan berfikir kritis ?

f. Apa perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis ? g. Apa manfaat berfikir kritis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ; a. Mengetahui definisi berfikir kritis

b. Mengetahui ciri-ciri seseorang berfikir kritis

c. Mengetahui apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis d. Mengetahui tahapan berfikir kritis

e. Mengetahui keterampilan-keterampilan dalam berfikir kritis

f. Mengetahui perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis g. Mengetahui manfaat berfikir kritis

1.4 Metode Penulisan

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Berpikir Kritis

Definisi tentang berpikir, yaitu : “berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan.” Tujuan itu mungkin berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, dan sebagainya.

Istilah berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan berpikir konvergen, berpikir logis (logical thinking) dan reasoning. R.H Ennis, dalam Hassoubah (2004), mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, R.H Ennis dalam Hassoubah (2004: 87) memberikan sebuah definisi berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan.

(7)

Kerjasama dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi, bertanggung jawab terhadap pelajaran sehingga dengan begitu mereka menjadi pemikir yang kritis (Totten dalam Gokhale 2002).

Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis. Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya.

Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapatdigunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikir kritis mampu melkukan introspeksi tentang kemungkinan bisa dalam alasan yang dikemukakannya.

2.2 Karakteristik Berfikir Kritis

Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu berfikir kritis antara lain ialah :

a. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah;

b. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali telah membuktikan sendiri kebenarannya.

Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:

(8)

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.

b. Kriteria

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

c. Argumen

Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

d. Pertimbangan atau pemikiran

Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.

e. Sudut pandang (point of view)

(9)

f. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)

Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 : 54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification). 2. Membangun keterampilandasar (basic support).

3. Menyimpulkan (interference).

4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification). 5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas, diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing indikatornya dituliskan dalam tabel berikut:

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis Keterampilan

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi.

2. Menganalisis argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan. b. Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan.

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan.

d. Mencari persamaan dan perbedaan.

(10)

f. Mencari struktur dari sebuah

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu maksud dengan? d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh? f. Bagaiamana mengaplikasikan

kasus tersebut? g. Apa yang menjadikan

perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan? j. Apalagi yang akan kamu katakan

tentang itu?

b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu antara

observasi dengan laporan

c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam menggunakan

teknologi

i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika

c. Menginterpretasikan pernyataan

7. Menginduksi dan mempertimbangkan

(11)

hasil induksi 8. Membuat dan

mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan

a. Alasan yang tidak dinyatakan b. Asumsi yang diperlukan:

rekonstruksi argumen 5. Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a. Mendefisikan masalah

b. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan c. Merumuskan alternatif-alternatif

untuk solusi

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan

(12)

jenjang pendidikan seharusnya dapat memberikan perhatian penuh pada proses perkembangan ketrampilan berfikir siswa. Agar dapat membimbing siswa berlatih berfikir kritis, maka guru sendiri harus mengetahui dan memahami indikator-indikator keterampilan berpikir kritis.

2.3 Indikator Berfikir Kritis

Berpikir kritis itu rasional, logis, dan menunjang keberhasilan peserta didik. Untuk belajar dan mempraktekkan cara berfikir kritis peserta didik perlu difasilitasi untuk berlatih mengembangkan beberapa indikator berpikir kritis seperti :

1. Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan; 2. Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan

peristiwa;

3. Mendeduksi implikasi atau dampak; 4. Menyimpulkan motif;

5. Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir baru yang mengarah pada perkembangan kreativitas;

6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.

Ennis (1985) seperti dikutip oleh Morgan (1995) mendefinisikan berpikir kritis sebagai cara berfikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dilakukan. Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis terdiri atas 12 komponen, yaitu :

1) Merumuskan masalah 2) Menganalisis argumen 3) Bertanya dan menjawab

pertanyaan

4) Menilai kredibilitas observasi

5) Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi

6) Membuat deduksi dan menilai deduksi

7) Membuat induksi dan menilai induksi

8) Mengevaluasi

9) Mendenifisikan dan menilai definisi

10) Mengidentifikasi asumsi 11) Memutuskan dan

melaksanakan

(13)

Agar dapat membimbing siswa berlatih berpikir kritis, maka guru sendiri harus mengetahui dan memahami indikator-indikator keterampilan berpikir kritis serta beberapa bentuk deskriptornya yang disajikan dalam tabel pada berikut.

Indikator Keterampilan

Berfikir Kritis Deskriptor KeterampilanBerfikir Kritis 1. Merumuskan masalah  Memformulasikan pertanyaan yang

mengarah investigasi jawaban 2. Memberikan argumen  Argumen sesuai dengan kebutuhan

 Menunjukkan persamaan dan perbedaan

 Argumen yang diajukan orisinil dan utuh

3. Melakukan deduksi  Mendeduksi secara logis  Menginterpretasi secara tepat 4. Melakukan induksi  Menganalisis data

 Membuat generalisasi  Menarik kesimpulan

5. Melakukan evaluasi  Mengevaluasi berdasakan fakta  Memberikan alternatif lain 6. Mengambil keputusan dan

menentukan tindakan

 Menentukan jalan keluar

 Memilih kemungkinan yang akan dilaksanakan

2.4 Tahapan Berfikir Kritis

1. Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut . Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).

2. Keterampilan Mensintesis

(14)

menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).

3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).

4. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.

5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

(15)

Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.

2.5 Keterampilan Berpikir Kritis

Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna

Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumenEvaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen

Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan  Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran

prosedur, mengemukakan argumen

Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri

 Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan

 Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen

 Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan  Memecahkan masalah secara sistematis.

 Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan

 Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri

2.6 Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis

Pemikir Kritis Bukan Pemikir Kritis Cepat mengidentifikasi informasi

yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan

Dapat memanfaatkan informasi

untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan

Mengumpulkan fakta dan informasi,

memandang semua informasi sama pentingnya

Tidak melihat, menangkap, maupun

memikirkan masalah inti.

(16)

Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.

Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga Perlu Dipelajari?

Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang

Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.

Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.

2.7 Manfaat berfikir kritis

1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen 2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas

3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif

4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat 5. Membiasakan berpikiran terbuka

(17)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan.

Karakteristik berpikir kritis :

Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu berfikir kritis antara lain ialah :

c. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah; d. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali telah

membuktikan sendiri kebenarannya. Indikator berpikir kritis :

1. Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan; 2. Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan peristiwa; 3. Mendeduksi implikasi atau dampak;

4. Menyimpulkan motif;

5. Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir baru yang mengarah pada perkembangan kreativitas;

6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.

Tahapan berpikir kritis :

1. Keterampilan menganalisis 2. Keterampian mensintesis

3. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah 4. Keterampilan menyimpulkan

5. Keterampilan mengevaluasi dan menilai

(18)

Keterampilan berpikir kritis meliputi : interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, regulasi diri, Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan, Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan, serta Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argument, dll

 Pemikir kritis

 Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan

 Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan

 Bukan pemikir kritis

 Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya

 Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti. Manfaat berpikir kritis :

1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen 2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas

3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif

4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat 5. Membiasakan berpikiran terbuka

6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya

3.2 Saran

Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang berjudul Berfikir Kritis ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi pembaca, terlebih lagi sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran sebagai calon guru. Selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin tahu hasil dari kegiatan yang telah dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

(19)

Molan, Benyamin. 2012. Logika : Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: Indeks. De Bono, Edward. 1992. Teaching Thinking (Mengajar Berpikir). Erlangga

http://trisniawati87.blogspot.com/2013/01/makalah-berfikir-kritis.html (diakses 05 september 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini dilakukan dengan cara mengeringkan daerah yang akan direklamasi dengan memompa air yang berada didalam tanggul kedap air, untuk kemudian dibuang keluar dari daerah

WARUNG

Komunikasi adalah proses pertukaran dan penyampaian informasi dan ide dari seseorang kepada orang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwonings ih dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga

Rusk yang merupakan seorang dokter ahli rehabilitasi mengatakan bahwa pada dasarnya rehabilitasi adalah self rehabilitation yang artinya keberhasilan dari

Pada penelitian eksperimen ini tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat dengan cara membandingkan suatu kelas yang sebelumnya tidak dilakukan

[r]