• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN UNDANG UNDANG INFORMASI DAN T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN UNDANG UNDANG INFORMASI DAN T"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS REGULASI DAN HUKUM ICT

PENGGUNAAN

UNDANG-UNDANG

INFORMASI

DAN

TRANSAKSI

ELEKTRONIK

(UU

ITE)

UNTUK

MENJERAT

PELAKU

AKSI

PEMBOBOLAN

ATM

Disusun Oleh :

Nama : Apin Rudi Prayitno

NIM : 55415120034

Dosen : DR. Ir. Iwan Krisnadi MBA Program Studi : Magister Teknik Elektro

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

(2)

PENGGUNAAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU ITE) UNTUK MENJERAT PELAKU AKSI PEMBOBOLAN ATM

Apin Rudi Prayitno1

(1)Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak : Semakin meningkatnya jumlah populasi ATM didukung dengan berbagai fitur traksaksi yang lengkap sehingga mempermudah pengguna untuk bertransaksi berdampak sangat besar pula bagi perkembangan interaksi hukum dan interaksi sosial. Selain memberikan dampak positif bagi pengguna, media teknologi informasi ini juga berdampak negatif. Mengantisipasi hal tersebut pemerintah Indonesia menerbitkan undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE). Undang-undang tersebut adalah undang-undang yang pertama yang mengatur tentang pelaksanaan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dampak undang-undang ITE untuk memberikan efek jera kepada pelaku pembobolan ATM ataupun transaksi lainnya terkait dengan traksaksi elektronik di Indonesia. Metode yang akan dipergunakan adalah riset perpustakaan yang memiliki korelasi antara pelaksanaan implementasi di lapangan dari UU tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) undang-undang no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik dapat memberikan payung hukum bagi masyarakat pengguna teknologi dan transaksi elektronik. (2) diperlukan sosialisasi kepada masyarakat luas agar tercapai kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.

Kata kunci: Undang-undang Traksaksi Elektronik (UU ITE), hukum, sosial.

I. PENDAHULUAN

Jumlah pemegang kartu ATM beredar di masyarakat yang mencapai hingga 61 juta kartu, membuat volume transaksi di Automated Teller Machine (ATM) di Indonesia cukup besar. BI mencatat rata-rata volume transaksi yang dilakukan masyarakat dalam sehari bisa mencapai 6,6 juta kali transaksi. Dengan estimasi nilai transaksi harian kartu ATM dan debit mencapai Rp 7 triliun.

Bank Indonesia (BI) mencatat adanya peningkatan dalam penggunaan kartu ATM/Debet. Bahkan, sepanjang tahun 2015 lalu, transaksi dengan menggunakan kartu ATM/Debet menembus nominal Rp 4.000 triliun dengan volume transaksi menembus 4 miliar transaksi. Dalam laporan Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, transaksi dengan kartu ATM/Debet mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 13,6 persen dari segi nominal. Adapun pertumbuhan tahunan volume transaksi mencapai 14,9 persen sejak tahun 2013 hingga 2015. Selama tahun 2015, transaksi kartu ATM/Debet mencapai Rp 4.893 triliun dari sisi nominal dan 4,5 miliar transaksi dari sisi volume. Hingga akhir tahun 2015, 129 penerbit kartu ATM/Debet telah menerbitkan 121,1 juta kartu ATM/Debet. Adapun jumlah infrastruktur sebanyak lebih dari 96.000 mesin ATM dan 960.000 perangkat EDC. Meskipun demikian, sebagian besar kartu ATM/Debet yang beredar di Indonesia saat ini masih menggunakan teknologi pita magnetik atau magnetic stripe. Di samping itu, sebagian kartu ATM/Debet masih menggunakan mekanisme PIN 4 digit, meski ada beberapa penerbit yang sudah memberlakukan PIN 6 digit.

Untuk alasan peningkatan keamanan data dan penggunaan, maka bank sentral mewajibkan seluruh penerbit kartu ATM/Debet melakukan implementasi teknologi chip pada kartu ATM/Debet dan PIN 6 Digit.

II. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Melihat data diatas dengan nilai transaksi yang tinggi serta jumlah kartu yang tinggi pula sehingga kemungkinan terjadi tindak kejahatan yang berkaitan dengan kartu ATM ataupun kartu kredit berbanding lurus jumlahnya. Kejahatan kartu ATM yang sering terjadi salah satunya adalah pemalsuan kartu ATM, dimana pelaku kejahatan membuat kartu ATM palsu lengkap dengan magnetic stripe yang sudah berisi rekaman data dari kartu yang dipalsukan dengan cara memasang skimer atau alat pengganda data kartu ATM. Selain memalsukan kartu si pelaku juga mengetahui nomor PIN dari kartu yang digandakannya. Sedangkan untuk mengetahui PIN si korban (nasabah) adalah dengan memasang kamera tersembunyi disekitar ATM.

(3)

Pasal-Pasal yang terdapat dalam Undang-Undang ITE yang disesuaikan dengan perbuatannya tersebut.

Dalam hal ini Kementerian Kominfo telah menyampaikan penjelasan tentang penggunaan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik (yang lebih populer dengan istilah UU ITE) dalam memberikan rujukan hukum untuk menjerat aksi kriminalitas yang menggunakan sistem elektronik. Dalam UU ITE telah diatur banyak hal yang terkait dengan tindak pidana siber termasuk didalamnya perbuatan yang dilarang mendistribusikan informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik, perbuatan yang berakibat tergangunya sistem elektronik, perbuatan yang dapat diaksesnya informasi elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan dan perjudian, dan UU ITE juga jelas telah mengatur perbuatan yang dilarang untuk memperoleh informasi elektronik dan atau dokumen elektronik serta yang merusak, menghilangkan, memindahkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik milik orang lain. Karena itu dalam UU ITE telah mengatur tentang konsekuensi hukum atas perusakan alat untuk memasukkan kartu ATM yang diganti dengan skimmer yang tengah terjadi di mesin-mesin ATM. Konsekwensi terhadap pelaku yang diduga telah melakukan pembobolan tersebut, UU ITE menyebutkan, bahwa minimal dapat dijerat dengan Pasal 30 ayat (1) yang menyebutkan, bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik milik orang lain dengan cara apa pun ; dan ayat (3) yang menyebutkan, bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan . Di samping itu, juga dapat dijerat dengan Pasal 32 ayat (2) yang menyebutkan, bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak berhak . Dan ketentuan berikutnya yang juga dapat digunakan adalah Pasal 36, yang menyebutkan, bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain . Dari pasal tersebut diatas berarti, tindakan kejahatan perbankan dan berikut ancaman hukumannya tersebut dapat dijerat dengan UU ITE sehingga aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian telah mempunyai landasan hukum untuk mengambil tindakan penyelidikan dan penyidikan kejahatan kartu ATM dan transaksi elektronik lainnya.

Adapun tindakan dalam sistem elektronik menurut UU ITE yang dilarang untuk dilakukan adalah tersebut pada Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 (karenanya berakibat kerugian bagi pihaklain), yang memuat pasal-pasal yang dalam sistem elektronik tidak boleh dilakukan dan dapat diancam dengan hukuman. Seperti misalnya yang bermuatan kesusilaan,

perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman, berita bohong dan yang menyesatkan, rasa kebencian dan permusuhan berdasarkan SARA, ancaman kekerasan yang menimbulkan ketakutan, mengakses siatem elektronik milik orang, mengakses dengan cara apapun untuk memperoleh data elektronik, dan mengakses sistem elektronik hingga mengakibatkan jebolnya keamanan sistem elektronik. Selain itu yang dilarang adalah yang bermuatan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik milik orang lain yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengubah dan menghilangkan informasi elektronik, memindahkan atau mentransfer informasi elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak berhak, mengakibatkan terbukanya suatu informasi elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya, mengakibatkan terganggunya sistem elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanannya, perbankan selaku penyelenggara layanan ATM harus memperhatikan Pasal 15 ayat (1) yang menyebutkan,bahwa setiap penyelenggara sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya .Disebutkan pula dalam Pasal 15 ayat (2) yang menyatakan, bahwa penyelenggara sistem elektronik bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan sistem elektroniknya . Tetapi, ada juga pasal yang dapat melindungi pihak bank , yang diatur pada Pasal 15 ayat (3) yang menyebutkan, bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak pengguna sistem elektronik. Dalam UU ITE mengatur juga tentang hak hukum yang dimiliki masyarakat yaitu pada Pasal 38 ayat (1) yang menyebutkan, bahwa setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang menyelenggarakan sistem elektronik dan/atau menggunakan teknologi Informasi yang menimbulkan kerugian ; dan ayat (2) yang menyebutkan, bahwa masyarakat dapat mengajukan gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang menyelenggarakan sistem elektronik dan/atau menggunakan teknologi informasi yang berakibat merugikan masyarakat, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

III. KESIMPULAN

1. Undang-undang no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik dapat memberikan payung hukum bagi masyarakat pengguna teknologi dan transaksi elektronik termasuk didalamnya traksaksi menggunakan ATM serta kartu debit.

(4)

IV. SARAN - SARAN

1. UU ITE perlu dibuatkan kembali peraturan dalam tingkatan yang lebih rendah seperti dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (P.P.) sebagai Undang-undang pelaksana No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik agar tidak terjadi kerancuan dalam hal penafsiran dan penerapan. 2. Adanya pelatihan dalam bidang teknologi dan informasi untuk peningkatan kemampuan aparatur penegak hukum dalam bidang teknologi informasi , termasuk didalamnya aparat polisi, jaksa, hakim bahkan pengacara, khususnya dalam menangani masalah-masalah kejahatan dalam bidang perbankan khususnya pembobolan ATM. Sehingga akan diperoleh penegakan hukum yang bisa melaksanakan tugas secara baik dengan dukungan SDM aparatur yang berkualitas serta ahli dalam bidangnya.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga kekaryaan sebagai badan khusus HMI memiliki peran strategis bagi pengembangan potensi kader seperti yang tertuang dalam ART HMI.Terkait dengan itu Lembaga Teknologi

Akhlak siswa SMP Negeri 2 Songgom, brebes ini dilihat dan diukur dari beberapa indikator diataranya adalah akhlak manusia sebagai makhluk Allah, akhlak kepada ayah dan ibu,

Pada tahap ini peneliti menganalisis semua data yang diperoleh tentang akad sewa tanah kas desa pada perjanjian sewa menyewa yang tidak sesuai dengan akad pada

Pendidikan seorang anak adalah sebuah tanggung jawab bersama. Setiap anak adalah bibit yang harus diberi stimulus pofitif dari lingkungan agar dapat tumbuh dengan baik.

Hasil analisis beda 2 rata-rata sampel independen menggunakan penelusuran Kruskall Wallis dilanjutkan Mann Whitney diatas menunjukkan bahwa uji terhadap variabel IL-6

Di sisi lain, multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, di mana media tersebut dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video,

1) Jika dilihat dari pengukuran temperatur pahat kondisi pemesinan yang paling baik adalah kondisi pemesinan menggunakan cutting fluid synthetic oil dimana

a) Karya tulis ini ditulis sendiri tulisan asli saya sendiri tanpa bantuan orang lain selain pembimbing dan narasumber yang diketahui pembimbing. b) Karya tulis ini sebagian