• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendidikan sebagai Sistem Organis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Pendidikan sebagai Sistem Organis"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA LEMBAGA PENDIDIKAN

SEBAGAI SEBUAH SISTEM DALAM PROSES PEMBANGUNAN

DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

DALAM RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

(FENOMENA DI STKIP NIAS SELATAN DAN STIE NIAS SELATAN)

Bab I

Pendahuluan

A. Latarbelakang

Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa adalah suatu

keniscayaan, dimana melalui pendidikan bermutu dapat dilahirkan sumber

daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing sebagai salah satu

row

input atau masukan dalam

proses pembangunan. Tanpa pendidikan yang

bermutu tidak mungkin tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat terwujud

dengan baik. Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagaikan

dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam

konteks bangsa Indonesia, landasan yuridis Undang-Undang Dasar 1945

alinea ke empat menyatakan bahwa “….kemudian dari pada itu, untuk

membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia, yang melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia serta untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”.

Merujuk kepada petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah

satu tujuan pembangunan nasional adalah dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa.

(2)

di kepulauan Nias. Pada saat Nias masih dalam satu kabupaten,

keberadaan Perguruan Tinggi di Nias Selatan adalah merupakan kampus II

dari IKIP Gunung Sitoli yang berlokasi di Kecamatan Teluk Dalam yang

berdiri pada tahun 2002 hingga akhirnya pada tahun 2008 oleh Menteri

Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memberi ijin

operasional tersendiri. Maka, terbentuk dan berdirilah Perguruan Tinggi di

Nias Selatan yang memiliki otonomi.

STKIP Nias Selatan sebelumnya adalah IKIP Gunung Sitoli Kampus II di

Teluk Dalam dan STIE Nias Selatan adalah Perguruan Tinggi dari STIE

Pembnas Nias Kampus II di Teluk Dalam. Pada akhirnya, oleh yayasan

penyantun Perguruan Tinggi yang ada di Teluk Dalam berinisiatif untuk

mengurus ijin operasional karena bersamaan dengan pemekaran

Kabupaten Nias menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Nias Selatan.

Dengan perjuangan berat dan sistem yang dilalui begitu panjang, oleh

Menteri Pendidikan melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)

mengeluarkan ijin operasional sebagai bentuk kemandirian Perguruan

Tinggi yang ada di Teluk Dalam dengan nama STKIP Nias Selatan dan STIE

Nias Selatan. SK Ijin Operasional yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti dengan

Nomor 156/D/O/2008 untuk STKIP Nias Selatan dan Nomor 157/D/O/2008

untuk STIE Nias Selatan, diharapkan pentingnya lembaga pendidikan

sebagai sebuah sistem dalam proses pembangunan dan pengembangan

pendidikan di Indonesia secara umum dan terkhusus di kepulauan Nias

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Apa yang diharapkan dalam proses pembangunan dan pengembangan

pendidikan tersebut terkhusus di Kabupaten Nias Selatan merupakan

sebuah perubahan paradigma sebagai harapan bahwa manusia Nias akan

berubah ke arah yang lebih baik (

mindset

). Yvonna S. Lincoln

mengungkapkan bahwa:

(3)

Weltanschauung – that reflects our most basic beliefs and

assumptions about the human condition, hether or nit there is

any such thing as “sin”, what is real, what is true, what is

beautiful, and what is the nature of things

1

”.

Artinya kualitas yang lebih terfokus pada makna paradigma, bahwa

paradigma jauh lebih dari model atau pola, yang merupakan pandangan

dunia –

a Weltanschauung

- yang mencerminkan keyakinan kita yang paling

dasar dan asumsi tentang kondisi manusia, atau tidak ada hal seperti

“dosa”, apa yang nyata, apa yang benar, apa yang indah dan apa hakikat

segala sesuatunya. Dengan harapan lembaga pendidikan yang ada di

Kabupaten Nias Selatan mampu membentuk suatu pola pemikiran yang

positip untuk menjadi sebagai warga negara dan masyarakat yang sehat,

cerdas dan mandiri.

Menurut Tilaar (2009:299) mengatakan bahwa “dalam menemukan dan

mengarahkan pengembangan pendidikan nasional perlu kita mempunyai

suatu visi yang jelas mengenai kearah mana masyarakat Indonesia akan

dibangun”

2

. Dengan demikian, pendidikan merupakan pilar strategis yang

tidak bisa tergantikan oleh sektor manapun dan sudah menjadi komitmen

nasional sejak Negara ini berdiri, sehingga isu pendidikan memiliki

kedudukan yang strategis untuk selalu dikaji dan dikembangkan. Berdirinya

Perguruan Tinggi yang ada di Nias Selatan dilakukan berbagai upaya dalam

pengelolaan dan pengembangannya dengan memiliki sistem yang

terintegrasi dengan perkembangan pembangunan di bidang pendidikan,

ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi. Artinya bahwa organisasi

sebagai sistem yang menciptakan dan menjaga lingkungan didalamnya

memuat interaksi manusia yang sangat kompleks baik antar individu

maupun dalam kelompok. Organisasi dengan

open system

dapat

digambarkan seperti fenomena nyala api lilin, sinar yang dipancarkannya

akan memengaruhi kondisi lingkungan di sekelilingnya. Dalam sistem yang

1 Lincoln Yvonna S. Organizational theory and inquiry: the paradigma revolution, Sage Publication, Beverly Hills, 1985. p. 29.

(4)

terbuka, organisasi dengan sistem yang lebih luas orang akan berinteraksi

aktif dengan sistem eksternal yang terdapat pada lingkungannya.

B. Fokus Permasalahan

Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus

permasalahan dalam analisis kasus pada makalah ini adalah “Seberapa

Pentingnya Lembaga Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem Dalam Proses

Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan di Indonesia Dalam Rangka

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Fenomena di STKIP Nias Selatan dan

STIE Nias Selatan”

C. Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus permasalahan di atas,

maka yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan Arah dan Strategi Umum Pengembangan Pendidikan

bagi Daerah terkhusus di pulau Nias yang ada di bagian Selatan.

2. Untuk menjelaskan pentingnya lembaga pendidikan, terutama di daerah

yang selama ini dikatakan terisolir.

3. Untuk menjelaskan manajemen sistem dalam proses pembangunan dan

pengembangan pendidikan di Indonesia terkhusus di STKIP Nias

Selatan dan STIE Nias Selatan.

(5)

Bab II

Pembahasan

A. Profil STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

Dua lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan Yayasan Pendidikan

Nias Selatan, yaitu Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Nias Selatan dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nias Selatan.

Masing-masing dipimpin oleh Ketua, dan di bantu oleh tiga orang Pembantu

Ketua masing-masing terdiri Pembantu Bidang Akademik, Bidang

Administrasi dan Bidang Kemahasiswaan. Program Studi yang ada di

STKIP Nias Selatan terdiri dari tujuh Program Studi (Prodi), yaitu Prodi

Pendidikan Matematika, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Pendidikan

Ekonomi, Prodi Pendidikan PKn, Prodi Pendidikan Bahasa Inggeris, Prodi

Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Bimbingan Konseling. Semua program

studi yang ada di STKIP Nias Selatan jenjang strata satu (S-1). Sementara

di STIE Nias Selatan terdiri dari dua prodi, yaitu Prodi Manajemen (S-1) dan

Prodi Akuntasi (D-3).

1. Unsur Organisasi STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

a.

Penasihat

: Dewan Penyantun yaitu Yayasan Pendidikan Nias

Selatan

b.

Pimpinan : Ketua

Ketua dibantu oleh Pembantu Ketua, yang terdiri dari:

1) Pembantu Ketua I

: Bidang Akademik

2) Pembantu Ketua II

: Bidang Keuangan

3) Pembantu Ketua III

: Bidang Kemahasiswaan

c.

Pelaksana Akademik:

1) Program Studi,

(6)

3) Lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP),

4) Lembaga pengabdian masyarakat (LPM)

d. Penunjang Akademik:

1) Perpustakaan

2) Laboratorium Biologi.

e. Pelaksana Administrasi:

1) Biro Administrasi Umum (BAU)

2) Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK)

f. Unsur non struktural:

1) Organisasi kemahasiswaan (Ormawa)

2) Organisasi alumni STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

2. Unsur Penyelengara Pendidikan dan Pengajaran di STKIP Nias Selatan

dan STIE Nias Selatan

a. Status Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

1) Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan adalah tenaga

kependidikan yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan Nias Selatan

berdasarkan bidang keahlian dan ketrampilannya yang ditetapkan

melalui Surat Keputusan.

2) Dosen sebagaimana dimaksud pada point 1, mengemban tugas dan

tanggungjawab berdasarkan bidang keahlian dan ketrampilannya,

dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua.

3) Dosen yang dimaksdu yaitu Dosen Tetap Yayasan (DTY), Dosen

Tidak Tetap (DTT), dan Dosen Tamu.

(7)

5) Dosen Tidak Tetap yaitu dosen yang diangkat oleh Yayasan

Pendidikan Nias Selatan, masing-masing sebagai Dosen Tidak

Tetap dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan dan di STIE Nias

Selatan.

6) Dosen tamu yaitu dosen yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan

Nias Selatan sebagai Dosen Tamu dan masing-masing ditugaskan

di STKIP Nias Selatan dan di STIE Nias Selatan selama jangka

waktu tertentu.

7) Dosen berdasarkan jenjang pendidikan yaitu dosen yang diangkat

oleh Yayasan Pendidikan Nias Selatan menjadi Dosen

(DTY/DTT/Dosen Tamu), dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan

maupun di STIE Nias Selatan berdasarkan jenjang pendidikan yang

dimiliki berikut ini:

a) Dosen berjenjang pendidikan Doktor (S-3)

b) Dosen berjenjang pendidikan Magister (S-2)

c) Dosen berjenjang pendidikan Sarjana (S-1)

8) Dosen berdasarkan jabatan akademik yaitu dosen yang diangkat

oleh Yayasan Pendidikan Nias Selatan menjadi Dosen

(DTY/DTT/Dosen Tamu), dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan

mapun di STIE Nias Selatan yang telah memiliki jabatan akademik

berikut ini:

a) Dosen dengan jabatan akademik Guru Besar (Profesor)

b) Dosen dengan jabatan akademik Lektor Kepala

c) Dosen dengan jabatan akademik Lektor

d) Dosen dengan jabatan akademik Asisten Ahli

(8)

b. Tugas dan Tanggungjawab Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias

Selatan, antara lain:

a) Tugas dan tanggungjawab dosen adalah jumlah jam pekerjaan

yang dilakukan oleh dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias

Selatan.

b) Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan perkuliahan

pada matakuliah yang menjadi beban tugasnya.

c) Mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai Dosen Penasihat

Akademik Mahasiswa/i pada program studi tertentu.

d) Mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai Dosen

Pembimbing Skripsi mahasiswa/i pada program studi tertentu.

e) Mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai Dosen

Pembimbing Lapangan mahasiswa/i pada kegiatan praktikum.

f) Meningkatkan kemampuan, keahlian, dan ketrampilan dalam

bidang pendidikan.

g) Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan penelitian baik

dalam bidang pendidikan, maupun non kependidikan.

h) Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pengabdian

kepada masyarakat.

i) Dapat mengemban tugas dan tanggungjawab dalam memangku

jabatan secara mandiri sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

j) Dapat mengemban tugas dan tanggungjawab dalam membina

dosen dalam team teaching dan teman sejawat.

k) Beban tugas wajib (tugas mengajar) Dosen Tetap Yayasan (DTY)

adalah 6 SKS.

l) Selain beban tugas yang dimaksud pada point k, DTY dapat

mengemban beban tugas dan tanggungjawab tambahan.

(9)

n) Beban tugas mengajar dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias

Selatan, maksimal ekuivalen waktu mengajar efektif yaitu: 38 jam

mengajar.

o) Beban tugas yang dimaksud mulai dari point a, b, c, d, h, j, k, dan

l,m ditetapkan oleh Ketua, baik Ketua STKIP Nias Selatan maupun

Ketua STIE Nias Selatan atas usul Ketua Program Studi.

p) Beban tugas sebagaimana dimaksud pada point e, f, dan g adalah

tanggungjawab dosen bersangkutan, dan atau Ketua STKIP dan

STIE Nias Selatan, dan atau Yayasan Pendidikan Nias Selatan.

q) Beban tugas sebagaimana dimaksud pada point i ekuivalen waktu

mengajar penuh, dan sepenuhnya ditetapkan masing-msing oleh

Ketua STKIP Nias Selatan dan Ketua STIE Nias Selatan.

Berdasarkan unsur organisasi STKIP Nias Selatan dan STIE Nias

Selatan serta unsur penyelengara pendidikan dan pengajaran di STKIP

Nias Selatan dan STIE Nias Selatan di atas jelas bahwa lembaga

pendidikan tinggi ini senantiasa membenahi diri dengan mendatangkan

tenaga ahli atau konsultan dan juga mendatangkan dosen terbang untuk

menambah pengetahuan peserta didiknya atau mahasiswa. Disamping itu,

kepada dosen dan stafpun diberikan kesempatan pengembangan

pendidikan melalui pelatihan atau

workshop

sehingga informasi dan

pengembangan pengetahuan dosen serta staf di lingkungan STKIP Nias

Selatan dan STIE Nias Selatan senantiasa dapat mengikuti perkembangan

pendidikan secara

up to date

. Bahkan beberapa dosen melanjutkan

pendidikan di jenjang magister dan doktoral.

(10)

Logo di atas baik STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan serta

Yayasan Pendidikan Nias Selatan masing-masing mempunyai makna dan

tujuan. Demikian juga harapan dari pendiri perguruan tinggi ini seperti

tergambar dari logo yang ada, artinya bahwa lembaga pendidikan ini tidak

hanya mengedepankan pengetahuan (

koqnitive

) namun sekaligus sebagai

bentuk sistem pembudayaan pendidikan ditengah-tengah masyarakat Nias

dan pelestarian budaya masyarakat Nias pada umumnya dan terkhusus

masyarakat yang ada di Nias Selatan.

B. Arah dan Strategi Umum Pengembangan Pendidikan

Pendidikan sebagai suatu sistem dapat ditinjau dari dua hal: (1) sistem

pendidikan secara mikro; (2) sistem pendidikan secara makro. Pendidikan

secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta didik.

Polanya lebih merupakan sebagai proses interaksi antara mahasiswa,

dosen, staf dan biro-biro yang ada di lingkungan perguruan tinggi sebagai

upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi,

yaitu ada pesan (

message

) yang akan disampaikan dalam bentuk bahan

belajar (

module

). Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai

pengirim pesan (

senders

) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di

luar kelas.

(11)

mepengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

pendidik dalam kerangka memberikan kemudahan kepada peserta didik

untuk terjadinya proses pembelajaran; 3) Keluaran (

output

) yaitu hasil yang

diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi lulusan atau peserta

didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan

yang diharapkan dalam tujuan yang ingin dicapai. 4) Hasil (

outcome

), yaitu

keluaran pendidikan mencakup segala hal yang dihasilkan oleh garapan

pendidikan berupa kemampuan peserta didik (

human behavior

), produk jasa

(

services

) dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa

karya intelektul (

intellectual

) dan karya yang sifatnya fisik material

(

technology

) serta kebermanfaatan hasil pendidikan itu sendiri baik dalam

diri peserta didik tersebut, di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pemerintah pusat memberikan arahan tentang strategi umum

pengembangan pendidikan sebagai berikut:

1. Kegiatan pendidikan sebagai investasi jangka panjang hendaknya

ditekankan pada pemberdayaan dan peningkatan produktivitas

penduduk dalam konteks perwujudan kesejahteraan umum yang

meliputi tiga indikator utama, yaitu kecukupan ekonomi, ketersediaan

layanan dan akses kesehatan, serta pendidikan yang berkualitas.

2. Pada tahap awal, upaya ini dititikberatkan pada pendidikan kejuruan

dan tranformasi teknologi dari Negara maju, diikuti dengan terciptanya

sumber daya insani yang berketerampilan tinggi dan menguasai

teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan dilanjutkan dengan

pendidikan yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan

(

knowladge

), teknologi dan informasi bagi tercapainya kesejahteraan

masyarakat (

social welfare

).

(12)

4. Upaya pengembangan pendidikan perlu dilakukan secara sinergis

dengan memberikan otonomi tanggung jawab, dan peran yang lebih

luas kepada swasta, lembaga sosial kemasyarakatan dalam

membangun pendidikan yang bermutu (

stakeholders

).

5. Pendidikan dasar yang pada saat ini didefinisikan dengan pendidkan

sembilan tahun hendaknya menjadi penopang pokok upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pendidikan dengan mutu

yang baik dapat diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia. Selain

itu anggaran pendidikan dari pemerintah yang 20% alokasinya

hendak tepat pada sasaran, sehingga pemberdayaan pendidikan

tercapai sebagaimana amanat dalam undang-undang.

Berdasarkan arah dan strategi dari pengembangan pendidikan di atas

demikian pula arah dan strategi yang diadobsi di lingkungan STKIP Nias

Selatan dan STIE Nias Selatan. Hal ini sejalan dengan arah tentang

strategi umum pengembangan pendidikan tersebut sesuai UU Sisdiknas

sebagaimana telah digariskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah

daerah menjamin bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

pengajaran dan pendidikan yang layak.

C. Pentingnya Lembaga Pendidikan

(13)

satu-satunya kunci keberhasilan suatu masyarakat sebagai suatu bangsa

dalam mencapai peradabannya.

Pentingnya lembaga pendidikan adalah sebagai sistem yang sengaja

dibentuk oleh masyarakat dalam membentuk pola berpikir masyarakatnya

dari berpikir primitif ke arah berpikir modern dan dari berpikir kuno ke arah

berpikir maju. Pendidikan dianggap penting karena ingin memanusiakan

manusia sesuai dengan teori pendidikan. Pendidikan secara umum

mempunyai arti sebagai proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap

individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Pentingnya

pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu

membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan dilamar. Jabatan

yang tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah yang dimiliki. Hal ini yang

mendorong berdirinya lembaga pendidikan tinggi di Nias Selatan, apalagi di

era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang

menghalalkan segala cara dalam berkompetisi.

(14)

bermakna menjadi mampu memahami bahwa ilmu dan pengetahuan itu

bermakna untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

D. Manajemen Sistem dalam Proses Pembangunan dan Pengembangan

Sistem Pendidikan di STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

Manajemen adalah cara untuk mencapai sesuatu tujuan melalui orang

lain. sedangkan sistem adalah dua atau lebih elemen atau beberapa

subsistem yang saling berkaitan dan ketergantungan sehingga apabila

salah satu subsistem tidak berfungsi, maka subsistem yang lainpun akan

terpengaruh dan akhirnya menggangu jalannya sistem tersebut. Jadi,

manajemen sistem yang secara umum artinya pengendalian dan

pemanfaatan semua faktor dan sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai atau menyelesaikan suatu keadaan yang sebenarnya untuk

tujuan-tujuan tertentu. Dalam menjalankan manajemen sistem tersebut

diperlukan berpikir sistem sebagai salah satu pendekatan agar manusia

dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh

dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat

lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah

sistem secara efektif.

1. Apa itu Manajemen Sistem

Ditilik dari asal katanya bahwa manajemen berasal dari bahasa

Inggris

,

yaitu

manage

artinya mengelola, mengorganisir. Sedangkan di

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa manajemen

adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran

4

. Selain itu, Sutjipto (2004) mengatakan bahwa manajemen

(15)

sebagai ilmu yang berfungsi memberi sumbangan pada pemecahan

masalah-masalah pada pendidikan

5

.

Jadi, manajemen sebagai proses kegiatan dengan melalui orang

lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu serta dilaksanakan secara

berurutan sebagai suatu sistem yang berjalan kearah satu tujuan. Sistem

yang saling terintegrasi tersebut

menggunakan fungsi

manajemen berupa

planning

,

organizing

,

Leading

, dan

controlling

6

yang

diyakini mampu menjawab sistem manajemen dalam proses

pembangunan dan pengembangan sistem pendidikan. Dalam

pengelolaan sebuah organisasi akan membutuhkan sebuah sistem.

Karena di dalam sistem tersebut akan terbangun apa yang menjadi

tujuan dari organisasi. STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan serta

badan penyantun lembaga tersebut, yaitu Yayasan Pendidikan Nias

Selatan menggunakan fungsi manajemen yang berada dalam sistem

sebagai proses informasi terhadap pimpinan dalam membangun dan

mengembangkan pengelolaan perguruan tinggi. Fungsi tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Planning

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan

tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan

tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David

L. Kurtz (1984) bahwa “

planning may be defined as the proses by

which manager set objective, asses the future, and develop course of

action designed to accomplish these objective

7

. Pembuatan

keputusan banyak terlibat dalam sistem ini. Proses perencanaan

disini untuk menentukan bagaimana sistem manajemen akan

5 Sutjipto, 2004. Kesaksian Seorang Rektor: Siapa Menyuruh Mahasiswa Turun Ke Jalan? Bunga Rampai Sketsa Pendidikan, p. 101.

6 Dalam bukunya Schermerhorn John R. yang berjudul Introduction to Management, John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, Denver. p. 156.

(16)

mencapai tujuan-tujuan dan menentukan bagaimana organisasi

dapat meraih apa yang ingin dicapainya.

b. Organizing

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam

pengertain, istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan

hal-hal berikut ini:

1) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan

yang paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan

tenaga kerja organisasi.

2) Hubungan-hubungan antara fungsi, jabatan, tugas dan para

karyawan atau dosen serta implementasi hubungan tersebut

kepada mahasiswa.

3) Cara para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus

dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan

wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Dari tiga hal pengorganisasian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian merupakan suatu proses yang sistemik untuk

merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta

membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan

organisasi dapat dicapai dengan efisien.

c. Leading

(17)

d. Controling

Fungsi pengawasan atau pengendalian tersebut adalah sebagai

salah satu kekuatan untuk mengadakan perbaikan bila hasil atau jasa

yang sudah distandarisasi tidak sesuai dengan hasil yang

diharapkan. Standarisiasi merupakan salah satu tindakan awal dari

proses perencanaan dan standar itu harus terandalkan dan dapat

dipercayai sebagai dasar untuk mengevaluasi dan membandingkan

dalam kegiatan pengawasan. George R. Terry mengatakan

pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,

mengadakan evaluasi, dan mengambil tindakan-tindakan

korektif, bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan

rencana. Sedangkan, Newman mengatakan bahwa pengawasan

adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai

dengan rencana. Jadi pengawasan dilakukan sebagai bagian yang

tersistem dalam proses informasi yang didapatkan oleh seorang

pemimpin dalam pengambilan keputusan.

Pendidikan sebagai Pusat Syaraf

dalam Sistem Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan

(18)

Sumber: Schermerhorn, (2010:156)

The manager as an information-processing

nerve-center in the management process

.

Planning advantages of IT – better and more timely access to

useful information, involving more people in the planning

process.

Organizing advantages of IT – more ongoing and informed

communication among all parts, improving coordination and

integration.

Leading advantages of IT – more frequent and better

communication with staff and diverse stakeholders, keeping

objectives clear.

Controlling advantages of IT – more immediate measures of

performance results, allowing real time solutions to problems.

Kesemua bentuk dari manajemen sistem tersebut di atas STKIP

Nias Selatan dan STIE Nias Selatan terus berbenah dalam mencapai

perubahan paradigma dengan mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan informasi. Seiring dengan manajemen sistem

yang diadobsi oleh perguruan tinggi yang ada di Nias Selatan,

sebagaimana oleh Frank mengatakan bahwa:

As a system, a school is moderately open. The primary

types of energy are financial and intellectual. The school is

not a natural system; it operates under a series of

sometimes conflicting legal mandates rather than a social

mandate that represents a consensus of the participants.

Consequently, substantial amounts of systems energy are

consumed in maintaining relationships rather than achieving

goals

8

”.

Perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Nias Selatan memiliki struktur

organisasi sebagai sistem yang memiliki pola struktur pada umumnya. Struktur

tersebut dapat digambarkan sebagaimana bagan di bawah ini.

8 Frank Betss, November 1992, How Systems Thinking Applies to Education, Volume 50, Number 3, JurnalImproving School Quality Pages 38-41.tersedia di

(19)

http://www.ascd.org/publications/educational-leadership/nov92/vol50/num03/How-Systems-Struktur Organisasi di Lingkungan STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

dengan terintegrasi Manajemen Sistem

2. Proses Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di

STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan

Proses pembangunan dan pengembangan pendidikan di

Kabupaten Nias Selatan mengadobsi dan mempedomani sistem

pendidikan yang berlaku di perguruan tinggi swasta yang ada di

Indonesia, dan terkhusus dengan berkoordinasi pada perguruan tinggi

swasta yang ada di wilayah Nanggru Aceh Darussalam - Sumut di

Senat Akademik Badan Penyantun PT

Yayasan Pendidikan Nias Selatan

Ketua STKIP Nias Selatan &

Ketua STIE Nias Selatan

Pembantu Ketua I

Kepala Bagian/Biro

- BAAK - TU - Biro Litbang - Biro PMPT - Biro PPM - Perpustakaan - Laboratorium

Pembantu Ketua III Pembantu

Ketua II

Akademik Administrasi Kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan/

Mahasiswa

(20)

Sumut. Proses pembangunan dan pengembangan sistem pendidikan

tersebut dengan terakreditasinya semua program studi yang ada baik di

STKIP Nias Selatan maupun di STIE Nias Selatan. Untuk lebih jelasnya

proses Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di

Lingkungan Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Nias Selatan

sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di Lingkungan

STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan, Periode 2013

Pembangunan dan

Pengembangan STKIP Nias Selatan STIE Nias Selatan Program Studi 1. Pendidikan Ekonomi

Jenjang Pendidikan Semua prodi Strata 1 Akuntansi Diploma III; Manajemen Strata 1

Ruang Dosen 1 Ruang 1 Ruang Dosen

Ruang BAAk 1 Ruang 1 Ruang

(21)

Auditorium 1 ruang dapat menampung 1000 orang

Mess 1 unit rumah tinggal security

Parkir Parkir Mobil dapat menampung 100 unit mobil

Parkir Sepeda Motor dapat menampung 1000 unit motor

Fasilitas lain 1. Kantin 5 buah 2. Fotocopy 4 buah

Berdasarkan tabel dan data di atas menunjukkan bahwa

perguruan tinggi yang tergolong masih muda, jauh dari apa yang

diharapkan baik oleh mahasiswa sendiri terlebih lagi orang tua yang

mengirim anaknya di kedua perguruan tinggi yang ada di Nias Selatan.

Walaupun demikian, dari data tersebut terdapat beberapa item

pembangunan dan pengembangan di lingkungan STKIP Nias Selatan

dan STIE Nias Selatan hanya satu bagian saja misalnya jaringan media

informasi, perpustakaan, auditorium, dan lain sebagainya. Hal ini

bertujuan untuk:

1. Efesiensi dalam penggunaan sumber

2. Meningkatkan efektivitas melalaui perbaikan mutu layanan dan mutu

PBM

3. Responsif terhadap kebutuhan dan kondisi mahasiswa

4. Memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan

E. Berpikir Sistem Dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi di STKIP Nias

Selatan dan STIE Nias Selatan

(22)

in verba language

(Koestler, 1967; in Press);

there are semimathematical

ideas

(Simon, 1965)

connected with matrix theory, and formulations in terms

of mathematical logic

(Woodger, 1930-31)

9

.

Itulah tujuan utama

penyelenggaraan pendidikan tinggi yang ada di bawah naungan Yayasan

Pendidikan Nias Selatan.

Berpikir sistem dalam pengelolaan perguruan tinggi Nias Selatan

merupakan sebuah perubahan paradigma, dimana pada awal berdirinya

perguruan tinggi ini, banyak dan hampir sebagian masyarakat Nias mencibir

dan mencemooh akan pelaksanaan serta pengelolaan perguruan tinggi

tersebut. Berpikir sistem dalam pengelolaan Perguruan Tinggi di Nias

Selatan atas dasar filosofi dari yayasannya yang mengatakan “Nias miskin

karena bodoh, Nias bodoh karena miskin”. Karena diyakini bahwa hanya

melalui kunci pendidikanlah bahwa sebuah bangsa atau daerah beradab.

Sutjipto (2004:158) mengatakan bahwa perubahan paradigma,

pertama-tama yang harus dilakukan adalah penyesuaian

mental set.

Menurut Patton

yang dikutip Lincoln (1985) dalam Sutjipto (2004) adalah “

A world view, a

general perspective, a way of breaking down the complexity of the real

world,…paradigms are deeply embedded in the socialization of adherents

and practitioners telling them what is important, what is legitimate, what is

reasonable…

10

.

Hal ini merupakan sebuah tuntutan akan pembaharuan paradigma

berpikir masyarakat dan teristimewa paradigma civitas akademika sebagai

agen pembaharu di Kabupaten Nias Selatan. Maka sebagaimana

dituangkan di dalam UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

9 Ludwig von Bertalanffy, 1968. General System Theory: Foundation, Development, Application, Rev. Edition, University of Alberta, Edmonton (Canada), George Braziller, New York.

(23)

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam

berpikir sistem pada pengelolaan Perguruan Tinggi di STKIP Nias

Selatan dan STIE Nias Selatan diperlukan pengendalian manajemen.

Proses pengendalian manajemen diawali dengan persiapan

rencana-rencana yang, jika dilaksanakan sampai selesai, akan membantu

pencapaian tujuan organisasi (Anthony, 1992:154)

11

. Rencana ini dibuat

dengan mengingat strategi-sterategi yang diputuskan dalam proses

perencanaan strategik yang dinyatakan dalam bentuk proyek, program,

anggaran, sasaran, hasil, feadback, monitoring dan evaluasi dan dalam

bentuk-bentuk lainnya. Diharapkan dari hasil analisis berpikir sistem pada

pengelolaan perguruan tinggi tersebut seperti bagan di bawah ini.

Bagan Berpikir Sistem pada Pengelolaan Perguruan Tinggi

Sumber: diadaptasi dari Sistem Pengendalian Manajemen tetang Arus Informasi

dalam Proses Pengendalian (Anthony, 1992:155).

11

Ya

Tidak Tujuan dan Startegi

Tujuan dan Startegi Petunjuk Umum Informasi LainInformasi Lain

Informasi Lain Informasi

Lain Rencana dan Rencana dan SasaranSasaran

(24)

Sebagaimana bagan berpikir sistem pada pengelolaan perguruan tinggi

bahwa tujuan dan strategi adalah sebagai wujud dari rencana strategi (

plan

strategies

) yang sudah disiapkan dari awal pada saat perguruan tinggi tersebut

akan dibentuk. Rencana strategi ini akan mampu mencapai apa yang menjadi

tujuan organisasi. Petunjuk umum merupakan undang-undang yang mengatur

tentang pengelolaan perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh pemerintah,

sedangkan informasi lain merupakan segala bentuk informasi baik dari

pengurus yayasan, pihak dosen atau tenaga pengajar dan staf yang telah

direkrut dari awal oleh lembaga pendidikan tersebut. Informasi lainnya yaitu dari

perguruan tinggi tetangga tentang penyelenggaraan pendidikan. Operasi pusat

tanggung jawab adalah berupa ijin berdirinya organisasi yang diperoleh dari

menteri pendidikan, dalam hal ini adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

(Dirjen Dikti) dan tanggung jawab dari yayasan sebagai penyantun organisasi

tersebut.

Hasil dari tanggung jawab ini akan menjadi suatu bahan evaluasi,

sehingga untuk mendapatkan pengakuan dan nilai organisasi ini akan diaudit

baik secara akademik, administrasi dan integritas status dari organisasi

tersebut, misalnya dengan terakreditasinya program studi yang ada di

perguruan tinggi. Selanjunya akan dievaluasi kembali melalui unjuk kerja di

masing-masing lini organisasi bahwa bila kemampuan unjuk kerja baik maka

akan mendapatkan umpan balik sehingga menjadi sebuah bentuk operasi pusat

tanggung jawab. Namun, bila mana unjuk kerja tidak memuaskan, maka direvisi

kembali rencana-rencana yang perlu dikomunikasikan kembali kepada

pemegang kebijakan baik melalui koordinator wilayah perguruan tinggi swasta

(Kopertis) ataupun melalui Dirjen Dikti sehingga dapat dilakukan

tindakan-tindakan untuk perbaikan. Perbaikan akan dilakukan oleh pimpinan perguran

tinggi, pimpinan yayasan dan tentu dibawah pengawasan Kopertis dan Dirjen

Dikti.

(25)

William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk

menjadi tiga tipe: pertama, searah: pemahaman ini bermula dari pemahaman

komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang secara

sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk

membangkitkan respon penerima. Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap

komunikasi sebagi proses sebab-akibat, aksi-reaksi yang arahannya bergantian.

Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau tidak

sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh

transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung pada

komunikasi berorientasi penerima.

12

Saat dosen memberi kuliah, komunikasi

bukan saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi

juga dosen menafsirkan perilaku anggukan atau kerutan kening mahasiswa.

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,

kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk

hati.

13

Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain

tanpa menampakkan perasaan tertentu, yang menjadi permasalahan adalah

bagaimana caranya agar ”gambaran dalam benak” dan ”isi kesadaran” pada

komunikator itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh

komunikan.

12 Jamal Ma’mur Asmani, Tips efektif pemanfaatan teknologi dan informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, Jogjakarta, Diva press, 2011 hal. 97

(26)

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

1. Arah dan Strategi Umum Pengembangan Pendidikan bagi Daerah

terkhusus di pulau Nias yang ada di bagian Selatan bahwa secara umum

pengembangan pendidikan tersebut sesuai UU Sisdiknas sebagaimana

telah digariskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah

menjamin bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran

dan pendidikan yang layak serta terselenggaranya wajib belajar minimal

pada jenjang pendidikan dasar.

2. Pentingnya lembaga pendidikan sebagai sistem yang sengaja dibentuk

oleh masyarakat dalam membentuk pola berpikir masyarakatnya dari

berpikir primitif ke arah berpikir modern dan dari berpikir kuno ke arah

berpikir maju. Pendidikan dianggap penting karena ingin memanusiakan

manusia sesuai dengan teori pendidikan sehingga manusia itu mencapai

tingkat peradaban sebagai sebuah bangsa. Pendidikan secara umum

mempunyai arti, suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri

tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.

(27)

saling terintegrasi tersebut menggunakan fungsi manajemen berupa

planning

,

organizing

,

Leading

, dan

controlling.

4.

Berpikir sistem dalam proses pengelolaan Perguruan Tinggi yang ada di

Nias Selatan, yaitu STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan sebagai

Perguruan Tinggi yang masih tergolong berusia muda pertama-tama

yang harus dilakukan adalah penyesuaian

mental set.

Karena diyakini

bahwa hanya melalui kunci pendidikanlah bahwa sebuah bangsa atau

daerah mencapai peraberadaban sekaligus tuntutan akan pembaharuan

paradigma berpikir masyarakat dan teristimewa paradigma civitas

akademika sebagai agen pembaharu di Kabupaten Nias Selatan.

B. Rekomendasi

1. Diharapkan melalui pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin

bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan

pendidikan yang layak tidak hanya pada pendidikan wajib belajar namun

sampai pada jenjang pendidikan tinggi.

(28)

3. Dengan terbentuknya

mental set

, diharapkan manusia Indonesia secara

umum dan terkhusus manusia Nias akan menjadi manusia yang

seutuhnya, mampu berdikari dan sebagai agen pembaharu di

Kabupaten Nias Selatan.

4. Harapan lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Nias Selatan

mampu membentuk suatu pola pemikiran yang positip untuk menjadi

sebagai warga negara dan masyarakat yang sehat, cerdas dan mandiri.

Daftar Pustaka

Anthony Robert N. Dearden John. Bedford Norton M, 1992,

Manajemen Control

System 6th Edition

, Alih Bahasa: Agus Maulana, Cet. 1, Binarupa Aksara,

Jakarta.

Bertalanffy Ludwig von, 1968.

General System Theory: Foundation,

Development, Application

, Rev. Edition, University of Alberta, Edmonton

(Canada), George Braziller, New York.

Betss Frank, November 1992,

How Systems Thinking Applies to Education

,

Volume 50, Number 3

,

Jurnal

Improving School Quality, Pages 38-41,

tersedia

di

http://www.ascd.org/publications/educational-

leadership/nov92/vol50/num03/How-Systems-Thinking-Applies-to-Education.aspx, browsing tangal 13 Maret 2013.

Hidayat Syarif, tersedia di http://m.facebook.com/note.php?note_id, browsing

tanggal 27 maret 2013.

Jamal Ma’mur Asmani, 2011.

Tips efektif pemanfaatan teknologi dan informasi

dan komunikasi dalam dunia pendidikan

Yogjakarta, Diva press.

Lincoln, Yvonna S, 1985.

Organizational Theory and Inquiry: The Paradigm

Revolution

, Sage Publications, Calofornia

Schermerhorn, John R, 2010.

Introduction to Management

, International Student

Version, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, Denver.

Senge, Peter M, 1996.

The Fifth Discipline: The Art and Practice of The

Learning Organization

, (Terjemahan) Alih Bahasa: Adiarni Nunuk, Cet. I,

Binarupa Aksara, Jakarta.

(29)

Syaiful Bahri Djamarah, 1995.

Anak Didik dari Interaksi Edukatif

, Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R, 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan

Nasional Dalam Pusaran Kekuasaan, Rineka Cipta, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di LingkunganSTKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan, Periode 2013

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, pihak kerajaan dan Institusi Pengajian Tinggi perlu mengambil perhatian yang serius mengenai masalah tiada jaminan kedapatan makanan dalam kalangan

Fattich Alviyani Amana, Pengaruh Kebiasaan Membaca Al- Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Madiun, (UMM Malang

Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan getaran mekanis pada sepeda motor 4 tak (revo), dapat disimpulkan bahwa getaran pada 3 titik pengukuran pada motor tidak melebihi NAB

Peningkatan ketepatan penggunaan antibiotik berdasarkan parameter tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis pada tahun 2008 dengan 2014 disebabkan karena

Bandar Udara El Tari Kupang mengalami penigkatan jumlah penumpang dan barang dari tahun ke tahun, maka permasalahan yang dihadapi Bandar Udara El Tari Kupang semakin

Tahapan yang tidak kalah pentingnya dalam proses perawatan tangan dan rias kuku ini adalah melakukan berkemas, kegiatan ini dapat dilakukan pada akhir kegiatan perawatan, yakni

Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diambil beberapa kesimpula, yaitu: (1) terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung

Informasi dan Komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,47 persen, diikuti oleh Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,78