• Tidak ada hasil yang ditemukan

NYEPI SEPI SEBUAH PERENUNGAN MENUJU KESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NYEPI SEPI SEBUAH PERENUNGAN MENUJU KESA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NYEPI, SEPI SEBUAH PERENUNGAN MENUJU KESADARAN DIRI

(Sebuah Kajian Filosofis) Oleh : Ngakan Ketut Juni

PENDAHULUAN

Umat hindu memiliki begilu banyak han raya keagamaan yang dipakai sebagai media untuk pebelajaran din. Setiap han raya memiliki makna yang mendalam jika dikaji secara mendalam juga. Selain itu semua perayaan han rayajuga mengandung nilai filosofis tang tinggi seperti han raya galungan merupakan perayaan kemenangan dharma melawan adharma, han tumpeh uduh dan tumpek kandang merupakan perayaan tentang kelestarian alam sernesta dan yang Iainnya. Han raya nyepi juga memiliki nilai filosofis yang tinggi yaitu sebagai sarana dan momentum unluk introspeksi din untuk dapat melaksanakan kegiatannya di tahun yang barn agar apa yang sekiranya baik hams dilanjutkan ditahun yang baru dan apa yang sekirany tidak balk agar ditinggalkan dan tidak

dilaksanakand I tahun yang baru.

Hari raya nyepi merupoakan salah satu had raya agama hindu yang pertama kalinya mendapatkan pengakuan secara hokum oleh pernenintah yaitu berdasarkan keputusan presiden No. 3. Tanggal 9 januari 1983 (Tim Penyusun,1996: 30-31). Semua umat hindu sepatutnya berbahagia dan melaksanakan ban raya Nyepi sebagai salah saW dan han-han raya yang ada di dalam agama Hindu. Kata Nyepi berasal dan kata sepi atau hening. Jadi han raya Nyepi adalah han raya yang dilaksanakan dengan jalan mewujudkan keheningan, menghentikan segala aktivitas yang bersifat duniawi, mengendalikan nafsu, sehingga menimbulkan ketenangan. Dengan adanya ketenagan di dalarn din maka seseorang akan dapat berfikin yang jemih, introspeksi din sehingga dapat menjalankan swadharmanya masing-masing sesuai dengan tujuan akhir agama Hindu yaitu moksartham jagadhitaya ca iti dharma.

(2)

India yang bennama Raja Kaniska sekitar tahun 78 masehi dengan tujuan untuk menciptakan kedamaian masyarakat. Raja kasiska terkenal dibidang ilmu keagamaan dan kebudayaan, sehingga pada saat itu peperangan berhenti dan terciptalah ketenleraman, dan akhirnya tahun caka berkembang sampai ke Indonesia

Menurut Sudarsana (2004) han-han raya agama Hindu mengandung nilai-nilai yang luhur jika dilaksanakan akan menyebabkan kebahagiaan hidup. Penlunya pemahaman yang mendalam tentang han-han raya keagamaan sehingga setiap han raya memiliki makna dalam kehidupan sehingga tidak sekedar han raya tanpa ada hikmah yang dapat dipetik sebagai pedoman hidup. Han Raya nyepi perayaannya benbeda dengan han raya Iainnya, di mana han raya lainnya dilaksanakan dengan meriah melalui upacara dan upakara naniun ban raya nyepi dilaksanakan dengan penuh kekosongan, tanpa adanya aktivitas baik upacara maupun upakara. mi beranli bahwa setiapa adanya sesuatu yang barn maka urnat hindu harus rnem!aui proses pemikiran perenungan sehingga dapat berfikir secara jernih. Dapat dikatakan bahwa han raya nyepi merupakan salab satu wujud bhakti

kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan dalam bentuk upakara atau upacara namun diwujudkan melaui yoga macga yang merupakan salah satu dan catur marga.

Wiana (2009), menyatakan bahwa untuk mempertahankan eksistensi han raya Hindu, sebagai ritual yang bersumber dan Weda, maka kita hams mencegab pelaksanaan han raya Hindu yang bersifat menduniawi supaya tidak kehilangan intinya. Dinamika duniawi sebagai pengejawantahan inti sari rohani. Dengan demikian penyimpangan dinamika kehidupan duniawi akan semakin kecil karena benlandaskan rohani. Bentuk luar dan pelaksanaan han raya Hindu jangan sampai mengorbankan nilainilai intinya. Nilai spiritual dan budaya hams dijaga keseimbangan eksistensinya.

(3)

manusia untuk iklas berkorban demi kebenaran, 4) Aeswa,ya: mendorong manusia untuk terus menerus meningkatkan kesucian dininya. Sedangkan Kiesa terdiri dan: 1) Awidya: sifat gelap karena rendahnya pemahaman akan pengetahuan suci, 2) Asmita: sifat yang menyebabkan manusia sombong dan mementingkan din sendini, 3) Raga: sifat yang mendorong manusia mengumbar hawa nafsu, 4) Dwesa : sifat-sifat pemarah, benci dan dendam, 5) Abhiniwesa : sifat-sifat yang membawa hidup manusia selalu ketakutan karena keterikatannya pada kehidupan duniawi belaka (Suryadana, 2012)

Agama Hindu dalam ajarannya menyangkut Tatwa, Susila dan Upacara. Pengalaman ajaran agama Hindu yang sepotong sepotong itu akan menimbulkan masalah kalau tidak dipahami dengan seimbang. Begitu pula dalam pelaksanaan perayaan hari raya Nyepi dan Brata Penyepian. Konsep Tattwa Susila dan Upacara, semestinya berjalan seimbang seperti hubungannya dengan kerukunan sosial yaitu salah saW hakekat dan makia han raya keagamaan adalah untuk membangun kerukunan hidup sesama manusia dengan tidak melihat perbedaan suku, ras, kepercayaan dan paham politik.

PEMBAHASAN Sejarab ban Raya Nyepi

(4)

01 Saka, pada bulan Maret tahun 78 masehi. Dan sini dapat diketahui bahwa peningatan pergantian tarikh saka adalah han. kebenhasilan kepetnimpinan Raja Kaniskha I menyatukan bangsa yang tadinya bentikai dengan paharn keagamaan yang saling benbeda. tahun 78 Masehi itulah ditetapkan adanya tanilth atau perhitungan tahun Saka, yang saW tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan dan bulan pentamanya disebut Caitnamasa, bersamaan dengan bulan Manet tanikh Masehi dan Sasih Kesanga dalam tarikh Jawa dan Bali di Indonesia. Sejak itu pula kehidupan bemegara, bermasyanakat dan benagama di India ditata ulang. Oleh karena peringatan Tahun Baru Saka bermakna sebagai han kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), han toleransi, hari kedamaian sekaligus han kerukunan nasional.

Rangkaian Han Raya Nyepi Seperti telah dibahas di depan hahwa hari raya nyepi jatuh pada Penanggai I (apisan) sasih kedasa (bulan kesepuluh) menurut perhitungan tahun çaka. Namun kalau dilihat dan pelaksanaannya hari raya Nyepi memiliki rangkaian yang tidak bisa dipisahkan salu dengan yang Iainnya. Han traya Nyepi di samping sebagai suatu jalan untuk mendekalkan din dengan Tuhan

yang Maha Esa juga sebagai jalan untuk introspeksi din sehingga terciptanya suatau iklim yang sejuk seimbang atau harmonisasi di antara umat Hindu.

Rangkaian han raya Nyepi sebenamya dimulai dan tileming Kaulu, dilanjutkan pda Purnamaning kesanga dan akhirnya pada tileming kesanga yang dilanjutkan dengan ban nyepi path pananggal I, dan yang paling akhir adalah pelaksanaan Dharma cantih. Pada Tileming kaulu dilaksanakan upacara nyayut ketipat, pada purnamaning kesanga diadakanupacara ngeresi gana, dan diakhiri pada tileming kesanga diadakan upacara tawur kesanga

Melasti

(5)

meningkatkan bakti kepada Tuhan, menghanyutkan penderitaan rakyat, menghilangkan papa kiesa dan kekotoran alam semesta. Dan dalam Lou/ar Sunarigama menyebutkan tujuan melasti, sebagai berikut “Ametsaiiningamertha kainanda/u ring telenging segara “. Terjemhannya: mengambil sari-sari kehidupan ditengah Samudra. Dan kedua teks lontan yang disebutkan diatas tentang upacara inc/ash‟, memberikan empat langkah dalam hidup agar hidup menjadi bermakna untuk mendapatkan sari-sari kehidupan yaitu: a) Membangun sikap hidup untuk senantiasa menguatkan, meningkatkan stud/ia dan bhakti kepada Tuhan. b)Dengan upacara me/asti, umat dimotivasi secara ritual untuk membangkitkan spiritual, dan berusaha menghilangkan kekotonan dunia. c)Memotivasi umat agar selalu berusaha meningkatkan dan menjaga kesucian din („anganyutaken papa k/esa).Makna dan ungkapan teks tersebut adalah berusaha mengatasi jima kekuatan negatip dalam din manusia „panca kfesa). d) Menjaga kesejahteraan dan unsur hhuta (panca inaha hhuta) atau unsun alam. Tempat-tempat untuk melaksanakan melasti adalah sumber mata air seperti laut, sungai, mata air yang diyakini memiliki nilai sakral keagamaan Hindu. Peserta me/as/i adalah simbol

dan Bhatara-bhatari atau Dewa-dewi yang disembah di Pura dalam wilayah fri Kahyangan dalam simbolik pretima atau /ingga besenta penginingnya yaitu umat Hindu penyungsung Pura Trikahyangan dan Pura-Puna lain diwilayah Desa Pakratnan, diiringi dengan berbagai jenis sarana upacara seperti Gamelan (be/eganjur), dan Fandita, Pemangku yang akan memimpin upacara inc/as/i tensebut.

Setelah upacara inc/as/i, acara selanjutnya adalah Nyejer Ida Sesuhunan (Betara-betari,.) simbolsimbol di stnnakan di piyasan (masandekan) di dan dipensembahkan bantei a/au sesajen (Racem,punjung rayunan, air bersih dan segehan,), umat penyungsung kembali melakukan pensembahyangan bensama. Selanjutnya pretima dan simbol-simbol sakral lainya kembali distanakan di stananya atau Pura masingmasing diwilayah Desa Pakrainan yang diiningi dengan gamelan (be/eganjur).

(6)

yang di sungsung Tn Kahya,igan Desa Pakraman untuk mesucian kesagara dan nunas tirta amen/ia. Kalau ditinjau dani sastra yang tendapat dalam kitab sundarigama dijelaskan bahwa tujuan melasti bagi umat adalah menghanyutkan /eteh, dasa ma/a, nunaspenge/ukatan agan menjadi suci kembali. Tujuan lainnya adalah menghanyutkan letehjagat.

Melasti menggambarkan suatu proses penyucian alam besenta isinya dalam hal mi segala hal yang negatif baik berwujud mateni maupun pikinan, disimbolisasikan dengan prosesi upacara me/as/i, diyakini sebagai suatu media saknal, dalam rangka menghanyutkan ma/a, kiesa atau Ic/c/i jagat ke Segana (laut), karena laut diyakini dan dianggap memiliki nilai kesucian berdasarkan keyakinan ketuhanan (Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Wanuna), diyakini sanggup untuk melebun segala hal negatif (kekotoran dunia), serta diyakini pula bahwa laut (Dewa Waruna) adalah sebagai tempat memohon tin/ha amer/ha (air kehidupan dan penyucian) tenhadap alam dan isinya. Tirtha dalam hal mi adalah simbolik dan anugrah Tuhan (Dewa Waruna). Dengan berlangsungnya upacara rnelasti, diyakini oleh masyanakat bahwa kekotoran alam

tenmasuk pnelingga Batara-Batari telah tersucikan demikian pula warga masyanakat telah tersucikan hatinya terbebas dani mala. klesa, leluhing jagat, disimbolisasikan dengan pensembahyangan bersama di pantai dan nunas tintha amer/ha, bersama dengan semua pre/ingga Batara-Batani yang di sungsung (disembah) dalam Lingkup wilayah TN Kahyangan. Jadi inelasti ad&ah menggambarkan suatu prosesi penyucian alam dan isinya, dengan tradisi masyarakat BaIi,jugadengansegenapsaranayangmenggamharkan proses penyucian terhadap alam dan isinya khususnya terhadap Batara-Bataui dan prelingganya (stananya), dan diyakini telah tersucikan kembali.

Tawur Kesanga

(7)

alam. Pengertian Rhuta Yadnya dalani Lou/au Agasteya Pauwa sebagai berikut “Bhuta yadnya ngarania tattu inuang kapujan ring tuwuh „. Artinya : Bhuta Yadnya adalah mengembalikan dan melestanikan turnbuh-tumbuhan. Berdasarkan teks Jontar tersebut diatas, makna Bhuta Yadnya ada!ah untuk menumbuhkan keseimbangan jiwa (nohani) mengambil dan megembalikan benbagai sumber-suinber alarn seperti air, tanah, api, udara, dan akasa. Hasil-hasil dan alam seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan. Rhuta Yadnva maksudnya adalah suatu Yadnya untuk merawat badan Jasmani tuhan yang berbentuk alam semesta mi. Dalam pustaka Sarasainuscaya, 135, disebutkan Tawur kesanga yang diselenggarakan setiap them kesanga dengan upacara Bhuta Yadnya dan tingkat Rumah tangga, lingkungan Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan tingkat Propinsi.( Arwati, 2008) upacara tawur kesanga mi seluruh urnat manusia rnelaksanakan persembahyangan di masing-masing sanggah merajan, menghaturkan sesajen berupa canu baik di halaman sanggah,dihalamanrurnah, di lebuh, ataupundimasing masing perempatan/pesimpangan. Uopacara tawur kesanga bertujuan untuk mengharmoniskan alam semesta, serta seluruh umat manusia

mendapatkan keselamatan nienyongsong tahun yang baru.

Catur Barata Penyepian Anvati Gni

(8)

mendaiam yaitu tidak merniliki sifat-sifat yang panas, membakar, tetapi mampu meredarn sifat-sifat yang negative, mampu menekan sifat amarab dalarn dininya sendiri.

Ansati Karya

Amati karya secara Iahiniah adalah tidak melakkan pekenjaan yaitu tidak melakukan kegiatan sesuai dengan profesi keseharian. Untuk umat dan masyarakat kebanyakan, maksud dan laku hiata mi adalah untuk niembuat situasi lingkungan situasi serta pikiran tidak aktif mernikirkan hal-hal keduniawian atau kegiatan pada han-han biasanya. Dengan demikian umat dapat berdiam diri, merenung tentang segala hat yang telah dan akan dilakukannya. Laku ini adalah laku dasardalam melaksanakan laku kenohanian yaitu tapa (melakukan kegialan kenohanian), dengan mengintrospeksi diri. Menimbang-nimbang hal yang baik dan buruk. mi adalah laku kerohanian untuk masyarakat umurn.

Brata amati karya mempunyai arti dan rnaksud melaksanakan kegiatan kenohanian berdasarkan rnakiia sirnboliknya. Jadi makna simbolik yang terkandung dalam brata amati karya, adalah melakukan kegiatan kerohanian.

Kegiatan kerohanian banyak jenisnya, seperti; mempelajani sastra agama, belajar dan mendiskusikan ajaran agama, sembahyang, bet japa. monobratu, tapa dan yoga, sesuai dengan kemainpuan masing-rnasing umat. Kegiatan kerohanian sebaiknya dilakukan dirumah, di tempat suci, tenang bersama dengan guru spiritual di pasratnait atau paguyuban, dan lain sejenisnya. Dengan dernikian tidak melakukan kegiatan rutin sehars-hari dalam han brata pnyepian. setidaknya brata penyepian dapat bermakna sesuai dengan harapan ajaran sastra Hindu. Laku ini adalah untuk masvarakat kehanvakan dalam rangka mendukung btrata penyepian Arti yang lebih dalam dan Amati Karva adalah melakukan yoga untuk nencapai Sarnadhi. Adalab untuk umat yang mengetahui tattn‟a juana ataupun yang mulai menapak jalan kerohanian.Terkait dengan teori simbol, Brata Ainati Katya menggambarkan sesuatu yang immaterial, proses yaitu melakukan kegiatan kerohanian yang telah disebutkan diatas.

(9)

nyepi tidak melakukan apa-apa, tetapi taat melaksanakan ketentuan agama, memahami arti kata secara kenyataan, mulat sarira atau pengekangan indria diketahui teksnya saja. Jadi makna simbolik dan ketentuan itu belum atau kurang di pahami sehingga tidak dilakukan.

Amati Lelungan

Brata amati le/ungan dalam bentuk lahiriah adalab tidak bepergian. laku brata tidak pergi secara jasmaniah, adalah laku hi nta ditujukan kepada umat masyarakat umum yaltu diam dirumah adalah mendukung pelaksnaan tapa atau yoga. Amati lelungan mengandung makna simbolik yaitu pemusatan pikiran. Tidak pergi jasmaniah bermakna simbolik tidak memikirkan hal-hal keduniawian, pikiran tidaak kemana-mana dipusatkan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Amati Letanguan

Yaitu tidak memenuhi keinginan-keinginan yang menyenangkan atau mengasyikkan, demi terpenuhinya rasa senang, aman dan nyaman, atau meredam

semua keinginan indria. Makna dan maksud brata Arnati Le/anguan, mi adalah brata yang paling abstrak diantara ketiga bentuk brata, yang didahului dengan laku pisik nyata(jasmaniah),sedangkan brata aniati telanguan aktifitasnya tidak berwujud nyata, yaitu tentang pengekangan indria benipa naisu indria. meilputi rasa senang, nyaman aman serta rasa puas akan pemenuhan berbagai keinginan indria.

(10)

menjadi sifat yang dimiliki oleh Bhudi satwa yang berkembang, yaitu menjadi antara lain; I )Budi puas akan kesenagan bathiniah, 2) Brahma Mantra puas akan yang abstrak, puas akan amal, 3) Sangjiyang Purusa puas akan kesadacan dan ketidak sadaran, 4) Sanghyang Mahadewa puas akan hakikat penyebab kesenangan itu. Keinginan rajas itu tidak jauh dan din kita, sifatnya yang demikian itu hams diserasikan antar ketiganya. Setelah serasi nafsu/keinginan itu, baru dapat dikatakan din kita dalam keadaan suci, selanjutnya disebut perwujudan dewa bila demikian (Bhuana Kosa, 111.53- 111.62).

Konsep dan refrensi tersebut diatas menjelaskan dorongan kebutuhan indria yang mempengaruhi pikiran untuk dipuaskan. Dalam Brata Amati Lelanguan dorongan indria itulah yang semetinya tidak dipenuhi. Sehingga dalam bentuk brata lelanguan mempunyai makna simbolik pengekangan indria dan pengendalian pikiran. Bagi umat yang melaksanakan yoga, brata mi adalah sesuatu yang sangat mendasar dan mutlak hams dilaksanakan.

Nyepi Sepi Hening, Menuju Kesadaran Diri

(11)

mencapai kesadaran din. Catur barata penyepian tidak hanya sekedar tidak menyalakan api, tidak keluar rumah, tidak menghibur din, dan tidak bekerja. Namun semua itu merupakan cara atau jalan bagaimana manusia dapat memahami bahwa hal tersebut menrupakan jalan untuk mencapai sebuah kesadaran din. Kesadaran yang dimaksud adalah tentang pendalaman tentang hakikat hidup, hakikat Tuhan dan bagaimana manusia dapat menyatu dengan Tuhan itu sendiri. Dengan pelaksanaan han raya nyepi diharapkan mampu menjadikan dininya memiliki kesadaran. Sepi dan hening tatkala dimaknai sebgai sesuatu yang kosong maka secaratidak Iangsung manusia yelah berpikir tentang Tuhan. Tuhan adalah yang kosong (meraga sunia) namun dibalik kosong ada suatu kekuatan yang maha dahsyat yaitu kekuatan yang mafia suci yaitu kemahakuasaan Tuhan. Di dalam sebuah kekawin disebutkan jika ingin melihat sinarnya bulan di dalam air maka aimya harus jernih. Begitupulajika iingin memahami tentang Tuhan maka din manusia harus disucikan sehingga Tuhan akan terwujud dalam dirinya. Bagimana Tuhan itu terlihat terwujud dalam dirinya ?, Tuhan terwujud dalam dirinya talkala manusia mampu mengimplementasikan sifat-sifat Tuhan dalam kehidupannya.

Dalarn filsafat manusia, manusia adalah wakil Tuhan di muka bumi mi, Sebagai wakil Tuhan manusia diharapkan mampu mengimplementasikan sifat-sifat Tuhan dalam kehidupannya.

KASIMPULAN

Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Perayaan han raya nyepi merupakan suatu hari raya yang bertujuan utuk menuntun manusia kearah jalan Tuhan

2. Catur berata penyepian tidak hanya dimaknai sebagai perayaan ritual semata, melainkan harus dimaknai sebagai jalan spiritual

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Putu. 2010. Acara Agana Hindu. Sunabaya: Paramita

Subagiasta, I Ketut. 2008. Pengantar Acara Agama. Surabaya: Paramita

Arwati, Ni Made, 2008. Upacara Yadnya. Surabaya: Paramita

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kewenangan yang sudah disebutkan diatas Mahkamah Konstitusi begitu dibutuhkan oleh masyarakat terutama dalam kewenangan pengujian Undang-Undang

Setelah ujian sidang sarjana (komprehensif), apabila dinyatakan lulus, dan setelah dilakukan perbaikan seperlunya, skripsi yang telah disetujui tim pembimbing harus

Penelitian Anastasia Inggrit Nur Widayanti (2013) dengan judul “Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Menghadapi Persalinan di BPM Sang Timur Klaten Tahun 2013”

Osborn mengatakan pada Reuters Health bahwa apabila dampak melek huruf dipertimbangkan, “melek huruf adalah prediktor bermakna terhadap ketidakpatuhan, sehingga pasien dengan

Jika dari 30 soal, Ikhsan menjawab dengan benar 18 soal , 5 soal salah dan sisanya tidak dijawab, maka nilai yang diperoleh Ikhsan adalah.... Kemudian

Berbagai organ dalam tubuh menghasilkan substansi biologi yang aktif sehingga disebut hormon endokrin, disebarkan melalui aliran darah menuju tempat yang

Dari hasil penelitian ditemukan dua jenis eboni (Diospyros spp.), yaitu Diospyros maritima dan Diospyros ebenum yang tersebar di kawasan PPS Tasikoki dengan

Wawancara pada studi ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada orang-orang yang dianggap mempunyai pengaruh