• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dini Destiani Siti Fatimah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dini Destiani Siti Fatimah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Dini Destiani Siti Fatimah1, Irpan Maulana2

Jurnal Algoritma

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia Email : jurnal@sttgarut.ac.id

1

dini.dsf @sttgarut.ac.id

2

1306067@sttgarut.ac.id

AbstrakSeiring dengan kemajuan teknologi yang berjalan, dikembangkan pula sistem yang dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih spesifik, sistem ini merupakan bagian dari kercerdasan buatan atau artifical intellenge yang sering disebut sebagai sistem pakar, salah satunya dapat kita implrmentasikan di sekolah. Persoalan dalam mengahadapi permasalahan siswa di sekolah yang sering kali merugikan guru – guru maupun staf sekolah. Faktor kurangnya mengetahui cara mengatasi permasalahan siswa yang sedang menempuh pendidikan dimana ketidaksesuaian pemberian tindakan yang pantas bagi setiap siswa denganpermasalahan yang satu dengan yang masalah lain. Perancangan sistem pakar permasalahan siswa di sekolah ini bertujuan sebagai media untuk mempermudah proses penyuluhan pemberian tindakan yang tepat kepada siswa yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling atau seorang pakar. Proses perancangan ini menggunakan metode pengembangan sistem pakar dari Durkin [1] Perancangan aplikasi menggunakan berbasis Web Php sebagai flatform perancangan aplikasi berbasis desktop dan MySQL sebagai DBMS yang digunakan terintegrasi dalam aplikasi XAMMP. Serta kesimpulan sistem pakar ini dapat digunakan untuk kosultasi mengenai solusi yang dapat diambil dalam menangani siswa yang bermasalah.

Kata KunciKonsultasi, Solusi, Sistem Pakar, Durkin [1], Forward Chaining.

I. PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan teknologi yang berjalan, dikembangkan pula sistem yang dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih spesifik, sistem ini merupakan bagian dari kercerdasan buatan atau artifical intellenge yang sering disebut sebagai sistem pakar, salah satunya dapat kita implrmentasikan di sekolah.Pasal 1 ayat 4 UU RI No.20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.UU di atas mengamanatkan bahwa siswa merupakan bagian dari masyarakat yang masih memerlukan bimbingan baik secara emosional dalam menghadapi permasalahannya, untuk itu perlu penyelesaian terhadapmasalah siswayang dapat diberikan oleh guru, antara lain guru di sekolah MAN 1 Garut.

(2)

tingkat berat,agar keseragaman pemberian bimbingan terhadap siswa yang sesuai dengan aturan sekolah.

Sistem pakar merupakan alternatif penyediaan pakar terhadap masalah yang ada, di sebabkan masih sedikitnya seorang pakar yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.Agar bimbingan dan konseling dapat berjalan baik maka dapat digunakan sistem pakar.Sistem pakar ini dibuat memperhatikan dari metode perancangan sistem pakar yang digunakan oleh Purwanto [5] dengan judul “Pengembangan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Cabai”. Selama ini sistem pakar banyak digunakan untuk penanganan penyakit baik tumbuhan, maupun penyakit manusia, tetapi Sistem pakar yang kali ini akan di implementasikan terhadap permasalahan siswa di sekolah MAN 1 Garut, dikarenakan adanya kesamaan proses menyelesaian masalah yang menghasilkan sebuah solusi atau saran yang harus lakukan. Dengan demikian penelitian perancangan sistem pakar ini berjudul

“PERANCANGAN SISTEM PAKAR PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH“.

II. TINJAUANPUSTAKA

A. Sistem Pakar

Sistem pakar atau Expert Sistem merupakan bagian dari kecerdasan buatan atau Artifical Intellenge (AI) yang manasistem ini bekerja dengan menggunakan pengetahuan (knowledge), dan metode analisis yang telah didefinisikan terlebih dahulu oleh seorang pakar yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini dibuat untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan terhadap bidang yang lebih spesifik[3].

1. Antar muka pengguna (user interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi, pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memung- kinkan sistem menerima intruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan (out- put) kepada pemakai.

2. Basis Pengetahuan (KnowledgeBase)

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah di dalam domain tertentu [2] dapat juga dikatakan bahwa basis pengetahuan mengandung kaidah atau aturan pengetahuan untuk memecahkan masalah.

3. Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam me- nyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan kedalam program komputer, dalam tahap ini knowledge acquisition berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya di transfer dalam basis pengetahuan.

4. Motorinferensi (inference engine) a. Forward Chaining

Metode ini merupakan cara melacak informasi yang ada serta dengan penggabungan rule sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan pelacakan ini sangat baik karena proses yang berjalan dikerjakan secara berurutan dari awal hingga ke akhir masalah.

(3)

melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan.

Gambar2.2 Diagram Alir Teknik Penelusuran Depth FirstSearch.

B. Siswa dan Permasalahan Siswa

Permasalahan siswa yang terjadi di sebabkan oleh beberapa faktor, sehingga dapat menimbulkan permasalahan di lingkungan sekolah, faktor ini di sebabkan dari luar lingkungan sekolah.Salah satunya faktor lingkungan keluarga dan masysrakat berupa adanya ketidakharmonisan kehidupan dalam keluarga, misalnya kedua orang tua sering bertengkar atau terjadi perceraian.Selain itu juga ketidakharmonisan dapat terjadi antara saudara. Sedangkan permasalahan yang datangnya dari lingkungan masyarakat, antara lain berupa pergaulan dengan teman – teman yang kurang menyadari upaya membangun masa depan, sehingga waktu mereka sebagian besar digunakan untuk hura – hura dan membuang – buang waktu, energi, dan kesempatan. [3]. Dalamperancangansistem pakarinipermasalahan siswa yang diambil yang terjadi di sekolah secara umum yaitu sebagai berikut:

1. Berada di luar lingkungan madrasah selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung. 2. Menggunakan Hand Phone (HP) selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung. 3. Memakai gelang kalung anting, gelang kaki bagi peserta didik putra.

4. Memakai gesper ikat pinggang bentuk dan ukuran mencolok.

5. Memakai perhiasan/merias diri yang berlebihan bagi peserta didik putri. 6. Terlambat masuk sekolah berturut – turut selama 3 hari.

7. Bertato baik permanen ataupun tidak.

8. Meroko di dalam atau di luar lingkungan madrasah. 9. Mengganggu kelas lain yang sedang belajar.

10. Meninggalkan ruang belajar atau madrasah tanpa seizin guru , guru piket.

11. Dengan sengaja atau tidak sengaja mengotori merubah tata letak, merusak sarana /prasarana yang ada dalam ruangan / lingkungan madrasah.

12. Bolos.

13. Memakai jaket, switer, topi, baju bebas dan sandal selama kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar berlangsug di lingkungan madrasah.

14. Membawa senjata tajam/api, gambar porno atau benda lain yang tidak ada hubunganya dengan keperluan alat pelajaran atau dapat mengganggu kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar serta menimbulkan keributan.

(4)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang memiliki6 tahapan aktifitas untuk mencapai tujuan serta mengacu pada metode ESDLC dari Durkin [1].Metodologi penelitian ini hanya menggunakan 4 tahapan tersebut pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Metodologi ESDLC (Expert SistemDevelopment Life Cycle)

Metode penelitian menggunakan metodeExpert SistemDevelopment Life Cycle (ESDLC) dari Durkin [1].dan WorkBreakdown Structure (Dawson, 2005) untuk menggambaarkan rincian tahapan pembuatan.

A. Penilaian (Assessment)

Merupakan proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi atas permasalahan yang akan diambil. Setelah proyek pengembangan dianggap layak dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan fitur-fitur penting dan ruang lingkup proyek serta sumber daya yang dibutuhkan.Sumber pengetahuan yang diperlukan diidentifikasi dan ditentukan persyaratan- persyaratan proyek.

B. Akuisisisi Pengetahuan (Knowlage Acquisition)

Merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan yang akan dibahas dan digunakan sebagai panduan dalam pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam mendesain sistem pakar. Tahap ini meliputi studi dengan diadakannya pertemuan dengan pakar untuk membahas aspek dari permasalahan.

C. Desain

(5)

D. Pengujian

Tahap ini dimaksudkan untuk menguji apakah sistem pakar yang dibangun telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun kesesuaian kinerja sistem dengan metode penyelesaian masalah yang bersumber dari pengetahuan yang sudah didapkan. Apabila dalam tahap ini terdapat bagian yang harus dievaluasi maupun dimodifikasi maka hal tersebut harus segera dilakukan agar sistem pakar dapat berfungsi sebagaimana tujuan pengembangannya.

E. Dokumentasi

Tahap dokumentasi diperlukan untuk mengkompilasi semua informasi proyek sistem pakar ke dalam bentuk dokumen yang dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkanpengguna dan pengembang sistem. Dokumentasi tersebut menjelaskan tentang bagaimana mengoperasikan sistem, instalasi, kebutuhan minimum sistem maupun bantuan yang mungkin diperlukan oleh pengguna maupun pengembang sistem pakar. Selain hal tersebut, maka secara khusus harus juga mendokumentasikan kamus data pengetahuan maupun prosedur penelusuran masalah dalam mesin inferensinya.

F. Pemeliharaan

Setelah sistem digunakan dalam lingkungan kerja, maka selanjutnya diperlukan pemeliharaan secara berkala.Pengetahuan itu sifatnya tidak statis melainkan terus tumbuh dan berkembang.Pengetahuan dari sistem perlu diperbaharui atau disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini.

1.1 Work Breakdown Structure

Work Breakdown Structure merupakan struktur pembahasan yang menggambarkan tahapan – tahapan pengembangan sistem yang lebih rinci pada perancangan sistem pakar permasalahan siswa di sekolah MAN 1 Garut pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Work Breakdown Structure Durkin [1] Permasalahan Siswa di Sekolah

1.2 Activity Sequencing

(6)

Gambar 3.3 Activity Sequencing

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Akuisisi Pengetahuan (knowlage acquisition)

Proses Akuisisi pengetahuan mengenai permasalahan siswa di lingkungan Madrasah Aliyah Negri 1 Garut (MAN) menghasilkan data permasalahan siswa, dan solusi atau tindakan yang semestinya diberikan terhadap siswa.Permasalahan tersebut terbagi menjadi 3 jenis permasalahan ringan, sedang dan berat.

4.1.1 Diagram Pohon Permasalahan

Berikut merupakan data mengenai permasalahan siswa di sekolah yang akan dibahas pada perancangan sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Diagram pohon permasalahan siswa di sekolah

Dari gambar diagram pohon di atas permasalahan siswa di sekolah yang terdapat pada sistem pakar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data permasalahan

Kode Uraian Masalah

M.1 Berada di luar lingkungan madrasah selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung M.2 Menggunakan Hand Phone (HP) selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung. M.3 Memakai gelang kalung anting, gelang kaki bagi peserta didik putra

(7)

M.7 Bertato baik permanen ataupun tidak

M.8 Meroko di dalam atau di luar lingkungan madrasah M.9 Mengganggu kelas lain yang sedang belajar

M.10 Meninggalkan ruang belajar atau madrasah tanpa seizin guru , guru piket

M.11 Dengan sengaja atau tidak sengaja mengotori merubah tata letak, merusak sarana /prasarana yang ada dalam ruangan / lingkungan madrasah

M.12 Bolos

M.13 Memakai jaket, switer, topi, baju bebas dan sandal selama kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar berlangsug di lingkungan madrasah

M.14 C

M.15 Mengambil barang milik orang lain, secara sembunyi maupun paksaan (memalak) di dalam atau di luar madrasah

M.16

Menyimpan memiliki menggunakan dan atu menyalahgunakan serta mengedarkan minuman keras, obat-obatan terlarang/narkoba baik di lingkungan madrasah atau di luar lingkungan madrasah

M.17 Melakukan perkelahian sesame peserta didik atau dengan pihak luar yang mengakibatkan jatuhnya korban dan kerawanan sosial di madrasah dan masyarakat

Kode Uraian Masalah

M.18 Mengikuti menjadi anggota geng motor atau sejenisnya yang meresahkan masyarakat

M.19 Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma agama( asusila/porno aksi. hamil diluar nikah)

M.20 Menikah selama menempuh pendidikan di madrasah

M.21 Mengancam/menentang kepala madrasah, guru dan karyawan

4.1.2 Pohon keputusan

Sesuai dengan diagram pohon dan tabel basis pengetahuan sebelumnya, dapat dibuat diagram sebagai pencarian cara penanggulangan yang selanjutnya untuk menentukan kaidah produksi dari sistem pakar permasalahan siswa di sekolah.

(8)

V. KESIMPULAN/RINGKASAN

1. Penelitian ini telahberhasil merancang sistem pakar permasalahan siswa di sekolah

2. Sistem pakar ini dirancang untuk membantu guru dalam memberikan tindakan terhadap siswa yang bermasalah dengan metode pencarian Depth First Search dan mesin Forward Chaining. 3. Sistem pakar ini dirancang untuk memberikan konseling atas permasalahan yang dihadapi

secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Durkin, J. (1994). ExpertSystems Design and Development, New Jersey : Prentice HallInternationalInc.

[2] Kusuma dewi,S.(2003).Artificial Intellegence (Teknik dan Aplikasinya),Yogyakarta:Graha ilmu.

[3] Trisnayadi, T. (2013). Bimbingan Karir Untuk Pelajar Muslim. Jakarta: Erlangga.

[4] UU RI No.20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional (http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/upload/2016/08/UU_no_20th_2003.pdf) [5] Purwanto, T. dan Destiani, D (2015). Jurnal Algoritma. Pengembangan Sistem Pakar

Gambar

Gambar 3.1 Metodologi ESDLC ( Expert SistemDevelopment Life Cycle)
Gambar 3.2 Work Breakdown Structure Durkin [1] Permasalahan Siswa di Sekolah
Gambar 4.1 Diagram pohon permasalahan siswa di sekolah
Gambar 4.2 Diagram Pohon Keputusan

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul “Efek Anti

Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis pengalaman pribadi pada peserta didik kelas VII-A MTs Negeri Tinawas,

Fungsi ini sangat sesuai digunakan jika anda ingin mengaplikasi sesuatu format yang sama kepada beberapa teks yang terdapat dalam dokumen. Sebagai contoh anda

Selain lingkungan yang mendukung, modal lingkungan dapat juga berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

Hasil analisisnya menyatakan bahwa suhu udara dipengaruhi oleh 4 faktor gelombang yang masing-masing menyebabkan suhu udara pada hulan tertentu akan bernilai sama pada