• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pendekatan Penelitian - PENILAIAN AUTENTIK PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS VIII-4 DI MTsN 1 BLITAR TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Pendekatan Penelitian - PENILAIAN AUTENTIK PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS VIII-4 DI MTsN 1 BLITAR TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

penelitian, b) kehadiran peneliti, c) lokasi penelitian, d) sumber data, e) teknik

pengumpulan data, f) analisis data, dan g) pengecekan keabsahan temuan. Untuk

pembahasan ulasan diatas sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitia

1. Pendekatan Penelitian

Terkait dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif fenomenologi. Asal “Fenomenologi” dari

phenomenology (Inggris) dan berasal dari bahasa Yunani, Phainomenon

(tampak) dan Logos (ucapan, rasio, atau pertimbangan). Dengan demikian,

dalam arti luas, fenomenologi berarti cara pandang tentang gejala-gejala

atau hal apa saja yang tampak. Sementara dalam arti sempit, berarti ilmu

tentang fenomena-fenomena yang merupakan ciri dari kesadaran kita baik

sebagai orang awam, atau terutama bagi peneliti1.

Penelitian mengenai Penilaian autentik pembelajaran al-Qur’an Hadist

siswa kelas VIII-4 di MTs Negeri 1 Blitar ini menggunakan penelitian

kualitatif fenomenologis, dikarenakan obyek yang diamati diteliti

berlangsung dalam latar yang wajar dan bertujuan untuk mengetahui,

memahami, dan menghayati dengan seksama dan secara lebih mendalam

tentang pelaksanaan penilaian yang digunakan di MTs Negeri 1 Blitar.

(2)

Penelitian kualitatif berarti membicarakan sebuah metodologi

penelitian yang di dalamnya mencakup pandangan-pandangan filsafat

mengenal disciplined inquiry, dan mengenai realitas dari obyek yang di

studi dalam ilmu-ilmu sosial dan tingkah laku, bukan sekedar

membicarakan metode penelitian yang sifatnya lebih teknis kemetodean

dalam pekerjaan penelitian.2

Sedangkan menurut karakteristiknya, penelitian kualitatif memiliki

tiga hal pokok, sebagaimana yang dikemukakan oleh David D. William

dalam bukunya Faisal yakni: 1) Pandangan-pandangan dasar tentang sifat

realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, posibilitas penarikan

generalisasi, posibilitas dalam membangun jalinan hubungan kausal serta

peranan nilai dalam penelitian, 2) Karakteristik penelitian kualitatif itu

sendiri, 3) Proses yang diikuti untuk melaksanakan penelitian kualitatif 3.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengungkapkan gejala secara

holistik kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan

memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif

bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan

induktif .4

Menurut S. Margono bahwa “penelitian kualitatif bersifatinduktif,

artinya peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul daridata

atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dikumpulkan dengan

2Faisal Sanapiah, Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi, (Malang: YA 3, 1990). hal.01.

3Ibid., hal.17.

(3)

pengamatan secara teliti, mencakup deskripsi dalam konteks detail,

disertaicatatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis

dokumendan catatan-catatan. Pendekatan kualitatif dimulai dengan berpikir

deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian

lapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data

empiris”.5 Berarti, di lokasi penelitian terdapat berbagai ucapan dan bahasa tubuh informan, rangkaian peristiwa, berbagai sarana dan prasarana

pendidikan, berbagai dokumen yang dibuat untuk keperluan sekolah.

Dari berbagai pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

fenomena yang terjadi pada lingkungan tertentu yang mana data-data

deskriptif berupa kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah ini diperoleh

melalui orang maupun perilaku yang diamati tanpa adanya manipulasi.

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya

dengan penelitian jenis lainnya. Karakteristik penelitian kualitatif tersebut

antara lain:

a. Latar alamiah,

b. Manusia sebagai alat (instrumen), c. Metode kualitatif,

d. Analisis data secara kualitatif, e. Teori dari dasar (grounded theory),

f. Lebih mementingkan proses daripada hasil, g. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus, h. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, i. Desain yang bersifat sementara,

(4)

j. Hasil penelitian yang dirundingkan dan disepakati bersama.6

Melakukan penelitian kualitatif dalam dunia keilmuan merupakan

suatu aktivitas pengamatan (observasi) terhadap aktivitas yang diteliti dan

situasi sosial. Demikian juga bisa merupakan suatu aktivitas mewawancarai

sejumlah orang, sehingga terungkap ide dan keinginan yang ada dibalik

pernyataan dan aktivitas mereka. Di samping itu, penelitian ini juga dalam

bentuk informasi dan dokumentasi misalnya catatan sebuah organisasi.

Dalam hal ini peneliti mengamati fenomena perilaku dari orang-orang

kunci seperti para guru, dari para pimpinan, dari stakeholder seraya

mewawancarai mereka, kemudian mempersepsi makna atas suatu perilaku

juga suatu hasil wawancaradan mendiskripsikan, mencacat, menganalisis,

serta menampilkan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi dalam pelaksanaan

pembelajaran untuk menumbuhkan perilaku disiplin yang ada di sekolah

tersebut. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa kata-kata

sebagaimana termaktub dalam “ringkasan data” terlampir pada skripsi ini yang dipaparkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami,

dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data. Penelitian ini

lebih menekankan pada perilaku disiplin peserta didik pada kegiatan

pembelajaran yang diprioritaskan dalam strategi pembelajaran tematik pada

sekolah tersebut.

(5)

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research).

Penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap sebagai

pendekataan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk

mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti

berangkat kelapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau in situ. Dalam hal demikian

maka pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan-berperanserta.7

Penelitian lapangan termasuk melakukan studi kasus etnografi

pada kelompok kecil orang untuk jangka waktu tertentu. Penelitian

lapangan dimulai dengan pertanyaan yang dirumuskan secara longgar,

kemudian memiliki kelompok atau lokasi untuk penelitian, memperoleh

akses dan kemudian menerapkan peranan social dalam penataan dan mulai

melakukan observasi. Penelitian lapangan dengan teliti mengamati dan

berinteraksi dalam penataan lapangan selama beberapa bulan hingga

beberapa tahun.

Penelitian ini tidak menggadakan manipulasi atau pengubahan

pada subjek tetapi menggambarkan kondisi apa adanya. Memberi sebuah

gambaran mengenai suatu individu, keadaaan, gejala atau kelompok

tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang

penilaian autentik pembelajaran al- Qur’an hadist dalam kurikulum 2013 siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Blitar.

(6)

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti merupakan hal yang

sangat penting karena peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses

penelitian. Namun, kehadiran peneliti di sini merupakan instrumen penelitian,

yaitu sebagai alat pengumpul data. Hal ini sesuai dengan yang telah dicatat

dalam buku Pedoman Penyusunan Skripsi, bahwa:

Kehadiran peneliti, menjelaskan tentang fungsi peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif mutlak dilakukan atau diperlukan. Kehadiran peneliti harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti senagai pertisipan penuh, pengamat pertisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.8

Menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul metode penelitian

pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.9

Dicatat oleh Lexy J. Moloeng bahwa “ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen” adalah sebagai berikut:

8Tim Penyusun, Pedoman Penyusunan Skripsi, (Tulungagung: Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2015).hal. 31.

(7)

1. Responsif;

2. Dapat menyesuaikan diri; 3. Menekankan keutuhan;

4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan; 5. Memproses data secepatnya;

6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengihtisarkan; dan

7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan idiosinkratik.10

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat difahami bahwa dalam penelitian

kualitatif ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sekaligus sebagai

instrumen kunci/utama dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

Sedangkan instrumen pengumpulan data yang selain manusia, yang berbentuk

alat bantu dan dokumen-dokumen dapat pula digunakan, namun fungsinya

hanya sebagai instrumen pendukung. Oleh sebab itu, kehadiran peneliti di

lapangan dalam penelitian ini sebagai tolak ukur keberhasilan untuk

memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung

dan aktif dengan informan atau sumber data disini mutlak diperlukan.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang menjadi

alat utama adalah manusia (human tools), artinya melibatkan penelitinya

sendiri sebagai instrumen, dengan memperhatikan kemampuan peneliti dalam

hal bertanya, melacak, mengamati, memahami dan mengabstraksikan sebagai

alat penting yang tidak dapat diganti dengan cara lain.

Kehadiran peneliti merupakan key instrument. Peneliti bertindak sebagai

instrumen utama dalam pengumpulan data atau instrumen kunci. Dalam

penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan

(8)

alat pengumpul data utama, hal itu dilakukan karena jika memanfaatkan alat

yang bukan manusia maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan

penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu

hanya manusialah yang dapat berhubungan dengan informan dan yang mampu

memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan11.

Dalam penelitian ini peneliti datang langsung ke lokasi penelitian yaitu di

MTs Negeri 1 Blitar. Peneliti akan datang ke lokasi untuk melakukan

wawancara, observasi dan pengambilan data di lapangan. Untuk itu, kehadiran

peneliti sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang komprehensif dan

utuh.

C.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan sebuah

penelitian. Dicatat dalam buku Pedoman Penyusunan Skripsi, bahwa “lokasi

penelitian menjelaskan tentang identifikasi karakteristik, alasan memilih lokasi,

bagaimana peneliti memasuki wilayah lokasi tersebut”.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di MTs Negeri 1

Blitar yang beralamat di Jl. Ponpes Al- Kamal Kunir wonodadi Blitar. Peneliti

mengambil lokasi tersebut karena pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilator

belakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan, kemenarikan,

keunikan dan sesuai dengan topik dalam penelitian ini. Adapun beberapa alasan

yang cukup signifikan mengapa penelitian ini dilaksanakan pada lembaga tersebut

(9)

adalah alasan yang berkenaan dengan lokasi penelitian dan alasan yang bersifat

substantif penelitian.

Lokasi menunjukkan data-data yang unik dan menarik untuk diteliti, yaitu:

a. Madrasah tersebut merupakan lembaga pendidikan yang menerapkan

kurikulum 2013.

b. Pihak Madrasah telah menerapkan sistem penilaian yang terkontrol dan

terpadu.

c. Mengembangkan kurikulum secara berkala.

Selain itu, yang dijadikan pertimbangan pemilihan madrasah tersebut

adalah penilaian yang digunakan berorientasi ke penilaian autentik penilaian

autentik aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Selain itu dari segi

akademik merupakan salah satu madrasah yang memiliki prestasi akademik

dan non akademik yang memenuhi standar nasional.

Demikianlah alasan yang peneliti kemukakan sehingga lembaga madrasah

tersebut yang menurut peneliti unik dan menarik untuk diteliti.

D.Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong, bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Berkaitan dengan hal itu peneliti membagi jenis datanya kedalam kata-kata dan

tindakan, sumber tertulis, dan foto. Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut:

1. Kata-kata dan Tindakan

(10)

catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

2. Sumber Tertulis

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

3. Foto

Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data desktiptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif.12

Data dalam penelitian ini adalah semua data dan informasi yang

diperoleh dari para informan yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan

jelas mengenai fokus penelitian yang diteliti, yaiitu penilaian autentik

pembelajaran al-Qur’an Hadist siswa kelas VIII-4 di MTs Negeri 1 Blitar .

Selain itu diperoleh dari hasil dokumentasi yang menunjang terhadap data yang

berbentuk kata-kata tertulis maupun tindakan.

Data-data yang dikumpulkan oleh peneliti dipastikan berasal dari

sumber-sumber yang kompeten terhadap informan dari pihak-pihak lain yang

dianggap benar-benar menguasai terhadap permasalahan yang diteliti.

Informan untuk memperoleh data dalam penelitian ini meliputi:

1. Waka Kurikulum sebagai penanggung jawab koordinator evaluasi atau

penilaian.

2. Guru al-Qur’an Hadist kelas VIII MTs Negeri 1 Blitar sebagai perencana, pelaksana, dan evaluasi kegiatan pembelajaran siswa.

(11)

3. Peserta didik.

Adapun Sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data

diperoleh13. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari manusia dan non

manusia. Unsur manusia meliputi Waka Kurikulum, guru al-Qur’an Hadist

kelas VIII, peserta didik dan semua pihak yang dianggap memahami terkait

dengan obyek penelitian yang berada di MTs Negeri 1 Blitar. Sedangkan data

non manusia meliputi dokumentasi dari lokasi penelitian.

E.Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono penulis buku yang berjudul Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, bahwa “teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”.14

Dalam suatu penelitian selalu terjadi pengumpulan data. Terdapat

berbagai jenis teknik yang digunakan dalam pengumpulan data disesuaikan

dengan sifat penelitian yang dilakukan. Teknik yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data tersebut dilakukan dengan 3 (tiga) teknik, yaitu observasi

partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan rincian sebagai

berikut:

13Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.107.

(12)

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(peneliti) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (siswa dan guru)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian kualitatif,

sering menggabungkan tehnik observasi partisipasif dengan wawancara

mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview

kepada orang-orang yang ada didalamnya.15

Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua pihak, yaitu:

wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara tak struktur sering

disebut juga wawancara mendala, wawancara intensif, wawancara kualitatif,

dan wawancara terbuka (open ended interview), wawancara etnografis.

Sedangkan, wawancara terstruktur juga disebut wawancara baku

(standardized interview) yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan

sebelumnya (biasanya tertulis).16

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara tak terstruktur

atau wawancara mendalam. Dalam wawancara tak tersrtuktur ini peneliti

mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang memuat hal-hal pokok sebagai

pedoman. Hal ini dimaksud untuk mendapat data-data yang jelas dan rinci

dari fokus penelitian.

Adapun pihak yang akan di wawancarai adalah Waka Kurikulum,

guru al-Qur’an Hadist kelas VIII, peserta didik dan semua pihak yang

15Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, ..., hal. 317.

(13)

dianggap memahami terkait dengan subyek penelitian yang berada di MTs

Negeri 1 Blitar. Adapun instrumen wawancara sebagaimana terlampir.

2. Observasi Partisipan

Sebagaimana yang dikutip oleh sugiono menurut Marshall

menyatakan bahwa melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan

makna dari perilaku tersebut.17 Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun non

partisipatif (nonparticipatory) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan,

hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.18 Dengan

observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,

tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang

Nampak.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan oeh peneliti sendiri.

Macam observasi yang digunakan dalam penelitian partisipatif moderat.

Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang

dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi

partisipatifdalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semua. Observasi

dilakukan untuk mengamati kecocokan tehnik penilaian autentik yang

17Ibid., hal.309.

(14)

digunakan guru dalam menilai siswa selama berlangsung dikelas. Hal yag

perlu diamati oleh observer meliputi tehnik penilaian autentik yang

dilakukan oleh guru berkaitan dengan materi pembelajaran, keaktifan siswa

dalam belajar, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja (presentasi).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Studi dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.19

Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini peneliti menggunakan

dokumentasi berupa foto-foto pada saat siswa melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik pembelajaran

al-Qur’an Hadist dalam pembelajaran kurikulum 2013, deskripsi lokasi penelitian, sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Blitar,

visi misi dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Blitar, daftar nama

guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Blitar, dan jadwal pembelajaran di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Blitar.

Peneliti ini mengambil data dengan melalui observasi, wawancara,

dan studi dokumentasi agar saling melengkapi antara yang satu dengan yang

lain. Dengan ini bertujuan agar data-data yang diperoleh menghasilkan

temuan yang valid. Adapun pedoman dokumentasi sebagaimana terlampir.

(15)

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis

data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori.

Menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.20

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, data setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Menurut Miles dan Huberman yang diambil dari bukunya sugiono,

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data

display, dan conclusion drawing/verification. Model interaktif dalam analisis

data ditunjukkan pada gambar berikut.

(16)

Gambar 3.1 Komponen analisis data (interactive model)

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti

yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka

wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data

yang memiliki temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b. Data Display ( Penyajian Data)

Dalam penilaian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan

jenisnya dalam hal ini Miles dan Huberman “the most frequent form of

Data collection

Data display

Conclusion :

(17)

display data for qualitative research data in the past has been narrative

text”.yang paling sering digunakan untuk menyajikan data yang dalam

penilaian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/ Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan kosisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. 21

G.Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek atau memeriksa keabsahan data mengenai strategi

pembelajaran tematik dalam menumbuhkan perilaku tanggung jawab peserta

didik di lembaga tersebut berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya

ditempuh beberapa teknik keabsahan data.

Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian

Kualitatif mengatakan bahwa pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, sebagi berikut:

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan, bahwa data seputar

implementasi pembelajaran tematik dalam menumbuhkan perilaku tanggung

(18)

jawab di lembaga tersebut yang diperoleh dari beberapa sumber di lapangan

benar-benar mengandung nilai kebenaran (truth value).

Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian

Kualitatif mengatakan bahwa:

Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehinga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Untuk mencari taraf keterpercayaan penelitian ini akan ditempuh

upaya sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Dicatat oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya yang berjudul

Metodologi Penelitian Kualitatif, bahwa:

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sediri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.22

Dengan demikian peneliti terjun langsung ke lapangan dengan

waktu yang panjang tepatnya di MTs Negeri 1 Blitar. Dalam penelitian

ini, peneliti melaksanakan perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti

kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan

informan yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan

(19)

keikutsertaan ini berarti hubungan peneliti dengan informan akan

semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada

informasi yang disembunyikan lagi antara informan dengan peneliti.

Peneliti datang ke lokasi penelitian melakukan pengamatan dan

wawancara ulang kepada informan guna mendapat informasi yang lebih

valid mengenai pembelajaran tematik dalam menumbuhkan perilaku

disiplin peserta didik, walaupun peneliti sudah memperoleh data yang

cukup untuk dianalisis.

b. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian

Kualitatif mengatakan bahwa “keajegan pengamatan berarti mencari

secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan

proses analisis yang konstan atau tentatif”.23 Selanjutnya Moleong

mengatakan bahwa “ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri

-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci”.

Dengan demikian, dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan

dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor

yang menonjol dari aktifitas-aktifitas yang berlangsung di MTs Negeri 1

Blitar. Dengan penelitian ini, peneliti melakukan ketekunan pengamatan

dengan melaksanakan beberapa hal diantaranya: 1) meneliti kebenaran

(20)

dokumen yang didapatkan; 2) meneliti data yang didapatkan, baik dari

hasil wawancara mendalam, observasi partisipan, dan hasil dokumentasi;

3) mencatat dan mengumpulkan data dengan sedetail-detailnya yang

berhubungan dengan fokus penelitian ke dalam “Ringkasan Data”

sebagaimana terlampir dalam skripsi ini.

c. Triangulasi

Menurut Imam Gunawan dalam bukunya yang berjudul Metode

Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik mengatakan bahwa “triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai

sumber”.24 Menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh Moleong

dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif mengatakan bahwa:

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.25

Dengan demikian dapat dipahami bahwa triangulasi dalam

penelitian ini merupakan cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi

sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai fenomena dari penilaian

(21)

autenik guru dalam evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di MTs

Negeri 1 Blitar. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti

dapat me-rechek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan

berbagai sumber. Dengan menerapkan triangulasi untuk mengecekan

keabsahan data ini, penulis tidak melakukan wawancara mendalam hanya

dengan satu orang, akan tetapi beberapa informan. Pendapat antara

informan satu dengan informan yang lain kemudian dibandingkan,

apakah sama atau berbeda atau malah saling melengkapi. Selain

membandingkan pendapat antar informan, peneliti juga membandingkan

apa yang didapat dari para informan dengan kenyataan yang ada di

lapangan berdasarkan observasi partisipan, selain itu dari dokumen yang

telah didapat juga dibandingkan dengan para informan serta kenyataan

yang ada di lapangan.

d. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian

Kualitatif mengatakan bahwa:

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.26

Dengan demikian, pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini

merupakan hal yang bisa membantu peneliti dalam pengecekan

(22)

keabsahan data. Karena dalam pemeriksaan sejawat ini dilakukan dengan

jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya untuk melakukan diskusi

tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat

me-review persepsi pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan.

2. Keteralihan (Transferability)

Standar transferability ini merupakan pertanyaan empirik yang tidak

dapat dijawab oleh peneliti kualitatif sendiri, melainkan dijawab dan dinilai

oleh pembaca laporan penelitian. Sebagaimana yang ditulis oleh Sugiyono

dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, bahwa:

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan urian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.27

Dalam praktiknya peneliti meminta kepada beberapa rekan akademisi,

dosen, praktisi pendidikan untuk membaca draft laporan penelitian untuk

mengecek pemahaman mereka mengenai arah hasil penelitian ini. Pada

dasarnya penerapan keteralihan merupakan suatu upaya berupa uraian rinci,

penggambaran konteks tempat penelitian, hasil yang ditemukan sehingga

dapat dipahami oleh orang lain.

(23)

3. Kebergantungan (Dependability)

Teknik ini dimaksudkan untuk membuktikan hasil penelitian ini

mencerminkan kemantapan dan konsistensi dalam keseluruhan proses

penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan

maupun dalam melaporkan hasil penelitian. Menurut Sanapiah Faisal

sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, bahwa:

Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. .... Caranya dilakukanoleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan.28

Dalam teknik ini peneliti meminta beberapa nasehat atau pendapat

untuk mereview atau mengkritisi hasil penelitian ini, yang dilakukan oleh

dosen pembimbing.

4. Kepastian (Confirmability)

Standar konfirmabilitas lebih terfokus pada audit kualitas dan

kepastian hasil penelitian. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode

Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

mengatakan bahwa:

(24)

Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.29

Dalam penelitian ini dibuktikan melalui pembenaran Kepala sekolah

melalui surat izin penelitian yang diberikan dari IAIN Tulungagung kepada

Kepala MTs Negeri 1 Blitar serta bukti fisik berupa dokumentasi hasil

penelitian. Selain itu, hasil data yang diperoleh merupakan benar-benar data

dari narasumber yang dibuktikan oleh surat keterangan mengadakan

penelitian dari MTs Negeri 1 Blitar.

Gambar

Gambar 3.1 Komponen analisis data (interactive model)

Referensi

Dokumen terkait

Saran pada penelitian ini yaitu: (1) Bagi sekolah yaitu untuk mem- berikan fasilitas berupa sarana dan pra- sarana yang dapat menunjang sukses- nya proses pembelajaran

3. Kisah yang kami tangani di Padang Arafah, seorang nenek yang sudah sangat berumur mengalami demam tinggi dan dehidrasi. Sebelumnya ia memang sering batuk yang tidak

x Untuk konstruksi khusus dan tidak tercantum dalam pedoman Sederhana Pembangunan Prasarana Jalan dan jembatan untuk Perdesaan (dalam program PNPM PISEW jembatan dengan bentang

• Kedatangan penguasa kolonial tidak banyak mengubah sistem birokrasi dan adminitrasi pemerintahan yang berlaku di Indonesia, sebagai bangsa pendatang yang ingin

Cukup kamu siram kepalamu tiga kali siraman (dengan tanganmu), lalu kamu guyurkan air ke seluruh tubuhmu, maka kamupun menjadi suci."?. #

Walaupun dana proyek yang diperlukan dalam pembuatan konstruksi PLTP tergolong mahal dibandingkan dengan proyek pembuatan pembangkit energi yang lain, namun Pembangkit Listrik

Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti dan teman sejawat melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam

Saya telah mendapatkan izin-izin yang diperlukan termasuk namun tidak terbatas pada izin dari badan atau instansi dimana saya bernaung, orang tua / wali , dan / atau keluarga lainnya