• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Sem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Sem"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam ranngka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta tanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut

pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Lampiran 5,

halaman 1. Pembelajaran IPA SD kelas 4 mencakup empat kompetensi, yaitu (1)

kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) ketrampilan.

Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakulikuler, kokurikuler,

dan/atau ekstrakulikuler.

Menurut Mulyasa (2006: 180) Struktur KTSP memuat mata pelajaran, muatan

lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban, kenaikan kelas, penjurusan

dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, serta pendidikan berbasis global.

Struktur kurikulum merupakan pola dan sususnan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman dan keluasan muatan

kurikulum untuk setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan

dalam kompetensi yang harus dikuasai siswa sesuai dengan beban pelajaran yang

tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut mencakup standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan. Muatan lokal dan pengembangan diri merupakan bagian integral

dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Menurut Carin (dalam Yusuf 2007:1) menyatakan bahwa IPA sebagai produk

(2)

hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah. Hal ini

berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri dari atas kumpulan pengetahuan atau berbagai

macam fakta yang dihafal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif

menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat

direnungkan.

Mata pelajaran IPA merupakan ilmu pengetahuan disertai ketrampilan yang

harus berfikir secara logis berupa percobaan- percobaan. Ketika menerapkan

pendidikan dalam kegiatan pembelajaran adanya kesulitan- kesulitan yang dialam

peserta didik pada mata pelajaran tertentu misalnya mata pelajaran IPA yang

merupakan salah satu pelajaran wajib dan menuntut peserta didik berfikir secara

konkrit yang berdasarkan dengan alam sekitar kita. Mata pelajaran IPA juga menuntut

siswa dalam bentuk ketrampilan yang menempatkan aktivitas nyata terhadap objek

yang dipelajari dan sikap yang diperlukan ketika menyesuaikan diri terhadap

perubahan- perubahan disekelilingnya. Pada mata pelajaran IPA, pendidik ikut

menerapkan kehidupan sehari- hari yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

Sehingga peserta didik akan mengalami kesulitan memahami dan menerapkan

konsep IPA dalam bentuk fakta dan teoriyang merupakan suatu proses penemuan –

penemuan yang sistematis.

Adapun tujuan dari pembelajaran IPA di sekolah dasar, yamg tertuang dalam

KTSP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)

memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, (3) mengembangkan rasa ingin tau, sikap

positif dan kesadaram tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, tekhnologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5)

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam

(3)

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs (KTSP, 2006; 484).

Menurut Sri Sulistyorini (2007: 42) tujuan IPA disekolah dasar seperti yang

diamanatkan dalam kurikulum KTSP tidaklah hanya sekedar siswa memiliki

pemahaman tentang alam semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA siswa

juga diharapkan memiliki kemampuan, (1) Mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari- hari, (2) Mengembangkan rasa ingin tau, sikap positif dan

kesadaram tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi ketrampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

(3)meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam. Oleh karena itu IPA merupakan salah satu mata

pelajaran yang penting bagi siswa karena perannya sangat penting berguna dalam

kehidupan sehari- hari.

Mutu pelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk

mengimbangi perkembangan tekhnologi. Untuk meningkatkan mutu pada mata

pelajaran tersebut tentu banyak tantangan yang perlu dihadapi, sementara masih

banyak orang beranggapan bahwa mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang

sulit karena disertai dengan keilmiahan.

Permasalahan yang sering dihadapi dalam kegiatan pembelajaran siswa SD

adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yaitu belum mencapai KKM yang telah

ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPA, guru lebih banyak berceramah

sehingga peserta didik cepat bosan ketika mengikuti kegiatan pembelajaran maka

akan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya

hasil belajar juga terjadi pada Ulangan Harian dan ujian untuk mata pelajaran IPA

kelas 4 SD Negeri Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun

Pelajaran 2016/ 2017.

Model kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran dengan menempatkan

siswa dalam kelompok–kelompok diskusi tim asal dan tim ahli dengan memperhatikan

keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan

(4)

kemudian siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan materi atau tugas

yang dibahas, siswa menjadi pendidik sekaligus menjadi narasumber bagi anggota

kelompoknya untuk menyampaikan hasil belajar yang dilakukan.

Berdasarkan pemasalahan yang ada, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan

Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA Kelas 4 SDN Jembangan 01

Kecamatan Batangan Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017,

penyampaian guru mengenai materi pembelajaran bersifat ceramah yang terkesan

membosankan dan membuat para siswa monoton dan tidak antusias dalam mengikuti

pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru

menjelaskan siswa disuruh untuk menjawab pertanyaan di buku dari materi yang

disampaikan.

Pembelajaran berlangsung secara individu, kerja kelompok tidak diadakan.

Dari pengguanaan metode yang kurang membuat keaktifan para siswa maka muncul

beberapa permasalahan yang diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa bermain sendiri ketika gurunya menerangkan dalam kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

2. Pemahaman siswa tentang materi mata pelajaran IPA dalam materi Struktur dan

Fungsi Panca Indera masih membingungkan.

3. Hanya beberapa siswa yang aktif bertanya dan menjawab ketika guru

memberikan stimulus.

4. Pemahaman siswa tentang materi mata pelajaran IPA masih membingungkan

sehingga hasil belajar rendah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat

(5)

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil

pembelajaran IPA, KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh

pada hewan dan tumbuhan, dan KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang

bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan; KD 3.2 Membandingkan siklus

hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian dan KD

4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan

sekitarnya dan slogan upaya pelestariannya siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Tahun

Pelajaran 2016/2017?

1.4 Tujuan Penelitian

Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

hasil pembelajaran IPA, KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi

tubuh pada hewan dan tumbuhan dan 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan

tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan; KD 3.2

Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan upaya

pelestarian dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup

yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan upaya pelestariannya siswa kelas 4

SDN Jembangan 01 Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini yang dapat diambil dari pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPA, KD 3.1 Menganalisis hubungan anatar

bentuk dan fungsi tubuh pada hewan dan tumbuhan dan KD 4.1 Menyajikan laporan

hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan; KD

3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan

dengan upaya pelestarian dan 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa beberapa

jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan upaya

pelestariannya siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah

(6)

Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan

untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPA.

Manfaat Teoritis

Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan partisipasi siswa aktif untuk menanggapi dalam

pembelajaran IPA.

b. Dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA.

Bagi guru

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada guru tentang model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Memperbaiki pelajaran yang dikelola.

c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan belajar.

Bagi sekolah

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha

memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mengajar yang dilakukan oleh

guru disekolah.

b. Memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

In particular the focus will concern a book on public green, sports equipments and leisure facilities published in 1961 by architects Mario Ghio and Vittoria

Tujuan proses adalah teknik menetapkan tujuan latihan dengan fokus pada penguasaan dan pengembangan keterampilan target yang dielaborasikan menjadi beberapa perilaku

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanankan dalam tiga siklus selama 5 kali pertemuan pada pembelajaran pemahaman konsep perkembangan teknologi

dengan tepat dan benar menguraikan Root yang digunakan dalam istilah yang berkaitan dengan system otot dengan tepat dan benar menguraikan prefi yang digunakan dalam

Pada tahun 1968, dilaksanakan Rakernas yang menetapkan Puskesmas merupakan sistem pelayanan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah menjadi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SD Negeri Pranan 01 yang dilakukan dalam dua siklus dapat ditarik simpulan bahwa

[r]

Dari persoalan di atas penulis mengangkat penelitian dengan judul “SIN - KRONISASI FATWA DSN-MUI NO: 68/DSN-MUI/III/2008 TENTANG RAHN TASJILY TERHADAP PASAL 5, PASAL 7,