• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Lokasi dan Waktu Penelitian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN GAYA HIDUP LANSIA DENGAN KEJADIAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA BUKET SELAMAT KECAMATAN SUNGAI RAYA

KABUPATEN ACEH

Herlina A.N Nasution1 1

Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Bina Nusantara

ABSTRAK

Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien.Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan.

Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadiannya mei rheumatoid arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2017.

Penelitian Analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus –06 Agustus 2017. sampel adalah seluruh lansia yang berjumlah 37 orang yaitu dengan menggunakan total sampling .

Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,446dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap kejadian nyeri, Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,017 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola makan yang buru kata tidak sehat dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid, Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,014 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri. Dilihat dari hasil diatas maka dapat diharapkan Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta dapat dijadikan dasardalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

Kata Kunci : Pola Aktivitas, Pola Makan, Pola Istirahat, Kejadian Nyeri Rheumatoid Arthritis

PENDAHULUAN

Seiring dengan perekembangan IPTEK perbaikan status sosial ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan maka berdampak terhadap peningkatan populasi usia lanjut (lansia). Hal ini tergambar dari jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas terus meningkat.

Indonesia adalah termasuk Negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia atau Aging Struktured Population karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah

penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar ± 19 juta. Pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%) dengan usia lansia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71 tahun (Depkes, 2012)

(2)

terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, fisik dan psikologis lansia (Depkes, 2008). Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut adalah rheumatoid arthritis. Bahkan pada tahun 2013 rheumatoid arthritis merupakan penyakit utama dari 10 penyakit terbanyak pada lansia (Kemenkes, 2013).

Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikkan kasus rheumatoid arthritis Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikkan kasus rheumatoid arthritis terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderitarheumatoid arthritis dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012).

Berdasarkan Riset kesehatan Dasar (Riskedas) angka kejadian rheumatoid arthritis mencapai 25,8% dan terjadi peningkatan pravalensi rheumatoid arthritis dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Depkes, 2013). terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderitarheumatoid arthritis dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012).

Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien. Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya menimbulkan gangguan

kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rheumatoid arthritis tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas yang dapat menimbulkan kegagalan organ atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur. Lebih lanjut awitan keadaan ini bersifat akut dan perjalanan penyakitnya dapat ditandai olehperiode remisi (suatu periode ketika gejala penyakit berkurang atau tidak terdapat) dan eksaserbasi (suatu periode ketika gejala penyakit terjadi atau bertambah

(3)

Puspitorini (2009), juga menyatakan bahwa sesungguhnya gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan gaya hidup yang tidak sehat, dapat meyebabkan terjadinya penyakit rheumatoid arthritis. Pada studi penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor gaya hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama lansia lakilaki, kebiasaan minum kopi dan stres, merupakan faktor resiko timbulnya penyakit rheumatoid arthritis pada lansia (Fitriani, 2005).

Berdasarkan Survey Pendahuluan Pada 10 orang Lansia terdapat 6 lansia yang masih memiliki gaya hidup yang tidak baik seperti kurang beraktivitas, merokok dan kebiasaan makan-makanan yang tidak sehat dan yang tidak diperbolehkan pada pasien rematik, dan 4 lansia memiliki kebiasaan hidup yang baik seperti melakukan olahraga ringan, menjaga pola makan secara teratur.

Berdasarkan data yang ada dan meningkatnya rematik di Indonesia, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016? ”

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Gaya Hiduprheumatoid arthritisdengan Kejadian

nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Hubungan aktifitas fisik dengan kejadian nyeri rheumatoid arthritispada lansia.

b. Untuk mengetahui Hubungan pola makan dengan kejadian nyeri rheumatoid arthritispada lansia.

c. Untuk mengetahui Hubungan pola tidur dengan kejadian nyeri rheumatoid arthritispada lansia

d. Untuk mengetahui hubungan riwayat merokok dengan kejadian nyeri rheumatoid arthritispada lansia

METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan adalah penelitian Analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel ini ditentukan berdasarkan uji statistik (Kusuma. 2011). Dalam penelitian ini peneli ingin mengetahui Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada 02 Agustus s/d 06 Agustus 2016.

(4)

Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 berjumlah 37 orang

Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu peneliti mengambil semua jumlah populasi. Jumlah sampel lansia adalah 37 orang

HASIL PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis lakukan pada tanggal 02 Agustus–06 Agustus 2017 Hubungan Gaya Hidup Lansia dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis di Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 jumlah sampel yang menjadi responden yaitu 37 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan terhadap responden secara wawancara dengan mengacu pada kuesioner.

Hasil pengukuran terhadap Hubungan Gaya Hidup Lansia dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Univariat

1. Pola Aktivitas

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Aktivitas Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

No Katagori Frekuensi Persentase

1 Ada 15 40,5

2 Tidak Ada 22 59,5

Jumlah 37 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang tidak ada pola aktivitas sebanyak 22 orang (59,5%) sedangkan yang

ada pola aktivitas sebanyak 15 orang (40,5%).

2. Pola Makan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

No Katagori Frekuensi Persentase

1 Sehat 8 21,6

2 Tidak

Sehat

29 78,4

Jumlah 37 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang tidak sehat pola makan sebanyak 29 orang (78,4%) sedangkan yang sehat pola makannya sebanyak 8 orang (21,6%).

3. Pola Istirahat

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola istirahat Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

No Katagori Frekuensi Persentase

1 Terpenuhi 21 56,8

2 Tidak

terpenuhi

16 43,2

Jumlah 37 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 21 orang (56,8%) sedangkan yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 8 orang (43,2%).

4. Kejadian nyeri

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

(5)

1 Ada 19 51,4

2 Tidak ada 18 48,6

Jumlah 37 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang ada mengalami kejadian nyeri sebanyak 19 orang (51,4%) sedangkan yang tidak ada mengalami kejadian nyeri sebanyak 18 orang (48,6%). Tabel Bivariat

1. Pola aktivitas dengan Kejadian Nyeri

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Aktivitas Terhadap Kejadian Nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

No Pola

Aktivitas

Kejadian Nyeri

Jumlah Α

P Value Ada Tidak Ada

1 Ada 7 (46,7%) 8 (53,3%) 15 (100%)

0,05 0,446 2 Tidak ada 12 (54,5%) 10 (45,5%) 22 (100%)

Hubungan pola aktivitas terhadap kejadian nyeri berdasarkan hasil analisis uji chi square diperoleh bahwa ada sebanyak 37 responden yang tidak ada melakukan pola aktivitas sebanyak 22 orang (100%) yang ada memiliki kejadian nyeri sebanyak 12

responden (54,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,446 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap terhadap kejadian nyeri.

2. Pola Makan dengan Kejadian Nyeri

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Makan Terhadap Kejadian nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

no Pola Makan

Kejadian Nyeri

Jumlah Α

P Value Ada Tidak ada

1 Sehat 1 (12,5%) 7 (87,5%) 8 (100%)

0,05 0,017 2 Tidak sehat 18 (62,1%) 11 (37,9%) 29 (100%)

Hubungan pola makan terhadap kejadian nyeri berdasarkan hasil analisis uji chi square diperoleh bahwa ada sebanyak 37 responden yang tidak sehat pola makan 29 orang (100%) yang ada memiliki kejadian

(6)

dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid.

3. Pola Istirahat dengan Kejadian Hipertensi

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Istirahat Terhadap Kejadian nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

no Pola Tidur

Kejadian Nyeri

Jumlah Α

P Value Ada Tidak ada

1 terpenuhi 7 (33.3%) 14 (66,7%) 21 (100%)

0,05 0,014 2 Tidak terpenuhi 12 (75,0%) 4 (25,0%) 16 (100%)

Hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri berdasarkan hasil analisis uji chi squarediperoleh bahwa ada sebanyak 37 responden yang terpenuhi pola tidur hanya 21 orang (100%) yang tidak ada memiliki

kejadian nyeri sebanyak 14 responden (66,7%) Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,014dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri

Pembahasan

Hubungan Pola Aktivitas terhadap Kejadian nyeri Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

Berdasarkan Penelitian Mayoritas responden yang tidak ada pola aktivitas sebanyak 22 orang (59,5%) sedangkan yang ada pola aktivitas sebanyak 15 orang (40,5%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,446 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap terhadap kejadian nyeri.

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Sangat beruntung bila kita dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang positif. Kita sering tertarik dengan macam-macam aktivitas itu dan kadang-kadang ingin mengikuti semuanya

Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian nyeri sebanyak 70,4% responden yang memiliki aktivitas fisik ringan menderita Rheumatoid, sedangkan 100% responden yang beraktifitas fisik sedang tidak Rheumatoid

(7)

Asumsu peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa didapatkan tidak ada hubungan aktivitas dengan kejadian nyeri rheumatoid. Menurut peneliti dari hasil pengamatan dan wawancara kepada responden pada saat mereka melakukan aktivitas lansia tidak mengeluh nyeri dikarenakan aktivitas yang dilakukan lansia adalah aktivitas ringan tidak berat dikarenakan faktor umur yang sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas berat, jadi pada saat mereka melakukan aktivitas lansia tidak merasa nyeri.

Hubungan Pola Makan terhadap Kejadian nyeri Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

Mayoritas responden yang tidak sehat pola makan sebanyak 29 orang (78,4%) sedangkan yang sehat pola

makannya sebanyak 8 orang (21,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,017dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola makan yang buruk atau tidak sehat dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid.

Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psiologi, budaya, dan sosial. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Sediaoetama, 2006).

Penelitian ini juga mendukung penelitian oleh Festy (2010) ada hubungan pola makan dengan peningkatan asam urat pada wanita post menopouse. Penelitian lain oleh Miao (2008) menyimpulkan ada peningkatan luar biasa untuk prevalensi hyperuricemia dan asam urat, yang sangat berkorelasi dengan perkembangan ekonomi seperti yang dituturkan oleh perubahan pola makan dan gaya hidup. Penyakit pirai (gout) atau arthritis gout adalah penyakit yang

disebabkan oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubngan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) (Junaidi, 2012

Penelitian ini sejalan yang dilakukan di Puskesmas Rawat inap Banten. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel 70 responden. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pola makan dengan kejadian nyeri (r<0,05)

Penelitian Ini tidak sejalan dengan penelitian Wita di Jakarta ditunjukkan dengan p value 0,122. Hasil Penelitian memperlihattkan pola makan pada lansia berada paling banyak pada kriteria kurang yaitu sebanyak 15 responden (50,0%), dan paling sedikit berada pada kriteria sedang yaitu sebanyak 6 responden (20,0%).

Asumsi peneliti semakin sering seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein semakin tinggi pula kadar asam urat dalam darah yang dapat berakibat ke penyakit gout.

Hubungan Pola Istirahat terhadap Kejadian nyeri Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

Mayoritas responden yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 21 orang (56,8%) sedangkan yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 8 orang (43,2%).

(8)

pikiran. Tidur yang cukup di malam hari 6-8 jam akan memulihkan kelelahan sepanjang hari dan siap untuk bekerja esok hari (Muhammadun, 2010).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Junita tahun 2011 bahwa ada hubungan antara pola tidur dengan nyeri rheumatoid, beberapa orang mengalami nyeri pada penelitian tersebut disebabkan karena pengaruh umur dan pekerjaan responden yang memicu stress sehingga berpengaruh pada nyeri dan peningkatan stress itulah yang meningkatkan aktivitas saraf simpatik dan memengaruhi meningkatnya nyeri secara bertahap.

Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada hubungan pola tidur dengan kejadian nyeri ini dikarenakan lansia sering mengalami gangguan tidur dikarenakan nyeri pada waktu malam hari sehingga pola tidur lansia terganggu.Lansia sering mengalami susah tidur pada waktu malam hari sehingga dapat memperberat rasa nyeri rheumatoid pada lansia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis lakukan pada tanggal 02 Agustus–06 Agustus 2017 Hubungan Gaya Hidup Lansia dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016jumlah sampel yang menjadi responden yaitu 37 orang., maka penulis dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,446 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap terhadap kejadian nyeri. 2. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,017 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola makan yang buruk atau

tidak sehat dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid.

3. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,014dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: Bagi Peneliti

Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah, menambah wawasan dan pengalaman tentang Rheumatoid

Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengajaran sehingga mahasiswa memahami tentang bagaimana cara penanganan nyeri dan hal apa yang harus dihindari bagi pasien rheumatoid

Bagi Penelitian selanjutnya

Penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih spesifik dan komprehensif mengenai rheumatoid dan cara penanganannya

Bagi Responden

Sebagai bahan masukkan dan informasi bagi responden tentang pentingnya mempelajari gaya hidup pasien rheumatoid

Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau sumber data bagi Desa untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang nyeri kepada perawat

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, F, N. (2009). Gaya Hidup Penyakit Rheumatoid Arthritis di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

(9)

Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Junaidi, I. (2012). Rematik dan Asam urat Edisi Revisi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Misnadiarly. (2007). Rematik Asam Urat-Hiperusimia Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka Obor Populer

Mubarak. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto

Nainggolan, O. (2009). Prevalensi Rematik. Artikel Penelitian Kedokteran Indonesia, 59, 2

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry. (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktis. Edisi 4. Vol I. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS (statistical product and service solution). Yogyakarta: Media Kom

Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Riyanto, A, dan Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta

Wahyuni, D., Tjekyan, S., dan Kartisari A. (2008). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Terhadap Self Care dengan Penyakit Rematik Di Panti Tresna Werdha Warga Tama Indralaya OI. Artikel Penelitian, 40, 4

Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J. (2007). Lecture Notes Kedokteran Klinis Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Gambar

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Istirahat Terhadap Kejadian nyeri Desa

Referensi

Dokumen terkait

Bagian 1, merupakan pertanyaan mengenai tingkat kepentingan (importance) atau tingkat harapan yang diinginkan konsumen pada Rumah Makan Kangen Desa.. Setiap pertanyaan diberi

Lyubomirsky dkk (2005a) melalui studi ekperimental longitudinalnya menemukan bahwa emosi positif menyebabkan penyesuaian diri yang lebih baik dalam berbagai domain seperti

SUEZ telah bekerja sama dengan pihak berwenang lokal dalam menyediakan solusi berkelanjutan untuk air minum dan air limbah sejak 1955. 1953 1955 1957 1963

Adalah persenyawaan antara unsur-unsur logam dengan air dan hydroksil (OH); dapat ditegaskan bahwa Hydroxides dapat terbentuk melalui reaksi kimia antara oksida dan air;

Hal tersebut yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengembangkan sistem registrasi KRS yang memanfaatkan teknologi wireless yaitu teknologi J2ME, untuk memudahkan mahasiswa

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

Cilacap 15030122010749 595 EKO WIDIHARTONO SMP KRISTEN GANDRUNGMANGU Pendidikan Jasmani dan Kesehatan PENJAS.02 MENGULANG KE-1 URAIAN 90 Kab.. Gunung Kidul 15040322010431 369

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi