• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah buku matematika (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah buku matematika (1) "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

8.3 KURVA

Sebagai salah satu terapan pentinng kalkulus vector , marilah kita pelajari fakta dasar tentang kurva di dalam ruang . Pembaca akan mengetahui bahwa kurva dijumpai di dalam berbagai masalah , baik di dalam kalkulus maupun fisika , misalnya , sebagai lintasan partikel yang bergrerak . perlu dikemukakan bahwa studi tentang kurva dan permukaan di dalam ruang dengan menggunakan kalkulus merupakan suatu cabang matematika yang penting dinamakan geometri diferensial .

Jika kita menggunakan suatu sistem koordinat Kartesius , kita dapat mempresentasikan sebuah kurva C dengan suatu fungsi vektor ( gambar 182) (1) r(t) = [x(t) , y(t) , z(t)] = x(t)I + y(i)t + z(t)k ;

Untuk setiap nilai t0 dari peubah nyata t kita menghubungkannya dengan sebuah titik pada C yang mempunyai vektor posisi r(t0) , yang berarti berkoordinat x(t0), y(t0) , z(t0) .

Representasi yang berbentuk (1) dinamakan representasi parametric kurva C , dan t dinamakan parameter representasi ini . Representasi semacam ini bermanfaat dalam banyak penerapan , misalnya di dalam mekanika, dengan t menyatakan waktu .

Representasi lain bagi kurva di dalam ruang adalah (2) y = f(x) , z = g(x)

Dan

(3) F(x,y,z) = 0 , G(x,y,z ) = 0

Di dalam (2), fungsi y =f(x) merupakan proyeksi kurva tersebut ke bidang – xy , sedangkan z = g(x) dalah proyeksi kurva itu ke bidang –xz . di dalam (3) , setiap persamaan merepresentasikan suatu permukaan , dan kurva itu adalah perpotongan kedua permukaan tersebut .

(2)

Teladan 1. Garis Lurus

Sembarang garis lurus L dapat direpresentasikan dalam bentuk

(4) r(t)= a + tb = (a1 + tb1) I + (a2 + tb2 ) j + ( a3 + tb3 ) k

Atau , dalam notasi yang lain ,

r(t) = [ a1 + tb! , a2 + tb2 , a3 + tb3 ] ,

dengan a dan b adalah vektor konstanta . L melalui titik A dengan posisi r = a dan mempunyai arah (gambar 183 ) . jika b suatu vektor satuan , komponen-komponennya merupakan kosinus arah garis L , dan dalam hal ini , │t │mengukur jarak titik – titik pada L ke A . misalnya , garis lurus pada bidang-xy yang melalui A: (3,2 ) dan berkemiringan 1 adalah

r(t) = [ 3 , 2 , 0 ] + t ( 1 , 1 , 0 ] = [ 3 + t , 2 + t , o ] Teladan 2 . Elips , lingkaran

Fungsi vektor

( 5 ) r(t) = a cos t i = b sin t j

Merepresentasikan suatu elips pada bidang – xy dengan pusat di titik asal dan sumbu – sumbu utama dalam arah sumbu - x dan sumbu – y . Dan memang , karena cos2 t + sin2 t = 1 , maka kita memperoleh dari (5)

x

2

a

2

+

y

2

b

2

= 1 , z = 0 .

(3)

1

16

x

2 +

1

4

y

2

= 1 . dengan setengah sumbu – sumbunya 4 dan 2 .

Teladan 3 . Heliks melingkar

Kurva terpuntir C yang dipresentasikan oleh fungsi vektor (6) r(t) = a cos t i + a sin t j + ct k

Dinamakan heliks melingkar . Kurva ini terletak pada silinder

x

2 +

y

2 =

a

2 . Jika c > 0 , heliks itu membentuk sekrup atau uliran tangan-kanan ( gambar 184 ) . Jika c < 0 , heliks itu membentuk uliran tangan kiri ( Gambar 185 ) misalnya , heliks

r(t) = cos t i + sin t j + tk

membentuk uliran tangan – kanan , terletak pada silinder x2 + y2 = 1 dan mempunyai pitch 2π , artinya koordinat –z titik titik pada heliks yang terletak vertical di atas satu sama lain berselisih kelipatan bulat 2π .

Bagian kurva diantara dua titik pada kurva sering dinamakan busur suatu kurva . untuk kemudian kita akan menggunakan istilah yang sama “kurva” untuk menyatakan seluruh kurva maupun suatu busur kurva .

(4)

Teladan 4 . Kurva sederhana dan kurva bukan sederhana

Elips dan heliks merupakan kurva sederhana . kurva yang direpresentasikan oleh

r(t) =

r

2

¿

– 1 ) i + r 3

−1 ) j

bukanlah kurva sederhana , sebab kurva ini memiliki titik ganda dua titik asal ; titik ini padanan dua nilai t = - 1 . dapatkah anda membuat sketsanya ?

Terakhir perlu dikemukakan bahwa suatu kurva C yang sama dapat direpresentasikan oleh berbagai fungsi vektor . misalnya , jika C dinyatakan oleh (1) dan kemudian kita ambil t = h (t*) , maka kita memperoleh sebuah fungsi vektor baru ř(t*) yang juga

Merepresentasikan C , asalkan h(t*) mecakup semua nilai t yang muncul di dalam (1) . misalnya , jikaC adalah lintasan sebuah benda B yang bergerak dan t adalah waktu , penukaran parameter t = h(t*) berimplikasi bahwa gerak B berubah waktunya , namun lintasannya tetap sama .

Teladan 5 . Penukaran Parameter

Parabola y =

x

2 pada bidang –xy dapat dipresentasikan oleh fungsi vektor

r(t) = ti + t2 j (

<

t

<

¿

jika kita ambil t = -2t* , kita memperoleh representasi lain bagi parabola yang sama :

ř(t*) = r(-2t*) = -2t* + 4t* 2 j jika kita ambil t = t* 2 , kita peroleh

(5)

namun fungsi ini merepresentasikan hanya bagian parabola yang terletak didalam kuadran pertama , sebab t* 2

0

untuk semua t* .

di dalam pasal berikut , kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang kurva dengan menguak makna gemoetrik turunan suatu fungsi vektor dalam kaitan dengan tangen suatu kurva , dan dengan membahas panjang suatu kurva . ini akan mencakup pengenalan fungsi panjang busur s suatu kurva , yang ternyata merupakan suatu parameter yang sangat berguna di dalam representasi geometric .

8.4 Garis Tangen , Panjang Busur Suatu Kurva

Garis tangen sebuah kurva C dititik P dan C didefinisikan sebagai posisi limit garis lurus L yang melalui titik P dan titik lain Q pada C jika Q semakin mendekati P sepanjang kurva itu ( Gambar 187 )

Misalkan bahwa C direpresentasikan oleh sebuah fungsi vektor r(t) yang terdiferensialkan secara kontinu dengan t sembarang parameter . Jika P dan Q masing-masing adalah padanan t dan t +

∆ t

, arah L mengikuti vektor

1

Δt

+ [r(t +

Δt

) – r(t) ] .

Oleh karena itu , jika turunan vektor r yakni vektor

(1) r1 (t) =

lim

Δ→0

1

(6)

Bukan vektor nol ,ia mempunyai arah yang sama dengan garis tangen terhadap C di P . Vektor ini menunjuk kea rah naiknya nilai-nilai t , dan oleh karena itu arahnya tergantung pada orientasi kurva tersebut . vektor

r

1 dinamakan vektor tangen kurva C di P . vektor satuannya

(2) u=

1

│ r

1

r

1

Dinamakan vektor tangen satuan kurva C di P . kedua vektor r1 dan u menunjuk ke arah naiknya nilai-nilai t .

Sekarang vektor posisi sebuah titik T pada garis tangen ini merupakan jumlah vektor posisi r titik P dan sebuah vektor salam arah garis tangen itu . jadi , suatu representasi parametric bagi garis tangen itu adalah ( Gambar 188 )

(3) q(w) = r +

w r

1 ,

Dalam hal ini r dan r1 keduanya tergantung pada P dan parameter w merupakan suatu perubah nyata .

Teladan 1 . Garis tangen suatu elips

Tentukan garis tangen suatu elips

1

(7)

Jawab . r(t) = 2 cos t i + sin t j , sehingga

r

1 (t) =

¿

sin t i + cos t j , dan P merupakan padanan t =

π

/

4

, sebab 2 cos (

π

/

4

) =

2

. jadi , r1 (

π

/

4

) = [

2

,

1/

2

] , sehingga garis tangen yang dinyatakan adalah

q(w) = [

2

,

1/

√2

] + w[

√2

,

1/

2

] =

√2

(1- w ) i + (1/

2

) ( 1 + w ) j .

untuk mengecek hasilnya , buatlah sebuah sketsa elips dan garis tangen itu .

vektor tangen berguna bagi langkah kita selanjutnya , yaitu memperkenalkan dua konsep yang berkaitan , panjang I suatu kurva dan panjang busur s suatu kurva .

Panjang suatu kurva

Untuk mendefinisikan panjang sebuah kurva C , kita dapat menempuh jalan berikut. Kita siapkan ke dalam C suatu garis pattah – patah , yang terdiri atas n ruas garis , yang menghubungkan kedua titik ujung kurva C seperti ditunjukkab di dalam Gambar 189 . ini kita lakukan untuk setiap bilangan bulat positif n sedemikian rupa sehingga panjang ruas garis maksimum mendekati nol untuk n mendekati tak hingga . panjanggaris patah – patah itu dapat diperoleh berdasarkan teorema pitagoras . jika barisan panjang-panjang I1 , I2 , . . . itu konvergen , dengan limit I , maka C dikatakan terektifikasi atau mempunyai panjang (rectifiable ) , dan I adalah panjang kurva C

Jika c dapat direpresentasikan oleh sebuah fungsi vektor

r = r(t) (a

t

b ) ,

(8)

(4) I =

ditemukan dalam Acuan [B6] di dalam Apendiks 1 . secara umum , perhitungan dengan menggunakan (4) biasanya sulit .

Fungsi s(t) ini dinamakan fungsi panjang busur atau , singkatnya , panjang busur kurva C .

Dari pembahasan kita , secara geometris bahwa , untuk suatu nilai tertentu t = t0 a , panjang busur s( t0¿ adalah panjang bagian kurva C antara titik padanan t = a dengan titik padanan t= t0 . untuk t= t0 < a , kita memperoleh s( t0¿ < 0 , sehingga panjangnya adalah - s( t0¿ .

Kosnstanta a di dalam (5) dapat diganti dengan kosntanta lain ; artinya titik pada kurva padanan yang membuat s = 0 dapat dipilih sekehendak kita . arah naiknya nilai – nilai s dinamakan arah positif pada C ; dengan cara ini setiap representasi r(s) atau r(t) bagi C mendefinisakan orientasi tertentu bagi C jelaslah , ada dua cara untuk mengorientasikan C ; dan kiranya tidak sukar untuk melihat bahwa pengubahan dari orientasi yang satu ke orientasi lawannya dapat diperoleh melalui suatu transformasi , yang turunnya sangat negative , terhadap parameternya . Dari (5) kita memperoleh melalui pendiferensialan dan pengkuadratan

(9)

Dan parametric suatu kurva. Sebagai akan kita lihat , ini akan menyederhanakan berbagai rumus .

Sebagai kasus pertama yang penting , akan kita perlihatkan bahwa penggunaan s menyederhanakan rumus (2) bagi vektor tangen satuan :

(9) u(s) =

r

1

(

s

)

Dengan mudah ini dapat diperoleh dari (8) dengan t = s karena ds/ds = 1 .

(10)

r*(s) = r (

s

a

2

+

c

2 ) = a cos

s

a

2

+

c

2 i + a sin

s

a

2

+

c

2 j +

c s

a

2

+

c

2 k .

dengan mengambil c = 0 , kita memperoleh t = s/a dan representasi

r (

s

a

) = a cos

s

a

i + a sin

s

a

j .

bagi lingkaran berjari-jari a . orientasi lingkaran ini berlawanan arah dengan gerak jarum jam , yang sejalan dengan naiknya nilai-nilai s . dengan mengambil s = -s* dan dengan menggunakan rumus- rumus cos

(-

α

)

cos

α

dan sin

(-α

¿

= sin

α

, kita memperoleh

r (

s

a

¿

¿

) = a cos

s

a

¿

¿

i – a sin

s

a

¿

¿

j;

Gambar

Gambar 189 . ini kita lakukan untuk setiap bilangan bulat positif n sedemikian rupa

Referensi

Dokumen terkait

Konfrontasi dengan Malaysia disebabkan karena adanya anggapan Indonesia mengenai pembentukan federasi Malaysia sebagai negara boneka bentukan Inggris. Akibatnya,

Jakarta: Diterbitkan atas kerja sama AIPI dan LIPI dengan Gramedia.. Jurnal

Di kota padat seperti Tokyo dimana suami-istri benar-benar harus bekerja keras untuk membiayai hidup, bahkan untuk mempunyai anak saja tidak ada waktu, mengurus

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien, ditemukan adanya masalah keluarga yaitu kurangnya komunikasi dan tampak keterbukaan sosial

Pirous (2003:162) mengatakan bahwa kajian konsep penciptaan sangat jarang dilakukan padahal sangat penting dalam membukakan prospek pemikiran baru bagi ilmu pengetahuan

Status Pelabuhan yaitu Pelabuhan Umum yang diusahakan, Terbuka untuk perdagangan luar negeri, Status Wajib pandu, Kelas Pelabuhan adalah Pelabuhan Kelas IV di

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2 dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus s.d. Kegiatan PPL 2 merupakan kegiatan praktik mengajar secara langsung, terbimbing dan

Berdasarkan hasil pemetaan keberadaan tikus dalam rumah, kondisi tempat sampah bahwa keberadaan tikus di dalam rumah paling banyak di RT 05 dan kondisi tempat