MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AUDIT SISTEM INFOMASI MANAJEMEN
DisusununtukMemenuhiTugas Mata KuliahSistem Informasi Manajemen yang dibimbingolehIbu Siti Masrohatin, MM,
Disusun oleh :
1. Fitri Febrianti (E20151012)
2. Nur Affah (E20151015)
3. Anisa Ainur Rohma (E20151022) 4. Bahruddin Nur Salam (E20151035)
5. Yoga Pangestu (E201510)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM PRODI PERBANKAN SYARI’AH
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Audit Sistem Informasi Manajemen”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan sahabat-sahabat serta para pengikutnya.
Atas kekompakan kelompok 9 dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan semoga ide yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Ibu Siti Masrohatin, MM,
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untu itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhinya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan milik Allah SWT semata.
05 Mei 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan masalah ... 1
C. Tujuan masalah ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
A. Pengertian Audit SIM... 2
B. Tujuan Audit SIM... 2
C. Macam-macam Audit SIM... 4
BAB III PENUTUP ... 19
A. Kesimpulan ... 19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat, pesaing yang ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan penggunaan tekhnologi mutakhir yang kuat dan handal. Dalam konteks ini keberhasilan organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam men dapatkan tekhnologi informasi secara optimal. Sukses auditor internal sangat tergantung kepada kemampuan menyumbang nilai terhadap organisasi melalui pemanfaatan tekhnologi informasi secara efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Audit SIM? 2. Apa tujuan dari adanya Audit SIM?
3. Apa saja macam-macam dari Audit SIM? C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan dapat mendeskripsikan pengertian Audit SIM 2. Mengetahui tujuan dari Audit SIM
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian audit SIM
Audit Sistem Informasi menurut Ron Weber (1999,10) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai. Semua aktiva dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektivitas dan efsiensi penyelenggaraan sistem berbasis komputer.
B. Tujuan dari audit SIM
Tujuan audit sistem informasi dapat dikelompokkan dalam dua aspek utama,
a) Conformance (Kesesuaian) pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu: confidentiality (kerahasiaan), integrity (integritas), availability (ketersdiaan) dan compliance (kepatuhan).
b) Performance (kinerja) pada kelompok tujuan audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu efectiveness (efektiftas), efficiency (efsiensi), reliability (keandalan).
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber yaitu:
1. Mengamankan Asset
keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), fle data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dengan aktiva-aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi fle data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diortorisasi.
2. Menjaga Integritas Data
Menjaga integritas data, inegritas datamerupkan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
3. Menjaga Efektivitas Sistem
mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusan. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambilan keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan, harus ditingkatkan atau perlu dimodifkasi, atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya. Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem (sytem design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikankebutuhannya. Jika sistem bersifst komplek dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rangcangan sistem sesuai dengan kebutuhan user. Melihat seperti ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.
4. Mencapai Efsiensi Sumberdaya
Mencapai efsiensi sumberdaya, suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efsien jika ia menggunakan sunberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataanya, sistem informasi mrnggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu beberapa kandidat sistem (system alternatif) harus berkompetensi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.
C. Macam-macam Audit SIM
Adapun mancam-macam Audit SIM, yaitu:
1. Audit organisasi satuan kerja pengolahan data
Unit SBU karena peranannya selaku profit centers, sedangkan satuan-satuan kerja pelaksana tugas pendukung termasuk satuan pengolahan data tidak, karena tidak memberikan kontribusi langsung kepada perolehan laba atau keuntungan. Pandangan dikotomis ini sesungguhnya tidak tepat. Bahkan dapat dikatakan salah karena sesungguhnya semua satuan kerja dalam organisasi harus diberi kesempatan untuk memainkan peranan strategis dalam rangka pencapaian tujuan. Pernyataan ini terbukti dengan penekanan kuat pada pentingnya penerapan prinsip sinerji dalam menjalankan roda organisasi. Kedua: Manajer tertinggi dalam lingkungan satuan kerja pengolah data mutlak perlu mengetahui berbagai keputusan strategis yang diambil oleh manajemen puncak memahami latar belakang keputusan tersebut, bahkan diharapkan turut berperan dalam mengabil keputusan tersebut. Dengan demikian, manajer satuan pengolahan data mengetahui langkah-langkah tindak lanjut apa yang akan ditempuh oleh para manajer yang lebih rendah sebagai rincian dan operasinalisasi keputusan strategis tersebut. Dengan demikian, manajer satuan kerja pengolah data dengan cepat dan tepat dapat mengidentifkasi dat yang perlu dikumpulkan da diolah menjadi informasi. Ketiga: Dengan statusnya yang tinggi dan pengetahuan tetang implikasi berbagai keputusan yang diambil, para pemimpin berbagai komponen dan satuan kerja dalam lingkungan organisasi akan bersikap terbuka, artinya bersedia memberikan berbagai data yang diperlukan untuk diolah.
perangkat lunak, pengembangan sistem dan pengawasannya serta distribusi informasi memerlukan pelembagaan. Berarti bahwa jumlah manajer dan para pekerja otak (knowledge workers) dalam lingkungan satuan kerja pengolahan data tersebut tidak akan sama untuk semua jenis organisasi.
Yang akan kalah pentingnya untuk diperhatikan ialah pola pengambilan keputusan yang berlaku dalam organisasi. Tergantung pada gaya manajerial yang dominan dalam penerapannya, ada pola pengambilan keputusan yang sifatnya sentralistik, akan tetapi ada pula yang bersifat desentralistik. Meski pun benar bahwa dengan makin menyebarnya ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak dalam organisasi, berkat kehadiran berbagai jenis komputer mikro, komputer mini, dan bahkan komputer nano yang salah satu implikasinya ialah makin banyak orang yang mempunyai akses langsung terhadap teknologi informasi, kenyataan tetap menunjukkan bahwa selalu ada manajemen puncak yang terus memperhatikan pengunaan pola penganbilan keputusan yang sifatnya sentralistik. Logisnya dalam situasi terjadinya proliferasi (penyebaran) saranan pengolahan data, pola desentralistiklah yang sesungguhnya lebih tepat digunakan. Jika pola yang sentralistik tetap diterapkan, hal demikian bisa saja terjadi karena flsafat manajerial yang dianut oleh manajemen puncak ataupun karena gaya kepemimpinannya yang cenderung bersifat otokratik.
organisasi. Artinya dengan penggunan struktur organisasi yang tepat, satuan kerja pengolahan data akan mampu bekerja dengan tingkat efsiensi, efektivitas, dan produktiftas yang setinggi mungkin. Agar sasaran efsiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja tersebut dapat dicapai, audit manajemen pengolahan data harus pula memahami struktur organisasi perusahaan sebagai keseluruhan termasuk stratifkasi atau jenjang pengambilan keputusan yang harus didukung oleh satuan kerja pengolah data.
2. Audit Proses Pengolahan Data
Pengolahan dat pada dasarnya terdiri dari empat langkah utama, yaitu pengumpulan data, analisis data, penyimpanan data, penyimpanan informasi sebagai hasil olahan, dan penelusuran untuk digunakan.
a. Pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data sesungguhnya bermula dari identifkasi kebutuhan informasi dalam lingkungan data seluruh jajaran organisasi. Telah dimaklumi bahwa data merupakan bahan mentah atau bahan baku yang diolah lebih lanjut sehingga bentuknya berubah menjadi informasi. Unit pengolahan data hanya mampu menghasilkan informasi yang bermutu tinggi dan sesuai dengan kebutuhan organisasi apabila data yang dikumpulkan dan diolah juga tinggi mutunya. Oleh karena itu, segala upaya harus ditempuh untuk menjamin bahwa data yang terkumpul untuk diolah memang bermutu tinggi.
Sumber Data Internal. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa secara internal, semua komponen organisasi dalam arti berbagai satuan kerja dan bidang-bidang fungsional dapat menjadi sumber data. Suatu hal yang sangat penting didasari oleh pengolahan data dan sumber data internal ialah bahwa hubungan yang harus dibina antara kedua belah pihak bersifat simbiosis mutualis. Artinya, sumber data harus terbuka terhadap para pengolahan data dan dengan demikian bersedia memberikan data yang dimintanya untuk diolah lebih lanjut. Hanya dengan sifat keterbukaan itulah satuan kerja pengolah data dapat memberikan dukungan informasi yang diperlukan oleh berbagai satuan kerja lainnya dalam menyelenggarakan fungsi dan aktivitasnya, khususnya dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya, satuan kerja pengolah data harus mampu memberikan dukungan informasi yang diperlukan oleh berbagai satuan kerja dan komponen dalam organisasi.
Audit manajemen pengolahan data perlu meneliti hubungan timbal-balik seperti itu telah terbina atau tidak. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk penelitian tersebut antara lain adalah wawancara dan kuesioner.
Sumber Data Eksternal. Dapat dipastikan bahwa suatu organisasi memerlukan aneka ragam data dari sumber-sumber eksternal. Pemilikan berbagai data tersebut sangat penting karena dapat mencerminkan situasi lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang pada umumnya tidak berada pada posisi statis melainkan dinamis dan bahkan “cair”. Karena keanekaragaman data yang diperlukan, sumbernya pun pasti banyak. Contoh-contoh data yang perlu dikumpulakan dan diidentifkasi sumbernya adalah sebagai berikut:
perdagangan, dapat diperoleh dari berbagai instansi pemerintah yang secara fungsional bertanggung jawab untuk bidang-bidang tersebut.
2. Data di bidang ekonomi, seperti arah perkembangan industri, neraca perdagangan, situasi pasar untuk prosuk tertentu, kondisi persaingan baik domestik, regional maupun global dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain kamar dagang dan industri, asosiasi perusahaan sejenis dan lembaga penelitian di lingkungan perguruan tinggi.
3. Data tentang pasar modal, jumlah uang yang beredar, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat dan laju inflasi, dan data-data di bidang keuangan lainnya dapat diperoleh dari bank sentral, bursa efek, berbagai lembaga keungan, instansi yang menangani statistik perekonomian nasional, dan perguruan tinggi.
4. Data di bidang permodalan yang sumbernya adalah keuangan dan perbankan, diperlukan oleh organisasi karena sangat mungkin organisasi, khususnya organisasi bisnis akan mencari modal tambahan baik untuk kepentingan investasi maupun untuk kepentingan operasional.
5. Data di bidang ketenagakerjaan dengan berbagai aspeknya, seperti tingkat pengangguran, kondisi pasaran kerja, tingkat-tingkat upah dan gaji berbagai kategori pekerja, komposisi tenaga kerja termasuk wanita karier anak-anak dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti departemen yang menangani ketenagakerjaan secara nasional, kamar dagang dan industri, serikat pekerja, dan asosiasi perusahaan sejenis.
belum tetapi berpotensi menjadi pemasok bahan yang diperlukan.
7. Data yang tidak kurang pentingnya untuk dimiliki oleh suatu perusahaan adalah data tentang konsumen, pelanggan atau pengguna produk perusahaan yang bersangkutan. Kenyataan menunjukkan bahwa selalu terjadi perubahan perilaku konsumen atau pelanggan atau nasabah. Perubahan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat pedidikan, peningkatan kesejahteraan, peningkatan penghasilan, karna tersedianya produk lain sejenis yang dipandang lebih baik misalnya dari segi mutu dan harga atau karna tersedianya produk substitusi yang manfaatnya dinilai sama dengan produk yang sudah biasa digunakannya. Juga mungkin karna dipasar tersedia produk yang dipandang sedang trendy, yang sering mempunyai dampak kuat terhadap “selera” konsumen mengingat sifat latah manusia. Data tentang perilaku dan preferensi para konsumen tersebut perlu dimiliki agar perusahaan dapat melakukan rancang bangun kembali produknya dengan dua maksud utama, yaitu: (a) agar konsumen lama tetap loyal kepada produk perusahaan yang selama ini sudah disenanginya, dan (b) agar produk tersebut mempunyai daya tarik bagi para konsumen baru.
Audit manajemen pengolahan data harus bisa mengungkapkan situasi yang sebenarnya dalam arti apakah semua sumber yang seharusnya digarap telah digarap dengan baik atau tidak. Jika tidak, penting untuk mengidentifkasi faktor-faktor penyebabnya dan memberikan saran kepada manajemen tentang cara-cara yang mungkin ditempuh untuk mengatasinya.
Data dikatakan bahwa analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan pengolahan data. Ini karna, data hanya merupakan bahan mentah atau bahan baku yang tidak mempunyai nilai intrinsik sebagai instrumen pendukung dalam menjalankan berbagai kegiatan manajerial, terutama dalam pengambilan keputusan. Yang mempunyai nilai intrinsik hanyalah informasi. Salah satu tugas pokok satuan kerja pengolah data adalah untuk menjamin bahwa bahan yang disampaikannya kepada manajemen, baik manajemen puncak maupun manajemen berbagai bidang fungsional harus berupa informasi.
Dengan perkataan lain kegiatan analisis data dimaksudkan untuk mengubah data menjadi informasi yang siap pakai bagi orang lain dalam organisasi atau perubahan. Dalam hal ini ada tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian.
Pertama: Telah pernah disinggung dalam buku ini bahwa informasi yang dapat mengambil berbagai bentuk seperti fakta yang dinyatakan secara tertulis, angka-angka, bagan, grafk, dan gambar harus memiliki ciri-ciri kemutakhiran, kelengkapan, keandalan, akurasi, dan dapat dipercaya. Informasi haruslah faktual sehingga tidak bisa lagi diinterpretasikan oleh seseorang subjektif. Selama sesuatu masih mungkin diinterpretasikan dengan cara yang berbeda sehingga mempunyai makna yang berlainan, sesuatu itu masih berupa data yang perlu diolah terlebih lanjut.
diperolehnya pun akan berbeda dengan satuan kerja yang memiliki misi dan fungsi yang berlainan. Misalnya, informasi tentang pemasok mempunyai implikasi tertentu bagi satuan kerja yang menangani produksi, dan berlainan apabila dibandingkan dengan implikasinya bagi satuan kerja yang menangani pembelian. Disamping itu, para analisis data harus mengetahui untuk apa informasi tersebut dipergunakan. Ada informasi yang mungkin hanya untuk sekedar diketahui. Ada informasi yang segera akan digunakan untuk mengambil keputusan, baik yang sifatnya rutin maupun non rutin. Tidak mustahil ada pihak dalam organisasi yang merasa perlu memiliki informasi tertentu, meskipun tidak akan segera digunakannya, akan tetapi harus tersedia setiap waktu informasi tersebut diperlukan, just in case.
Ketiga: Ada informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak tertentu dalam organisasi sebagai bahan yang karena pertimbangan tertentu masih memerlukan pengolahan atau analisis labih lanjut.
Audit atas analisis data bertujuan untuk mengetahui apakah informasi yang dihasilkan memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang memerlukannya atau tidak. Dengan perkataan lain untuk melihat apakah ciri-ciri yang disinggung dimuka terpenuhi atau tidak termasuk ketepatan waktu penyampaiannya kepada yang berkepentingan.
c. Penyimpanan Informasi
Sebagai bagian integral dari proses pengolahan data, penyimpanan informasi penting karna paling sedikit empat pertimbangan utama, yaitu keamanan informasi, kerahasiaan informasi, biaya penyimpanan informasi, dan akses terhadap informasi jika diperlukan.
karena bahaya kebakaran dan kebanjiran karena tempat penyimpanan tidak tepat, dan (b) kemungkinan dicuri oleh orang atau pihak yang sebenarnya tidak berhak memiliki informasi tersebut. Pencurian informasi dapat dilakukan oleh “orang-orang dalam” terutama apabila informasi tersebut dapat dijualnya kepada orang atau pihak lain, seperti kepada pesaing, dalam hal adanya terobosan baru atau desain produk baru, akan tetapi dapat pula dilakukan oleh organisasi atau perusahaan lain yang ingin memiliki informasi tersebut. Oleh karna itu, keamanan informasi menjadi sangat penting karena biasanya terobosan atau desain produk baru hanya tercipta setelah dilakukan penelitian dan pegembangan yang memakan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Organisasi atau perusahaan yang berhasil melakukan terobosan dan desain baru itu sangat mungkin meraih keunggulan komparatif. Itulah sebabnya pencurian informasi bukannya mustahil terjadi. Bahwa suatu organisasi atau perusahaan melakukan kegiatan “intelegens” kiranya sudah merupakan rahasia umum.
Kerahasiaan Informasi. Berkaitan erat dengan keamanan informasi ialah kerahasiaannya. Semua organisasi memiliki informasi yang dipandang bersifat “rahasia”. Informasi tentang hasil penelitian dan pengembangan, informasi tentang desain produk, informasi tentang volume produksi, informasi penjualan, dan informasi keuangan adalah beberapa di antaranya. Segala upaya harus dilakukan untuk menjamin bahwa informasi tersebut jatuh ke tangan orang atau pihak yang tidak berhak.
organisasi maupun yang disengaja dikumpulkan untuk kepentingan organisasi di masa depan. Oleh karena itu, manajemen harus secara teliti memilih sarana penyimpanan informasi. Sesungguhnya peningkatan efsiensi penyimpanan informasi tidak terlalu sulit dilakukan karena banyak jenis produk yang dapat digunakan sebagai sarana penyimpanan informasi seperti hard disc yang memang sudah “dipasang” dalam komputer, floppy disc atau disket, microfilm, punched cards, dan kertas. Pengalaman menunjukkan bahwa alat penyimpanan di atas kertas dewasa ini semakin berkurang penggunaannya, bukan hanya karena ruang penyimpanan yang besar akan tetapi juga karena faktor keamanan dan kerahasiaan informasi.
Audit atas penyimpanan informasi bertujuan untuk memilih teknologi tepat guna dalam rangka menghemat biaya penyimpanan.
informasi. Oleh karena itu harus diciptakan sistem yang andal untuk mengakses data. Kedua: Sistem mengakses informasi harus pula mengandung jaminan bahwa informasi tidak mungkin atau sangat sukit diakses oleh mereka yang tidak berhak. Salah satu cara yang biasanya ditempuh untuk membatasi akses tersebut ialah dengan menyatakan wilayah tempat penyimpanan informasi sebagai wilayah “tertutup” (restriced area) yang tidak boleh dimasuki oleh mereka yang tidak berhak atau hanya boleh dimasuki dengan izin khusus misalnya dengan menggunakan tanda pengenal tertentu dan selalu disertai oleh petugas yang bertanggung jawab untuk menjaga ruangan tersebut.
Demikian pentingnya pengamanan terhadap akses informasi sehingga selalu menjadi salah satu objek audit pengolahan data. Hal ini karena suatu organisasi atau perusahaan dapat menderita kerugian yang besar apabila sampai terjadi pencurian informasi oleh pihak lain. Dengan perkataan lain, upaya menciptakan informasi yang memenuhi kebutuhan informasi bukanlah tanpa biaya. Karena sifatnya yang sudah “siap pakai” informasi yang diambil oleh pihak lain tidak lagi harus mengeluarkan biaya untuk memperoleh informasi tersebut. Bukan hanya itu, informasi perusahaan yang sesungguhnya bersifat “rahasia” memungkinkan pihak lain seperti pesaing mengetahui langkah-langkah strategis apa yang akan diambil oleh perusahaan di masa depan dan dengan demikian dapat “mendahului” perusahaan tersebut mengambil langkah dimaksud dan memetik keuntungan yang besar dari padanya. Misalnya dalam meluncurkan dan memasarkan produk baru.
harus pula mampu memberikan saran-saran untuk mengatasinya.
3. Audit Perangkat Keras
Komponen yang sangat penting dalam pengolahan data secara elektronik ialah perangkat keras (hardware). Telah diketahui secara meluas bahwa industri teknologi informasi telah berhasil memproduksikan aneka ragam perangkat keras atau komputer. Ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang seperti merknya, reputasi produsennya, ukurannya, kemampuannya, kecepatan kerjanya, mutunya, harganya, distributor atau agen penjualannya, dukungan suku cadang, dukungan pemeliharaan, dukungan pelatihan bagi pengguna, dan pelayanan purna jualnya.
Kecenderungan demikian semakin menonjol karena manajemen puncak tampaknya semakin menadari bahwa efsiensi, efektivitas, dan produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan memberikan kebebasan dan “otonomi” yang semakin besar kepada para manajer yang lebih rendah untuk mengambil keputusan sesuai dengan tuntutan kondisi dan situasi di lapangan.
kelebihannya ialah bahwa perangkat keras yang dibeli bukan hanya sesuai dengan preferensi pengguna, akan tetapi juga sesuai dengan keterampilan pemakai yang mungkin tidak atau kurang memahami segi trknologi perangkat keras tersebut.
Singkatnya, audit perangkat keras bertujuan untuk menjamin bahwa (a) konfgurasi perangkat keras yang dimiliki perusahaan sesuai dengan kebutuhan informasi, baik untuk kepentingan rutin maupun nonrutin, (b) aspek psikologis penggunaan teknologi informasi diperhitungkan dengan matang, khususnya aspek pemberian kesempatan pada para manajer eselon bawahan untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, (c) perusahaan telah mempertimbangkan Kenyataan bahwa usia satu “generasi” perangkat keras relatif makin pendek, (d) pengoperasian perangkat keras tersebut didukung oleh para pekerja otak (brainware) yang memenuhi kualifkasi yang diperlukan sehingga baerbagai komponen perusahaan, dan (e) biaya pengadaan dan pemeliharaannya sudah merupakan beban yang paling ringan sehingga tidak sulit bagi perusahaan untuk memikulnya.
4. Audit Perangkat Lunak
Pentingnya perangkat lunak dalam keseluruhan proses pengolahan data secara elektronik terlihat jelas pada kenyataan bahwa secanggih apa pun perangkat keras yang dimiliki oleh satu perusahaan, manfaat kecanggihan tersebut hanya dapat dipetik secara maksimal apabila disertai oleh perangkat lunak yang sesuai. Inti dari seluruh perangkat lunak ialah program atau intruksi yang diberikan oleh programmer kepada computer untuk melakukan “pekerjaan” tertentu.
memungkinkan berbagai penggunaan perangkat keras tersebut. Telah umum diketahui bahwa salah satu bidang industri yang berkembang dengan sangat pesat sekarang ini adalah industri perangkat lunak. Telah dimaklumi pula bahwa ada perangkat lunak yang diciptakan oleh perusahaan yang menghasilkan perangkat keras, tetapi banyak jenis perangkat lunak yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang tersebut. Jika perangkat lunak tertentu dihasilkan oleh perusahaan produsen perangkat keras, perangkat lunak tersebut biasanya digunakan untuk mengoperasikan perangkat keras yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama. Akan tetapi, jika perangkat lunak tertentu dihasilkan oleh perusahaan yang bergerak khusus dalam bidang itu, produk tersebut biasanya bersifat compatible dalam arti dapat digunakan oleh berbagai perangkat keras lain, tidak terikat kepada merk atau perusahaan produsennya. Hasil ciptaan perangkat lunak tersebut terwujud antara lain dalam makin banyaknya “bahasa” computer yang dewasa ini makin wudah memperolehnya sehingga penggunaannya tidak lagi terbatas pada aplikasi yang sifatnya konvensional seperti hitung menghitung, penyediaan data statistik, dan aplikasi lain yang sejenis, akan tetapi juga untuk aplikasi lain yang jauh lebih canggih, seperti dengan produk baru, kepentingan komunikasi, mengakses informasi di Internet, dan untuk kepentingan multimedia. Singkatnya untuk aplikasi yang dapat dikatakan tidak lagi terbatas.
perusahaan diciptakan sendiri secara intern, ataukah diperoleh dengan jalan membelinya dari pihak lain atau vendor tertentu. Jika perangkat lunak itu dibeli dari pihak lain atau dari vendor, norma-norma moral dan etika menuntut agar pihak lain atau vendor tersebut adalah perusahaan yang bonafide dan tidak menjual sebuah produk bajakan. Memang benar bahwa produk bajakan mempunyai kemampuan yang sama dengan aslinya dan harganya pun jauh lebih murah. Akan tetapi pembajaknya melanggar “hak cipta” (intellectual property rights) dari pemiliknya yang sah dan dengan demikian merupakan tindakan yang tidak etis apabila perusahaan tertentu membeli dan menggunakan hasil bajakan tersebut. Audit harus mampu menemukan fakta tentang hal ini dan apabila terjadi, menyarankan kepada manajemen puncak agar hal tersebut tidak terulang lagi.
5. Audit Pekerja Otak (Brainware)
Telah diketahui secara umum bahwa peranan para pekerja otak (brainware) atau unsur manusia dalam pengolahan data tidak hanya bersifat strategis, akan tetapi sangat dominan dan menentukan. Secanggih apa pun perangkat keras yang tersedia, semutakhir apa pun perangkat lunak yang ada dan kebutuhan akan informasi apa pun yang akan timbul dan harus dipenuhi, pada analisi terakhir semuanya tergantung pada unsur manusianya.
jabatan seperti: (a) mereka yang menduduki berbagai jabatan manajerial dalam satuan kerja pengolahan data, (b) pengembangan system, (c) analisis system, (d) pemrogram (programmer), (e) pimpinan proyek, (f) pengawas dan pengendali system, dan (g) operator mesin-mesin computer dan perangkat keras lainnya.
Sesungguhnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pekerja otak ini jauh lebih berat dibandingkan dengan karyawan lain dalam perusahaan. Dikatakan demikian karena selaku pengolah data dan penyedia informasi bagi seluruh perusahaan, pekerja otak dituntut memahami dengan tepat seluk-beluk perusahaan, seperti yang menyangkut (a) sector industri dimana perusahaan bergerak, (b) sejarah perusahaan, (c) struktur organisasi perusahaan, (d) kultur organisasi, (e) flsafat perusahaan, (f) orientasi perusahaan, (g) produk perusahaan baik dalam arti hanya menghasilkan satu produk unggulan atau menempuh kebijaksanaan diverifkasi produk, (h) proses produksi yang harus dipakai, (i) pangsa pasar yang telah dan ingin dikuasai, (j) segmen pasar yang sudah dan mau dimasuki, (k) pemasok bahan mentah atau bahan baku, (l) sifat persaingan yang dihadapi, dan (m) pihakpihak yang berkepentingan, termasuk pemilik modal, pemilik saham, manajer, pemerintah, dan karyawan. Singkatnya, pengenalan yang tepat tentang seluruh seluk-beluk perusahaan. Pengenalan ini mutlak perlu karena dengan demikian mereka akan mengetahui kebutuhan informasi yang harus dipenuhi dan sumber data internal dan eksternal yang perlu digarap.
bahwa manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan harus mengambil semua langkah dalam bidang fungsional yang penting ini secara tepat. Berarti semua fungsi manajemen sumber daya manusia harus terselenggara sebaik mungkin antara lain meliputi: (a) perencanaan tenaga kerja pengolah data dengan berbagai kategori dan klasifkasinya, (b) rekrutmen, (c) seleksi, (d) orientasi, (e) penempatan, (f) pelatihan dan pengembangan, (g) perencanaan dan pengembangan karier, (h) sistem imbalan yang efektif, (i) penyediaan jasa-jasa dan bantuan organisasi, (j) penilaian kerja objektif dan rasional, (k) pemeliharaan hubungan yang serasi antara tenaga kerja tersebut dengan perusahaan, dan (l) program pension yang memungkinkan mereka mempertahankan martabatnya sebagai manusia apabila mereka harus “turun dari panggung kekayaan”.
Dengan demikian diharapkan pekerja otak tersebut akan; (a) memiliki motivasi yang tinggi untuk memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan, (b) menampilkan sikap yang positif terhadap perusahaan, (c) bersedia membuat komitmen yang besar, keberhasilan perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, serta (d) bersedia memikul tanggung jawab yang besar yang kesemuanya akan mengejewantah dalam efsiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja yang tinggi.
kepada manajemen puncak, kepada manajer sumber daya manusia, dan kepada para pekerja otak yang bersangkutan, baik untuk perbaikan apabila diperlukan, maupun demi peningkatan kinerja para pekerja otak tersebut di masa yang akan datang.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Audit system informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai. Tujuan dari Audit ini adalah untuk memperoleh kesimpulan dari aspek kinerja dan keseuaian.
DAFTAR PUSTAKA