• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN

BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BREBES

Ahmad Hurwanto Handoro*) pelajaran 2012/2013 diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam bermain drama masih rendah. Hal ini disebabkan oleh motivasi siswa masih rendah dan kemampuan siswa dalam bermain drama masih minim. Selama ini pembelajaran bermain drama yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah sehingga proses interaksi menjadi monoton. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain drama, peneliti menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual yang diharapkan dapat mempermudah siswa dalam bermain drama. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan. Nilai rata hasil tes prasiklus sebesar 65,14.Nilai rata-rata hasil tes siklus I sebesar 73,47 dan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata 81,11. Terjadi peningkatan sebesar 7,64%. Peningkatan keterampilan bermain drama ini ikuti oleh perubahan perilaku siswa. Siswa menjadi lebih aktif ketika guru memberikan pertanyaan pancingan. Secara keseluruhan perubahan tingkah laku siswa mengalami peningkatan dari 79,7% pada siklus I menjadi 86,8% pada siklus II. Peningkatan sebesar 10,1%.

Kata Kunci: Keterampilan bermain drama, metode latihan terbimbing, media audiovisual

Abstract

(2)

*)Mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Unnes **)Dosen bahasa dan sastra Indonesia Unnes

average of first cycle test result was 73,47 and the average of second cycle test result was 81,11. The increased was 7,64%. The increasing of play drama

abilities were followed by changes of student’s behavior. The students who

previously less active in this learning becomes active when the teacher asks

inducement. Overall the changes of student’s behavior were increased from 79,7%

in the first cycle to 86,8% in the second cycle. The increasing was 10,1%.

(3)

PENDAHULUAN

Keterampilan bermain drama merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam dunia pendidikan, tetapi juga penting untuk lingkungan masyarakat. Keterampilan bermain drama ini penting karena keterampilan bermain drama sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Namun, dalam praktiknya sering kita menemukan pembelajaran satu arah dalam pembelajaran bermain drama, guru sebagai sentral atau penentu dalam pembelajaran dan siswa bersifat pasif sebagai pendengar, sehingga dalam pembelajaran bermain drama siswa cenderung belum mampu dalam bermain drama kalimat yang baik dan benar yang menyebabkan tujuan pembelajaran belum tercapai serta keadaan ini mengakibatkan pembelajaran bermain drama menjadi tidak efektif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual. metode pembelajaran ini akan menjadikan siswa lebih aktif dan memberikan siswa pengalaman belajar yang tinggi. Siswa akan belajar mengenai tanggung jawab, kerja sama, dan berekspresi.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes? (2) Bagaimanakah peningkatan keterampilan bermain drama pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual? dan (3) Bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes setelah mengikuti pembelajaran keterampilan bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual?

(4)

Universitas Negeri Semarang pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes, dan (3) Mendeskripsi perubahan perilaku belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes setelah pembelajaran keterampilan bermain drama menggunkan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual.

Penelitian ini merujuk pada penelitian dari peneliti lain. Penelitian yang dirujuk adalah penelitian tentang keterampilan bermain drama yang dilakukan oleh Blessler (2006), Drenten, dkk. (2008), Huda (2009), Riana (2009), Kusumaningtyas (2010), Kurnia (2011), dan Arum (2012). Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, penelitian menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual belum pernah dilakukan di sekolah. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain drama siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes. Keunggulan dari metode dan media pembelajaran ini adalah siswa lebih tertarik dalam proses pembelajaran sehingga mampu bermain drama dengan baik.

Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan

kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog (Kosasih 2009: 115). Sunarti (2007:220) menjelaskan bahwa drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai bentuk alurnya. Menurut Santosa (2008:83), drama adalah salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa drama adalah gambaran kisah hidup manusia yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam bentuk lakuan dan dialog dalam alurnya dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata busana.

(5)

diberikan kepada siswa dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada siswa tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin.

Dari uraian dari para ahli di atas, disimpulkan bahwa metode latihan terbimbing, yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dengan memberikan bantuan yang terus menerus dan sistematis dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada individu untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

Arsyad (2003) berpendapat bahwa media merupakan alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah dan Zain 2006: 2). Menurut (Ibrahim dan Syaodih 2003: 112) media pengajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pengajaran, merangsang pikiran, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar.

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitan tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini dilakukan di kelas dalam satu sekolah untuk menyelesaikan masalah di kelas agar pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Penelitan ini melibatkan komponen yang ada di dalam kelas yang meliputi siswa, materi pelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan dua tahapan, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

(6)

Universitas Negeri Semarang Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu tes dan non tes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja tersebut berupa tugas kepada siswa untuk bermain drama. Tes unjuk kerja ini dilakukan satu kali pada siklus I dan satu kali pada siklus II. Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal, dan dokumentasi.

Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan khusus mengenai perilaku siswa dalam kegiatan bermain drama. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II. Pedoman wawancara bertujuan mendapatkan informasi tertentu tentang seberapa jauh keefektifan penggunaan teknik yang dgunakan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Catatan harian siswa dibuat dengan tujuan mengetahui respon dan minat siswa terhadap pembelajaran bermain drama dengan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual. Dokumentasi merupakan instrumen yang penting dalam penelitian tindakan kelas, karena dengan dokumentasi semua proses penelitian dapat terekam dari awal sampai akhir pembelajaran.

Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui peningkatan keterampilan bermain drama dengan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual. Teknik kualitatif digunakan untik menganalisis hasil wawancara, observasi, dokumentasi foto, dan jurnal guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(7)

guru dan berbicara sendiri dengan temanya. Akan tetapi, pada pembelajaran siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan karena semua siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa memperoleh nilai yang lebih memuaskan.

Hasil yang diperoleh pada pembelajaran bermain drama siklus I, bahwa keterampilan siswa dalam bermain drama dengan metode latihan terbimbing masih kurang. Hal ini, terlihat dari nilai rata-rata klasikal yang diperoleh baru mencapai 73,47 atau masih dibawah kriteria ketuntasan yaitu 75. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, pembelajaran bermain drama siklus II dilakukan untuk mencapai target yang ditentukan. Pada siklus II ini nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81,11 dengan kategori baik. Begitupun dengan nilai rata-rata tiap siklus juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Tabel 1 Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Bermain Drama Menggunakan Metode Latihan Terbimbing Dengan Berbantuan Media Audiovisual

No Aspek Rata-rata Peningkatan

PS SI SII PS-SI S1-SII PS-SII 1. ketepatan

pengucapan 73,6 81,9 88,1 8,3 6,2 14,5

2. ketepatan intonasi 65,2 77,0 84,7 11,8 7,7 19,5 3. kerapian volume

suara 59 70,9 79,8 11,9 8,9 20,8

4. kesesuaian

(8)

Universitas Negeri Semarang tes bermain drama pada setiap aspek.

Aspek ketepatan pengucapan meningkat dari prasiklus ke siklus I 8,3 yaitu dari 73,6 menjadi 81,9. Pada siklus I ke siklus II 6,2 yaitu dari 81,9 menjadi 88,1. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 14,5 yaitu dari 73,6 menjadi 88,1. Peningkatan ini terjadi karena guru pada siklus II memberikan materi lebih jelas mengenai ketepatan pengucapan. Aspek ketepatan intonasi mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 11,8 yaitu dari 65,2 menjadi 77,0. Pada siklus I ke siklus II meningkat 7,7 dari 77,0 menjadi 84,7. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 19,5 yaitu dari 65,2 menjadi 84,7. Peningkatan ini terjadi karena guru pada siklus II memberikan materi dan arahan yang jelas. Selain itu pada dasarnya aspek ini dari awal siswa sudah mencapai nilai yang cukup memuaskan.

Aspek kerapian volume suara mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I 11,9 yaitu dari 59 menjadi 70,9. Pada siklus I ke siklus II 8,9 yaitu dari 70,9 menjadi 79,8. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 20,8 yaitu dari 59 menjadi 79,8. Aspek ini juga mengalami peningkatan yang cukup baik karena siswa telah memahami tentang penggunaan volume suara. Aspek selanjutnya adalah kesesuaian pengimajian mimik yang mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 6,2 yaitu dari 62,5 menjadi 68,7. Pada siklus I ke siklus II meningkat 4,9 dari 68,7 menjadi 75,6. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 13,1 yaitu dari 62,5 menjadi 75,6.

Aspek kecocokan gesture mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I 6,9 yaitu dari 63,2 menjadi 70,1. Pada siklus I ke siklus II 4,9 yaitu dari 70,1 menjadi 75,0. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 11,8 yaitu dari 63,2 menjadi 75,0.

(9)

Tabel 2 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

4 Siswa memperhatikan pembelajaran bermain drama dengan baik 9 Cara duduk siswa yang kurang sopan

di dalam kelas.

11,1 0 -11,1

10 Siswa makan di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung

5,5 0 -5,5

Berdasarkan hasil observasi di atas, terjadi perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik yaitu sebesar 10,1% dari 79,7% sampai 86,8%. Selain itu, Tingkah laku negatif yang masih ditunjukkan siswa di siklus I mengalami penurunan dan sebagian besar siswa sudah menunjukkan perilaku positif di siklus II.

PENUTUP

(10)

Universitas Negeri Semarang bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual lebih baik daripada metode sebelumnya, (2) hasil keterampilan bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual mengalami peningkatan dari metode sebelumnya, (3) terjadi perubahan positif pada perilaku siswa pada pembelajaran bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Blesler, Liora. 2006. Exploring Moral Values with Young Adolescents Through

Process Drama. International Journal of Education & Arts, Vol. 7, No. 2: http://www.ijea.org/v7n2/v7n2.pdf diunduh tanggal 23 Februari 2013, pukul 19.30 WIB.

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Drenten, dkk. 2008. An Exploratory Investigation of The Dramatic Play of Preschool Children Within a Grocery Store Shopping Context. International Journal of Retail & Distribution Management, Vol. 36, No. 10:http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1746861

diunduh tanggal 10 Februari 2013, pukul 17.00 WIB.

Fitriani. Kurnia. 2011. “Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Teknik Kreatif Dramatik dan Sayembara untuk Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jatibarang Brebes Tahun Ajaran 2010/2011” Skripsi FBS

Huda. Nailul. 2009. “Peningkatan Bermain Drama dengan Memanfaatkan Teknik

Demonstration Performance dan Media VCD Bermain Drama Siswa Kelas VII F SMP N 40 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009” Skripsi FBS Unnes.

Kosasih, E. 2009. Mantap Bersastra Indonesia SMP/MTs. Bandung: Yrama Widya.

Kusumaningtyas. Evy. 2010. “Peningkatan Memerankan Tokoh dalam

Pementasan Drama dengan Metode Sinektik Siswa Kelas XI SMA 1 Jekulo Kudus” Skripsi FBS Unnes

(11)

Teknik Permainan (Dolanan) Anak Siswa Kelas V SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010” Skripsi FBS Unnes. Santosa, Eka, dkk. 2008. Seni Teater Jilid I .Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan.

Sari. Arum Mutiara. 2012. ”Peningkatan Keterampilan Bermain Peran Menggunakan Teknik Rotating Roles dengan Media Video Bermain Peran Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Weleri Kabupaten Kendal” Skripsi FBS Unnes.

Gambar

Tabel 1 Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Bermain Drama
Tabel 2 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Interaktif Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan, pada siklus 1 yaitu 66,78 % dan pada siklus II 85%. Manfaat dalam

Pertama, penulis mengetahui hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar IPS dapat diketahui dari data hasil ulangan tengah semester tahun pelajaran

Simpulan penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam bermain peran kelas XI SMA Negeri 1 Jatibarang/Brebes dapat meningkat setelah dilakukannya pembelajaran bermain peran

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Arjasa Semester Genap Tahun Pelajaran

Data hasil belajar pada tabel 1.1 mendukung hasil observasi yang pernah dilakukan pada 10 Maret 2015 terhadap guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA 1

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN

Selain itu, mayoritas siswa kelas XI IPS SMA Dharmawangsa memiliki self-efficacy yang tinggi pada pelajaran matematika, artinya mayoritas siswa kelas XI IPS SMA

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PAITON TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Ary