• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Emphaty dan Responsiveness Terh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Emphaty dan Responsiveness Terh"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nasabah Pada PT. Bank Fama Internasional Bandung.

Melihat peran pokok perbankan yang sangat penting sebagai lembaga perantara keuangan seperti yang telah dijelaskan, maka hal dasar yang sangat dibutuhkan oleh PT Bank Fama saat ini dalah upaya peningkatan kualitas pelayanan, PT bank Fama berusaha untuk menemukan cara-cara yang berorientasi pada kepuasan nasabah. PT. Bank Fama Internasional Bandung berupaya untuk meningkatkan kembali kepuasan nasabah dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan Emphaty dan Responsiveness agar tidak beralihnya nasabah kepada lembaga keuangan lainnya.

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa penelitian lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner sebanyak 50 responden. Objek dalam penelitian ini adalah nasabah PT. Bnak Fama Internasional. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda pada taraf signifikansi sebesar 5%. Program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan Statistical Package For Social Sciences (SPSS) Ver. 18

(2)

Kata Kunci : Emphaty, Responsiveness, Kepuasan Nasabah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat ketat diatur sesuai dengan

sifat dasarnya sebagai lembaga kepercayaan, menjadi perantara (intermediasi)

antara pihak yang mengalami surplus of fund untuk diproduktifkan pada

sektor-sektor yang mengalami lack of fund. Sebagai lembaga keuangan yang sangat

bergantung pada kepercayaan masyarakat bank dituntut untuk memberikan

pelayanan yang optimal dengan selalu mengutamakan kualitas pelayanan

sehingga nasabah akan merasa puas dan aman dalam interaksi dengan dunia

perbankan. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu

bisnis. lembaga keuangan industri perbankan saat ini dihadapkan pada persaingan

yang sangat kompetitife, kompleks. Semenjak dikeluarkan kebijakan pemerintah

bidang perbankan pada tahun 1998 yang dikenal dengan paket oktober 1998 yang

isinya adalah diperkenankannya pendirian bank swasta nasional, bank perkreditan

rakyat dan memberi kesempatan kemudahan pembukuan kantor baru, maka secara

tidak langsung telah mengakibatkan liberalisasi sektor perbankan yang

mendorong munculnya bank-bank baru dan masuknya cabang-cabang bank asing

di Indonesia, sehingga persaingan antar bank dalam memperebutkan pasar

semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut maka tiap perusahaan di bidang

(3)

dan efisensi serta kualitas pelayanan kepada nasabah. Hal ini diharapkan dapat

menjaga kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah.

Melihat peran pokok perbankan yang sangat penting sebagai lembaga

perantara keuangan seperti yang telah dijelaskan, maka hal dasar yang sangat

dibutuhkan oleh PT Bank Fama saat ini dalah upaya peningkatan kualitas

pelayanan, PT bank Fama berusaha untuk menemukan cara-cara yang berorientasi

pada kepuasan nasabah. Namun masih muncul pertanyaan, apakah hal tersebut

telah benar-benar dapat memberikan kepuasan bagi nasabah Bank Fama. Bila

dilihat dari Kualitas layanan yang dikembangkan kembali oleh Leonard L. Barry,

A. Parasuraman dan Zeithaml dkk. (2005) yang dikenal dengan service quality

(SERVQUAL), yang berdasarkan pada lima dimensi kualitas layanan yaitu

kehandalan (reliability) merupakan kehandalan karyawan dalam melayani

pelanggan sesuai yang dijanjikan, daya tanggap (responsiveness) pelanggan

merupakan sikap tanggap mau mendengarkan dan merespon pelanggan, jaminan

(assurance) merupakan rasa aman atau kenyamanan yang dirasakan atau diterima,

empati (empathy) kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian yang

bersifat pribadi kepada pelanggan. Bukti fisik (tangible) yaitu berbagai fasilitas

yang dapat dilihat dan digunakan perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan

pelanggan dalam Tjiptono (2011: 196).

Dengan pelayanan yang baik maka akan menghasilkan kepuasan pelanggan,

setiap individu mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kepuasan yang

dibentuk. Kotler (2009) dalam Fandy (2006) mengemukakan bahwa kepuasan

(4)

(hasil) yang ia rasakan dibandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapan yang

diinginkannya. Loyalitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam

pemasaran, khususnya dalam persaingan usaha yang semakin ketat saat ini.

Keberadaan nasabah yang loyal akan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Agar

perusahan selalu bertahan dan berkembang.

Menunjukkan loyalitas nasabah yang diukur dari sikap nasabah dalam

menentukan pilihannya untuk tetap menggunakan produk atau jasa dari suatu

perusahaan. Sikap menentukan pilihan tersebut juga untuk membuat komitmen

dan melakukan pembelian ulang pada perusahaan tersebut.

PT. Bank Fama International berkedudukan dan berkantor pusat di

Bandung, didirikan dengan akta nomor 36 tanggal 5 Maret 1993 dihadapan

Notaris Herlien, S.H. Bentuk hukum perusahaan telah mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan tertanggal 17 Juni 1993 nomor

C-2-4750 HT.01.01 tahun 1993 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 3538/1993, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 6

Agustus 1993, No. 63. Sedangkan ijin usaha sebagai Bank Umum telah diperoleh

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 834/KMK.017/1993

tanggal 11 Oktober 1993 dan mulai bulan November 1993 perusahaan mulai

menjalankan operasinya sebagai Bank Umum dengan modal dasar perseroan

berjumlah Rp 25 miliar, dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 10

miliar.

Pada tahun 1998 terdapat perubahan atas seluruh anggaran dasar perseroan

(5)

Perseroan Terbatas yang diaktakan dengan akta Notaris Josanti Anggraeni

Gunawan, S.H. nomor 23 tanggal 6 Maret 1998. Pada tanggal 19 November 1998

dengan akta Perubahan nomor 6 yang dibuat dihadapan Notaris Josanti Anggraeni

Gunawan, S.H. telah dilakukan perubahan nilai nominal saham perseroan dari

Rp.1.000,00 per saham menjadi Rp. 100 juta per saham, sehingga jumlah lembar

saham berubah dari 25 juta lembar menjadi 250 lembar saham; Dan menambah

modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 10 miliar menjadi Rp. 15 miliar.

Dengan akta nomor 17 tanggal 29 Maret 1999 juncto Berita Rapat Umum

Luar Biasa Pemegang Saham no. 19 tertanggal 29 Juni 2000 yang dibuat

dihadapan Notaris Josanti Anggraeni Gunawan, S.H. telah dilakukan penambahan

modal yang ditempatkan dan disetor dari Rp. 15 miliar menjadi sebesar Rp. 20

miliar. Pada tanggal 21 Januari 2003 dengan akta nomor 20 yang dibuat

dihadapan Notaris Josanti Anggraeni Gunawan, S.H. telah dilakukan penambahan

modal ditempatkan atau disetor dari Rp. 20 miliar menjadi sebesar Rp. 25 miliar

sehingga seluruh modal dasar perseroan telah ditempatkan dan disetor penuh.

Pada tanggal 9 Februari 2004 dengan akta nomor 10 yang dibuat dihadapan

Notaris Josanti Anggraeni Gunawan, S.H. tentang dilakukan peningkatan modal

dasar perseroan dari Rp. 25 miliar menjadi Rp. 50 miliar yang terbagi atas 500

lembar saham. Pada tanggal 7 Desember 2005 dengan akta No. 01 yang dibuat di

hadapan notaris Henny Hendrawaty, S.H. telah dilakukan peningkatan kembali

modal dasar perseroan dari Rp. 50 miliar menjadi Rp. 75 miliar yang terbagi atas

750 lembar saham dengan sekaligus menambah modal yang telah ditempatkan

(6)

Pada tanggal 12 Desember 2006 dengan Akta nomor 11 yang telah dibuat

dihadapan Notaris Henny Hendrawaty, S.H. telah dilakukan penambahan modal

dasar perseroan dari Rp. 75 miliar menjadi sebesar Rp. 100 miliar dengan

sekaligus menambah modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 30 miliar menjadi

sebesar Rp. 35 miliar; dan mengenai perubahan ini telah mendapat persetujuan

dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.

8-00119H.T01.04 tahun 2007 tanggal 15 Januari 2007. Pada tanggal 27 Maret 2007

dengan Akta nomor 16 yang telah dibuat dihadapan Notaris Henny Hendrawaty,

S.H. telah dilakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 40

miliar menjadi sebesar Rp. 45 miliar. Pada tanggal 06 Juli 2007 dengan Akta

nomor 07 yang telah dibuat dihadapan Notaris Henny Hendrawaty, S.H. telah

dilakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 45 miliar menjadi

sebesar Rp. 65 miliar. Perubahan terakhir pada tanggal 7 Desember 2007 dengan

Akta nomor 10 yang telah dibuat dihadapan Notaris Henny Hendrawaty, S.H.

telah dilakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 65 miliar

menjadi sebesar Rp. 65,5 miliar.

PT. Bank Fama Internasional perlu mengidentifikasi apakah pelayanan yang

selama ini diberikan telah sesuai dengan harapan nasabah. Karena adanya

komplain dari nasabah mengenai lambatnya penanganan keluhan disaat transaksi

apabila hal ini tidak di antisipasi, maka akan berdampak pada nasabah yang

beralih ke bank lain. Hal ini sebagai bukti perhatian Bank Fama terhadap

kepuasan nasabahnya. Apabila harapan nasabah lebih besar dari tingkat layanan

(7)

sama/lebih kecil dari tingkat layanan yang diterima, maka nasabah tidak akan

puas.

Sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan konsumen. Bank Fama

harus memilih mana bentuk kebijakan maupun teknologi yang paling tepat

digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal tersebut akan

mempengaruhi ketepatan, keakuratan, kemampuan dan kecepatan bank dalam

memberi pelayanan terhadap nasabah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

salah satu faktor yang dapat mendongkrak pangsa pasar suatu perbaikan dan juga

perusahaan lain. Yang bergerak di bidang jasa adalah kualitas pelayanan. Kualitas

pelayanan yang baik akan menumbuhkan minat masyarakat unutk menabung di

bank fama semakin besar.

Emphaty adalah dimensi kelima dari kualitas pelayanan. Secara umum,

dimensi ini memegang dipersepsi kurang penting dibandingkan

dimensi reliability dan responsiveness di mata kebanyakan nasabah (Irawan

2005:58). Studi yang sudah dilakukan Frontier selama beberapa tahun terakhir

untuk berbagai industri, mengkonfirmasikan hal ini. Akan tetapi, untuk kelompok

pelanggan ”the haves” dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling penting.

Responsiveness adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis. Harapan

pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah

dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sebagai contoh adalah hasil

survei yang dilakukan oleh Frontier selama 5 tahun terakhir ini dalam industri

perbankan. Lima tahun yang lalu, 90% dari konsumen di Jakarta akan puas

(8)

adalah antara 10 – 15 menit. Pada tahun ini, 90% dari konsumen di Jakarta

mengharapkan agar lama menunggu adalah sekitar 3 – 5 menit.

Berdasarkan uraian di atas, dan Fenomena yang terjadi maka penyusun

tertarik untuk mengadakan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh

Emphaty Dan Responsiveness Terhadap Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank Fama

Internasional”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menyimpulkan beberapa

masalah dari penelitian ini anatara lain:

1. Bagaimana Emphaty, Responsiveness, dan kepuasan Nasabah pada PT Bank

Fama Internasional.

2. Apakah Emphaty berpengaruh terhadap kepuasan nasabah PT Bank Fama

Internasional ?

3. Apakah Responsiveness berpengaruh terhadap kepuasan nasabah PT Bank

Fama Internasional ?

4. Apakah Emphaty dan Responsiveness berpengaruh secara simultan terhadap

kepuasan nasabah PT Bank Fama Internasional ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan, penelitian ini adalah sebagai berikut:

(9)

2. Untuk menganalisis pengaruh Emphaty terhadap kepuasan nasabah PT

Bank Fama Internasional

3. Untuk menganalisis pengaruh Responsiveness terhadap kepuasan nasabah

PT Bank Fama Internasional

4. Untuk menganalisis Emphaty dan Responsiveness berpengaruh secara

simultan terhadap kepuasan PT Bank Fama Internasional

1.4. Kegunaan Penelitian

Selain untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun skripsi

penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi-informasi yang hasilnya

dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dalam bidang manajemen jasa perbankan, khususnya mengenai

layanan Emphaty Dan Responsiveness dan kepuasan nasabah.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT. Bank Fama

Internasional dalam mengembangkan dan menyempurnakan layanan

Emphaty Dan Responsiveness guna meningkatkan kemudahan,

(10)

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1. Kerangka Pemikiran

Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran

perekonomian. Menurut Kasmir (2008: 82) secara sederhana Bank dapat dipahami

sebagai “Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

memberikan jasa-jasa bank lainnya.”

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan (Kasmir,

2008:12) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah:

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan

lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:

a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

maksudnya bank mengumpulkan/mencari dana dengan cara membeli dari

masyarakat luas dalam bentuk simpanan tabungan, giro, dan deposito.

Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara

(11)

Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari simpanan

tabungan, simpanan giro, dan simpanan deposito;

b. Menyalurkan dana (lending) dari masyarakat, dalam hal ini bank

memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain bank

menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau

kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan

nasabah. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah

seperti kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan;

c. Memberikan jasa-jasa bank lainya (service) seperti penerimaan uang

(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota

(kliring), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar

negeri (inkaso), letter of credit (L/C), bank garansi dan jasa lainya. Jasa-jasa

bank lainnya ini merupakan jasa pendukungnya dari kegiatan produk bank

yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.

Dalam perspektif sistem keuangan, fungsi bank secara spesifik memiliki

tujuh fungsi pokok (Kasmir, 2008:12), yaitu:

1. Fungsi Tabungan.

Bank menyediakan instrumen untuk tabungan, deposito, atau instrumen

simpanan lainya yang menjadikan suatu pendapatan dan dengan resiko yang

rendah bagi masyarakat.

(12)

Bank melalui instumen-instrumen simpanan menjadi alternatif tempat yang

oleh mayarakat difungsikan sebagai penyimpanan kekayaan selama belum

digunakan oleh penyimpanannya untuk dibelanjakan.

3. Fungsi Likuiditas.

Lembaga perbankan merupakan instrumen penting dalam menentukan

tingkat likuiditas. Di sini diartikan bahwa dengan kedudukannya sebagai

penyimpanan aset dalam bentuk uang dan surat-surat berharga maka bank

memiliki kemampuan untuk mengkonversikan simpanan dan surat-surat

berharga yang dikelolanya untuk menjadi asset tunai.

4. Fungsi Kredit.

Konsekuensi dari fungsi intermediasi adalah menghubungkan kepentingan

masyarakat yang kelebihan dana dan kekurangan dana. Dari sisi masyarakat

yang kekurangan dana maka fungsi bank adalah menyalurkan dana yang

dikelolanya dalam bentuk portofolio atau investasi kredit,yang selanjutnya

digunakan untuk membiayai aktivitas ekonomi yang bersifat riil.

5. Fungsi Pembayaran.

Bank berfungsi sebagai lembaga yang menjembatani lalu lintas pembayaran

barang dan jasa melalui alat-alat pembayaran yang dimilikinya seperti cek,

bilyet giro, credit cart, maupun transfer uang.

6. Fungsi Resiko.

Bank memberikan alternatif perlindungan terhadap resiko baik secara

(13)

asuransi terhadap penyimpanan atau peminjamannya, atau dalam bentuk

perlindungan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing (Foreign

exchange).

7. Fungsi Kebijakan Keuangan dan Moneter.

Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting bagi

pemerintah dalam mengendalikan kebijakan keuangan dan moneter untuk

menstabilkan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Bank bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak

sebagai perantara bagi keuangan masyarakat. Oleh karena itu bank harus selalu

berada ditengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana

dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Untuk itu bank harus selalu berusaha

memberikan pelayanan prima (service excellence) sehingga nasabah akan puas

(customer satisfaction). Menurut Elhaitammy (Fandy Tjiptono, 2009:58) yang

dimaksud dengan service excellence atau pelayanan yang unggul adalah suatu

Sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah melalui

pelayanan prima (service excellence), terbentuklah lima dimensi pokok pelayanan

prima yang disebut dengan kualitas pelayanan. Menurut Parasuraman et. al.

(Fandy Tjiptono 2009:70) pelayanan terdiri dari :

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas pisik, perlengkapan pegawai

(14)

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dengan daya tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan,kesopanan,dan

sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko

dan keragu-raguan.

5. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para

pelanggan.

Kelima dimensi pokok kualitas pelayanan tersebut diatas adalah instrumen

dalam memberikan pelayanan prima (service excellence) untuk kepuasan

pelanggan (customer satisfaction) dan dapat berfungsi juga sebagai instrumen

untuk melakukan persaingan dengan perusahaan sejenis. Dengan sempurnanya

kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah, maka nasabah akan merasa

puas.

Emphaty Dan Responsiveness merupakan suatu bagian dari unit organisasi

yang berada di front office yang berfungsi sebagai sumber informasi dan perantara

bagi bank dan nasabah yang ingin mendapatkan jasa-jasa pelayanan maupun

produk produk bank. Sesuai dengan fungsinya, Emphaty Dan Responsiveness

diharapkan dapat melakukan “One Stop Service”, artinya nasabah cukup

menghubungi bagian Emphaty Dan Responsiveness saja dalam berhubungan

(15)

ataupun mengerjakan kebutuhan nasabah tersebut dengan menghubungi bagian

yang terkait. Hal ini akan meningkatkan kepuasan nasabah karena merasa akan

kepentingannya dilaksanakan dengan rasa penuh tanggung jawab dan tidak perlu

berhubungan dengan banyak orang untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam

kedudukannya sebagai centre and contact point antara bank dengan nasabah,

Emphaty Dan Responsiveness haruslah mengetahui secara umum dan luas

bentuk-bentuk pelayanan jasa dan produk bank dengan baik. Kesempatan berhubungan

dengan nasabah yang cukup besar dapat dipergunakan secara efektif untuk

menawarkan produk-produk bank lainnya dalam rangka Cross Selling. Menurut

Valarie E. Zeithmal dan Jo Bitner, Emphaty Dan Responsiveness adalah layanan

yang diberikan sebagai pendukung (support) dari sebuah produk

Pelayanan Emphaty Dan Responsiveness di PT. Bank Fama Internasional

pada dasarnya dilaksanakan untuk meningkatkan kepuasan nasabah atau kepuasan

pelanggan.

Howard dan Sheth (Fandy Tjiptono, 2009:349) menyatakan bahwa:

”Kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli yang berkenaan dengan

kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dengan

pengorbanan yang dilakukan”

Kepuasan adalah evaluasi pelanggan tentang produk atau pelayanan, apakah

produk atau layanan itu telah memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.

Kepuasan pelanggan memainkan peran yang penting karena terdapat perbedaan

yang besar dalam loyalitas, antara pelanggan yang sekedar puas dan yang

(16)

tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan dapat dicapai bila kinerja

(performance) yang ditampilkan oleh perusahaan telah dapat memenuhi

kebutuhan, keinginan, atau harapan pelanggan (importance). Untuk itu perusahaan

harus dapat memberikan layanan yang prima (service excellence). Jika nasabah

sudah terpuaskan keinginannya, maka pertumbuhan nasabah akan semakin

meningkat. Berdasarkan berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

layanan emphaty dan responsiveness yang diberikan oleh PT Bank Fama

mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan kepuasan nasabah.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar sebagai

berikut:

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

1.5.2. Hipotesis

Rancangan ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang akan di uji dalam

suatu perumusan sementara. Sugiyono (2008:377) menyatakan bahwa hipotesis

didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah

yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah pernyataan itu

dapat diterima atau tidak.

Berdasarkan Paradigma Penelitian diatas, maka penulis mengemukakan

suatu hipotesis untuk identifikasi masalah dan tujuan penelitian sebagai berkut: EMPHATY

(X1)

RESPONSIVENESS (X2)

KEPUASAN NASABAH

(17)

 H1 : Emphaty berpengaruh terhadap kepuasan nasabah PT Bank Fama

Internasional

 H2 : Responsiveness berpengaruh terhadap kepuasan nasabah PT Bank

Fama Internasional

 H3 : Emphaty dan Responsiveness berpengaruh secara simultan

Gambar

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Big Data & Data Analytic Tidak ada Semester 7 Diumumkan agar semester ganjil 2015/2016 (semester 7) mahasiswa tidak perlu mengambil Big Data di kurikulum baru tetapi

Adapun penelitian yang akan penulis lakukan tertuang dalam proposal skripsi ini berjudul “Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Air Mineral Isi Ulang

Lebih dari 90% penyebab hipertensi pada anak diketahui, dan sebagian besar penyebab hipertensi sekunder adalah kelainan jaringan ginjal berupa kelainan sel juksta glomerular

Mitos seperti: kehamilan tidak terjadi bila hubungan seks dilakukan dengan posisi perempuan berdiri, setelah melakukan hubungan seksual sudah loncat-loncat tetapi tetap hamil

Pengusaha-pengusaha tambang di Australia bergerak melalui komunitas pertambangan yang ada di Australia melalui saluran-saluran seperti misalnya demonstrasi, media massa serta

Hal tersebut berbeda apabila karyawan notaris memberikan kesaksian di persidangan dalam kedudukannya sebagai saksi instrumentair, maka karyawan notaris bertanggung

Optimasi jumlah pengadaan barang yang optimal merupakan bagian dari penentuan jumlah pengadaan barang, dan salah satu cara pengambilan keputusan dalam optimasi jumlah

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan kebencanaan siswa dari hasil pre- test