• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KAMPANYE IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENYOSIALISASIKAN DAMPAK BAHAYA ZAT PENGAWET PADA MAKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN KAMPANYE IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENYOSIALISASIKAN DAMPAK BAHAYA ZAT PENGAWET PADA MAKANAN"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERANCANGAN KAMPANYE IKLAN

LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENYOSIALISASIKAN

DAMPAK BAHAYA ZAT PENGAWET PADA MAKANAN

Diajukan untuk menempuh Tugas Akhir Guna mencapai gelar Sarjana Seni Rupa

Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Disusun Oleh : ADITYA DONY SURYAWAN

C0706005

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

(5)

commit to user

v

MOTTO

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan konsep tugas akhir yang berjudul Perancangan Kampanye Iklan Layanan Masyarakat untuk Menyosialisasikan

Bahaya Zat Pengawet Pada Makanan.

Dalam proses penyusunan konsep tugas akhir ini, penulis memperoleh banyak

sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya,

dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa.M.Ed.P.hD selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

2. Drs. M. Suharto. M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

3. Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum selaku Pembimbing I

4. Ercilia Rini Octavia, S.Sn selaku Pembimbing II

5. Bambang Purwadi, S.IP selaku staff bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi

Visual.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan konsep tugas akhir

ini masih banyak kekurangan dan banyak hal yang harus penulis pelajari. Oleh karena

itu penulis sangat mengharap adanya saran dan kritik yang membangun dan dapat

membuat lebih baik. Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun

dapat memberi manfaat yang baik bagi siapa saja yang membaca.

Surakarta, 15 Juli 2011

Penulis,

(7)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

HALAMAN MOTTO……….. v

KATA PENGANTAR………. vi

DAFTAR ISI……… vii

ABSTRAK……… x

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Perumusan Masalah……… 3

C. Tujuan ……… 4

D. Target Visual/Target Karya....……… 4

E. Target Audience... 5

F. Pengumpulan Data………. 5

BAB II KAJIAN TEORI ...………... 7

A. Tinjauan Kampanye .……….. 7

1. Jenis-jenis Kampanye .……… 8

2. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye ……… 9

(8)

commit to user

BAB III IDENTIFIKASI DATA……….. 29

A. Identifikasi Obyek Perancangan………. 29

1. Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta ….……….. 30

2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta ……..…. 30

3. Struktur Organisasi ………..……… 30

4. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta ………. 32

5. Strategi Komunikasi ………. 33

B. Komparasi (Pembanding) ……….……….. 35

1. Dinas Kesehatan Kota Semarang ……….. 35

2. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta ………… 37

C. Analisis SWOT……… 39

1. Kekuatan (Strength)……..………..… 39

2. Kelemahan (Weakness)……….. 39

3. Kesempatan (Opportunity)………. 40

4. Ancaman (Threat) ……… 40

D. Positioning ..……… 42

E. Unique Selling Prepositioning………. 42

BAB IV KONSEP KREATIF DAN PERANCANGAN MEDIA……… 44

A. Metode Perancangan……… 44

B. Konsep Kreatif………. 44

1. Strategi Visual Verbal ……… 45

2. Strategi Visual non Verbal ……… 46

C. Pemilihan Media dan Media Placement ………..…... 52

1. Media Lini Atas ………. 53

2. Media Lini Bawah ………. 54

D. Prediksi Biaya ……….. 56

(9)

commit to user

ix

BAB VI PENUTUP………. 71

DAFTAR PUSTAKA………. 73

(10)

commit to user

x

LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENYOSIALISASIKAN BAHAYA ZAT PENGAWET MAKANAN PADA MAKANAN

Aditya Dony Suryawan1

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2, Ercilia Rini Octavia, S.Sn 3

ABSTRAK

2011. Studi ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi bahaya zat pengawet pada

makanan agar masyarakat sadar akan pentingnya mengkonsumsi makanan bebas zat

pengawet. Studi dilakukan kepada masyarakat menengah kota Surakarta. Teknik

pengambilan data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi serta observasi.

Di Indonesia zat pengawet makanan berbahaya banyak sekali yang dicampurkan pada

makanan dan jajanan, dan dampaknya akan sangat merugikan bagi kesehatan

konsumen yang mengkonsumsi. Dampak zat pengawet berbahaya yang dicampurkan

pada makanan dapat dirasakan secara langsung maupun dalam jangka waktu yang

lama.

Sosialisasi untuk memberikan pengetahuan kepada masyrakat dilakukan melalui

perancangan media cetak, serta merchandising. Media cetak serta merchandising

dinilai sebagai media sosialisasi bahaya zat pengawet pada makanan yang efektif

pada masyarakat, karena media tersebut dapat langsung berinteraksi dengan

masyarakat di Kota Surakarta.

1Mahasiswa Jurusan Deskomvis, dengan NIM C0706005

2

Pembimbing I

3

(11)

commit to user

xi

SOCIALIZATION OF THE PRESERVING EFFECTS IN FOODS

Aditya Dony Suryawan1

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2, Ercilia Rini Octavia, S.Sn 3

ABSTRACT

2011. The observation is purposed to give sosialication of preserving hazardousness

to make people know that it is crucial to consuming free preserving foods. The

research had done to the Surakarta marginal society. The technique of data collecting

are interviews, documentations and obsevations.

In Indonesia, there are many foods and snacks are given with the preserving. It is give

worst effects for the consumers. The effects of the preserving can be occur directly or

for a several term.

The socialication for educating people has done by digital printing and

merchandising. The pressing and merchandising are effective perspect for the

socialication of preserving effects to the people because that media have direct interaction to the people in Surakarta.

1Mahasiswa Jurusan Deskomvis, dengan NIM C0706005

2

Pembimbing I

3

(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan

sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Bagi anak-anak makanan sangat diperlukan

untuk tumbuh dan berkembang. Makanan dapat membantu seorang dalam mendapatkan

energi, untuk membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan

membantu pertumbuhan seorang anak, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai

kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu

contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan. Setiap jenis gizi yang dikonsumsi

mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan

sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein

digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita.

Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.

Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah

menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.

Akan tetapi dalam perkembangannya, beberapa makanan dibuat bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhan yang diperlukan tubuh seperti di atas. Namun makanan harus

memberikan kepuasan bagi penikmatnya selain itu juga keuntungan yang berlebih kepada

produsennya. Agar setiap jenis makanan dapat memenuhi berbagai tuntutan tersebut, maka

diproduksilah secara masal berbagai jenis makanan enak yang tidak memenuhi kandungan

gizi dan sering kita sebut dengan makanan instant atau makanan siap saji. Dalam jumlah

yang banyak, makanan tersebut diproduksi di pabrik-pabrik, ada sementara waktu makanan

(13)

commit to user

konsumen bukanlah suatu proses yang singkat, butuh waktu berhari-hari. Oleh karena itu

produsen harus dapat menjaga makanan tersebut tetap dalam kondisi yang baik saat sampai

di tangan kunsumen. Salah satunya dengan mencampur makanan tersebut dengan bahan

pengawet kimia atau buatan. Usaha ini sangatlah mudah dan apabila prosesnya tidak

dilakukan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan, maka, makanan yang dihasilkan akan

sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Karena proses dan cara mendapatkan

bahan kimia pengawet yang begitu mudah tidak heran apabila banyak dari industri kecil di

Indonesia tanpa segan-segan menggunakan pengawet berbahaya dalam produknya tanpa

suatu keahlian khusus untuk mencampurnya dengan makanan.

Suatu contoh adalah formalin dan borak. Formalin adalah larutan yang tidak berwana

dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam

air. Biasanya ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet. Barang ini biasa digunakan

sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumah sakit serta

untuk pengawet mayat. Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau

dan stabil pada suhu tekanan normal. Kedua zat ini sebenarnya dilarang untuk digunakan

sebagai pengawet makanan. Karena sifat dari kedua zat ini sebenarnya sama yaitu,

membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan. Artinya,

formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka zat pengawet tersebut akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya. Melihat sifatnya, formalin

(14)

commit to user

Masalahnya, sebagian bahan pengawet yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan, dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi makanan berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen. Namun, dampak yang dihasilkan akan sangat berbahaya apabila bahan pengawet tersebut tetap dikonsumsi oleh konsumennya (http://www.disnakkeswan-lampung.go.id/ Mei, 2010).

Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut

terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit

perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga

bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat

dan ginjal(http://www.disnakkeswanlampung.go.id/ Mei, 2010).

Bahkan untuk bersentuhan dengan bahan pengawet tersebut dapat menyebabkan

iritasi pada kulit dan, reaksi alergi pada kulit. Permasalahan yang timbul dan menjadi ketakutan yang besar pada masyarakat adalah makanan-makanan yang biasanya dicampur

formalin tersebut sangat beredar bebas di kalangan masyarakat dianataranya mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta beberapa hasil laut lainnya. Sehingga dalam jangka waktu yang

tidak bisa ditentukan makanan-makanan tersebut diam-diam akan meracuni masyarakat

beserta seluruh generasi mudanya, kemudian akan memperkecil masa produktif seseorang.

Sayangnya ancaman akan bahaya penggunaan zat pengawet pada makanan tersebut belum

disadari sepenuhnya oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan kampaye iklan layanan

masyarakat untuk menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan.

B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut di atas maka dapat

(15)

commit to user

2. Bagaimana merancang konsep kampanye yang efektif untuk mengkampanyekan bahaya

zat pengawet pada makanan?

3. Bagaimana memilih media yang efektif untuk mengkampanyekan bahaya zat pengawet

pada makanan?

C.

Tujuan

Tujuan diadakan perancangan kampanye ini adalah :

1. Meyakinkan masyarakat tentang bahaya zat pengawet pada makanan.

2. Merancang konsep kampanye yang efektif untuk kampanye iklan layanan masyarakat

untuk menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan secara visual maupun

verbal.

3. Memilih media yang efektif untuk target audience kampanye iklan layanan masyarakat

untuk menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan.

D.

Target Visual

Target Visual dari perancangan promosi ini adalah :

1. Media Lini Atas

1) Iklan Surat Kabar

2) X-banner

3) Billboard

2. Media Lini Bawah

1) Poster

2) Spanduk

3) Pembatas buku

(16)

commit to user

6) Sticker

7) Tas

8) Mug

9) Kotak makan

10)Gantungan Kunci

E.

Target Audience

1. Target Audience

1. Target Audience Primer:

a. Segmentasi Geografis : Kota Surakarta

b. Segmentasi Demografis :

1) Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

2) Usia : 20-35 tahun

3) Tingkat pendidikan : SMU keatas.

4) Status sosial : Menengah ke atas

c. Segmentasi Psikografis

Masyarakat yang berpikir makanan yang mereka konsumsi setiap hari bebas dari

pengawet makanan berbahaya.

F.

Pengumpulan Data

Dalam membantu keefektifan strategi kampanye dan perancangan media sesuai

dengan tujuan yang diharapkan, maka metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh

(17)

commit to user

Mencari data dengan mewawancarai narasumber, yaitu Dinas Kesehatan Kota Surakarta

dan masyarakat Kota Surakarta.

2. Dokumentasi

Penulis menggali informasi dari literatur-literatur, baik cetak maupun elektronik, yang

memuat informasi tentang kampanye, periklanan, dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan pengawet makanan berbahaya.

3. Observasi/lokasi

Mengamati proses komunikasi yang selama ini sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kota

Surakarta untuk menanggulangi dan mencegah pengunaan zat pengawet berbahaya pada

(18)

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Tinjauan Kampanye

Ada berbagai sebutan bagi istilah kampanye di seluruh dunia, berdasarkan

Grobier Webster International Directionary orang-orang Perancis menyebutnya

campagne, orang-orang Italia menyebutnya campagna, di Inggris disebut dengan

campain, dan orang-orang Belanda menyebutnya dengan campagne. Kemudian

dalam Bahasa Indonesia menjadi kampanye.(Santoso Sastro Poetra,1983:99)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kampanye dapat diartikan sebagai

gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi.(Anton M.

Moelino, 1993:383)

Sesuai dengan Kamus Istilah Periklanan Indonesia arti kata kampanye

adalah rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan

dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan peran satu atau berbagai

media (Nuradi, 1996:28).

Drs. Santoso Sastro Poetra menyimpulkan tentang pengertian kampanye

sebagai berikut Kampanye adalah suatu kegiatan yang memuncak dalam satu

jangka waktu tertentu dalam rangka mempengaruhi sesuatu pihak.(Santoso Sastro

Poetra,1983:100)

Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye

Public Relations, menyimpulkan bahwa kampanye terdiri dari;

1) aktifitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak

tertentu, 2) terdapat berbagai kegiatan untuk membujuk dan memotivasi khalayak

(19)

commit to user

direncanakan, 4) dilaksanakan dengan tema dan narasumber yang jelas, 5) dalam

waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan

terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak.

1. Jenis-jenis Kampanye

Banyak jenis kampanye yang telah dilakukan oleh pemerintah, perusahaan

swasta, dan organisasi lainnya, semua itu memilliki tujuan dan sasaran tertentu.

Menurut Carles U. Larson (dalam bukunya: Persuation, Reception and

Responsibility. 1992.California: Wardsworth Publishing Co) yang dikutip oleh

Rusady Ruslan, membagi jenis-jenis kampanye kegiatan menjual produk,

kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut;

a. Product – Oriented Campaigns

Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan

dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran

produk yang baru. Misalnya peluncuran provider-seluler Flexi-Telkom,

pergantian nama National ke Panasonic, perubahan logo baru BNI-46 dan

Bank Danamon dan sebagainya

b. Candidate – Oriented Campaigns

Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk

kepentingan kampanye politik (political campaign), dan misalnya kampanye

pemilu, untuk kampanye caleg (calon legislative atau anggota DPR/MPR),

serta kampanye pilpres – capres dan cawapres (pemilihan calon presiden dan

wakil presiden) hingga jabatan public lainnya yang berupaya meraih

dukungan yang sebanyak-banyaknya dari masyarakat melalui kampanye

(20)

commit to user

c. Ideological or Cause – Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini memiliki tujuan bersifat khusus dan berdimensi

perubahan sosial (social change campaign), misalnya kegiatan kampanye

yang bersifat nonkomersial, anti HIV/AIDS, anti narkoba, program keluarga

berencana nasional (KBN), kampanye pelestarian lingkungan alam dan

hidup, dan lain sebagainya. (Rusady Ruslan,2005;25)

Perancangan Kampanye Iklan Layanan Masyarakat untuk

Menyosialisasikan Bahaya Zat Pengawet Pada Makanan yang akan dilakukan ini

termasuk dalam jenis kampanye yang ketiga yaitu jenis Ideological Cause –

Oriented campaign karena kampanye yang akan dilakukan sifatnya sosial untuk

masyarakat.

2. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye

Komunikasi dalam kampanye Bahaya Zat Pengawet Pada Makanan ini

bersifat informatif yaitu kampanye ini memberikan suatu pengertian, informasi,

atau pengetahuan tentang bahaya mengkonsumsi makanan berpengawet pada

manusia. Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot “Campaign are incherently

persuasive communication activities” yang artinya dengan demikian aktivitas

kampanye tersebut selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif. (Rusady

Ruslan, 2005:26)

Lebih lanjut Rusady Ruslan, memberikan kesimpulan dari pengertian

kampanye melalui komunikasi persuasif “Bahwa tindakan persuasif yang pada

prinsipnya dalam proses komunikasi adalah bertujuan untuk mengubah atau ingin

(21)

commit to user

sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya”

(Rusady Ruslan, 2005:27)

Dampak komunikasi yang dihasilkan dari proses kampanye adalah sebagai

berikut:

a. Dampak Kognitif : komunikan atau sasaran kampanye menjadi bertambah

pengetahuannya sehingga pola pikirnya berubah ke arah yang positif.

b. Dampak Afektif : komunikan tidak hanya bertambah pengetahuannya

tetapi juga bergerak hatinya atau tumbuh perasaan tertentu untuk bereaksi

secara positif untuk menanggapi pesan komunikasi yang telah

disampaikan.

c. Dampak Behavioral : setelah komunikan bergerak hatinya, komunikan

mau melakukan suatu tindakan, perilaku, atau kegiatan sebagai tanggapan

dari proses komunikasi yang dilakukan dalam kampanye.

3. Proses Kampanye

Proses pembuatan dan pelaksanaan kampanye tidak berbeda dengan

memasarkan iklan biasa. Sebelum dibuat perlu dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Identifikasi masalah serta pemilihan kelompok sasaran.

b. Kelompok ini dianalisis kebutuhannya, suasana psikologis dan sosiologis

yang melingkupinya, bahasanya, jalan pikirannya, serta simbol-simbol

yang dekat dengannya.

c. Menentukan tujuan khusus kampanye tentang apa yang diharapkan dicapai

(22)

commit to user

dilayani klien sampai mengalami peningkatan kesadaran masyarakat

terhadap adanya organisasi atau program-program khususnya.

d. Menentukan tema kampanye. Tema kampanye adalah topik pokok yang

ingin dituju oleh kampanye. Suatu tema kampanye harus berpusat pada

topik atau dimensi program yang sangat penting bagi target audien.

Penelitian pasar sering digunakan untuk mengidentifikasi topik atau

dimensi ini.

e. Menentukan anggaran kampanye yang diperlukan untuk suatu kampanye

selama satu periode tertentu.

f. Perencanaan media yang meliputi tiga hal:

1) Identifikasi media yang ada dan tersedia.

2) Memilih media yang cocok dan dapat digunakan.

3) Menetukan waktu dan frekuensi penyiaran.

g. Menciptakan pesan-pesan kampanye. Komponen-komponen kampanye

yang meliputi headline, sub headline, body copy, art work, dan tanda atau

logo yang secara bersama-sama menarik dan memelihara perhatian

sasaran.

h. Menilai keberhasilan kampanye tersebut melalui serangkaian evaluasi.

Evaluasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah kampanye dilakukan.

( Rhenald Kasali,1992;206)

B. Tinjauan Iklan

Dalam buku yang berjudul Advertising karya Gene Reichert menulis

(23)

commit to user

publik yang bertujuan memberi bantuan, secara langsung maupun tidak langsung,

dalam penjualan suatu komoditi, dalam keamanan pekerjaan dan sebagainya.

Kemudian Rosser Reeves, mendefinisikan iklan adalah seni untuk

memberikan pesan penjualan yang khas ke dalam benak kebanyakan orang

dengan kemungkinan biaya yang serendah-rendahnya. (1988;06)

Iklan atau dalam bahasa Inggris advertisment adalah suatu bentuk

komunikasi massa komersial yang dirancang untuk mempromosikan pemasaran

suatu produk atau jasa, maupun pesan dari suatu lembaga atau orang.

Pemanfaatan iklan secara besar-besaran baru muncul sejak abad 20-an. Menurut

Kamus Istilah Periklanan Indonesia arti kata iklan adalah pesan komunikasi di

media yang pemasangannya dilakukan atas pembayaran.(Anton M. Moelino,

1993:383)

Beberapa fungsi periklanan antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan Informasi

Melalui iklan dapat menceritakan lebih banyak tentang informasi dari

suatu produk yang ditawarkan, apapun yang memiliki kegunaan bagi

konsumen. Digunakan untuk memberitahu konsumen tentang penyediaan

produk tertentu dan pada lokasi tertentu pula.

2. Membujuk atau mempengaruhi

Iklan yang bersifat membujuk terutama pada pembeli potensial dengan

selalu mengatakan bahwa produknya adalah lebih baik daripada produk

(24)

commit to user

3. Menciptakan Kesan

Dari sebuah Iklan yang dipasang pada media manapun memiliki kesan

tertentu bagi konsumen mengenai apayang diiklankan. Pihak pemasangan

iklan selalu berusaha menampakkan kesan yang sebaik-baiknya.

4. Memuaskan keinginan

Sebelum calon konsumen memutuskan untuk menetapkan pilihan produk,

kadang-kadang mereka ingin diberitahu terlebih dahulu sehingga mereka

mengharapkan pembelian itu memuaskan.

5. Merupakan Alat Komunikasi

Periklanan merupakan suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah

antara penjual dan pembeli. Komunikasi akan menunjukkan cara yang

paling efisien untuk mengadakan pertukaran sehingga dapat memenuhi

keinginan kedua belah pihak.

Sedangkan sesuai dengan isi pesan dari sebuah iklan, iklan terbagi menjadi

dua. Commercial advertisement (iklan niaga) dan public service advertisement

(iklan layanan masyarakat).

Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia Commercial advertisement

(iklan niaga) diartikan sebagai iklan-iklan yang mempromosikan barang, jasa,

atau tuangan ide untuk sebuah usaha dengan harapan dapat meraih keuntungan.

Public service advertisement (iklan layanan masyarakat) adalah jenis

periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi komersial maupun nonkomersial

(sering juga oleh pemerintah) untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis

(25)

commit to user

Dalam buku Irama Visual terbitan Jalasutra Program Studi Disain

Komunikasi Visual FSR ISI Jogjakarta tahun 2007, iklan layanan masyarakat

merupakan iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk

membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus

dihadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum.

Menurut Ad Council, suatu dewan periklanan di Amerika Serikat yang

mempelopori Public service advertisement (iklan Layanan Masyarakat),

menyatakan bahwa iklan layanan masyarakat memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Non komersial

b. Tidak bersifat keagamaan

c. Non politik

d. Berwawasan nasional

e. Diperuntukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima

masyarakat

f. Dapat diiklankan

Memiliki dampak kepentingan tinggi sehingga patut mendapat

dukungan media lokal maupun nasional (Rhenald Kasali, 1992 : 202).

Selain itu iklan layanan masyarakat biasanya didefinisikan sebagai iklan

yang melayani ketertarikan atau keinginan masyarakat. Tujuan dari iklan ini

adalah mendidik dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap masalah sosial yang

signifikan, di mana menyampaikan pesan moral kepada masyarakat untuk

memberi peringatan, menyadarkan atau bahkan mengubah kebiasaan buruk untuk

(26)

commit to user

C. Tinjauan Komunikasi

Dalam perancangan iklan layanan masyarakat tidak lepas dari apa yang

disebut sebagai komunikasi. Perkataan komunikasi berasal dari bahasa Latin

communicatio, yang menurut Kamus Latin-Indonesia karya Drs. K. Prent C.M.,

DRs. J. Adisubrata, dan W.J.S. Poerwadarminta, berarti pemberitahuan. Perkataan

communicatio tersebut bersumber pada kata communis yang berarti sama. Yang

dimaksudkan dengan sama di sini adalah sama arti atau sama makna. Suatu

pemberitahuan akan membuat seorang menjadi tahu jika terdapat kesamaan arti

antara dia dengan orang yang memberitahu.

Dalam buku Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis menulis

bahwa Bernard Berelson dan Gary A. Stainer dalam karyanya, Human Behavior,

mendefinisikan komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi,

keterampilan, dan sebagainya, dengan mengunakan lambang-lambang, kata-kata,

gambar bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang

biasanya dinamakan komunikasi.(Bernard Berelson dan Gary A, 1986;62)

Gerald A. Miller dalam karyanya, berjudul On Definding Comunication:

Another Stab, menyatakan sebagai berikut. Pada pokoknya komunikasi

mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, di mana seseorang

sebagai sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang atau sejumlah

penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya. (Gerald A.

Miller, 1966)

Sebenarnya pendapat Miller yang dipublikasikan dalam Journal of

Comunication terbitan tahun 1966 tersebut adalah modifikasi dari pernyataan Carl

(27)

commit to user

komunikator menyampaikan perangsang biasanya lambang bahasa untuk

mengubah prilaku orang lain atau komunikan.

Dalam hal ini tampak perlunya pengetahuan komunikator tentang frame of

reference dan field of experience dari komunikannya, agar dapat diadakannya

bidang pertemuan sehingga tercapailah overlapping of interest pada komunikan

dengan komunikator. Inilah persuasi dalam arti semurni-murninya, yaitu dengan

menggunakan informasi tentang situasi phsycologist dan sosiologis serta

kebudayaan dari komunikan untuk mempengaruhinya dan mencapai perwujudan

dari apa yang diinginkan oleh message. Tanpa pengetahuan situasi demikian,

maka pesan dan kegiatan komunikasi akan berhasil sedikit atau sama sekali akan

gagal (Phil Astrid S. Susanto, 1974 : 17).

Sasaran bagi komunikasi dalam periklanan adalah menetapkan apa yang

harus dilakukan oleh program iklan dengan caranya sendiri. Itu biasanya berupa

dampak tertentu pada khalayak yang dipilih menjadi sasaran iklan seperti :

1. Menumbuhkan kesadaran

2. Menimbulkan permintaan

3. Menumbuhkan pendapat yang sesuai

Salah satu proses komunikasi paling popular dalam dunia periklanan

adalah proses komunikasi dengan menggunakan model AIDCA suatu model

proses komunikasi yang dikembangkan pada sekitar dasawarsa 1920-an, yaitu :

1. Perhatian (Attention)

Yaitu suatu iklan dengan segala bentuk kreatifitasnya harus mampu

(28)

commit to user

2. Minat (Interest)

Setelah mendapatkan perhatian dari calon konsumen, maka bagaimana

agar mereka berminat dan ingin tahu lebih lanjut.

3. Keinginan (Desire)

Iklan tersebut harus dapat menggerakkan keinginan calon konsumen

untuk menggunakan dan menikmati produk yang diinginkan.

4. Rasa Percaya (Conviction)

Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri konsumen, maka suatu

iklan dapat didukung oleh suatu kegiatan pembuktian.

5. Tindakan (Action)

Tahap ini merupakan upaya terakhir untuk membujuk calon konsumen

agar sesegera mungkin melakukan tindakan yang diharapkan (Rhenald

Kasali, 1996 : 53).

D. Tinjauan Desain

Desain secara mendasar adalah usaha sadar manusia menampilkan penataan

secara bermakna. Arti menurut kamus Indonesia-Inggris kata design berarti

potongan, model, pola, mode, tujuan dan rencana (John M. Echols,1975;177).

Sedangkan design dalam kamus Webster berarti gagasan awal, rancangan,

perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, memuat,

mencipta, menyiapkan, menyusun, meningkatkan, pikiran, maksud, dan kejelasan.

Sehingga dapat dilihat bahwa garis pemikiran kamus Webster jauh lebih lengkap

dibandingkan dengan Echols. Desain menurut pandangan dunia modern tidak bisa

(29)

commit to user

metode, dan obyektif) dan unsur rasa (kreasi, intuisi, selera, nilai-nilai, dan

keindahan).

Design atau desain, rancangan merupakan elemen visual yang di

kembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan pengiklanan dan

pengemasan. Pengertian lainnya desain merupakan usaha deskripsi gagasan

mengenai bentuk , rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya

yang membentuk wajah suatu benda (Kamus Istilah Periklanan

Indonesia,1996:52).

Dilihat dari pengertiannya kegiatan ini telah dilakukan sejak manusia

purba, artinya manusia purba memerlukan piranti untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, sehingga mereka telah terlibat dalam kegiatan mendesain. Dalam

perkembangannya desain mengalami perubahan definisi dan pengertiannya. Hal

ini dikarenakan pola pikir, filsafat yang terus berkembang di dalam masyarakat.

Diawali dengan pemikiran sistematis dengan landasan pemikiran ilmiah (sesuai

dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan), lalu diwujudkan dengan gambar, dibuat

modelnya kemudian dievaluasi, setelah dipandang baik baru diproduksi. Dunia

desain terus mengalami perkembangan seperti arsitektur, teknik mesin,

infrastruktur, dan seni rupa. Dalam kesenirupaan bidang desain terbagi lagi

menjadi desain interior, desain grafis, desain tekstil dan desain produk. Seperti

bidang desain yang lain desain komunikasi visual mempunyai patokan atau

prinsip dalam menciptakan desainnya. Prinsip ini digunakan agar desain yang

diciptakan mencapai totalitas estetika, ergonomi, efektifitas dan efisien.

Prinsip dasar desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah desain

(30)

commit to user

1. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan, yaitu nilai timbang yang sama beratnya. Adalah mendasar

sekali bahwa suatu komposisi desain harus menampilkan keseimbangan

unsur-unsur pembentukannya.

Ada tiga jenis keseimbangan dalam desain:

a. Keseimbangan simetris; keseimbangan ini dicapai dengan membalikan

bentuk dengan batas poros tertentu, seperti manusia, hewan, kapal

terbang, mobil dan lain sebagainya. Komponen desain seakan di

cerminkan pada garis sumbu khayal. Keseimbangan ini memiliki kesan

statis, agung, formal, tenang, tradisional atau kuno bahkan terkadang

terkesan membosankan.

b. Keseimbangan asimetris; keseimbangan ini terwujud dengan pengaturan

bentuk yang berbeda besar, warna, beratnya dalam kedudukan yang

berlawanan. Keseimbangan ini terkesan dinamis, riang, modern,

informal menarik dan berani.

c. Keseimbangan radial, dalam keseimbangan ini arah perhatian akan

terarah pada bagian tengah, kesan yang ditampilkan seperti ada

pancaran dari tengah lingkaran, mudah ditangkap mata karena seakan

diarahkan fokus ke titik pusat lingkaran.

Apapun jenis keseimbangan yang digunakan, desain yang diciptakan

diharapkan menjadi komposisi yang utuh.

2. Irama (Rhythm)

Irama yaitu pengulangan unsur-unsur desain pembentukannya. Irama

(31)

commit to user

dan berselang seling, sehingga kesan yang timbul merupakan kesan gerak yang

harmonis dan teratur. Ada beberapa jenis pengulangan dalam irama ini ;

a. Reguler adalah pengulangan komponen grafis dengan jarak dan bentuk

yang sama. Biasa dipakai dalam desain border atau bingkai, ubin lantai,

kertas kado dan motif fashion.

b. Mengalir (flowing) adalah pengulangan bentuk seakan menciptakan

kesan bergerak, dinamis, dan mengalir. Pengulangan ini biasa

digunakan untuk animasi.

c. Progresif / Gradual adalah pegulangan yang terdapat peralihan antar

stepnya, sehingga menimbulkan kesan berproses sedikit demi sedikit.

Dalam animasi disebut morphing. Sebagai contoh gambar kotak

berubah menjadi lingkaran secara bertahap, gradasi warna dan lainnya.

3. Proporsi dan Skala

Proporsi atau sering disebut perbandingan adalah suatu acuan yang

digunakan dalam merancang, meliputi masalah panjang-pendek, besar-kecil,

berat-ringan untuk mencapai suatu kesatuan bentuk yang utuh.

Hal ini berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan untuk

lebarnya desain; makin lebar desain (atau ukuran) makin besar ukuran huruf yang

harus digunakan, dan demikian pula sebaliknya. Suatu komposisi desain yang

memiliki ruang yang sempit (kecil) memerlukan jenis huruf yang lebih kecil pula,

tetapi suatu media yang lebar (besar) memerlukan jenis huruf yang lebih besar.

Jika terjadi perubahan proporsi sering terlihat distorsi. Sedangkan Skala adalah

(32)

commit to user

tinggi. Melalui pengaturan proporsi dan skala, suatu desain akan terkesan luas,

jauh, sempit atau dekat.

4. Fokus (pusat perhatian)

Merupakan suatu pandangan yang terarahkan kepada sesuatu titik yang

terpusat, fokus tidak selamanya berada di tengah. Ada beberapa jenis fokus atau

pusat perhatian dalam pembuatan suatu desain:

a. Hirarki

Tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audien harus

fokuskan atau diarahkan pada satu titik. Ada beberapa tahap fokus,

mulai dari yang terpenting (dominant), pendukung (sub-dominant)

dan pelengkap (sub-ordinat).

1) Dominant adalah objek yang paling ,menonjol dan paling

menarik.

2) Sub-dominant adalah objek yang mendukung penampilan dari

objek dominant.

3) Sub-ordinat adalah objek yang kurang menonjol bahkan

tertindih oleh objek dominant dan sub-dominant, sebagai

contohnya adalah background.

b. Kontras

Kontras adalah penekanan karena adanya perbedaan drastis atau

konflik pada komponen desain. Sebagai contohnya kontras warna

hitam dan warna putih, kontras garis tebal dan tipis, kontras huruf

(33)

commit to user

5. Kesatuan

Kesatuan /Unity, yaitu keutuhan suatu komposisi yang terdiri dari berbagai

unsur yang berbeda. Kesatuan dalam komposisi merupakan hal yang penting

dalam desain, tidak ada unsur yang tidak berguna, tidak ada unsur yang saling

mengganggu, tidak kurang dan tidak lebih, saling melengkapi, tidak cacat dan

sempurna.

Semua bagian suatu komposisi desain harus menyatu guna membentuk

keseluruhan desain. Kesatuan bagian komposisi ini dapat dikacaukan oleh suatu

batasan yang mengganggu, terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan

berlawanan, warna yang distribusikan berlawanan dengan sembarangan,

unsur-unsur yang kurang proporsional, atau komposisi yang semarak dengan

bagian-bagian yang membingungkan. Untuk mendapatkan desain yang utuh, bisa dipakai

pendekatan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Kedekatan dan penutup (closure)

Objek-objek saling didekatkan sehingga membentuk sebuah

kesatuan, yang dapat menjadi daya tarik bagi orang yang melihatnya

b) Kesinambungan (continuity)

Dengan gambar yang berkesinambungan,dan terarah, mata audien

akan bisa diarahkan pada objek tertentu. Dengan perspektif dan garis

bantu yang akan membantu untuk mengarahkan mata menuju objek

lain.

c) Kesamaan (similarity) dan Konsisten (consistency)

Objek dengan bentuk, ukuran, proporsi, warna yang sama cenderung

(34)

commit to user

d) Perataan (alignment)

Seperti dalam tulisan dalam mengetik, sebuah desain juga bisa dibuat

dengan rata kanan, rata kiri, atau rata tengah (center). Hal ini akan

memberi kesan desain yang rapi dan mudah dibaca. (Hendi

Hendratman,2006:37)

Dalam sebuah desain yang paling penting adalah bagaimana desain itu

bisa menarik perhatian dari audien sehingga audien mengerti pesan yang

disampaikan dari desain tersebut. Penerapan prinsip-prinsip desain seperti yang

telah disampikan di atas, dapat membantu dalam membuat sebuah desain yang

menarik. Tetapi dalam perkembangannya sekarang ada suatu pendekatan lain

yang bisa dipakai dalam mendesain yaitu pendekatan ‘melewati batas atau

menabrak batas’. Agar sebuah desain menarik perhatian, sebuah desain sengaja

dibuat bertabrakan, berpotongan pada batas yang ada. (Hendi Hendratman,

2006:38)

E. Tinjauan Media

Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia menyatakan media iklan adalah

sarana komunikasi massa yang menyediakan beberapa bentuk periklanan.

Misalnya penerbitan pers, televisi, radio, dan media lain. Selain itu juga sarana

lain yang dirancang khusus untuk tujuan periklanan. Misalnya pos langsung

(direct mail), pameran, penempelan poster, katalog, dan publikasi tercetak

lainnya.

Media adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan pengiklan

(35)

commit to user

dipersiapkan melalui proses perencanaan dan pertimbangan media yang dinilai

paling efektif. Pemilihan media mengikuti tiga unsur utama :

1. Mengidentifikasikan media yang paling baik di dalam pencapaian

khalayak sasaran.

2. Memanfaatkan keberadaan mereka semaksimal mungkin.

3. Memastikan agar anggaran yang dialokasikan mendatangkan

keuntungan yang paling besar dan dinilai paling tinggi.

Pemilihan media ini akan bergantung pada produknya dan kebutuhan

iklan. Sehingga untuk media iklan yang paling efektif kita memerlukan media

yang memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1) mampu mencapai target

selengkap mungkin,2) mampu menyampaikan pesan sejelas-jelasnya, 3) mampu

menyampaikan pesan secara ekonomis dalam batas-batas anggaran yang

dimungkinkan, 4) mampu berkomunikasi dalam suasana yang cocok antara

produk dan khalayaknya. (AD Farbey, 1997 : 41).

F. Tinjauan Makanan

Masyarakat Indonesia dewasa ini cukup berkembang pesat dalam hampir

semua aspeknya, terutama persaingan dalam hal produk makanan, ternyata

disertai pula dengan banyaknya anggota masyarakat yang masih berada di dalam

kondisi di mana cukup banyak yang belum mengetahui, mengerti, dan memahami

dengan baik makanan yang anak-anak konsumsi setiap hari, karena anak-anak

adalah sumber daya manusia baru yang nantinya akan banyak berpengaruh bagi

(36)

commit to user

adictif berbahaya dalam makanan termasuk didalamnya adalah pengawet

makanan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makanan diartikan sebagai segala

sesuatu yang boleh dimakan seperti penganan, lauk pauk, kue. Atau segala bahan

yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti

jaringan tubuh , memberi tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh.

Tapi dalam perkembangannya banyak penjual jajanan anak yang

menggunakan zat berbahaya pada makanan yang mereka jual sebagai contoh:

1. Penggunaan pewarna tekstil untuk mewarnai makanan yang dijual

agar terlihat makin menarik.

2. Penggunaan pemanis buatan berbahaya.

3. Penggunaan berbagai bahan pengawet berbahaya pada makanan agar

makanan dapat bertahan lama tanpa mengalami pembusukan

sebelum terjual kepada konsumen.

Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro Banten, secara garis

besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami,

sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali.

2. ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas

penggunaan hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan

konsumen.

3. Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi, atau berbahaya

seperti boraks, dan formalin. Formalin, misalnya, bisa menyebabkan

(37)

commit to user

Sedangkan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat

menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit

(http://kimia.upi.edu/ Mei, 2010).

Beberapa contoh zat pengawet yang yang berbahaya dan tidak boleh

digunakan pada makanan serta akibatnya bagi kesehatan apabila termakan atau

masuk ke dalam tubuh.

1. Formalin

Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau

sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Penggunaan formalin

sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga

dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan

sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada makanan

dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya

adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan

mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.

Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan:

a. Jika terhirup, akan timbul rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,

sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.

b. Jika terkena kulit, kulit akan kemerahan, gatal, dan terbakar

c. Jika terkena mata, mata akan terlihat kemerahan, terasa gatal, mata

berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan

d. Jika tertelan, akan terasa mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala,

pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit

(38)

commit to user

2. Boraks

Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut

dalam alkohol. Boraks sering digunakan sebagai pengawet kayu, anti septik kayu

dan pengontrol kecoa. Bahaya boraks terhadap kesehatan karena sifat boraks

dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir. Untuk penggunaan

yang berulang-ulang boraks dapat menimbulkan berbagai dampak bagi kesehatan

sebagai berikut:

a. Tanda dan gejala akut yang disebabkan mengkonsumsi boraks adalah

muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan

Syaraf Pusat)

b. Tanda dan gejala kronis yang disebabkan mengkonsumsi boraks

diantaranya nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, gangguan

SSP : bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker.

Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan

sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso

yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari

kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung

boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang

mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, akan

menimbulkan tekstur yang bagus dan renyah

(http://www.disnakkeswan-lampung.go.id/ Mei, 2010).

Formalin dan boraks kerap digunakan pada mie, bakso, pempek, yang

pada awalnya sering digunakan sebagai pengawet untuk mayat. Bahan pengawet

(39)

commit to user

yang biasa digunakan untuk potongan kentang goreng atau udang beku.

Sedangkan nitrit, umumnya banyak digunakan untuk mengawetkan daging olahan

seperti sosis dan kornet dalam kaleng serta untuk mengawetkan keju.

Selain itu, ada pula benzoat yang banyak digunakan untuk memberikan rasa awet

pada minuman ringan, saus, kecap, sari buah, dan makanan lainnya. Ada pula

propionat yang banyak digunakan sebagai pengawet untuk roti dan keju olahan.

Umumnya, bahan pengawet yang terkandung di dalam makanan ini akan

membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba spesifik dan bisa

menghambat germinasi spora mikroba, yang mengakibatkan terhambatnya

transportasi zat gizi untuk kehidupan sel mikroba serta menghambat kerja enzim

(40)

commit to user

29

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Identifikasi Objek Perancangan

Demi mewujudkan visi Kota Surakarta: Terwujudnya Kota Surakarta

sebagai kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan,

pariwisata dan olahraga. Serta mewujudkan misi Kota Surakarta seperti di bawah

ini: (1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat

dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat

dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota

Budaya”. (2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan dalam penguasaaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni guna mewujudkamn inovasi dan integritas masyarakat madani yang

berlandasakan Ketuhanan yang Maha Esa. (3) Mengembangkan seluruh kekuatan

Ekonomi Daerah sebagai pemacu tumbuh dan bertkembangnya ekonomi rakyat

yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata dan

teknologi terapan yang ramah lingkungan. (4) Membudayakan peran dan fungsi

hukum, pelaksanaan Hak Azasi Manusia dan Demokratisasi bagi seluruh elemen

masyarakat utamanya para penyelenggara pemerintahan.

Maka diperlukan adanya struktur organisasi kelembagaan yang lebih

menguasai dan spesifik di setiap bidangnya. Struktur organisasi Pemerintah Kota

Surakarta terdiri dari 4 Badan, 15 Dinas, 8 Kantor, 4 Bagian dan 5 kecamatan.

Salah satunya adalah Dinas kesehatan Kota Surakarta akar instansi kedinasan

(41)

commit to user

1. Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Dinas kesehatan adalah salah satu instansi pemerintah yang khusus

menangani bidang kesehatan. Kantor dinas Kesehatan Surakarta beralamat di

Jalan Jendral Sudirman No.2 Surakarta, Telp (0271) 642020.

Dasar pembentukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta:

a. Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2001 entang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Perangat Daerah Kota Surakarta.

b. Keputusan Walikota Surakarta Nomor 17 Tahun 2001 Tentang

Pedoman dan Uraiaan Tugas Dinas Kesehatan Surakarta.

2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

a. Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

“Terwujudnya Budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Mutu

Pelayanan menuju SOLO SEHAT 2010”

b. Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

2. Memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Merata dan terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungan

3. Struktur Organisasi

Dinas Kesehatan Kota Surakarta sangatlah memperhatikan struktur

(42)

commit to user

penting untuk menjalankan suatu organisasi agar dapat berjalan dengan

baik dan lancar. Adapun struktur organisasi beserta tugas-tugas dari Dinas

Kesehatan sebagai berikut:

(43)

commit to user

4. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

a. Tugas pokok Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah:

Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

b. Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

1)Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan.

2)Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman,

dan obat tradisional.

3)Pencegahan dan pemberantasan penyakit.

4)Peningkatan kesehatan masyarakat dan peran serta masyarakat

5)Peningkatan kesehatan ibu dan gizi keluarga

6)Pengelolaan Unit Pelakasana Teknik Dinas (UPTPD)

5. Strategi Komunikasi

Dalam berbagai tugas dan fungsi dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta

yang tertulis di atas, salah satunya adalah mengawasi dan mengendalikan

kefarmasian, makanan, minuman, dan obat tradisional. Lalu bagaimana Strategi

pemasaran yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk

mengatasi zat pengawet makan berbahaya yang selama ini beredar di Kota

Surakarta, meliputi beberapa kegiatan.

Sesuai dengan visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta “Terwujudnya Budaya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Mutu Pelayanan menuju SOLO SEHAT

2010”, Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga turut serta menyosilisasikan bahaya

(44)

commit to user

kegiatan tersebut Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah melakukan berbagai

penanggulangan zat pengawet berbahaya pada makanan, melalui komunikasi yang

dilakukan kepada masyarakat:

a. Penanggulangan Melalui Komunikasi Verbal.

Cara penanggulangan melalui komunikasi verbal ini lebih bersifat

mengarah langsung kepada individu yang terlibat langsung pada produsen

makanan ataupun konsumen makanan di Kota Surakarta. Seperti contoh:

1) Dinas Kesehatan Surakarta pernah memberikan penjelasan kepada

seluruh produsen makanan kecil di Kota Surakarta tentang penggunaan

bahan pengawet makanan yang benar.

2)Dinas Kesehatan Surakarta melakukan penyuluhan langsung kepada

penjual kaki lima pedagang di pasar-pasar tradisional tentang yang

pengawet berbahaya dan pewarna berbahaya pada makanan di Kota

Surakarta serta menarik dari pasaran makanan yang dinilai tidak layak

dikonsumsi.

3)Dinas Kesehatan Surakarta pernah mengadakan siaran baik di radio

maupun stasiun TV lokal di Kota Surakarta tentang bahaya pengawet

berbahaya dan pewarna berbahaya pada makanan.

b. Penanggulangan Melalui Komunikasi Visual.

Cara penanggulangan melalui komunikasi visual ini lebih bersifat

mengarah pada komunikasi yang dilakukan untuk memberikan pendidikan

pada masyarakat luas di Kota Surakarta untuk menghindari makanan

(45)

commit to user

1)Memasang poster di berbagai instansi kesehatan, pendidikan, dan

public area di Kota Surakarta tentang bahaya makan berpengawet.

2)Memberikan leaflet kepada masyarakat Kota Surakarta tentang bahaya

makan berpengawet.

Selain penanggulangan zat pengawet makanan berbahaya pada makanan

yang dilakukan melalui komunikasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga

melakukan penanggulangan yang bersifat peraturan. Peraturan tersebut ditujukan

kepada setiap produsen makanan yang memproduksi makanan harus menyertakan

kode Depkes RI, sebagai tanda bahwa makanan yang diproduksi sebelum

dipasarkan telah mendapat izin oleh Departement Kesehatan Republik Indonesia

sebagai makanan yang aman untuk dikonsumsi manusia.

(46)

commit to user

Gambar 2 Dokumentasi foto Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang sedang melakukan penyuluhan tentang bahan pengawet makanan kepada penjual jajanan tahun 2010. (Sumber: Arsip dokumentasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta)

B. Komparasi (Pembanding)

Sebagai pembanding dalam penyelenggaraan kampanye bahaya zat

pengawet pada makanan, penulis memilih Kota Semarang dan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Baik Kota Semarang, Kota Yogyakarta maupun, Kota Surakarta

memiliki kebudayaan, tingkat kemajuan yang hampir sama dan, ketiganya masih

dalam satu lingkup pulau yang sama.

1. Dinas Kesehatan Kota Semarang

Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki visi : Terwujudnya masyarakat

kota metropolitan yang sehat didukung dengan profesionalisme dan kinerja yang

(47)

commit to user

Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi yang diemban oleh

seluruh jajaran petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang di masing-masing

jenjang administarsi pemerintahan, yaitu :

a. Memberi perlindungan kesehatan.

b. Memberi pelayanan kesehatan paripurna yang terbaik kepada seluruh

lapisan masyarakat agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.

c. Melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya di bidang kesehatan

dengan cara efektif dan efisien.

Sesuai dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Semarang seperti di

atas. Dinas Kesehatan Kota Semarang juga berfungsi sama seperti Dinas

kesehatan Kota Surakarta yaitu berperan aktif menanggulangi beredarnya

makanan berpengawet berbahaya di pasaran. Dengan cara yang hampir sama pula

dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarata, Dinas Kesehatan Kota semarang juga

melakukan penyuluhan kepada produsen dan penjual makanan di Kota Semarang,

menarik makanan-makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi masyarakat dari

pasaran, serta merancang leaflet sebagai sarana pendidikan kepada masyarakat

Kota Semarang. Namun hal yang menjadi kelebihan bagi Dinas Kesehatan Kota

Semarang, Dinas Kesehatan Kota Semarang sudah benar-benar mengaktifkan

sarana web dengan cara memberikan contact email yang dapat digunakan

masyarakat untuk mengajukan pertanyaan kepada Dinas Kesehatan Kota

Semarang apabila memiliki pertanyaan tentang kesehatan maupun pertanyaan

tentang Dinas Kesehatan Kota Semarang sendiri, dan pertanyaan tersebut akan

dijawab oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam jangka waktu 1 hari. Selain

(48)

commit to user

yang menjaring lebih banyak orang untuk lebih sadar dengan anjuran-anjuran

tentang kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Grup

Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam facebook itu juga melampirkan link web

Dinas Kesehatan Kota Semarang secara tidak langsung Dinas Kesehatan Kota

Semarang telah mempromosikan web-nya melalui grup di Facebook.

Gambar 3 Leafleat yang pernah di buat oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2009. (Sumber: http://www.disnakkeswan-semarang.go.id/ Mei 2010)

2. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Kesehatan DIY sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di

bidang kesehatan, untuk dapat bekerja dengan baik telah mencanagkan Visi dan

(49)

commit to user

Visi Dinas Kesehatan DIY adalah mewujudkan institusi yang mendukung

terwujudnya masyarakat sehat.

Adapun misi dari Dinas Kesehatan DIY adalah:

a. Mewujudkan peningkatan pelayanan rumah tangga instansi dan

kualitas sumber daya kesehatan dalam mendukung tugas bidang

kesehatan.

b. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Dengan visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan DIY, Dinas

Kesehatan DIY telah berperan aktif menanggulangi zat pengawet makanan

berbahaya yang beredar di kawasan yogyakarta dan sekitarnya. Dengan cara

operasi pasar, menarik makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi masyarakat

serta, memberikan penyuluhan pada pedagang dan produsen makanan tentang

bahaya zat pengawet pada makanan.

Namun berdasarkan observasi yang sudah dilakukan penulis, belum

pernah ada kampanye iklan layanan masyarakat yang mengangkat bahaya zat

pengawet pada makanan dalam skala besar di kabupaten manapun kotamadya di

Indonesia. Menurut anggapan penulis, kampanye yang akan dirancang oleh

penulis merupakan suatu inovasi dalam mengkampanyekan bahaya zat pengawet

pada makanan. Kampanye ini nantinya diharapkan juga bisa diikuti oleh kota-kota

lain di Indonesia, sehingga dapat memberikan berbagai pendidikan pada

masyarakat Indonesia tentang bahaya zat pengawet pada makanan. Dengan begitu

masyarakat akan dapat menjaga setiap makanan yang mereka konsumsi serta

(50)

commit to user

C. Analisis SWOT

Dalam perancangan kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet

pada makanan ini diperlukan sebuah langkah yang disebut dengan analisa SWOT.

Analisa ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi berbagai hal

secara sistematis agar dapat merumuskan strategi dalam suatu

instansi/perusahaan/lembaga. Analisa ini didasarkan pada hal-hal yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities). Namun di satu

sisi lain juga dapat meminimalkan segi kelemahan (weakness) dan ancaman

(threats). Keempat faktor tersebut dapat mempengaruhi proses pengambilan

keputusan dan selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan

kebijaksanaan suatu lembaga maupun perusahaan. Berikut ini adalah analisis

SWOT:

1. Kekuatan (strength)

Kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di Kota

Surakarta sangat perlu untuk dilakukan karena kampanye ini akan

membantu memperbaiki kualitas kesehatan sebagian besar masyarakat

Indonesia melalui makanan mereka.

2. Kelemahan (weakness)

Kelemahan dari kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada

makanan adalah belum pernah membuat kampanye yang efektif kepada

masyarakat kota Surakarta. Serta keadaan bangsa Indonesia yang sedang

mengalami berbagai permasalahan salah satu masalah yang terbesar adalah

kemiskinan maka seluruh warga Indonesia seakan menganggap remeh

(51)

commit to user

3. Kesempatan (opportunity)

Kurangnya perhatian dan penanganan dari pemerintah tentang bahaya zat

pengawet pada makanan, diharapkan setelah muncul kampanye

menyosilisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di Kota Surakarta

ini. Akan menjadi suatu hal yang baru dan menjadi pusat perhatian bagi

banyak orang di seluruh Indonesia.

4. Ancaman (threat)

Kampanye iklan layanan masyarakat menyosilisasikan bahaya zat

pengawet pada makanan yang akan dilakukan akan kurang mendapat

perhatian dari kebanyakan masyarakat. Khalayak akan lebih

memperhatikan berbagai masalah yang dianggap lebih besar dan penting

yang ada di Indonesia sekarang ini, dari sekedar bahaya zat pengawet pada

makanan. Masyarakat juga akan mengalami kesulitan memilih makanan

yang aman dari zat pengawet berbahaya di pasaran untuk dikonsumsi. Selain itu, munculnya beberapa produsen makanan yang menginginkan

keuntungan penjualan yang banyak apabila menggunakan pengawet

makanan berbahaya sebab harganya lebih murah.

Jika dibandingkan dengan Kota Semarang sebagai komparasi dalam suatu

tabel sebagai berikut:

SWOT Kota Surakarta Kota Semarang Daerah Istimewa

Yogyakarta

(52)

commit to user

Kelemahan

(Weakness)

Belum pernah membuat kampanye yang efektif kepada masyarakat. kesehatan makanan yang mereka konsumsi. kampanye ini menjadi suatu pusat perhatian. Setiap orang akan

merasa penting untuk menjaga kesehatannya.

Masyarakat semarang adalah tipe masyarakat

perkotaan yang

berpandangan lebih terbuka.

Setiap orang akan merasa penting untuk menjaga kesehatannya. merasa penting untuk menjaga mencari makanan yang terbebas dari zat pengawet berbahaya di pasaran. mencari makanan yang terbebas dari zat pengawet berbahaya di pasaran.

Produsen makanan yang menginginkan

keuntungan yang banyak apabila menggunakan

(53)

commit to user

menggunakan pengawet

makanan berbahaya sebab harganya lebih murah.

“Positioning dapat diartikan proses atau upaya untuk menempatkan suatu

produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka

yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya” (Rhenald Kasali,1997;157).

Dengan kata lain dengan adanya positioning, positioning harus dapat

menempatkan suatu produk/jasa pada pikiran calon konsumen sesuai dengan

keinginan komunikator.

Intisari pemikiran positioning menerima persepsi sebagai realitas dan

kemudian merestrukrisasi persepsi-persepsi tersebut untuk menciptakan posisi

yang diinginkan. Atau akan lebih mudah untuk disebut dari luar ke dalam.

Untuk kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan di

Kota Surakarta ini diposisikan sebagai: Penyelamatan masyarakat Indonesia

dari zat pengawet berbahaya pada makanan yang tidak mereka sadari.

Sehingga dari kampanye ini masyarakat Indonesia akan menjadi Bangsa yang

sehat dan berkualitas.

E.

Unique Selling Preposition

(USP)

Kampanye menyosialisasikan bahaya zat pengawet pada makanan

(54)

commit to user

besar yang timbul dan sebagian besar masyarakatnya tidak begitu memperdulikan

kesehatan ataupun apa yang mereka makan setiap hari. Kemudian kampanye ini

muncul memberikan pengetahuan, kesadaran dan mengajak target audience untuk

peduli terhadap apa yang mereka konsumsi dan menghindari makanan yang

(55)

commit to user

44

BAB IV

KONSEP KREATIF DAN PERANCANGAN MEDIA

A.

Metode Perancangan

Perencanaan dapat diartikan dengan proses pembuatan dari merancang/mendesain

yaitu menciptakan bentuk, yang mengandung kaidah, rasa nilai artistik, dari wujud

termaksud. Perencanaan untuk Kampanye Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan

Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta akan mencakup berbagai media kampanye

karena kampanye ini belum banyak diadakan secara efektif. Dalam perencanaan Kampanye

Iklan Layanan Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta ini

harus diperhatikan tentang positioning, target market dan target audience-nya. Perencanaan

kampanye ini dengan memperhitungkan segi jangkauan, frekuensi, serta dampak yang akan

ditimbulkan.

B.

Konsep Kreatif

Konsep kreatif dapat diartikan sebagai terjemahan dari berbagai macam informasi

mengenai tujuan khalayak sasaran, berbagai strategi pemasaran. Konsep kreatif meliputi

gaya desain dan karakteristik visual. Pembuatan desain untuk kampanye ini harus

mempunyai gaya desain yang sesuai dengan khalayak, serta harus bisa benar-benar dapat

mempengaruhi masyarakat untuk bertindak dan mendukung kampanye yang dilakukan

sesuai dengan positioning yang diinginkan, dalam hal ini adalah kampanye Iklan Layanan

Masyarakat Anti Makanan Berpengawet Berbahaya di Kota Surakarta. Kampanye semacam

ini memang belum pernah dilaksanakan, jadi ini merupakan salah satu masalah yang harus

dipecahkan dalam kampanye ini dengan penggunaan gaya desain serta karakteristik visual

Gambar

gambar bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang
Gambar 1 Dokumentasi foto Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang sedang melakukan penyuluhan tentang bahan pengawet makanan kepada penjual jajanan tahun 2010
Gambar 2 Dokumentasi foto Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang sedang melakukan
Gambar 3 Leafleat yang pernah di buat oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2009.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan sari buah akan memperlambat penguapan air sehingga pada waktu pemasakan yang lama maupun pada proses pengeringan diperoleh kadar air yang lebih tinggi.Hasil

dari strategi operasional yang lebih mengarah pada bidang fungsional perusahaan dalam rangka untuk memperjelas makna suatu suatu strategi utama dengan

If financial and banking institutions, in particular central banks as the regula- tors and supervisors act as self-sufficient isolated islands lagging behind changes instead

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Perbedaan Menonton Program Televisi

Pasal 1 angka 1 UU Kekuasaan Kehakiman 2009 menyebutkan bahwa yang dimaksud kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

Ptaeroxylon obliquum (Dean et al., 1967c), Cedrelopsis gre v ei (Dean and Robinson, 1971) and Neochamaelea pul v erulenta (Mondon and Callsen, 1975), another chromo-

Penelitian ini bertujuan menguji model struktural yang terdiri dari tujuh variabel yang dibangun yaitu lingkungan atau suasana pelayanan, interaksi antara sesama

Skripsi penulis dengan judul: “Bentuk Dan Fungsi Kesenian Raksasa Dalam Upacara Bersih Desa Di Desa Salamrejo Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar” merupakan hasil