• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi karyotipe ganyong (canna edulis ker.) sebagai dasar pemuliaan tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi karyotipe ganyong (canna edulis ker.) sebagai dasar pemuliaan tanaman"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KARYOTIPE GANYONG (Canna edulis Ker.) SEBAGAI DASAR PEM ULIAAN TANAM AN

Skripsi

Unt uk m em enuhi sebagian persyarat an guna m em peroleh gelar Sarjana Sains

Oleh: Ulfa Qurniaw at i NIM . M 0406063 JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS M ATEM ATIKA DAN ILM U PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS M ARET

SURAKARTA 2010ii

HALAM AN PERSETUJUAN PEM BIM BING

SKRIPSI

STUDI KARYOTIPE GANYONG (Canna edulis Ker.) SEBAGAI DASAR PEM ULIAAN TANAM AN

Oleh: Ulfa Qurniaw at i NIM M 0406063

(2)

Telah diset ujui oleh Tim Pem bim bing Tanda Tangan

Pem bim bing I : Nit a Et ikaw at i, M . Si NIP 197104261997022001

...

Pem bim bing II : Solichat un, M . Si. NIP 197102211997022001 ...

Surakart a, Juli 2010 M enget ahui

Ket ua Jurusan Biologi

Dra. Endang Anggarw ulan, M . Si. NIP 195003201978032001iii PENGESAHAN

SKRIPSI

STUDI KARYOTIPE GANYONG (Canna edulis Ker.) SEBAGAI DASAR PEM ULIAAN TANAM AN

Oleh :

Ulfa Qurniaw at i NIM M 0406063

Telah dipert ahankan di depan Tim Penguji Pada t anggal 22 Juni 2010

(3)

Penguji I

Surat m an, M . Si.

NIP 198007052002121002 Penguji II

Dra. M art i Harini, M . Si. NIP 195403231985032001 Penguji III

Solichat un, M . Si.

NIP 197102211997022001 Penguji IV

Nit a Et ikaw at i, M . Si NIP 197104261997022001 Dekan FM IPA

Prof. Drs. Sut arno, M . Sc., Ph. D NIP 196008091986121001 Ket ua Jurusan Biologi

Dra. Endang Anggarw ulan, M .Si. NIP 195003201978032001iv PERNYATAAN

Dengan ini saya m enyat akan bahw a skripsi ini adalah hasil penelit ian saya

sendiri dan t idak t erdapat karya yang pernah diajukan unt uk m em peroleh gelar kesarjanaan di suat u perguruan t inggi, sert a t idak t erdapat karya at au pendapat

yang pernah dit ulis at au dit erbit kan oleh orang lain, kecuali secara t ert ulis diacu dalam naskah ini dan disebut kan dalam daft ar pust aka. Apabila dikem udian hari

(4)

diperoleh dapat dit injau dan/ at au dicabut . Surakart a, Juni 2010

Ulfa Qurniaw at i NIM M 0406063v

STUDI KARYOTIPE GANYONG (Canna edulis Ker. ) SEBAGAI DASAR PEM ULIAAN TANAM AN

Ulfa Qurniaw at i

Jurusan Biologi, Fakult as M at em at ika dan Ilm u Pengetahuan Alam , Universit as Sebelas M aret , Surakart a.

ABSTRAK

Canna edulis Ker. (ganyong) m erupakan herba perennial yang

m enghasilkan pat i dalam jum lah besar dari rhizom anya. Canna jenis ini dikenal sebagai edible Canna. Panjang rhizom e ganyong dapat t um buh m encapai 60 cm . Tepung ganyong adalah t epung yang put ih dengan kandungan serat rendah, rasanya lebih enak dan m engandung beberapa nut risi yang bisa dim anfaat kan dalam produksi m akanan. Di Indonesia t erdapat dua kult ivar ganyong, yang pert am a adalah kult ivar m erah yang juga dikenal sebagai edulis dark dan kult ivar put ih. Kedua kult ivar m enunjukkan variasi dalam spesies Canna edulis Ker. Pada kenyat aannya, kult ivar put ih adalah jenis yang t elah digunakan secara luas sebagai sum ber pat i kom ersial. Perbaikan kualit as dan kuant it as suat u t anam an dapat dilakukan m elalui usaha pem uliaan t anam an. Inform asi sit ogenet ik m erupakan salah sat u fakt or pent ing dalam usaha pem uliaan t anam an.

Tujuan dari penelit ian ini adalah unt uk m enget ahui w akt u opt im um pem belahan m it osis, jum lah krom osom dan perbedaan karyot ipe ant ar m asing-

(5)

index (Ci), haploid chrom osom e lenght (HCL), asim et ry index (Asl%) dan perbandingan lengan (L/ S) kem udian disusun dalam suat u rum us karyot ipe. Karyot ipe diperoleh dari sel m it osis pada ujung akar yang t et ap dipert ahankan dalam t ahap prom et afase. Penyiapan preparat ujung akar dibuat sem i perm anen berdasarkan m et ode squash acet oorcein. Sel prom et afase diam at i m enggunakan m ikroskop cahaya Olym pus CH-M 045 dan difot o m enggunakan kam era digit al Nikon Coolpix L20.

Hasil penelitian m enunjukkan bahw a w akt u opt im um pem belahan mit osis pada Canna edulis Ker. adalah pukul 05.45-06.30. Kedua kult ivar Canna edulis Ker. m emiliki jum lah krom osom yang sam a yait u, 2n=18 dengan rum us karyot ipe yang berbeda. Rum us karyot ipe pada kult ivar m erah 2n= 12m +4sm +1st +1t pada kult ivar put ih 2n= 10m + 8sm . Krom osom pada Canna edulis Ker. kult ivar m erah dan kult ivar put ih didom inasi oleh krom osom m et asent ris. Krom osom pada Canna edulis Ker kult ivar put ih m emiliki panjang absolut (PA) yang lebih besar daripada krom osom pada kult ivar m erah.

Kat a kunci: Canna edulis Ker., karyot ipe, krom osom vi KARYOTYPE STUDY OF Canna edulis Ker.

FOR PLANTS BREEDING Ulfa Qurniaw at i

Biology Depart m ent , Facult y of M at hem at ics and Nat ural Sciences, Sebelas M aret Universit y, Surakart a

(6)

applicable t o food product ion. In Indonesia t here are t w o cult ivar of ganyong, one is red or w ell know n as edulis dark and t he ot her ones w hit e cult ivar. Bot h cult ivar show ed genet ic variat ion in Canna edulis Ker. spesies. In fact , w hit e cult ivar w as w idely used as source of com m ercial st arch. Im provem ent qualit y and quant it ies of plant s can be done t hrough breeding program . Cyt ogenet ic inform at ion is an essent ial fact or in breeding program.

The aim s of t his st udy w ere found opt im um t im e for m it osis division, chrom osom e num ber and differences karyot ype from each cult ivar of Canna edulis Ker. Observat ion w ere recorded on chrom osom e m orphology, t here is num ber, absolut e lenght (PA), cent rom eric index (Ci), haploid chrom osom e lenght (HCL), asim et ry index (Asl%) and arm rat io (L/ S) t hen m ade in a karyot ype form ula. Karyot ypes w ere prepared from m it osis cell of root t ips t hat arrest ed in prom et aphase phase. Slide preparat ion of root t ips w as m ade up sem i perm anent according t o acet oorcein squash m et hode. Prom et aphase cells w ere observed using light m icroscope and t hen phot ographed using digit al cam era. The result show ed t hat opt im um t im e for m it osis division of Canna edulis

Ker. have been done at 05.00-06.30 am . Bot h kult ivar had sam e num ber of chrom osom e, 2n= 18, w it h difference in karyot ype form ula. Karyot ype form ula in dark purple cult ivar w as 2n= 12m +4sm +1st +1t and w hit e cult ivar w as 2n= 10m + 8sm . Bot h cult ivar had m et acent ric chrom osom es as dom inan chrom osom al

shape. Chrom osom e in w hit e cult ivar of Canna edulis Ker. have absolut e lenght great er t han chrom osom e in dark purple cult ivar.

Keyw ords: Canna edulis Ker., karyot ype, chrom osom e.vii M OTTO

(7)

“ Tidak ada balasan unt uk kebaikan m elainkan kebaikan it u pula” (Q.S Ar-Rahm an: 60)

“ Terbaik adalah selalu berproses m enjadi lebih baik” viii PERSEM BAHAN

Skripsi ini saya persem bahkan unt uk Allah SWT

Aw al dan Akhirku Ibuku dan Ayahku

Inspirat or dan M ot ivat or Terbaikku Wakhid, Anis, Rony, Puguh, Ari

M aksim alkan yang kit a Bisa dan kit a Punya Faiz dan Khana

Jadilah pribadi Full M anfaat Tem an dan Saudara

Sem angat ix KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjat kan ke hadirat Allah SWT at as segala

rahm at , karunia sert a hidayah-Nya yang t ak t erhingga sehingga penulis dapat m enyelesaikan penelit ian dan penyusunan skripsi yang berjudul St udi Karyot ipe

Ganyong (Canna edulis Ker.) Sebagai Dasar Pem uliaan Tanam an. Penyusunan skripsi ini m erupakan suat u syarat unt uk m em peroleh gelar kesarjanaan st rat a 1

(S1) pada Jurusan Biologi, Fakult as M at em at ika dan Ilm u Penget ahuan Alam , Universit as Sebelas M aret Surakart a.

Dalam pelaksanaan penelitian m aupun penyusunan skripsi ini penulis

(8)

pada kesem pat an ini penulis ingin menyam paikan t erim a kasih kepada: Prof. Drs. Sut arno, M .Sc. Ph.D., selaku Dekan FM IPA Universit as Sebelas M aret Surakart a yang t elah m em berikan arahan sert a ijin penelit ian skripsi. Dra. Endang Anggarw ulan, M .Si., selaku Ket ua Jurusan Biologi FM IPA

Universit as Sebelas M aret Surakart a yang t elah m em berikan arahan dan perijinan selam a penelit ian sam pai selesainya penyusunan skripsi.

Nit a Et ikaw at i, M .Si., selaku dosen pem bim bing I yang t elah m em berikan bim bingan, arahan sert a dukungan selam a penelit ian hingga selesainya penyusunan skripsi.

Solichat un, M .Si., selaku dosen pem bim bing II yang t elah m em berikan bim bingan, arahan sert a dukungan selam a penelit ian hingga selesainya penyusunan skripsi.x

Surat m an, M .Si., selaku dosen penelaah I yang t elah m em berikan

bim bingan dan arahan selam a penelitian sam pai selesainya penyusunan skripsi. Dra. M art i Harini, M . Si., selaku dosen penelaah II yang t elah m em berikan bim bingan dan arahan selam a penelitian sam pai selesainya penyusunan skripsi. Tim PHK A2 Jurusan Biologi FM IPA Universit as Sebelas M aret

Surakart a at as kesem pat an dan fasilit as yang diberikan m elalui program Research Grand sehingga penelit ian ini dapat berjalan hingga selesainya penyusunan skripsi. Seluruh dosen, karyaw an, st af Laborat orium dan rekan-rekan m ahasisw a

Jurusan Biologi FM IPA Universit as Sebelas M aret Surakart a yang t elah dengan sabar dan t iada hent i-hent inya m em berikan dorongan baik spirit ual m aupun m at eriil sehingga penulis dapat m enyelesaikan skripsi ini.

Kepala dan st af Laborat orium Pusat M IPA Universitas Sebelas M aret

(9)

penelit ian.

Keluarga besar Ayah dan Ibuku, Adik dan Kakakku, t erim akasih at as

dukungan dan perhat ian yang diberikan kepada penulis, sert a sem ua pihak yang t elah m em berikan dukungan yang t idak dapat disebut kan sat u persat u.

Penulis menyadari bahw a penelit ian dan penyusunan skripsi ini m asih jauh dari sem purna, oleh karena it u saran dan krit ik yang m em bangun dari para pem baca akan sangat m em bant u. Sem oga skripsi ini berm anfaat bagi kit a sem ua. Surakart a, Juni 2010

Penulisxi DAFTAR ISI

Halam an

HALAM AN JUDUL……….... HALAM AN PERSETUJUAN PEM BIM BING……….…...

HALAM AN PENGESAHAN... HALAM AN PERNYATAAN………..

ABSTRAK……….... ABSTRACT………..

HALAM AN M OTTO………... HALAM AN PERSEM BAHAN………...

KATA PENGANTAR……….. DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAM BAR………....

(10)

B. Rum usan M asalah………. C. Tujuan Penelitian………... D. M anfaat Penelit ian……….... BAB II. LANDASAN TEORI………... A. Tinjauan Pust aka………... 1. Ganyong (Canna edulis Ker.)………...

1.1 Klasifikasi ... 1.2 Nam a Daerah ... 1.3 Daerah Asal dan Penyebaran ... 1.4 Deskripsi Ganyong ... 1.5 Habit at dan Ekologi ... 1.6 Kandungan Gizi Ganyong ... 1.7 M anfaat Ganyong ... 2. Krom osom ...….……….

3. M it osis ....………..

4. Karyot ipe ...

4. Pem uliaan t anam an ...……….. B. Kerangka Pemikiran……….. BAB III. M ETODE PENELITIAN……….

(11)

D. Analisis Dat a……….

BAB IV. HASIL DAN PEM BAHASAN……….... A.Canna edulis Ker. …...……….. 1. Canna edulis Ker. kultivar m erah ……… 2. Canna edulis Ker. kultivar put ih ………...……….. B. Penent uan Wakt u Opt im um Pem belahan Sel …...………… C. Analisis Karyot ipe ………

BAB V. KESIM PULAN DAN SARAN……….. A. Kesim pulan…...………

B. Saran………... DAFTAR PUSTAKA………... LAM PIRAN……….. RIWAYAT HIDUP PENULIS………. 63xiii

DAFTAR TABEL

Halam an Tabel 1. Rat a-rat a t inggi t anam an, diam et er bat ang, panjang daun dan lebar daun C. edulis Ker. kultivar m erah dan kult ivar

put ih diam bil dari 10 individu dalam m asing-m asing populasi ... 32 Tabel 2. Ukuran krom osom t erpanjang dan t erpendek pada C. edulis Ker kult ivar m erah dan kult ivar put ih ... 37

Tabel 3. Hasil dat a m orfom et ri krom osom C. edulis Ker... 58 Tabel 4. Hasil Perhit ungan HCL (Haploid Chrom osom e Lenght ) C. edulis Ker. ………

(12)

Tabel 5. Hasil perhit ungan Nilai Indeks Sent rom er Relat if (Ci) dan Perbandingan Lengan (L/ S) C. edulis Ker. sert a hasil

t aksiran bent uk krom osom C. edulis Ker... 58xiv Ker... 61

xi

DAFTAR ISI Halam an

HALAM AN JUDUL……….... HALAM AN PERSETUJUAN PEM BIM BING……….…...

HALAM AN PENGESAHAN... HALAM AN PERNYATAAN………..

ABSTRAK……….... ABSTRACT……….. HALAM AN M OTTO………... HALAM AN PERSEM BAHAN………... KATA PENGANTAR………..

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAM BAR………....

(13)

A. Tinjauan Pust aka………... 1. Ganyong (Canna edulis Ker.)………... 2. Krom osom ...….………. 3. M it osis ....………..

4. Karyot ipe ... 4. Pem uliaan t anam an ...………..

B. Kerangka Pem ikiran……….. BAB III. M ETODE PENELITIAN………. A. Wakt u dan Tem pat Penelit ian………... B. Bahan dan Alat ……….. C. Cara Kerja………. 1. Penyiapan sam pel t anam an ... 2. Penyiapan kemikalia ...

3. Penent uan w akt u opt im um pem belahan m it osis ... 4. Pem buat an preparat ...………..

D. Analisis Dat a……….

BAB IV. HASIL DAN PEM BAHASAN……….... A.Canna edulis Ker. …...……….. 1. Canna edulis Ker. kultivar m erah ……… 2. Canna edulis Ker. kultivar put ih ………...……….. B. Penent uan Wakt u Opt im um Pem belahan Sel…...………… C. Analisis Karyot ipe ………

BAB V. KESIM PULAN DAN SARAN……….. A. Kesim pulan…...………

(14)

LAM PIRAN……….. RIWAYAT HIDUP PENULIS………. 1

BAB I

PENDAHULUAN A. Lat ar Belakang

Kebut uhan bahan pangan t erus m eningkat set iap t ahunnya. Peningkat an ini berkait an dengan sem akin m eningkat nya jum lah penduduk. Bahan pokok sepert i t epung t erigu juga t erus m engalam i peningkat an. Di Indonesia kebut uhan t epung t erigu m encapai 15.968 t on per bulan. Dat a dari Badan Pusat St at ist ik

m enyebut kan bahw a im por t epung t erigu selam a Januari 2010 sebanyak 60.029 t on. Jum lah t ersebut m engalami peningkat an 275,9% dibandingkan dengan

periode sebelum nya. Sebagian besar gandum yang m enjadi bahan baku dalam pem buat an t erigu adalah hasil im por (Sudrajat , 2005; Zuhri, 2010).

(15)

Ganyong m udah dibudidayakan dan m am pu t um buh baik m eskipun dalam kondisi liar. Salah sat u dasar upaya dalam budidaya ganyong adalah m elalui usaha pem uliaan t anam an. Usaha pem uliaan t anam an bisa dilakukan m elalui m et ode konvensional dan m odern. Salah sat u usaha pem uliaan t anam an adalah dengan m em anfaat kan inform asi sit ogenetik. Ket ersediaan inform asi aw al m engenai jum lah, bent uk dan t ingkat ploidi sangat lah pent ing (Yuliant y, 2006; Pram ono, 2009).

Karyot ipe pada ganyong perlu diket ahui karena informasi t ent ang karyot ipe ganyong belum t ersedia. St udi karyot ipe m erupakan salah sat u usaha dalam konservasi genet ik plasm a nut fah. Selain unt uk upaya konservasi, st udi karyot ipe pada ganyong akan sangat berguna sebagai dasar pemuliaan t anam an karena nilai pent ing yang dimiliki oleh t anam an t ersebut . B. Perum usan M asalah

1. Kapan w akt u opt im um pem belahan m it osis ganyong? 2. Berapa jum lah set krom osom ganyong?

3. Bagaim ana karyot ipe pada ganyong kult ivar merah dan ganyong kult ivar put ih?

C. Tujuan Penelitian

1. M enent ukan w akt u opt im um pem belahan mit osis ganyong. 2. M enget ahui jum lah set krom osom ganyong.

3. M enget ahui karyot ipe pada ganyong kult ivar merah dan ganyong kult ivar put ih.3

D. M anfaat Penelit ian

(16)

pangan alt ernat if bisa diopt im alkan. 4

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pust aka 1. Canna edulis Ker. 1.1 Klasifikasi

Divisi : Sperm at ophyt a Subdivisi : Angiosperm ae Kelas : M onocot yledoneae

Ordo : Zingiberales Fam ili : Cannaceae Genus : Canna

Spesies : Canna edulis Ker.

(St eenis, 1987; Delin dan Kress, 2000). Gam bar 1. Ganyong (Canna edulis Ker.) (Gept s, 2009; Ret t ig, 2009).5

1.2 Nam a Daerah

Canna edulis Ker. (Gam bar 1) m em iliki banyak nama daerah. Di

Indonesia Canna edulis Ker. dikenal sebagai bunga t asbih at au ganyong (Jaw a) dan ubi pikul (Sum at era). Sedangkan di M alaysia Canna edulis Ker dikenal sebagai daun t asbeh, ganjong dan pisang sebiak. Ganyong di Filiphina dikenal sebagai t ikas-t ikas, kukuw int asan (t agalog) dan balunsaing (bisaya) sert a adalut dan but sarana unt uk Negara Burm a (Flanch dan Rum aw as, 1996; Tjit rosoepom o, 2004).

(17)

Canna edulis Ker. m erupakan t anam an asli yang berasal dari Am erika

Selat an yang berfungsi sebagai sum ber pat i kom ersial. Tanam an ini juga t elah dibudidayakan t idak hanya di Am erika, t api juga di beberapa daerah t ropis t erm asuk Asia Tenggara. Sem ent ara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sent ral ganyong, yakni Jaw a Tengah (Klat en, Wonosobo dan Purw orejo) dan Jaw a Barat (M ajalengka, Sum edang, Ciam is, Cianjur, Garut , Lebak, Subang dan Karaw ang) (Flanch dan Rum aw as, 1996; Sudrajat , 2005; Susant o dan Suhardiyant o, 2004).

1.4 Deskripsi Ganyong

Cannaceae m erupakan salah sat u fam ili yang hanya m em iliki sat u genus yait u genus Canna yang t erdiri dari 50 spesies. Cont ohnya adalah C. edulis

(ganyong), rim pangnya dapat dim akan dan sebagai penghasil t epung yang dikenal sebagai “ arrow root Queensland” . Cont oh spesies lain adalah C. indica yang m erupakan t anam an hias (Tjit rosoepom o, 2004).6

Ganyong m erupakan herba perennial, t um buh t egak, m em iliki rhizom a

at au rim pang dan t ingginya bisa m encapai 3,5 m et er. Rhizom a berdaging, agak silindris dengan diam et er 10 cm dan panjangnya m encapai 60 cm . Ukuran rhizom a ganyong yang besar sepert i um bi, m erupakan alasan yang m enyebabkan rhizom a ganyong um um disebut sebagai um bi ganyong. Ganyong m em iliki daun yang lebar dengan ujung m eruncing, panjang ant ara 60 cm , lebar 15-27 cm yang t ersusun spiral. Ganyong m em iliki karangan bunga t erm inal, t unggal dan kadang bercabang, m udah layu, bersifat biseksual.

Secara um um genus Canna dikelom pok ke dalam dua kelom pok yait u

(18)

edible m em iliki rhizom a dengan kandungan pat i t inggi. Sert a lebih berkualit as dalam rasa, sedikit serat dan sedikit kandungan t anin jika dibandingkan dengan jenis ornam ent al. Selain it u jenis edible m emiliki ukuran daun yang lebih besar (Arbizu, 1994 dalam Vim ala dan Nam bisan, 2005).

Di Indonesia dikenal dua kult ivar ganyong, yait u ganyong m erah dan

ganyong put ih. Ganyong m erah dit andai dengan w arna bat ang, daun dan pelepah yang berw arna m erah at au ungu. Jika w arna bat ang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik rim pangnya kecoklat an m aka disebut ganyong put ih. Ganyong m erah

m em iliki bat ang lebih besar, agak t ahan kena sinar dan t ahan kekeringan. Biji yang dihasilkan biasanya sulit berkecam bah, rim pang basah lebih besar t api kadar

pat inya rendah. Rim pang biasanya dim akan segar (direbus). Ganyong put ih lebih 7 kecil dan pendek, kurang t ahan kena sinar t et api t ahan kekeringan. Rim pang basah ganyong put ih lebih kecil, t api kadar pat inya t inggi sehingga um um nya digunakan sebagai sum ber pat i. Daerah yang t elah m em budidayakan ganyong secara int ensif adalah daerah pegunungan Andes (Am erika Selat an). Di daerah ini dikenal dua kult ivar ganyong yait u verdes dan m orados. Verdes m em punyai rim pang

berw arna put ih dengan daun hijau t erang, sedangkan rim pang m orados t ert ut up sisik yang berw arna ungu (Flanch dan Rum aw as, 1996; Direkt orat Budidaya Kacang-kacangan & Um bi-um bian, 2009).

1.5 Habit at dan Ekologi

Edible Canna (Canna edulis Ker., Cannaceae) t elah didom est ikasi di

(19)

sem ak belukar pada t anah yang lem bab. Dari penelit ian sebelum nya diket ahui bahw a edible canna m erupakan t anam an yang efisien dalam penggunaan medium fot osint esis dan t oleran t erhadap naungan. Pert um buhan norm al t anam an t ersebut t erjadi pada suhu di at as 9º C m eskipun t anam an ini juga m am pu bert ahan hidup pada penurunan suhu sam pai 0º C. Cahaya m enyebabkan daun layu dan m em adat kan pat i pada rhizom a (Im ai dkk., 1993).8

1. 5 Kandungan Gizi Ganyong

Direkt orat Gizi Depkes RI m enyebut kan kandungan gizi rim pang ganyong t iap 100 gram secara lengkap t erdiri dari kalori 95,00 kal; prot ein 1,00 g; lem ak

0,11 g; karbohidrat 22,60 g; kalsium 21,00 g; fosf or 70,00 g; zat besi 1,90 m g; vit am in B1 0,10 m g; vit am in C 10,00 m g; air 75,00 g (Sugarm an, 2003).

Telah dilakukan ekst raksi pat i dari t iga kult ivar edible canna dengan

peralat an chem ical com posit ion dan physicochem ical. Dalam st udi ini diket ahui bahw a kandungan prot ein dalam pat i canna bervariasi ant ara 0,069%-0,078%, lem ak ant ara 0.014%-0.019% dan abu ant ara 0.25%-0.33%. Pat i Canna m engandung pospor 371-399 ppm , disert ai kalsium 113-154 ppm dan pot assium 35-61 ppm . Kandungan am ilosa absolut ant ara 19-25%. Selain it u hasil pengam at an dengan m ikroskop elekt ron scanning (SEM ) m enunjukkan sem ua granula pat i pada ket iga kult ivar berbent uk oval dengan perm ukaan yang halus dan berukuran 10-

100 µm (Thitipraphunkul, 2006).

1.6 M anfaat Ganyong

Ganyong m erupakan t anam an yang m emiliki banyak m anfaat , ant ara lain:

rim pang m udanya unt uk sayuran, rim pang t uanya dapat diperas pat inya unt uk dibuat t epung, sedangkan daun dan t angkainya dapat digunakan unt uk pakan t ernak (Rukm ana, 2000 dalam Sukandar dan Purt i, 2008).

(20)

Afrika biji ganyong digunakan sebagai inst rum en perkusi, di Kam boja bubur dari rim pang ganyong digunakan unt uk m enyem buhkan penyakit kulit . Di Jaw a serbukan dari biji ganyong bisa digunakan unt uk m eringankan sakit kepala dan 9 ekst rak dari hasil t um bukan rim pangnya digunakan sebagai obat disent ri. Serbukan dari rim pang segar digunakan sebagai obat t radisional di Indonesia dan Cina unt uk m engobat i penyakit kulit . Di Hongkong air rebusan dari rim pang segar

ganyong, digunakan unt uk pengobat an penyakit hepat it is akut (Flanch dan Rum aw as, 1996). Pat i ganyong m engandung 80% karbohidrat , t ingginya kadar karbohidrat

ini dapat dijadikan bahan unt uk pem buat an sirup glukosa m elalui proses hidrolisis asam . Selain bisa digunakan sebagai alt ernat if bahan pangan pat i ganyong (Canna edulis Ker.) juga bisa diolah m enjadi bioet anol m elalui hidrolisis asam dan ferm ent asi. Kandungan pat i ganyong bisa digunakan unt uk pem buat an ” soon” m ie put ih. Pada m asa m endat ang ganyong sangat pot ensial unt uk digunakan sebagai bahan m akanan alt ernat if akibat kandungan nut risi yang dikandungnya (Susant o dan Suhardiyant o, 2004; Sukandar dan Put ri 2008).

Selain m engandung nilai nut risi yang t inggi, Canna juga bisa digunakan

sebagai agen fit orem idiasi unt uk pengolahan lindi yang dihasilkan dari proses com post ing. Pengolahan lindi bert ujuan unt uk m encegah t erjadinya eut rofikasi pada badan air, karena lindi m engandung konsent rasi nit rogen yang cukup t inggi. Rat a-rat a pert am bahan t inggi t anam an pada beban N t ot al 100 m g/ L adalah 1,2 sam pai 1,45 cm (Tangahu dan Warm adew ant hi, 2008).

2. Krom osom

Krom osom m erupakan suat u kum pulan dari DNA (Deoxyribosa Nucleid

(21)

berm em bran yang disebut nukleus. Bent uk krom osom pada eukaryot ik berubah dari fase ke fase selam a proses pem belahan sel. Pada fase Int erfase, krom osom berada dalam bent uk t ipis, saling berikat an ant ara sat u dengan yang lainnya dan jika diam at i dengan perbesaran lem ah akan nam pak sepert i suat u m assa kom pak am orf yang m am pu m enyerap zat w arna. St rukt ur ini disebut sebagai krom at in

yang dijum pai pada saat sel t idak m elakukan akt ifit as pem belahan dan t idak t am pak saat diam at i di baw ah m ikroskop. Saat sel m elakukan akt ifit as

pem belahan, krom osom akan t am pak sebagai suat u st rukt ur yang kom pak, dapat dibedakan ant ara sat u dengan yang lain dan berbent uk sepert i pit a. Dalam st rukt ur t ersebut krom osom akan t am pak saat diam at i di baw ah m ikroskop (Wat son dkk., 2008; Genet ics Educat ion Cent er, 2009; Genet ics Hom e Reference, 2010).

Secara um um berdasarkan kem am puan m enyerap w arna, krom osom dibagi dalam dua bagian, yait u het erochrom at in dan euchrom at in. Het erochrom at in m erupakan bagian yang m engandung gen dalam jum lah t erbat as, st rukt ur kom pak dan m em iliki kem am puan t inggi dalam m engikat zat w arna. Sedangkan euchrom at in m erupakan bagian yang m engandung gen dalam jum lah besar, st rukt ur kurang kom pak dan kurang m engikat zat w arna (Wat son dkk., 2008).

Secara lebih t erperinci krom osom m em iliki bagian-bagian sebagai berikut :

a. Krom onem a m erupakan bagian di dalam krom osom yang berbent uk pit a spiral yang oleh Vejdovsky (1912) diberi nam a krom onem a (jam ak: krom onem at a). Krom onem a disebut pula sebagai sub unit krom at id. Berdasarkan st rukt urnya krom onem a dibedakan m enjadi dua t ipe, yait u paranem ic coils (st rukt ur fibril11 yang m udah dipisahkan ant ara sat u dengan yang lainnya) dan plect onem ic coils (st rukt ur fibril yang sulit dipisahkan ant ara sat u dengan yang lainnya).

(22)

di dalam krom osom . Beberapa ahli sel m enganggap krom om er ini sebagai bahan nukleoprot ein yang m engendap.

c. Sent rom er m erupakan const rict ion point yang m em isahkan krom osom m enjadi dua bagian at au dua lengan. Let ak sent rom er pada m asing-m asing

krom osom m enent ukan bent uk krom osom . Di daerah inilah benang-benang spindel akan m elakukan perlekat an. Di dalam sent rom er t erdapat granula kecil

yang dinamakan sferul. Ada sentromer yang mempunyai diameter 3 µm dan

sferulnya 0,2 µm. Kromonema berhubungan dengan sferul dari sentromer.

Krom osom dari kebanyakan organism e hanya m em punyai sebuah sent rom er saja, m aka disebut m onosent ris. Krom osom t anpa sent rom er disebut asent ris. Krom osom dengan dua sent rom er disebut disent ris, sedang yang m em punyai banyak sent rom er disebut krom osom polisent ris.

d. Telom er m erupakan bagian dari ujung-ujung krom osom yang m enghalang- halangi bersam bungnya krom osom sat u dengan yang lainnya.

e. Nucleolar Organizing Regions (NORs). Nukleolus merupakan suat u st rukt ur yang dibent uk oleh lokus gen spesifik yang disebut sebagai Nucleolar Organizing Regions (NORs) dan t erdiri dari prot ein dan asam nukleat .

f. Lekukan ke dua (Second const rict ion) m erupakan bagian yang m enyem pit pada krom osom selain daerah sent rom er. Adanya penyem pit an ini 12 m engakibat kan t erbent uknya sat elit . Beberapa second const rict ion berasosiasi dengan NORs.

g. Sat elit m erupakan bagian t am bahan pada ujung krom osom (Gam bar 2). Di daerah ini t ersusun dari basa nit rogen yang m engalam i pengulangan. Tidak set iap krom osom m em iliki sat elit . Krom osom yang m em iliki sat elit

(23)

pem uliaan t anam an dan eksplorasi hubungan kekerabat an (Pow ell dkk., 1996 dalam Praset iyono dkk., 2002; Suryo, 1997; Wat son dkk., 2008; Genet ics Educat ion Cent er, 2009).

Gam bar 2. Bagian-Bagian Krom osom : 1). Sat elit 2). Lengan 3). Sent rom er 4).Konst riksi sekunder 5). Telom er 6.) Krom at id (Singh, 2009).

Ukuran krom osom bervariasi dari sat u spesies ke spesies lainnya. Panjang krom osom berkisar ant ara 0,2-

50 µm, diameternya antara 0,2

-

20 µm. Pada

um um nya m akhluk hidup dengan jum lah krom osom sedikit m em iliki krom osom dengan ukuran lebih besar daripada m akhluk hidup dengan jum lah krom osom lebih banyak. Krom osom yang t erdapat di dalam sebuah sel t idak pernah sam a 1

2 3 4 5 613

ukurannya. Pada um um nya t um buhan m em punyai krom osom lebih besar daripada hew an (Suryo, 1997; Wat son dkk., 2008; Singh, 2009; Genet ics Educat ion Cent er, 2009).

Levan dkk. (1964) m em bagi krom osom m enjadi t iga kelom pok

berdasarkan posisi relat if sent rom er (Gam bar 3). Bent uk m et asent ris m em iliki indeks sent rom er 50-37,5; subm et asent ris (sm ) m em iliki indeks sent rom er 37,5-25 dan subt elosent ris m em iliki indeks sent rom er 25-12,5.

1 2

(24)

(Genet ics Educat ion Cent er, 2009).

Jum lah krom osom som at ik dan ciri karyologi pada 22 t akson dari genus

Canna t elah dit elit i. Jumlah krom osom yang t elah dilaporkan unt uk C. bangii, C. indica var. sanct ae-rosae dan C. t ulianensis adalah 2n = 18 (diploid). C. edulis

Ker. juga m em punyai jum lah krom osom 2n=18 (Sat o, 1960 dalam Tanaka dkk., 2009). Karakt erist ik karyot ipe pada genus Canna dit andai dengan sebagian besar krom osom m et afase dan beberapa krom osom subm et afase (Tanaka dkk., 2009). 3. M it osis

Secara um um pada sel eukaryot ik, sat u siklus pem belahan sel berlangsung

selam a 24 jam . Siklus sel (Gam bar 4) t erdiri dari t ahap S phase (fase int erfase), 3 414

G1 phase, M phase (fase m it osis) dan G2 phase (Albert dkk., 1994). M it osis dan m eiosis m erupakan bagian dari siklus sel dan hanya m encakup 5-10% dari siklus sel. Persent ase w akt u yang besar dalam siklus sel t erjadi pada int erfase. Int erfase t erdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain t erjadi pem bent ukan senyaw a-senyaw a unt uk replikasi DNA, juga t erjadi replikasi organel sit oplasm a sehingga sel t um buh m em besar, dan kem udian sel mem asuki periode S yait u fase t erjadinya proses replikasi DNA. Set elah DNA bereplikasi, sel t um buh (G2) m em persiapkan segala keperluan unt uk pem isahan krom osom , dan selanjut nya diikut i oleh proses pem belahan int i (M ) sert a pem belahan sit oplasm a (C). Selanjut nya sel hasil pem belahan m em asuki pert umbuhan sel baru (G1) (King, 2009).

Gam bar 4. Siklus Sel Eukaryot ik

Siklus sel t erdiri dari: fase G0 (sel dalam kondisi ist irahat ), fase G1, fase S, fase G2 dan fase M it osis.

(25)

Organism e eukaryot ik m emiliki dua t ipe pem belahan sel yait u m it osis dan

m eiosis. M eiosis m erupakan t ipe pem belahan sel yang m enghasilkan sel baru 15 yang bersifat haploid (n) at au m em iliki jum lah krom osom set engah dari jum lah

krom osom induknya. Sedangkan m it osis m erupakan pem belahan sel yang m enghasilkan sel baru dengan jumlah krom osom sam a dengan jum lah krom osom induk (2n) (Albert dkk., 1994; Genet ics Educat ion Cent er, 2009).

M it osis t erbagi at as 4 fase yait u profase, m et afase, anafase dan t elofase (Gam bar 4).

1. Profase

Krom osom -krom osom pada fase ini m enjadi lebih pendek dan kom pak sedangkan m em bran int i sem akin t idak nam pak. Pada akhir profase m ulai t erbent uk benang-benang gelendong int i pada m asing-m asing kut ub sel yang let aknya berlaw anan.

2. M et afase

Pada fase ini sem ua krom osom bergerak m enem pat kan diri di bidang ekuat orial dari sel yang disebut sebagai m et aphase plat e. Dinding int i sel m enghilang. Pada akhir m et afase, sent om er m em belah dan ujung benang gelendong int i m encapai krom osom t epat berikat an dengan kinet okor. Bregm an (1987) m enyat akan bahw a pada fase prom et afase m erupakan saat yang paling t epat unt uk m em pelajari m orfologi krom osom karena m erupakan fase profase akhir dan m et afase aw al. Selam a fase ini krom osom terkondensasi nam un belum t ert arik m enuju m et aphase plat e.

3. Anafase

(26)

berlaw anan. Um um nya fase ini dit andai dengan ukuran sel yang lebih besar. 4. Telofase Pada fase ini fenom ena yang t erjadi m erupakan kebalikan dari fenom ena

pada fase profase. M em bran int i m ulai t erbent uk kem bali, benang spindel m ulai m enghilang dan krom osom kem bali dalam bent uk t idak t erkondensasi (Genet ics Educat ion Cent er, 2009; Wat son dkk., 2008; Suryo, 1997). Eksperim en m it osis dapat m enggunakan sel m erist em dari ujung akar, ujung bat ang, prim ordial daun, pet ala m uda, ovulum m uda dan kalus (Darnaedi, 1991; Okada, 1981 dalam Okt aviana, 2008).

Gam bar 5. Pem belahan M it osis: A. Fase pem belahan m it osis pada eukaryot ik. B. Fase pem belahan mit osis pada C. edulis Ker. 1). Profase

2). M et aphase 3). Anaphase 4). Telophase. (Em ergent Cult ure, 2009).

1 4 3 2 B A17 4. Karyot ipe

Karyot yping m erupakan pengat uran krom osom secara st andar berdasarkan panjang, jum lah sert a bent uk krom osom dari suat u organisme. Hasil dari proses karyot yping ini dinam akan karyot ipe (O’Connor, 2008). Karyot ipe dibuat sekurang-kurangnya dari dua fot o krom osom prom et afase dengan fokus yang berbeda. Fot o t ersebut dijiplak pada plast ik t ransparansi, lalu digunt ing dan diat ur

(27)

Anggarw ulan dkk., 1999; Suryo, 1997).

Bent uk, ukuran dan jum lah krom osom dalam sat u spesies pada dasarnya selalu t et ap, sehingga dapat dibuat pet a karyot ipe at au karyogram sert a idiogram. Berdasarkan konst riksi prim ernya, dikenal krom osom berbent uk m et asent ris, subm et asent ris, akrosent ris dan t elosent ris. Berdasarkan ukuran krom osom dikenal ukuran absolut dan ukuran relat if sedang berdasarkan jum lahnya dikenal krom osom aneuploid dan poliploid (Darnaedi, 1991 dalam Anggarw ulan dkk., 1999; Suryo,

1995). Karakt er set iap krom osom yang diam at i adalah bent uk, jum lah, panjang lengan panjang dan lengan pendek, panjang absolut , indeks sent rom er dan perbandingan lengan (Suliart ini dkk., 2004; Brut ovska dkk., 2000).

Pada um um nya pengam at an m orfologi dan akt ifit as krom osom lebih

m udah dilakukan pada t ahap-t ahap pem belahan t ert ent u dari pem belahan int i. M orfologi krom osom biasanya digam barkan pada t ahap m et afase. Saat it u pula krom osom dalam keadaan ganda, t erdiri dari dua krom at id (bakal krom osom anak) yang sent rom ernya m asih sat u (Crow der, 1997).18

Selam a berlangsungnya proses m it osis, konsent rasi DNA bert am bah.

Nuklei yang sedang akt if, t erpulas kuat oleh zat -zat w arna basa, juga dengan reaksi Feulgen, acet ocarm ine dan acet oorcein (M cM annus, 1960 dalam Sunt oro, 1983). M et ode pew arnaan yang berbeda-beda sering digunakan secara luas dalam st udi karyot ipe pada spesies t anam an dan hew an. Krom osom t anam an sangat jarang dipelajari daripada hew an. Hal ini karena kom pleksit as dalam penyiapan sam pel krom osom t anam an yang berhubungan dengan keberadaan dinding sel pada t anam an (Zoshchuk dkk., 2003).

Krom osom yang digunakan dalam st udi karyot ipe pada um um nya adalah krom osom yang berada pada t ahap m et afase at aupun prom et afase. Pada fase ini

(28)

karyot ipe, sel harus dijaga agar t et ap dalam fase m et afase at au prom et afase. Sel t erlebih dahulu di pret reat m ent m enggunakan kolkisin yang m am pu

m engendalikan akt ifit as benang-benang spindel yang berfungsi m enarik krom osom ke kut ub sel (O’Connor, 2008).

Kolkisin (C22H25O6N) m erupakan suat u alkaloid berw arna put ih yang diperoleh dari um bi t anam an Colchichum aut um nale L. (Fam ilia Liliaceae). Kolkisin dapat bekerja secara efekt if pada konsent rasi 0,001-1% dengan lam a perendam an 6-72 jam . Senyaw a ini dapat m enghalangi t erbent uknya benang- benang spindel pada pem belahan sel sehingga m enyebabkan t erbent uknya individu poliploidi (Suryo, 1995; Eigst i dan Dust in, 1957 dalam Sum inah dkk., 2002). Hasil penelit ian Sum inah dkk. (2002) m enunjukkan bahw a pem berian 19 kolkisin pada A. ascalonicum m enyebabkan penam bahan jum lah krom osom secara euploid yang m enyebabkan t erbent uknya sel-sel poliploid.

5. Pem uliaan Tanam an

Pem uliaan t anam an m erupakan suat u usaha yang bert ujuan unt uk

m eningkat kan hasil at au produk dari t anam an t ersebut baik secara kualit as dan kuant it as. Usaha pem uliaan t anam an dapat dilakukan m elalui beberapa m et ode yait u m et ode konvensional, biot eknologi dan m anipulasi gen (BATS, 1995).

Secara konvensional, perbaikan sifat dilakukan dengan persilangan ant ar spesies, variet as, genera at au kerabat yang m emiliki sifat sepert i yang diinginkan. Pem uliaan t anam an dapat m em anfaat kan t eknik m ut asi yang m am pu

m eningkat kan keragam an genet ik t anam an sehingga m em ungkinkan pem ulia

m elakukan seleksi genot ipe t anam an sesuai dengan t ujuan pem uliaan yang dikehendaki. M ut asi induksi dapat dilakukan pada t anam an dengan perlakuan

(29)

m ut asi alam i t erjadi secara sangat lam bat m aka percepat an, frekuensi dan spekt rum m ut asi t anam an dapat diinduksi dengan perlakuan bahan m ut agen t ert ent u (BATS, 1995; Soedjono, 2003; Pusat Disem inasi Ipt ek Nuklir, 2007). Selain t eknik m ut asi, unt uk m em anipulasi kom binasi krom osom dari suat u

t anam an bisa dilakukan dengan poliploidisasi. Poliploidi m em punyai art i dalam proses evolusi, yait u spesies kult ivar baru yang m em punyai t ingkat ploidi yang berbeda t elah berkem bang dan dapat dikem bangkan. Unt uk m enget ahui t ingkat ploidi pada suat u organism e diperlukan adanya kajian sit ogenet ik yang salah 20 sat unya m elalui st udi karyot ipe. Sejumlah t anam an pent ing yang dibudidayakan m erupakan hasil dari poliploidisasi. Tanam an t ersebut sepert i gandum , t ebu dan apel. Tipe poliploid sering m em perlihat kan sifat “ gigas” yait u ukuran m orfologis yang lebih besar. Tanam an dengan sel bersifat poliploid m em iliki beberapa kelebihan, yait u penam pakan m orfologi t anam an lebih kekar, st om at a lebih besar, sel-sel lebih besar, daun lebih lebar, t anam an lebih t ahan t erhadap perubahan lingkungan sepert i lebih t ahan serangan pat ogen dan kekeringan, sert a

produksinya lebih t inggi. Pem ulia bunga-bungaan t elah m engam bil keunt ungan dari sifat ini dalam mengem bangkan t ipe hibrida. Bunga yang diket ahui m emiliki jum lah pet ala rangkap biasanya t et raploid. Organism e poliploid um um nya m enunjukkan kisaran daya adapt asi geografis yang lebih luas dibanding m oyangnya yang diploid (Crow der, 1997; BATS, 1995; Soedjono, 2003; Ernaw iat i dkk., 2008). Berdasarkan kelebihan t eknik poliploidisasi, usaha

pem uliaan t anam an dengan t eknik t ersebut diharapkan m am pu m eningkat kan hasil rim pang Canna edulis Ker.21

B. Kerangka Pem ikiran

Kebut uhan akan bahan pangan t erus m eningkat sesuai dengan laju

(30)

m aka diperlukan adanya st udi t ent ang sum ber-sum ber bahan pangan alt ernat if. Selain unt uk t ujuan eksplorasi bahan pangan alt ernat if st udi ini diharapkan m am pu m eningkat kan kualit as dan pot ensi t anam an sum ber pangan t ersebut . Salah sat u bahan pangan alt ernat if t ersebut adalah ganyong (C. edulis Ker.). Selain m em iliki kandungan nut risi yang t inggi, ganyong juga dim anfaat kan unt uk produksi bioet anol dan sebagai agen biorem idiasi. Terkait dengan nilai pent ing ganyong m aka diperlukan adanya st udi lanjut an t ent ang pem uliaan t anam an ganyong. Pem uliaan t anam an disini dim aksudkan unt uk m endapat kan t anam an sesuai dengan keinginan kit a. Pem uliaan t anam an bisa dilakukan secara konvensional dan m odern. Beberapa karakt er yang harus dikaji dalam upaya pem uliaan t anam an adalah karakt er m orfologi, karakt er sit ologi dan karakt er m olekuler. St udi m engenai karakt er sit ologi bisa dilakukan m elalui analisa karyot ipe pada t anam an. Ket ersediaan inform asi aw al m engenai karyot ipe ganyong dapat digunakan sebagai dasar dalam pem uliaan t anam an ganyong pada t ahap selanjut nya. Kerangka pemikiran disajikan pada gam bar 6.22

Gam bar 6. Diagram Alir Kerangka Pem ikiran St udi karakt er

sit ologi

(31)

kebut uhan pangan Kebut uhan pangan m eningkat

Ket erbat asan bahan pangan

Jum lah penduduk m eningkat

Sum ber bahan pangan alt ernat if C. edulis Ker. St udi variasi m orfologi Tingkat ploidi

Wakt u opt im um pem belahan m it osis

Dat a M orfom et ri krom osom Penelit ian 23

BAB III

M ETODE PENELITIAN

A. Wakt u dan Tem pat Penelit ian

(32)

2010. Pem buat an preparat , penent uan w akt u opt im um pem belahan mit osis dan pem buat an karyot ipe dilaksanakan di Laborat orium Biologi, Jurusan Biologi FM IPA Universit as Sebelas M aret Surakart a.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan adalah polibag, gelas bekker, bot ol flakon, kuas, gelas

benda, pipet , gelas penut up, kot ak preparat , lem ari pendingin, kert as alum unium , m ikroskop cahaya, m ikrom et er, kert as label, kam era digit al, kert as t isu, pinset , plast ik t ransparansi dan silet .

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam st udi karyot ipe ini adalah ujung akar ganyong (C. edulis Ker.) kult ivar m erah dan variet as put ih. Tanam an yang digunakan sebagai sam pel diperoleh dari kecam at an Baki, Sukoharjo. Kem ikalia yang diperlukan unt uk pem buat an preparat krom osom m eliput i: Kolkisin 0,2%, et anol, asam aset at glasial 45%, HCL 1 N, acet oorcein 2%, gliserin, cat kuku, aquades dan m inyak imersi.24

C. Cara Kerja

1. Penyiapan Sam pel Tanam an

Penyiapan sam pel t anam an dilakukan dengan m enanam um bi ganyong ke dalam polibag yang t elah diisi m edia t anam . Sebelum dit anam , um bi

(33)

t um buh dengan rat a-rat a panjang 0,5 cm . Akar yang t elah t um buh ini, siap unt uk dibuat preparat krom osom dengan m et ode squash sem i perm anen. 2. Penyiapan Kemikalia

a. Kolkisin 0,2%

Kolkisin 0,2 gram dilarut kan ke dalam 5 m l et anol kem udian

dit am bahkan 95 m l akuades, diaduk hingga t ercam pur rat a. Larut an kolkisin 0,2% disim pan dalam bot ol t ert ut up, berw arna gelap dalam lem ari pendingin pada suhu 5º C.

b. Asam Aset at Glasial 45%

Asam aset at 45 m l dicam pur dengan 55 m l akuades kem udian disim pan dalam bot ol t ert ut up pada suhu ruangan.25

c. HCL 1N

HCL I bagian dit am bah dengan 11 bagian akuades, digojok sam pai t ercam pur kem udian disim pan dalam bot ol t ert ut up pada suhu kam ar. d. Aset oorsein 2%

Asam aset at glasial 45 m l dipanaskan dalam gelas beker ukuran 100 m l, dit unggu hingga suhu m encapai (90-100º C). Dit am bahkan 2 gram

orcein ke dalam gelas beker kem udian didihkan selam a 10 m enit sam bil diaduk. Larut an didinginkan pada suhu kam ar, lalu dit am bahkan 55 m l

akuades dan digojok hingga larut . Larut an disaring dan disim pan dalam bot ol t ert ut up, berw arna gelap pada suhu kam ar. Apabila t erbent uk endapan, sebelum digunakan larut an aset oorsein digojok dan disaring lagi. 3. Penent uan Wakt u Opt im um Pem belahan M it osis

(34)

pendahuluan agar diperoleh jum lah sel m it osis t ahap prom et afase yang m em adai. M engacu pada Set yaw an dan Sut ikno dalam Okt aviana (2008) pem ot ongan akar dilakukan pada w akt u pagi hari karena t um buhan um um nya m em iliki w akt u opt im um pem belahan m it osis pada pagi hari. Akar dipot ong set iap 30 m enit dan dibuat preparat dengan m et ode squash sem i perm anen (Et ikaw at i dan Set yaw an, 2000). Unt uk m endapat kan sediaan sel prom et afase yang opt im al pada w akt u opt im um yang t elah diket ahui, pem ot ongan ujung akar dilakukan set iap 15 m enit pada kurun w akt u opt im um pem belahan 26 m it osis t ersebut . Preparat diam at i dibaw ah m ikroskop dengan perbesaran kuat (400 x) unt uk m enget ahui kondisi sel ganyong. Kondisi sel ujung akar

ganyong pada preparat yang t elah dibuat , digunakan sebagai pedom an unt uk m enget ahui w akt u opt im um pem belahan m it osis.

4. Pem buat an Preparat

Preparat dibuat dengan m et ode squash sem i perm anen (Darnaedi, 1991; Okada, 1981; Robert dan Short , 1979 dalam Akhiriani, 2005) sebagai berikut : a. Pra Perlakuan

Akar dipot ong 3-5 m m dari ujungnya. Pot ongan ujung akar t ersebut dim asukkan ke dalam bot ol flakon berisi 2-3 m l kolkisin

0,2%, lalu dibungkus kert as alum unium dan disim pan dalam lem ari pendingin selam a 2 jam .

b. Pencucian I

Set elah perlakuan dengan kolkisin selanjut nya kolkisin dibuang dan digant ikan dengan akuades. Proses pencucian ujung akar diulangi sebanyak 3 kali.

c. Fiksasi

(35)

Pot ongan ujung akar t adi dim asukkan dalam bot ol flakon berisi asam glasial 45% dan diinkubasi pada suhu ruangan selam a 3 jam .

d. Pencucian II

Pencucian yang kedua dilakukan set elah proses fiksasi selesai.

Pencucian dilakukan dengan m em buang sisa asam aset at glasial 45% 27 dari bot ol flakon digant ikan dengan akuades. Pencucian diulangi sebanyak 3 kali.

e. Hidrolisis

Hidrolisis dilakukan dengan m em buang sisa akuades dari bot ol flakon. HCL 1 N dim asukkan ke dalam bot ol flakon yang berisi pot ongan ujung akar t adi. Bot ol flakon dit em pat kan pada suhu ruangan selam a 2 m enit .

f. Pencucian III

HCL 1N sisa hidrolisis dibuang. Akar dijaga agar t idak ikut

t erbuang. Pot ongan ujung akar di dalam bot ol flakon dicuci kem bali dengan akuades. Pencucian diulangi sebanyak 3 kali. g. Pew arnaan Akuades dibuang, digant i dengan aset oorcein 2% selam a 3 jam . Pew arnaan dilakukan pada suhu kam ar.

h. Squashing

Ujung akar diam bil 1-2 buah dengan kuas, dilet akkan di at as gelas benda dan dipot ong hingga t ersisa 1-2 m m dari ujung. Dit et esi dengan gliserin, dit ut up gelas penut up dan diket uk-ket uk hingga hancur m erat a.

i. Penyegelan

(36)

t isu. Agar preparat t erlindungi, gelas penut up disegel dengan cat kuku bening.28

j. Pengam at an

Pengam at an dilakukan dengan m ikroskop cahaya

m enggunakan perbesaran 1000 x, unt uk m em perbaiki daya resolusi digunakan m inyak im ersi. Preparat yang baik dipot ret dengan kam era digit al. Hasil pem ot ret an diperbesar hingga m udah diam at i.

Pot ret krom osom dipindai dan diperbesar kem udian dicet ak. Hasil cet akan digunt ing sesuai dengan bent uk m asing-m asing krom osom . Berdasarkan cet akan t ersebut , jum lah krom osom dan panjang lengan krom osom dihit ung. Set iap krom osom dipasangkan dengan krom osom hom olognya (Yuliant y dkk., 2006).

D. Analisis Dat a

1. Pem buat an Karyot ipe

Karyot ipe dibuat sekurang-kurangnya dari dua fot o krom osom prom et afase dengan fokus berbeda-beda. Kedua fot o t ersebut dijiplak pada plast ik

t ransparansi, lalu digunt ing dan diat ur sesuai dengan bent uknya kem udian jum lah krom osom dan panjang kedua lengan diukur (Ruas dkk., 1995; Robert dkk., 1979) set elah it u dipasang-pasangkan sesuai hom olognya (Ahm ad dkk., 1983 dalam Akhiriani, 2005).

(37)

a. Panjang absolut (PA)

Ukuran absolut krom osom dit ent ukan secara langsung. Pengukuran krom osom secara langsung dilakukan dengan mikrom et er.

b. Indeks sent rom er relat if (cent rom eric index = Ci)

Bent uk krom osom dit ent ukan berdasarkan posisi relat if sent rom er Panjang lengan pendek krom osom

Ci = --- x 100 Tot al panjang lengan krom osom

c. Perbandingan lengan panjang dan pendek (L/ S). krom osom panjang

Nilai L/ S = --- krom osom pendek

d. Panjang keseluruhan krom osom haploid (haploid chrom osom e lengt h = HCL). Nilai HCL dihit ung dengan m enjum lahkan seluruh panjang pasangan krom osom .

e. Indeks asim et ri relatif (asim et ry index = AsI%) : t ot al lengan panjang krom osom set

AsI % = --- X 100 t ot al panjang krom osom set

f. Perbandingan pasangan krom osom t erpanjang dan t erpendek (rat io = R) :

pasangan krom osom t erpanjang R = --- pasangan krom osom t erpendek 30

(38)

Variasi ut am a yang dapat diam at i pada krom osom unt uk m em bandingkan

spesies yang saling berhubungan, ant ara lain dengan m engam ati ukuran panjang absolut yang dit ent ukan secara langsung m enggunakan m ikrom et er, sifat krom osom t erhadap pew arnaan, m orfologi (bent uk), ukuran panjang relat if yang m eliput i perhit ungan indeks sent rom er relat if, indeks asim et ri relat if dan jum lah krom osom (Sharm a, 1976 dalam Suliart ini dkk., 2004).

BAB IV

HASIL DAN PEM BAHASAN A. Canna edulis Ker.

Sam pel t anam an ganyong kult ivar m erah dan kult ivar put ih dalam penelit ian ini diam bil dari kecam at an Baki Sukoharjo. Populasi yang diam bil sebagai sam pel m erupakan populasi liar yang belum dibudidayakan.

1. Canna edulis Ker. kult ivar merah

Ganyong m erah (Gam bar 7) dit andai dengan daun berw arna hijau berbent uk bulat t elur t erbalik sam pai elips dengan ujung daun m eruncing. Tepi daun w arna m erah dan pelepah yang berw arna m erah at au ungu. Kult ivar ini m em iliki w arna bat ang m erah, begit u juga dengan w arna sisik pada rim pangnya. Jenis ini biasa disebut sebagai edulis dark (Brickell, 2010). Bunga t ersusun dalam t andan dengan jum lah kelopak bunga ada 3 buah berw arna kuning, m ahkot a bunga berjum lah 3 berw arna m erah dan m asing-m asing panjangnya 5 sent im et er. Bunga ganyong m erah m em iliki ovarium yang berw arna hijau kem erahan dengan 3 ruangan bakal biji. Jika dibandingkan dengan kut ivar put ih kult ivar m erah mem iliki ukuran rim pang yang relat if kecil.010009000003740000 0002001c0000000000

(39)

0000000b0200000000 050000000c025602f50 1040000002e0118001 c000000fb02ceff00000 000000090010000000 00440001254696d657 3204e657720526f6d61 6e0000000000000000 000000000000000000 040000002d01000004 000000020101000500 00000902000000020d 000000320a2d000000 0100040000000000f40 1550220f816001c0000 00fb021000070000000 000bc0200000000010 2022253797374656d0 000000000000000000 018000000010000005 310c86904e4040000040 000002d01010003000 0000000

(40)

Tabel 1. Rat a-rat a t inggi t anam an, diam et er bat ang, panjang daun dan lebar daun C. edulis Ker kult ivar m erah dan kult ivar put ih diam bil dari 10 individu

dalam m asing-m asing populasi. Karakt er Nilai rat a-rat a (cm ) Kult ivar m erah Kult ivar put ih Tinggi t anam an 80,79 72 Diam et er bat ang 5,74 6,04 Panjang daun 57,01 40,97 Lebar daun 18,04 19,19

2. Canna edulis Ker. kult ivar put ih

Ganyong put ih (Gam bar 8) dit andai dengan daun berw arna hijau

berbent uk bulat t elur t erbalik sam pai elips dengan ujung daun m eruncing. Tepi daun berw arna hijau dan pelepah berw arna hijau. Kult ivar ini m em iliki w arna bat ang hijau, dengan w arna sisik kecoklat an pada rim pangnya. Bunga berw arna kuning oranye dengan benangsari yang t idak sem purna yang disebut st am inodia. Jum lah kelopak bunga ada 3 buah berw arna kuning, m ahkot a bunga berjum lah 3 berw arna oranye dan m asing-m asing panjangnya 5 sent im et er. Bunga ganyong m em iliki ovarium berw arna hijau dengan 3 ruangan bakal biji. M eskipun m em iliki ukuran daun dan t inggi yang lebih rendah, jenis ini m enghasilkan rim pang yang lebih besar.

32

B. Penent uan Wakt u Opt im um Pem belahan M it osis

(41)

Crow der (1997) m enyebut kan bahw a krom osom dapat dilihat jelas selam a t ahap- t ahap t ert ent u dari pem belahan int i, t erut am a pada t ahap m et afase. Wakt u opt im um pem belahan mit osis dit andai dengan banyaknya jum lah sel yang berada dalam keadaan akt if m em belah. Tidak sem ua sel dalam w akt u opt im um pem belahan m it osis m elakukan akt ifit as pem belahan, nam un porsi sel yang m em iliki akt ifit as pem belahan m it osis pada w akt u opt im um lebih besar jika dibandingkan dengan w akt u di luar w akt u opt im um .

Langkah yang digunakan unt uk m enget ahui w akt u opt im um pem belahan m it osis pada ganyong dilakukan dengan m elakukan pem ot ongan akar set iap 30 m enit . Pem ot ongan sebagai st udi aw al dilakukan pada pukul 05.00-08.30. Sesuai dengan pernyat aan Set yaw an dan Sut ikno dalam Okt aviana (2008) bahw a t um buhan pada um um nya m elakukan pem belahan sel pada pagi hari.

(42)

m it osis sebelum nya. Berdasarkan ket erangan t ersebut , dapat diket ahui bahw a C. edulis m em iliki w akt u opt im um pem belahan mit osis pada pagi hari yait u pada pukul 05.45-06.30.

Kondisi sel ganyong pada w akt u opt im um pem belahan m it osis

m enunjukkan sebagian besar berada dalam kondisi akt if m em belah. Dalam sat u sediaan preparat squash ujung akar ganyong, dapat diam at i banyak sel yang m enunjukkan t ahap pem belahan m it osis yang berbeda-beda (Gam bar 9).

34 10 µm

Gam bar 9. Sel Canna edulis Ker. dalam kondisi akt if m em belah, pem ot ongan pukul 06.15 WIB. (Perbesaran 400 x). 1. Profase 2. Anafase 3.

Prom et afase 4. M et afase 5. Int erfase 6. Telofase. C. Analisis Karyot ipe

Karyot ipe dibuat sekurang-kurangnya dari dua fot o krom osom

prom et afase dengan fokus berbeda-beda. Kedua fot o t ersebut dijiplak pada plast ik t ransparansi, lalu digunt ing dan diat ur sesuai dengan bent uknya. Jum lah krom osom dan panjang kedua lengannya diukur (Ruas dkk., 1995; Davina dan Vernandes, 1989; Robert dan Short , 1979), set elah it u dipasang-pasangkan sesuai hom olognya (Ahm ad dkk., 1993 dalam Anggarw ulan dkk., 1999). Variasi ut am a yang dapat diam at i pada krom osom unt uk m em bandingkan spesies yang saling berhubungan ant ara lain dengan ukuran panjang absolut , sifat krom osom t erhadap pew arnaan, m orfologi (bent uk), ukuran panjang relat if dan jum lah krom osom (Sharm a, 1976 dalam Suliart ini dkk., 2004).

35Gam bar 10. Sel prom et afase C. edulis Ker. dengan m et ode squash sem iperm anen (perbesaran 1000 x).

(43)

Pem buat an karyot ipe diam bil dari sepuluh sel prom et afase pada m asing-

m asing kult ivar. C. edulis Ker. kult ivar m erah dan put ih m em iliki jum lah krom osom yang sam a yait u 2n=18. Hal ini didukung oleh hasil penelit ian Belling (1926); Sim m onds (1954); Sat o (1960) dalam Tanaka dkk. (2009) bahw a jum lah krom osom C. edulis Ker. adalah 2n=18. Berdasarkan hasil ini dapat diket ahui bahw a t idak ada perbedaan jum lah krom osom dalam t ingkat kult ivar pada C. edulis Ker.

Tanam an ganyong pada um um nya diperbanyak secara veget at if

m enggunakan rim pangnya. Kedua kult ivar Canna m erupakan t anam an berbunga t api jenis ini t idak m enghasilkan biji yang m am pu digunakan unt uk perbanyakan t anam an (Vim ala dan Nam bisan, 2005). Perbanyakan secara veget at if pada t anam an, um um nya m enyebabkan t anam an baru t um buh seragam , ident ik dengan induknya. Keseragam an t ersebut disebabkan oleh perbanyakan t anam an hanya 36berasal dari salah sat u induk saja, bukan m elalui persilangan ant ara dua induk yang m enyebabkan adanya variasi. Tanam an yang berkem bang biak secara veget at if m em punyai genot ipe yang seragam dan kisaran adapt asi yang t erbat as t erhadap lingkungan (Poespodarsono, 1988 dalam Suliart ini dkk., 2004). Cara yang digunakan unt uk perbanyakan t anam an sesuai dengan produk yang ingin diperoleh dari t anam an t ersebut .

2. Ukuran Krom osom

Ukuran krom osom dapat diket ahui m elalui dat a panjang absolut (PA).

(44)

m erah. Ukuran krom osom t erpanjang dan krom osom t erpendek pada kult ivar m erah dan kult ivar put ih disajikan pada t abel 2.

Tabel 2. Ukuran krom osom t erpanjang dan t erpendek pada C. edulis Ker. kult ivar m erah dan kult ivar put ih

M orfom et ri krom osom

Panjang krom osom (µm ) Kult ivar m erah Kult ivar put ih Krom osom

t erpanjang 4,14 5,19 Krom osom

t erpendek 1,04 1,37

Ant ara krom osom sat u dengan krom osom yang lain dalam m asing-m asing

kult ivar m emiliki selisih nilai yang t idak besar. Hal ini sesuai dengan yang disebut kan Tanaka dkk. (2009) bahw a panjang krom osom pada Canna bervariasi secara perlahan dari yang t erpanjang sam pai yang t erpendek.

37Nilai HCL (Haploid Chrom osom e Lenght ) yang diperoleh dari kedua kult ivar ganyong (Lam piran 5) m em iliki nilai yang berbeda. Nilai HCL unt uk kult ivar put ih adalah 48,87 µm dan kult ivar m erah lebih kecil yait u 39,87 µm . Jum lah krom osom yang sam a t idak m encerminkan t et apnya kandungan DNA int i (Clark dan Wall, 1996 dalam Suliart ini dkk., 2004) sehingga sangat m ungkin jika dalam spesies yang sam a m em iliki jum lah krom osom sam a t et api m em iliki ukuran yang berbeda karena kandungan gen yang m engkodekan suat u sifat di dalam krom osom suat u organism e berbeda.

(45)

Bent uk krom osom bisa diket ahui m elalui nilai L/ S at au Ci (Cent rom eric

Index). Konversi bent uk krom osom berdasarkan nilai Ci dan L/ S m engacu pada Levan dkk. (1964) sebagai berikut :

a. Bent uk krom osom m edian/ m et asent ris (m ): nilai Ci= 50-37,5 at au nilai L/ S= 1,00-1,67

b. Bent uk krom osom subm edian/ subm et asent ris (sm): nilai Ci= 37,5-25 at au nilai L/ S= 1,67-3,00

c. Bent uk krom osom subt erm inal/ subt elosent ris (st ): nilai Ci= 25-12,5 at au nilai L/ S= 3,00-7,00.

Berdasarkan dat a perhit ungan Cent rom eric index (Ci) dan perbandingan

lengan panjang dan pendek (L/ S) diket ahui bahw a ganyong kult ivar m erah m em iliki bent uk krom osom yang lebih variat if daripada kult ivar put ih. Ganyong m erah m emiliki bent uk krom osom m et asent ris, subm et asent ris, subt elosent ris dan t elosent ris. Krom osom dari kult ivar put ih t erdiri dari bent uk m et asent ris dan 38subm et asent ris t anpa bent uk subt elosent ris dan t elosent ris. Pada kult ivar put ih nilai Cent rom eric index (Ci) krom osom nom or 15 adalah 36,72 sedangkan unt uk nilai perbandingan lengan panjang dan pendek adalah 1,61. M engacu pada ket ent uan klasifikasi krom osom berdasarkan let ak sent rom er, Levan dkk. (1964) m enyebut kan nilai Ci 36, 72 t erm asuk dalam kelom pok krom osom subm et asent ris dan nilai L/ S 1,61 t erm asuk dalam kelom pok krom osom m et asent ris. Hal ini m enyebabkan t erjadinya perbedaan t aksiran bent uk krom osom berdasarkan nilai Ci dan L/ S sehingga dalam penelit ian ini diasum sikan bahw a nilai L/ S 1,61 t erm asuk dalam kelom pok krom osom subm et asent ris.

(46)

krom osom dalam spesies t ersebut cenderung berbent uk m et asent ris dan jika lebih besar dari 50 m aka pasangan krom osom dalam spesies t ersebut cenderung berbent uk subm et asent ris. Nilai Asl% yang m endekat i nilai 100 m aka diasum sikan pasangan krom osom dalam spesies t ersebut berbent uk subt elosent ris at au bent uk lainnya (Akhiriani, 2005).

Indeks asim et ri relat if (Asim et ry index = Asl %) pada kedua kult ivar ganyong adalah 65,08 unt uk kult ivar m erah dan 64,39 unt uk kult ivar put ih. Dat a t ersebut m enunjukkan bahw a pasangan krom osom pada kedua kult ivar ganyong t idak m em iliki bent uk m et asent ris secara m ut lak t api bervariasi. Kult ivar put ih m em iliki variasi bent uk ant ara m et asent ris dan subm et asent ris. Kult ivar m erah m em iliki variasi bent uk pasangan krom osom ant ara m et asent ris, subm et asent ris, t elosent ris dan subt elosent ris yang dit unjukkan dengan nilai Asl% yang lebih 39besar daripada nilai Asl% pada kult ivar put ih.

Rat io (R) ant ara lengan t erpanjang dan t erpendek dari m asing-m asing kult ivar m enunjukkan nilai lebih dari 1, yait u 3,99 unt uk kult ivar m erah dan 3,79 unt uk kult ivar put ih. Apabila nilai R m endekat i 1 m aka krom osom dalam suat u spesies m em iliki ukuran yang ham pir sam a panjang dan sem akin besar nilai R, m aka m akin beragam ukuran krom osom dalam spesies t ersebut (Akhiriani, 2005), sehingga bisa dikat akan bahw a ganyong kult ivar m erah m em iliki ukuran krom osom yang lebih beragam jika dibandingkan dengan ganyong kult ivar put ih. Gam bar 11a, 11b, 12a dan 12b berikut m erupakan kariogram dan idiogram dari kedua kult ivar ganyong, kult ivar m erah dan put ih.

1. Canna edulis Ker. kult ivar merah

(47)

2. Canna edulis Ker. kult ivar put ih

40Gam bar 12a. Karyogram Canna edulis Ker. kult ivar m erah Gam bar 12b. Idiogram Canna edulis Ker. kult ivar merah

Ham pir pada keseluruhan sam pel sel prom et afase kult ivar m erah

dit em ukan adanya pasangan krom osom t elosent ris sedangkan pada kult ivar put ih dari 10 sam pel sel prom et afase hanya dit em ukan 5 sel prom et afase yang m emiliki sepasang krom osom t elosent ris. Krom osom t elosent ris dit andai dengan sent rom er yang berada pada ujung akhir lengan krom osom (t erminal point ).

Pada kult ivar put ih krom osom pert am a dari beberapa sel prom et afase diduga m em punyai sat elit yang m erupakan konst riksi sekunder dari krom osom (Secondary const rict ion). Dari sepuluh sam pel sel prom et afase t erdapat em pat sam pel yang diduga m emiliki konst riksi sekunder pada krom osom pert am a. Pada krom osom pert am a kult ivar m erah t idak dijum pai adanya sat elit .

Sediaan krom osom prom et afase yang kurang m enyebar dan jelas

m enyebabkan sulit nya m enent ukan bent uk krom osom dengan ukuran yang kecil. Schw arzacher dan Leit ch (1993) m enyebut kan bahw a salah sat u fakt or pent ing dalam pengam at an krom osom adalah daya pisah ant ar krom osom it u sendiri. Dalam st udi karyot ipe, krom osom harus t erpisah dari sit oplasm a, debris sel dan pengot or lainnya. Karena keberadaan sit oplasm a, debris sel dan pengot or lainnya akan m em buat krom osom nam pak kurang jelas.

41Berdasarkan analisis dat a di at as, krom osom pada C. edulis Ker. bisa dirum uskan sebagai berikut :

C. edulis Ker. kultivar m erah 2n= 12m +4sm +1st +1t C. edulis Ker. kultivar put ih 2n= 10m + 8sm

(48)

dengan yang lain. Perbedaan form ulasi karyot ipe m enyebabkan m orfologi ant ara kult ivar m erah dan kult ivar put ih berbeda, m eskipun ant ara keduanya m em iliki jum lah set krom osom yang sam a yait u 2n=18. Kart asapoet ra (1991) dalam Akhiriani (2005) m enyat akan bahw a perbedaan bent uk krom osom pada spesies yang sam a sangat m ungkin t erjadi karena krom osom sebagai karakt er t aksonom i yang kuat (konst an) t et ap m em iliki dinam isasi at au perubahan st rukt ur. Perubahan st rukt ur krom osom dapat t erjadi akibat adanya fragm ent asi (pem at ahan), defisiensi (pegurangan), duplikasi (penggandaan), inversi (pem balikan) dan t ranslokasi (pemindahan).

M orfologi krom osom yang sam a dalam suat u spesies bersifat khas.

Adanya perbedaan ant ar jenis diduga karena adanya perubahan pada bent uk krom osom akibat aberasi krom osom sepert i inversi dan t ranslokasi (M eerow , 1987 dalam Suliart ini dkk., 2004). Perbedaan m orfologi krom osom pada spesies C. edulis Ker. m enyebabkan m unculnya kult ivar ganyong dengan kenam pakan yang berbeda.

43 BAB V

KESIM PULAN DAN SARAN A. Kesim pulan

1. Wakt u opt im um pem belahan m it osis pada Canna edulis Ker. adalah pada

pukul 05.45-06.30. 2. Kedua kult ivar Canna edulis Ker. m em iliki jumlah krom osom yang sam a yait u, 2n=18 dengan rum us karyot ipe yang berbeda.

(49)

3. Krom osom pada Canna edulis Ker. kult ivar m erah dan kult ivar put ih didom inasi oleh krom osom m et asent ris. Pasangan krom osom pada Canna edulis Ker. kult ivar put ih m emiliki panjang absolut (PA) yang lebih besar daripada pasangan krom osom pada kult ivar m erah.

B. Saran

Penelit ian t ent ang st udi karyot ipe ini m erupakan penelit ian aw al dalam rangka pem uliaan t anam an Canna edulis Ker. yang berpot ensi sebagai sum ber bahan pangan alt ernat if. St udi t ent ang karyot ipe ini m em but uhkan penelit ian lanjut an unt uk m endapat kan hasil yang lebih opt im al. Sehingga perlu dilakukan analisis karyot ipe m enggunakan m et ode Chrom osom e Banding unt uk m engident ifikasi krom osom secara lebih t elit i berdasarkan band yang diperlihat kan oleh krom osom .

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Akhiriani, P. 2005. Karyot ipe Anggot a Genus Hippeast rum . Skripsi. Universit as Sebelas M aret , Surakart a.

Albert , B. D., D. Bray., J. Lew is., M . Raff., K. Robert s and D. Wat son. 1994. M olecular Biology of The Cell. Third Edit ion. Garlang Publising Inc., New York.

Anggarw ulan, E., N. Et ikaw at i dan A.D. Set yaw an. 1999. Karyot ipe Krom osom pada Tanam an Baw ang Budidaya (Genus Allium ; Fam ilia

Am aryllidaceae). BioSM ART 1 (2): 3-19.

BATS. 1995. M et hods for Plant Breeding. w w w .bat s.ch/ bat s_m et hods.php. [21 April 2010].

Brickell, C.D., B.R. Baum , W. J. A. Het t erscheid, A. C. Leslie, J. M . Neill, P. Trehane., F. Vrugt m an., Wiersem a. 2004. Int ernat ional Code of Nom enclat ure for Cult ivat ed Plant s. Act a Hort icult urae 647.

(51)

136.

Crow der. N. J. 1997. Genet ika Tum buhan. (Dit erjem ahkan oleh Lilik Kusdiart i). Gadjah M ada Universit y Press, Yogyakart a.

Delin, W. and J. Kress. 2000. Cannaceae. Flora of China 24: 378.

Direkt orat Budidaya Kacang-kacangan & Um bi-um bian. 2009. Um bi Ganyong. bukabi w ordpress.com . [29 April 2009].

Em ergent Cult ure. 2009. M it ot ic Cell Division. w w w .em ergent cult ure.com. [21 April 2010].

Ernaw iat i, E., S. Wahyuningsih dan Yuliant y. 2008. Penam pilan Fenot ipik Tanam an Cabai M erah Kerit ing Hasil Induksi Poliplodisasi Dengan

Ekst rak Um bi Kem bang Sungsang (Gloriosa superba L.). Prosiding Sem inar Nasional Sains dan Teknologi II: 375-381

Et ikaw at i, N. dan A.D. Set yaw an. 2000. St udi Sit ot aksonom i pada Genus Zingiber. Biodiversit as 1 (1): 8-13.

Flanch, M . and F. Rum aw as. 1996. Plant Resources of Sout h East Asia No. 9. Plant s yielding non seed carbohydrat es. Prosea Foundat ion, Indonesia.45 Genet ics Educat ion Cent er. 2009. The Cell Cycle, M it osis and M eiosis. Universit y of Leicest er, Unit ed Kingdom .

Genet ics Hom e Reference. 2010. What Is a Chrom osom e?

ht t p:/ / ghr.nlm.nih.gov/ handbook/ basics/ chrom osom e. [24 April 2010]. Gept s, P. 2009. Who's Who in t he Hist ory of Crop Evolut ion St udies. w w w .plant sciences.ucdavis.edu. [12 M ei 2009].

Im ai, K., T. Kanaw a and K. Shim abe. 1993. St udies on M at t er Product ion of Edible Canna (Canna edulis Ker.). Japanese Journal of Crop Science 62 :

601-602.

Referensi

Dokumen terkait

desentralisasi fiskal karena PAD merupakan penerimaan daerah yang asli berasal dari daerah itu1. sendiri, dan PAD menununjukkan adanya kemandirian dari suatu

Faktor sosial ekonomi ditinjau dari: modal, 41 responden (68,33%) memiliki modal tanah sendiri dan sisanya dari sewa; tenaga kerja, yang digunakan ada 2 macam yaitu tenaga

Berdasarkan kesimpulan variabel tenaga kerja yang mempunyai pengaruh terhadap kesiapan MEA, maka langkah strategis yang dapat di ambil untuk mendorong industri kreatif

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh secara nyata dan

"Referring to the Agreement between the GovenlIJlent of the Republic of Indonesia and the Government of the Czecho- slovak Socialist Republic on the

kebiasaannyadiamampumeraih mengeluarkankos minyak dan Katanya,kemerosotanitudisi- “Malah faktor nelayan asing sekitarRM3,ooohinggaRM4,ooo makanan sekitar RM100 sehari

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Jasa Konstruksi Paket Pekerjaan PENINGKATAN JALAN RANDUM-EMANG DESA GALAR, maka dengan ini

[r]

[r]