• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Etika Bisnis dan Profesi Akuntan Kelo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2. Etika Bisnis dan Profesi Akuntan Kelo"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi Akuntan

Oleh Kelompok 8

Ketua Kelompok :

Stefano Joseph (2012310238)

Anggota Kelompok :

Lufi Yuwana Mursita (2012310003) Nurul Mustafida (2012310004) Sukhriyah Isnaini (2012310005) Fernanda Setyawati (2012310072) Arsy Eza Febie Romadhina (2012310860)

Tugas ini benar-benar dibuat dan disiapkan oleh setiap orang dari kelompok 8

KELAS K

(2)

1. PENDAHULUAN

2. Etika memiliki beberapa teori yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip tindakan yang dianggap beretika. Menurut Ghillyer (2008), teori etika dibagi menjadi :

a. Teori etika berbudi luhur (virtuous etchics)

b. Teori etika untuk perbuatan yang lebih baik (ethics for the greater good) 3. Secara umum, teori etika dibagi menjadi :

a. Teori dan prinsip etika deontologi b. Teori dan prinsip etika teleologi

4. Kedua teori tersebut memberikan pembenaran terhadap suatu tindakan beretika. Dari keduanya tersebut, muncul teori-teori dan prinsip-prinsip etika lanjutan : teori dan prinsip etika egoisme, dan teori dan prinsip etika utilitarianisme.

(3)

6.

7. TEORI DAN PRINSIP DEONTOLOGI

8. Deontologi, yang merupakan aliran besar pemikiran etika pertama, berasal dari kata Yunani, yakni deon yang berarti kewajiban dan logos yang berarti ilmu atau kajian.

(4)

10. Menurut Kant, pertanyaan manusia mengenai “apa yang harus dilakukan (untuk memenuhi suatu kewajiban)?” menyebabkan munculnya suatu kaidah atau peraturan yang imperative. Hal ini menimbulkan adanya :

a. Kewajiban bersyarat (aturan hipotesis/hypothetical imperatives), yakni kewajiban yang ditentukan oleh beberapa keinginan/kecenderungan sebelumnya.

11. Keputusan yang didasarkan pada kewajiban bersyarat berarti yang menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah apakah keputusan untuk berbuat tersebut diiringi dengan maksud agar tujuan tertentu tercapai.

b. Kewajiban tidak bersyarat (aturan kategorikal (categorical imperatives)

12. Keputusan untuk melakukan perbuatan berdasarkan kewajiban yang tidak bersyarat adalah perbuatan/tindakan yang didasarkan pada motif moral.

13. Oleh karena itu, bagi Kant, seorang manusia selalu memiliki banyak keinginan dan kecenderungan, antara lain kecenderungan untuk mengejar yang mereka inginkan, kecenderungan psikologis, dan kecenderungan mengejar tujuan. Dua kemampuan yang mereka miliki adalah :

a. Kebebasan memilih berbagai cara atau alternatif untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

b. Kebebasan untuk mengabaikan tujuan-tujuan atau keinginan/ kecenderungan serta bertindak dengan motif yang lebih tinggi.

14. Rumusan pertama dari kewajiban tidak bersyarat

15. Rumusan pertama dari kewajiban tidak bersyarat adalah : bertindaklah sedemikian sehingga kita dapat “berkehendak” memaksimalkan tindakan kita untuk menjadi hukum yang universal. Memaksimalkan merupakan alasan untuk bertindak.

(5)

membutuhkan uang tersebut, karena anda tidak ingin repot-repot meminjam uang di bank (untuk melunasi pinjaman), dan anda tahu bahwa teman anda tidak akan menekan dan memaksa anda untuk melunasi . Alasan anda untuk tidak membayar pinjaman tersebut adalah bahwa susah untuk membayarnya. Jadi, memaksimalkan tindakan anda menjadi, “ tidak membayar hutang (tetap berjanji) bila hal tersebut susah untuk dilaksanakan”.

17. Memaksimalkan hukum universal yaitu dapat dilakukan dengan menguniversalkan aturan kita. Kewajiban tidak bersyarat atau categorical imperative menekankan bahwa kita harus “ berkehendak” menjadi hukum universal. Prasayarat dari membuat janji adalah kepercayaan.

18. Rumusan kedua dari kewajiban tidak bersyarat

19. Kant berpendapat bahwa act so as never to treat another being merely as a means (Duska,2006). Menurut pandangan ini setiap orang secara moral sama serta harus diperlakukan dengan hormat dan bermartabat. Hak-hak mereka harus dihormati dan kita harus tidak menggunakan kata hanya atau sekedar sebagai suatu makna atau instrument yang bermanfaat bagi pengguna atau pemakai.

20. Terlepas dari kebaikannya, teori prinsip etika deontology juga memiliki kelemahan (Brooks, 2010). Kelemahan yang mendasar adalah bahwa kewajiban yang tidak bersyarat (categorical impressive) tidak memberikan arah yang jelas dalam memutuskan apa yang benar atau yang salah bila tedapat pertentangan dua atau lebih hukum moral, dimana darus dipilih salah satu hukum moral. Kewajiban tidak bersyarat juga menetukan standar yang sangat tinggi , misalnya bagaimana dalam praktiknya memperlakukan seseorang secara terhormat dan bermartabat.

21. Dari uraian tentang teori dan prinsip deontologi dapat disarikan sebagai berikut :

(6)

 Perbuatan atau keputusan yang harus diambil dan dilakukan adalah merupakan hukum yang sifatnya universal serta memperhatikan dan menghormati keadilan, kejujuran, martabat serta hak-hak dari para pemangku kepentingan dari dunia usaha. Namun dalam praktiknya penerapan dari etika deontoligi ini sulit, dikarenakan standar penerapannya yang sangat tinggi.

22.

23. TEORI DAN PRINSIP ETIKA TELEOLOGI

24. Tokoh-tokoh etika teleologi diantaranya adalah Jhon Locke (1632-1704), Jeremi Bentham (1748-1832), James Mill (1773-1836, serta Jhon Stuart Mill (1806-1873). Teleologi banyak beresonansi dengan berbagai hasil yang berorientasi pada masyarakat dunia usaha. Hal ini dikarenakan teleologi berfokus padadampak dari pembuatan keputusan. Teleologi mengevaluasi apakah suatu keputusan itu baik atau buruk, dapat diterima atau tidak dapat diterima, yang maknanya adalah konsekuensi dari suatu keputusan. Bila deontologi menitikberatkan pada benar atau tidaknya suatu perbuatan itu sendiri, maka teleologi menetapkan moralitas dari suatu tindakan dengan mengacu pada konsekuensi dari tindakan tersebut.

25. Penerapan pemikiran moral teleologis ini dapat dilakukan bila berhadapan dengan dilemma akuntansi. Seorang direktur perusahaa dengan sengaja melakukan manipulasi catatan akuntansinya dikarenakan adanya permasalahan likuiditas yang diyakininya akan membaik pada satu atau dua periode akuntansi berikutnya. Sebagai seorang akuntan, apakah kita membiarkan saja penyajian laporan keuangan yang keliru tersebut dalam upaya untuk menyelamatkan perusahaan atau karyawan? Teori konsekuensi didasarkan pada perbedaan penting antara tindakan yang baik dengan tujuan atau hasilnya. Dengan kata lain menentukan apakah suatu tindakan itu baik atau buruk itu didasarkan pada konsekuensi atas tindakan tersebut yang berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

(7)

teleologist. Kritik-kritik ini didasarkan pada pertentangan atau kontradiksi yang muncul dari tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan.

27. Bila teori dan prinsip etika deontologi seringkali dikritik karena menghasilkan aturan-aturan yang begitu general atau umum dalam memecahkan permasalahan atau dilema etika, maka teori dan prinsip teleologi sering dikritik pula karena tidak mungkin menentukan konsekuensi dari setiap tindakan dan teleologi dapat digunakan untuk membenarkan beberapa tindakan yang buruk dan tidak baik.

28. Dari sudut pandang “untuk siapa tujuan/konsekuensi suatu perbuatan”, maka etika dan prinsip teleologi dibagi menjadi a) utilitarianisme; dan b) Egoisme etis. Sedang bila ditinjau dari “apa tujuan/konsekuensinya” maka teori dan prinsip teleologi dikelompokkan menjadi a) Teleologi Hedonism, dan b) Teleologi Eudaminisme.

29. Utilitarianisme adalah teori dan prinsip etika yang menyatakan bahwa suatu perbuatan atau keputusan itu beretika atau tidak beretika tergantung atau ditentukan oleh apakah keputusan atau tindakan tersebut membawa manfaat bagi banyak pihak atau tidak. Egoism etis adalah teori dan prinsip etika yang menyatakan bahwa suatu perbuatan atau keputusan itu beretika bila memberikan manfaat untuk diri pribadi serta untuk memajukan dirinya sendiri. Teleologi Hedonisme adalah teori dan prinsip etika yang menyatakan bahwa suatu keputusan atau perbuatan itu beretika bila semata mata menyenangkan atau membuat nikmat pelakunya. Teleologi Eudaminisme adalah teori dan prinsip etika yng menyatakan bahwa suatu keputusan atau perbuatan itu beretika bila bertujuan untuk mencari dan memperoleh kebahagiaan yang hakiki.

30.

31. TEORI DAN PRINSIP UTILITARIANISME

32. Utilitarianisme berasal dari kata utilitas yang artinya kegunaan. Menurut teori ini, suatu keputusan atau perbuatan dipandang beretika jika menghasilkan kegunaan atau utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh keputusan atau perbuatan tersebut.

(8)

kebalikan dari kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan yang ditujukan bagi orang lain, bukan diri sendiri. Saat ini utilitarianisme diartikan sebagai mengerjakan perbuatan yang akan membawa kebaikan yang paling baik untuk sejumlah besar masyarakat.

34. Jhon Rawls, 1995 menjelaskan bahwa utilitarianisme secara umum terbagi menjadi dua, yaitu utilitarianisme tindakan (act utilitarianism) dan utilitarianisme aturan (rule utilitarianisme).

35. Utilitarianisme tindakan (act utilitarianism)

36. Seseorang dianggap melakukan perbuatan yang beretika bila memilih untuk melaksanakan suatu tindakan tertentu yanga akan bermanfaat dan membahagiakan sebagian besar masyarakat.

37. Utilitarianisme aturan (rule utilitarianisme)

38. Pada kenyataannya, utilitarianisme tindakan sulit dilaksanakan karena sulitnya menentukan seberapa besar dan seberapa banyak kebahagiaan yang bisa diberikan, oleh karena itu muncul teori dan prinsip utilitarianisme aturan, yang menyatakan bahwa seseorang dianggap melakukan perbuatan yang beretika bila melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat dan membahagiakan sebagian besar masyarakat sesuai dengan ketentuan tertentu.

39.

40. TEORI DAN PRINSIP EGOISME

(9)

mementingkan dirinya sendiri dapat dibenarkan. Hal ini dilakukan karena untuk kepentingan yang lebih benar dan bermartabat, yaitu kejujuran.

42. Duska, 2006 menjelaskan 3 keberatan atas sikap egois semacam itu yaitu :

a. Sikap egois itu tidak sesuai dengan aktivitas kemanusiaan.

b. Terdapat penyimpangan atau anomali yang aneh yang melekat pada sikap egois.

c. Egoisme itu didasarkan pada pandangan egosentrik yang menyimpang. 43.

44. TEORI DAN PRINSIP ETIKA VIRTUAL

45. Aristoteles, filosof Yunani yang sangat terkenal, yang meyakini karakter dan integritas individual, menjelaskan konsep tentang bagaimana seseorang berkomitmen untuk mencapai sesuatu yang ideal: “akan menjadi orang yang seperti apa aku nantinya dan bagaimana aku menjadi orang seperti itu

(Ghillyer, 2008).” Teori dan prinsip tersebut dinamakan dengan etika virtual atau etika kebajikan/keutamaan.

46. Kebajikan yang utama yang harus dikejar dan dicapai oleh para akuntan adalah menjadi akuntan yang dapat dipercaya (Duska, 2006).

47. Duska, 2006 lebih lanjut menjelaskan bahwa pendekatan etis yang harus dilakukan oleh seorang akuntan dalam mengejar keutamaan atau kebajikan adalah bahwa:

a. Seorang akuntan harus memberikan manfaat serta tidak merugikan orang lain.

b. Seorang akuntan harus hidup secara bertanggungjawab karena mereka mempunyai komitmen terhadap orang/masyarakat.

c. Seorang akuntan harus tidak mengeksploitir orang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi Komputer pada UMKM d i Yogyakarta” dilakukan oleh Mimin Nur Aisyah, Mahendra Adhi Nugroho, dan Endra Murti Sagoro tahun 2013. Penelitian ini bertujuan

Berdasarkan hasil penelitian pang telah dilakukan dapat dis- impulkan bahwa kombinasi ekstrak daun mengkudu ( Morinda citrifolia L.) dan bawang putih ( Allium sativum ) mampu

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, apabila dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sesudah pajak yang terutang ditemukan data baru dan atau data yang semula belum

Perusahaan asuransi boleh saja memperlakukan seolah - olah hanya sebuah produk baru yaitu produk syariah, namun segala hal yang berhubugan baik dari aspek spesifikasi

waktunya, begini mbak saya Siti Asiyah mahasiswa IAIN Salatiga ingin mendapatkan informasi dari anda seputar shalat berjamaah untuk penelitian skripsi yang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses dilute-acid hidrolisis dengan reaktor hydrothermal dapat mengkonversi serat kelapa sawit menjadi

Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulanSeptember 2000, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984.Parlemen ini

Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 25 siswa memiliki skor > mean yang artinya siswa tersebut memiliki norma yang tinggi dan diasumsikan sering melakukan bullying.. Oleh