• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSIONALISME STRUKTURAL parsons tsk wardana (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FUNGSIONALISME STRUKTURAL parsons tsk wardana (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengetian Fungsionalisme Struktural

Fungsionalisme Struktural adalah adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Menurut teori struktural fungsional, masyarakat sebagai suatu sistem memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga, di mana masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi, dengan kompleksitas yang berbeda-beda ada pada setiap masyarakat baik masyarkat modern maupun masyarakat primitif1.

Pemikiran ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan lainnya pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial.

Fungsionalisme dapat didefinisikan dalam dua cara yang berbeda, pengertian yang lemah dan pengertian yang kuat. Ketika Kingsley Davis (1959) berkata bahwa seluruh sosiolog adalah fungsionalis, dia merujuk pada pengertian yang lemah: bahwa fungsioanlisme adalah suatu pendekatan yang berusaha “menyatukan bagian masyarakat. Sementara definisi yang kuat tentang fungsionalisme diberikan oleh Tunner dan Maryanski (1988), yang mendefinisikannya sebagai sebuah pendekatan yang berdasar pada analogi masyarakat dengan organisme biologis dan untuk menjelaskan struktur sebagaian masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

Menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore dalam masyarakat pasti ada stratifikasi atau kelas, Stratifikasi adalah keharusan fungsional,semua masyarakat memerlukan sistem seperti dan keperluan ini sehingga memerlukan stratifikasi. Mereka memandang sistem stratifikasisebagai sebuah struktur, dan tidak mengacu pada stratifikasi individu pada system stratifikasi, melainkan pada sistem posisi (kedudukan). Adanya Masalah Stratifikasi Fungsional Struktural Masalah fungsionalnya ialah menempatkan setiap individu pada posisi yang tepat. Penempatan sosial dalam masyarakat menjadi masalah karena posisi tertentu lebih menyenangkan, Posisi tertentu lebih penting untuk menjaga keberlangsungan masyarakat, Setiap posisi memiliki kualifikasi dan bakat yang berbeda2.

B. Asal Pemikiran Perkembangan Teori Fungsionalisme Struktural

(2)

Fungsional struktural ini adalah sebuah pandangan luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupa menafsirkan masih sebagai sebuah setruktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.

Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Karena Teori struktural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, hingga akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite functionalism, yang menjadi panduan bagi analisis substantif Spencer dan penggerak analisis fungsional. Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut3.

Hingga pertengahan abad, fungsionalisme ini menjadi teori yang dominan dalam prespektif sosiologi. Teori fungsional menjadi karya Talcott Parsons dan Robert Merton dibawah pengaruh tokoh-tokoh yang telah dibahas diatas. Sebagai ahli teori yang paling mencolok dijamannya, Talcott Parsons menimbulkan kontroversi atas pendekatan fungsionlisme yang ia gulirkan. Parsons berhasil mempertahankan fungsionalisme hinnga lebih dari dua setengah abad sejak ia mempublikasikan The Structure of sosial action pada tahun 1937.

Dalam karyanyya persons membangun teori sosiologinya melalui “analytical realism”, maksudnya adalah Teori Sosiologi harus menggunakan konsep-konsep tertentu yang memadai dalam melingkup unia luar. Konsep ini tidak bertanggung jawab pada konsep konkrit, tetapi pada elemen-elemen didalamnya yang seara analitis dapat dipisahkan dari elemen-elemen lainnya. Oleh karena itu, teori harus melibatkan perkembangan dari konsep-konsep yang diringkas dari kenyataan empiric. Dengan cara inikonsep akan mengisolasi fenomena yang melekat erat pada hubungan kompliks yang membangun realita sosial.

Parsonmayakini terdapat empat karakteristik terjadinya suatu tindakan, yakni adaptation, goal atainment, integration, latency, sistem tindakan hanya akan bertahan jika memenuhi empat kriteria ini. Karya berikutnya, The Social Syistem, person melihat aktor sebagai orientasi pada situasi dalam istilah motivasi, antara lain Kognitiv, chatetic dan evaluative. Terdapat juga nilai-nilai yang bertanggung jawab

(3)

terhadap sistem sosial ini, antara lain nilai kognisi, apresiasi, dan moral. Parsons sendiri menyebutnya sebagai Modes of Orientations.

Analisis Persons mempresentasikan suatu usaha untuk mengkategorikan dunia kedalam sistem subsistem, persyaratan sistem, generalisasi media dan pertukaran menggunakan media tersebut. Analisis ini pada akhirnya lebih filosofis dari pada sosiologis, yakni pada lingkup visi meta teori pembahasan mengenai fungsionalisme merton. Di awal pemahaman bahwa pada awalnya marton mengkritik beberapa aspek extrem dan keteguhan.

Dari struktural fungsionalisme, yang mengantarkan meton sebagai pendorong Fungsionalisme kearah marxisme. Hal ini berbeda dai sang guru, Talcott Parson mengemukakan bahwa teorisi struktural fungsional sangatlah penting. Person mendukung sepenuhnya sedangkan marton lebih terbatas dan menengah. Seperti penjelasan singkat sebelumnya, marton mengkritik aa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analis fungsional, hal ini pula yang pernah dikembangkan oleh Malinowski dan radcliffe Brown.

Adapun beberapa Postulat tersebut antra lain :

1. standar bersifat fungsional bagi masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam masyrakat, hal ini berarti sistem sosial yang ada pasti menunjukan tingginya level integrasi. Dari sini merton berpendaat bahwa, hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat kecil tetapi generalisasi pada masyarakat yang lebih besar.

2. Fungsionalisme Universal, seluruh bentuk dan struktur sosial memiliki fungsi positif. Hal ini ditantang oleh merton bahwa dunia nyata tidak seluruh struktur adat istiadat, gagasan keyakinan, serta sebagi memiliki fungsi positif. Dicontohkan pula dengan struktur individu bertingkah laku kadang-kadang membuat individu tersebut depresi hingga bunuh diri

3. Postulat struktur menjadi bertentangan

4. Indispensability aspek setandar masyarakat tidak banyak memiliki fungsi positif namun juga mempresentasikan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan. Hal ini berarti fungsional diperlukan oleh masyrakat. Dalam hal ini pertentangan marton pun sama dengan parson bahwa ada berbagai alternativ struktural dan fungsi yang ada didalam masyarakat yang tidak dapat dihindari.

(4)

memusatkan pada organisasi, kelmpok, masyarakat dan kebudayaan, objek-objek yang dibedah dari struktural fungsional haruslah berpola dan berlangsung mempresentasikan unsur standar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian PD-L1 untuk berbagai jenis tumor tengah berkembang pesat dan telah membuktikan ekspresi positif PD-L1 berhubungan dengan kondisi klinis yang lebih buruk

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Brian (2011, hlm. 281) “kegemukan atau obesitas dapat diartikan sebagai lebih dari 20% di atas berat badan ideal, atau lebih dari 20% lemak untuk

Untuk mengetahui Pengaruh Tinggi Jatuhnya Air (Head) Terhadap Daya Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro Tipe Turbin Pelton maka terlihat bahwa head actual dan debit air

Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan orang – orang yang seumur

Kelurahan Gendongan memiliki unit khusus pengelola TIK yaitu PDE (Pengolahan Data Elektronik) sedangkan di Kecamatan Tingkir ditangani oleh Bagian Humas Setda. Namun

Orang tidak begitu saja mau memahami dan menerima apa yang kita pikirkan karena mereka bisa menilai apakah kepentingan diri mereka terakomodasi atau tidak dalam sebuah usulan..

Pengadilan merupakan ketentuan dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, ketentuan ini tidak boleh diabaikan oleh