• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah RUANG TERBUKA HIJAU RTH WILAYAH (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah RUANG TERBUKA HIJAU RTH WILAYAH (5)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makal ah Lokakarya

PENGEMBANGAN SISTEM RTH DI PERKOTAAN Dal am rangkaian acara Hari Bakt i Pekerj aan Umum ke 60 Direkt orat Jenderal Penat aan Ruang Depart emen Pekerj aan Umum

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

WILAYAH PERKOTAAN

(2)

Makalah Lokakarya

PENGEMBANGAN SISTEM RTH DI PERKOTAAN Dal am rangkaian acara Hari Bakt i Pekerj aan Umum ke 60 Direkt orat Jenderal Penat aan Ruang Depart emen Pekerj aan Umum

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN

Lab. Perencanaan Lanskap Depart emen Arsit ekt ur Lanskap Fakult as Pert anian – IPB

A.DASAR PEMIKIRAN

(1) Kot a mempunyai l uas yang t ert ent u dan t erbat as

Permint aan akan pemanf aat an l ahan kot a yang t erus t umbuh dan bersif at

aksel erat if unt uk unt uk pembangunan berbagai f asil it as perkot aan, t

er-masuk kemaj uan t eknol ogi, indust ri dan t ransport asi, sel ain sering

meng-ubah konf igurasi al ami l ahan/ bent ang al am perkot aan j uga menyit a l

ahan-l ahan t ersebut dan berbagai bent ukan ruang t erbuka ahan-l ainnya. Kedua haahan-l ini

umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai l ahan

cadangan dan t idak ekonomis. Di l ain pihak, kemaj uan al at dan pert

ambah-an j al ur t rambah-ansport asi dambah-an sist em ut il it as, sebagai bagiambah-an dari peningkat ambah-an

kesej aht eraan warga kot a, j uga t el ah menambah j uml ah bahan pencemar

dan t el ah menimbul kan berbagai ket idak nyamanan di l ingkungan perkot

a-an. Unt uk mengat asi kondisi l ingkungan kot a sepert i ini sangat diperl ukan

RTH sebagai suat u t eknik bioengineering dan bent ukan biof il t er yang rel at if l ebih murah, aman, sehat , dan menyamankan.

(2) Tat a ruang kot a pent ing dal am usaha unt uk ef isiensi sumberdaya kot a dan

j uga ef ekt if it as penggunaannya, baik sumberdaya al am maupun sumberdaya

l ainnya.

Ruang-ruang kot a yang dit at a t erkait dan sal ing berkesinambungan ini

mem-punyai berbagai pendekat an dal am perencanaan dan pembangunannya. Tat a

guna l ahan, sist em t ransport asi, dan sist em j aringan ut il it as merupakan t iga

f akt or ut ama dal am menat a ruang kot a. Dal am perkembangan sel anj ut nya,

konsep ruang kot a sel ain dikait kan dengan permasal ahan ut ama perkot aan

yang akan dicari sol usinya j uga dikait kan dengan pencapaian t uj uan akhir

dari suat u penat aan ruang yait u unt uk kesej aht eraan, kenyamanan, sert a

kesehat an warga dan kot anya.

(3) RTH perkot aan mempunyai manf aat kehidupan yang t inggi

Berbagai f ungsi yang t erkait dengan keberadaannya (f ungsi ekol ogis, sosial ,

ekonomi, dan arsit ekt ural ) dan nil ai est et ika yang dimil ikinya (obyek dan

l ingkungan) t idak hanya dapat dal am meningkat kan kual it as l ingkungan dan

unt uk kel angsungan kehidupan perkot aan t et api j uga dapat menj adi nil ai

kebanggaan dan ident it as kot a. Unt uk mendapat kan RTH yang f ungsional

dan est et ik dal am suat u sist em perkot aan maka l uas minimal , pol a dan

(3)

membangun dan mengembangkannya. Karakt er ekol ogis, kondisi dan ke-inginan warga kot a, sert a arah dan t uj uan pembangunan dan perkembangan

kot a merupakan det erminan ut ama dal am menent ukan besaran RTH f

ungsi-onal ini.

(4) Keberadaan RTH pent ing dal am mengendal ikan dan memel ihara int egrit as

dan kual it as l ingkungan. Pengendal ian pembangunan wil ayah perkot aan

harus dil akukan secara proporsional dan berada dal am keseimbangan ant ara pembangunan dan f ungsi-f ungsi l ingkungan.

(5) Kel est arian RTH suat u wil ayah perkot aan harus disert ai dengan ket ersediaan

dan sel eksi t anaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

B. KONSEP RTH

(1) Def inisi dan Pengert ian

Ruang Terbuka Hij au (RTH) kot a adal ah bagian dari ruang-ruang t erbuka

(open spaces) suat u wil ayah perkot aan yang diisi ol eh t umbuhan, t anaman, dan veget asi (endemik, int roduksi) guna mendukung manf aat l angsung

dan/ at au t idak l angsung yang dihasil kan ol eh RTH dal am kot a t ersebut yait u

keamanan, kenyamanan, kesej aht eraan, dan keindahan wilayah perkot aan t ersebut .

Berdasarkan bobot keal amiannya, bent uk RTH dapat dikl asif ikasi menj adi

(a) bent uk RTH al ami (habit at l iar/ al ami, kawasan l indung) dan (b) bent uk RTH non al ami at au RTH binaan (pert anian kot a, pert amanan kot a, l apangan

ol ah raga, pemakaman, berdasarkan sif at dan karakt er ekol ogisnya dikl

asi-f ikasi menj adi (a) bent uk RTH kawasan (areal , non l inear), dan (b) bent uk RTH j alur (koridor, l inear), berdasarkan penggunaan l ahan at au kawasan f ungsional nya dikl asif ikasi menj adi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH

kawasan perindust rian, (c) RTH kawasan permukiman, (d) RTH kawasan per-t anian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus, seperper-t i pemakaman, hankam,

olah raga, al amiah.

St at us kepemil ikan RTH dikl asif ikasikan menj adi (a) RTH publ ik, yait u RTH yang berl okasi pada l ahan-l ahan publ ik at au l ahan yang dimil iki ol eh

peme-rint ah (pusat , daerah), dan (b) RTH privat at au non publ ik, yait u RTH yang

berl okasi pada l ahan-l ahan mil ik privat .

(2) Fungsi dan Manf aat

RTH, baik RTH publ ik maupun RTH privat , memil iki f ungsi ut ama (int rinsik) yait u f ungsi ekol ogis, dan f ungsi t ambahan (ekst rinsik) yait u f ungsi arsit

ek-t ural , sosial , dan f ungsi ekonomi. Dal am suaek-t u wil ayah perkoek-t aan empaek-t

(4)

RTH berf ungsi ekol ogis, yang menj amin keberl anj ut an suat u wil ayah kot a secara f isik, harus merupakan sat u bent uk RTH yang berl okasi, berukuran,

dan berbent uk past i dal am suat u wil ayah kot a, sepert i RTH unt uk

per-l indungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan unt uk membangun j ej aring habit at hidupan l iar. RTH unt uk f ungsi-f ungsi l ainnya (sosial ,

ekonomi, arsit ekt ural ) merupakan RTH pendukung dan penambah nil ai

kual it as l ingkungan dan budaya kot a t ersebut , sehingga dapat berl okasi dan berbent uk sesuai dengan kebut uhan dan kepent ingannya, sepert i unt uk

ke-indahan, rekreasi, dan pendukung arsit ekt ur kot a.

Manf aat RTH berdasarkan f ungsinya dibagi at as manf aat l angsung (dal am pengert ian cepat dan bersif at t angibl e) sepert i mendapat kan bahan-bahan unt uk dij ual (kayu, daun, bunga), kenyamanan f isik (t eduh, segar),

keingin-an dkeingin-an mkeingin-anf aat t idak l keingin-angsung (berj keingin-angka pkeingin-anj keingin-ang dkeingin-an bersif at int angibl e) sepert i perl indungan t at a air dan konservasi hayat i at au keanekaragaman

hayat i.

(3) Pola dan St rukt ur Fungsional

Pol a RTH kot a merupakan st rukt ur RTH yang dit ent ukan ol eh hubungan

f ungsional (ekologis, sosial, ekonomi, arsit ekt ural) ant ar komponen pemben-t uknya. Pol a RTH pemben-t erdiri dari (a) RTH spemben-t rukpemben-t ural , dan (b) RTH non spemben-t rukpemben-t ural .

RTH st rukt ural merupakan pol a RTH yang dibangun ol eh hubungan f

ungsi-onal ant ar komponen pembent uknya yang mempunyai pol a hierarki pl ano-l ogis yang bersif at ant roposent ris. RTH t ipe ini didominasi oano-l eh f ungsi-f ungsi

non ekol ogis dengan st rukt ur RTH binaan yang berhierarkhi. Cont ohnya

adal ah st rukt ur RTH berdasarkan f ungsi sosial dal am mel ayani kebut uhan rekreasi l uar ruang (out door recreat ion) penduduk perkot aan sepert i yang diperl ihat kan dal am urut an hierakial sist em pert amanan kot a (urban park syst em) yang dimul ai dari t aman perumahan, t aman l ingkungan, t aman ke-camat an, t aman kot a, t aman regional , dst ). RTH non st rukt ural merupakan

pol a RTH yang dibangun ol eh hubungan f ungsional ant ar komponen

pem-bent uknya yang umumnya t idak mengikut i pol a hierarki pl anol ogis karena bersif at ekosent ris. RTH t ipe ini memil iki f ungsi ekol ogis yang sangat

dominan dengan st rukt ur RTH al ami yang t idak berhierarki. Cont ohnya

adal ah st rukt ur RTH yang dibent uk ol eh konf igurasi ekologis bent ang alam

perkot aan t ersebut , sepert i RTH kawasan l indung, RTH perbukit an yang

t erj al , RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.

Unt uk suat u wil ayah perkot aan, maka pol a RTH kot a t ersebut dapat dibangun dengan mengint egrasikan dua pol a RTH ini berdasarkan bobot

t ert inggi pada kerawanan ekol ogis kot a (t ipol ogi al amiah kot a: kot a l embah,

(5)

(4) El emen Pengisi RTH

RTH dibangun dari kumpul an t umbuhan dan t anaman at au veget asi yang

t el ah disel eksi dan disesuaikan dengan l okasi sert a rencana dan rancangan perunt ukkannya. Lokasi yang berbeda (sepert i pesisir, pusat kot a, kawasan

indust ri, sempadan badan-badan air, dl l ) akan memil iki permasal ahan yang

j uga berbeda yang sel anj ut nya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan RTH yang berbeda.

Unt uk keberhasil an rancangan, penanaman dan kel est ariannya maka sif at

dan ciri sert a krit eria (a) arsit ekt ural dan (b) hort ikul t ural t anaman dan veget asi penyusun RTH harus menj adi bahan pert imbangan dal am

men-sel eksi j enis-j enis yang akan dit anam.

Persyarat an umum t anaman unt uk dit anam di wil ayah perkot aan: (a) Disenangi dan t idak berbahaya bagi warga kot a

(b) Mampu t umbuh pada l ingkungan yang marj inal (t anah t idak subur,

udara dan air yang t ercemar)

(c) Tahan t erhadap gangguan f isik (vandal isme) (d) Perakaran dal am sehingga t idak mudah t umbang

(e) Tidak gugur daun, cepat t umbuh, bernil ai hias dan arsit ekt ural (f ) Dapat menghasil kan O2 dan meningkat kan kual it as l ingkungan kot a

(g) Bibit / benih mudah didapat kan dengan harga yang murah/ t erj angkau

ol eh masyarakat

(h) Priorit as menggunakan veget asi endemik/ l okal

(i) Keanekaragaman hayat i

Jenis t anaman endemik at au j enis t anaman l okal yang memil iki keunggul an t ert ent u (ekol ogis, sosial budaya, ekonomi, arsit ekt ural ) dal am wil ayah kot a

t ersebut menj adi bahan t anaman ut ama penciri RTH kot a t ersebut , yang

sel anj ut nya akan dikembangkan guna mempert ahankan keanekaragaman hayat i wil ayahnya dan j uga nasional .

(5) Teknis Perencanaan

Dal am rencana pembangunan dan pengembangan RTH yang f ungsional

suat u wil ayah perkot aan, ada 4 (empat ) hal ut ama yang harus diperhat ikan

yait u

(a) Luas RTH minimum yang diperl ukan dal am suat u wil ayah perkot aan

di-t endi-t ukan secara komposidi-t ol eh di-t iga komponen berikudi-t ini, yaidi-t u:

1) Kapasit as at au daya dukung al ami wil ayah

2) Kebut uhan per kapit a (kenyamanan, kesehat an, dan bent uk pel

a-yanan l ainnya)

3) Arah dan t uj uan pembangunan kot a

RTH berl uas minimum merupakan RTH berf ungsi ekol ogis yang

(6)

RTH privat . Dal am suat u wil ayah perkot aan maka RTH publ ik harus berukuran sama at au l ebih l uas dari RTH l uas minimal , dan RTH privat

merupakan RTH pendukung dan penambah nil ai rasio t erut ama dal am

meningkat kan nil ai dan kual it as l ingkungan dan kul t ural kot a. (b) Lokasi l ahan kot a yang pot ensial dan t ersedia unt uk RTH

(c) Srukt ur dan pol a RTH yang akan dikembangkan (bent uk, konf igurasi,

dan dist ribusi)

(d) Sel eksi t anaman sesuai kepent ingan dan t uj uan pembangunan kot a.

C. ISSUE RTH

Tiga issues ut ama dari ket ersediaan dan kel est arian RTH adal ah

(1) Dampak negat if dari subopt imal isasi RTH dimana RTH kot a t ersebut t idak

memenuhi persyarat an j uml ah dan kual it as (RTH t idak t ersedia, RTH t idak f ungsional , f ragment asi l ahan yang menurunkan kapasit as l ahan dan sel

an-j ut nya menurunkan kapasit as l ingkungan, al ih guna dan f ungsi l ahan) t eran-j adi

t erut ama dal am bent uk/ kej adian:

ƒ Menurunkan kenyamanan kot a: penurunan kapasit as dan daya dukung wil ayah (pencemaran meningkat , ket ersediaan air t anah menurun, suhu

kot a meningkat , dl l )

ƒ Menurunkan keamanan kot a

ƒ Menurunkan keindahan al ami kot a (nat ural amenit ies) dan art if ak al ami sej arah yang bernil ai kul t ural t inggi

ƒ Menurunkan t ingkat kesej aht eraan masyarakat (menurunnya kesehat an masyarakat secara f isik dn psikis)

(2) Lemahnya l embaga pengel ol a RTH

ƒ Bel um t erdapat nya at uran hukum dan perundangan yang t epat

ƒ Bel um opt imal nya penegakan at uran main pengel ol aan RTH

ƒ Bel um j el asnya bent uk kel embagaan pengel ol a RTH

ƒ Bel um t erdapat nya t at a kerj a pengel ol aan RTH yang j el as (3) Lemahnya peran st ake hol ders

ƒ Lemahnya persepsi masyarakat

ƒ Lemahnya pengert ian masyarakat dan pemerint ah (4) Ket erbat asan l ahan kot a unt uk perunt ukan RTH

ƒ Bel um opt imal nya pemanf aat an l ahan t erbuka yang ada di kot a unt uk RTH f ungsional

D. ACT ION PLAN

Pembangunan dan pengel ol aan RTH wil ayah perkot aan harus menj adi subst ansi

(7)

pedoman di t ingkat nasional dan daerah/ kot a. Unt uk t ingkat daerah baik provinsi maupun kabupat en/ kot a, permasal ahan RTH menj adi bagian organik dal am

Ren-cana Tat a Ruang Wil ayah dan subwil ayah yang diperkuat ol eh perat uran daerah.

Dal am pel aksanaannya, pembangunan dan pengel ol aan RTH j uga mengikut sert akan masyarakat unt uk meningkat kan apresiasi dan kepedul ian mereka t

erha-dap, t erut ama, kual it as l ingkungan al ami perkot aan, yang cenderung menurun.

Beberapa act ion pl an yang dapat dil aksanakan, a. l. : (1) Issues : Subopt imal isasi RTH

Act ion pl an yang disarankan:

(a) Penyusunan kebut uhan l uas minimal / ideal RTH sesuai t ipol ogi kot a (b) Penyusunan indikat or dan t ol ak ukur keberhasil an RTH suat u kot a

(c) Rekomendasi penggunaan j enis-j enis t anaman dan veget asi endemik

sert a j enis-j enis unggul an daerah unt uk penciri wil ayah dan unt uk me-ningkat kan keaneka ragaman hayat i secara nasional

(2) Issues : Lemahnya kel embagaan pengel ol a RTH

Act ion pl an yang disarankan:

(a) Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dl l )

(b) Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dl l

(c) Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengel ol aan RTH (d) Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if

(e) Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat

(3) Issues : Lemahnya peran st ake hol ders

Act ion pl an yang disarankan:

(a) Pencanangan Gerakan Bangun, Pel ihara, dan Kel ol a RTH (cont oh

Gerakan Sej ut a Pohon, Hij au royo-royo, Sat u pohon sat u j iwa, Rumah dan Pohonku, Sekol ah Hij au, Koridor Hij au dan Sehat , dl l )

(b) Penyul uhan dan pendidikan mel al ui berbagai media

(c) Penegasan model kerj asama ant ar st ake hol ders

(d) Perl ombaan ant ar kot a, ant ar wil ayah, ant ar subwil ayah unt uk

mening-kat kan apresiasi, part isipasi, dan responsibil it y t erhadap ket ersediaan t anaman dan t erhadap kual it as l ingkungan kot a yang sehat dan indah

(4) Issues : Ket erbat asan l ahan perkot aan unt uk perunt ukan RTH

Act ion pl an yang disarankan:

(a) Peningkat an f ungsi l ahan t erbuka kot a menj adi RTH (b) Peningkat an l uas RTH privat

(c) Pil ot proj ect RTH f ungsional unt uk l ahan-l ahan sempit , l ahan-l ahan

marj inal, dan lahan-lahan yang diabaikan

Kampus Bogor Darmaga, 30 November 2005

(8)

Tabel issues

Issues Act ion Plan

1. Subopt imal isasi RTH a. Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a

b. Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a c. Rekomendasi penggunaan j enis-j enis t anaman dan veget asi endemik

sert a j enis-j enis t anaman unggul an unt uk penciri wil ayah dan unt uk

meningkat kan keanekaragaman hayat i secara nasional

2. Lemahnya kel embagaan pengel ol a

RTH

a. Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll)

b. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll

c. Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH d. Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if

e. Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat

3. Lemahnya peran st ake hol ders a. Pencanangan Gerakan Bangun & Kelola RTH : Sat u pohon, sat u j iwa

b. Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media c. Penegasan model kerj asama ant ara st ake holders

d. Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk

meningkat kan apresiasi dan part isipasi

4. Ket erbat asan l ahan perkot aan unt uk

perunt ukan RTH

a. Peningkat an f ungsi lahan t erbuka kot a menj adi RTH b. Peningkat an luas RTH privat

c. Pilot proj ect RTH f ungsional unt uk lahan-lahan sempit dan marj inal

Fungsi Manf aat Bent uk RTH

Ekologi ƒ Perl indungan sumberdaya penyangga

kehidupan (cont oh air bersih)

ƒ Membangun j ej aring habit at hidupan

liar (cont oh unt uk burung)

ƒ Mereduksi pengaruh “ urban heat

isl and”

ƒ Kawasan l indung pant ai,

sempadan sungai, Darah t angkapan air, sempadan danau, dsb

ƒ Kawasan l indung

ƒ Taman kot a, hut an kot a

Sosial ƒ Rekreasi

ƒ Pendidikan l ingkungan ƒ

Hut an kot a, areal rekreasi alam

2. Konservasi sit us alami

(9)

3. … b. Keberadaan

1. Subopt imal isasi RTH d. Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a

e. Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a f . Rekomendasi penggunaan j enis-j enis veget asi endemik sesuai

dengan f ungsi yang diinginkan

2. Lemahnya kel embagaan pengel ol a

RTH

f . Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll) g. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll

h. Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH i. Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if

j . Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat

3. Lemahnya peran st ake hol ders e. Pencanangan Gerakan Bangun RTH: Sat u pohon, sat u j iwa

f . Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media

g. Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk

meningkat kan apresiasi dan part isipasi

h. RTH cont oh unt uk t iap f ungsi dan subwilayah

4. Ket erbat asan l ahan perkot aan unt uk

perunt ukan RTH

(10)

Ruang t erbangun Ruang t erbuka ol ah raga, kebun raya, kebun pembibit an, kawasan f ungsional (perdagangan, indust ri, permukiman, pert anian), kawasan khusus (Hankam, perl indungan t at a air, pl asma nut f ah, dl l )

RTH berbent uk j al ur:

RTH Koridor sungai, RTH sempadan danau, RTH sempadan pant ai, RTH t epi j alur j alan, RTH t epi j al ur keret a, RTH sabuk hij au

(11)

RTH Wil ayah Perkot aan

RTH Ideal wilayah Perkot aan Act Act plan Act plan pl an

Act ion pl an

Mslh Mslh

Mslh Masal ah

Syarat Syarat

Syarat Syarat

Lahan t erbat as St ake

hol ders

Lem-baga Subopt

RTH Sel eksi

t anaman St rukt ur

& Pol a Lokasi

Luas minimal

Gambar

Tabel issues
Tabel issues

Referensi

Dokumen terkait

Matriks enzim GOD terimobil pada bentonit teraktifkan yang dihasilkan pada invensi ini memiliki persentase imobilisasi enzim GOD hingga 100%, stabil pada suhu dan pH

dalam menjalin hubungan pertemanan menunjukkan bahwa santri remaja lebih. mudah menunjukkan dukungan emosional kepada teman-temannya terutama

(1) Perpanjangan studi bagi mahasiswa program magister yang belum dapat menyelssaikan belajarnya dalam kurun waktu 2 (dua) tahun akademik atau 4 (empat) semester sebagaimana

Etelä-Karjalan ja Kymenlaakson liikenteen päästöt ilmaan on kirjattu taulukkoon 5 liikennemuodoittain sekä kuntakohtaiset päästöt liitteeseen 5.. Tietransito sisältää

4 Rasio Siswa per KS dan Guru dan Rombongan Belajar per Sekolah menurut Status Sekolah Tiap Provinsi / Ratios of Pupils to Headmasters and Teachers and Classes to Schools by Status

“Tulisan ini menjelaskan tentang keberadaan perpustakaan di lembaga pendidikan Islam yang kondisinya masih banyak memprihatinkan, jika hal ini tidak dicarikan solusinya, maka

Zona kumpulan III merupakan zona antara sampel 15-25. Terjadi penyusutan vegetasi Lowland Forest. Persentase Graminae dan Lycopodium sp. cenderung menurun pada zona

Anestesia blok saraf perifer ekstremitas atas adalah tindakan anestesia dengan menyuntikkan obat anestesia lokal (dengan atau tanpa adjuvan) ke sekitar saraf (hingga perineural