Makal ah Lokakarya
PENGEMBANGAN SISTEM RTH DI PERKOTAAN Dal am rangkaian acara Hari Bakt i Pekerj aan Umum ke 60 Direkt orat Jenderal Penat aan Ruang Depart emen Pekerj aan Umum
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
WILAYAH PERKOTAAN
Makalah Lokakarya
PENGEMBANGAN SISTEM RTH DI PERKOTAAN Dal am rangkaian acara Hari Bakt i Pekerj aan Umum ke 60 Direkt orat Jenderal Penat aan Ruang Depart emen Pekerj aan Umum
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN
Lab. Perencanaan Lanskap Depart emen Arsit ekt ur Lanskap Fakult as Pert anian – IPB
A.DASAR PEMIKIRAN
(1) Kot a mempunyai l uas yang t ert ent u dan t erbat as
Permint aan akan pemanf aat an l ahan kot a yang t erus t umbuh dan bersif at
aksel erat if unt uk unt uk pembangunan berbagai f asil it as perkot aan, t
er-masuk kemaj uan t eknol ogi, indust ri dan t ransport asi, sel ain sering
meng-ubah konf igurasi al ami l ahan/ bent ang al am perkot aan j uga menyit a l
ahan-l ahan t ersebut dan berbagai bent ukan ruang t erbuka ahan-l ainnya. Kedua haahan-l ini
umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai l ahan
cadangan dan t idak ekonomis. Di l ain pihak, kemaj uan al at dan pert
ambah-an j al ur t rambah-ansport asi dambah-an sist em ut il it as, sebagai bagiambah-an dari peningkat ambah-an
kesej aht eraan warga kot a, j uga t el ah menambah j uml ah bahan pencemar
dan t el ah menimbul kan berbagai ket idak nyamanan di l ingkungan perkot
a-an. Unt uk mengat asi kondisi l ingkungan kot a sepert i ini sangat diperl ukan
RTH sebagai suat u t eknik bioengineering dan bent ukan biof il t er yang rel at if l ebih murah, aman, sehat , dan menyamankan.
(2) Tat a ruang kot a pent ing dal am usaha unt uk ef isiensi sumberdaya kot a dan
j uga ef ekt if it as penggunaannya, baik sumberdaya al am maupun sumberdaya
l ainnya.
Ruang-ruang kot a yang dit at a t erkait dan sal ing berkesinambungan ini
mem-punyai berbagai pendekat an dal am perencanaan dan pembangunannya. Tat a
guna l ahan, sist em t ransport asi, dan sist em j aringan ut il it as merupakan t iga
f akt or ut ama dal am menat a ruang kot a. Dal am perkembangan sel anj ut nya,
konsep ruang kot a sel ain dikait kan dengan permasal ahan ut ama perkot aan
yang akan dicari sol usinya j uga dikait kan dengan pencapaian t uj uan akhir
dari suat u penat aan ruang yait u unt uk kesej aht eraan, kenyamanan, sert a
kesehat an warga dan kot anya.
(3) RTH perkot aan mempunyai manf aat kehidupan yang t inggi
Berbagai f ungsi yang t erkait dengan keberadaannya (f ungsi ekol ogis, sosial ,
ekonomi, dan arsit ekt ural ) dan nil ai est et ika yang dimil ikinya (obyek dan
l ingkungan) t idak hanya dapat dal am meningkat kan kual it as l ingkungan dan
unt uk kel angsungan kehidupan perkot aan t et api j uga dapat menj adi nil ai
kebanggaan dan ident it as kot a. Unt uk mendapat kan RTH yang f ungsional
dan est et ik dal am suat u sist em perkot aan maka l uas minimal , pol a dan
membangun dan mengembangkannya. Karakt er ekol ogis, kondisi dan ke-inginan warga kot a, sert a arah dan t uj uan pembangunan dan perkembangan
kot a merupakan det erminan ut ama dal am menent ukan besaran RTH f
ungsi-onal ini.
(4) Keberadaan RTH pent ing dal am mengendal ikan dan memel ihara int egrit as
dan kual it as l ingkungan. Pengendal ian pembangunan wil ayah perkot aan
harus dil akukan secara proporsional dan berada dal am keseimbangan ant ara pembangunan dan f ungsi-f ungsi l ingkungan.
(5) Kel est arian RTH suat u wil ayah perkot aan harus disert ai dengan ket ersediaan
dan sel eksi t anaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.
B. KONSEP RTH
(1) Def inisi dan Pengert ian
Ruang Terbuka Hij au (RTH) kot a adal ah bagian dari ruang-ruang t erbuka
(open spaces) suat u wil ayah perkot aan yang diisi ol eh t umbuhan, t anaman, dan veget asi (endemik, int roduksi) guna mendukung manf aat l angsung
dan/ at au t idak l angsung yang dihasil kan ol eh RTH dal am kot a t ersebut yait u
keamanan, kenyamanan, kesej aht eraan, dan keindahan wilayah perkot aan t ersebut .
Berdasarkan bobot keal amiannya, bent uk RTH dapat dikl asif ikasi menj adi
(a) bent uk RTH al ami (habit at l iar/ al ami, kawasan l indung) dan (b) bent uk RTH non al ami at au RTH binaan (pert anian kot a, pert amanan kot a, l apangan
ol ah raga, pemakaman, berdasarkan sif at dan karakt er ekol ogisnya dikl
asi-f ikasi menj adi (a) bent uk RTH kawasan (areal , non l inear), dan (b) bent uk RTH j alur (koridor, l inear), berdasarkan penggunaan l ahan at au kawasan f ungsional nya dikl asif ikasi menj adi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH
kawasan perindust rian, (c) RTH kawasan permukiman, (d) RTH kawasan per-t anian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus, seperper-t i pemakaman, hankam,
olah raga, al amiah.
St at us kepemil ikan RTH dikl asif ikasikan menj adi (a) RTH publ ik, yait u RTH yang berl okasi pada l ahan-l ahan publ ik at au l ahan yang dimil iki ol eh
peme-rint ah (pusat , daerah), dan (b) RTH privat at au non publ ik, yait u RTH yang
berl okasi pada l ahan-l ahan mil ik privat .
(2) Fungsi dan Manf aat
RTH, baik RTH publ ik maupun RTH privat , memil iki f ungsi ut ama (int rinsik) yait u f ungsi ekol ogis, dan f ungsi t ambahan (ekst rinsik) yait u f ungsi arsit
ek-t ural , sosial , dan f ungsi ekonomi. Dal am suaek-t u wil ayah perkoek-t aan empaek-t
RTH berf ungsi ekol ogis, yang menj amin keberl anj ut an suat u wil ayah kot a secara f isik, harus merupakan sat u bent uk RTH yang berl okasi, berukuran,
dan berbent uk past i dal am suat u wil ayah kot a, sepert i RTH unt uk
per-l indungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan unt uk membangun j ej aring habit at hidupan l iar. RTH unt uk f ungsi-f ungsi l ainnya (sosial ,
ekonomi, arsit ekt ural ) merupakan RTH pendukung dan penambah nil ai
kual it as l ingkungan dan budaya kot a t ersebut , sehingga dapat berl okasi dan berbent uk sesuai dengan kebut uhan dan kepent ingannya, sepert i unt uk
ke-indahan, rekreasi, dan pendukung arsit ekt ur kot a.
Manf aat RTH berdasarkan f ungsinya dibagi at as manf aat l angsung (dal am pengert ian cepat dan bersif at t angibl e) sepert i mendapat kan bahan-bahan unt uk dij ual (kayu, daun, bunga), kenyamanan f isik (t eduh, segar),
keingin-an dkeingin-an mkeingin-anf aat t idak l keingin-angsung (berj keingin-angka pkeingin-anj keingin-ang dkeingin-an bersif at int angibl e) sepert i perl indungan t at a air dan konservasi hayat i at au keanekaragaman
hayat i.
(3) Pola dan St rukt ur Fungsional
Pol a RTH kot a merupakan st rukt ur RTH yang dit ent ukan ol eh hubungan
f ungsional (ekologis, sosial, ekonomi, arsit ekt ural) ant ar komponen pemben-t uknya. Pol a RTH pemben-t erdiri dari (a) RTH spemben-t rukpemben-t ural , dan (b) RTH non spemben-t rukpemben-t ural .
RTH st rukt ural merupakan pol a RTH yang dibangun ol eh hubungan f
ungsi-onal ant ar komponen pembent uknya yang mempunyai pol a hierarki pl ano-l ogis yang bersif at ant roposent ris. RTH t ipe ini didominasi oano-l eh f ungsi-f ungsi
non ekol ogis dengan st rukt ur RTH binaan yang berhierarkhi. Cont ohnya
adal ah st rukt ur RTH berdasarkan f ungsi sosial dal am mel ayani kebut uhan rekreasi l uar ruang (out door recreat ion) penduduk perkot aan sepert i yang diperl ihat kan dal am urut an hierakial sist em pert amanan kot a (urban park syst em) yang dimul ai dari t aman perumahan, t aman l ingkungan, t aman ke-camat an, t aman kot a, t aman regional , dst ). RTH non st rukt ural merupakan
pol a RTH yang dibangun ol eh hubungan f ungsional ant ar komponen
pem-bent uknya yang umumnya t idak mengikut i pol a hierarki pl anol ogis karena bersif at ekosent ris. RTH t ipe ini memil iki f ungsi ekol ogis yang sangat
dominan dengan st rukt ur RTH al ami yang t idak berhierarki. Cont ohnya
adal ah st rukt ur RTH yang dibent uk ol eh konf igurasi ekologis bent ang alam
perkot aan t ersebut , sepert i RTH kawasan l indung, RTH perbukit an yang
t erj al , RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.
Unt uk suat u wil ayah perkot aan, maka pol a RTH kot a t ersebut dapat dibangun dengan mengint egrasikan dua pol a RTH ini berdasarkan bobot
t ert inggi pada kerawanan ekol ogis kot a (t ipol ogi al amiah kot a: kot a l embah,
(4) El emen Pengisi RTH
RTH dibangun dari kumpul an t umbuhan dan t anaman at au veget asi yang
t el ah disel eksi dan disesuaikan dengan l okasi sert a rencana dan rancangan perunt ukkannya. Lokasi yang berbeda (sepert i pesisir, pusat kot a, kawasan
indust ri, sempadan badan-badan air, dl l ) akan memil iki permasal ahan yang
j uga berbeda yang sel anj ut nya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan RTH yang berbeda.
Unt uk keberhasil an rancangan, penanaman dan kel est ariannya maka sif at
dan ciri sert a krit eria (a) arsit ekt ural dan (b) hort ikul t ural t anaman dan veget asi penyusun RTH harus menj adi bahan pert imbangan dal am
men-sel eksi j enis-j enis yang akan dit anam.
Persyarat an umum t anaman unt uk dit anam di wil ayah perkot aan: (a) Disenangi dan t idak berbahaya bagi warga kot a
(b) Mampu t umbuh pada l ingkungan yang marj inal (t anah t idak subur,
udara dan air yang t ercemar)
(c) Tahan t erhadap gangguan f isik (vandal isme) (d) Perakaran dal am sehingga t idak mudah t umbang
(e) Tidak gugur daun, cepat t umbuh, bernil ai hias dan arsit ekt ural (f ) Dapat menghasil kan O2 dan meningkat kan kual it as l ingkungan kot a
(g) Bibit / benih mudah didapat kan dengan harga yang murah/ t erj angkau
ol eh masyarakat
(h) Priorit as menggunakan veget asi endemik/ l okal
(i) Keanekaragaman hayat i
Jenis t anaman endemik at au j enis t anaman l okal yang memil iki keunggul an t ert ent u (ekol ogis, sosial budaya, ekonomi, arsit ekt ural ) dal am wil ayah kot a
t ersebut menj adi bahan t anaman ut ama penciri RTH kot a t ersebut , yang
sel anj ut nya akan dikembangkan guna mempert ahankan keanekaragaman hayat i wil ayahnya dan j uga nasional .
(5) Teknis Perencanaan
Dal am rencana pembangunan dan pengembangan RTH yang f ungsional
suat u wil ayah perkot aan, ada 4 (empat ) hal ut ama yang harus diperhat ikan
yait u
(a) Luas RTH minimum yang diperl ukan dal am suat u wil ayah perkot aan
di-t endi-t ukan secara komposidi-t ol eh di-t iga komponen berikudi-t ini, yaidi-t u:
1) Kapasit as at au daya dukung al ami wil ayah
2) Kebut uhan per kapit a (kenyamanan, kesehat an, dan bent uk pel
a-yanan l ainnya)
3) Arah dan t uj uan pembangunan kot a
RTH berl uas minimum merupakan RTH berf ungsi ekol ogis yang
RTH privat . Dal am suat u wil ayah perkot aan maka RTH publ ik harus berukuran sama at au l ebih l uas dari RTH l uas minimal , dan RTH privat
merupakan RTH pendukung dan penambah nil ai rasio t erut ama dal am
meningkat kan nil ai dan kual it as l ingkungan dan kul t ural kot a. (b) Lokasi l ahan kot a yang pot ensial dan t ersedia unt uk RTH
(c) Srukt ur dan pol a RTH yang akan dikembangkan (bent uk, konf igurasi,
dan dist ribusi)
(d) Sel eksi t anaman sesuai kepent ingan dan t uj uan pembangunan kot a.
C. ISSUE RTH
Tiga issues ut ama dari ket ersediaan dan kel est arian RTH adal ah
(1) Dampak negat if dari subopt imal isasi RTH dimana RTH kot a t ersebut t idak
memenuhi persyarat an j uml ah dan kual it as (RTH t idak t ersedia, RTH t idak f ungsional , f ragment asi l ahan yang menurunkan kapasit as l ahan dan sel
an-j ut nya menurunkan kapasit as l ingkungan, al ih guna dan f ungsi l ahan) t eran-j adi
t erut ama dal am bent uk/ kej adian:
Menurunkan kenyamanan kot a: penurunan kapasit as dan daya dukung wil ayah (pencemaran meningkat , ket ersediaan air t anah menurun, suhu
kot a meningkat , dl l )
Menurunkan keamanan kot a
Menurunkan keindahan al ami kot a (nat ural amenit ies) dan art if ak al ami sej arah yang bernil ai kul t ural t inggi
Menurunkan t ingkat kesej aht eraan masyarakat (menurunnya kesehat an masyarakat secara f isik dn psikis)
(2) Lemahnya l embaga pengel ol a RTH
Bel um t erdapat nya at uran hukum dan perundangan yang t epat
Bel um opt imal nya penegakan at uran main pengel ol aan RTH
Bel um j el asnya bent uk kel embagaan pengel ol a RTH
Bel um t erdapat nya t at a kerj a pengel ol aan RTH yang j el as (3) Lemahnya peran st ake hol ders
Lemahnya persepsi masyarakat
Lemahnya pengert ian masyarakat dan pemerint ah (4) Ket erbat asan l ahan kot a unt uk perunt ukan RTH
Bel um opt imal nya pemanf aat an l ahan t erbuka yang ada di kot a unt uk RTH f ungsional
D. ACT ION PLAN
Pembangunan dan pengel ol aan RTH wil ayah perkot aan harus menj adi subst ansi
pedoman di t ingkat nasional dan daerah/ kot a. Unt uk t ingkat daerah baik provinsi maupun kabupat en/ kot a, permasal ahan RTH menj adi bagian organik dal am
Ren-cana Tat a Ruang Wil ayah dan subwil ayah yang diperkuat ol eh perat uran daerah.
Dal am pel aksanaannya, pembangunan dan pengel ol aan RTH j uga mengikut sert akan masyarakat unt uk meningkat kan apresiasi dan kepedul ian mereka t
erha-dap, t erut ama, kual it as l ingkungan al ami perkot aan, yang cenderung menurun.
Beberapa act ion pl an yang dapat dil aksanakan, a. l. : (1) Issues : Subopt imal isasi RTH
Act ion pl an yang disarankan:
(a) Penyusunan kebut uhan l uas minimal / ideal RTH sesuai t ipol ogi kot a (b) Penyusunan indikat or dan t ol ak ukur keberhasil an RTH suat u kot a
(c) Rekomendasi penggunaan j enis-j enis t anaman dan veget asi endemik
sert a j enis-j enis unggul an daerah unt uk penciri wil ayah dan unt uk me-ningkat kan keaneka ragaman hayat i secara nasional
(2) Issues : Lemahnya kel embagaan pengel ol a RTH
Act ion pl an yang disarankan:
(a) Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dl l )
(b) Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dl l
(c) Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengel ol aan RTH (d) Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if
(e) Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat
(3) Issues : Lemahnya peran st ake hol ders
Act ion pl an yang disarankan:
(a) Pencanangan Gerakan Bangun, Pel ihara, dan Kel ol a RTH (cont oh
Gerakan Sej ut a Pohon, Hij au royo-royo, Sat u pohon sat u j iwa, Rumah dan Pohonku, Sekol ah Hij au, Koridor Hij au dan Sehat , dl l )
(b) Penyul uhan dan pendidikan mel al ui berbagai media
(c) Penegasan model kerj asama ant ar st ake hol ders
(d) Perl ombaan ant ar kot a, ant ar wil ayah, ant ar subwil ayah unt uk
mening-kat kan apresiasi, part isipasi, dan responsibil it y t erhadap ket ersediaan t anaman dan t erhadap kual it as l ingkungan kot a yang sehat dan indah
(4) Issues : Ket erbat asan l ahan perkot aan unt uk perunt ukan RTH
Act ion pl an yang disarankan:
(a) Peningkat an f ungsi l ahan t erbuka kot a menj adi RTH (b) Peningkat an l uas RTH privat
(c) Pil ot proj ect RTH f ungsional unt uk l ahan-l ahan sempit , l ahan-l ahan
marj inal, dan lahan-lahan yang diabaikan
Kampus Bogor Darmaga, 30 November 2005
Tabel issues
Issues Act ion Plan
1. Subopt imal isasi RTH a. Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a
b. Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a c. Rekomendasi penggunaan j enis-j enis t anaman dan veget asi endemik
sert a j enis-j enis t anaman unggul an unt uk penciri wil ayah dan unt uk
meningkat kan keanekaragaman hayat i secara nasional
2. Lemahnya kel embagaan pengel ol a
RTH
a. Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll)
b. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll
c. Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH d. Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if
e. Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat
3. Lemahnya peran st ake hol ders a. Pencanangan Gerakan Bangun & Kelola RTH : Sat u pohon, sat u j iwa
b. Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media c. Penegasan model kerj asama ant ara st ake holders
d. Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk
meningkat kan apresiasi dan part isipasi
4. Ket erbat asan l ahan perkot aan unt uk
perunt ukan RTH
a. Peningkat an f ungsi lahan t erbuka kot a menj adi RTH b. Peningkat an luas RTH privat
c. Pilot proj ect RTH f ungsional unt uk lahan-lahan sempit dan marj inal
Fungsi Manf aat Bent uk RTH
Ekologi Perl indungan sumberdaya penyangga
kehidupan (cont oh air bersih)
Membangun j ej aring habit at hidupan
liar (cont oh unt uk burung)
Mereduksi pengaruh “ urban heat
isl and”
Kawasan l indung pant ai,
sempadan sungai, Darah t angkapan air, sempadan danau, dsb
Kawasan l indung
Taman kot a, hut an kot a
Sosial Rekreasi
Pendidikan l ingkungan
Hut an kot a, areal rekreasi alam
2. Konservasi sit us alami
3. … b. Keberadaan
1. Subopt imal isasi RTH d. Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a
e. Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a f . Rekomendasi penggunaan j enis-j enis veget asi endemik sesuai
dengan f ungsi yang diinginkan
2. Lemahnya kel embagaan pengel ol a
RTH
f . Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll) g. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll
h. Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH i. Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if
j . Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat
3. Lemahnya peran st ake hol ders e. Pencanangan Gerakan Bangun RTH: Sat u pohon, sat u j iwa
f . Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media
g. Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk
meningkat kan apresiasi dan part isipasi
h. RTH cont oh unt uk t iap f ungsi dan subwilayah
4. Ket erbat asan l ahan perkot aan unt uk
perunt ukan RTH
Ruang t erbangun Ruang t erbuka ol ah raga, kebun raya, kebun pembibit an, kawasan f ungsional (perdagangan, indust ri, permukiman, pert anian), kawasan khusus (Hankam, perl indungan t at a air, pl asma nut f ah, dl l )
RTH berbent uk j al ur:
RTH Koridor sungai, RTH sempadan danau, RTH sempadan pant ai, RTH t epi j alur j alan, RTH t epi j al ur keret a, RTH sabuk hij au
RTH Wil ayah Perkot aan
RTH Ideal wilayah Perkot aan Act Act plan Act plan pl an
Act ion pl an
Mslh Mslh
Mslh Masal ah
Syarat Syarat
Syarat Syarat
Lahan t erbat as St ake
hol ders
Lem-baga Subopt
RTH Sel eksi
t anaman St rukt ur
& Pol a Lokasi
Luas minimal