• Tidak ada hasil yang ditemukan

340818278 Proposal Kedokteran Untirta. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "340818278 Proposal Kedokteran Untirta. pdf"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER (S-1)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

DAFTAR ISI

1.1.1 Misi. tujuan, dan cara pencapaian tujuan 1.1.2 Manfaat program studi

1.1.3 Kemampuan dan potensi perguruan tinggi

1.1.4 Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman 1.2 Aspek Spesifikasi

1.2.1 Nomenklatur dan jenjang program studi 1.2.2 Posisi program studi

1.2.3 Keunggulan dan karakteristik program studi

1.2.4 Hubungan program studi yang diusulkan terhadap program studi lain di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

II. KURIKULUM

2.1 Rumpun Keilmuan

2.1.1 Bidang Ilmu yang menjadi pokok program studi dan konstelasinya dengan bidang ilmu lainnya

2.1.2 Perkembangan bidang ilmu

2.2 Rancangan Kurikulum

2.2.1 Profil dan profesi lulusan program studi 2.2.2 Analisis profil

2.2.3 Capaian pembelajaran program studi

2.2.4 Matrik bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran 2.2.5 Matakuliah yang mengait pada bahan kajian

2.2.6 Susunan mata kuliah per semester berikut bobotnya 2.3 Sistem Pembelajan

2.3.1 Metode dan bentuk pembelajaran yang diadobsi

2.3.2 Cara mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan perilaku kecendikiawanan

2.3.3 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa pada tugas akhir

2.3.4 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian masyarakat 2.3.5 Sistem/pola pembelajaran yang dapat mengantarkan lulusan mampu membuat

karya ilmiah/nyata layak publikasi 2.3.6 Sistem pembobotan dan beban belajar

2.3.7 Sistem penilaian pembelajaran dan tatacara pelaporan penilaian

III. SUMBER DAYA

3.1 Sumberdaya Manusia

3.1.1 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi seluruh dosen 3.1.2 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan

3.1.3 Perencanaan dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan

3.1.4 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan dan rencana pengembangannya

3.1.5 Kebijakan tentang value dan reward system untuk sumberdaya manusia 3.2 Sarana dan Prasarana

3.2.1 Kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran

3.2.2 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan, dan perencanaan

(3)

IV. PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

4.1 Kebijakan di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

4.1.1 Kebijakan pengalokasian anggaran untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

4.1.2 Kebijakan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen 4.1.3 Kebijakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen bersama

mahasiswa dikaitkan dengan upaya pencapaian misi dan tujuan program studi 4.1.4 Kebijakan dan standard operation procedures penguanggahan tugas akhir

mahasiswa dan karya ilmiah dosen 4.2 Publikasi dosen

V. PENDANAAN

5.1 Manajemen Finansial

5.1.1 Kebijakan, regulasi, panduan, dan SOP dari manajemen keuangan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5.1.2 Kebijakan untuk mencegah korupsi

5.1.3 Kebijakan untuk memastikan terjadinya efektivitas dan efisiensi manajemen keuangan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5.1.4 Kebijakan tentang aid and affordability

5.1.5 Keterlibatan aktif pengelolaan program studi dalam proses pengelolaan dana 5.1.6 Cash flow selama lima tahun pertama penyelengaraan program studi

5.1.7 Cara penggalangan sumber dana untuk operasional pendidikan, riset, pengabdian kepada masyarakat dan dana investasi

5.2 Aspek Keberlanjutan

5.2.1 Jumlah dan kebutuhan lulusan dengan profil dan kopetensi program studi 5.2.2 Jumlah dan lulusan yang dihasilkan dibandingkan dengan kebutuhan pasar dalam

menyerap lulusan

5.2.3 Keberadaan sumber peserta didik 5.2.4 Jumlah mahasiswa yang akan direkrut

5.2.5 Dukungan kerjasama

5.2.6 Penggalangan beasiswa untuk mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi

VI. MANAJEMEN AKADEMIS

6.1 Manajemen Akademis

6.1.1 Prosedur dan penutupan program studi di tingkat fakultas dan perguruan tinggi 6.1.2 Struktur organisasi dan manajemen penyelengaraan PSPD Untirta

6.1.3 Metode pengelolaan dan pengembangan sumberdaya yang ada tanpa mengganggu

program studi lain dan metode peningkatan mutu akademik program studi pendidikan dokter untirta

6.1.4 Mekanisme penerimaan dan jumlah mahasiswa baru yang direncanakan dalam 5 (lima) tahun pertama

6.1.5 Rencana pengembangan dan peningkatan mutu akademik program studi untuk jangka pendek, menengah dan panjang

VII. SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

7.1 Sistem Penjaminan Mutu Internal

7.1.1 Sistem Penjaminan Mutu yang dapat menjamin terselenggaranya proses pembelajaran

7.1.2 Struktur organisasi unit pengawasan dan penjaminan mutu internal

7.1.3 Manual Mutu

7.1.4 Implementasi Penjaminan Mutu

7.1.5 Sistem monitoring dan evaluasi penjaminan mutu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Banten merupakan provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat berdasarkan Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2000. Provinsi Banten terletak di ujung barat pulau Jawa dengan wilayah administratif

seluas 9.662,92 km2, memiliki 8 kabupaten dan kota yang terdiri dari 4 Kabupaten (Pandeglang, Lebak,

Tangerang dan Serang), dan 4 Kota (Tangerang, Cilegon, Serang dan Tangerang Selatan) serta

154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa.

Bila dikaitkan dengan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah

Tangerang Raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) merupakan wilayah

penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri dan

beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas

dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.

(wikipedia)

Dalam hal kependudukan, berdasarkan data dari BPS Provinsi Banten diketahui bahwa jumlah

penduduk Banten pada tahun 2012 adalah 11.248.947 orang, sedangkan pada tahun 2011 adalah

11.005.518 orang sehingga angka pertumbuhannya 2,21% sedangkan angka pertumbuhan penduduk

Indonesia 1,49% dengan demikian pertumbuhan penduduk di Banten sangatlah tinggi. Tingkat kepadatan

penduduk tiap km2 adalah 1.164 org/km2, dimana daerah terpadat adalah di Kabupaten Tangerang

(3.050.929 org) dan terendah di kota Cilegon (392.341 org).

Berdasarkan data statistik tahun 2013 diketahui bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di

Provinsi Banten adalah 71,9 sedangkan IPM nasional 73,81 dan IPM pada provinsi di pulau jawa: DKI

Jakarta (78.33), D I Yogyakarta (76.75), Jawa Tengah (73.36), Jawa Barat (73.11), Jawa Timur (72.83)

dengan demikian maka IPM di Provinsi Banten masih dibawah nilai IPM Nasional dan merupakan IPM

terendah di pulau jawa.

Berdasarkan data BPS Banten, jumlah rumah sakit di Banten pada tahun 2012 sebanyak 72 Rumah

Sakit (Negeri dan Swasta) dengan 7148 tempat tidur. Jumlah rumah sakit terbanyak di Kota Tangerang

Selatan (21 RS; 1428 tempat tidur) dan di Kota Tangerang (18 RS; 2.067 tempat tidur), sedangkan yang

terkecil berada Kabupaten Pandeglang (1 RS, 259 tempat tidur). Jumlah Puskesmas sebanyak 228 buah,

terbanyak di Kabupaten Tangerang (42 buah) dan terendah di Kota Cilegon (8 buah).

Jumlah dokter secara keseluruhan pada tahun 2012 sebanyak 4732 (dokter umum, dokter gigi dan

dokter spesialis), terdiri dari 3.949 orang bertugas di RS dan 783 orang bertugas di Puskesmas; 2027 dokter

umum, 1805 dokter spesialis dan 900 dokter gigi. Berdasarkan data dari BPS Banten tahun 2012, Rasio

ketersediaan dokter umum dan spesialis dengan jumlah penduduk di provinsi banten adalah 1 : 2377, jadi 1

dokter melayani 2377 orang; dengan sebaran terbaik di di Kota Tangerang Selatan 1: 1241 dan yang

(5)

Berdasarkan data laporan Evaluasi Kinerja Pembagunan Daerah (EKPD) tahun 2013, keterbatasan

memperoleh pelayanan kesehatan yang layak ini menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka

kematian ibu dan bayi, juga rendahnya usia harapan hidup, seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Derajat Kesehatan Masyarakat Banten

NO INDIKATOR BANTEN NASIONAL

1 Angka Kematian Ibu (per 100.000 lahir hidup) 216 359

2 Angka Kematian Bayi (per 1000 kelahiran) 27,80 228/100000

3 Angka Harapan Hidup (tahun) 66,45 tahun 65,4

Berdasarkan data laporan Evaluasi Kinerja Pembagunan Daerah (EKPD) tahun 2013, dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah Provinsi Banten telah melaksanakan berbagai

upaya seperti peningkatan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat. Untuk itu, Pemprov Banten telah

berupaya meminta penambahan kuota untuk tenaga medis ke Kementerian Aparatur Negara. Pemprov

Banten juga mendukung penyiapan Fakultas Kedokteran di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan

bekerjasama guna menyusun konsep grand desain pembangunan kesehatan masyarakat Banten. Upaya ini

adalah untuk memenuhi tenaga medis bagi rumah sakit dan puskemas di Banten. Berbagai langkah ini

diharapkan bisa meningkatkan indeks kesehatan masyarakat dan menekan angka kematian bayi dan ibu

melahirkan.

1.1.1 Visi dan Misi Program Studi Pendidikan Dokter Untirta

Visi Program Studi Pendidikan Dokter

Visi yang akan dikembangkan “Menjadi Program Studi Pendidikan Dokter yang Maju, Bermutu

dan Berkarakter dalam mencetak dokter layanan primer dengan keunggulan pada bidang

Kedokteran Okupasi”

Misi Program Studi Pendidikan Dokter

1. Menyelenggarakan pendidikan dan perkuliahan berbasis internet Computer and Technology

(ICT) untuk menghasilkan dokter layanan primer yang memenuhi tujuh area kompetensi

sesuai Standar Pendidikan Dokter Indonesia oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dengan

keunggulan pada bidang Okupasi;

2. Melaksanakan Riset bidang kedokteran khususnya bidang Okupasi yang bermutu dan

berdaya saing serta bermanfaat bagi stakeholder;

3. Melaksanakan Pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat industri, kota hingga pelosok pedesaan;

Tujuan Program Studi Pendidikan Dokter

1. Menghasilkan lulusan sebagai dokter yang bermutu dan berkarakter, sesuai kode etik

kedokteran, profesional dan memiliki kepribadian yang handal;

2. Menghasilkan lulusan yang mampu memanfaatkan ICT dalam praktek kedokteran dan

(6)

3. Menghasilkan riset bidang kedokteran khususnya bidang okupasi, baik yang bersifat

penemuan maupun pengembangan.

4. Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal serta terpenuhinya pelayanan

kesehatan dalam bidang okupasi dan kesehatan masyarakat hingga ke pelosok daerah

khususnya Banten.

Cara Pencapaian Tujuan

1. Menyusun kurikulum pendidikan berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia tahun

2012 dari KKI dengan keunggulan bidang Okupasi;

2. Melaksanakan proses perkuliahan berbasis ICT dengan mengedepankan aspek etik dan

moral;

3. Membangun budaya riset bagi dosen dan mahasiswa;

4. Membangun akses kerjasama dengan stakeholder dalam hal penyediaan Rumah Sakit

Pendidikan dan akses jejaring pada fasilitas kesehatan demi tercapainya kompetensi dokter

dan pelayanan kesehatan masyarakat hingga ke pelosok.

1.1.2 Manfaat Program Studi Pendidikan Dokter Untirta

Berdasarkan data statistik dan kondisi di lapangan dapat disimpulkan bahwa derajat kesehatan

masyarakat banten masih rendah sehingga pendirian Program Studi Pendidikan Dokter di Provinsi Banten

merupakan kebutuhan yang mendesak. Hal lainnya, Provinsi Banten memiliki kawasan industri terbesar di

indonesia dengan jumlah tenaga kerja industri yang banyak sehingga sangat mempengaruhi karakteristik

penyakit dan kesehatan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan PSPD

Untirta diharapkan dapat menghasilkan dokter layanan primer dengan keunggulan pada bidang Kedokteran

Okupasi.

Adanya PSPD Untirta dapat memperluas akses bagi putra dan putri banten untuk mendapatkan

pendidikan sebagai dokter melalui program bea siswa ikatan dinas dari Pemda setempat di Banten sehingga

dapat menyelesaikan masalah distribusi dokter yang tidak merata di Provinsi Banten dan akses kesehatan

dapat terpenuhi hingga pelosok.

Pembukaan PSPD Untirta merupakan langkah strategis dalam memperluas peran Untirta pada

masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Banten pada

khususnya. Selain perhatian utama pada permasalahan kesehatan masyarakat di Provinsi Banten,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga mempertimbangkan posisi strategis Banten dan memperhatikan

banyaknya kawasan industri yang tersebar di Provinsi Banten maka Kedokteran Dunia Kerja (Okupasi) akan

dijadikan keunggulan dari Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dipilihnya bidang Okupasi (Kedokteran Dunia Kerja) sebagai bidang unggulan dalam Program Studi

Pendidikan Dokter Untirta karena mempertimbangkan lokasi kampus berada dalam kawasan industri

(7)

sekitar lokasi yang akan digunakan sebagai kampus Kedokteran Untirta, dintaranya PT. Krakatau Steel

(Persero) Tbk dan Group; PT. Krakatau Posko (Merupakan join antara PT. Krakatau Steel dengan Pohang

Steel Korea) dan Posco Family; PT. Chandra Asri Tbk; PT. Nipon Soukbai Indonesia; PT. Lotte Titan

Indonesia; PT. Indonesia Power UBP Suralaya; PT. Pelabuhan Indonesia; dan sebagainnya.

Sebaran keberadaan industri dalam kawasan industri Anyer Merak Cilegon Bojonegara yang ada di

sekitar kampus PSPD Untirta tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Sebaran Indutri di sekitar kampus PSPD Untirta

1.1.3 Kemampuan Dan Potensi Untirta

Kemampuan dan Potensi yang dimiliki oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam mengelola

Program Studi Pendidikan Dokter ini diantaranya adalah:

1. Merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam lingkungan Kementerian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi dengan sarana dan prasaran serta tenaga pendidik yang memadai serta

mendapatkan dukungan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Republik Indonesia.

2. Mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Banten melalui Surat Pernyataan Gubernur

Banten Nomor 440/5092-DINKES/14 tanggal 28 Desember 2014. Dukungan yang akan diberikan

dalam bentuk:

a. Memberikan ijin dan rekomendasi bagi penggunaan dan pengelolaan Rumah Sakit Umum

Propinsi Banten sebagai Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) bagi Kedokteran Untirta;

b. Memberikan ijin dan rekomendasi kepada para dokter dalam lingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi Banten yang memenuhi kualifikasi sebagai tenaga pengajar untuk dapat terlibat dalam

proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Untirta;

(8)

c. Mengalokasikan Anggaran Dana Hibah untuk pembangunan dan pemenuhan sarana prasarana

serta biaya operasional Fakultas Kedokteran Untirta, sesuai dengan mekanisme hibah

Pemerintah Provinsi Banten;

d. Menyiapkan beasiswa ikatan dinas bagi putra dan putri Banten yang memenuhi kelayakan

sebagai peserta didik pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Untirta;

e. Memberikan rekomendasi bagi penggunaan seluruh puskesmas di daerah Banten sebagai

bagian wahana pendidikan bagi mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Untirta.

3. Mendapatkan Dukungan dari DPRD Provinsi Banten melalui surat Rekomendasi Nomor

161.1/11/DPRD/XII/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Dukungan Terhadap Pendirian

Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mendapatkan Dukungan dari Pemerintah Kota Cilegon melalui surat Pernyataan Walikota Cilegon

tanggal 19 Januari 2015 Nomor 421.4./87-Dindik. Adapun bentuk dukungan Pemerintah Kota

Cilegon adalah sebagai berikut:

a. Memberikan ijin dan rekomendasi untuk penggunaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Cilegon sebagai Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) bagi Fakultas Kedokteran Untirta.

b. Pemerintah Kota Cilegon bersedia memberikan Beasiswa ikatan dinas bagi 5 (lima) orang

putra/putri cilegon untuk melanjutkan studi pada Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)

Fakultas Kedokteran Untirta hingga lulus dalam jangka waktu lima tahun atau 5 (lima)

angkatan;

c. Pemerintah Kota Cilegon bersedia memberikan bantuan pembiayaan melalui APBD Kota

Cilegon untuk pembangunan sarana dan prasarana pada Program Studi Pendidikan Dokter

(PSPD) Fakultas Kedokteran Untirta sesuai dengan ketersediaan anggaran dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

5. Mendapatkan dukungan dari DPRD Kabupaten Tanggerang melalui surat dukungan nomor

170/167/Setwan pada tanggal 20 Januari 2015.

6. Mendapatkan dukungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui surat Nomor

10396/H2.F1.D1/OTL.04.00/2012 tanggal 06 Agustus 2012 perihal Kerjasama dengan Untirta

dimana FKUI bersedia untuk mengampu Kedokteran Untirta.

7. Bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI) dalam hal Technical

Assistance Pembentukan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta melalui dokumen

(9)

1.1.4 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dimaksudkan untuk mengkaji dan

mendeskripsikan secara cermat posisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam mempersiapkan pendirian

dan rencana pengembangan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD). Adapun uraiannya adalah sebagai

berikut:

Kekuatan (Strengths)

1. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam lingkungan

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan berstatus Badan Layanan Umum (BLU);

2. Memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil;

3. Memiliki dukungan yang kuat dari berbagai pihak, di antaranya Gubernur dan Bupati/Walikota

di Provinsi Banten, DPRD Banten, dan Dinas Kesehatan Banten serta masyarakat umum;

4. Tersedianya Rumah Sakit bagi Rumah Sakit Pendidikan diantaranya RSUD Kota Cilegon, RS

Provinsi Banten, RS Krakatau Medika bagi Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital);

5. Mempunyai kerjasama dan dukungan dari Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI)

dan Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia (FKUI);

6. Tersedianya lahan dan bangunan yang cukup memadai

7. Berada dalam kawasan industri Cilegon

Kelemahan (Weaknesses)

1. Dosen dengan status Pegawai Negeri Sipil bagi PSPD masih sedikit;

2. Sarana Laboratorium masih belum lengkap;

3. Sarana dan prasarana yang tersedia masih belum memadai;

4. Pengalokasian Anggaran harus melalui prosedur keuangan negara dan peraturan daerah.

Peluang (Opportunities)

1. Distribusi dokter di provinsi Banten khususnya di daerah pelosok masih sangat rendah;

2. Laju pertumbuhan penduduk di banten sangat tinggi sehingga kebutuhan tenaga dokter besar;

3. Minat masyarakat dan lulusan SMU jurusan IPA di Propinsi Banten untuk melanjutkan studi pada

Program Studi Pendidikan DokterUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa sangatlah tinggi.

4. Adanya komitmen hibah Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota bagi PSPD Untirta.

5. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi.

Ancaman (Threats)

1. Adanya globalisasi dan pasar bebas pada kawasan ASEAN, ASIA dan Cina;

2. Kesanggupan pemerintah untuk mengangkat dokter sebagai pegawai negeri masih terbatas.;

(10)

Matrik SWOT

MATRIK

Faktor Internal

Kekuatan ( Strength ) Kelemahan ( Weakness )

1.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam lingkungan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi; 2.Memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang

berstatus Pegawai Negeri Sipil

3.Memiliki dukungan yang kuat dari berbagai pihak, di antaranya Gubernur dan Bupati/Walikota di Provinsi Banten, DPRD Banten, dan Dinas Kesehatan Banten serta masyarakat umum;

4.Tersedianya Rumah Sakit bagi Rumah Sakit Pendidikan diantaranya RSUD Kota Cilegon, RS Provinsi Banten, RS Krakatau Medika;

5.Mempunyai kerjasama dan dukungan dari Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia (FKUI); 6.Tersedianya lahan dan bangunan yang cukup

memadai

7.Berada dalam kawasan industri Cilegon;

8.Memiliki data survey peminatan masyarakat Banten pada Program Studi Pendidikan Dokter.

1.Dosen dengan status Pegawai Negeri Sipil bagi PSPD masih sedikit;

2.Sarana Laboratorium masih belum lengkap;

3.Sarana dan prasarana yang tersedia masih belum memadai; 4.Pengalokasian Anggaran harus

melalui prosedur keuangan negara dan peraturan daerah.

Faktor Eksternal

Peluang ( Opportunity ) S - O Strategi W - O Strategi

1.Rasio ketersediaan dokter di provinsi Banten sangatlah rendah;

2.Laju pertumbuhan penduduk di banten sangat tinggi sehingga kebutuhan tenaga dokter akan semakin meningkat.

3.Minat masyarakat dan lulusan SMU jurusan IPA di Propinsi Banten untuk melanjutkan studi pada Program Studi Pendidikan DokterUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa sangatlah tinggi. 4.Adanya komitmen hibah Pemda

Provinsi dan Kabupaten/Kota bagi PSPD Untirta.

5.Sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi.

1. Membuka akses bagi masyarakat Banten untuk dapat kuliah di PSPD Untirta;

2.Memberikan fasilitas bea siswa ikatan dinas bagi Putra/Putri Banten melalui kerjasama dengan Pemda dan Industri;

3.Menyiapkan masterplan pembangunan gedung kuliah dan sarana penunjang bagi PSPD Untirta melalui skema pembiayaan dari Pemda dan Industri; 4.Mejadikan Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia sebagai Pengampu PSPD Untirta; 5.Menjadikan RSUD Kota Cilegon sebagai Rumah Sakit

Pendidikan Utama bagi PSPD Untirta; 6.Merancang pembelajaran berbasis ICT

7.Menetapkan keunggulan PSPD Untirta dalam bidang Okupasi

1.Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Rumah sakit daerah untuk menugaskan dokter yang memenuhi kualifikasi dapat menjadi tenaga pengajar di PSPD Untirta

2.Mengajukan usulan pengadaan sarana dan prasarana dari alokasi pemda;

3.Mengoptimalkan ICT dalam pembelajaran

Ancaman ( Threat ) S - T Strategi W - T Strategi

1.Adanya globalisasi dan pasar bebas pada kawasan ASEAN, ASIA dan Cina; 2.Kesanggupan pemerintah untuk

mengangkat dokter sebagai pegawai negeri masih terbatas.;

3.Biaya operasional bagi Program Pendidikan Dokter sangat tinggi.

1.2 Aspek Spesifikasi

1.2.1 Nomenklatur dan Jenjang Program Studi

Program studi baru yang akan dibuka adalah Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) yang

merupakan unit pembelajaran akademik strata satu (S-1) dalam lingkungan Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Program studi ini bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan sampai tahap Sarjana

Kedokteran (S.Ked) sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Kedokteran

dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Peserta didik dinyatakan lulus setelah melaksanakan seluruh

(11)

Setelah menyelesaikan tahapan S-1 dengan gelar Sarjana Kedokteran, maka setiap lulusan program

studi ini masih harus menjalani pendidikan profesi untuk menghasilkan dokter sesuai dengan Standar

Kompetensi Dokter dari KKI dan kualifikasi tingkat 7 sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

(KKNI).

1.2.2 Posisi program studi yang diusulkan terhadap bidang ilmu di tingkat nasional dan internasional

Sebagai unit pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi, Program Studi Pendidikan Dokter Untirta

berkewajiban melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan karenannya berkesempatan untuk

melaksanakan, mengembangkan dan menerapkan ilmu kedokteran yang meliputi Bioetika dan Humaniora,

Biomedik, Kedokteran Klinik, Kedokteran Komunitas, Kesehatan masyarakat dan Pendidikan Kedokteran.

Sesuai dengan potensi yang ada, maka Program Studi Pendidikan Dokter akan diarahkan untuk

berkontribusi dalam pengembangan dan penerapan keterpaduan pembelajaran ilmu kedokteran dengan

berbagai bidang kesehatan lainnya yang ada di lingkungan untirta. Hal ini dapat menjadi kontribusi

langsung sangat berharga bagi pendidikan kedokteran baik di indonesia dan dunia.

1.2.3 Keunggulan dan Karakteristik program studi yang diusulkan dalam pengembangan bidang

keilmuan dan keahlian berkarya

Kedokteran Dunia Kerja (Okupasi) akan menjadi kekhasan dari Program Studi Pendidikan Dokter

(PSPD) yang akan dibuka di Untirta. Bidang ini dipilih dengan mempertimbangkan kondisi Banten yang

terdiri dari banyak industri dan secara nasional konsentrasi kedokteran bidang ini belum ada yang memiliki.

Namun demikian tidak berarti akan mengabaikan penyakit masyarakat pada umumnya sehingga dalam

program ini akan menggunakan beberapa rumah sakit dengan konsentrasi masing-masing. Misalnya untuk

rumah sakit di cilegon (RSUD dan RSKM) akan difokuskan pada bidang Okupasi dan RS Provinsi Banten akan

difokuskan pada penyakit masyarakat.

Beberapa strategi yang akan ditempuh untuk mencapai keunggulan tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

 MoU dengan beberapa rumah sakit dan perusahaan mitra di sekitar kawasan

 Melakukan penelitian dan layanan medis bagi para pekerja di lingkungan industri serta memberikan pelayanan pada penyakit di masyarakat umum.

 Penciptaan Atmosfir Akademik yang Kondusif

 Penerapan Standar Penjaminan Mutu Internal berstandar Nasional dan Internasional secara konsisten

 Penyelarasan Kopetensi Lulusan (dokter) yang mempunyai unggulan khusus dan memenuhi kebutuhan nasional dan global

 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

(12)

Dalam mengimplementasikan strategi dalam menciptakan keunggulan dari program studi yang

akan dibuka maka pembelajaran akademik di PSPD Untirta diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang

mampu bekerja sama erat dengan berbagai profesi kesehatan lainnya yang turut menentukan keberhasilan

dan pencapaian terbaik dalam pelayanan kesehatan. Dalam upaya mewujudkan hal ini maka kerjasama dan

integrasi dalam proses pembelajaran diupayakan secara maksimal dalam seluruh kegiatan pembelajaran

berbagai program studi rumpun kesehatan yang ada di lingkungan untirta.

1.2.4 Hubungan Program Studi Pendidikan Dokter terhadap program studi lain di Untirta

Beberapa program studi dalam lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berhubungan

dengan Program Studi Pendidikan Dokter ini diantaranya adalah Pendidikan Biologi, Teknik Kimia, Teknik

Industri, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Agroekoteknologi, Manajemen dan Akutansi.

Sebelum sarana dan prasaran pada PSPD Untirta terpenuhi seluruhnya maka penggunaan sumber

daya manusia selaku dosen dan tenaga kependidikan dapat menggunakan aset yang ada. Begitu juga

dengan fasilitas laboratorium dapat dintegrasikan penggunaannya dengan jadwal yang ada disesuaikan

(13)

II. KURIKULUM

2.1 Rumpun Keilmuan

2.1.1 Rumpun Keilmuan

Ilmu kedokteran merupakan rumpun ilmu kesehatan. Namun demikian, ilmu kesehatan

berhubungan erat dengan manusia sebagai subyek dan obyeknya sehingga sangat berhubungan dengan

ilmu humaniora, filsafat, agama, social budaya, dan bahasa. Selain itu juga kental dipengaruhi oleh ilmu

pengetahuan alam, biologi, fisika, kimia, dan matematika dasar.

2.1.2 Perkembangan Bidang Ilmu

Ilmu kedokteran disampaikan melalui sebuah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum

menyerupai perangkat lunak pada sebuah komputer, perangkat lunak tertentu akan menerima input

kemudian diolah lalu diperoleh output. Pembaruan perangkat lunak akan selalu mengikuti jaman, dalam

hal ini tantangan/kebutuhan konsumen dan ketersediaan teknologi pendukung serta sumber daya

manusia sebagai operatornya.

Dunia pendidikan kedokteran mendapatkan tantangan pada kemampuan adaptasi terhadap

kebutuhan konsumen jasa kesehatan dan pemangku kepentingan (stakeholder) melalui perubahan

kurikulumnya yang serupa dengan perangkat lunak sebuah komputer.

Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang terus berkembang dengan temuan-temuan baru serta

perkembangan teknologi informasi harus diimbangi oleh para calon dokter maupun dokter yang

sudah lulus. Kondisi ini diharapkan agar para profesional dokter mampu beradaptasi dengan

kebutuhan masyarakat yang dinamis.

Kurikulum diarahkan untuk menghasilkan dokter yang mampu memberikan pelayanan primer

dengan menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga. Untuk itu perlu disusun kurikulum

berbasis kompetensi yang diharapkan dapat membekali lulusan dengan pengetahuan dan

ketrampilan yang cukup di bidang ilmu kedokteran, mandiri, dan tanggap terhadap berbagai

perubahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam mengembangkan profesinya.

Tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran harus diimbangi

dengan kurikulum dengan strategi pembelajaran yang memberi kesempatan secara leluasa bagi

peserta didik untuk berkembang. Kurikulum berbasis kompetensi dengan materi yang terintegrasi

serta proses pembelajaran yang terpusat pada peserta didik diharapkan menjawab keinginan tersebut.

Dengan strategi problem-based learning (PBL) kurikulum dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pendidikan seperti yang diharapkan. PSPD Untirta kelak sebagai bagian dari institusi pendidikan

kedokteran di Indonesia akan ikut berperan dalam mencetak dokter lulusan sesuai dengan standar

(14)

2.2 Rancangan Kurikulum

2.2.1 Profil dan profesi lulusan program studi

Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta bertujuan menghasilkan dokter layanan primer

dengan keunggulan pada bidang Kedokteran Okupasi yang memenuhi tujuh area kompetensi sesuai

Standar Pendidikan Dokter Indonesia oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Mampu melaksanakan Riset

bidang kedokteran khususnya bidang Okupasi yang bermutu dan berdaya saing serta bermanfaat bagi

stakeholder dan melaksanakan Pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat industri, kota hingga pelosok pedesaan.

2.2.2 Analisis profil

Lulusan dokter PSPD Untirta harus memiliki seperangkat kompetensi wajib. Kompetensi

merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki oleh seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

pekerjaan tertentu. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, visi dan misi Untirta

kemudian ditetapkan kompetensi lulusan. Kompetensi utama dokter yang akan dihasilkan oleh PSPD

Untirta adalah dokter yang mampu memberikan pelayanan primer yang menerapkan prinsip-prinsip

dokter layanan primer dengan unggulan kedokteran okupasi. Unggulan kedokteran okupasi merupakan

kompetensi pendukung yang menjadi ciri khas lulusan. Untuk mencapai kompetensi tersebut,

terdapat tujuh area kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan, meliputi: 1) Komunikasi efektif, 2)

Ketrampilan klinis; 3) Landasan ilmiah ilmu kedokteran; 4) Pengelolaan masalah kesehatan; 5) Pengelolaan

informasi; 6) Mawas diri dan pengembangan diri; 7) Etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta

keselamatan pasien; dan 8) Kompetensi unggulan kedokteran okupasi.

Kompetensi unggulan merupakan penajaman dan pendalaman dari learning outcome

masing-masing area kompetensi seuai dengan visi dan misi Untirta. Kompetensi penunjang ini terintegrasi di

dalam tujuh area kompetensi.

2.2.3 Capaian pembelajaran program studi

Tujuan pembelajaran.

Learning objective dan learning outcome yang di sarikan dari tujuh area kompetensi yang telah

ditetapkan selanjutnya dijabarkan dalam komponen kompetensi Seluruh learning objective diwadahi

blok yang merupakan satu kesatuan tema dan menjadi tujuan dalam belajar. Tema blok disusun

secara berurutan dengan memperhatikan level of achievement setiap jenjang.

Provisi level makro.

Bersifat vertical organization karena berupa urutan konten yang bertahap dan saling berhubungan.

Provisi level mikro.

Lebih bersifat konstruktivis karena menekankan pengulangan materi dengan penambahan beban dan

(15)

Media dan teknologi untuk menyampaikan kurikulum.

Lebih besifat konvergen karena menggunakan berbagai metoda/media pembelajaran (diskusi tutorial,

kuliah, keterampilan klinik dasar) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Organisasi kurikulum

Pendidikan kedokteran di PSPD Untirta dilaksanakan dalam tiga fase yang

diselenggarakan selama 10 semester. Fase I dan II merupakan tahap akademik atau tahap

pendidikan sarjana (S1). Peserta didik yang menyelesaikan dua tahap ini mendapatkan gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Selanjutnya adalah fase III, merupakan tahap pendidikan profesi yang

lulusannya mendapatkan sebutan dokter (dr.).

Untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajara, pada tahap pendidikan akademik

dibuat tema dalam setiap semester. Tema ini menjadi kerangka penguasaan kompetensi dalam setiap

semester, sehingga proses belajar lebih terarah. Penyusunan modul tutorial, modul praktikum, modul

ketrampilan medik, serta modul lain disesuaikan dengan tema semester berjalan. Berikut ini adalah

uraian masing-masing fase dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter PSPD Untirta.

1. Fase I (Adaptasi)

Tema fase I pada tahun pertama adalah adaptasi. Fase ini berlangsung pada semester I dan

semester II. Tujuan fase ini adalah mahasiswa mampu menggunakan ketrampilan belajar mandiri

dan penguasaan teknologi informasi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

(dengan studi khusus pada kelompok masyarakat industri) serta penguasaan konsep biomedik

dasar. Peserta didik diharapkan mampu berfikir kritis dan berkomunikasi secara efektif sesuai

dengan prinsip etika profesi dan memahami perkembangan kedokteran berbasis bukti

(evidence-based medicine). Pada fase ini peserta didik menjalani proses belajar melalui diskusi tutorial,

kuliah, latihan ketrampilan medik, praktikum laboratorium, belajar mandiri, observasi di

masyarakat secara langsung dan lembaga pelayanan kesehatan.

2. Fase II (Biomedik)

Fase ini berlangsung selama 5 semester setelah fase I, yaitu semester III-VII. Tujuan

dari fase ini adalah memberikan bekal landasan ilmiah kedokteran dan ketrampilan

klinik dasar yang digunakan untuk menjalankan prosedur klinik untuk memecahkan masalah

kedokteran dan kesehatan (dengan studi spesifik pada kelompok masyarakat agroindustri) pada

pasien simulasi dalam konteks pelayanan primer dan dokter layanan primer. Pada fase ini

peserta didik menjalani proses belajar melalui diskusi tutorial, kuliah, latihan ketrampilan

medik, praktikum laboratorium, belajar mandiri, observasi di masyarakat secara langsung

dan lembaga pelayanan kesehatan.

Pada fase ini peserta didik juga diberi kesempatan mengembangkan diri sesuai dengan

minat dan bakat berkaitan dengan karirnya di masa depan. Setelah menyelesaikan

(16)

3. Fase III (Klinik)

Fase ini dilalui selama 3 semester setelah fase II, yang berlangsung pada semester

VIII sampai dengan semester X. Fase ini bertujuan memberikan bekal ketrampilan profesional

seorang dokter. Peserta didik menjalani proses belajar di tataran pelayanan kesehatan nyata di

rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan, klinik keluarga, serta unit pelayanan kesehatan yang

lain. Setelah menyelesaikan fase ini, peserta berhak menyandang sebutan dokter (dr.). Proses

pembelajaran di fase ini diatur secara khusus di dalam Pedoman Pendidikan Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran Untirta.

2.2.4 Matriks bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran

Tabel 2.1 Matrik Bahan Kajian

TRAMED: KEPALA & NEUROMUSKULOSKELETAL TRAMED: INTEGRASI & INTERVENSI

T

TRAMED: THORAKS & COLI TRAMED: ABDOMEN & UROGENITALIA

TA

AGAMA + TRAMED: KOMUNIKASI TRAMED: PEMERIKSAAN FISIK DASAR & NLS

2.2.5 Matakuliah yang mengait pada bahan kajian

Sebagai penganti matakuliah, digunakan system blok/modul yang mencakup beberapa bahan

(17)

2.2.6 Susunan mata kuliah per semester berikut bobotnya

Sebaran matakuliah Blok (Modul) pada setiap semester yang harus ditempuh oleh mahasiswa PSPD

Untirta adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Susunan Matakuliah Blok (Modul)

(18)

2.3 Sistem Pembelajaran

2.3.1 Metode dan bentuk pembelajaran yang diadobsi

Kurikulum Pendidikan Dokter di PSPD Untirta diselenggarakan berdasarkan paradigma baru

pendidikan dokter yang dikenal dengan SPICES. Problem-based learning (PBL) menjadi strategi utama

dengan tutorial sebagai jantung kegiatan dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar

dilaksanakan berdasarkan modul yang berisi skenario sebagai triger atau pemicu dalam belajar.

Rangkaian kegiatan dimulai dari tutorial pertama yang dilanjutkan dengan pencarian informasi secara

mandiri, perkuliahan, konsultasi pakar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung. Informasi yang

terlah diperoleh selanjutnya divalidasi pada tutorial kedua. Tutorial diselenggarakan dalam kelompok kecil

yang didampingin oleh seorang fasilitator. Untuk mempersiapkan peserta didik menjalani pendidikan

profesi dengan optimal diselenggarakan pelatihan ketrampilan medik di laboratorium ketrampilan medik.

Kegiatan ini diselenggarakan di seluruh semester dengan materi relevan dengan tema blok.

Diskusi Tutorial

Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 8-10 mahasiswa dan dipandu oleh tutor

yang bertugas sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan pada masalah

dalam bentuk skenario sebagai pemicu dalam diskusi. Setiap skenario diselesaikan dalam dua kali

pertemuan dengan selang waktu 3-4 hari. Diskusi dilakukan dengan pendekatan seven jumps (tujuh

langkah) yang terdiri dari: 1) Mengklarifikasi istilah/konsep; 2) Menetapkan permasalahan; 3)

Menganalisis masalah; 4) Menarik kesimpulan langkah; 5) Menentukan tujuan belajar; 6) Belajar

mandiri; 7)Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada.

Langkah (1) sampai dengan langkah (5) dilaksanakan pada pertemuan pertama sehingga diperoleh

hal-hal yang akan dipelajari seperti yang ditetapkan dalam tujuan belajar. Langkah (6) dikerjakan

di luar kelompok untuk mendapatkan referensi yang bisa diperoleh dari belajar mandiri,

perkuliahan, praktikum, konsultasi pakar, serta kegiatan lain yang berkaitan. Langkah (7) dilaksanakan

pada pertemuan kedua, yang merupakan validasi atas seluruh informasi yang diperoleh pada saat

langkah (6). Pada langkah ini terjadi diskusi dengan mengkonfrontasi hasil penelusuran informasi yang

telah didapat.

Perkuliahan

Perkuliahan diselenggarakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit dipahami, atau

merupakan pengetahuan yang khusus sehingga membutuhkan seorang pakar untuk membantu

peserta didik dalam meningkatkan pemahaman suatu materi. Kuliah dilaksanakan dalam bentuk

interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan secara terjadwal maupun atas

permintaan bila diperlukan.

Praktikum

Praktikum bertujuan meningkatkan atau memperjelas pemahaman suatu materi serta

(19)

Pelatihan Ketrampilan Medik

Pelatihan ketrampilan medik bertujuan memberi bekal ketrampilan profesional seorang dokter

agar siap ketika mengikuti pendidikan profesi dokter. Dalam kegiatan ini peseta didik dilatihkan

berbagai ketrampilan dasar yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter menggunakan manekin

dan pasien simulasi. Ketrampilan yang diberikan mulai dari prosedur diagnostik, prosedur klinik, serta

ketrampilan yang lain yang relevan.

Kerja Klinik

Kerja klinik berupa kegiatan menjalankan pekerjaan profesional seorang dokter dibawah

bimbingan supervisor klinik dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata.

Kerja Lapangan

Kerja lapangan dimaksudkan untuk melatih peserta didik berinteraksi secara langsung dengan

masyarakat untuk menerapkan ilmu kedokteran yang telah diperoleh. Kegiatan lapangan dilakukan

di puskesmas, desa binaan, daerah bencana alam, pabrik farmasi, serta lingkungan industri.

Konsultasi Pakar

Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa apabila menemui

kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi tutorial maupun belajar bandiri.

Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun besar tergantung kebutuhan.

Belajar Mandiri

Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau lebih dalam

tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari sehingga dapat

memahami sebuah materi secara komprehensif. Diskusi tutorial melalui PBL dan praktikum menjadi

dua cara utama untuk menyampaikan materi dalam mencapai kompetensi. Terlihat dari beban

penghitungan bobot jam terhadap sistem kredit semester (SKS) yang ditempuh mahasiswa.

2.3.2 Cara mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan perilaku kecendikiawanan

Aspek pelatihan meliputi praktikum biomedik dan keterampilan klinis dasar. Aspek pendidkan

meliputi Tutorial, kuliah umum, konsultasi pakar, belajar mandiri. Paradigma baru pendidikan dokter di

Indonesia telah membawa perubahan besar dalam mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan

perilaku kecendikiawanan.

Perubahan tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan besar menuju pada proses

pembelajaran yang SPICES, yaitu: 1) Student centered learning; 2) Problem-based learning; 3) Integrated;

4) Community Based; 5) Early expossure to the clinic or Elective; 6) Self directed learning.

Kegiatan tersebut dijukan untuk peserta didik dengan difasilitasi oleh staf pengajar.

2.3.3 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa pada tugas akhir

Salah satu kegiatan mahasiswa sebelum melaksanakan sebuah diskusi tutorial adalah dengan

(20)

of evidence dari sebuah litertur sehingga dapat dinilai apakah layak dijadikan referensi. Selain itu tentu

mahasiswa juga akan mendapat tugas telaah jurnal ilmiah dan membuat makalah atau artikel ilmiah

mengenai topi-topik diskusi tutorial. Proses pembelajaran berupa praktikum juaga melatih kemampuan

mengamati dan merancang percobaan yang dapat memudahkan mahasiswa kelak ketika hendak membuat

tugas akhir/skripsi.

2.3.4 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian masyarakat

Seperti yang tertuang pada SPICES dimana community based merupakan landasannya dapat

mencerminkan bahwa salah satu proses pembelalajaran akan berorientasi komunitas yaitu masyarakat.

Metode pembelajaran yang telah diuraikan ditas yang berorientasi pengabdian masyarakat adalah:

1. Kerja klinik berupa kegiatan menjalankan pekerjaan profesional seorang dokter dibawah bimbingan

supervisor klinik dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata.

2. Kerja lapangan dimaksudkan untuk melatih peserta didik berinteraksi secara langsung dengan

masyarakat untuk menerapkan ilmu kedokteran yang telah diperoleh. Kegiatan lapangan dilakukan

di puskesmas, desa binaan, daerah bencana alam, pabrik farmasi, serta lingkungan industri dan olah

raga rekreasi dan prestasi.

2.3.5 Sistem pembelajaran untuk mengantarkan lulusan mampu membuat karya ilmiah layak publikasi

Salah satu syarat kelulusan tahapan akademik (S.Ked) adalah mahasiswa mampu membuat sebuah

proposal penelitian, melakukan penelitian, membuat laporan penelitian, dan kesimpulan hasil analisis.

Kesemuanya tertuang dalam sebuah skripsi dan mahasiswa didorong untuk membuat artikel ilmiah dari

skripsi tersebut dan ditampilkan dalam sebuah pertemuan ilmiah seperti seminar.

2.3.6 Sistem pembobotan dan beban belajar

Diskusi Tutorial

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16-32 jam kegiatan

mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16 jam persiapan dan 8 jam

kegiatan evaluasi

Perkuliahan

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam tugas terstruktur, dan 16 jam kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam kegiatan persiapan dan evaluasi, dan 16 jam

(21)

Praktikum

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan praktikum di laboratorium ditambah dengan 16 jam

kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan praktikum di laboratorium ditambah dengan 16 jam

kegiatan persiapan dan evaluasi

Pelatihan Ketrampilan M edik

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan pelatihan ketrampilan medik di laboratorium, ditambah

dengan 24-32 jam kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan pelatihan ketrampilan medik di laboratorium, ditambah

dengan 8 jam persiapan dan evaluasi

Kerja Lapangan dan Klinik

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 32 jam kegiatan kerja di lapangan atau klinik

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 32 jam kegiatan pembimbingan di lapangan atau klinik termasuk evaluasi

Bila dilakukan konversi kegiatan dalam satuan jam, maka beban SKS (Satuan Kredit Semester) dapat

dilihat pada matriks berikut:

Tabel 2.2 Beban SKS Kegiatan dalam Kurikulum

No. Jenis Kegiatan Beban SKS perjam

1. Diskusi Tutorial 1/8 = 0,125

2. Perkuliahan 1/16 = 0,063

3. Praktikum 1/24 = 0,042

4. Pelatihan ketrampilan medik 1/24 = 0,042

5. Kerja Lapangan/Klinik 1/32 = 0,031

2.3.7 Sistem penilaian pembelajaran dan tatacara pelaporan penilaian

Evaluasi Akhir Blok

Evaluasi akhir blok dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan seluruh kegiatan dalam blok.

Evaluasi dilakukan dengan tujuan menentukan kelulusan dalam menempuh blok. Nilai akhir blok

terdiri dari komponen: 1) Nilai tutorial; 2) Nilai praktikum; 3) Nilai tugas; 4) Nilai ujian akhir; 5)

Nilai lain. Bobot masing-masing komponen penilaian ditetapkan oleh tim di masing-masing

blok disesuaikan dengan kebutuhan blok. Untuk kriteria lulus dengan nilai C, setiap komponen

(22)

penjenjangan seperti matriks berikut.

Tabel 2.3 Matriks Nilai

SKALA HURUF NILAI KETERANGAN

80-100 A 4 Sangat baik

70-79,9 B 3 Baik

60-69,9 C 2 Cukup

50-59,9 D 1 Kurang

0-49,9 E 0 Sangat kurang

Remediasi blok diselenggarakan dengan tujuan memberi kesempatan peserta didik untuk

memperbaiki nilai yang kurang. Remediasi ini diselenggarakan di akhir blok. Remediasi dilakukan

untuk memperbaiki salah satu komponen atau seluruh komponen nilai yang kurang.

Mekanisme remediasi ditetapkan oleh masing-masing blok. Apabila setelah mengikuti remediasi

peserta didik masih belum mencapai nilai batas lulus yang ditetapkan, maka peserta didik tersebut

dinyatakan tidak lulus blok.

Evaluasi Akhir Semester

Evauasi akhir semester dilakukan untuk mengetahui perkembangan akademik peserta didik. Hasil

studi selama semester yang bersangkutan dinyatakan dengan Indeks Prestasi Semester (IPs) dan

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Evaluasi Akhir Fase I (akhir semester II)

Evaluasi dilakukan pada akhir Fase I (semester II) dan digunakan untuk menentukan

kelanjutan belajar. Evaluasi ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut.

(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 16 SKS

(2) IPK > 2,00 (dengan perhitungan diambil 16 SKS yang terbaik)

(3) Nilai E tidak dihitung dalam evaluasi

(4) PP > 90%

(5) Bila tidak memenuhi ketentuan diatas, peserta didik tidak diperkenankan

melanjutkan studi

Evaluasi Akhir Semester IV

Evaluasi dilakukan pada akhir semester IV dan digunakan untuk menentukan kelanjutan

belajar. Evaluasi ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut.

(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 SKS

(2) IPK > 2,00 (dengan perhitungan diambil 40 SKS yang terbaik)

(3) Nilai E tidak dihitung dalam evaluasi

(4) PP > 90%

(23)

melanjutkan studi

Evaluasi Akhir Fase II (Akhir semester VII)

Evaluasi dilakukan pada akhir Fase II. Tujuan evaluasi pada tahap ini adalah untuk

menentukan kelulusan sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Evaluasi ditetapkan dengan

ketentuan sebagai berikut.

(1) Telah menyelesaikan seluruh SKS yang wajib ditempuh

(2) IPK > 2,00

(3) PP > 90%

(4) Tidak ada nilai E

(5) Mahasiswa yang memenuhi ketentuan diatas dapat mengikuti yudisium sarjana dan

berhak melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi

(6) Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan diatas diberi kesempatan

meneruskan studi selama masa studi belum berakhir.

Evaluasi Batas Waktu Studi Sarjana (akhir semester XIV)

Batas waktu mengikuti pendidikan sarjana adalah tujuh tahun (14 semester). Pada akhir batas

waktu tersebut peserta didik harus telah memenuhi ketentuan sebagai berikut.

(1) Telah menyelesaikan seluruh SKS yang wajib ditempuh

(2) IPK > 2,00

(3) Tidak ada nilaiE

(4) PP > 90%

(5) Mahasiswa yang memenuhi ketentuan diatas dapat mengikuti yudisium sarjana dan

berhak melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi

(6) Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan diatas tidak diperkenankan

melanjutkan studi.

Evaluasi Akhir Fase III

Peserta didik dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter apabila telah

memenuhi syarat sebagai berikut.

(1) Telah mengumpulkan seluruh SKS tahap pendidikan profesi

(2) IPK > 2,00

(3) Tidak ada nilai D dan E

(4) Masa studi tidak lebih dari 6 semester

(24)

III. SUMBERDAYA

3.1 Sumberdaya Manusia

3.1.1 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi seluruh dosen

Sumberdaya dosen yang akan digunakan pada PSPD Untirta berasal dari dosen PNS Untirta dan PNS

dokter dari lingkungan Dinas Kesehatan Banten dan Kabupaten/kota serta dari RSUD Cilegon

NO. NAMA PENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN STATUS

1 dr. Rukman Abdullah S2 Pendidikan

Kedokteran

Pendidikan Kedokteran PNS Untirta

2 dr. Siti Darifah, MKK S2 Kedokteran Kerja

10 dr Erni Trisnasari, M.Pd S2 Pendidikan Pendidikan Kedokteran Dosen Tetap

11 dr. Lucky, M.Biomed S2 Biomedik Biomedik Dosen Tetap

12 dr. Ita S2 Kesehatan

Masyarakat

Kesehatan Masyarakat Dosen Tetap

3.1.2 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan

NO. NAMA PENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN STATUS

1 Mahfud, A.Md D3 Teknik Kimia PNS Untirta

2 Neni D3 Teknik Kimia PNS Untirta

3 Rika Meliawati 4

(25)

3.1.3 Perencanaan dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan

1. Penerimaan dosen tetap berstatus PNS dan Non-PNS

2. Pengangkatan dosen tidak tetap

3. Studi lanjut dosen dan kursus pendidikan kedokteran (medical teacher) sesuai dengan pemetaan

kurikulum

4. pertukaran dosen dengan perguruan tinggi di dalam negeri dan luar negeri

5. pelatihan bagi tenaga kependidikan

3.1.4 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan dan rencana pengembangannya

a. tahap awal diampu oleh FKUI (100%)

b. secara paralel mengirim studi lanjut dosen PNS

c.

3.1.5 Kebijakan tentang value dan reward system untuk sumberdaya manusia

(26)

3.2 Sarana dan Prasarana

3.2.1 Kesiapan sarana dan sarana pembelajaran

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memiliki beberapa lokasi kampus, diantaranya (1) kampus

Serang, (2) kampus Cilegon, (3) Kampus Ciwaru dan (4) rencana kampus Pabuaran. Untuk jangka pendek (5

tahun awal), kegiatan akademik dan administrasi Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

kana dilakukan di kampus Cilegon, dengan pertimbangan sebagai berikut: (a) tersedia lahan yang cukup

bagi pengembangan kampus (area tersedia 6,7 Hektar); (b) tersedia ruang kuliah dan laboratorium milik

Fakultas Kedokteran yang bisa digunakan bersama serta telah dibangun gedung CoE Petrokimia milik

Kementerian Perindustrian yang dibangun di areal kampus cilegon; (c) dekat dengan RSUD Kota Cilegon (3

Km) dan Rumah Sakit Krakatau Medika (PT. Krakatau Steel Group).

3.2.1.1 Lokasi

Lokasi kampus bagi Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) untirta adalah berada di Kampus

Cilegon dan terletak di Jalan Jenderal Sudirman Km.3 Cilegon. Pada lokasi ini telah tersedia areal tanah

seluas 6,7 Hektar yang berada dalam kawasan industri cilegon dimana sudah masuk dalam Rencana Tata

Ruang Kota Cilegon sebagai Kawasan Kampus bagi penunjang Industri.

Gambar 3.1 Area Kampus Untirta Cilegon

Pada areal ini telah berdiri Fakultas Kedokteran dengan 6 (enam) jurusan yang dimiliki serta dengan

jumlah mahasiswa sekitar 2400 orang. Master plan yang dikembangkan bagi pengembangan kampus

(27)

Gambar 3.2 Master plan kampus Fakultas Kedokteran Untirta

3.2.1.2 Bangunan

Pada tahap awal, pelaksanaan perkualiah Fakultas Kedokteran akan dilaksanakan di Kampus Untirta

Cilegon yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon. Bangunan yang bisa digunakan saat ini

adalah gedung yang ada di Fakultas Kedokteran serta menggunakan bangunan gedung Center of Excellence

Petrokimia milik Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yang berada di areal kampus Fakultas

Kedokteran Untirta

(28)

Gedung Perkuliahan dan Seminar

Dalam jangka pendek, perkuliahan dan seminar dilakukan di kampus Cilegon. Berkaitan dengan

kebutuhan ruangan untuk perkuliahan, perkantoran, laboratorium, dan perpustakaan, pada kampus

Cilegon telah tersedia 4200 m2 bangunan kuliah berlantai tiga. Bangunan pertama memiliki 21 ruang

kuliah, bangunan kedua memiliki 10 ruang kuliah dan 10 ruang kuliah umum, sedangkan bangunan ketiga

selain difungsikan sebagai laboratorium, juga memiliki 10 kelas kuliah. Dengan demikian, untuk jangka

pendek tersedia ruangan yang cukup untuk kegiatan perkuliahan dan seminar, karena dalam 5 (lima) tahun

awal hanya dibutuhkan 10 ruangan. Sedangkan dalam jangka panjang, kebutuhan 30 ruangan kelas akan

dipenuhi dengan membangun gedung/ruangan baru di kampus Cilegon.

Bagi perkuliahan tahap awal dapat digunakan fasilitas kelas dan auditorium yang ada di gedung CoE

Petrokimia dan Aula Fakultas Kedokteran Untirta.

Gambar 3.4 Gedung Perkuliahan dan Seminar yang dapat digunakan FK Untirta

Ruang Dosen

Fasilitas yang dimiliki Untirta di Kampus Cilegon terdiri dari dua gedung berlantai 3 dan dua gedung

berlantai 2 yang digunakan untuk kegiatan perkantoran dan administrasi (termasuk ruang dosen), juga

(29)

Gambar 3.5 Ruang bagi Dosen FK Untirta

Laboratorium

Pada kampus Cilegon terdapat pula satu bangunan laboratorium berlantai 3. Pada bangunan ini

terdapat tiga laboratorium, yakni (1) laboratorium Fisika Dasar, (2) laboratorium Kimia Dasar, dan (3)

laboratorium Biologi Dasar. Pada kampus Cilegon, telah disiapkan gedung baru untuk laboratorium Fisika

Dasar, Kimia Dasar, dan Biologi Dasar. Dengan demikian, ketiga laboratorium pada kampus Cilegon ini

dapat dimanfaatkan sebagai (1) laboratorium Fisiologi Kedokteran, (2) laboratorium Biokimia, dan (3)

laboratorium Histologi dan Anatomi.

Gambar 3.6 Ruang bagi Laboratorium FK Untirta

Pada bangunan ini terdapat pula 3 (tiga) ruangan sedang yang dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium.

Dengan demikian, bangunan ini dapat dimanfaatkan untuk laboratorium Fakultas Kedokteran Untirta.

(30)

laboratorium lainnya, dapat dilakukan renovasi terhadap ruangan-ruangan kelas. Laboratorium yang

dibutuhkan dalam program studi ini adalah:

1. Lab. Fisiologi

2. Lab. Anatomi

3. Lab. Histologi

4. Lab. Biokimia

5. Lab. Mikrobiologi

6. Lab. Parasitologi

7. Lab. Farmakologi

8. Lab. Ketrampilan Klinis Dasar

9. Lab. Komputer

10. Lab. Kesehatan Masyarakat dan Okupasi

11. Lab. Patologi Anatomi

12. Lab. Patologi Klinik

Ruang Administrasi

Untuk penyelenggaraan administrasi dalam jangka pendek dibutuhkan 2 (dua) ruang administrasi.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, tersedia satu gedung berlantai 3 yang dapat digunakan sebagai gedung

perkantoran dan administrasi (termasuk ruangan dosen).

(31)

Perpustakaan

Pada kampus TEKNIK terdapat dua gedung perpustakaan, yakni (1) gedung perpustakaan Untirta,

dan (2) gedung perpustakaan TEKNIK. Dengan dialihkannya perkuliahan ke kampus Cilegon, maka

Perpustakaan Untirta juga turut dialihkan. Dengan demikian, gedung perpustakaan tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai gedung perpustakaan Fakultas Kedokteran.

Gambar 3.8 Ruang Perpustakaan (lama dan baru)

Ruang Rapat dan Fasilitas Pendukung lainnya

Dalam jangka pendek, hanya dibutuhkan 1 (satu) ruangan untuk memenuhi kebutuhan ini. Dengan

demikian masih tersedia cukup ruangan, baik pada gedung perkantoran, maupun pada gedung perkuliahan

yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ini.

Dari uraian di atas, jelas bahwa, untuk 5 tahun awal, kebutuhan bangunan dan ruangan untuk

(32)

telah tersedia. Kebutuhan yang perlu dilengkapi adalah (1) renovasi ruangan-ruangan yang telah tersedia

tersebut agar sesuai dengan kebutuhan ruangan Fakultas Kedokteran (2) alat dan bahan untuk setiap

laboratorium, (3) referensi perpustakan.

Rumah Sakit

Gambar 3.9 RSUD Kota Cilegon

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon merupakan Rumah Sakit Pnedidikan Utama bagi

PSPD Untirta. Beberapa hal yang mendasari hal ini adalah:

a. RSUD Kota Cilegon telah terakreditasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dari Kementerian

Kesehatan RI dan saat ini telah digunakan sebagai rumah sakit jejaring dari program studi

pendidikan dokter Yarsi dan Tri Sakti,

b. Telah terbit surat dukungan dari Walikota Cilegon yang mengijinkan RSUD Kota Cilegon sebagai

Rumah Sakit Pendidikan PSPD Untirta.

c. RSUD Cilegon memiliki banyak dokter dengan spesialisasi pada bidang Okupasi, sehinggal hal ini

sangat sesuai dengan keunggulan yang akan diambil dari PSPD Untirta.

RSUD Cilegon saat ini memiliki staf/tenaga sebanyak 570 orang dan memiliki 200 tempat tidur (TT),

dengan perincian:

1. Tenaga medik berjumlah 71 orang terdiri atas:

a. dokter spesialis 42 orang,

(33)

c. dokter gigi 8 orang.

2. Staf perawat sebanyak 190 orang

3. Staf Bidan berjumlah 117 orang.

4. Apoteker berjumlah 12 orang

5. Staf non medik S1 sebanyak 83 orang, D3 umum 26 orang.

Rumah sakit lain yang berada dalam lingkungan kampus kedokteran untirta yang dapat digunakan

sebagai rumah sakit jejaring ada sekitar 10 (sepuluh) Rumah Sakit, dengan jarak yang relatif dekat dengan

kampus Untirta di Cilegon, seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Daftar Rumah Sakit di Kota Cilegon & Serang

No Rumah Sakit Jarak ke Lokasi

1 Rumah Sakit Krakatau Medika 800 m

2 Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon 5,9 Km

3 Rumah Sakit Ibu dan Anak Kurnia 3,6 Km

4 Rumah Sakit Mutiara Bunda 3,2 Km

5 Rumah Sakit Umum Daerah Serang 20,4 Km

6 Rumah Sakit Provinsi 27,3 Km

7 Rumah Sakit Sari Asih 23,6 Km

8 Rumah Sakit Budhi Asih 22,1 Km

3.2.2 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan, dan perencanaan pengembangan sarpras

Gedung Perkuliahan dan Seminar

Dalam 5 (lima) tahun pertama dengan menggunakan kurikulum konvensional, dan penerimaan

mahasiswa sebanyak 1 kelas atau 50 mahasiswa per tahun, dibutuhkan 8 ruangan kelas, dengan rincian 1

ruang kuliah umum, 5 ruangan untuk kegiatan perkuliahan dan 2 ruangan untuk kegiatan seminar/diskusi.

Selanjutnya untuk penerapan kurikulum baru (pada tahun ke-6 dst) dibutuhkan 40 ruangan kelas, dengan

rincian 2 ruang kuliah umum, 10 ruang kuliah besar, 20 ruang kuliah sedang, dan 30ruang kecil untuk

(34)

5.1.2.2 Ruang Dosen

Dalam jangka pendek dibutuhkan 1 (satu) ruang dosen, dan untuk jangka panjang dibutuhkan 4

(empat) ruang dosen.

5.1.2.3 Laboratorium

Laboratorium yang diperlukan untuk penyelenggaraan program pendidikan kedokteran Untirta,

terdiri atas:

a. Laboratorium Preklinik (Kedokteran Dasar Umum), yakni:

(1) Laboratorium Anatomi dan Histologi

(2) Laboratorium Ilmu Faal

(3) Laboratorium Biokimia

(4) Laboratorium Fisiologi

b. Laboratorium Paraklinik (Kedokteran Dasar Klinik), yakni:

(1) Laboratorium Patologi Klinik

(2) Laboratorium Patologi Anatomi

(3) Laboratorium Parasitologi

(4) Laboratorium Mikrobiologi

(5) Laboratorium Farmakologi

(6) Laboratorium Gizi

(7) Laboratorium Ketrampilan Klinik Dasar

c. Laboratorium Klinik, yakni:

(1) Laboratorium Farmasi

(2) Laboratorium Kedokteran Kehakiman

(3) Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Okupasi

d. Laboratorium Penunjang

(2) Laboratorium Komputer

(3) Laboratorium Bahasa

5.1.2.4 Ruang Administrasi

Dalam jangka pendek dibutuhkan 6 ruang untuk penyelenggaraan administrasi Fakultas Kedokteran

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon. Dalam jangka panjang, di kampus Cilegon dibutuhkan 13 ruang

administrasi.

5.1.2.5 Gedung Perpustakaan

Untuk menunjang kegiatan perkuliahan dan pengembangan ilmu pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, selain dibutuhkan perpustakaan pusat (Universitas), juga dibutuhkan

Perpustakaan Fakultas. Untuk tahap awal, diperlukan perpustakaan seluas 200 m2. Sedangkan untuk jangka

(35)

5.1.2.6 Ruang Rapat dan Fasilitas Pendukung Lainnya

Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus TEKNIK, dibutuhkan 12

ruangan untuk rapat dan kegiatan lainnya. Dalam jangka panjang, di kampus Cilegon, dibutuhkan 13

ruangan. Uraian lengkap mengenai jenis ruangan dan luas masing-masing ruang dideskripsikan pada

Lampiran 6 dan Lampiran 7.

5.1.3 Rumah Sakit

Rumah sakit umum pendidikan yang diperlukan adalah Rumah Sakit Tipe B, dengan jumlah tempat

tidur 400-500 buah. Bagian-bagian yang perlu ada pada Rumah Sakit ini adalah:

1. Bagian bedah.

2. Bagian penyakit dalam.

3. Bagian penyakit anak.

4. Bagian kebidanan dan penyakit kandungan.

5. Bagian penyakit mata.

6. Bagian THT.

7. Bagian penyakit syaraf.

8. Bagian penyakit jiwa.

9. Bagian penyakit kulit dan kelamin.

10. Bagian gigi dan mulut.

11. Bagian Anestesiologi.

12. Bagian kedokteran kehakiman.

13. Bagian farmasi.

14. Bagian kedokteran masyarakat.

15. Bagian laboratorium patologi klinik dan patologi anatomi.

16. Bagian donor darah.

17. Bagian radiology.

18. Bagian fisioterapi.

5.1.4 Peralatan

Peralatan diperlukan untuk mendukung kegiatan administrasi, perkuliahan, dan praktikum. Peralatan

yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

a. Komputer untuk kegiatan administrasi.

b. Meubelair untuk ruang kuliah, kantor, perpustakaan, dan laboratotium.

c. Peralatan laboratorium (termasuk bahan),

d. Media pembelajaran, termasuk audio visual.

(36)

Gambar

Gambar 1. Sebaran Indutri di sekitar kampus PSPD Untirta
Tabel 2.1 Matrik Bahan Kajian
Tabel 2.1 Susunan Matakuliah Blok (Modul)
Tabel 2.2 Beban SKS Kegiatan dalam Kurikulum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Therefore, the respective Kendeng Mountains play an important role in building the narratives of the anti-cement movement that is strongly influenced by Sikep doctrines,

Penelitian bisa dilakukan secara individual maupun kelompok, baik dosen dari Prodi, Fakultas, Kampus, yang sama atau lintas Prodi, Fakultas, Kampus — dalam maupun

Dalam kajian ini bagi Nahdhatul Ulama (NU) pilihan strategi tersebut tentu dapat dilakukan semua mengingat modal ekonomi, sosial dan kultural yang dimiliki sebagai ormas keagamaan

Menindaklanjuti Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi, Pekerjaan Paket 31 Dam Parit Hamparan Sawah Lipeh Simpang Tiga Dengan ini Perusahaan Saudara telah

Sehubungan dengan Klarifikasi dokumen kualifikasi maka dengan ini diundang untuk hadir dengan membawa berkas asli sesuai yang dicantumkan dalam portal LPSE

Therefore, Zang (2007) states that because of the sub- stitutive relationship between accrual earn- ings management and real earnings manage- ment, focusing on one type of

Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Tobadak Unit Kerja : DINAS Kesehatan HPS : Rp 2.372.000.000,00 Tahun Anggaran : 2017 - APBD1. Maka dengan ini kami umumkan nama pemenang

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Badan Pengelola Islamic Centre An Nur Tahun. Anggaran 2012, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor