PENGAJARAN TEOLOGI INJIL KASIH KARUNIA
OLEH PAUL ELLIS DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan
Stratum Satu (S1) Program Studi Teologi Kristen Pada
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar
Oleh
LUCY CANRA
NPM: 10011958
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY
MAKASSAR
Abstrak
Lucy Canra. “Pengajaran Teologi Injil Kasih Karunia Oleh Paul Ellis Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya.” (Dibimbing oleh Pdt. Dr. Ivan Th. J. Weismann, M.Hum)
adalah terus berada dalam Kristus untuk menikmati kasih karunia tersebut dan tetap taat sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan secara keseluruhan. Dengan demikian, berbeda dengan Paul Ellis, mengerjakan bagian (ketaatan) bukanlah menambahkan atau mengurangi kasih karunia tersebut melainkan ketaatan sebagai bentuk tanggung jawab dan relasi orang percaya dalam meresponi kasih karuniaNya yang mahal.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dunia saat ini sedang memasuki suatu era yang terus menawarkan kemudahan, kepuasan dan rasa nyaman bagi manusia. Pada saat yang sama dalam dunia kerohanian juga banyak mengalami perkembangan pemahaman teologi yang seakan menjawab kebutuhan dan persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat masa kini. Pertanyaan yang sering dijumpai di lapangan adalah: Bagaimanakah hidup sebagai seorang yang telah menerima kasih karunia Tuhan di tengah keadaan dan era yang terus berkembang?
Akhir-akhir ini gereja sedang banyak mengalami goncangan tentang pengajaran. Ada begitu banyak teologi-teologi yang bermunculan atau berkembang dan kemudian masuk ke dalam gereja. Tidak salah jika Firman Tuhan mengatakan dalam 2 Petrus 2:1, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu
Salah satu pengajaran teologi yang sedang marak dibicarakan di lingkungan gereja saat ini adalah Injil Kasih Karunia, yang biasa juga disebut “kasih karunia modern” atau “Reformasi kasih karunia”. Istilah tersebut
digunakan oleh sejumlah pengajar atau tokoh dalam menjelaskan pemahaman teologi mereka mengenai kasih karunia yang mereka anggap sebagai pewahyuan baru mengenai kasih karunia. Pengajaran tentang injil kasih karunia bukan merujuk kepada suatu gereja tertentu, tetapi lebih kepada pengajaran atau pemahaman teologi yang sedang merebak dengan sangat cepat ke berbagai gereja di seluruh dunia. Ada beberapa tokoh yang menulis sejumlah buku yang di dalam buku mereka menjelaskan pengajaran injil kasih karunia, beberapa diantaranya yang terkenal dan berpengaruh adalah Paul Ellis, Joseph Prince, Steve McVey, Clark Whitten dan pengajar injil kasih karunia lainnya.
Pemahaman teologi ini adalah pemahaman yang sangat menekankan pada Kasih Karunia (Grace) dan mengesampingkan pengajaran-pengajaran penting lainnya seperti pengakuan dosa, hukum Tuhan, kekudusan dan ketekunan. Michael Brown menjelaskan pemahaman pengajar injil kasih karunia sebagai berikut:
menerima pewahyuan baru dari reformasi baru ini, yaitu revolusi kasih karunia.1
Pengajar-pengajar Injil Kasih Karunia mempercayai bahwa seorang yang telah menerima kasih karunia tidak ada hubungannya lagi dengan hukum Allah, aturan - aturan, pengakuan dosa, kekudusan, kekudusan dan ketekunan menyangkut sesuatu yang wajib dilakukan. Paul Ellis mengatakan dalam bukunya:
Injil adalah kabar baik. Injil apapun yang membuat anda ketakutan pada Allah yang marah dan menghakimi, bukanlah Injil sama sekali. Itu bukan kabar baik. Injil apapun yang membuat anda tidak aman dan tidak pasti, selamanya bertanya-tanya, apakah saya diterima? Apakah saya diampuni? Bukanlah kabar baik. Injil apa pun yang menuntut anda untuk menandatangani pengudusan progresif seumur hidup namun tidak memberikan jaminan bahwa anda akan pernah mencapainya, itu bukan kabar baik. Injil apa pun yang memaksa orang – orang timpang untuk melompat melalui simpai-simpai perbuatan agamawi bukanlah injil sama sekali.2
Pada dasarnya, kasih karunia adalah suatu berita berisi kasih Allah dan berita pengampunan dari Bapa lewat karya Kristus di kayu salib yang harus disampaikan dan dikabarkan kepada dunia. Wesley Brill mengatakan, “Kasih Karunia Allah mempersiapkan dan membawa orang kepada pertobatan.”3 Namun
dalam hal ini berbeda dengan pandangan teologi injil kasih karunia.
Paul Ellis mengatakan, “Nasihat untuk berbalik dari dosa bukanlah kabar
baik. Bahkan itu bukanlah kabar, tetapi sebuah pesan kuno yang berorientasi pada
1 Michael L. Brown, Hyper-Grace – Kasih Karunia Overdosis (Jakarta: Nafiri Gabriel,
2015), 20.
2 Paul Ellis, Injil Dalam 10 Kata (Jakarta: Light Publishing, 2013), 4.
pekerjaan yang akan membuat anda berfokus pada dosa dan bersikap introspektif. Itu adalah pesan dari sebagian besar Perjanjian Lama. Itu bukan injil kasih karunia yang kita temukan dalam Perjanjian Baru.”4 Pemberitaan tentang kasih karunia
bukan hanya berhenti ketika seseorang menerima kasih karunia itu tetapi merupakan suatu proses yang terus menerus berkelanjutan dalam kehidupan orang percaya. Charles Colson mengatakan “Tetapi Allah menuntut timbal balik atas
kehadiran-Nya. Ia menuntut kita mengidentikkan diri dengan-Nya, kita harus kudus sebab Ia kudus.”5 Lanjut Anthony A. Hoekema menjelaskan “Jadi
walaupun Allah meregenerasi manusia dan memberikan kepada mereka kehidupan rohani yang baru, tetapi orang-orang percaya memiliki tanggung jawab dalam proses keselamatan mereka, dalam mempergunakan iman mereka dalam pengudusan dan ketekunan mereka.”6
Pengajaran mengenai kasih karunia ini sebenarnya sangat baik untuk diberitakan. Hanya saja pengajaran injil kasih karunia atau kasih karunia modern ini menjadi permasalahan dikarenakan teologi dasar atau teologi awal dari pengajaran ini umumnya benar, tetapi implikasi dan aplikasi adalah salah atau menyimpang bahkan tidak lengkap. Jika demikian maka pengajaran ini tentunya akan menjadi bidah. “Bidah adalah di mana anda mengambil separuh kebenaran
4 Paul Ellis, Injil Dalam 10 Kata (Jakarta: Light Publishing, 2013), 6.
5 Charles Colson, Loving God-Mengasihi Allah (Bandung: Pionir Jaya, 2008), 135.
dan menjadikannya seluruh kebenaran.”7 Dan hal ini dapat berdampak serius pada
gereja apabila tidak diberitakan secara benar.
Michael L. Brown mengatakan: “Beberapa pengajar kasih karunia modern
mengajarkan tentang kasih karunia dengan wawasan yang sama, sama seperti yang saya ajarkan dan percayai, namun mereka pun memperkenalkan sejumlah penyimpangan yaitu penyimpangan yang berbahaya yang bisa membawa kepada kekeliruan, yang membuat orang-orang terbelenggu, dan bukannya dimerdekakan.”8 Di zaman ini menghadapi berbagai kebobrokan moral yang
sedang terjadi, penyimpangan-penyimpangan di tengah kehidupan masyarakat yang terus berkembang. Gereja harusnya lebih teliti memperhatikan pengajaran-pengajaran, untuk menyiapkan suatu umat yang layak dan berkenan bagi Tuhan.
Paul Ellis adalah salah satu dari pengajar injil kasih karunia yang sangat berpengaruh dalam bukunya yang berjudul Injil Dalam 10 Kata. Buku ini mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan orang percaya. Buku ini Paul Ellis dalam menjelaskan pandangan-pandangan pengajaran injil kasih karunia. Sekali lagi pengajaran kasih karunia ini adalah suatu pengajaran yang penting sangat perlu diberitakan, tetapi apabila gereja Tuhan tidak memperhatikan implementasi pengajaran dari kasih karunia ini maka suatu saat gereja akan berkompromi atau bersikap tidak tegas lagi terhadap dosa. Kekuatiran ini
7 Michael L. Brown, Hyper-Grace – Kasih Karunia Overdosis (Jakarta: Nafiri Gabriel,
2015), 23.
didasarkan pada fakta ada gereja-gereja tertentu yang sudah melegalkan pernikahan sejenis, perceraian, serta tidak adanya kualifikasi bagi para pelayan yang melayani, tentu hal ini membuat gereja tidak akan bertumbuh. Bahkan kekayaan kasih karunia itu sendiri dapat kehilangan makna sebenarnya, kasih karunia itu menjadi sesuatu yang murahan.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penulis ingin membahas dalam satu karya tulis yang berjudul “PENGAJARAN TEOLOGI INJIL KASIH
KARUNIA OLEH PAUL ELLIS DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA.”
Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang yang menjadi pokok masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah:
Pertama, bagaimana pengajaran injil kasih karunia menurut Paul Ellis? Kedua, bagaimana perbandingan pengajaran injil kasih karunia menurut Paul Ellis dan pengajaran Michael Brown serta Ortodoks?
Ketiga, bagaimana implementasinya dalam kehidupan orang percaya?
Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengangkat topik ini adalah:
Kedua, untuk menjelaskan perbandingan pandangan pengajaran injil kasih karunia menurut Paul Ellis dan pengajaran Michael Brown serta ortodoks.
Ketiga, untuk memberikan implementasi kasih karunia di dalam kehidupan orang percaya saat ini.
Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulisan dalam karya ilmiah ini adalah:
Pertama, sebagai studi kritis terhadap pengajaran injil kasih karunia menurut Paul Ellis.
Kedua, memperlengkapi umat Tuhan dengan pemahaman benar mengenai kasih karunia.
Ketiga, memberikan kesadaran (awareness) terhadap gereja Tuhan terutama di zaman akhir ini agar bisa bersikap lebih tegas dalam menyikapi angin pengajaran yang tidak sepenuhnya berdasarkan Alkitab.
Keempat, sebagai syarat kelulusan sarjana Teologi (S1). Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang akan digunakan karya ilmiah ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dan deskriptif. “Pendekatan penelitian kualitatif
teorinya.”9 Sehingga dengan demikian penulis akan mengumpulkan data dari
berbagai literarur kepustakaan.
“Deskriptif merupakan penelitian yang berpola menggambarkan apa yang
ada dilapangan dan mengupayakan penggambaran data, terlepas apakah data itu kualitatif atau kuantitatif.”10 Sehingga dengan metode deskriptif ini penulis akan
menjelaskan data-data yang ditemukan dari lapangan penelitian.
Jadi penelitian kualitatif deskriptif adalah mengumpulkan data dan kemudian menjelaskan serta menganalisis data sehingga dapat memberi kesimpulan akhir yang berhubungan dengan kehidupan masa kini.
Sumber dan Materi Penelitian
Sesuai dengan judul karya ilmiah ini “Pengajaran Teologi Injil Kash Karunia Modern menurut Paul Ellis”, maka dapat diketahui bahwa sumber dan
materi penelitian primer dari penulisan karya ilmiah ini adalah berdasarkan buku Paul Ellis. Adapun buku utama yang akan dipakai adalah “Injil Dalam Sepuluh Kata” dan beberapa buku-buku lain yang juga ditulis oleh Paul Ellis.
Sedangkan sumber dan materi penelitian sekunder dalam karya ilmiah ini akan digunakan beberapa buku-buku lain yang membahas pandangan tokoh-tokoh lainnya mengenai pokok masalah utama yang akan dibahas.
Teknik Pengumpulan Data
9 H. Sudjarwo, MS. Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Mandar Maju, 2001), 45.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian skripsi ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
Inventarisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Inventarisasi adalah pencatatan atau pengumpulan data.”11 Selanjutnya Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair
menjelaskan dalam bukunya:
Inventarisasi mempelajari buku tokoh itu sendiri, agar dapat diuraikan isinya dengan setepat dan sejelas mungkin. Mengumpulkan juga bahan yang tersebar dalam kepustakaan mengenai buku itu. Dengan persis meneliti apa yang dikatakan oleh pengarang-pengarang mengenai buku itu. Menunjukkan dengan tepat kesamaan dan perbedaan dalam uraian mereka. Menjelaskan masalah-masalah dalam isi buku yang mereka ajukan dan usaha pemecahan yang mereka berikan.12
Sesuai dengan pengertian di atas, maka dalam penulisan karya ilmiah ini penulis akan menganalisa dan mengumpulkan pemikiran-pemikiran atau pandangan-pandangan Paul Ellis mengenai teologi injil kasih karunia modern dalam buku-bukunya. Menguraikan dan membandingkan pandangan Paul Ellis dengan beberapa pandangan
tokoh- tokoh lain yang juga berbicara mengenai topik tersebut.
Evaluasi Kritis
11 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Bandung: Balai Pustaka, 1995), 441.
12 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, evaluasi adalah penilaian.13 Sedangkan kata kritis adalah tajam dalam penganalisisan.14 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan evaluasi kritis adalah memberikan penilaian atau menganalalisa secara tajam. Selanjutnya Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair menjelaskan dalam bukunya: “Evaluasi Kritis adalah membuat
perbandingan antara pembicaraan ahli-ahli mengenai buku itu. Memperlihatkan kekuatan dan kelemahan mereka, ketetapan pemecahan atau kesalahan yang mereka buat. Namun tanpa mengajukan suatu pemecahan sendiri.”15
Sehingga pada bagian ini penulis akan memberi perbandingan antara pandangan Paul Ellis mengenai pokok utama yaitu injil kasih karunia dan pandangan Michael Brown serta pandangan ortodoks. Menunjukkan perbedaan-perbedaan baik kekuatan maupun kelemahan pandangan tersebut.
Teknik Analisis Data
Ada beberapa teknik anasis data yang akan digunakan dalam sebuah penyusunan karya ilmiah. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
Interpretasi
13 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Bandung: Balai Pustaka, 1995), 311.
14 Ibid., 601.
15 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair menjelaskan dalam bukunya: “Interpretasi adalah menyelami isi buku, untuk dengan setepat mungkin menangkap arti dan nuansa uraian yang disajikan.”16 Sehingga dengan demikian
pada bagian ini, penulis akan mencoba menemukan dan memahami konsep teologi Paul Ellis yang akan dibahas.
Komparasi
Selain interpretasi, juga akan dilakukan teknik komparasi. Menurut Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair menjelaskan dalam bukunya: “Membandingkan buku-buku lain tentang hal yang sama entah yang dekat
dengannya, atau justru yang sangat berbeda. Dalam perbandingan itu diperlihatkan keseluruhan pikiran dengan ide-ide pokok, kedudukan konsep-konsep, metode, dan sebagainya.”17 Sehingga berdasarkan pemahaman di atas,
penulis akan membandingkan atau mencari data mengenai pokok yang akan dibahas dan memperlihatkan ide-ide pokok dari tokoh tersebut.
Batasan Penulisan
Melihat tinjauan penulis tentang teologi Injil kasih karunia begitu luas dan berkembang serta dibahas oleh tokoh-tokoh lain. Maka penulis membatasi penulisan ka-
16 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat
(Yogyakarta: Kanius, 1994), 69.
rya ilmiah ini hanya pada batasan injil kasih karunia munurut Paul Ellis. Sistematika Penulisan
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berikan latar belakang masalah, tujuan penulisan, mamfaat penulisan, metode penelitian yang terdiri jenis penelitian, sumber dan materi penelitian, teknik pengumpulan data: inventarisasi dan evaluasi kritis, teknik analisis data: interpretasi dan komparasi. Dan sistematika penulisan.
Bab kedua, sejarah perkembangan teologi injil kasih karunia yang terdiri dari pengertian teologi, pengertian injil kasih karunia. Perkembangan teologi kasih karunia: teologi Marcionisme, teologi Calvinisme (penebusan terbatas, anugerah yang tidak dapat ditolak dan ketekunan orang kudus), teologi Karl Bart dan teologi Joseph Prince.
Bab ketiga, konsep Paul Ellis tentang injil kasih karunia yang terdiri dari biografi Paul Ellis dan teologi injil kasih karunia menurut Paul Ellis: keselamatan (dikasihi dan diampuni), pembenaran, pengudusan dan persekutuan.
dan persekutuan. Dan berikutnya implementasi teologi injil kasih karunia dalam kehidupan orang percaya.