• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hospitalisasi atau rawat inap merupakan suatu keadaan tidak menyenangkan pada anak saat sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi,

toddler, usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja (Wong, 2009).

Hospitalisasi dapat menjadi pengalaman positif dan negatif pada anak. Pengalaman positif didapatkan jika perawat menggunakan perawatan dengan pendekatan holistik pada anak dan pengalaman negatif hospitalisasi pada anak disebabkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan perkembangan anak selama anak dirawat (Aein & Rafiee, 2012). Pengaruh hospitalisasi tidak hanya dirasakan oleh anak tetapi juga oleh orangtua karena hospitalisasi pada anak mempengaruhi keluarga inti (Hockenberry & Wilson, 2011).

Menurut The United Nations Children's Fund (UNICEF) (2004) di Asia terdapat 76,3% anak umur kurang dari 15 tahun yang mengalami hospitalisasi dengan penyakit yang terbanyak seperti kasus perinatal dan diare. Perkiraan tahun 2012 jumlah anak di Indonesia sekitar 82,1 juta anak (33,4%) dari jumlah penduduk 237,6 juta jiwa dengan angka kesakitan anak sebesar 27,61 persen (Survei Kesehatan Dasar, 2012).

(2)

Data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa, hospitalisasi pada anak dari bulan Januari sampai Juni 2014 terdapat 1,1% anak (1048 per 100.000 anak) dengan uraian 0-1 tahun sebanyak 21,3% anak, 1-3 tahun 23,66% anak, 3-6 tahun 20,51% anak, 6-12 tahun 14,69% anak dan umur 12-17 tahun 19,75% anak, dengan kasus penyakit terbanyak seperti diare, pneumonia, dan demam berdarah, rata-rata lama hospitalisasi 3 sampai 10 hari (Data Medikal Record, 2014)

Efek hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan pada anak dan orang tua, diperkirakan sekitar 34,6 sampai 35,8% anak mengalami kecemasan karena hospitalisasi dan orang tua sebesar 8,3 % dan sisanya 91,7% dipengaruhi oleh variabel lain (Apriliawati, 2011; Apriany, 2013). Kecemasan pada anak dapat menimbulkan perubahan perilaku seperti menangis, agresif, menarik diri, hipoaktif dan regresi, sedangkan perilaku yang ditunjukan oleh orang tua seperti takut, frustasi, marah dan merasa bersalah (Bernard & Wilson, 2009; Pressley, 2011; Coyne, 2006).

Efek negatif dari hospitalisasi dapat diminimalkan dengan memenuhi kebutuhan anak dan orang tua oleh perawat dalam bentuk dukungan perawat (Neufeld & Horrison, 2010). Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling sering berinteraksi dengan anak dan orang tua mempunyai peran penting yaitu memberi dukungan kepada anak dan orang tua yang terdiri dari informasi, emosional, penilaian dan instrumental (House, 1981 dalam Miles, 1999).

Peningkatan dukungan perawat telah dilakukan dengan melakukan penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif, penelitian Manongi et al (2009) dilakukan dengan memberikan lokakarya berupa ceramah pada 29 perawat

(3)

di bangsal anak dan diskusi kelompok setelah 6 bulan lokakarya, hasil yang didapatkan pengetahuan dan empati perawat terhadap pemberian dukungan kepada orang tua meningkat. Penelitian Valizadeh et al (2012) dilakukan untuk membandingkan pendapat ibu dan perawat tentang pentingnya dan ketersediaan dukungan perawat untuk orang tua dengan bayi prematur yang dirawat di NICU, didapatkan hasil bahwa pendapat ibu dan perawat berbeda tentang dukungan perawat, sehingga hasil ini dapat menjadi informasi konkret dalam rangka untuk lebih memahami kebutuhan orang tua terhadap dukungan dan mencoba memenuhi harapan orang tua, sehingga dapat meningkatkan asuhan keperawatan di unit perawatan intensif neonatal.

Dukungan yang tidak diberikan perawat dapat menimbulkan perasaan tidak percaya pada informasi atau tindakan perawat, menyalahkan atau mengkritik tindakan perawat, serta mengekspresikan perasaan tidak menghargai perawat. Respon yang diperlihatkan orang tua yaitu rasa marah, kehilangan kendali diri dan menjadi sangat protektif pada anak (Neufeld & Horrison, 2010). Dukungan perawat dipengaruhi motivasi perawat (Manogi et al, 2009), perbedaan persepsi antara perawat dan orang tua (Valizadeh et al, 2012), dan komunikasi (Wigert et

al, 2013).

Peningkatan dukungan perawat harus disertai dengan pengembangan pengetahuan, sikap dan kemampuan klinisnya (Neufeld & Horrison, 2010). Pengetahuan adalah hasil usaha dari individu untuk tahu sedangkan sikap merupakan respon tertutup individu terhadap stimulus tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang,

(4)

jika suatu tindakan dilakukan dengan dasar pengetahuan yang baik maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2010).

Hasil studi pendahuluan di RSUD Sumbawa dengan metode wawancara pada 8 orang perawat didapatkan hasil bahwa menurut perawat pemberian dukungan terdiri dari kerjasama dalam pemberian pelayanan, dukungan penyembuhan dan saling percaya; perawat tidak dapat menjelaskan mengapa pemberian dukungan harus dilakukan dan perawat tidak pernah mengikuti seminar atau pelatihan tentang pemberian dukungan. Perawat hanya mengikuti pelatihan tentang tindakan keperawatan terhadap aspiksia, kegawatan neonatus dan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Menurut kepala bidang keperawatan, RSUD Sumbawa belum pernah melaksanakan edukasi tentang dukungan perawat. Sejalan dengan hasil wawancara pada 5 orang tua di Ruang Perawatan Anak, didapatkan hasil bahwa selama anaknya dirawat perawat tidak memberikan informasi yang jelas tentang keadaan anaknya serta menunjukkan wajah tidak bersahabat (kurang senyum) (Sumbawa, 11-16 Agustus 2014).

Pemberian edukasi dapat meningkatkan dukungan, hal ini sesuai dengan penelitian Manongi et al (2009) dilakukan dengan memberikan lokakarya berupa ceramah pada 29 perawat di bangsal anak dan diskusi kelompok, setelah 6 bulan lokakarya, hasil yang didapatkan pengetahuan dan empati perawat terhadap pemberian dukungan kepada orang tua meningkat, karena pemberian edukasi memiliki dampak positif terjadinya retensi pengetahuan, sikap dan praktek perawat (Suchitra & Lakshmi, 2007). Penelitian ini diperkuat dengan Yousefi et al (2012) dalam penelitiannya tentang pengaruh edukasi perawatan sepsis

(5)

menjelaskan bahwa edukasi secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek perawat dalam perawatan sepsis, dan merekomendasikan untuk tetap melaksanakan pemberian edukasi kepada perawat secara terus menerus.

Pemberian edukasi dapat dilakukan melalui beberapa metode yaitu metode ceramah, diskusi dan simulasi. Metode-metode tersebut memilki kelebihan dan kekurangan dimana metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang murah dan pengajar mudah menguasai kelas tetapi kurang efektif bila tidak disertai dengan strategi pengajaran lain karena 80% dari informasi ceramah dilupakan dalam satu hari dan sisanya memudar dalam satu bulan sehingga dibutuhkan metode lain seperti diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan partisipasi aktif peserta didik sehingga peserta didik mampu berpikir kritis tentang topik yang dipelajari dan metode simulasi yang digunakan untuk memenuhi persyaratan profesional sehingga dapat mengembangkan psikomotor dan meningkatkan rasa percaya diri perawat (Simamora, 2009; Trianto, 2010; Cant & Cooper, 2010; Brandshaw & Lowenstein, 2012; Perry & Potter, 2013).

Metode dalam pemberian edukasi juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya : usia (Ganguli et al, 2010), tingkat pendidikan (Mathew et al, 2011; Mohamed & Wafa, 2011), persepsi dan pengalaman (Sessa et al, 2011; Karlsson et al, 2014) yang dapat mempengaruhi kompetensi perawat.

Karakteristik perawat di RSUD Sumbawa dapat mempengaruhi strategi atau metode pemberian edukasi dimana tingkat pendidikan rata-rata perawat

(6)

adalah Diploma, usia antara 20-55 tahun, dengan masa kerja di ruang perawatan anak antara 2-29 tahun. Beradasarkan kerakteristik, metode pemberian edukasi yang dapat diberikan peneliti adalah dengan metode yang dikombinasikan antara ceramah, diskusi kelompok dan simulasi serta pemberian modul, karena pemberian modul efektif untuk kegiatan teori dan praktek (Sobeih et al, 2014)

Pemilihan metode dan media pembelajaran selain karena faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap perawat juga karena ketiga metode dan pemberian modul belum pernah digunakan secara bersamaan dalam pemberian edukasi, seperti penelitian 1) Aghae dan Nesami (2013) yang dilakukan pada perawat dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian

handout; 2) Nagamatsu et al (2014) penelitian pada perawat dengan menggunakan

metode ceramah, tanya jawab dan pemberian modul; dan 3) Sucitra dan Lakshmi (2007) penelitian pada perawat dengan metode seminar selama 3 jam dan pemberian handout.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian edukasi dengan metode yang dikombinasikan antara ceramah, diskusi kelompok kecil, simulasi dan pemberian modul terhadap pengetahuan dan sikap perawat tentang pemberian dukungan selama hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUD Sumbawa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini, adalah : “Bagaimana pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan sikap perawat tentang pemberian dukungan selama hospitalisasi di ruang perawatananak RSUD Sumbawa?”

(7)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan sikap perawat tentang pemberian dukungan selama hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUD Sumbawa

2. Tujuan khusus Mengidentifikasi :

a. Gambaran karakteristik perawat (usia, tingkat pendidikan, lama kerja dan paparan informasi sebelumnya) di ruang rawat anak RSUD Sumbawa b. Pengetahuan perawat tentang pemberian dukungan sebelum dan sesudah

intervensi

c. Sikap perawat tentang pemberian dukungan sebelum dan sesudah intervensi

d. Hubungan antara karakteristik perawat (usia, tingkat pendidikan, masa kerja dan paparan informasi sebelumnya) dengan peningkatan pengetahuan dan sikap dalam pemberian dukungan

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi ilmu keperawatan anak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat dalam pemberian

(8)

dukungan kepada anak dan orang tua selama hospitalisasi serta dapat dilakukan secara berkelanjutan

2. Bagi anak dan orang tua

Pemberian edukasi pada perawat tentang pemberian dukungan dapat menyamakan persepsi antara orang tua, anak dan perawat selama hospitalisasi dimana anak dan orang tua menginginkan didengarkan, didampingi, memberikan informasi dan menunjukkan sikap empati, sehingga orang tua dan anak mampu membentuk koping yang positif

3. Bagi RSUD Sumbawa

Pemberian edukasi kepada perawat tentang pemberian dukungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam menurunkan kecemasan pada anak dan orang tua untuk meningkatkan peran serta orang tua dalam perawatan anak sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Sumbawa.

(9)

E. Keaslian Penelitian Peneliti, Tahun dan Judul Sampel dan Tempat penelitian Desain penelitian

Instrumen Hasil Perbedaan Persamaan

Sanjari et al, 2009, nursing support for parents of hospitaliz-ed children Sampel : 230 orang tua (183 ibu dan 43 ayah) Tempat penelitian : Iran dan Tehran Studi deskriptif The Nurse Parent Support Tool (NPST) Perawat memberikan dukungan (Informasi dan komunikasi, instrument, emosional dan penilaian) yang sangat baik kepada orang tua selama anak hospitalisasi. Sampel, tempat penelitian, desain, dan instrumen -Naviati, 2012 Hubungan dukungan perawat dengan tingkat kecemasan orang tua Sampel : 86 orang tua Tempat penelitian: Ruang rawat anak RSAB Harapan Kita Jakarta Analisis obser-vasional dengan pendekat an cross sectional 1. The Nurse Parent Support Tool (NPST) 2. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) Instrumen telah dimodifikasi dan mengguna-kan bahasa indonesia Ada hubungn antara dukungan perawat disemua elemen yaitu komunikasi dan informasi, emosional, penilaian dan instrumental dengan tingkat kecemasan orang tua dan variabel yang paling berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua yaitu dukungan penilaian Sampel, tempat penelitian, desain penelitian dan instrumen -Sobeih et al, 2014 Effect of an Educational Module on Nursing Student’s Performance in Caring for Hepatitis C Virus Patient Sampel : 400 mahasiswa keperawatan Tempat : Shams University, Mesir Quasi experi-mental - Kuesioner pengetahuan dan sikap - Lembar observasi pemberian obat melalui injeksi - Pendapat mahasiswa tentang modul Tingkat pengetahuan, sikap dan praktek tentang

keselamatan injeksi obat untuk pasien dengan HCV pada mahasiswa keperawatan meningkat secara signifikan setelah pelaksanaan edukasi dengan menggunakan modul Sampel, tempat penelitian, pendapat mahasiswa Instrumen, disain penelitian

(10)

Peneliti, Tahun dan Judul Sampel dan Tempat penelitian Desain penelitian

Instrumen Hasil Perbedaan Persamaan

Mohamed & Wafa, 2011 The Effects of an Educational Program on Nurses Knowledge and Practice Related to Hepatitis C Virus: A Pretest and Posttest Quasi- Experimen-tal Design Sampel : 50 perawat Tempat : Mansoura University Hospital, Mesir Pretest and Posttest Quasi- Experi-mental Design - Kuesioner pengetahuan - Lembar observasi tindakan keperawatan Nilai pengetahuan dan praktek pada subyek yang diteliti meningkat setelah diberikan edukasi tentang virus hepatitis C. hasil penelitian ini menggambarkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan, praktek dan tingkat pendidikan. Tempat penelitian, instrumen Desain penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti )P.1(, harus dinyatakan bahwa di antara PT. BPRS Safir Bengkulu dengan Tergugat telah terjadi perbuatan hukum dalam bentuk suatu

 Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kasus spondilitis tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 44 pasien.. Penyakit ini dapat menyerang segala jenis kelamin dan

dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarganya mengenai perawatan masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, aktivitas fisik selama kehamilan,

Konsep Pieper tentang manusia dan masyarakat, sebagaimana dipaparkan dalam artikel ini, menjadi perspektif penulis untuk mengemukakan konsep tentang persahabatan yang disimpulkan

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

(2) Bank Indonesia mencabut status BDP apabila Bank Indonesia telah menerima surat penetapan dari BPPN yang menyatakan program penyehatan terhadap Bank yang bersangkutan telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas belajar peserta didik kelas VI SDN 4 Pasir Panjang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih aktif,