• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model konvensional ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar >75 hanya 25% siswa yang dapat mencapainya. Selanjutnya bersama dengan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 75% siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah tersebut adalah tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi pembelajaran yang masih rendah. Dari 28 siswa yang mendengarkan penjelasan guru hanya 7 siswa yang berani bertanya tentang materi yang disampaikan, pembelajaran berpusat pada guru karena pembelajaran yang didominasi oleh guru dengan cara ceramah pada siswa. Maka peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran tipe TPS. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu 90. Jika siswa belum mencapai nilai 90 dinyatakan belum tuntas dalam belajar.

Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa dari 28 siswa terdapat 7 siswa yang mengalami ketuntasan dan siswa yang belum mengalami ketuntasan sebanyak 21 dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal ini dapat terlihat dalam tabel 4.1 berikut.

(2)

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Kondisi Awal No. Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Angka Ketuntasan 1. 2. < 90 90 Belum tuntas Tuntas 21 7 75% 25% Jumlah 28 100%

Dilihat dari tabel 4.1 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90). Dari tabel diatas diketahui terdapat hanya 7 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sesuai dengan KKM yang diterapkan dan terdapat 21 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPS dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55. Sehingga dirasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1 berikut ini

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS (Pra Siklus)

75% 25%

(3)

Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar sebesar 75% siswa belum tuntas. Dengan kondisi seperti ini dilakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri yang akan dilaksanakan dalam dua siklus (1 siklus 2 pertemuan)

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, gambar peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, gambar tokoh PPKI, lembar kerja siswa, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri), lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi aktifitas siswa dan butir-butir soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan.

Implementasi Tindakan dan Observasi Pertemuan Pertama

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap

(4)

berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (Pair) untuk

menganalisis masalah 3 peristiwa penting sekitar proklamasi

kemerdekaan,merumuskan masalah 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang 3 peristiwa penting sekitar proklamasi, mengklasifikasi hal positif dari 3 peristiwa penting sekitar proklamasi sekitar proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan,membuat kesimpulan tentang 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi pembelajaran. Pertemuan Kedua

Kegiatan awal pada pertemuan kedua meliputi guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian. Guru menegaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu Pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI dan siswa menyimak tujuan pembelajaran dari guru. Pada kegiatan inti meliputi siswa menyimak teks materi tentang pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, siswa seecara individu berfikir (think) mengidentifikasi 3 peristiwa penting pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, kemudian siswa belajar secara berpasangan (pairs) dalam menjawab pertanyaan,untuk menganalisis masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi, mengklasifikasi hal positif/negatif, membuat kesimpulan dan membuat rekomendasi tentang 3 peristiwa penting pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, kemudian siswa berbagi (share), siswa berbagi jawaban di dalam kelas dengan mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan.

(5)

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa penting pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, siswa melakukan refleksi pembelajaran, dan terakhir siswa mengerjakan tes formatif.

Refleksi

Hasil Tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55. Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 7 siswa (25%), sedangkan yang belum mencapai KKM 90 sebanyak 21 siswa (75%). Pada siklus I ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 16 siswa (57%), karena masih memperoleh nilai dibawah 90. Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru pada siklus I, pada perencanaan pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran dan langkah-langkah TPS dengan pendekatan inkuiri, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, dan praktikan (pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian) bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan

(6)

pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Setelah selesai pembelajaran pada siklus I maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar. Dari hasil belajar Pada Siklus I, di dapat nilai tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 16 siswa (57%). Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I No Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Ketuntasan Keterangan 1. 2. < 90 90 Belum tuntas Tuntas 16 12 57% 43% Jumlah 28 100%

Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I dengan KKM 90 siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas sebanyak 43% dan siswa yang belum mencapai KKM atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 57%.

Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran pada gambar 4.2 sebagai berikut.

(7)

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I

Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 43%. Karena persentase belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 100% sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Dalam Siklus II terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri) dan butir-butir soal, serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan.

57% 43%

(8)

Implementasi Tindakan dan Observasi Pertemuan Pertama

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk menganalisis masalah tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, merumuskan masalah tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

Pertemuan Kedua

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang bagaimana cara menghargai jasa tokoh pejuang. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti

(9)

meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, siswa secara individu mengidentifikasi 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk menganalisis masalah 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, merumuskan masalah 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi tentang cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, siswa melakukan refleksi pembelajaran, dan siswa mengerjakan tes formatif.

Refleksi

Hasil Tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55. Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 7 siswa (25%), sedangkan yang belum mencapai KKM 90 sebanyak 21 siswa (75%).

(10)

Pada siklus II ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 95, sedangkan skor terendah 81. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 26 siswa (93%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 2 siswa (7%), karena masih memperoleh nilai dibawah 90.

Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru Siklus II, pada perencanaan pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, dan praktikan(pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian) bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus II maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

(11)

Tabel 4.3

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II No Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Ketuntasan Keterangan 1. 2. < 90 90 Belum Tuntas Tuntas 2 26 7 % 93 % Jumlah 28 100 %

Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus II dengan KKM 90 siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas sebanyak 93% dan siswa yang belum mencapai KKM atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 7%.

Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran pada gambar 4.3 sebagai berikut.

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 93%. Karena persentase belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 100% sehingga perlu dilakukan tindakan siklus III.

7%

93%

(12)

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam Siklus III terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri) dan butir-butir soal, serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan.

Implementasi Tindakan dan Observasi Pertemuan Pertama

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang siapa yang tahu Tugu Muda dan sejarahnya. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think) dengan pendekatan inkuiri, kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk menganalisis masalah 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan masalah 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3

(13)

peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

Pertemuan Kedua

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang perjanjian atau perundingan bangsa Indonesia dengan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa secara individu mengidentifikasi 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think) dengan pendekatan inkuiri, kemudian siswa belajar secara berpasangan (Pair) untuk menganalisis masalah 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan masalah 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas

mempresentasikan hasil diskusi tentang perjanjian penting dalam

(14)

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa melakukan refleksi pembelajaran, dan siswa mengerjakan tes formatif.

Refleksi

Hasil Tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55. Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 26 siswa (93%), sedangkan yang belum mencapai KKM 90 sebanyak 2 siswa (7%). Pada siklus III ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 28 siswa (100%) dan dapat dikatakan tuntas secara klasikal.

Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru Siklus III, pada perencanaan pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan praktikan (pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian) bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa

(15)

pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus III maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Distribusi ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus III, dari standar ketuntasan 90, semua siswa tuntas, yaitu 28 siswa (100%), dengan skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93.

4.5 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran TPS dengan pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V SDN Jogonayan Pada Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Ketuntasan Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Frek % Frek % Frek % Frek %

Belum

Tuntas 21 75 16 57 2 7 0 0

Tuntas 7 25 12 43 26 93 28 100

(16)

Dari tabel nilai hasil belajar pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS. Terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada pra siklus ada 7 siswa yang tuntas dan 21 siswa yang tidak tuntas, dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55, Pada siklus I terdapat 12 siswa yang tuntas, dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 93, skor terendah 79. Pada siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas, dan 2 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 95, skor terendah 81. Pada Siklus III semua tuntas sebanyak 28 siswa, dengan skor tertinggi 96, dan skor terendah 93.

Dari hasil belajar pada Siklus I, didapat skor tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 16 siswa (57%).

Dari hasil belajar pada Siklus II ini didapat skor tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat yaitu 95, sedangkan skor terendah 81. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 26 siswa (93%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 2 siswa (7%).

Dari hasil belajar pada Siklus III ini didapat skor tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 28 (semua tuntas secara klasikal).

Skor rata-rata yang didapat dari Siklus I, Siklus II, dan Siklus III yaitu Siklus I mencapai 85,35; Siklus II mencapai 91,18; Siklus III 94,40.

(17)

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pra siklus ada 7 siswa yang tuntas dan 21 siswa yang tuntas, dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55, Pada siklus I terdapat 12 siswa yang tuntas, dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 93, skor terendah 79. Pada siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas, dan 2 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 95, skor terendah 81. Pada Siklus III semua tuntas sebanyak 28 siswa, dengan skor tertinggi 96, dan skor terendah 93.

Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe TPS dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini dapat dilihat pada diagram gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4

Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Gambar 4.5 menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

90 93 95 96 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97

(18)

Gambar 4.5

Grafik Perbandingan Skor Minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III pada penelitian ini maka juga meningkatkan perolehan skor rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Gambar 4.6 menyajikan tentang perbandingan nilai rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Gambar 4.6

Grafik Perbandingan Skor Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

55 79 81 93 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

69,15 85,35 91,18 94,4 0 20 40 60 80 100

(19)

Dalam penelitian ini hipotesis tindakan yakni dengan menerapkan

model think pair share menggunakan pendekatan inkuiri dapat

meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas V di SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II tahun ajaran 2012/2013. Setelah diadakan penelitian, hipotesis penelitian ini terbukti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS di SD Negeri Jogonayan, mendasarkan dari kondisi awal (pra siklus) hanya ada 7 siswa (25%) yang mencapai ketuntasan belajar dari 28 siswa. Pada siklus I meningkat menjadi 12 siswa (43%) yang mencapai ketuntasan belajar. Pada Siklus II meningkat menjadi 26 siswa (93%) yang mencapai ketuntasan belajar, dan pada Siklus III mencapai 28 siswa (100%).

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Rachmadyanti pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Siswa Kelas IV SDN Kendalrejo 01 Kabupaten Blitar. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran think pair share pada IPS di kelas IV sudah sangat baik. Hal ini didukung dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada kegiatan think pair share. Hasil belajar siswa meliputi aspek aktivitas belajar siswa dan nilai akhir siswa. Prosentase aktivitas belajar siswa pada tahap pra tindakan mencapai 57,09%. Prosentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sejumlah 65,4%, pertemuan 2 sejumlah 66,71%, dan pada pertemuan 3 sejumlah 67,95%. Sehingga dari pra tindakan sampai siklus 1 mengalami peningkatan prosentase aktivitas siswa sejumlah 10,86%. Pada siklus II pertemuan 1, prosentase aktivitas siswa mencapai 71,85%, pertemuan 2 mencapai 74%, pertemuan 3 mencapai 76,80%. Sehingga terjadi peningkatan prosentase aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2, sejumlah 8,85%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari pra tindakan sampai siklus II sebanyak 19,71%.Pada aspek nilai akhir siswa pada pratindakan mencapai 58,8%, siklus 1 pertemuan 1 mencapai 57%, pertemuan 2 mencapai 62%, dan pada pertemuan 3 mencapai 81%. Sehingga dari pratindakan ke siklus 1

(20)

mengalami peningkatan prosentase nilai akhir siswa sejumlah 22,2%. Pada siklus II pertemuan 2 mencapai 85%, pada pertemuan 2 mencapai 95%, dan pada pertemuan 3 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan peningkatan siklus 1 ke siklus II sejumlah 19%. Sehingga terjadi peningkatan nilai siswa dari pratindakan sampai siklus II sejumlah 41,42%.

Dalam penelitian ini kelebihan yang terdapat didalamnya adalah keberhasilan siswa dalam mengembangkan kerjasama, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, serta melatih siswa untuk berpikir dan kritis dalam menanggapi permasalahan yang diberikan guru. Kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini adalah perlunya pengawasan guru terhadap proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif, perlunya bimbingan yang diberikan guru baik bimbingan perseorangan maupun bimbingan pada kelompok.

Penelitian yang dilakukan oleh Primadya Anantyarta pada tahun 2010 yang berjudul Penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) berbasis model latihan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan hasil belajar siswa kelas VII-C SMPP Negeri Satu Atap Merjosari Malang, dan dari hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum strategi pembelajaran kooperatif think pair share berbasis model latihan inkuiri diterapkan, seluruh siswa pernah menjawab pertanyaan dari guru, namun hanya 7 siswa (18%) yang pernah mengajukan pertanyaan dalam kelas. Setelah strategi TPS berbasis model latihan inkuiri diterapkan diketahui bahwa kemampuan bertanya siswa pada tahap think siklus I untuk kategori sangat baik mengalami peningkatan dari 8,5% menjadi 38,5% pada siklus II, untuk kategori baik juga mengalami peningkatan dari 15,3% menjadi 17,1%. Pada tahap pair untuk kategori pertanyaan sangat baik mengalami peningkatan dari 8,5% menjadi 39,6%, untuk kategori baik juga mengalami peningkatan dari 15,3% menjadi 17,1%. Sebelum strategi TPS berbasis model latihan inkuiri diterapkan, khusus untuk aspek kognitif ujian tengah semester I hanya 17 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

(21)

sebesar 70, yaitu 44 % siswa yang dikatakan tuntas, sedangkan 56% siswa atau 22 siswa yang tidak tuntas. Sedangkan setelah strategi TPS berbasis model latihan inkuiri diterapkan skor rata-rata klasikal siswa mengalami peningkatan dari 77,5 pada siklus I menjadi 82,4 pada siklus II. Khusus untuk aspek afektif, kemauan membuat pertanyaan dengan kualitas sangat baik meningkat dari 2,6% menjadi 60,5%, untuk pertanyaan dengan kualitas baik juga mengalami peningkatan dari 21,1% menjadi 31,6%. Kemauan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru dengan kategori sunggguh-sungguh meningkat dari 55,3% menjadi 68,4%; kerjasama dalam kelompok untuk interaksi sangat baik juga mengalami peningkatan dari 28,9% menjadi 50%; untuk interaksi yang baik juga meningkat dari 18,4% menjadi 28,9%. Kemauan berargumentasi untuk kategori sering mengalami peningkatan dari 31,6% menjadi 39,5% dan untuk kategori pernah juga meningkat dari 28,9% menjadi 50%.

Penelitian yang dilakukan oleh Dhuane Putri Risanti pada tahun 2012 yang berjudul Penerapan Think Pair Share (TPS) dan inkuiri untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Pujon Malang, dan dari hasil analisis data menunjukkan Data motivasi dan hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif. Peningkatan persentase motivasi belajar secara keseluruhan mencapai 27,8%, yaitu dari pra-penelitian sebesar 33,3% menjadi 61,1% pada siklus II. Peningkatan persentase ketuntasan belajar mencapai 44%, yaitu dari pra-penelitian sebesar 40% menjadi 84% pada siklus II.

Gambar

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Grafik Perbandingan Skor Minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran tersebut diwujudkan melalui Rencana Kinerja Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang berjumlah 44 (empat puluh empat) kegiatan yang

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Oleh itu, penting untuk melaksanakan program dalam pemaham- an dan persepsi apa yang didengar daripada Akidah Islamiah secara khu- sus dan ilmu-ilmu syariat yang lain, yang

▪ 4.11 Menyusun teks lisan dan tulis, untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah, dengan