• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan - Chusna Amalia BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan - Chusna Amalia BAB II"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

1. Kehamilan

a) Pengertian

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung

dari fase fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi tiga

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 samapai 27) dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke 28 sampai 40 minggu) (Prawirohardjo,

2010; h. 213).

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia

kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 g bila berakhir

disebut keguguran, usia kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila

terjadi persalinan disebut persalinan prematurus, usia kehamilan 37

sampai 42 minggu disebut aterm, usia kehamilan melebihi 42 minggu

disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus) (Manuaba,

(2)

Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan pertama

(0-12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan ketiga

(29 sampai 42 minggu) (Manuaba, 2010; h. 107).

b) Proses permulaan kehamilan

Setiap bulan saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau

2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium), yang ditangkap oleh

umbai (fimbriae) dan masuk kedalm saluran telur. Sewaktu

persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam cairan vagina dan

berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu

masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya

terjadi di bagian tuba uterina yang mengembang.

Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang

mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.

Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu

sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi

disebut pembuahan(konsepsi = fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi

tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya

bersarang di ruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi

(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu

kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi

mudigah (embrio) dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat

(3)

spematozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan

plasenta (Mochtar, 2012; h. 16).

c) Menurut Williams (2013; h. 81) Pertumbuhan dan perkembangan

janin.

1) Ovum, Zigot, dan Blastokista

Selama 2 minggu pertama pascaovulasi, fase perkembangan

meliputi fertilisasi, pembentukan blastokista dan implantasi

plastokista.

2) Periode embrionik

Periode embrionik dimulai pada permulaan minggu ketiga setelah

ovulasi dan fertilisasi yeng terjadi bersamaan dengan perkiraan

permulaan periode menstruasi berikutnya. Pada minggu keempat

sistem kardiovaskuler telah terbentuk sehingga terbentuklah

sirkulasi sejati dalam embrio. Pada akhir minggu keempat sakus

korionik berdiameter 2 hingga 3 mm, dan embrio memiliki panjang

4-5 mm, bakal lengan dan tungkai telah terbentuk dan selubung

amnion mulai terlepas dari body stalk, yang selanjutnya menjadi

tali pusat. Pada akhir minggu keenam embrio memiliki panjang 22

hingga 24 mm serta kepala berukuran relatif besar dibandingkan

badan, jantung telah terbentuk sempurna, jari-jari tangan dan kaki

telah ditemukan dan lengan menekuk pada siku. Bibir atas telah

sempurna dan telinga dan telinga luar membentuk peninggian

(4)

3) Periode janin

Pada usia 10 minggu setelah awitan menstruasi terakhir,

embriofetus memiliki panjang hampir 4 cm, perkembangan

selama periodik janin terdiri atas pertumbuhan dan pematangan

struktur-struktur yang dibentuk saat periode embrionik. Minggu ke

12 gestasi uterus teraba tepat diatas simpisis pubis dan panjang

kepala bokong janin adalah 6 hingga 7 cm. Pusat penulangan

telah timbul pada sebagian besar tulang janin, jari tangan dan kaki

juga telah berdiferensiasiasi, kulit dan kuku telah berkembang dan

muncul tunas-tunas rambut yang tersebar, genitalia eksternal

mulai memperlihatkn tanda pasti jenis kelamin laki-laki atau

perempuan, janin mulai melakukan pergerakan spontan. Minggu

ke 16 gestasi panjang kepala bokong janin adalah 12 cm dan

berat janin 110 g, jenis kelamin telah dapat ditentukan. Minggu ke

20 gestasi sejak saat ini janin bergerak kurang lebih setiap menit,

kulit janin telah menjadi kurang transparan, lanugo seperti beledu

menutupi seluruh tubuh janin dan telah terbentuk sebagian rambut

di kulit kepala. Minggu ke 24 gestasi kulit secara khas tampak

keriput dan penimbunan lemak dimulai, kepala masih relatif besar,

alis mata dan bulu mata biasanya dapat dikenali, periode

kanalikular perkembangan paru-paru, saat membesarnya bronkus

dan bronkiolus serta berkembanganya duktus alveolus hampir

(5)

25cm kulit janin yang tipis berwarna merah dan ditutupi oleh

verniks kaseosa. Minggu ke 32 gestasi janin telah mencapai

panjang kepala bokong 28 cm, kulit perkumaan masih merah dan

keriput. Minggu ke 36 gestasi panjang rata-rata kepala bokong

pada janin sekitar 32 cm, tubuh menjadi lebih bulat serta

gambaran keriput pada wajah telah menghilang. Minggu ke 40

gestasi merupakan periode saat janin dianggap aterm menurut

usia yang dihitung dari awitan periode menstruasi terakhir, janin

telah berkembang sempurna.

d) Perubahan fisiologi pada kehamilan

Menurut Manuaba (2010; h. 85-94) dengan terjadinya kehamilan

maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang

mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan

pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya

mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan

progesteron yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian

tubuh di bawah ini :

(1) Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya

30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga

menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim

mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak

(6)

janin. Pertumbuhan pada isthmus uteri(rahim) menyebabkan

isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada

pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.

Perlunakan isthmus disebut tanda heger. Hubungan antar

besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui

karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil

kembar, hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang

akan teraba lebih besar.

Sebagai gambaran dapat dikemukaan sebagai berikut :

(a) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi

oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua

parientalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah

dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk

seluruhnya.

(b) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari

di bawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi

atas pusat.

(c) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3

jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan

prosesus xifoideus.

(d) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah

(7)

(e) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar

satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.

(f) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi

tiga jari di bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.

Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah

25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya 27 cm, dan

umur kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. Regangan dinding

rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkemangan janin

menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di

segmen bawah rahim.

Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi

terjadi pertmbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta,

sehingga rahim bentuknya tidak sama, bentuk rahim yang tidak

sama disebut tanda piskaseck. Pertumbuhan konsentrasi

hormonal yang mempengaruhi rahim, yaitu estrogen dan

progesteron menyebabkan progestron mengalami penurunan dan

menimbulkan kontraksi rahim yang disebut Braxton Hicks. (2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

(8)

(3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung

korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16

minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili

korealis yang mengeluarkan hormon korianik gonadotropin yang

mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.

(4) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan

payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat

kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin.

Penampakan payudara pada ibu hamil

(a) Payudara menjadi lebih besar.

(b) Areola payudara makin hiperpigmentasi hitam.

(c) Glandula montgomery makin tampak. (d) Puting susu makin menonjol.

(e) Pengeluran ASI belum berlangsung karena prolktinbelum

berfungsi, karena hambatan dari PHI (prolactine inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI.

(f) Setelah melahirkan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga

(9)

(5) Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain

meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri vena pada

sirkulasi retroplasenter, pengaruh hormon estrogen dan

progesteron makin meningkat.Akibat dari faktor tersebut dijupai

beberapa perubahan peredaran darah.

(a) Volume darah, volume darah semakin meningkatdan jumlah

serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,

sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), denga

puncaknya pada usia kehamiln 32 minggu. Serum darah

(volume darah) bertambah sebesar 25 sampi 30% sedankan

sel darah bertambah sekitar 20%, curah jantung akan

bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah

mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga

penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil

beberapa kali, kehamilan selalu memberatkan kerja jantung

sehingga wanita hamil dengan sakit jantungdapat jatuh dalam

dekompensasi kordis.

(b) Sel darah, sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk

dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi

(10)

volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai

anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga

mencapai 10.000/ml.

(c) Sistem respirasi, pada kehamilan, terjadi juga perubahan

sistem respirasi untuk dapat memenuhi oksigen, disamping itu

terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang

membesar pada usia kehamilan 32 minggu, sebagai

kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan oksigen

yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar

20 sampai 25% dariapada biasanya.

(d) Sistem pencernaan, oleh karena pengaruh estrogen,

pengaruh asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan

pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung

terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama

pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang terjadi

disebut hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan

gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan

obstipasi.

(e) Traktus urinarius, karena pengaruh desakan hamil muda dan

turunnya kepala bayi pada hamil tua , terjadi gangguan miksi

dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut

menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi

(11)

pembentuntukan urine akan bertambah. Filtrasi pada

glomelurus bertambah sekitar 69 sampai 70%.

(f) Perubahan pada kulit, pada kulit terjadi perubahan deposit

pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

gravidarum, areola mamae, papilla mamae, linia nigra, pipi

(khloasma gravidarum).

(g) Metabolisme, dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh

mengalmi perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan

nutrisi makin tinggi, untuk pertumbuhan janin dan persiapan

pemberian ASI.

e) Menurut (Manuaba, 2010; h, 108) tanda-tanda kehamilan

(1) Tanda dugaan kehamilan

Tanda-tanda dugaan adanya kehamilan :

(a) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan

ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir

dengan perhitungan rumus naegle dapat ditentukan perkiraan

persalinan.

(b) Mual dan muntah (emese). Pengaruh estrogen dan

progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang

(12)

morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini

dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan

berkurang.

(c) Ngidam, wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam.

(d) Sinkope atau pingsan. Terjadi ganggan sirkulasi ke daerah

kepala menyebabkan iskemi susunan saraf pusat dan

menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu.

(e) Payudara tegang. Pengeluaran estrogen-progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan

garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.

Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit teruratam pada

hamil pertama.

(f) Sering miksi. Deskan rahim ke depan menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan

kedua gejala ini sudah menghilang.

(g) Konstipasi atau obstipasi. Pegaruh progesteron dapat

menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar.

(h) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi

(13)

nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara

(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol,

kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes

sekitar payudara), disekitar pipi (kloasma gravidarum).

(i) Epulis. Hipertropi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil.

(j) Varices atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena terutama bagi mereka yang mempunyai

bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar

genitalia eksternal, kaki dan betis, dan payudara.

Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah

persalinan.

(Manuaba, 2010; h. 107-108).

(2) Tanda tidak pasti kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan ditentukan oleh :

(a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya hamil

Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda heger, tanda

chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks dan

teraba ballottement.

Menurut Prawirohardjo (2010; h. 217-219) pengertian dari :

(14)

Tanda goodell adalah perubahan konsisteni (yang dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks dianalogikan

dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung

hidung) pada saat tidak hamil.

(ii) Tanda heger adalah penularan dan kompresibilitas ismus serviks sehingga ujing-ujung jari seakan dapat ditemukan

apabila imus ditekan dari arah yang berlawanan.

(iii) Tanda piskacek adalah pembesaran asimetris dan penonjolan salah satu kornu.

(iv) Kontaksi Braxton Hicks, terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus.

(v) Ballottement yaitu fenomena bandul atau pantulan balik. (b) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

(3) Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui

(a) Gerakan janin dalam rahim.

(b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.

(c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop leanec, alat

kardiotografi, alat doopler. Dilihat dengan ultrasonografi.

Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat

kerangka janin, ultrasonografi.

(15)

f) Ketidaknyamanan selama kehamilan

(1) Trimester I

(a) Nausea

Nausea, dengan atau tanpa disertai muntah-muntah,

ditafsirkan keliru sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan

sepanjang hari. Nausea lebih kerap terjadi pada saat perut

kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari. Penyebab

morning sickness masih belum diketahui dengan pasti kendati sebuah ide telah dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan

hormon selama kehamilan, kadar gula darah yang rendah,

lambung yang terlalu penuh, peristaltik yang lambat, dan

faktor-faktor emosi yang lain. Nausea merupakan masalah

umum yang dialami oleh lebih dari sebagian hingga tiga

perempat wanita hamil. Begitu umum hingga pada

kenyataannya nausea dan muntah salah satu tanda praduga

kehamilan. Jumlah puncak nausea dan muntah pada wanita

hamiladalah pada usia kandungan 11 minggu dengan awitan

rata-rata antara lima hingga enam minggu (Varney, 2007; h.

536)

(b) Ptialisme (Saliva berlebihan)

(16)

peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar

saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan.

Pada wanita yang mengalami ptialisme biasanya juga mengalami mual. Kondisi mereka berlangsung terus menerus

dan menjadi suatu siklus karena bukan saja saliva yang

berlebihan membuat rasa mual semakin kuat, tetapi keinginan

untuk menghindari nausea juga mengakibatkan pasien

menelan lebih sedikit makanan sehingga jumlah saliva di

dalam mulut meningkat (Varney, 2007; h. 537).

(c) Keletihan

Keletihan dilami pada trimester pertama, namun alasannya

belum diketahui. Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan

diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar

pada awal kehamilan, tetapi alasan ini terjadi masih belum

jelas, dugaan lain adalah bahwa peningkatan progesteron

memiliki efek menyebabkan tidur, keletihan biasanya hilang

pada akhir trimester pertama (Varney, 2007; h. 537).

(d) Nyeri punggung bagian atas (Nonpatologis)

Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama

akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat

payudara menjadi berat. Pembesaran ini dapat

mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong

(17)

(e) Leukoria

Leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester

pertama. Sekresi ini bersifat asam akibat

pengubahansejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina

menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Meski basil ini

berfungsi melindungi ibu dan janin dari kemungkinan infeksi

yang mengancam, tetapi basil ini merupakan medium yang

dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang

bertanggung jawab terhadap terjadinya vaginitis. Produktivitas

kelenjar serviks dalam menyekresi sejumlah besar lendirpada

saat ini guna membentuk sumbat lendir serviks ternyata juga

dapat mengakibatkan leukoria (Varney, 2007; h. 538). (f) Peningkatan frekuensi berkemih (Nonpatologis)

Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat

peningkatan berat pada fundus uterus, peningkatan berat

pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda

heger), menyebabkan anterfleksi pada uterus yang

membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada

kandung kemih. Tekanan ini akan berkurang seiring uterus

terus membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi

salah satu organ abdomen, sementara kandung kemih tetap

(18)

ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah

lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi

akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan

tekanan langsung pada kandung kemih, tekanan ini

menyebabkan wanita merasa perlu berkemih (Varney, 2007;

h. 538).

(g) Emesis gravidaraum

merupakan keluhan umum yang disampaikan pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan

perubahan hormonal pada wanita karena terdapat

peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan

dikeluarkannya human chorionic gonadothropine plasenta.

Hormon-hormon inilah yang menyebabkan emesis

gravidarum.

Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing,

terutama pagi hari, disertai mual-muntah sampai kehamilan

berumur 4 bulan (Manuaba, 2010; h. 227).

Cara mengatasinya yang pertama pencegahan,

dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan

kepada ibu dengan maksud untuk menghilangkan faktor psikis

rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, makan jangan

sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit dan sering.

(19)

oyong-oyong, mual, dann muntah. Defeksi diusahakan teratur.

Kedua memberikan obat vitamin (B1 dan B6), antisida, anti

mual. Ketiga untuk hiperemesis grafidarum tingkat 2 dan 3

harus dirawat inap di rumah sakit.(Mochtar, 2012, h.142)

(2) Trimester II

(a) Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang

akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester tiga. Isi

lambung bersifat asam hidroklorida yang terdapat di dalam

lambung, keasaman ini menyebabkan materi tersebut

membakar tenggorokan dan teras tidak enak. Penyebab nyeri

ulu hati adalah sebagai berikut :

(i) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat

pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah

progesteron.

(ii) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat

relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan

peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.

(iii) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat

perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang

membesar (Varney, 2007; h. 538).

(20)

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat

memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga.

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang

disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi

peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan

pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi

juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal

sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu efek samping

yang umum muncul pada penggunaan zat besi adalah

konstipasi (Varney, 2007; h. 539).

(c) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipai. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan

hemoroid. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding

vena dan usus besar, selain itu pembesaran uterus

mengakibatkan peningkatan tekanan secara spesifik juga

secara umum pada vena hemoroid (Varney, 2007; h. 539). (3) Trimester III

(a) Edema dependen

Edema dependen pda kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian

bawah. Gagguan ini disebabkan oleh tekanan uterus yang

(21)

duduk atau berdiri paa vena kava inferior sat ia berada dalam

posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik

vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk

masalah (Varney, 2007; h. 540).

(b) Varices

Varices vena lebih mudah muncul pad wanita yang memiliki kecendurungan tersebut dalam keluarga atau memiliki faktor

predisposisi kongenital. Varices dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada

ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan

penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat

wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena

kava inferior saat ia berbaring, pakaian yang ketat

menghambat aliran vena balik dari ekstremitas bagian bawah

atau posisi berdiri yang lama memperberat masalah tersebut.

Relaksasi dinding vena dan katup dan otot polos sekeliling

karena induksi juga turut menyebabkan timbulnya varices

(Varney, 2007; h. 540).

(c) Dispareunia

Nyeri saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah

penyebab selama kehamilan. Perubahan fisiologis dapat

menjadi penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat

(22)

membesar atau tekanan bagian presentasi, masalah-masalah

fisikkemungkinan disebabkan abdomen yang membesar atau

dijumpi pada tahap akhir kehamilan saat bagian presentasi

mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati. Faktor-faktor

psikologis dapat menyebabkan dispareunia karena

pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan menyakiti

jabang bayi meskipun kekhawatiran ini tidak beralasan kecuali

terdapat perdarahan vagina atau pecah ketuban (Varney,

2007; h. 540).

(d) Insomnia

Insomnia baik pada wanita yang mengandung maupun tidak

dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti

kekhaawatiran, kecemasan, terlalu gembira, meyambut suatu

acara untuk keesokan harinya. Wanita hamil bagaimanapun

memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab insomnia.

Hal ini meliputi ketidak nyamanan lain selama kehamilan dan

pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif (Varney,

2007; h. 541).

(e) Nyeri pada ligamentum teres uteri

Nyeri pada ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat

peregangan dan kemungkinan akibat penekanan berat uterus

yang meningkat pesat pada ligamen. Nyeri ini merupakan

(23)

saluran gastrointestinal maupun penyakit organ abdomen

(contoh apendistis, radang kandung kemih dan ulser peptik).

Salah satu faktor yang membedakan nyeri ini adalah

penyebaran nyeri hingga ke area inguinal, yang merupakan

ciri khas nyeri pada ligamentum teres uteri (Varney, 2007; h.

541).

(f) Nyeri punggung bawah (Nonpatologis)

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang

terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah

biasanya akan meningkatkan intensitasnya seiring

pertumbuhan usia kehamilan karena nyeri ini meruoakan

akibat pergerakan pusat gravitasi wanita tersebut dan postur

tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat

uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi

perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan

berjalan denganayunan tubuh ke belakang akibat peningkatan

lordosis. Lengkung ini kemudiaan akan meregangkan otot

punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Varney,

2007; h. 542).

(g) Hiperventilasi dan sesak napas

Sesak napas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang

dialami pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah

(24)

Selain itu, diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4

cm selama kehamilan. Meski terjadi pelebaran diameter

tranversal pada rangka iga, hal ini tidak cukup untuk

mengkonpensasi elevensi diafragma sehingga terjadi

penurunan kapasitas residu fungsional dan volume udara

residual. Hal ini ditambah pada tekanan diafragma,

menimbulkan perasaan atau kesadaran tentang kesulitan

bernapas atau sesak napas (Varney, 2007; h. 543).

g) Asuhan antenatal

(1) Pengertian

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan

neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan

(Prawirohardjo, 2010; h. 278).

(2) Menurut (Kemenkes, 2013; h. 22 ) Jadwal kunjungan asuhan

antenatal yaitu dilakukan minimal 4 kali yaitu pada trimester 1 satu

kali , Trimester 2 satu kali dan trimester 3 dua kali.

(3) Pemeriksaan fisik obstetri

Palpasi

(a) Leopold I yaitu untuk menentukan apa yang terletak di fundus

uteri. Pada letak membujur sungsang kepala bulat keras dan

melenting, pada goyangan pada letak kepala akan teraba

(25)

tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh

bagian-bagian janin.

(b) Leopold II yaitu letak membujur dapat didapatkan punggung

janin, yang teraba rata dengan tulangiga seperti papan. Pada

letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.

(c) Leopold III, menetapkan bagian apa yang terdapat di atas

simfisis pubis, kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan

bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang

simfisis pubis akan kosong.

(d)

Leopold IV, bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan

pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya

belum masuk PAP maka

tangan pemeriksa konvergen

(Manuaba, 2010; h. 117)

Detak jantung janin

Bunyi jantung janin dapat terdengar pertama kali pada usia

kehamilan 10 minggu dengan menggunakan Doppler, dan

jika menggunakan ultrasonografi dapat terdeteksi hingg

sedini 5 minggu (Williams, 2013; h. 209).

h) Komplikasi kehamilan

(26)

(1) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan

sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena

terjadi dehidrasi.

(2) Toksemia gravidarum (a) Klasifikasi :

Preeklamsia ringan dan berat

Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan seagai

berikut, tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur

pada posisi berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15

mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih,

edema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat

badan 1 kg atau lebih per minggu.

Preeklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai

berikut tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5

gr atau lebih per liter, oliguria yaitu jumlah urine kurang dari

500 cc per 24 jam, adanya gangguan serebral, gangguan

visus dan rasa nyeri di epigastrium, terdapat edema paru dan

sianosis.

Eklamsia

Eklamsia dalam bahasa yunani berarti halilintar, karena

(27)

(3) Abortus (Keguguran)

(a) Pengertian

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC

menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu,

namun beberapa acuan terbaru menetapkan batasan usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari

500 gram (Kementrian kesehatan, 2013; h. 84).

(b) Diagnosa abortus menurut (Kementrian kesehatan, 2013; h. 84) yaitu perdarahan pervaginam dari bercak hingga

berjumlah banyak, perut nyeri dan kaku, pengeluaran

sebagian produk konsepsi, serviks dapat tertutup maupun

terbuka, ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya.

(c) Menurut (Mochtar, 2012; h. 151-152) macam-macam abortus dapat dibagi atas:

(i) Abortus imminens, keguguran mengancam.

Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat

dipertahankan dengan cara: tirah baring, tidak

berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan

USG untuk melihat perkembangan janin.

(ii) Abortus insipien, adalah proses keguguran yang sedang berlangsug. Ditandai dengan adanya rasa sakit

(28)

mengeluarkan hasil konsepsi, ostium ditemukan sudah

terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

(iii) Abortus inkomplitus, hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah

desidua atau plasenta.

(iv) Abortus kompletus, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong.

(v) Missed abortus adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada didalam rahim

(4) Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi

berimplantasi di luar endometrium rahim. Kehamilan ektopik

terganggu adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi

abortus atau pecah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita

tersebut (Mochtar, 2012; h. 159).

(5) Mola hidatidosa

(a) Pengertian

Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (choronic villi) yang

tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang

mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah

anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur

atau mata ikan, karena ini merupakan neoplasma trofoblas

(29)

(b) Faktor resiko

Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti akan

tetapi faktor-faktor yang dapat menyebabkan antara lain

asupan vitamin A dan lemak hewani yang rendah, defisiensi

protein, sosio ekonomi yang rendah, paritas tinggi, imuno

selektif trofoblas (Mochtar, 2012; h. 167-168).

(c) Diagnosa dan gejala menurut (Mochtar, 2012; h. 168)

(1) Keluhan

(a) Perdarahan pervaginam adalah gejala yang paling

sering terjadi, biasanya terjadi pada usia kehamilan

6-16 minggu.

(b) Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata

dari kehamilan biasa.

(c) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata

ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa

pasti.

(d) Perdarahan bisa sedikit atau banyak, tidak teratur

berwarna merah kecoklatan.

(e) Kadang kala timbul gejala preeklamsia.

(2) Inspeksi

(a) Muka dan kadang-kadang badan terlihat pucat

kekuning-kuningan, yang disebut muka mola.

(30)

(3) Palpasi

(a) Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya

kehamilan, teraba lembek.

(b) Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga

gerakan janin.

(c) Adanya fenomena harmonika darah dan gelembung

mola keluar dan fundus uteri turun, lalu naik lagi

terkumpulnya darah baru.

(d) Fundus uteri lebih tinggi daripada usia yang dihitung

berdasarkan haid terakhir

(4) Aukultasi

(a) Tidak terdapat bunyi denyut jantung janin.

(b) Terdengar bising dan bunyi khas.

(c) Pemeriksaan dalam

(d) Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak

ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan

jarigan dalam kanalis servikalis dari vagina, serta

evaluasi keadaan serviks.

(5) Anemia dalam kehamilan

(a) Pengertian

Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan

(31)

(b) Penyebab Anemia umumnya menurut Mochtar (2012; h. 109)

adalah

(i) Kurang gizi (Malnutrisi)

(ii) Kurang zat besi

(iii) Kehilangan darah dan penyakit-penyakit kronik.

Dalam kehamilan jumlah darah bertambah karena terjadi

pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding

pertambahannya dengan plasma darah. Secara fisisologis

pengenceran darah ini adalah untuk membantu meringankan

kerja jantung.

(c) Diagnosa anemia pada kehamilan menurut Manuaba (2010; h.

239 )

Untuk menegakkan diagnosa anemia kehamilan dapat

dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli

dapat digolongkan sebagai berikut :

Hb 11 gr% = tidak anemia

Hb 9-10 gr% = anemia ringan

Hb 7-8 gr% = anemia sedang

(32)

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan yaitu pada trimester 1 dan trimester 3.

Simanjutak mengemukakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil di

Indonesia mengalami aneia akibat kekurangan gizi. Pada

pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa kebanyakan

anemia ang diserita masyarakat adalah karena kekurangan

zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara

teratur dan peningkatan gizi. Selain itu di daerah pedesaan

banyak dijumpai ibu hamil dengam malnutrisi atau kekurangan

gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan

dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat ekonomi rendah.

Menurut Prawirohardjo (2010; h. 686 dan h. 697 ) komplikasi dalam

kehamilan yaitu salah satunya kehamilan postterm dan pertumbuhan

janin terhambat :

(1) Kehamilan Postterm

(a) Pengertian

Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus,

kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, pronologe

pregnency, extended pregnency, postdate atau

pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai

42 minggu atau lebih, dihitung dari haid pertama haid terakhir

(33)

(b) Penyebab terjadinya kehamilan postterm menurut

Prawirohardjo (2010; h. 686).

Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai

saat ini sebab terjadinya kehamilan postterm belum jelas.

Beberapa teori yang diajukan pada umumnya mengatakan

bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat

gangguan terhadap timbulnya persalianan. Beberapa teori

diajukan antara lain sebagai berikut :

(i) Pengaruh progesteron

Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya

merupakan kejadian perubahn endokrin yang penting dalam

memacu proses biomolekuler pada persaliann dan

meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin,

sehingga terjadinya kehamilan postterm adalah karena

masih berlangsungnya pengaruh progesteron.

(ii) Teori oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada

kehamilan postterm memberi kesan bahwa oksitosin secara

fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan

persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis. ibu

hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga

(34)

(iii) Teori kortisol

Dalam teori ini diajukan sebagi pemberi tanda untuk

dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat

peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol

janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi

progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen,

selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi

prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anesefalus,

hipoplasi adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis

pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak

diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat

berlangsung lewat bulan.

(iv) Saraf uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus

frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada

keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini seperti

pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah

masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab

terjadinya kehamilan postterm

(v) Hereditas

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang

mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan

(35)

(2) Pertumbuhan janin terhambat

(a) Pengertian

Pertumbuhan janin terhambat ditentukan bila beraT

janin kurang dari 10% dari berat yang hars dicapai pada usia

kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan yang terhambat

diketahui setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan

(Prawirohardjo, 2010; h. 697).

Seeds (1984) mengusulkan suatu definisi berdasarkan

berat badan lahir dibawah persentil ke 5. Usher dan McLean

(1969) menyatakan bahwa standar pertumbuhan janin

seharusnya berdasarkan rata-rata berat badan sesuai usia

dengan batasan normal yakni standar deviasi kurang lebih 2.

Definisi ini akan membatasi jumlah bayi-bayi KMK sampai

sebanyak 3% kehamilan, bukan dari 10%. Seperti yang

didemonstrasikan pada analisis mereka terhadap 122.754

kehamilan. Mclntire dkk (1999) menunjukan definisi ini

memiliki arti klinis yang bermakna. Sebagian besar hasil yang

buruk terjadi pada janin yang berada dibawah persentil ke 3.

Akhirnya potensi pertumbuhan janin secara individual telah

diusulkan untuk menggantikan nilai batas berdasarkan

populasi. Pada model ini janin yang menyimpang dari ukuran

(36)

tumbuh berlebih atau tumbuh terhambat (Bukowski dkk, 2008)

dalam williams (2013; h. 889).

Tabel 2.1 persentil berat lahir terhadap usia kehamilan

(37)

(b) Diagnosa

Secara klinis awal pertumbuhan janin yang terhambat dikenal

setelah 28 minggu. Namun secara ultrasonografi mungkin

sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya biometri dan

taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia

gestasi.secara klinik pemeriksaan fundus uteri umumnya

dalam sentimeter akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila

lebih rendah dari 3 cm , patut dicurigai PJT, meskipun

sensivitasnya hanya 40%. Sebaiknya kepastian PTJ dapat

dibuat apabila terdapat data USG (Prawirohardjo, 2010; h.

698).

2. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau

dengan jalan lain (Mochtar, 2012; h. 69). Persalinan adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan

atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, atau melalui jalan

lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

2010; h. 164). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi

persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan

(38)

adalah periode dari awitan kontraksi uterus yang reguler sampai ekpulsi

plasenta. Proses terjadinya hal ini secara normal disebut persalinan (labor)

suatu istilah yang pada konteks obstetri mengambil beberapa konotasi dari

bahasa inggris (Williams, 2013; h. 392).

b. Menurur Rustam Mochtar (2012; h. 69) Istilah yang berhubungan dengan

partus

1) Menurut cara persalinan

a) Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah proses

lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat,

serta tidak meluakai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung

kurang dari 24 jam.

b) Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan

bantuan alat atau melalui dinding perut dengan operasi kaesaria.

2) Menurut tua (umur kehamilan) :

a) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin

dapat hidup (viabel) berat janin dibawah 1000 gram- tua kehamilan

dibawah 28 minggu.

b) Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran) hasil konsepsi

pada kehamilan 28-36 minggu janin dapat hidup tetapi prematur

berat janin antara 1000-2500 gram.

c) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada

kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500

(39)

d) Partus maturus atau aterm ( cukup bulan) adalah partus pada

kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500

gram.

e) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2

minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksir janin disebut

postmatur.

f) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat,

mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.

Menurut Manuaba, (2010; h. 166). Partus presipitatus yaitu

persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

g) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan

untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi

sefalopelvik

3) Gravida dan para

a) Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.

b) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.

c) Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup.

d) Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan

bayi.

e) Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk

(40)

f) Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan

bayi beberapa kali (sampai 5 kali).

g) Grandemultipra adalah wanita yamg pernah melahirkan bayi 6 kali

atau lebih, hidup ataupun mati.

c. Predisposisi persalinan

1) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan

lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang

keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam

persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan

lahir yang relatif kaku. ukuran panggul harus ditentukan sebelum

persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi atas :

a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul).

b) Bagian lunak seperti otot-otot, jaringan-jaringan dan

ligamen-ligamen (Mochtar, 2012; h. 58).

2) Passenger (Janin Plasenta)

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan

posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia

dianggap juga sebagai bagia passenger yang menyertai janin. Namun

plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan

(41)

3) Power (Kekuatan)

Seperti telah dikemukakan terdahulu, kekuatan yang mendorong janin

dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragma, dan aksi ligamen. Keempat kekuatan tersebut bekerja sama

dengan bak dan sempurna (Mochtar, 2012; h.64).

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter

dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan

plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer,

menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha

volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder,

dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter.

d. Menurut Williams (2013; h. 392-399) mekanisme persalinan

1) Letak, presentasi, sikap, dan posisi janin.

a) Letak janin

Hubungan antara aksis panjang janin terhadap ibu disebut dengan

istilah letak janin dan terbagi menjadi memanjang atau melintang.

Kadang-kadang aksis janin dan maternal dapat melewati sudut 45

derajat membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu menjadi

letak memanjang atau melintang saat persalinan.

b) Presentasi janin

Bagian terpresentasi adalah bagian tubuh janin yang terendah di

dalam maupun di bagian terdekat jalan lahir. Bagian tersebut dapat

(42)

letak memanjang bagian yang terpresentasi adalah kepala atau

bokong janin, sehingga disebut presentasi kepala atau bokong.

c) Postur atau sikap janin

Pada beberapa bulan terakhir kehamilan, janin membentuk postur

khusus yang disebut sebagai sikap atau habitus. Normalnya janin

membentuk massa ovoid yang secara kasar sesuai dengan bentuk

rongga rahim. Janin menjadi terlipat atau membungkuk ke arah

dirinya sendiri sedemikian rupa sehingga bagian punggung menjadi

berbentuk cembung, kepala mengalami fleksi maksimal sehingga

dagu hampir menyentuh dada, paha terfleksi di depn abdomen dan

tungkai tertekuk pada lutut. Pada semua presentasi kepala lengan

biasanya menyilang di depan dada atau sejajar pada

masing-masing sisi. Pengecualian yang abnormal terhadap sikap ini terjadi

ketka kepala janin meluas secara progresif dari presentasi verteks

ke presentasi wajah.

d) Posisi janin

Posisi mengacu pada hubungan antara bagian yang dianggap

sebagai presentasi janin terhadap sisi kanan dan kiri jalan lahir.

Masing-masing presentasi dapat memiliki dua posisi kanan atau

kiri. Oksiput dagu dan sakrumjanin masing-masing adalah titik

penentu pada presentasi verteks, wajah atau bokong. Karena

bagian presentasi janin dapat berada baik di posisi kanan ataupun

(43)

2) Mekanisme persalinan dengan presentasi oksiput anterior.

Gerakan utama persalinan adalah engagement, desensus, fleksi, rotasi

internal, ekstensi, rotasi eksternal, dan ekspulsi.

a) Engagement

Mekanisme ketika diameter bipariental diameter tranversal

terbesar pada presentasi oksiput melewati apertura pelvis superior

disebut engagement. Kepala janin dapat mengalami engange

selama beberapa minggu terakhir kehamilan atau tidk mengalami

engange hingga setelah permulaan persalinan.Pada banyak

perempuan multipara dan beberapa perempuan nulipara kepala

janin bergerak bebas di atas apertura pelvis superior saat awitan

persalinan. Pada keadaan ini kepala kadang-kadang disebut

mengembang (floating). Kepala berukuran normal biasanya tidak mengalami engange dengan sutura sagitalis yang mengarah ke

anteroposterior. Namun kepala janin biasanya memasuki spertura

pelvis superior bak secara tranversal atau oblik.

Asinklitismus, meskipun kepala janin cenderung

berakomondasi dengan aksis tranversal apertira pelvis superior,

sutura sagitalis, yang tetap paraler terhadap aksis tersebut, tidak

terletak tepat di garis setengah antara simfisis dan promontorium

ossis sakri. Sutura sagitalis umumnya mengalami defleksi baik ke

(44)

simpfisis. Defleksi lateral ke arah posisi anterior atau posterior

pelvis disebut asinklitismus.

b) Desensus

Gerakan ini merupakn persyaratan pertama pelahiran neonatus.

Pada nulipara, engagement dapat berlangsung sebelum awitan

persalinan, dan proses desensus selanjutnya dapat tidak terjadi

hingga awotan kala dua. Pada perempuan multipara desensus

biasanya dimulai dengan proses engagement. Desensus

ditimbulkan oleh satu atau beberpa dari empat kekuatan : tekanan

cairan amnion, tekanan langsung fundus dan bokong ssat

kontraksi, tekanan ke bawah otot-otot abdomen maternal dan

ekstensi dan pelurusan tubuh.

c) Fleksi

Pada gerakaan ini dagu mengalami kontak debih dekat dengan

dada janin, dan diameter suboksipitobregmatikum yang lebih

pendek menggantikan diameter oksipitofrontalis yang lebih

panjang.

d) Rotasi internal

Gerakan ini terdiri dari perputaran kepala sedemikian rupa

sehingga oksiput secara bertahap bergerak ke arah simpisis pubis

di bagian anterior dari posisi awal atau yang lebih jarang ke arah

(45)

e) Ekstensi

Setelah rotasi internal, kepala yang berada pada posisi fleksi

maksimal mencapai vulva dan mengalami ekstensi. Dengan

distensi progresif perineum dan pembukaan vagina bagian oksiput

perlahan-lahan akan semakin terlihat. Kepala lahir dengan urutan

oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu melewati

tepi anterior perineum. Segera setelah lahir kepala menghadap ke

bawah sengingga dagu terletak di atas anus maternal.

f) Rotasi eksternal

Gerakan ini sesuai dengan rotasi tubuh janin dan membuat

diameter bisakrominalberkorelasi dengan diameter anteroposterior

pertura pelvis inferior. Sehingga salah satu bahuterletak anterior di

belakang simpisis pubis sedangkan bahu lainnya terletak di

posterior. Gerakan ini tampaknya ditimbulkan oleh faktor pelvis

yang sama dengan terjadinya rotasi internal kepala.

g) Ekspulsi

Hampir segera setelah rotasi eksternal bahu anterior terlihat di

bawah simfisis pubis dan perineum segera terdistensi oleh bahu

posterior. Setelah pelahiran bahu, bagian tubuh lainnya lahir

dengan cepat.

3) Perubahan bentuk kepala janin

(46)

Pada prentasi verteks, kepala janin berubah bentuk akibat tekanan

saat persalinan. Pada persalinan yang memanjang sebelum dilatasi

serviks lengkap bagian kulit kepala janin yang terletak tepat di atas

os servikalis menjadi odema. Pembenggakakan ini dikenal sebagai

caput succedaneum. Yang lebih sering caput terbentuk ketika

kepala berada di bagian terbawah jalan lahir dan umumnya hanya

setelah mengalami tahanan dari saluran keluar vagina yang kaku.

b) Molase

Perubahan bentu kepala janin akiat daya kompresi eksternal

disebut molase. Diduga berkaitan dengan kontraksi Braxton Hicks,

berapa molase terjadi sebelum lahir, Sebagian besar penelitian

menunjukkan bahwa jarang terjadi tumpang tindih os parietal.

Molase meyebabkan pemendekn diameter mentovertikalis.

Perubahan tersebut memiliki makna yang penting pada perempuan

dengan kontraktur pelvis atau presentasi asinklitik. Pada keadaan

tersebut, derajat kemampuan molase kepala dapat membuat

perbedaan ntara pelahiran spontan pervagina dengan pelahiran

operatif. Beberapa literarur yang lebih tua menyatakan molase

kepala, berat diduga sebagai penyebab trauma serebral.

e. Menurut Varney (2008; h. 686-688) Peruahan Fisiologis Maternal selama

(47)

Tabel 2.2 perubahan fisiologis maternal selama persalinan.

Perubahan Fisiologis Makna

A. Tekanan darah

Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg.

Pada waktu-waktu di antara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan.

Dengan mengubah posisi tubuh dari telentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari.

Nyeri, rasa taukut dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.

Untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan mengeceknya dengan baik pada interval antarkontaksi, lebih disukai dengan posisi ibu berbaring mring.

Apabila seorang wanita terasa sangat takut atau khawatir, pertimbangkan kemungkinan bahwa rasa takutnya (bukan preeklampsianya) menyebabkan peningkatantekanan darah. Berikan perawatan atau obat-obatan penunjang yang dapat merelakasi wanita sebelum menegakkan diagnosis akhir.

B. Metabolisme

Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, nadi, pernapasan, curah jantung dan cairan yang hilang.

Peningkatan curah jantung dan cairan yang hilang mempengaruhi fungsi ginjal dan perlu medapat perhatian serta tindak lanjut guna mencegah terjadinya dehidrasi

C. Suhu

Sedikit peningkatan selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan.

Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 sampai 1derajat celcius yang mencerminkan penigkatan metabolisme selama persalinan.

Peningkatan suhu sedikit normal. Namun bila persalinan berlangsunglebih lama, peningkatan suhu dapat mengndikasikan dehidrasi dan parameter lain harus dicek. Begitu pula pada kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu tubuh dapat mengindikasikan infeksi dan tidak dapat dianggap normal pada keadaan ini. D. Denyut nadi (frekuensi jantung)

Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selam titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendah dari pada frekuensi di antara

(48)

kontaksi dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim di antara kontraksi.

Penurunan yang mencolok selama puncak kontaksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan terlentang.

Frekuensi denyut nadi di antara kntraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode menjelang persalinan

E. Pernapasan

Sedikit peningkatan frekunsi pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.

Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat menyebabkan alkalosis.

Sulit untuk memperoleh temuan yang akurat dalam hal pernapasan karena frekuensi dan irama pernapasan dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri rasa takut dan peggunaan teknik pernapasan. Amati pernapasan wanita dan bantu ia mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi yang panjang yang ditandai oleh rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing

F. Perubahan pada Gijal

Poliuria sering terjadi selama persalinan, kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrai glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan.

Sedikit proteinuria (renik 1+) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah wanita bersalin

Proteinuria 2+ dan lebih adalah data yang abnormal

Kandung kemih harus sering di evaluasi setiap dua jam untuk mengetahui adanya distensi juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama periode pascapartum awal.

Lebih sering terjadi pada wanita primipara atau yang mengalami anemia atau yang persalinannya lama.

Mengindikasikan preeklampsia G. Perubahan pada saluran cerna.

Motilitas dan absorsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung sela persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengkosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi dan

(49)

pencernaan di lambung tetap seperti biasa. Makahan yang diingesti selama periode menjelang persalinan atau fase prodnormal ata fase laten persalinan cenderung akan tetap berada di dalam lambung selama persalinan.

Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang menandai akhir fase pertama persalinan.

Pemberian obat-obatan oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan pada saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respon terhadap salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut : kontraksi uterus, nyeri, rasa takut dan khawatir, obat dan komplikasi

H. Perubahan hematologi

Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2gm/100 Ml selama persalinan dan kembali ke kadara sebelum persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.

Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut sela persalinan.

Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala satu persalinan sebesar kurang lebih 5000 hingga jumlah rata-rata 15.000 pada saat pembukaan lengkap, tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini. Gula darah menurun selama persalinan, penurunan drastis pada persalinan yang lama dan sulit, kemungkinan besar akibat peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka

Perubahan ini menurunkan resiko perdarahan pascapartum pada wanita normal

Sumber (varney, 2008; h. 686-688).

f. Persalinan terbagi menjadi tiga kala yaitu :

1) Kala satu persalinan

Kala satu persalinan dimulai ketika telah tercapai kontraksi

uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup untuk

(50)

satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (10

cm) sehingga memungkinkan kepala janin dapat lewat. Oleh karena

itu, kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi

serviks (Prawirohardjo, 2010; h. 297).

Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan

kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks

yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10cm)

(Varney, 2008; h. 672).

Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak

begitu kuat sehingga ibu/wanita masih dapat berjalan-jalan

(Manuaba, 2010; h.173)

a) Menurut Varney (2008; h. 672-674) tanda dan gejala menjelang

persalinan yaitu :

(1) Lightening

Lightening dirasakan kira-kira dua minggu sebelum

prsalinan, lightening adalah penurunan bagian presentasi

bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala

bayi biasanya menancap (engaged) setelah lightening.

Wanita sering menyebut lightening sebagai kepala bayi

telah turun. Sesak nafas yang dialami pada trimester tiga

kehamilan akan berkurang karena kondisi lightening akan

menciptakan ruang yang lebih besar di dalam abdomen

(51)

menimbulkan rasa tidak nyaman yang lain akibat tekanan

bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor.

Hal-hal spesifik yang akan dialami ibu :

(a) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih

ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi

berkurang.

(b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang

menyeluruh, yng membuat ibu merasa tidak enak dan

timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu

dikeluarkan atau ia perlu defekasi.

(c) Kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan

bagian presentasi pada sarafyang menjalar melalui

foramen iskiadikum mayor dan menuju ke tungkai.

(d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema

dependen akibat tekanan bagian presentasi pada

pelvis minor menghambat aliran balik darah dari

ekstremitas bawah. Lightening menyebabkan tinggi

fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi

fundus pada usia kehamilan 8 bulan.

(2) Perubahan serviks

Mendekati persalina serviks semakin matang selama hamil,

serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak, jika

(52)

seperti puding dan mengalami sedikit penipisan

(effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi

ematangan serviks akan tergantung pada individu wanita

dan paritasnya.

Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan intensitas

kontraksi broxton hicks. Serviks menjadi matang selama

periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.

Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk

persalinan.

(3) Persalinan palsu

Persalina palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat

nyeri yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.

Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat

kontraksi Braxton Hicks yang tidk nyeri, yang telah terjadi

sejak sekitar enam minggu kehamilan.

Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau

secara intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum

awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan

wanita dapat mengalami kurang tidur dan kekurangan

energi dalam menghadapinya. Wanita tersebut tidak tau

cara memastikan apakah ia benar-benar mengalami

persalinan sebenarnya karena hal tersebut hanya dapat

(53)

(4) Ketuban pecah dini

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu

persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan,

kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini (KPD).

(5) Bloody Show

Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi

kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini

menjadi sawar pelindung dan penutup jalan lahir selama

kehamilan. Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud

sebagai bloody show.

Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi

biasanya dalam 24-48 jam.

b) Menurut Mochtar (2012; h. 70) tanda-tanda inpartu

(1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering

dan teratur.

Menurut Prawirohardjo ( 2010; h. 290) kekuatan his

menentukan kemajuan persalinan karena menyebabkan

pembukan dan penipisan pada serviks dan tekanan air

ketuban pada kala I, menghitung His berdasarkan durasi

dan frekuensi dalam 10 menit, his maksimal 5 kali dalam 10

menit, pada awal persalinan berlangsung 15-20 detik

Gambar

Tabel 2.1 persentil berat lahir terhadap usia kehamilan
Tabel 2.2 perubahan fisiologis maternal selama persalinan.
Tabel 2.3 Perbedaan pembukaan serviks primigravida dan
Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri menurut masa involusi.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perhitungan berat timbangan dan untuk mengetahui analisis hukum mu’amalah terhadap perhitungan berat timbangan

Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa putera dan siswa puteri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 98 siswa (putera

?The primary value of the book for film studies rests especially on some of these passages of close analysis, earning it a place beside the books of Henri Micciolo (in French)

Kelurahan Puskesmas *NoJpk/KK Nama KK RT/RW Berlaku *NoPes/art Nama pes Hubungan Kelurahan Puskesmas *NoJpk/KK Nama KK RT/RW Berlaku *NoPes/art Nama pes Hubungan  “place”

Penelitian ini membahas hubungan antara keberhasilan implementasi sistem Informasi Manajemen terhadap teknologi informasi dan kepuasan pengguna.. Desain penelitian

Gambar 5.40 Implementasi Halaman Jadwal Mengajar yang Masuk E-mail user 87 Gambar 5.41 Implementasi Halaman Pemberitahuan Jam Mengajar yang Masuk E-mail user

Pengawasan mutu yang dilakukan saat proses produksi diantaranya adalah diatur suhu serta pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikoorganisme dalam membuat yoghurt