• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual. 1) Hakikat Belajar. - ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SMP NEGERI 1 PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual. 1) Hakikat Belajar. - ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SMP NEGERI 1 PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual.

1) Hakikat Belajar.

Syah (2009) berpendapat belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis

pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di

lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Menurut Bigg (Syah,2009) definisi belajar terdapat tiga macam rumusan yaitu:

rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

Tiga rumusan dijabarkan sebagai berikut:

a. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar dipandang kegiatan

pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta yang

sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini di pandang dari sudut berapa banyak siswa

mengusai materi dalam belajar di kelas.

b. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses

validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah

dipelajari, bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui

hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah semakin baik mutu

mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan

(2)

c. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses

memperoleh arti-arti dalam pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan

dunia disekeliling siswa, belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya

daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah

yang kini dan nanti siswa hadapi.

Menurut James O. Wittaker (Djamarah,2008) merumuskan belajar sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman. Cronbach (Djamarah,2008) berpendapat bahwa belajar adalah suatu

aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.

Dari beberapa pengertian di atas, disimpulkan belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku manusia yang telah berinteraksi dengan lingkungannya.

Perubahan tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan, pengetahuan,

pemahaman, sikap, tingkah laku, kebiasaan, dan perubahan aspek lainnya pada

manusia.

2) Jenis Kesalahan dalam Matematika.

Matematika tersusun oleh obyek-obyek abstrak yang dilengkapi dengan

simbol-simbol. Keabstrakan obyek matematika diperkaya dengan konsep-konsep

yang beraneka ragam. Kekayaan konsep-konsep dalam matematika dikembangkan

dengan berbagai manipulasinya. Menurut Soedjadi (2000), ada 4 obyek

pembelajaran dalam Matematika, yaitu:

(3)

b. Konsep

Konsep adalah pemikiran abstrak yang dapat digunakan untuk mengelompokan

sekumpulan obyek.

c. Operasi

Pengerjaan aljabar, pengerjaan hitung, atau pengerjaan matematika yang lain.

d. Prinsip

Prinsip secara sederhana dapat diartikan sebagai hubungan antara berbagai

obyek dasar matematika.

Jenis kesalahan yang berkaitan demgan obyek matematika yaitu fakta, konsep,

operasi, dan prinsip. Adapun indikator dari masing-masing jenis kesalahan

menurut Sri (2008) sebagai berikut:

a. Indikator kesalahan fakta

Apabila siswa tidak dapat menuliskan simbol-simbol, variabel, dan lainnya.

b. Indikator kesalahan konsep

Apablila siswa salah dalam menggunakan konsep penyelesaian dengan

menggunakan metode substitusi, eliminasi, gabungan, atau grafik.

c. Indikator kesalahan operasi

Kesalahan operasi yaitu kesalahan dalam melakukan operasi atau perhitungan.

Indikatornya yaitu siswa tidak dapat menggunakan aturan operasi atau

(4)

d. Indikator kesalahan prinsip

Kesalahan prinsip yaitu kesalahan dalam menggunakan aturan-aturan atau

rumus-rumus matematika atau salah dalam menggunakan prinsip-prinsip yang

terkait dengan materi.

3) Faktor–faktor Penyebab Kesalahan.

Menurut Syah (2011), siswa tidak pernah lepas dari kesulitan yang dialami saat

belajar. Secara umum, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri

atas dua macam yakni:

a. Faktor Intern Siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dalam

diri siswa sendiri. Seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa,

labilnya emosi dan sikap, dan terganggunya alat-alat indera penglihat dan

pendengar.

b. Faktor Ekstern Siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri

siswa. Biasanya berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekolah.

Menurut Smith (dalam Dalyono) (2010), faktor penyebab masalah yang

dialami siswa antar lain:

a. Faktor intern

1) Sebab yang bersifat fisik yang meliputi sakit, kurang sehat, cacat tubuh.

2) Sebab kesalahan dalam menjawab soal bisa dikarenakan dari rohani yang

(5)

c. Faktor sekolah yang meliputi guru, sarana dan prasarana, kurikulum, waktu

sekolah dan kedisiplinan

d. Faktor media massa dan lingkungan sosial.

Dalam penelitian ini, penyebab kesalahan dibatasi hanya pada penyebab yang

berasal dari dalam diri sendiri yang menyangkut kognitif yaitu kemampuan

intelektual dalam memahami soal. Berikut ini uraian tentang kemungkinan faktor

penyebab kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan soal matematika.

Menurut Sri (2008), ada beberapa kemungkinan faktor penyebab jenis

kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika.

a. Faktor Penyebab Jenis Kesalahan Fakta

Kemungkinan faktor penyebab melakukan jenis kesalahan fakta adalah

individu tidak mempunyai keterampilan pemahaman terhadap simbol operasi,

seperti fakta notasi.

b. Faktor Penyebab Jenis Kesalahan Konsep

1) Kurang latihan dalam penerapan konsep variabel

2) Tidak mempunyai kemampuan kognitif yang cukup untuk memahami soal

3) Konsep yang dimiliki dalam menyelesaikan soal sudah benar, namun konsep

tersebut tidak digunakan dlam menyelesaikan soal

4) Penafsiran makna soal yang salah. Individu cenderung tidak cermat dan

mempersingkat jawaban sehingga melakukan kesalahan dalam menentukan

(6)

c. Faktor Penyebab Jenis Kesalahan Operasi

1) Operasi-operasi yang dimiliki untuk menyelesaikan soal benar, tetapi tidak

dapat menggunakan aturan atau operasi dalam menyelesaikan soal

2) Tidak cermat dalam melakukan perhitungan yang melibatkan penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian.

3) Individu tidak mempunyai keterampilan pemahaman terhadap bilangan.

d. Faktor Penyebab Jenis Kesalahan Prinsip

1) Langkah penyelesaian soal yang digunakan tidak tepat

2) Individu melakukan kesalahan dalam menafsirkan jawaban akhir yang sesuai

dengan permintaan soal.

4)Materi.

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel yang sudah pernah di ajarkan waktu kelas VIII di semester

genap SMP Negeri 1 Purwokerto. Rincian Materi pokok, Kompetensi Inti, dan

Kompetensi Dasar adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Materi Pokok, KI, dan KD.

Materi Pokok Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,

(7)

alam dalam jangkauan

persamaan linear dua variabel.

B.Penelitian Relevan.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitiannya yang akan peneliti

laksanakan antara lain:

(1)Penelitian yang dilakukan oleh Farida (2015), dalam jurnal penelitian di

temukan bahwa siswa salah mengubah informasi dalam model matematika karena

siswa tidak memperhatikan maksud soal, kesalahan tidak dapat menentukan

rumus yang harus digunakan saat menyelesaikan masalah karena lupa rumus yang

(8)

menghafal rumus yang diberikan oleh guru sehingga siswa cepat lupa dengan

rumus yang diberikan, kesalahan aspek konsep karena telah menjadi miskonsepsi

pada diri siswa, kesalahan manafsirkan solusi karena tidak memperhatikan apa

yang ditanya oleh soal, dan kesalahan dalam perhitungan karena terburu-buru dan

kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

(2)Penelitian yang dilakukan oleh Satoto (2013), dalam jurnal penelitan di

temukan bahwa terdapat kesalahan yang dilakukan subyek penelitian dalam

mengerjakan soal materi jarak pada bangun ruang dengan menggunakan prosedur

Newman. Jenis kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan memahami masalah,

kemampuan memproses, dan penulisan jawaban. Dari 6 subyek penelitian, semua

subyek dapat melewati langkah membaca tanpa adanya kesalahan, 4 anak atau

66,67% melakukan jenis kesalahan memahami masalah. Penyebabnya berkaitan

dengan ilustrasi yang mereka buat. Pada langkah transformasi, 5 dari 6 anak atau

83,3% tidak melakukannya. Penyebabnya karena mereka tidak terbiasa

menggunakan prosedur Newman saat mengerjakan soal matematika, kemudian 3

dari 6 anak atau 50% melakukan jenis kesalahan kemampuan memproses dan

penulisan jawaban.

(3)Penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2012), dalam jurnal penelitan di

temukan bahwa kesalahan yang dilakukan mahasiswa prodi matematika dalam

menyelesaikan soal-soal trigonometri yang menjadi prasyarat Kalkulus 1 adalah

(9)

yang dilakukan mahasiswa adalah kesalahan prinsip. Hasil wawancara yang

dilakukan peneliti menunjukan bahwa penyebab terjadinya kesalahan mahasiswa

dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri yang menjadi prasyarat kalkulus 1

adalah mahasiswa tidak bisa menghafal lagi rumus yang akan digunakan, kurang

cermat dalam menjawab soal sehingga menjadi salah, tidak ada persiapan

menghadapi tes, tidak ingat lagi cara penyelesaiannya soal bentuk tersebut, dan

tidak cukup waktu dalam mengikuti tes.

C.Kerangka Berpikir.

Berangkat dari landasan teori, obyek yang dipelajari dalam matematika

meliputi fakta, konsep, operasi dan prinsip. Kesulitan yang dialami siswa akan

memungkinkan terjadi kesalahan sewaktu menjawab soal tes (Soedjadi, 1996).

Dengan kata lain kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal tes

merupakan indikator adanya ketidakmampuan yang dialaminya. Oleh karena itu

harus ditemukan jenis dan faktor yang menyebabkan kesalahan dalam belajar

dalam proses pembelajaran yang dialami siswa. Upaya yang dilakukan adalah

dengan memberikan siswa tersebut dengan tes, kemudian membagikan angket dan

melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan siswa untuk mencocokkan

jawaban siswa dalam tes. Setelah siswa mengerjakan tes, membagikan angket dan

wawancara kemudian data yang berupa jawaban siswa dianalisis dan dicari tahu

jenis kesalahan.

Kesalahan yang dialami siswa dalam mempelajari SPLDV juga perlu diketahui

(10)

timbulnya kesalahan siswa antara lain faktor intern yang berasal dari diri siswa

Gambar

Tabel 2.1. Materi Pokok, KI, dan KD.

Referensi

Dokumen terkait

- Jumlah dan jenis alat tangkap lemuru tahun 2010 - Hasil tangkapan masing-masing alat tangkap tahun 2010 - Upaya penangkapan (trip) masing-masing alat tangkap untuk

Penelitian dilakukan dua tahapan yaitu tahapan pertama yaitu tahapan dengan dilakukan ekstraksi ciri dan preprocessing dengan mengambil beberapa contoh data suara hukum

Penelitian efektivitas ekstrak umbi gadung ( Dioscorea hispida dennst) untuk mengurangi intensitas serangan belalang ( Locusta migratoria ) pada dua varietas kedelai

Hasil penelitian bahwa sebagian karakter kualitatif seperti warna lidah daun, warna leher daun, warna helai daun, warna batang dan ruas batang tidak terdapat

Dengan bantuan sistem informasi pelayanan perizinan terpadu yang dioperasikan oleh petugas, izin dapat diproses secara paralel di bagian pemrosesan dan administrasi

perbuatan tersebut kadang-kadang amat tergantung pada pendapat umum pada waktu dan tempat itu, hal penting yang perlu dilihat adalah sejauh mana pelanggaran

Semoga dengan terlaksana matlamat dan objektif tersebut harapan untuk melahirkan generasi dan masyarakat yang berkualiti akan tercapai, ianya juga tertakluk kepada sejauh mana

Pengasih dan Maha Penyayang, oleh karena kasih dan anugerahNya penulis dimampukan untuk merampungkan Tesis Magister yang berjudul “Gambaran Karakteristik Penderita,