BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden
1. Response Rate
Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara membagikan kuesioner
dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling
kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang
menggunakan kartu Indosat Ooredoo.
Tabel 4.1 Perincian Response Rate terhadap Kuesioner
No Keterangan Jumlah Dalam (%)
1 Kuesioner yang dibagi 110 100
2 Kuesioner yang tidak kembali - -
3 Kuesioner yang tidak layak untuk dianalisis - -
4 Response Rate 110 100
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh gambaran bahwa dari 110
kuesioner yang dibagikan kepada responden semua kuesioner layak untuk
dianalisis (Response Rate) yaitu sebanyak 110 kuesioner (100%). Peneliti
membagikan kuesioner dengan cara mendatangi pengguna kartu Indosat
Ooredoo secara langsung ke semua Fakultas-fakultas yang ada di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Untuk mengurangi kemungkinan
kuesioner yang dibagikan tidak hilang atau rusak, maka peneliti menunggu
responden yang sedang mengisi kuesioner tersebut hingga responden
2. Karakteristik Responden
Karakteristik dari 110 responden yang berpartisipasi dalam penelitian
ini dapat dideskripsikan berdasarkan fakultas, jenis kelamin, umur, uang
saku, lama pemakaian kartu Indosat Ooredoo dan pembelian pulsa (bulan).
Deskripsi karakteristik responden disajikan secara lengkap pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Fakultas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan perhitungan data responden dilihat dari segi Fakultas
menyimpulkan bahwa program studi FKIP merupakan yang paling
mendominasi dibandingkan Fakultas lainnya yaitu dengan jumlah
responden sebanyak 35 responden (31,8%), kemudian diurutan kedua
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu sebanyak 20 responden (18,2), diurutan
ketiha Fakultas FIKES yaitu sebanyak 14 responden (12,7%), selanjutnya
sebanyak 9 responden (8,2%), Fakultas Fsikologi sebanyak sebanyak 5
responden (4,5%), Fakultas Hukum sebanyak 4 responden (3,6%),
Fakultas PAI, Fakultas Pertanian dan Kedokteran sebanyak 3 responden
(2,7%), dan yang terakhir Fakultas Sastra 2 responden (1,8%).
Tabel 4.3
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan perhitungan data responden menurut jenis kelamin, disini
terlihat yang lebih mendominasi adalah responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 63 responden (57,3%) dan sisanya responden
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 47 responden (42,7%).
Tabel 4.4
UmurFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan perhitungan data responden menurut umur, disini terlihat
yang lebih mendominasi adalah usia di kisaran 21-25 tahun yaitu sebanyak
sebanyak 11 responden (10%), dan sisanya pada kisaran 26-30 tahun yaitu
Berdasarkan perhitungan data responden dilihat dari segi uang saku
perbulan menyimpulkan bahwa uang saku perbulan dengan nominal Rp.
550.000 – Rp. 1.000.000 merupakan yang paling mendominasi
diandingkan uang saku yang diterima mahasiswa lainnya yaitu sebanyak
67 responden (60,9%), kemudian diurutan kedua yaitu uang saku
mahasiswa sebesar < Rp. 50.0000 yaitu 22 responden (20%), diurutan
ketiga yaitu uang saku mahasiswa sebesar Rp. 1.050.000 – Rp. 1.500.000
dan sisanya uang saku sebesar Rp 1.550.000 – Rp. 2.000.000 dan
uangsaku sebanyak > Rp. 2.000.000 masing masing yaitu 5 responden
Tabel 4.6 Lama Pemakaian
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Berdasarkan perhitungan data responden berdasarkan lama pemakaian
kartu Indosat Ooredoo, disini terlihat bahwa yang lebih mendominasi
adalah responden yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo < 1 bulan
yaitu sebanyak 72 responden (65,5%), selanjutnya diposisi kedua adalah
yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo selama 2 bulai yaitu sebanyak
22 responden (20%), diposisi ketiga adalah yang menggunakan kartu
Indosat Ooredoo selama 3 bulan yaitu sebanyak 10 responden (9,1%) dan
diposisi keempat adalah yang menggunakan kartu Indosat Ooredoo selama
> 3 bulan yaitu sebanyak 6 responden (5,5%).
Tabel 4.7 Pembelian Pulsa
Frequency Percent Valid Percent
Berdasarkan perhitungan data responden menurut pembelian pulsa
Indosat Ooredoo, disini terlihat bahwa yang lebih mendominasi adalah
responden yang mengeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar
Rp.50.000 - Rp.100.000 yaitu sebanyak 64 responden (58,2%), selanjutnya
diposisi kedua adalah responden yang mengeluarkan biaya untuk
pembelian pulsa sebesar < Rp.50.000 yaitu sebanyak 30 responden
(27,3%), selanjutnya diposisi ketiga adalah responden yang mengeluarkan
biaya untuk pembelian pulsa sebesar Rp.100.000 - Rp.150.000 yaitu
sebanyak 9 responden (8,2%), dan selanjutnya diposisi keempt adalah
responden yang mengeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar
>Rp.150.000 yaitu sebanyak 7 responden (6,4%).
B. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mampu mengukur apa saja yang ingin diukur. Kuesioner
sebagai alat ukur harus diuji validitasnya. Kuesioner yang tidak valid akan
berakibat pada hasil pengukuran yang tidak tepat. Semakin tinggi validitas
alat ukur, maka semakin tepat alat ukur itu digunakan. Perhitungan
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Item
pertanyaan
t
hitungt
tabelSignifkansi Keterangan
pernyataan pada setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan dengan
nilai signifikan kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
variabel memiliki indikator pernyataan yang valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur tingkat
keandalan kuesioner. Semakin tinggi reliabilitas, maka semakin tinggi
dapat menggunakan tabel kriteria indeks koefisien reliabilitas sebagai
berikut.
Tabel 4.9
Indeks Koefisien Reliabilitas
No Interval Kriteria
1 <0,200 Sangat lemah
2 0,200 – 0,399 Rendah
3 0,400 – 0,599 Cukup Tinggi
4 0,600 – 0,799 Tinggi
5 0,800 – 1,000 Sangat tinggi
Sumber : Lampiran (Arikunto, 1997)
Hasil analisis reliabilitas citra merek, perluasan merek, kualitas
produk dan keputusan pembelian yang telah diuji dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Citra Merek 0,606 Tinggi
Perluasan Merek 0,641 Tinggi
Kualitas Produk 0,714 Tinggi
Keputusan Pembelian 0,820 Sangat Tinggi
Sumber : Lampiran 4
Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel citra merek
memiliki indeks koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,606,
variabel perluasan merek memiliki indeks koefisien reliabilitas yang tinggi
yaitu sebesar 0,641, variabel kualitas produk memiliki indeks koefisien
reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,714 dan variabel keputusan
pembelian memiliki indeks koefisien reliabilitas yang sangat tinggi sebesar
yaitu sebesar 0,798. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner dalam
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residualnya memiliki distribusi
yang normal atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat pada
bentuk distribusi data melalui analisis grafik, yaitu pada histogram maupun
normal probability plot (Ghozali, 2013).
Pada histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika
data tersebut berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal
probability plot, data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik di
sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan gambar histogram 4.1 diatas dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan data penelitian tersebut berbentuk seperti lonceng, maka dapat
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber : Lampiran 5
Dari gambar grafik 4.2 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan
data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena
data memusat pada nilai rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak
digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus
terbebas dari gejala multikolinieritas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi
antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinieritas dapat
dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,10
dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 maka tidak terjadi, hal ini
Tabel 4.11
Berdasarkan tabel di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala
multikolinieritas, karena data di atas menunjukan bahwa citra merek
memiliki nilai tolerance 0,474 > 0,10 dan nilai VIF 2.108 < 10, variabel
perluasan merekmemiliki nilai tolerance 0,427 > 0,10 dan nilai VIF 2.340
< 10 dan variabel kualitas produk memiliki nilai tolerance 0,420 > 0,10
dan nilai VIF 2,379 < 10. Keadaan seperti itu dapat dikatakan bahwa data
tersebut telah lolos uji.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance atau tidak dari residual pada
satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya, apabila pengamatan tetap
disebut homokedastisitas dan jika pengamatan berbeda disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
data dapat menghasilkan asumsi yang baik. Adapun uji heteroskedatisitas
ini akan dilakukan melalui pengujian scatter plot atau grafik sebar, sebagai
berikut:
Gambar 4.3 Scatter Plot (Uji Heteroskedatisitas)
Sumber : Lampiran 5
Pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada
gejala heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
D. Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
berganda, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Berikut ini merupakan hasil analisis regresi
Tabel 4.12
Persamaan Regresi Berganda dan Uji t
Coefficientsa
Berdasarkan tabel 4.12 diatas maka dapat dibuat persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Persamaan regresi tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:
α = Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat
diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,239
kualitas produk bernilai nol maka nilai keputusan pemilihan adalah
-0,239 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
β1 = Nilai variabel citra merek 0,062 menunjukkan bahwa jika variabel
citra merekmeningkat 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan
pemilihan sebesar 0,062 satuan, dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
β2 = Nilai variabel perluasan merek 0,180 menunjukkan bahwa jika
variabel perluasan merek meningkat 1 satuan maka akan
meningkatkan keputusan pemilihan sebesar 0,180 satuan, dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
β3 = Nilai variabel kualitas produk0,852 menunjukkan bahwa jika variabel
kualitas produk meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan
keputusan pemilihan sebesar 0,852 satuan, dengan catatan variabel
lain dianggap konstan.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Determinasi (R2)
Uji Koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel citra merek, perluasan merek dan kualitas produk
terhadap keputusan pembelian. Uji ini dapat dilakukan melalui
Tabel 4.13 Persamaan Determinasi R2
a. Predictors: (Constant), RATA2KPR, RATA2CM, RATA2PM
b. Dependent Variable: RATA2KP
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan tabel 4.13 di atas maka dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwasanya penelitian ini memiliki nilai adjusted R²
(adjusted R Squared) sebesar 0,756. Nilai tersebut dapat digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh variabel citra merek, perluasan merek
dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan menghitung
koefesien determinasi, sebagai berikut:
KD = 0,756 x 100 =75,6%
Koefesien determinasi tersebut memiliki arti bahwa pengaruh
variabel independen (secara keseluruhan) terhadap variabel dependen
adalah sebesar 75,6%. Sisanya sebesar 24,4% dipengaruhi faktor lain
selain dalam penelitian ini.
.
b. Uji t (Parsial)
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari setiap variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial, maka dapat
dilakukan melalui Uji t. Untuk t tabel bisa dihitung pada tabel t-test,
n-k, dimana n adalah jumlah data, 110 - 4 = 106) sehingga diperoleh
nilai ttabel sebesar 1.98260.
1) Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa variabel citra merek
memiliki nilai derajat probabilitas signifikansi atau p-value 0,449 >
0,05 artinya tidak signifikan, sedangkan thitung < ttabel, (0,760 <
1.98260) maka Ha ditolak atau Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien citra merek secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan
demikian hipotesis pertama ditolak.
Gambar 4.4 Kurva Penerimaan Hipotesis Pertama
2) Pengaruh Perluasan Merekterhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa variabel perluasan
merek memiliki nilai p-value 0,028 < 0,05 artinya signifikan,
sedangkan thitung > ttabel (2,231 > 1,98260) maka Ha diterima dan Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien perluasan
Daerah Penerimaan Hipotesis
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan
Ho
1.98260 0
merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian dengan demikian hipotesis kedua diterima.
Gambar 4.5 Kurva Penerimaan Hipotesis Kedua
3) Pengaruh Kualitas Produkterhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa variabel kualitas
produk memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan,
sedangkan thitung > ttabel (9,774 > 1,98260) maka Ha diterima dan Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien kualitas produk
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
dengan demikian hipotesis ketiga diterima.
Gambar 4.6 Kurva Penerimaan Hipotesis Ketiga
c. Uji F (Simultan)
Untuk menguji pengaruh variabel independen (citra merek,
perluasan merek dan kualitas produk) terhadap variabel dependen
(keputusan pembelian) kartu Indosat Ooredoo secara bersama-sama
digunakan Uji F yang diperoleh dari analisis regresi berganda sebagai
berikut. Pada uji ini berlaku kriteria sebagai berikut :
1) Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika
nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2) Apabila nilai derajat probabilitas signifikansi atau p value < 0,05
atau 5%, maka hipotesis dapat diterima, sebaliknya apabila nilai p
value > 0,05 maka hipotesis akan ditolak.
Tabel 4.14
a. Predictors: (Constant), RATA2KPR, RATA2CM, RATA2PM
b. Dependent Variable: RATA2KP
diketahui sebesar 113.653 sedangkan Ftabel sebesar 2,69. Sehingga
sebesar 0,000 berada dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa citra
merek, perluasan merek dan kualitas produk secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian,
sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian hipotesis keempat
diterima.
Gambar 4.7 Kurva Penerimaan Hipotesis Keempat
Daerah Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Hprotesis
113,653 2,69
E. Pembahasan
1. Pengaruh Citra Merek, Perluasan Merek dan Kualitas Produk secara
simultan terhadap Keputusan Pembelian
Citra merek, persepsi merek dan kualitas produk secara simultan atau
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah
Purwokerto dengan pengujian hipotesisnya yang menunjukkan nilai Fhitung
> Ftabel yaitu 113,653 > 2,69 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 yang berarti pengujian hipotesis diterima. Secara parsial
keputusan pembelian. Sedangkan perluasan merek dan kualitas produk
secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan hasil uji R2 diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,756 (75,6%), ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian kartu
Indosat Ooredoo di Universitas Muhammadiyah Purwokerto 75,6%
dipengaruhi oleh variabel perluasan merek dan kualitas produkdan sisanya
sebesar 24,4 % dipengaruhi faktor lain selain dalam penelitian ini.
2. Pengaruh Citra Mereksecara parsial terhadap Keputusan Pembelian
Secara parsial citra merek tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, ditunjukkan dengan pengujian hipotesisnya
yang menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,449 lebih besar dari 0,05
yang berarti hipotesis pertama ditolak.
3. Pengaruh Perluasan Merek secara parsial terhadap Keputusan
Pembelian
Secara parsial perluasan merek memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, ditunjukkan dengan pengujian hipotesisnya
yang menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05
4. Pengaruh Kualitas Produk secara parsial terhadap Keputusan
Pembelian
Secara parsial kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian kartu Indosat Ooredoo di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, ditunjukkan dengan pengujian hipotesisnya
yang menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
yang berarti hipotesis ketiga diterima.
Dengan melihat hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa
penelitian ini memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
penelitian-penelitian tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian
hipotesis. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu diperoleh nilai
Fhitung sebesar 113,653 dan nilai (R2) sebesar 75,6% lebih besar dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ervando (2014) yang meneliti tentang
pengaruh citra merek dan perluasan merek terhadap keputusan pembelian
Kopiko White Coffee yang menyimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode purposive sampling memperoleh hasil bahwa. Citra merek dan
perluasan merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Kopiko White Coffee. Artinya setiap kenaikan variabel citra merek dan
perluasan merek akan menyebabkan kenaikan pada variabel keputusan
pembelian Kopiko White Coffee. Hasil pengujian hipotesis dalam
penelitian ini yaitu diperoleh nilai Fhitung sebesar 67,569 dan nilai (R2)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Perluasan Merek dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian sampo Dove di Semarang”. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode accidental sampling
menyimpulkan bahwa variabel perluasan merek memiliki pengaruh yang
signifikan (parsial) terhadap keputusan pembelian sampo Dove di
Semarang sebesar 17,5%. Variabel kualitas produk juga memiliki
pengaruh signifikan (parsial) terhadap keputusan pembelian sampo Dove
di Semarang sebesar 31,3%. Variabel perluasan merek dan kualitas produk
memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan