• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBERDAYAAN TENUN LURIK TRADISIONAL TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA TLINGSING KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017 - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PEMBERDAYAAN TENUN LURIK TRADISIONAL TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA TLINGSING KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017 - UNWIDHA Repository"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBERDAYAAN TENUN LURIK TRADISIONAL

TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA TLINGSING

KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

NAMA : JOKO PRASETIYO

NIM : 1312104532

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

 Sekali melangkah pantang menyerah sekali tampil harus berhasil (penulis)

 Bangun pagi semangat pagi kejar prestasi (penulis)

 Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al Baqoroh : 286)

 Janganlah melihat ke masa depan denagn mata buta. masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang (Ir Soekarno)

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapak, ibu, dan kedua kakak ku serta saudara- saudaraku tercinta yang selalu

mendoakan memberikan semangat, memberikan perhatian, nasehat dan motifasi

serta selalu memberikan bimbingan dan dorongan baik moril maupun materil

Sahabat terbaik ku yang selalu memberikan semangat, motifasi, dorongan dan

dampingan yang luar biasa dalam membantuku menyusun skripsi ini hingga selesai

Seluruh dosen geografi yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama saya

kuliah di universitas widya dharma klaten ini

Sahabat geografi angkatan 2013 keseluruhan mulai dari Suranto, Puput, Putri,

Kadim, Joni, Betti, Gayuh, Dan Tria yang telah saling memberi semangat dan

berjuang bersama sama dalam suka maupun duka selama kuliah di Universitas

Widya Dharma Klaten.

Keluarga besar HMP geografi yang telah memberikan pelajaran pengalaman

dan kenangan. Yang mampu memberikan arahan dan bimbingan awal jadi

mahasiswa

Keluarga besar ukm menwa yang telah memberikan pengalaman, pendidikan dan

pengetahuan yang luar biasa bidang kedisiplinan, tanggung jawab, percaya diri,

keberaniandan jiwa cinta tanah air

Keluarga besar racana YPPG yang telah memberikan pengalaman, ilmu dan

(7)

KATA PENGANTAR

Segala piji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridhonya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan proposal ini yang berjudul ANALISIS PEMBERDAYAAN TENUN LURIK TRADISIONAL TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA TLINGSING

KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini tersusun bukan semata mata hasil usaha sendiri, akan tetapi berkat bimbingan dan motifasi dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.H.Triyono,M.Pd, Rektor Universitas Widya Dharma Klaten

2. Bapak Drs.H.Udiyono,M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten

3. Bapak Ir.H.Sudaryanto,M.M, Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Widya Dharma Klaten

4. Bapak Dr. Iswan Riyadi.M,M Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini

5. Bapak Drs.Jajang Susatya, M.Si Dosen pembimbing II yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan semangat motifasi dan selalu mendukung

7. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan bantuan fikiran semangat

(8)

9. Nafisatul Aminin yang selalu memberikan bantuan, fikiran, tenaga dan semangat

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini sampai selesai

Semoga amal kebaikan telah mereka lakukan mendapatkan balasan yang sempurna dan setimpal dari Allah SWT.

Penulisan proposal skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Klaten

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN...iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

(10)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka... 11

1. Tinjaun Tentang Budaya ... 11

2. Masyarakat Dan Kebudayaan ... 12

3. Nilai Kehidupan ... 14

4. Industri Kecil... 16

5. Status Sosial Ekonomi ... 18

6. Sejarah Lurik ... 19

7. Makna Lurik... 21

8. Fungsi Pemakaian Kain Lurik Dalam Berbagai Aspek Kehidupan... 22

B. Penelitian Yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 33

B. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 33

1. Teknik Pengumpulan Data... 33

a. Observasi... 33

b. Wawancara... 34

c. Studi Dokumentasi ... 35

2. Sumber Data... 36

a. Data Primer... 36

b. Data Sekunder ... 37

(11)

D. Teknik Analisis Data... 38

1. Reduksi Data ... 38

2. Sajian Data ... 39

3. Penarikan Kesimpulan Dan Verivikasi ... 39

E. Teknik Sampling ... 40

F. Validitas Data... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian... 42

1. Kondisi Fisik ... 42

a. Letak... 42

1) Letak Astronomis... 42

2) Letak Geomorfologi... 43

3) Letak Adminitrasi ... 44

4) Letak Sosial Ekonomi... 45

5) Letak Kebudayaan ... 46

b. Luas ... 46

1). Tanah, Iklim Dan Pengunaan Lahan... 48

2). Relief Dan Tata Air... 55

2. Kondisi Sosial ... 56

A). Jumlah Dan Kepadatan Penduduk ... 56

B). Persebaran Penduduk ... 57

(12)

D). Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 60

E). Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 61

F). Komposisi Penduduk Menurut Agama... 62

B. Sejarah Desa Tlingsing... 63

C. Sejarah Tenun Lurik... 64

D. Pembahasan Dan Analisis... 65

1. Profil Informan ... 65

2. Pembuatan Lurik ... 69

3. Beberapa Macam Corak Lurik ... 71

4. Keberadaan Tenun Lurik... 79

5. Pandangan Masyarakat... 81

6. Pemberdayaan Tenun Lurik ... 83

7. Tradisi Yang Mengunakan Tenun Lurik ... 88

8. Faktor Pendukung Dan Penghambat ... 91

A. Faktor Pendukung ... 91

B Faktor Penghambat ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 96

B. SARAN ... 99

DAFTAR PUSTAKA... 102

(13)

DAFTAR BAGAN

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL: 1 kompisisi pengunaan tanah ... 47

TABEL : 2 Sifat curah hujan ... 52

TABEL : 3 Komposisi rata rata jumlah curah hujan... 52

TABEL: 4 Komposisi penduduk berdasarkan usia... 59

TABEL: 5 komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ... 60

TABEL:6 Komposisi penduduk jenis mata pencaharian ... 61

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR: 1 Proses menenun ... 71

GAMBAR: 2 Macam macam tenun lurik ... 82

GAMBAR: 3 Gapura masuk desa wisata tenun lurik Tlingsing... 87

GAMBAR: 4 Papan nama kerajinan kerajinan tenun lurik ... 87

GAMBAR: 5 Contoh pemakain pada upacara mitoni ... 90

GAMBAR: 6 Wawancara kepada sekretaris desa ... 106

GAMBAR: 7 Pelaksanaan menenun... 106

GAMBAR: 8 Hasil tenun lurik bpk Suyoto... 107

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran dokumentasi hasil penelitian ... 106

Surat izin penelitian...108

Pedoman wawancara...109

Hasil wawancara ...114

Rekapan data curah hujan kecamatan cawas ...126

Data curah hujan 10 tahun terakhir kecamatan cawas ...127

Peta Adminitrasi Kabupaten Klaten...137

Peta Adminitrasi Kecamatan Cawas ...138

(17)

ABSRAK

JOKO PRAESETIYO, NIM : 1312104532. Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten. Skripsi : “ANALISIS PEMBERDAYAAN TENUN LURIK TRADISIONAL TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA TLINGSING KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: (1)Bagaimana produktifitas tenun lurik di Desa Tlingsing Cawas Klaten?. (2)Apa saja upaya pelestarian kain lurik tradisional pada saat ini?. (3)apa hasil yang dicapai dalam pelestarian kain tenun lurik tradisional? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (1)Mengetahui cara produksi tenun lurik tradisional di Desa Tlingsing Cawas Klaten. (2)Mengetahui upaya pelestarian kain lurik tradisional pada saat ini. (3)Mengetahui hasil yang dicapai dalam pelestarian kain tenun lurik tradisional.

Penelitian ini bertempat di Desa Tlingsing Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Desa Tlingsing adalah salah satu desa dengan kebudayaan dan ciri khas dengan pengrajin tenun lurik tradisional di Kecamatan Cawas. Dengan teknik analisis data yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Metode analisis yang digunakan ialah triagulasi, dengan sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan rincian 4 orang subjek pokok dan 2 orang sebagai pendamping, usianya ditentukan oleh peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilaksanakan masyarakat Desa Tlingsing sangat baik untuk tetap mempertahankan tenun lurik budaya agar tetap berkembang. upaya yang dilakukan ialah tetap manjaga kelestarian tenun lurik tradisional, tetap melaksanakan tradisi kebudayaan dan masyarakat mampu membawa tenun lurik menjadi produk tradisi yang dilandasi oleh peningkatan perekonomian dan fungsional sehingga dapat diterima masyarakat luas sebagai produk tradisional yang modern tanpa meninggalkan nilai nilai budaya yang dikandungnya.

Saran peneliti (1)Pemerintah daerah harus dapat menjamin bahwa pengrajin tenun lurik dapat mencukupi kebutuhan kehidupan sehari hari. (2) Adanya peraturan tertulis tentang pengunaan kain tenun lurik untuk seluruh masyarakat Klaten yang bertujuan untuk lebih mengenalkan kain lurik kepada masyarakat bahwa, Klaten mempunyai kain khas yaitu kain lurik. (3)Pemerintah Desa yang ikut berkecimpung langsung pada masyarakatnya harus memberikan dorongan dan motifasi kepada para pengrajin dan kepada generasi muda putra putri daerah yang utama. (4)Mengangkat kembali tradisi-tradisi yang sudah luntur supaya dapat hidup kembali dikalangan masyarakat Desa maupun sampai ke pemerintahan daerah . (5)Pemerintah Desa segera mungkin merealisasikan keinginan dari masyarakat untuk kemajuan tenun lurik jangka panjang.

(18)

ABSTRACT

JOKO PRAESETIYO, NIM: 1312104532. Geography Education Studies Program, Department of Education Social Sciences. Faculty of Teacher Training and Education, University of Widya Dharma Klaten. Thesis: "ANALYSIS OF DEVELOPMENT OF SOCIAL FABRIC LURIK TRADITIONAL CULTURAL VILLAGE TLINGSING Cawas KLATEN DISTRICT DISTRICT OF 2017".

The problems formulation in this research are: (1) How is the productivity of Lurik in Tlingsing village, Cawas, Klaten?. (2) What are the maintenance efforts of traditional Lurik nowadays?. (3) What are the results hoped to be obtained in the maintenance of traditional Lurik?. As for the aims that the writer wants to be obtained in this research are: (1) To know the production methods used in Tlingsing village, Cawas, Klaten. (2) To know the maintenance efforts of traditional Lurik nowadays. (3) To know the results reached in the maintenance efforts of traditional Lurik.

The research is located in Tlingsing village, Cawas sub district, Klaten recency. Tlingsing village is a village which is famous for its Lurik makers in Cawas sub district. The technique of data analysis used in this research is data reduction, data presentation, statement of the conclusion, and verification. The analysis method used is triangulation by using 6 people as the sample of the research. The sample is divided into two categories: 4 people as main subject and 2 people asthe assisting subjects with the range of age decided by the writer.

Having been conducted the research, the results show that the strategy done by the people in Tlingsing village is very good to maintain and preserve this traditional Lurik so that the cultural heritage remains exist and developed. The efforts done is to keep on maintaining traditional Lurik, doing the cultural tradition in that village supported with the villagers contribution in order to make the traditional Lurik becomes good product based on the principle of improving economic condition and functionaluses so that the Lurik can be accepted by the wider people as a modern yet is still known as the traditional products without ripping off the cultural values within.

Knowing the results of the research, the writer can suggest that: (1) Regional government must be able to guarantee thatLurik makers’ income should be proper to fulfill

their daily needs. (2) There should be a written rule of using Lurik for the people in Klaten in the efforts of promoting Lurik as one of the remarks which can be found Klaten. (3) Local government which lives among its villagers should motivate and support the Lurik makers and the youth surrounding to keep on loving and maintaining the traditional Lurik. Bringing up the old traditions to make them come alive again. (5) The local government should make the hope of the long term progress of Lurik comes true soon.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klaten adalah salah satu kabupaten yang berada di wilayah Jawa Tengah sekaligus daerah penyangga dua kota besar yakni Surakarta dan Yogyakarta. Kabupaten Klaten memiliki sejarah budaya yang sangat banyak dan unik seperti di Jatinom terdapat upacara tradisional sebaran apem Yaqowiyu yang diadakan setiap bulan sapar, di Palar Trucuk bersemayam bujangga dari Kraton Surakarta (Solo) bernama Ronggo Warsito, hal serupa ditemukan juga pada Kecamatan Bayat tepatnya di Kelurahan Paseban terdapat makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran sering juga di sebut Sunan Tembayat yang memiliki desain arsitektur gerbang gapura Majapahit. Makam ini menjadi salah satu tempat wisata ziarah Wali.

(20)

2

juga terdapat banyak Umbul yang di manfaatkan oleh masyarakat sebagai obyek wisata di bidang pemandian dari yang berkontribusi sampai yang tidak berkontribusi seperti Umbul Nilo, Umbul Penganten, Umbul Ponggok, Umbul Cokro, dan masih banyak umbul lain nya di wilayah Kabupaten Klaten

(21)

3

Karena di himpit oleh dua Kerajaan besar yaitu Keraton Kasultanan (Yogyakarta) dan Keraton Kasunanan (Surakarta) maka budaya yang ada di wilayah Klaten tidak jauh dari dua Keraton, tradisi tersebut meliputi tari tarian, upacara adat, baju khas daerah, kain tradisional dan masih banyak lagi. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan tradisional yang merupakan salah satu warisan kebudayaan, di antaranya kain tenun troso kain khas jepara, kain batik kain khas beberapa daerah yaitu Yogyakarta, Solo dan Pekalongan, kain tenun ikat lunsing, kain tenun ikat pakan, yang berada di daerah Aceh, Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tengara Barat dan Bali

(22)

4

memiliki modal usaha namun mereka memiliki keahlian menenun, sehingga masyarakat di Kecamatan Cawas dahulu bekerja di Kecamatan Pedan sebagai penenun kain lurik, maka perkembangan tenun Lurik terkenal di daerah Pedan walaupun yang berkerja adalah masyarakat Cawas perkembangan tersebut menjadikan ciri khas Daerah dan Nama kain tenun Lurik menjadi Nama Daerah dimana kain Lurik tersebut di Produksi dan di kembangkan, yaitu mengunakan Nama Pedan jadi kain tenun Luruk di Kabupaten Klaten dinamakan kain Lurik Pedan

Asti Musman menerangkan dalam bukunya yang berjudul LURIK tahun 2015 pada halaman 9-10 tentang sejarah lurik yaitu salah satu hasil dari pertenunan adalah lurik. Keterangan yang tertua mengenai adanya lurik terdapat pada prasasti polengan II tahuin 887 M. Diterbitkan rakai kayuwangi yang memerintah kerajaan Mataram Hindu ( 851-882 M ). dalam prasasti itu di sebutkan winaih kain halang pakan welah 1 . kata halang pakan yang dimaksud pakan malang. yaitu garis-garis melintang pada kain lurik

(23)

5

tengelam. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi tenun lurik sehingga keberadaanya sebagai warisan budaya dan tradisi masyarakat serta sebagai ciri khas batik lurik Kabupaten Klaten dapat tetap ada dan berkembang. tengelamnya kain lurik Pedan ini akibat publikasi besar besaran dalam sekala Nasional untuk melestarikan kain batik. Kain lurik adalah kain tenun dengan hiasan atau lajur garis membujur. Menurut kepercayaan, setiap motif kain lurik memiliki fungsi sendiri,pemanfaatan dari setiap motif juga berbeda beda. Masyarakat sampai saai ini masih menjaga tradisi tersebut untuk selalu ada dan menjadi budaya untuk mengembangkan tradisi tenun lurik ATBM ( Alat tenun bukan mesin ) ini.

Kondisi yang melemah sempat dirasakan pengrajin lurik tradisional di Kabupaten Klaten. Rendahnya perhatian Pemerintah dan minat masyarakat, apalagi kehadiran Industri tektil pascamodernisasi dengan gelontoran modal besar tahun 1978 menyebabkan tidak sedikit pengrajin alat tenun bukan mesin gulung tikar.

(24)

6

Permasalahannya, 90% dari ribuan petenun itu bekerja secara individual dan tidak memiliki akses untuk menjual produksi. Rata rata mereka menjual hasil tenunannya di pasar Cawas dan dibeli dengan harga murah ( Asti Mmusman. 158. 2015

Pada saat ini perkembangan tenun lurik di Desa Tlingsing sudah menjadi desa wisata tetapi untuk pengrajin tenun lurik banyak dari golongan orang tua atau orang sepuh, untuk penerus dari kalangan anak muda sangat kurang, dengan perkembangan saat ini yang kebenyakan anak muda tidak ingin susah, sedangkan kebudayaan harus juga belajar. dari hal tersebut mengakibatkan pemikiran panjang untuk tetap melestarikan tradisi tenun lurik sebagai salah satu budaya yang berada di daerah tersebut dengan melihat para penerus sanagat minim untuk mau belajar menenun sehingga tradisi dan budaya masih tetap ada dan dapat berkembang.

Pemanfaatan tenun lurik juga perlu di kaji ulang untuk kemajuan masyarakat khususnya para pengrajin dan umumnya masyarakat sekitar yang berkecimpung langsung maupun tidak langsung pada pemberdayaan tenun lurik tradisional. dari proses pembuatan atau produsi sampai proses penjualan dan pemanfaatan.

(25)

7

ada menjadi sebuah penelitian skripsi yang berjudul “ ANALISIS

PEMBERDAYAAN PRODUKSI TENUN LURIK

TRADISIONAL TERHASAP SOSIAL BUDAYA

MASYARAKAT DESA TLINGSING KECAMATAN CAWAS

KABUPATEN KLATEN “

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Terdapat faktor faktor melunturnya tradisi tenun lurik tradisional di Desa Tlinging Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

2. Adanya faktor faktor melunturnya kebudayaan terhadap kain lurik pedan di Desa Tlingsing Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten 3. Kurangnya pemanfaatan yang dirsakan oleh masyarakat dengan

adanya tenun lurik pedan di desa Tlingsing Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

C. Batasan Masalah

(26)

8

Klaten. Mengingat luasnya masalah maka peneliti hanya membatasi cara pembuatan dan upaya pemberdayaan tenun lurik yang ada, akan tetapi peneliti juga mencantumkan berbagai jenin kain lurik beserta makna pada setiap garis lurik yang berada di desa Tlingsing Cawas Klaten sebagai pengenalan dan acuan dalam pembahasan.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pemberdayaan produksi tenun lurik tradisional terhadap budaya masyarakat sekitar di desa Tlingsing, Cawas Klaten. Dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana produksifitas tenun lurik Desa Tlingsing Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

2. Apa saja upaya pelestarian kain lurik tradisional pada saat ini 3. apa hasil yang di capai dalam pelestarian kain tenun lurik

tradisional

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui cara produksi tenun lurik tradisional Desa Tlingsing Cawas Klaten

2. Mengetahui upaya pelestarian kain lurik tradisional pada saat ini 3. Mengetahui hasil yang di capai dalam pelestarian kain tenun lurik

(27)

9

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah

1. Manfaat secara teoritik

Secara teoritik penelitian diharapkan dapat memberikan

manfaat diantaranya: a) dapat menambah wawasan pengetahuan

tentang cara produksifitas tenun lurik tradisional di Desa Tlingsing

Cawas Klaten. b) dapat mengetahui upaya pelestarian kain lurik

tradisional pada saai ini. c) dapat mengetahui hasil yang dicapai dalam

pelestarian kain lurik tradisional. d) dapat mengetahui hubungan yang

terjalin pada kelompok pengrajin kain lurik tradisional.

2. Manfaat secaa praktis

Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi:

a. Bagi penulis

Bermanfaat sebagai bahan perbandingan antara teori teori

yang diperoleh di waktu kuliah yang berhubungan dengan judul

skripsi analisis pemberdayaan produksi tenun lurik tradisional

terhadap budaya masyarakat di Desa Tlingsing Kecamatan Cawas dan

(28)

10

b. Bagi pengrajin kain tenun lurik tradisional

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tenun lurik memang merupakan warisan dari nenek moyang berwujud budaya, tradisi adat istiadat yang terdapat didalamnya, kain bermotif garis yang mempunyai arti berbeda beda dan digunakan sesuai dengan arti dari motif setiap kain lurik tersebut. Berdasarkan isi bab 4 yang berupa hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah.

(30)

97

Implikasi yang dapat ditekankan dalam penenlitian ini yaitu bahwa tenun lurik dapat terus berkembang dan mempunyai inovasi produk melalui pengembangan desain dan motif, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tenun lurik. pemberdayaan masyarkat juga perlu ditingkatkan untuk menunjang keberlangsungan tenun lurik itu sendiri. Hasil akhir dari kain lurik merupakan karya kerajinan dan karya seni yang bernilai tinggi dan sering dihadirkan sebagai tambahan aksesoris pada tas, scraf(syal), sepatu, tempat tisu sarung bantal taplak meja dan masih banyak lagi inovasi-inovasi yang dapat dihasilkan, selain itu dapat menjadi produk ungulan yang dapat bersaing dalam pasar tekstil.

(31)

98

masyarkat desa tlingsing memang benar-benar ingin melestarikan tenun lurik tradisional.

Dalam upaya pelestarian budaya dan tradisi masyarakat Desa Tlingsing masih melaksanakan upacara tradisi mitoni yang ditujukan kepada wanita hamil yang umur kandungannya sudah 7 bulan. Untuk saat ini hanya itu yang masih dilaksanakan di desa tlingsing untuk kegiatan tradisi yang lainnya sudah tidak ada ataupun masyarakat tidak melaksanakannya.

Pembahasan terakhir menyangkut tentang faktor pendukung dan faktor penghambat, dua faktor ini mempengaruhi keberadaan dan kemajuan tenun lurik tradisional, apakah masih tetap bertahan atau hanya cukup sampai disini, tidak berlanjut ke generasi berikutnya sehingga menarik perhatian dan pemikiran semua kalangan tentang kelangsungan tenun lurik tradisional. untuk faktor-faktornya antara lain:

1. Faktor Pendukung

a. Masyarakat yang masih mempunyai semangat tinggi

b. Adanaya kerjasama penanaman modal

c. Dorongan dari pemerintah desa yang sangat tinggi d. Sistem penjualan yang mudah

(32)

99

2. Faktor Penghambat

a. Alat tenun yang butuh pembaharuan b. Alat tenun yang mahal

c. Tidak adanya pasar di desa tlingsing d. Persaingan antar pengrajin

e. Kualitas produk yang berbeda-beda

f. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang tradisi dan budaya

g. Melunturnya tradisi yang mengunakan lurik h. Tidak adanya generasi penerus (generasi muda)

B. Saran

(33)

100

Berdasarkan penelitian tersebut diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran untuk masalah pemberdayaan tenun lurik desa tlingsing yaitu:

1) Pemerintah daerah klaten perlu memfokuskan kepada generasi keahlian. generasi muda harus diberikan pengetahuan tentang kain lurik yang merupakan salah satu warisan kebudayaan turun temurun dari leluhur masyarakat kalten.

2) Pemerintah daerah harus dapat menjamin bahwa pengrajin tenun lurik dapat mencukupi kebutuhan kehidupan sehari hari

3) Adanya peraturan tertulis tentang pengunaan kain tenun lurik untuk seluruh masarakat klaten yang bertujuan untuk lebih mengenalkan kain lurik kapada seluruh masyarakat bawasannya kalten mempunyai kain khas yaitu kain lurik 4) Pemerintah desa yang ikut berkecimpung langsung pada

masyarakatnya harus memberikan dorongan dan motifasi kepada para pengrajin dan kepada generasi muda putra putri daerah yang utama.

(34)

101

6) Pemerintah desa segera mungkin merealisasikan keinginan dari masyarakat untuk kemajuan tenun lurik jangka panjang.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Asti Musman,2015. lurik ( pesona ragam dan filosofi). Yogyakarta. penerbit Andi

Bintarto, R. 1986.pengantar geografi. fakultas geografi UGM , Yogyakarta

Bintarto, R. 2007, metodologi penelitian sosial ( edisi revisi ). Jakarta pt Intan pariwara.

Budhihartono, 2009.sejarah kebudayaan indonesia: sistem sosial. Jakarta: rajawali pers

Dinas pariwisata dan kebudayaan Yogyakarta. 2008. prajurit kraton Yogyakarta, filosofi dan nilai budaya yang terkandung di

dalamnya. Yogyakarta

Djoemena, Nian S. 2000. lurik garis garis bertuah. Jakarta: penerbit Djambatan

Dr. R. Soekmono 1973. Pengantar sejarah kebudayaan indonesia 1. Kanisius . yogyakarta

Haris herdiansyah. 2012 metodologi penelitian kualitatif. Salemba humanika Catatan ketiga. Jakarta.

Heribertus sutopo, msc, msc, dh d. 1998. metodologi penelitian kualitatif 1. UNS surakarta

Irsan Azhary Saleh. 1986.industri kecil.Jakarta. LP3ES, anggota IKAPI

(36)

103

Koejanengrat .2002. manusia dan kebudayaan di indonesia. Jakarta. Djambatan

Kuntowijoyo.1999. budaya dan masyarakat. Yogyakarta : PT Tiara Wacana

Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Edisi revisi. Bandung : PT. Remaja rosdakarya.

Nanik werawati . 2012.Seri kebudayaan satu peralatan tradisional jawa . kepel press. Yogyakarta

Ngunyn Thi Kiue Oanh. 2015. perubahan nilai nilai tenun lurik dikecamatan cawan kabupaten klaten ( studi kasus desa tlingsing dan desa mlese). tesis S2, program studi kajian budaya. Surakarta. Universitas Sebelas Maret

Pambudu tika. 1997.Metode penelitian geografi. Jakarta : rineka cipta

Suseno, SJ, Frans Magnis, 1984.etika jawa. Jakarta: penerbit Djambatan

Sutiyono, 2013.proses kebudayaan jawa. Yogyakarta: graha ilmu

(37)

104

INTERNET

Fariha ilyas. 2015. kerajinan tenun lurik klaten jawa tengah. http/

www.google.yangdi akses 28 november 2016

Referensi

Dokumen terkait

Apakah disekitar tempat tinggal ibu/bapak alat kontrasepsi tersedia dengan lengkap (pil, suntik, IUD/AKDR, implan/susuk)b.

Bantuan biaya pendidikan Bidikmisi diberikan sejak mahasiswa baru ditetapkan sebagai penerima Bidikmisi di perguruan tinggi, yaitu :.. Program Sarjana (S1) dan/atau Diploma IV

Penerapan langkah-langkah intervensi sesuai rekomendasi WHO dalam rangka peningkatan keberhasilan penggunaan obat termasuk antibiotika secara rasional belum berjalan dengan

Epidural hematom utamanya disebabkan oleh gangguan struktur duramater dan pembuluh darah kepala biasanya karena fraktur.Akibat trauma kapitis,tengkorak retak.Fraktur yang

Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Priantinah dkk (2012) persepsi karyawan tentang peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan dan katalisator Dalam pencapaian

administratif. 5) Kecocokan sebagai sumber penerimaan daerah ( suitability as local revenue source ) ini berarti haruslah jelas Pendapatan Asli Daeraha daerah mana

game “ Happy Sibling ” diharapkan dapat membantu anak bersama orang tua dalam mengatasi konflik antar saudara agar tetap sehat. Laporan ini berisi tentang hasil penelitian

Samekto (2006) menyebutkan bahwa kompos membantu tanah yang miskin hara menyediakan unsur hara yang dibutuhkan semai dengan lebih baik, memperbaiki struktur tanah sehingga