• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL - Politeknik Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL - Politeknik Negeri Padang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN

KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

Cipto Prabowo,MT

1)

, Zurnawita, MT

2)

1)

Teknik Komputer, Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang, Padang

Kompleks Kampus Politeknik Negeri Padang Jalan Limau Manis Padang

2)

Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang, Padang

Kompleks Kampus Politeknik Negeri Padang Jalan Limau Manis Padang

Email : cipto_prabowo@yahoo.com

1)

, zurnawita@gmail.com

2)

Abstrak

Sistem Monitoring Ruangan Kelas pada suatu Institusi Pendidikan membutuhkan beberapa piranti pengukuran (suhu, kelembaban dan kualitas cahaya) yang terletak pada beberapa ruangan. Piranti-piranti ini secara langsung mengirimkan data ke server sehingga membentuk suatu jaringan sensor. Piranti-piranti ini terhubung secara nirkabel, permasalahan muncul dikarenakan banyaknya piranti wifi terpasang pada titik-titik yang berdekatan dengan piranti pengukuran ditambah dengan piranti wifi bergerak seperti handphone maupun laptop sehingga menimbulkan interfensi sinyal pada masing-masing piranti yang berakibat lemahnya sinyal wifi selain juga ditimbulkan oleh penghalang-penghalang fisik seperti tata letak ruangan, tata letak furnitur (lemari kayu maupun besi) dan pembatas ruangan (tembok, kayu, kaca)

Dengan menerapkan seleksi kanal, pengaturan tata letak piranti dan jaringan mesh statik dapat meningkatkan kekuatan sinyal wifi sehingga kualitas pengiriman data menjadi lebih bagus, yang ditunjukkan dengan nilai QoS yang tinggi.

Kata kunci : seleksi kanal, jaringan mesh statik, wifi, jaringan sensor, QoS

1. Pendahuluan

Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran di dalam ruang kelas adalah suasana yang nyaman, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ruang kelas. Kondisi yang sangat mempengaruhi suasana pembelajaran tersebut antara lain kuat cahaya serta suhu dan kelembaban dalam ruangan [1]. Agar kondisi suatu ruangan kelas dapat diketahui setiap saat sehingga kenyamanan mahasiswa tidak terganggu dalam proses pembelajaran maka diperlukan suatu sistem pemantauan atau monitoring.

Penerapan sistem monitoring ruang kelas berbasis jaringan nirkabel pada wilayah kampus sangat diperlukan untuk memangkas kebutuhan bahan baku terutama kabel, hal ini dikarenakan area jangkauan yang sangat luas dan berjarak saling berjauhan, tetapi permasalahan timbul dikarenakan banyaknya piranti nirkabel yang beredar di sekitar kampus, seperti akses point, handphone, laptop, dan lain-lain sehingga wilayah udara kampus dipenuhi dengan piranti yang menggunakan frekuensi yang sama yaitu 2,4-5 GHz, akibatnya kemungkinan terjadinya interfensi antara masing-masing piranti dapat terjadi sehingga mempengaruhi kecepatan atau throughput dari piranti tersebut.

Selain itu dikhawatirkan data yang terkirim dari sensor ke server mengalami perubahan atau penundaan yang tidak diharapkan.

Kualitas suatu jaringan diukur berdasarkan nilai Quality of Service-nya, yaitu kinerja jaringan didasarkan atas

(2)

Pada penelitian ini topologi jaringan yang digunakan adalah memadukan antara jaringan ad-hoc dan infrastruktur, piranti sensor sampai dengan server terhubung secara nirkabel.

Penelitian terdahulu melakukan pengujian throughput didasarkan pada jarak akses poin [2], pengujian kinerja jaringan (throughput, jitter, delay dan packet loss) didasarkan oleh tata letak akses poin [3], mengestimasi interferensi sinyal pada jaringan sensor [4], pengujian kualitas video streaming pada jaringan nirkabel [5]. Pada penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hubungan jarak, halangan dan penggunaan kanal terhadap kualitas sinyal penerimaan pada perangkat wifi serta kualitas data yang diterima.

2. Tinjauan Pustaka

Suatu perangkat yang melakukan komunikasi data menggunakan jaringan wlan dan Bluetooth mengakibatkan terjadinya interferensi dari kedua sinyal tersebut sehingga kualitas throughput menjadi rendah, sehingga untuk meminimalisir inteferensi tersebut diperlukan pengaturan jarak antara user, acces point dan perangkat Bluetooth. Pada penelitian ini Asep hanya menggunakan 1 acces point dan 1 perangkat Bluetooth (handphone) dan 1 user (laptop) dan jarak diatur secara horizontal saja sehingga pengaruh jarak vertikal belum diperhatikan dan jika terdapat jaringan wifi dan Bluetooth lebih dari 1 belum dilakukan pengujian.[2]

Kualitas jaringan nirkabel sangat dipengaruhi oleh jarak host dengan piranti wifi (Akses Poin) dan piranti wifi sekitar. Dalam penelitiannya nilai terbaik packet loss pada proses streaming video didapatkan pada jarak host terdekat dengan piranti wifi dan pada lingkungan tanpa wifi selain wifi sumber. [3]

Kualitas sinyal Wifi yang diterima user tergantung pada kondisi lingkungan, pada lingkungan terbuka memiliki kualitas lebih baik karena faktor penghalang relative kecil, sedangkan pada ruang tertutup memiliki kualitas paling rendah dikarenakan banyak penghalang sehingga sinyal mengalami refleksi yaitu sebagaian cahaya diserap, dipantulkan atau kombinasi keduanya sehingga kualitas sinyal sampai ke user menjadi lemah, difraksi ketika gelombang radio tidak bisa menembus halangan, dan scattering yaitu sinyal akan dihamburkan ke segala arah, pengaruh ini menimbulkan penguatan atau pengurangan kekuatan sinyal. Kekuatan sinyal sangat dipengaruhi jumlah halangan serta konstruksi material yang ada disekitar lokasi perangkat wifi.[4]

Pada penelitian diatas belum secara jelas mendapatkan pengaruh topologi yang digunakan terhadap kualitas penerimaan sinyal dan kualitas data yang diterima. Maka pada penelitian ini akan dilakukan penerapan topologi jaringan yang berbeda, yaitu topologi infrastruktur dan perpaduan topologi ad-hoc dan infrastruktur

QoS (quality of Service) adalah ukuran kualitas transmisi dan kemampuan pelayanan pada suatu jaringan. Kualitas transmisi suatu jaringan meliputi Loss(jumlah paket yang tidak diterima disbanding dengan jumlah paket yang ditransmisikan), Delay (waktu yang dibutuhkan suatu paket dari pengiriman ke tujuan hingga dikirimkan kembali ke sumber pengirim), variasi Delay atau jitter (perbedaan waktu antara delay) [5]

3. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan 2 penggunaan topologi yang berbeda pada 2 lokasi yang berbeda. Pada pengujian pertama digunakan topologi jaringan infra struktur dengan memvariasikan tata letak akses poin, seperti terlihat pada gambar 1. Pada pengujian ini akan diambil data RSSI (Indikator kuat sinyal penerimaan) dan data delay dengan variasi jarak serta halangan antara server, akses poin dan host.

Kemudian pada pengujian kedua akan menggunakan topologi infrastruktur dan ad-hoc seperti terlihat pada gambar 2. Pada pengujian ini akan didapatkan data packet loss dan delay.

(3)

Gambar 1. Pengujian 1

Gambar 2. Pengujian 2

Pada gambar 2 antara server dengan AP1 terhubung secara infra struktur sedangkan antar AP1, AP2 dan AP3 terhubung secara ad-hoc.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada pengujian 1 didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 1. Pengujian 1

AP POSISI RSSI Data

VERTIKAL HORISONTAL (dBm) (detik)

1 0 1 -49 <1

1 0,5 1 -39 <1

1 0,5 5 -56 <1

1 0 5 -65 <1

1 1 10 -72 <1

1 0 10 -72 <1

25 m

(4)

Pada tabel terlihat bahwa semakin jauh jarak host dengan akses poin akan menghasilkan nilai RSSI semakin turun dan halangan sangat mempengaruhi kualitas penerimaan sinyal, hal itu terlihat pada posisi verikal 0 yaitu antara host dan akses poin posisi sejajar tetapi antara keduanya terdapat halangan kaca dan kayu menghasilkan nilai RSSI lebih jelek disbanding host yang posisi vertikalnya 0,5 (posisi host lebih tinggi dari akses poin dan tidak terhalang kaca dan kayu. Pada jarak yang jauh antara host, server dan akses poin diperlihatkan bahwa semakin jauh dan semakin banyak halangan tidak hanya mengurangi kualitas sinyal penerimaan tetapi juga mempengaruhi waktu penerimaan data.

Pada pengujian ke 2 diperlihatkan pada tabel 2.

Tabel 2. Pengujian 2

Pada pengujian 2 menggunakan topologi infrastruktur dan ad-hoc terbukti dapat memperbaiki waktu penerimaan data, dengan jarak >25 meter dan halangan yang banyak menghasilkan waktu penerimaan kurang dari 1 detik.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Semakin jauh jarak mempengaruhi kualitas kekuatan sinyal

b. Perubahan chanel tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan sinyal

c. Semakin banyak halangan mempengaruhi kualitas kekuatan sinyal dan waktu penerimaan data d. Jarak dan halangan tidak mempengaruhi kualitas data

Untuk mendapatkan data yang lebih valid lagi maka diperlukan beberapa saran sebagai berikut a. Kualitas Jaringan pada jaringan yang lebih besar

b. Topologi Adhoc murni c. Perangkat wifi yang berbeda

(5)

Daftar Pustaka

[1] Shaughnessy, Ulla Haverinen, Shaughnessy, Richard J, 2015, Effects of Classroom Ventilation Rate and Temperature on Students Test Scores, Journal PLOS ONE

[2] Insani, Asep, 2011, Pengaruh Performansi Akibat Interferensi Pada Sistem Bluetooth dan WLAN 802.11B, Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 9 No. 4

[3] Hasad, Andi, Paronda, Abdul Hafid, 2015, Analisis Data Rate dan Interferensi Wifi Pada VideoStreaming Melalui Jaringan Bluetooth Piconet Pervasive, Journal of Electrical dan Electronics Vol.3 No. 2

[4] Razak, Irawati, Ulfiah, Farchia, 2009, Studi Tentang Karakteristik Kualitas Sinyal Terhadap Profil Gedung Dengan Pemodelan Propagasi Radio Pada Sistem WLAN Indoor, Media Elektrik, Vol. 4 No. 1

[5] Cisco, 2005, Enterprise QoS Solution Reference Network Design Guide, Cisco Press Book

Biodata Penulis

Cipto Prabowo, memperoleh gelar Sarjana (S.T.) Program Studi Teknik Elektro Institut Sains dan Teknologi “AKPRIND” Yogyakarta, lulus tahun 2000, memperoleh gelar Pasca Sarjana (M.T.), Program Studi Teknik Elektro Konsentrasi Sistem Isyarat dan Elektronika Universitas Gadjah Mada, lulus tahun 2005. Saat ini sebagai Staf Dosen pada Jurusan Teknologi Informasi Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Padang

Gambar

Gambar 1. Pengujian 1
Tabel 2. Pengujian 2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah karya berupa aplikasi yang memuat konten-konten lokal dari Kotamobagu, dimana aplikasi ini memanfaatkan Firebase sebagai

Untuk moda transportasi rel yang mempunyai pemisahan hierarki sebagian atau sepenuhnya (LRT, RRT dan RGR), dapat dikatakan bahwa moda tersebut dapat mewakili moda

Kualitas hidup bagi orang yang sedang sakit dapat diartikan pada seberapa besar orang tersebut mampu berjuang dan bertahan dengan penyakitnya.Bagi orang yang

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dari ayam kampung yang mendapat energi protein yang lebih tinggi lebih baik dari ayam kampung yang mendapat ransum

Meskipun Meskipun perjalanan perjalanan perjuangan perjuangan kaum wanita di Orde Baru tidak mendapatkan hasil yang maksimal di era itu kaum wanita di Orde Baru

0engan cara mengisi kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasar- kan teori dukungan keluarga dari ouse (, dalam /met, #) yang terdiri dari 1+

1) Jaringan jalan; arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang terhirarki membentuk satu sistem jaringan transportasi darat perkotaan. 2) Jaringan air bersih; kawasan

Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat terhadap ke-tiga bakteri uji Vibrio harveyi, Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio cholera , semua isolat probiotik B, C, G, dan