PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS V SD NEGERI
GUNUNGPRING 3 MUNTILAN
SKRIPSI
Di Susun Oleh :
Y.Sulasmi
101132056
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Bagi hati yang berani, tidak ada yang tidak mungkin.
Tetapi, bagi hati yang penakut, yang pasti pun akan
vii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS
V SD NEGERI GUNUNGPRING 3 MUNTILAN
Oleh: Y. Sulasmi
Sulasmi.Y, Peningkatan keaktifan dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Dengan Media Audio Visual Kelas V SD Negeri Gunungpring 3 Muntilan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.
Tujuan peelitian ini adalah untuk (1) Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. (2) Peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3semester genap tahun ajaran 2011/ 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keaktifan siawa dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 semester genap tahun ajaran 2011/ 2012, mengalami penigkatan seperti yang diharapkan. Hal tersebut terbukti dari kondisi awal keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia komperensi dasar mengidentifikasi unsur-unsur cerita tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 adalah 60 siklus pertama menjadi 70 dan dilanjutkan dengan siklus yang ke dua dan hasil keaktifan tersebut adalah 72. (2) Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 mengalami peningkatan. Dari konsisi awal prestasi belajar siswa dengan rata-rata kelas 68 dalam siklus pertama menjadi 70 dan dalam siklus kedua prestasi belajar tersebut adalah 75.
viii
ABSTRAK
IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT ACTIVITY AND INDONESIAN WITH AUDIO VISUAL MEDIA STATE CLASS V SD
GUNUNGPRING 3 MUNTILAN
Oleh: Y. Sulasmi
Sulasmi.Y, Increased activity and Achievement Learn Indonesian With Audio Visual Media V Class 3 Muntilan Gunungpring Elementary School. Teacher Education Study Program Elementary School. Department of Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma.
Peelitian goal is to (1) increase student activity in learning Indonesian Basic Competence: identifying story elements (characters, themes, background, mandate) in class V SDN Gunungpring third semester of the school year 2011/2012. (2) Increasing student achievement in learning Indonesian Basic Competence: identifying story elements (characters, themes, background, mandate) in class V SDN Gunungpring 3semester even the academic year 2011/2012.
The results showed that (1) Motivation in learning Indonesian siawa Basic Competence: identifying story elements (characters, themes, background, mandate) in class V SDN Gunungpring third semester of the school year 2011/2012, having penigkatan as expected . This is evident from the initial conditions of active students in learning Indonesian komperensi identify basic story elements characters, themes, background, mandate) in class V SDN Gunungpring 3 is the first 60 cycles to 70 cycles, and followed by the second and the results of the activity was 72. (2) Student achievement in learning Indonesian Basic Competence: identifying story elements (characters, themes, background, mandate) in class V SDN Gunungpring 3semester even the academic year 2011/2012 has increased. From the beginning konsisi student achievement with average grade 68 in the first cycle to 70 and in the second cycle of learning achievement is 75.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
karuniaNYA sehingga skripsi yang berjudul “ PENINGKATAN KEATIFAN
DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA
AUDIO VISUAL KELAS V SD NEGERI GUNUNGPRING 3 MUNTILAAN
” telah dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
memperolah gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak lain baik berupa pengetahuan, bimbingan,
dorongan, dan kemudahan lainnya. Untuk itu, penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rohandi. Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G.Ari Nugrahanta S.J.,SS.,B.S.T.,M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang memberikan bantuan,
dukungan, dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs Adimassana selaku Koordinator Program Sarjana (S1) Kependidikan
bagi Guru dalam Jabatan
4. Dra. Haniek Sri Pratini M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan dorongan, bantuan, dan bimbingan yang sangat berguna dalam
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
2. Mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar ... 9
A. Jenis Plenelitian ... 22
B. Setting Penelitian ... 24
C. Rencana Tindakan ... 24
D. Pengumpulan Data ... 25
E. Instrumen Pebnelitian ... 29
F. Analisis Data ... 34
BAB IV PEMBAHASAN ... 36
A. Diskripsi Penelitian ... 37
B. Hasil Penelitian ... 37
BAB V PENUTUP ... 42
A. KESIMPULAN ... 46
B. SARAN ... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Metriks Pengembangan Instrumen Kisi-kisi Siklus I ... 29
Tabel 3.2 Metriks Pengembangan Instrumen Kisi-kisi Siklus II ... 31
Tabel 3.3 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ... 32
Tabel 3.4 Pedoman Skoring Tes Objektif dan Esay ... 33
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ... 36
DAFTAR LAMPIRAN
SILABUS PPR ... 50
Rencana Pelaksanaan pembelajaran PPR ... 55
Soal Evaluasi ... 65
Kunci Jawaban ... 70
Skor Prestasi ... 71
Nilai Keaktifan ... 72
Rekap Nilai Tes Formatif Silkus I dan Siklus II ... 73
Persentase dan Grafik Ketuntasan Belajar ... 74
Foto Kegiatan Apersepsi ... 75
Foto Kegiatan mengajar ... 76
Foto Kerja Kelompok ... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi (Departemen Pendidikan Nasional,
2003). Pengembangan kemahiran berbahasa Indonesia di sekolah
dilaksanakan melalui pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya
sastra ( Departemen Pendidikan Nasional, 2003)
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran yang penting sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Hal ini
dapat dibuktikan dengan diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia di
sekolah dasar dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam
Ujian Akhir Nasional. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat
keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, berbicara dan
menyimak. Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan
yang sangat erat karena salah satu keterampilannya dapat meningkatkan
keterampilan menyimak, disamping meningkatkan keterampilan
menyimak, dapat juga meningkatkan keterampilan berbicara.
Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan yang
melibatkan aspek kognitif. Menurut Tarigan (1980) menyimak adalah
proses kegiatan mendengarkan lambang- lambang lisan dengan penuh
perhatian pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh pembicara secara tersirat. Informasi yang diterima oleh
penyimak tidak semata- mata mudah dipahami karena harus mengerahkan
daya kognitifnya sehingga penyimak dapat menerima, memahami,
menganalisis, dan merespon semua hal yang telah disimak. Proses
pembelajaran menyimak setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
belajar dan mengajar yang terdiri dari menjelaskan, mengemukakan
pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga tugas guru adalah
mendorong siswa untuk mengemukakan pandangan dan pendapatnya.
Oleh karena itu, siswa akan terbiasa memperhatikan, memahami, dan
menanggapi secara kritis pembicaraan orang lain.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V pada tanggal 22
Februari 2011, pukul 10.00 WIB di SDN Gunungpring 3 tahun ajaran
2011/ 2012. Menurut guru yang mengajar, siswa kelas V SDN
Gunungpring 3 tahun ajaran 2011/ 2012 mengalami kesulitan dalam
kompetensi dasar untuk mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar,
dikarenakan mereka belum bisa memahami alur cerita dari cerita yang
yang disajikan oleh guru atau dari sumber lainnya seperti buku cerita atau
buku paket. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata pelajaran
Bahasa Indonesia adalah 60 dan di kategorikan nilai yang rendah .
Peneliti juga melakukan pengamatan di kelas V SDN Gunungpring 3
tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 24 Februari pada pukul 10.00 WIB.
Menurut pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia yang berlangsung, hanya beberapa siswa yang aktif sehingga
masih banyak terdapat siswa yang asyik dengan dunianya sendiri
misalnya, ada yang melamun, ada yang mainan penggaris, dan lain-lain.
Adapula beberapa siswa yang aktif tetapi hanya aktif untuk melucu saja
bukan mengarah kepada materi yang dibahas. Jika mengerjakan tugas
yang diberikan guru ada beberapa siswa yang kurang berantusias
mengerjakannya terbukti mengerjakannya tidak maksimal dan ada yang
melihat pekerjaan teman sebelahnya serta saat menulis ada yang sambil
tidur-tiduran. Saat guru berdiskusi tentang jawaban dari materi yang
dibahas banyak siswa yang diam saja, tetapi jika ditunjuk guru siswa mau
bersuara dan maju ke depan kelas untuk menuliskan jawabannya.
Potret pembelajaran bahasa Indonesia di SDN Gunungpring 3
memperlihatkan pembelajaran dinilai tidak penting, tidak menarik, tidak
mengesankan oleh beberapa siswa kelas V tahun ajaran 2011/2012. Potret
situasi pembelajaran bahasa Indonesia tersebut memberikan tantangan
bahasa Indonesia agar menarik bagi siswa dan mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan berbagai
media yang bervariasi.
Dengan melihat masalah tersebut di atas, peneliti mencoba
menawarkan media audio visual sebagai solusi pemecahan masalah
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
sehingga tercapai hasil belajar yang lebih optimal. Alasan peneliti
menggunakan media audio visual adalah karena media audio visual dapat
digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Bahan
pembelajaran akan lebih jelas maksud dan maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai pembelajaran.
Pemanfaatan media audio visual juga membantu siswa meningkatkan daya
serap terhadap informasi yang berupa materi pelajaran sehingga siswa
dapat mencapai kompetensi dasar dalam mengidentifikasi unsur-unsur
cerita (tokoh, tema, latar,amanat)
Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui
peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pelajaran bahasa Indonesia
pada kompetensi dasar mengidentifikasi unsur-unsur cerita
(tokoh,tema,latar,amanat) melalui keterampilan menyimak dengan media
audio visual kelas V SDN Gunungpring 3 tahun ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar,
amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3.
2. Bagaimanakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur cerita ( tokoh, tema,
latar, amanat) pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: mengidentifikasi unsur-unsur
cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V SDN
Gunungpring 3.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: mengidentifikasi
unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) pada siswa kelas V
SDN Gunungpring 3.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan
supaya siswa dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan saat
2. Bagi guru
Penggunaan media audio visual ini merupakan media pembelajaran
yang dapat digunakan guru sebagai alternatif untuk digunakan dalam
berlangsungnya proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Penggunaan media audio visual dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa di sekolah.
4. Bagi peneliti
Penelitian dalam penggunaan media audio visual ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman baru sehingga memberikan motivasi
untuk selalu mengembangkan media pembelajaran lain yang dapat
mengaktifkan siswa.
5. Bagi dunia pengetahuan
Semakin bersemangat dan terus berkarya dalam menemukan media
pembelajaran lain yang berguna bagi dunia pendidikan.
E. Definisi Operasional .
1. Keaktifan belajar adalah keaktifan siswa dalam menggunakan
keterampilan menyimak dengan penggunaan media audio visual
sebagai alat memahami materi pelajaran bahasa Indonesia untuk
mengidentifikasi unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) siswa
2. Prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai siswa dalam perolehan
skor siswa yang didapat dari hasil tes objektif sebanyak 15 butir
pilihan ganda dan 5 essay untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
terhadap materi Bahasa Indonesia terkait dengan mengidentifikasi
unsur-unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) dalam siklus I dan
siklus II di SDN Gunungpring 3.
3. Media pembelajaran adalah media yang digunakan oleh guru sebagai
perantara untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan
oleh guru pada siswa yang terdapat dalam siklus I dan siklus II SDN
Gunungpring 3.
4. Media audio visual adalah media yang dapat membantu siswa dalam
memahami materi yang disajikan oleh guru kepada siswa kelas V
SDN Gunungpring 3.
5. Keterampilan menyimak adalah salah satu keterampilan penting yang
dalam melibatkan kognitif sehingga harus dikuasai siswa untuk
mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) dari
Legenda Candi Prambanan dan Legenda Tangkuban Perahu tercermin
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Keaktifan Siswa Bahasa Indonesia
Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Jika siswa sudah menanamkan hal
ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan lamanya waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Pembelajaran
kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Pembelajaran menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar . Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
2. Ciri-ciri Keaktifan
Dalam penelitian ini, Peneliti mendefinisikan beberapa ciri-ciri
keaktifan siswa dalam sebuah pembelajaran. Dengan kata lain peneliti
ciri-ciri seorang anak yang memiliki keaktifan dalam belajar atau proses
pembelajaran di tunjukan dengan beberapa hal,antara lain :
1. Memperhatikan penjelasan guru saat proses belajar mengajar
berlangsung
2. Mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh
3. Keikutsertaan/keaktifan siswa dalam bertanya tentang materi baik
kepada guru, teman atau kelompok lain.
4. Berprestasi dalam diskusi kelas/ kelompok
5. Menghargai perbedaan pendapat saat proses belajar mengajar
berlangsung.
Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut peneliti, penggundaan media Audio Visual dalam belajar
bahasa indonesia sangatlah efektif dan dapat membuat siswa lebih
berkonsentrasi dalam sebuah proses belajar mengajar. Penggunaan media
ini di tekankan pada keaktifan siswa untuk berfikir dengan menggunakan
apa yang telah didengar dan di lihat oleh siswa. Siswa menjelaskan apa
yang telah dilihat dan didengar secara berkelompok. Dengan demikian
siswa mengerti dengan sendirinya apa yang akan dijelaskan oleh guru.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata
yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai
arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar,
ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing
permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih
jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk
memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian
prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa
pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah,
1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam
Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian
akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau
B. MEDIA AUDIO VISUAL
Menurut Susanna (2003:38) media audio visual adalah suatu
media yang terdiri atas media visual yang disinkronkan dengan media
audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara
guru dengan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Dapat diartikan
juga bahwa media audio visual merupakan perpaduan yang saling
mencakup antara gambar dan suara yang dapat menggugah perasaan dan
pemikiran bagi yang menonton.
Peneliti akan membahas tentang peran media film dan gambar
bersuara dalam pendidikan yang bersumber dari film anak dan gambar
yang disertai dengan penjelasan secara lisan. Seberapa jauh film dan
gambar bersuara dapat menjadi penunjang materi dalam mengidentifikasi
unsur-unsur cerita dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Menurut Riyanto (1982) kepraktisan media audio visual
dibandingkan dengan sarana-sarana pendidikan yang lain yaitu:
a. Media audio visual dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki setiap
anak didik, karena memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
b. Media audio visual dapat melampaui batsan ruang dan waktu
c. Media audio visual sangat memungkinkan terjadinya interaksi langsung
antara anak didik dengan lingkungannnya
d. Media audio visual memberikan keseragaman pengamatan, persepsi
e. Media audio visual dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
kongkret, dan realitas.
f. Media audio visual membangkitkan keinginan dan minat baru
g. Media audio visual memberikan pengalaman yang intergral dari yang
kongkret sampai yang abstrak
4. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Menurut Sufanti (2010: 13), mata pelajaran bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek-aspek: (1) mendengarkan; (2) berbicara; (3)
membaca; (4) dan menulis. Kemudian komponen kemampuan berbahasa
adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia dengan memanfaatkan empat aspek berbahasa yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dengan materi non
sastra. Sedangkan kemampuan bersastra adalah kemampuan yang
menuntut siswa untuk kegiatan apresiasi dan ekspresi dengan materi sastra
yang meliputi kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
karya sastra.
1. Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Achin (1981:2) menyimak adalah suatu rangkaian
proses kognitif mulai dari proses identifikasi tingkat fonologis,
morfologis, sintaksis, dan sematik sampai dengan keterlibatan
aktif indera, khususnya alat-alat pendengaran. Menyimak
a. Tahap interpretasi yaitu kemampuan menafsirkan hal –
hal yang didengar. Tanda ini menandai apakah seseorang
memahami atau tidak terhadap apa yang didengarnya
b. Tahap evaluasi yaitu kemampuan untuk memutuskan
sesuatu berdasarkan informasi yang didengar. Tahap ini
menandai kemampuan seseorang tentang bagaimana
menggunakan informasi.
c. Tahap reaksi yaitu apa yang didengar dan bagaimana
informasi itu dinilai oleh penyimak ditindaklanjuti
dengan reaksi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk menginterpretasikan, mengevaluasi,
dan memberikan reaksi terhadap informasi secara lisan.
2. Pengembangan Kemampuan Menyimak Bahasa Indonesia
Menurut Norton (Setyaningsih 2000:17), mengemukakan
beberapa kegiatan untuk mengembangkan kemampuan
menyimak, yaitu:
a. Menyimak untuk menangkap ide pokok
Pembelajaran dapat berupa kegiatan siswa untuk
mengungkapkan kembali dengan menggunakan kata-kata
b. Menyimak untuk menangkap detail-detail penting
Kegiatan menyimak ini membutuhkan konsentrasi yang baik
dari penyimak. Pengembangan kemampuan menyimak ini
menuntut kemampuan untuk mengingat, menghubungkan,
dan menganalissis secara baik informsi -informasi yang
disimak.
c. Menyimak untuk memahami urutan peristiwa
Kegiatan menyimak dapat dilakukan dengan mengarahkan
siswa untuk menemukan urutan peristiwa, menemukan antar
peristiwa secara berurutan.
d. Menyimak untuk membuat prediksi
Kegiatan menyimak ini dilakukan dengan cara
mengembangkan daya imajinasi siswa. Kreativitas siswa
digali untuk membuat prediksi yang sesuai dengan informasi
yang disimak.
3. Tujuan Menyimak Bahasa Indonesia
Menurut Tarigan (198:28) terdapat delapan tujuan menyimak,
yaitu:
a. Menyimak untuk belajar. Menyimak yang dimaksud
adalah memperoleh pengetahuan dari pembicaraan.
Misalnya siswa menyimak cerita “ Bawang Merah dan
b. Menyimak untuk menikmati suatu keindahan melalui
indera pendengaran. Menyimak ini lebih ditekankan pada
kenikmatan terhadap suatu dari materi yang
diperdengarkan dalam bidang seni. Misalnya
mendengarkan sandiwara radio.
c. Menyimak untuk mengevaluasi materi simakan.
Menyimak yang dimaksud adalah agar siswa dapat
menilai hal-hal apa saja yang disimak
d. Menyimak untuk mengapresiasikan materi simakan.
Menyimak yang dimaksud agar siswa dapat menilai
hal-hal apa saja yang disimak
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide –ide sendiri.
Menyimak yang dimaksudka agar siswa dapat
mengkomunikasikan idei-ide atau gagasan-gagasan,
perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar.
f. Menyimak dengan maksud dan tujuan agar orang itu
dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.
g. Menyimak agar siswa mampu memecahkan masalah
secara kreatif dan analisis
h. Menyimak persuasif, menyimak untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang
4. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Menyimak Bahasa
Indonesia
Menurut Achsin (1981:5) ada tiga faktor yang menghambat
dalam menyimak sebagai berikut:
a. Keterbatasan fasilitas
Belum tersedianya alat perekam yang memadai, kondisi
ruang belajar yang belum menunjang pengajaran
menyimak, dan jumlah siswa yang besar
b. Faktor perhatian dan kebiasaan siswa
Perhatian, daya tahan, dan kebiasaan siswa dalam
menyimak kurang. Hal ini berhubungan dengan masalah
pengolahan kelas di dalam interaksi belajar mengajar
khususnya menyimak
c. Faktor kebahasaan
Faktor kebahasaan sebagai faktor utama penghambat
dalam pengajaran menyimak. Faktor yang mulai dari
mengenali bunyi di tingkat fonologis, kata, kalimat,
wacana sampai kepada menangkap, menyimpan isi
ujaran serta daya tangkap hasil simakan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor
yang mempengaruhi menyimak adalah keterbatasan fasilitas, faktor
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Prihantini (2008:30), bertujuan untuk
ini membahas perbedaan keefektifan pembelajaran struktur kalimat
majemuk menggunakan media permaianan acak kata dan media papan
tulis siswa kelas VI SD N 1 Pandansari dan SD N Sidoagung Kebumen
Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah dengan media papan tulis
terlihat dari nilai uji-t sebesar 6,49 dan menggunakan media permainan
acak kata mengalami peningkatan yang signifikan dari uji-t sebesar 21,83.
Setelah uji-t terbukti bahwa t-observasi lebih besar dari pada t-tabel yaitu
(13,86 > 2,68). Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sruktur
kalimat majemuk dengan media permainan acak kata lebih berhasil dari
pada menggunakan media papan tulis.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010:59), bertujuan untuk
mengetahui keinginan bertanya pada saat siswa mengikuti proses
pembelajaran, untuk mengetahui peningkatan kemampuan bertanya siswa
setelah pelajaran berlangsung, dan untuk mengetahui penyebab siswa
malas untuk bertanya pada siswa sekolah dasar dengan metode tanya
jawab dengan bantuan media film peristiwa alam. Hasis analisis sikap
siswa dan keinginan bertanya siswa yaitu siswa memiliki keinginan
bertanya yang besar, hanya beberapa siswa keinginan bertanya tersebut
lebih mudah diungkapkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Hasil analisis
kuisioner menunjukkan bahwa penyebab siswa malas untuk bertanya
Penelitian yang dilakukan oleh Yuana (2010:28), bertujuan untuk
meningkatkan keterlibatan dalam kemampuan bertanya, kemampuan
menjawab pertanyaan, mencatat pembelajaran, mengajukan usul dan
saran, mengerjakan tugas secara tuntas, membuat kesimpulan, menyajikan
presentasi, mengajukan kritik, ikut serta diskusi kelompok dengam media
LKS pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDK Kalasan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semua indikator dalam keterlibatan siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui media LKS rata-rata
mencapai 73%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan media LKS dapat meningkatkan keterlibatan
siswa secara aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009:61), bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan siswa kelas IV A dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw di SD N Ringinanom
2 Magelang. Setelah peneliti menggunakan pendekatan kooperatif teknik
jigsaw maka keaktifan siswa mengalami peningkatan pada masing-masing
siklus menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa sebesar 75%
apabila dibanding kondisi awal sebesar 20,8%. Penggunaan model
kooperatif teknik jigsaw terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa
kelas IV A dalam pembelajaran IPS di SD N Ringinanom 2 Magelang.
Penelitian yang dilakukan oleh Maryudani (201034), bertujuan
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS
Berdasarkan data meliputi distribusi nilai tes prestasi belajar setiap akhir
siklus. Data menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan nilai
rata-rata mencapai 8.00 dengan KKM 6.1. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa teknik mind mapping dapat digunakan sebagai alternatif
teknik pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Meningkatkan preatasi belajar siswa kelas V SDN Tidar Magelang.
D. Kerangka Berpikir
Penelitian ini memilih siswa kelas V SDN Gunungpring 3 serta
guru bahasa Indonesia sebagai subyek penelitian. Permasalahan yang
diangkat pada penelitian ini mengenai proses belajar mengajar yang masih
cenderung berpusat pada guru dan adanya beberapa siswa yang kurang
aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia misalnya tidak mendengarkan
penjelasan guru, maianan penggaris, melamun dan lain-lain. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan media audio
visual untuk pembelajaran bahasa indonesia.
Dengan menggunakan media audio visual diharapkan siswa akan
aktif dalam proses belajar mengajar, siswa tidak bosan dengan media yang
terbatas digunakan guru. Dalam pembuatan media audio visual diperlukan
beberapa tahap yaitu: mencari kompetensi dasar yang sulit untuk siswa
kelas V, mewawancarai guru dan mengamati kelas saat pembelajaran
bahasa Indonesia, mencari film anak yang disukai siswa kelas V,
pembuatan kisi-kisi soal, rpp, silabus, dan mengujikan kepada siswa kelas
kompetensi dasar: mengidentifikasi unsur- unsur cerita (tokoh, tema, latar,
amanat) siswa kelas V SDN Gunungpring 3 semester genap tahun ajaran
2010/ 2011 akan meningkat.
Dengan Penggunakan Media Audio Visual diharapkan keaktifan
atau komunikasi atar siswa dapat terjalin sehingga prestasi belajar akan
lebih maksimal dan banyak siswa yang mencapai kelulusan kompetensi
dasar tersebut.
E. Hipotesis Tindakan
1. Penggunaan media Audio Visual dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada
siswa kelas V SDN Gunungpring 3.
2. Penggunaan media Audio Visual dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada
21 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu bentuk penelaahan melalui refleksi diri yang melibatkan guru dengan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan peserta didik tersebut.
Menurut oleh Kemmis (1992), Penelitian tindakan kelas memiliki empat
tahapan yaitu Planning (rencana), Action (tindakan), Observation
(pengamatan) dan Reflection (refleksi). Tahapan-tahapan ini berlangsung
secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Penelitian ini
mempunyai masalah yang dihadapi yaitu masih rendahnya keaktifan dan
prestasi belajar siswa dalam bahasa Indonesia kompetensi dasar :
mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat). Oleh
karena itu, peneliti bermaksud memberikan alternatif kepada guru dalam
penggunaan media audio visual untumeningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa kelas V SDN Gunungpring III semester genap tahun ajaran
2011/2012. Berikut ini adalah bagan siklus penelitian tindakan kelas
B. Setting Penelitian
1. Tempat peneltian
Penelitian ini akan dilaksanakan di V SDN Gunungpring 3 yang
beralamat di Sabran, Gunungpring, Muntilan, Magelang.
2. Subjek penelitian
Subyek penelitian yang dilaksanakan di SDN Gunungpring 3 pada
siswa kelas V yang berjumlah 28 orang pada semester genap tahun
ajaran 2011/2012.
3. Objek penelitian
Obyek penelitian ini adalah penggunaan media audio visual dalam
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia kompetensi dasar: mengidentifikasi unsur-unsur
cerita (tokoh, tema, latar, amanat) semester genap tahun ajaran 2011/
2012.
C. Rancangan Penelitian
1. Persiapan
Sebelum mengadakan penelitian tindakan kelas peneliti mengadakan persiapan antara lain:
Peneliti mengurus ijin sekolah untuk melakukan penelitian di
SDN Gunungpring 3
Peneliti melakukan wawancara dan observasi dengan guru dan
Peneliti melakukan identifikasi masalah berdasarkan hasil
wawancara dan observasi kelas V SDN Gunungpring 3 Muntilan.
Peneliti melakukan penyusunan rencana penelitian yang
dituangkan dalam siklus I dan siklus II yang dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
Peneliti melakukan penyusunan silabus, RPP, dan LKS dengan
penggunaan media audio visual.
Peneliti melakukan persiapan alat dan media pembelajaran.
D. Rancangan Setiap Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan ( Planning)
Guru membuat silabus, RPP, dan LKS untuk pembelajaran.
Guru menyiapkan alat dan media untuk pembelajaran.
Siswa mendapatkan LKS yang dibagikan guru.
Siswa menyimak “ Legenda Candi Prambanan” yang ditayangkan
oleh guru.
Siswa mengerjakan LKS tentang “ Legenda Candi Prambanan”
yang sudah disimak.
Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.
Siklus I diakhiri dengan evaluasi.
b. Pelaksanaan (Acting)
Kegiatan awal
- Apersepsi: Siswa dan guru bertanya jawab mengenai film anak
yang disukai.
- Siswa menceritakan tentang film anak yang disukai.
Kegiatan Inti
- Siswa menyaksikan film “ Legenda Candi Prambanan” .
- Siswa di bagi dalam kelompok, setiap kelompok berjumlah 4- 5
orang.
- Siswa mendiskusikan mengenai tokoh dan watak tokoh, tema,
latar serta tema amanat dari film “ Legenda Candi Prambanan” .
- Siswa memilih sikap positif dari tokoh/watak tokoh dan amanat
yang diteladani dari film “ Legenda Candi Prambanan” dalam
kehidupan sehari – hari.
- Siswa merancang suatu slogan mengenai amanat yang
diteladani dari film “ Legenda Candi Prambanan”
Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
- Evaluasi
- Tindak lanjut
c. Observasi (Observing)
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran lengkap tentang proses pembelajaran yang
terjadi antara guru dan peserta didik. Peneliti juga dapat mengamati
secara langsung perkembangan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (Reflecting)
Mengidentifikasi kesulitan – kesulitan dan hambatan pada siklus
1
Membandingkan skor rata-rata dengan kondisi awal dan target
akhir
Menilai apakah dalam siklus 1 peningkatan keaktifan belajar dan
prestasi belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan atau belum. Jika belum mencapai target pembelajaran
akan dilanjutkan pada siklus I, pembelajaran tetap dilanjutkan
pada siklus II untuk pemantapan keberhasilan.
2. Siklus II
a. Perencanaan ( Planning)
Peneliti membuat silabus, RPP, dan LKS untuk pembelajaran.
Peneliti menyiapkan alat dan media untuk pembelajaran.
Siswa mendapatkan LKS yang dibagikan guru.
Siswa menyimak film yang ditayangkan oleh guru.
Peneliti mengamati siswa yang mengerjakan LKS.
Siklus II diakhiri dengan evaluasi.
b. Pelaksanaan (Acting)
Kegiatan awal
- Salam, doa, presensi.
- Apersepsi: Siswa dan guru tanya jawab mengenai film anak
yang tidak disukai.
- Beberapa siswa menceritakan tentang film anak yang tidak
disukai.
Kegiatan Inti
- Siswa menyaksikan film “ Tangkuban Perahu”.
- Siswa di bagi dalam kelompok, setiap kelompok berjumlah 4- 5
orang.
- Siswa mendiskusikan mengenai unsur-unsur cerita (tokoh, tema,
latar, dan amanat) dari film “Tangkuban Perahu”.
- Siswa memilih sikap positif dari watak tokoh dan amanat yang
diteladani dari “Tangkuban Perahu” dalam hidup di sekolah dan
di rumah.
- Siswa menyusun niat-niat yang harus dilakukan maupun
dihindari dari “Tangkuban Perahu” sudah ditonton.
- Siswa merancang suatu poster yang terinspirasi dari film
Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
- Evaluasi
- Tindak lanjut
- Salam dan doa
c. Observasi (Observing)
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran lengkap tentang proses pembelajaran yang
terjadi antara guru dan peserta didik. Peneliti juga dapat mengamati
secara langsung perkembangan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (Reflecting)
Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dan hambatan pada siklus II.
Membandingkan skor rata-rata dengan kondisi awal dan target
akhir.
Menilai apakah dalam siklus II peningkatan keaktifan belajar dan
prestasi belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan atau belum. Jika belum mencapai target pembelajaran
pada siklus II dihentikan Jika belum mencapai target
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen penelitian,
yaitu nontes untuk mengukur keaktifan siswa, dan tes untuk mengukur
prestasi belajar siswa. Dari instrumen ini diharapkan dapat diperoleh data
yang mendukung penelitian dan dapat diketahui hasil keterampilan
menyimak mata pelajaran bahasa Indonesia dalam penggunaan media
audio visual.
1. Tes
Dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen penelitian tes
yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Penelitian ini
menggunakan 15 soal objektif dan 5 soal essay untuk setiap siklus I
dan siklus II.
Kisi-kisi soal siklus I disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Matrik Pengembangan Instrumen Kisi-Kisi Instrumen Siklus I
Sedangkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II peneliti juga membuat
kisi-kisi soal. Kisi-kisi tersebut disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Matrik Pengembangan Instrumen Kisi-Kisi Instrumen Siklus II
5.2.4 Menyimpulkan inti
Menyimak 5.2.2 Menyimpulkan amanat
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan berkaitan dengan subyek yang diteliti dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yaitu data keaktifan belajar dan data kuantitatif yaitu data
prestasi belajar siswa. Setelah berakhirnya siklus, siswa diberi lembar
angket untuk mengetahui kepuasan dan kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran. Tidak hanya itu, peneliti juga melakukan wawancara
terhadap guru tentang perkembangan belajar siswa. Peneliti juga
melakukan observasi saat pembelajaran berlangsung. Semua ini
dilakukan supaya peneliti dapat mengetahui triangulasi data dari siswa,
guru maupun peneliti sendiri apakah data tersebut memiliki kesimpulan
yang sama atau tidak. Jika memiliki kesamaan maka tiangulasi data dapat
berhasil. Sebaliknya jika diantara 3 sumber data tersebut ada yang tidak
memiliki kesamaan maka bisa diteliti kembali apakah media yang
digunakan berhasil atau tidak.
Peneliti membuat penilaian keaktifan belajar siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang di jabarkan dalam Tabel 3.3 sebagai
berikut.
5.2.7 Menentukan judul dari
suatu cerita
10,11,12
5.2.8 Menentukan alur suatu
cerita
Tabel 3.3 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
No Keaktifan
Matrik Kriteria
Siklus 1 Siklus 2
Observasi Tes Objektif observasi Tes Objektif
Sedangkan untuk mendapatkan nilai pada Tes Objektif maka peneliti
membuat pedoman untuk menilai Tes Objektif tersebut yang disediakan pada
Tabel 3.4 sebaghi berikut.
Tabel 3.4 Pedoman Skoring Tes Objektif Dan Essay
Jenis Skor per item Jumlah skor
Tes Objektif Bila benar mendapat skor 1
Bila salah mendapat skor 0
15 soal x 2 = 30
Essay Skor 4 jika siswa menjawab dengan logis,
tepat, lengkap dan menggunakan pilihan
kata yang baku sesuai EYD
Skor 3 jika siswa menjawab dengan
logis,tepat, dan pilihan kata yang yang
baku sesuai EYD
Skor 2 jika siswa menjawab dengan logis,
lengkap dan pilihan kata yang kurang
baku tidak sesuai dengan EYD
Skor 1 jika siswa menjawab tidak logis,
kurang tepat, kurang lengkapm dan tidak
menggunakan kata yang baku sesuai EYD
5 soal x 4 = 20
Pedoman nilai akhir Jumlah skor PG + Essay
5
3. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini adalah teknik deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Terdapat dua data
dan data nilai siswa dalam menjawab 15 soal objektif dan 5 soal essay
yang terkait dengan materi pada setiap siklusnya.
a. Analisis Keaktifan Siswa
Indikator yang digunakan untuk menganalisis keterlibatan siswa
yaitu:
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung
b. Siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sunguh
c. Keaktifan siswa dalam bertanya tentang materi baik kepada
guru teman atau kelompok lain
d. Siswa berpartisipasi dalam diskusi kelas
e. Siswa menghargai perbedaan pendapat
Dalam pembelajaran, siswa akan digolongkan dalam kategori
siswa pasif, terlibat aktif, dan terlibat sangat aktif berdasarkan
ketentuan (1) jika siswa hanya terlibat atau memenuhi satu/dua
indikator, maka termasuk siswa yang tidak aktif. (2) Apabila siswa
memenuhi tiga/empat indikator keterlibatan, maka siswa itu tergolong
siswa yang aktif, dan (3) jika siswa itu memenuhi lima indikator, maka
siswa tersebut termasuk siswa yang sangat aktif.
b. Analisis Prestasi Belajar Siswa
Analisis terhadap prestasi belajar dilakukan dengan cara
menghitung nilai jawaban benar dari 15 butir soal objektif dan 5 soal
dari jumlah jawaban siswa yang benar, skor maksimal 30. Sedangkan
soal essay dinilai berdasarkan: (4) jika siswa menjawab dengan logis,
tepat, lengkap dan menggunakan pilihan kata yang baku sesuai EYD ,
(3) jika siswa menjawab dengan logis,tepat, dan pilihan kata yang yang
baku sesuai EYD, (2) jika siswa menjawab dengan logis, lengkap dan
pilihan kata yang kurang baku tidak sesuai dengan EYD, (1) jika siswa
menjawab tidak logis, kurang tepat, kurang lengkapm dan tidak
menggunakan kata yang baku sesuai EYD.
4. Indikator keberhasilan
Pada teknik analisis data untuk mengetahui prestasi belajar
diperoleh 15 soal objektif yang valid disetiap siklusnya, sedangkan 5
soal essay yang diujikan setiap siklusnya hanya untuk mengetahui
apakah soal yang dibuat oleh peneliti dipahami oleh siswa atau tidak.
Perstasi belajar tersebut dilihat dari KKM sekolah yaitu 68.
KKM tersebut disepakati oleh rapat dewan sekolah yang mengacu
pada Kanisius dan berpatokan sesuai tingkat pemahaman siswa secara
keseluruhan. Sedangkan untuk mengetahui keaktifan belajar, peneliti
melakukan wawancara kepada guru pengampu bahasa Indonesia kelas
V SDN Gunungpring 3 semester genap tahun ajaran 2011/2012 untuk
menanyakan kisi – kisi keaktifan belajar siswa di dalam kelas. Kisi-
kisi keaktifan belajar yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru
dituangkan dalam instrumen keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu,
pencapaian nilai-rata-rata dari keaktifan dan prestasi belajar yang
dituangkan dalam tabel 3.5 dibawah ini :
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan
Variabel Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Keaktifan 60
pemetaan waktu yang di jabarkan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
1.
DeskripsiSDN Gunungpring terletak di kecamatan Muntilan,
kabupaten Magelang. Letaknya yang cukup jauh dari pusat kota
sedikit banyak mempengaruhi dinamika belajar-mengajar di
sekolah ini. Kesadaran akan media elektronik sebagai sarana
pembelajaran masih relatif rendah. Sekolah sebagai penyedia
utama sumber belajar dirasa belum cukup memadai. Dalam hal ini,
sarana multimedia sebagai alternatif pembelajaran yang lebih
menarik dan interaktif. Penelitian ini ditunjukkan dalam rata-rata
nilai keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yaitu 60 dan nilai
rata-rata prestasi belajar siswa 68 di jadikan kondisi awal
penelitian.
B. Hasil Penelitian
1. Rincian Hasil Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat penelitian
(lembar pengamatan keaktifan siswa), serta perangkat
pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, bahan ajar, soal
Selain itu, peneliti juga mempersiapkan perlengkapan
pembelajaran seperti : laptop dan LCD proyektor untuk
memutar film Legenda Candi Prambanan dan Legenda
Tangkuban Perahu.
b. Pelaksanaan
- Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis
10 Mei 2012. Proses kegiatan pembelajaran menyimak
dilaksanakan di ruang kelas dengan pemutaran film legenda
Candi Prambanan. Bahan ajar kemudian dibagikan kepada
masing-masing kelompok. Pada kegiatan awal, guru
memberi salam pada siswa kemudian salah satu siswa
memimpin doa untuk membuka kegiatan pembelajaran.
Setelah doa, guru memberikan motivasi kepada siswa serta
gambaran materi yang akan dibahas, dan juga tujuan dari
pembelajaran.
Kegiatan dilanjutkan dengan memutar film Legenda
Candi Pranmbanan. Setelah film selesai diputar, siswa yang
terdiri dari 28 orang dibagi menjadi 6 kelompok untuk
mengerjakan LKS. LKS berisi pertanyaan tentang tokoh
dan penokohan serta sifat tokoh yang baik atau tidak baik.
Setelah itu siswa membuat kesimpulan dan
Kegiatan akhir, guru dan siswa membuat
kesimpulan bersama, dilanjutkan refleksi. Kegiatan ditutup
dengan doa.
- Pertemuan 2
Pertemuan dua dilaksanakan hari Rabu 16 Mei
2012, dengan pemutaran film Legenda Tnagkuban Perahu.
Dibuka dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan doa.
Setelah itu tujuan pembelajaran hari ini disampaikan.
Setelah film selasai diputar, siswa dibagi menjadi 6
kelompok untuk mengerjakaan LKS yangberisikan
pertanyaan mengenai unsur cerita, yang dilanjutkan
menyimpulkan cerita, serta membuat poster. Siswa
mempresentasikan hasil kerjanya dan menyimpulkan
hasilnya bersama guru. Siswa kemudian mengerjakan soal
evaluasi dan guru memastikan agar siswa tidak ada yang
mencontek.
Pada akhir pelajaran guru melakukan refleksi
mengenai kesulitan yang mungkin dialami selama proses
pembelajaran. Pembuatan poster dilakukan setelah itu.
Proses ditutup dengan doa. Dalam siklus 1 mendapatkan
nilai keaktifan belajar 75 dan nilai rata-rata prestasi belajar
c. Observasi
Pada pertemuan pertama, siswa terlihat sangat antusias saat
menonton film. Namun ketika sampai pada tahap pengerjaan
soal, mereka mulai terlihat malas-malasan. Pertemuan kedua
antusiasme lebih baik dari pertemuan pertama.
d. Refleksi
Pertemuan 1 secara keseluruhan berjalan dengan lancar,
sesuai rencana ynag telah dipersiapkan. Hanya saja tahap
pengerjaan soal tidak sesuai harapan.
Pertemuan 2 bisa dibilang lebih sukses daripada pertemuan
1. Semua berjalan sesuai rencana dansiswa terlihat lebih
antusias.
2.
Deskripsi Hasil Siklus IISiklus dua dilaksanakan pada tanggal 22 Mei dan 25 Mei
2012. Format materi masih sama, yaitu pemutaran film. Judul film
yang diputar Tangkuban Perahu.
Kelompok siswa yang dibentuk pada siklus ini tidak sama
dengan siklus sebelumnya. Rincian kegiatannya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Peneliti memperbaiki perangkat pembelajaran, RPP dan
LKS. Peneliti juga memperbanya rubrik penilaian siswa.
b. Pelaksanaan
Dilaksanakan hari Selasa tanggal 22 Mei 2012, dan
berfokus pada sifat-sifat tokoh yang patut dan tidak patut
ditiru. Dalam pembelajaran ini media yang digunakan
adalah laptop dan LCD proyektor. Film yang diputar pada
pertemuan ini adalah Tangkuban Perahu. Setelah film
selesai, siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan anggota
masing-masing 5 anak. Siswa kemudian mengerjakan LKS
untuk kemudian dipresentasikan. Siswa terlihat
bersemangat saat mempresentasikan hasil kerjanya.
Setelah presentasi selesai, guru dan siswa membuat
kesimpulan mengenai sifat-sifat apa saja yang perlu
dicontoh maupun dihindari dari tokoh yang terdapat dalam
cerita. Kesulitan yang didapat selama proses pembelajaran
berlangsung juga direfleksikan. Proses belajar ditutup
dengan menyanyikan lagu Maju Tak Gentar.
- Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan Jumat 25 Mei 2012.
Seperti biasa, pembelajaran dibuka dengan salam dan doa.
Secara proses, hal yang dilakukan hamper sama dengan
pertemuan 1. Memutar film, dilanjutkan dengan pengerjaan
LKS, kemudian didkusi untuk membahas isi cerita. Setelah
itu dilanjutkan dengan pengerjaan soal evaluasi. Guru
pengerjaan. Dalam siklus II mendapatkan nilai keaktifan 77
dan nilai rtata-rata prestasi belajar 79.
c. Observasi
Siswa terlihat sangat antusias, dan termotivasi untuk
mendapatkan nilai yang lebih baik. Hanya saja, jam
pembelajaran melebihi waktu yang telah ditentukan.
d. Refleksi
Siswa terlihat lebih senang dan antusias dalam proses di
siklus ini, Namun ini berakibat situasi kelas menjadi tidak
terkendali. Sekalipun demikian, hasil pembelajaran dalam
siklus ini lebih meningkat. siklus dihentikan karena
penggunaan media ini diras berhasil dengan bukti
meningkatnya prestasi belajar siswa.
3.
Hasil Keaktifan SiswaKondisi awal, nilai rata-rata keaktifan siswa adalah 60.
Hasil dari siklus 1 rata-rata naik menjadi 75. Siklus 2 menunjukkan
peningkatan kagi dengan nilai 77.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas dapat
diketahui bahwa pada siklus I proses kegiatan pembelajaran belum
menampakkan hasil yang optimal seperti yang diharapkan oleh peneliti.
Peningkatan keaktifan dan prestasi yang diperoleh siswa dalam tes
hanya 43 % atau 12 siswa dari 28 siswa. Sehingga masih terdapat 57 %
atau 16 siswa yang belum mencapai atau menguasai materi.
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian pada Siklus I tersebit
peneliti melakukan penguatan lebih lanjut pada Siklus II dengan tujuan
agar keaktifan dan prestasi yang diperoleh siswa lebih meningkat. Pada
Siklus II mendapatkan hasil yang lebih baik. Terdapat peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar yang diperoleh siswa dengan hasil prestasi
belajar 64% atau 18 siswa dari 28 siswa. Kenaikan yang signifikan ini
menunjukkan bahwa proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti berhasil. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil Rekap Ketuntasn Belajar Bahasa Indonesia
No Uiraian Siswa Yang Tuntas
Belajar
Siswa Yang Belum
Tuntas Belajar
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 Kondisi Awal 4 14% 23 86%
2 Siklus I 12 43% 16 57%
3 Siklus II 18 64% 10 36%
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihar adanya peningkatan ketuntasan belajar dari tiap
Siklus sebagai berikut.
1. Dari kondisi awal ke Siklus I terdapat peningkatan ketuntasan belajar
2. Dari Siklus I ke Siklus II terjadi kenaikan ketuntasan belajar sebesar 21 %.
3. Dari kondisi awal ke Siklus II mengalami kenaikan ketuntasan belajar
yang sangat Signifikan yaitu 50%.
Melihat hasil dari Siklus II maka Siklus dihentikan atau tidak
dilanjutkan lagi. Penelitian ini dihentikan karena indikator keberhasil;an
telah tercapai, untuk memperjelas hasil penelitian dapat dilihat pada Grafik
ketuntasan belajar siswa.
Grafik Prestasi Belajar (Tuntas Belajar)
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
GRAFIK KETUNTASAN BELAJAR
45
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada
siswa kelas V SDN Gunungpring 3. Peningkatan tersebut ditunjukkan
dengan nilai keaktifan yang diperoleh siswa. Dari kondisi awal nilai
keaktifan yang diperoleh siswa yaitu 60 dan siklus pertama menjadi 75
dan di teruskan siklus II meningkat lagi menjadi 77.
2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) pada
siswa kelas V SDN Gunungpring 3. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilai prestasi belajar yang didapat siswa, rata- rata kelas kondisi awal
adalah 68, dan siklus I mengalami kenaikan rata-rata menjadi 75 dan
siklus selanjutnya yaitu siklus II meningkat kembali menjadi 79.
B. SARAN
1. Bagi sekolah
Kemampuan siswa sekolah dasar kelas lima dalam menentukan unsur
intrinsik sangat tergantung dari contoh yang diberikan oleh guru.
46
percaya diri untuk menentukan sendiri pendapatnya. Guru dapat
memberikan contoh dengan menyajikan dengan media audio visual
atau dengan media-media yang lain. Dengan demikian unsur – unsur intrinsik dalam suatu cerita (tokoh, tema, latar, amanat).
2. Bagi guru
Guru harus kritis dalam menentukan film. Film yang mengandung
amanat yang baik, tidak mengandung unsur SARA dan sesuai dengan
perkembangan anak adalah film yang layak disajikan. Dengan
demikian anak dapat menerapkan amanat yang baik dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini hanya difokuskan pada analisis empat bagian unsur
intrinsik yaitu tokoh, tema, latar, dan amanat. Sedangkan unsur
intrinsik terdiri dari enam bagian. Untuk itu, agar penelitian ini lebih
optimal maka peneliti lain bisa mengangkat judul dari unsur-unsur
cerita yang lain seperti membahas unsur-unsur lain dari cerita seperti
47
DAFTAR REFERENSI
Achsin 1981. Pengajaran Menyimak. Jakarta: Depdikbud
Anwar 2007. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Dalam
Peningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14
Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Budiasih 2001. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia di Kelas Atas.
Hidayat 2010. PAIKEM. http://www.scribd.com/doc/32572123/1-PAIKEM.
Diakses tanggal 27 Oktober 2011 pukul 19.30 WIB.
Latuheru 1988. MEDIA PEMBELAJARAN. Jakarta:Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Maryudani 2010. Peningkatan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran IPS
dengan Teknik Mind Mapping Siswa kelas V SDK Kintelan 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2009/2010. Skripsi. PGSD. Yogyakarta: USD
Masijo 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius
Nurgiyantoro 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
Prihatini 2008. Perbedaan Keefektifan Pembelajaran Struktur Kalimat Majemuk
Menggunakan Media Permainan Acak Kata dan Media Papan Tulis Siswa
Kelas VI SDN Pandansari dan SDN 2 Kebumen Jawa Tengah Tahun Ajaran
48
Riyanto 1982. Manfaat Audio Visual Dalam Proses belajar Mengajar. Bandung:
Angkasa
Sufanti 2010;13. Kemampuan Berbahasa Indonesia dan kemampuan Bersastra
Indonesia . Jakarta. Depdiknas
Susanna 2003. Kemampuan Menyimak Dengan Media Audio Visual.Yogyakarta:
USD
Susanti 2010. Peningkatan Kemampuan Bertanya pada Pembelajaran IPA pada
Siswa Sekolah Dasar dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab dengan
Bantuan Media Film Peristiwa Alam. Skripsi. Pendidikan Fisika.
Yogyakarta: USD
Tarigan 1980. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:
Angkasa
Utami2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IVA dalam Pembelajaran IPS
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw di
SDN Ringinanom 2, Kecamatan Tempuran, Kabupaten magelang Tahun
Ajaran 2009/2010. Skiripsi. PGSD. Yogyakarta: USD
Widharyanto 2003. Student Active Learning Sebagai Salah Satu Pendekatan
Dalam KBK. Yogyakarta: USD
Widharyanto 2009. Modul: Bahasa Indonesia SD. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Wiratna Sujarweni 2008. Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta :
Global Media Informasi.
Yuana 2010. Peningkatan Keterlibatan Siswa dengan Media LKS dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDK Kalasan Yogyakarta
Semester Genap 2010/2011. Skripsi. PGSD. Yogyakarta: USD