• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan medis : studi kasus pada Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan medis : studi kasus pada Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Manajemen

 

Oleh :

Dimas Hendra Kurniawan NIM : 042214167

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

 

 

 

 

 

 

 

(5)

 

 

 

 

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

 

† Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan berkat

dan karunia Nya dalam kehidupanku

† Alamamater ku Sanata Dharma

† Bapak dan Ibu yang membimbing dengan cinta kasih,

dan selalu memberikan support, doa, serta kepercayaan

dalam setiap langkah hidup ku

† Kakak-kakak ku tercinta berserta keponakan-keponakan ku

yang senantiasa mendoakanku

† Keluarga besar Solo yang selalu memberikan support

† Dosen – dosen yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini

† Monamie u’re the best

† Semua teman-teman yang tidak dapat kusebutkan satu persatu

(7)

HALAMAN

 

MOTTO

 

 

Berdoa dan berusaha adalah kunci kesuksesan

 

Jangan pernah menyerah pada keadaan karena sesuatu yang

mustahil bagi kita, akan mungkin terjadi apabila kita percaya

kepada-Nya

(8)

ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN MEDIS

Studi kasus pada Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta

Dimas Hendra Kurniawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini lakukan untuk mengetahui profil para pasien dan pelayanan medis yang diberikan RS Mata Dr YAP kepada pasien dan untuk mengetahui apakah kinerja dari pelayanan medis tersebut dapat memenuhi harapan yang diinginkan para pasien.

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuesioner, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Dengan sampel sebanyak 50 responden dari pasien RS Mata Dr YAP. Kemudian untuk teknik analisis data penelitian, penulis menggunakan Analisis presentase dan Analisis kepuasan pelanggan (pasien).

(9)

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE IN-PATIENT SATISFACTION TO MEDICAL SERVICE.

A Case Study at Dr. YAP Eye Hospital Yogyakarta

Dimas Hendra Kurniawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research was done to know 1) The profile all medical service and patient given by Dr. YAP Eye Hospital to the patient and, 2) Whether the performance from the service could fulfill the expectation of patient.

This research used the questionnaire method, perception, interview, and documentation using sample as many 50 respondents from patient of Dr. YAP Eye Hospital. Then for the technique of analysis, the research used the percentage analysis and analysis of the customer satisfaction (patient).

Based of the data analysis, the research found that in patient profile the Dr. YAP Eye Hospital Yogyakarta was predominated by female patient, aged between 55 to 60 year old, graduated from high school, earned from the Rp. 500.000 to Rp. 1.000.000. In general performance from the medical service fulfilled the expectation of month patient. In the other word, the medical service Dr. YAP Eye Hospital satisfied the patients.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala penyertaan,

pendampingan, pengajaran, dan berkat yang dikaruniakan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Medis. Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata Dr.YAP Yogyakarta. Adapun Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu memberikan pengarahan, bimbingan, serta

motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses penyusunan

skripsi ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE, MBA selaku Kaprodi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dra. Diah Utari. BR., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran dalam membantu dan

(11)

5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran dalam membantu dan

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan ide, saran, dan tempat berdiskusi selama

penulis belajar di kampus tercinta ini serta karyawan sekretariat FE dan

perpustakaan terima kasih atas bantuannya.

7. Teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang telah banyak

membantu penulis dalam memberikan informasi dan melengkapi data yang

diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Pihak RS Mata Dr.YAP Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Kedua orang tua, kakak-kakak dan keponakan-keponakan saya yang selalu

memberikan dukungan, cinta dan doa sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini.

10. Keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan dan doa. Terima kasih

untuk semuanya.

11. Keluarga besar Solo yang selalu memberikan doa, dukungan, sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Monamie –Monica Atika Tyas Martanie Lova- yang selalu mendampingi, memberikan support, dengan setia menemani dan telah menjadi motivasiku

dalam menyelesaikan skripsi ini. Manete in me.

13. Anak-anak kontrakan Nandho, Mas Aga, Sendok, Akoor yang senantiasa

(12)

14. Anak-anak manajemen 04 (enggar, dian, soni, mala, niko, yor, harry, mara,

billy, fauzan, angga, catur, hima dkk). Thanks for everything., i love u all.

15. Temen-temen Kos Blok F Seturan Yogyakarta. Yang menemani ku begadang

untuk menyelesaikan skripsi ini.

16. Untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini, saya mengucapkan banyak terima

kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

sangat banyak kekurangan, oleh sebab itu dengan segenap kerendahan hati penulis

mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna memberikan referensi

dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak.

Yogyakarta, 8 September 2009

Penulis,

Dimas Hendra Kurniawan

 

 

 

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... iii

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……….. 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Batasan Masalah……… 4

D. Tujuan Penelitian………... 4

E. Manfaat Penelitian……… 4

F. Sistematika Penulisan……… 5

BAB II LANDASAN TEORI……… 7

A. Pentingnya Pemasaran……….. 7

B. Manajemen Pemasaran………. 9

C. Kepuasan Pelanggan………. 16

(14)

E. Jasa pelayanan Rumah Sakit…..……… 19

F. Pelayanan Medis……… 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 22

A. Jenis Penelitian……… 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 22

C. Subyek dan Obyek Penelitian………. 22

D. Variabel Penelitian………. 23

E. Pengukuran……… 23

F. Jenis dan Sumber Data……….. 24

G. Metode Pengumpulan Data……… 25

H. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.. 25

I. Pengujian Instrumen Penelitian……….. 26

J. Teknik Analisis Data……….. 28

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan………. 30

1. Sejarah Singkat Berdirinya RS Mata Dr YAP …….. 30

2. Lokasi RS Mata Dr YAP ……….. 34

3. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan………. 34

4. Jenis Pelayanan RS Mata Dr YAP………. 35

5. Fasilitas Rawat Inap RS Mata Dr YAP ………. 37

BAB V Analisi Data dan Pembahasan……… 40

A. Hasil Pengujian Instrumen (Kuesioner) Penelitian….. 40

(15)

C. Derajat Kepentingan Pasien Rawat Inap Terhadap

Pelayanan di RS Mata Dr YAP……….. 44

D. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap RS Mata Dr. YAP……….. 46

E. Pembahasan……… 55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 60

A. Kesimpulan……… 60

B. Saran……….. 60

C. Keterbatasan Penelitian………. 62

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL V.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Terhadap Variabel Harapan Pasien………. 41 TABEL V.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Terhadap

Variabel Kinerja Tenaga Kesehatan……….. 42 TABEL V.3 Karakteristik Responden……… 43 TABEL V.4 Rerata Skor Derajat Kepentingan Responden

Terhadap Pelayanan di RS Mata DrYAP ……… 45 TABEL V.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kesigapan

Dokter Dalam Merawat Pasien ………. 46 TABEL V.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan Dokter Dalam Menanggapi

Keluhan Pasien ………... 47 TABEL V.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Komunikasi

Dokter Dengan Pasien……….... 48 TABEL V.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Perhatian

(17)

TABEL V.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kesiapan

Perawat Dalam Membantu Pasien……… 49 TABEL V.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Keadaan

Kesehatan………. 50 TABEL V.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kebersihan

LingkunganPerawatan……….………. 51 TABEL V.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap

Ketenangan Dan Keamanan Rumah Sakit..………….. 52 TABEL V. 13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap

Kelengkapan Obat-Obatan………. 52 TABEL V.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kelengkapan

Perawatan……… 53 TABEL V. 15 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Kuesioner

LAMPIRAN 2 : Tabulasi Data Kuesioner LAMPIRAN 3 : Analisis Data Kepuasan Pasien

LAMPIRAN 4 : Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Harapan LAMPIRAN 5 : Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Kinerja LAMPIRAN 6 : Karakteristik Responden

(19)

Rumah sakit merupakan organisasi yang menyelenggarakan upaya

kesehatan terutama penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan bagi setiap

pasien yang datang untuk berobat. Dalam upaya penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan bagi setiap pasien, rumah sakit dituntut untuk dapat

menjalankan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin kepada pasien sehingga

mereka memperoleh kepuasan secara maksimal.

Perkembangan rumah sakit pada dasarnya adalah suatu proses yang secara

langsung dipengaruhi oleh tiga kemungkinan perkembangan yaitu: perkembangan

sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, kemajuan bidang teknologi

kedokteran, dan tuntutan profesionalisme manajemen khususnya manajemen

rumah sakit. Rumah sakit bertujuan untuk menyembuhkan atau kuratif, parliatif

atau mengurangi penderitaan kemudian berkembang untuk mencapai tujuan

seperti upaya preventif, promotif dengan jalan melibatkan orang banyak dalam

kontak organisasi perusahaan pada umumnya.

Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit seperti jasa lazimnya

yang dihasilkan suatu industri umumnya, industri jasa khususnya. Rumah sakit

sebagai industri jasa sangat khas, dan berbeda dibanding industri jasa lainnya

(20)

1. Rumah sakit mempunyai kelompok kerja dan satuan kerja dengan variasi

sangat berbeda, yang dicirikan oleh adanya aneka departemen yang

menerapkan ilmu atau minat tertentu, ini membutuhkan pengintegrasian

demi pencapaian tujuan secara optimal.

2. Peran profesi murni (true profession) dengan kemadiriannya dalam keputusan medik, tidak tunduk dalam peraturan manajerial pada

umumnya.

3. Berupa jasa judgment profesi yang mandiri sebagai input atau bahan baku disamping bahan baku dengan cirri harga mahal dan resiko besar sangat

dominan pengaruhnya terhadap sistem manajemen.

4. Kualitas pelayanan yang sulit diukur. Berbeda dengan organisasi atau

perusahaan jasa yang nyata, pemakai jasa dapat dan mampu menilainya.

Dalam jasa rumah sakit, khususnya jasa medik, pasien berada di pihak

yang lemah, dan mempercayakan dokter membuat keputusan pada dirinya.

5. Jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit, sangat relatife dan elastis

sifatnya.

6. Hal-hal lain yang digambarkan dalam kekomplekan masalah disuatu

rumah sakit, hingga membutuhkan manajemen yang lebih tangguh

dibandingkan manajemen industri pada umumnya.

Sedangkan dalam mengevaluasi jasa yang bersifat intangible, faktor-faktornya adalah :

a. Bukti langsung, meliputi fasilitas fisik perlengkapan, pegawai, dan sarana

(21)

b. Kehandalan yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

c. Daya tanggap yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk membantu

para pelanggan dalam memberikan pelayanan dengan tanggap.

d. Jaminan mencakup kemampuan atau kesopanan dan dapat dipercaya yang

dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan.

e. Empaty, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi

yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Dalam mengevaluasi kepuasan faktor-faktor penentu yang bisa digunakan

berupa kombinasi dari faktor-faktor penentu kepuasan terhadap produk dan jasa.

Umumnya yang sering digunakan konsumen adalah aspek pelayanan dan kualitas

barang dan jasa yang dibeli.

Dewasa ini semakin banyak rumah sakit yang didirikan yang bertujuan

untuk memberikan jasa pelayanan yang tentunya akan menambah pesaingan di

bidang jasa khususnya rumah sakit. Pasien yang harus menjalani rawat inap di

suatu rumah sakit pasti selalu menginginkan suatu bentuk pelayanan dan fasilitas

yang tentunya dapat menunjang kesembuhan pasien yang lebih cepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat suatu

(22)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP

Yogyakarta.

2. Bagaimana tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan medis

di Rumah Sakit Dr. YAP, Yogyakarta.

C. Batasan Masalah.

1. Pasien yang diteliti adalah pasien yang menjalani rawat inap.

2. Pasien yang diteliti adalah pasien yang berusia antara 25 sampai 60 tahun.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui profil para pasien dan pelayanan medis yang diberikan dari

Rumah Sakit Dr. YAP kepada pasien.

2. Untuk mengetahui apakah kinerja dari pelayanan medis tersebut dapat

memenuhi harapan yang diinginkan para pasien.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Dr.YAP

Mendapatkan informasi tentang bagaimana tanggapan pasien terhadap

pelayanan medis yang telah mereka berikan. Sehingga, informasi itu bisa

menjadi bahan refleksi guna memperbaiki pelayanan agar menjadi lebih

baik lagi.

2. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Menjadi bahan perbandingan dalam penelitian sejenis yang obyek

penelitiannya lebih luas dan menambah referensi perpustakaan kampus

(23)

3.   Bagi peneliti

Sebagai penerapan teori-teori yang pernah diterima selama perkuliahan,

menambah informasi dan pengalaman dalam memasuki dunia kerja.

F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini mengemukakan tentang pentingnya pemasaran

dalam sektor jasa, manajemen pemasaran, kepuasan pelanggan,

harapan dan kepuasan pelanggan, jasa pelayanan rumah sakit dan

pelayanan medis.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini mengemukakan mengenai jenis penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel

penelitian, pengukuran, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel, pengujian instrument penelitian, dan teknik analisi data,

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Rumah Sakit

(24)

visi, misi, dan tujuan, jenis pelayanan, fasilitas rawat inap, dan

struktur organisasi Rumah Sakit Mata Dr. YAP.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan tentang menganalisis data-data yang telah

dikumpulkan berdasarkan teknik analisi data yang sudah

ditentukan serta pembahasannya.

Bab VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan, saran

yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait serta

(25)

A. Pentingnya Pemasaran dalam sektor jasa

Untuk perusahaan jasa dalam melakukan pemasaran masih relatif

ketinggalan dibanding perusahaan pabrik. Kebanyakan perusahaan jasa

yang ukurannya kecil misalnya penjahit, panti pijat, salon kecantikan,

mereka berpendapat bahwa pemasaran sebagai hal yang mahal dan tidak

relevan. Perusahaan jasa lain seperti universitas dan rumah sakit yang

begitu banyak permintaan pada masa lalu sehingga mereka sampai kini

merasa perlu pemasar.

Philip kotler (1988; 455-456) mengemukakan bahwa dewasa ini

karena persaingan semakin ketat, biaya semakin meningkat, produktivitas

mengalami gangguan atau kemacetan, karena kualitas jasa menurun maka

semakin banyak perusahaan jasa yang mulai tertarik pada pemasaran.

Adapun beberapa tujuan dari sistem pemasaran adalah sebagai

berikut yaitu untuk memaksimumkan konsumsi, memaksimumkan

kepuasan konsumen, memaksimumkan pilihan, memaksimumkan mutu

hidup. Jadi masalah pemasaran perlu mendapat perhatian yang serius

dalam menghadapi persaingan saat ini. William J Staton (dalam Swastha,

1984;10) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

(26)

kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Pemasaran menurut Kotler (1997:8) adalah suatu proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan

produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain.

Kegiatan-kegiatan dalam pemasaran, semua ditujukan untuk

memberi kepuasan baik penjual maupun pembeli. Philip Kotler (1985;5)

mengemukakan bahwa pemasar adalah suatu proses sosial yang

memberikan kepada individu dan kelompok apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk-produk

dan nilai-nilai dengan individu dan kelompok lainnya.

Titik tolak disiplin pemasaran adalah terletak pada kebutuhan dan

keinginan manusia. Orang butuh makan, udara, air, pakaian, dan

perumahan untuk tetap hidup. Lebih jauh lagi orang mendambakan

rekreasi, pendidikan dan jasa lainnya. Mereka cenderung memilih dan

menyukai jenis barang dan jasa tertentu. Adapun pengertian kebutuhan

dan keinginan manusia sebagai berikut. Kebutuhan adalah suatu keadaan

akan sebagaian kepuasan dasar yang dirasakan dan disadari. Sedangkan

keinginan adalah hasrat untuk mendapatkan pemuas-pemuas tertentu untuk

(27)

B. Manajemen Pemasaran

1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen menurut Stoner (dalam Hani Handoko, 2001:8) adalah

sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen pemasaran menurut Kotler (2002:3) adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,

serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasional.

2. Konsep Pemasaran

Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang mengatakan

bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan social

bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 1996:7).

Berdasarkan apa perusahaan dalam organisasi melakukan kegiatan,

ada 5 konsep yang dapat dilakukan (Kotler, 1997:14) yaitu :

a. Konsep produk

Konsumen akan memilih produk yang menawarkan kualitas dan

prestasi paling baik serta keistimewaan yand dapat menonjol, oleh

karena itu organisasi harus merencanakan usaha terus menerus dan

(28)

b. Konsep produksi

Konsumen akan memakai produk yang tersedia dan sesuai dengan

kemampuan, oleh karena itu manajemen harus berkonsentrasi pada

peningkatan efisiensi produk dan distribusi.

c. Konsep penjualan

Konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, terkecuali

organisasi menjalankan usaha promosi dan penjualan secara agresif.

d. Konsep pemasaran

Kunci sukses untuk mencapai tujuan organisasi adalah pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan pemberian keputusan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para

pesaing.

e. Konsep pemasaran berwawasan/sosial

Konsep pemasaran kemasyarakatan menyatakan bahwa tugas suatu

organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari

pasar sasaran dan memberikan kepuasan serta memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat.

3. Manajemen Pemasaran Jasa

3.1. Pengertian Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak atau lebih kepada pihak lain, pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak meningkatkan kepemilikan

(29)

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan

salah satu pihak ke pihak lainnya secara prinsip intangiable dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Produktivitas bisa terkait dan bisa juga terikat pada suatu produk

fisik (Yasid, 2001:3).

3.2 Klasifikasi Jasa

Klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan 7 kriteria,

menurut Lovelock (dalam Tjiptono, 2004:8), yaitu :

a. Segmen pasar

Jasa dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir (misalnya

asuransi) dan jasa kepada konsumen organisasional (misalnya jasa

konsultasi, psikolog)

b. Tingkat keberwujudan

Jasa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : konsumen menyewa dan

menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif yang telah ditentukan

(rented good service), produk yang dimiliki konsumen diperbaiki dan dikembangkan serta dirawat oleh perusahaan jasa (owned goods service), jasa personal bersifat intangible yang ditawarkan kepada konsumen (non good service).

c. Ketrampilan penyedia jasa

Jasa dibedakan atas professional service (misalnya konsultan) dan

(30)

d. Tujuan organisasi jasa

Jasa dibedakan menjadi commercial service atau profit service

(misalnya bank) dan non profit service (misalnya rumah sakit). e. Regulasi

Jasa dibedakan atas regulated service (misalnya pialang) dan non regulated service (misalnya makelar)

f. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan

Jasa dibedakan menjadi high-contact service (misalnya pegadaian) dan

low-contact (misalnya bioskop) g. Tingkat intensitas karyawan

Jasa dibedakan menjadi equipment-based service (misalnya ATM), dan people-based service (misalnya satpam)

3.3 Karakteristik Jasa

Ada 4 karakteristik jasa yang membedakan dengan barang, meliputi

(Tjiptono, 1998:43) :

a. Tidak berwujud (intangibility)

Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar dan dicium sebelum

jasa itu dibeli.

b. Tidak dapat dipisahkan (Simultaneity of production and consumption)

Jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti

barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan,

(31)

c. Variabilitas (Heterogenitas)

Jasa sangat bervariasi tergantung pada waktu, tempat, apa yang sedang

dibutuhkan dan kepada siapa jasa tersebut ditawarkan.

d. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa tidak tahan lama dan tidak tahan disimpan karena dan kebutuhan

pasar yang sering berubah-ubah.

3.4 Kualitas Pelayanan Jasa

a. Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Wyckot (dalam Fandy Tjiptono, 2000) pengertian kualitas

pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan.

Kualitas pelayanan adalah suatu usaha untuk memuaskan

konsumen sehingga setiap upaya pengembangan kualitas harus dimulai

dari pemahaman terhadap persepsi dan kebutuhan konsumen

(Spencer,1994).

b. Kualitas Pelayanan Jasa

Sebuah penelitian yang dilakukan pada beberapa perusahaan jasa

menghasilkan sebuah pendekatan kualitas pelayanan yaitu

SERVQUAL. SERVQUAL memuat lima dimensi atribut jasa dalam

menentukan kualitas pelayanan jasa (Pasuraman, Zeithmal, dan Berry,

(32)

• Keandalan (reliability) : merupakan suatu kemampuan yang dapat diandalkan, akurat dan konsisten dalam mengerjakan jasa sesuai

dengan yang diinginkan konsumen atau pembeli jasa.

• Tanggapan (responsibility) : merupakan suatu kemampuan untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan segera.

• Jaminan (assurance) : mencakup kehandalan atau jaminan kompetensi, dapat dipercayai, kejujuran pemberi jasa, kepemilikan

kecakapan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengerjakan

jasa dan kredibilitas.

• Empati (emphaty) : merupakan suatu upaya imajinasi untuk mengenali kebutuhan konsumen.

• Bukti Fisik (tangible) : merupakan suatu penampilan fasilitas atau elemen-elemen fisikal, peralatan, personel, dan material-material

komunikasi dengan tujuan untuk memperkuat kesan tentang

kualitas, kenyamanan dan keamanan dari jasa yang ditawarkan

kepada konsumen.

c. Pengukuran Kualitas Pelayanan Jasa

Mengukur kualitas jasa berarti mengevaluasi atau membandingkan

kinerja suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan

terlebih dahulu. Dalam pengukuran kepuasan konsumen, ada 3 aspek

penting yang saling berkaitan yaitu : apa yang diukur, metode

(33)

Pengukuran seperti ini diharapkan dapat dilakukan secara

berkesinambungan agar dapat mengetahui setiap perubahan yang

terjadi dalam kaitannya dengan jaringan relasi yang berhubungan

dengan konsumen. Tetapi hingga saat ini belum ada ukuran tunggal

yang terbaik yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan

yang disepakati secara universal.

Melalui pengukuran Pasuraman, A.,et al. membuat skala

multi-item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan,

serta kesenjangan (gap) di antara keduanya dalam dimensi-dimensi

utama kualitas jasa. Pengukuran dapat dilakukan dengan Skala Likert

dimana responden tinggal memilih derajat kesetujuan atau

ketidaksetujuan atas pertanyaan mengenai kualitas jasa.

Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas jasa :

Skor kualitas jasa = skor kinerja – skor harapan

Skor kualitas jasa = skor derajat x (skor kinerja-skor harapan

kepentingan)

Skor kualitas jasa = (skor kinerja)

Skor kualitas jasa = skor derajat kepentingan dikalikan skor kinerja

Pengukuran kualitas jasa harus dilakukan dan disempurnakan

secara periodic. Jadi, tidak berarti kusioner yang sama diulang-ulang

terus setiap waktu, tetapi dikembangkan dan disesuiakan dengan

(34)

C. Kepuasan Pelanggan

1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang

diinginkan (Yamit, 2005;78).

Kepuasan pelanggan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan

dengan harapan yang diinginkan. (Tjiptono, 2002;24).

Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengikuti tingkat

kepuasan pelanggan. Kotler mengemukakan 4 metode (Tjiptono,

1996;146) yaitu :

a. Sistem kebutuhan dan saran

Sistem organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu

memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pelanggan untuk

menyampaikan saran, pendapat, keluhan mereka. Media yang

dipakai meliputi kontak saran, menyeadiakan saluran telephone

khusus, dan menyediakan kartu komentar.

b. Umumnya penelitian kepuasan pelanggan dilakukan melalui

metode survei, baik melalui pos, telephone, maupun wawancara

pribadi. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat

(35)

1. Directly Reported Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui

pertanyaan-pertanyaan

2. Derived Discatifaction

Pertanyaan diajukan menyangkut harapandan kinerja yang

dirasakan.

3. Problem Analysis

Responden diminta untuk mengungkapkan 2 hal pokok yaitu

mengenai masalah yang meeka hadapi berkaitan dengan

penawaran dari organisasi dan saran-saran untuk melakukan

perbaikan.

4. Importance-Performance analysis

Responden diminta untuk merangking berbagai elemen dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen.

Selain itu responden juga diminta merangking baik kinerja

setiap elemen tersebut.

c. Ghost shoping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan

beberapa orang yang berperan sebagai pelanggan, lalu mereka

menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan dari

(36)

d. Lost Customer analysis

Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang

telah berhenti atau beralih ke produk atau perusahaan lain yang

ingin diperoleh adalah informasi penyebab terjadinya hal tersebut.

D. Harapan dan Kepuasan Pelanggan

Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa factor,

diantaranya pengalaman kerja masa lampau, opini teman, informasi dan

janji perusahaan dan para pesaing. Ada beberapa factor utama penyebab.

Diantara beberapa factor penyebab itu ada yang dapat dikendalikan para

penyedia jasa. Penyedia jasa harus mengambil inisiatif agar dapat

memahami dengan jelas intruksi dari klien dan klien mengerti benar apa

yang akan diberikan oleh perusahaan.

Sebelum menggunakan jasa, pelanggan sering memiliki 4 skenario

jasa berbeda mengenai apa yang akan dialaminya, yaitu :

1. Jasa ideal

2. Jasa yang diharapkan

3. Jasa yang selayaknya diterima

4. Jasa minimum yang dapat ditoleransi

Apabila jasa minimal dapat ditoleransi yang diharapakan, lalu yang

terjadi sama dengan atau melampaui harapan tersebut akan timbul

(37)

terjadi kurang dari yang diharapkan maka akan timbul adalah

ketidakpuasan. Bila yang dharapkan adalah jasa minimum yang dapat

diterima maka semakin besar kemungkinan terjadinya kepuasan. Kadang

kala pelanggan memandang apa yang selayaknya ia terima, walaupun itu

berada pada tingkat yang rendah.

E. Jasa Pelayanan Rumah Sakit

1. Pengertian rumah sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No159 b/ MEN KES / PER /

II / 1988 beberapa pengertian rumah sakit :

a. Rumah Sakit adalah upaya kesehatan menyelenggarakan

kegiatan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk

pendidikan tenaga kesehatan.

b. Rumah Sakit Umum adalah Rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dan yang bersifat

dasar sampai denga subspesialistik.

c. Rumah Sakit Khusus adalah Rumah sakit yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis

penyakit tertentu.

d. Rumah Sakit Pendidikan adalah Rumah Sakit Umum yang

dipakai untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1,

(38)

2. Fungsi Rumah Sakit

a. Fungsi pelayanan intramural

Segala jenis kegiatan pelayanan medis dan menunjang yang

kesemuanya dilakukan dalam batas tembok rumah sakit seperti

pelayanan pengobatan dan penyembuhan kepada pasien secara

rawat jalan atau rawat inap. Penyelenggara pendidikan bagi para

tenaga medis.

b. Fungsi pelayanan ekstramural

Kegiatan dibidang kesehatan di masyarakat yang

penyelenggaraanya dapat secara hospital based atau diluar batas

rumah sakit. Sepeti pelayanan terpadu yang menyangkut program

KB, gizi, penyuluhan kesehatan masyarakat, proventif dan

pelayanan suportif, yaitu rumah sakit berusaha langsung dalam

masyarakat sehingga mengetahui kebutuhan nyata masyarakat

untuk meningkatkan kesehatannya.

F. Pelayanan Medis

Dr. Benyamin Lumenta (1989;15) mengemukakan bahwa pelayanan medis

adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit,

Karen upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang

dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanan

(39)

Pelayanan medis di negara kita telah cukup berkembang dan terus

dikembangkan agar lebih bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Sebagai

bagian yang penting dari keseluruhan sistem pelayanan medis khususnya

menjadi bidang kerja para dokter dibantu dengan para tenaga, para medis,

seluruh perangkat pelayanan medis berkisar pada tugas dan peran dokter

dan sangat terkait dengan bagian lain dan system pelayanan kesehatan,

bahkan dengan semua sector pembangunan lain.

Setelah memahami kebutuhan-kebutuhan akan pelayanan medis dan

memperhatikan tuntutan masyarakat. Maka dirancang yang dilaksanakan

pelayanan medis sesuai orientasi masyarakat, perilaku pasien dengan

perilaku dokter sebagai pelaksanan atau pembari jasa pelayanan medis.

Dan untuk mempertahankan mutu pelayanan itu diperlukan saat

mekanisme yang senantiasa menaksir dan menilai semua hasil pelayanan.

Untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelayanan baik dari segi

(40)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah studi kasus, yaitu

suatu penelitian terhadap objek yang populasinya terbatas, sehingga

kesimpulan yang ditarik terbatas hanya pada objek yang diteliti saja, jadi

tidak berlaku secara umum.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Jl. Cik

Di Tiro no 5 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian pada bulan Juni-Juli 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian :

Para pasien rawat inap di Rumah Sakt Mata Dr. YAP, Yogyakarta,

dimana para pasien itu sendiri bisa melakukan penilaian sesuai dengan

apa yang para pasien rasakan. Selain itu pimpinan dan staf juga

merupakan subjek penelitian untuk memperoleh data-data mengenai

(41)

2. Objek Penelitian :

Profil dari para pasien dan tingkat kepuasan terhadap pelayanan

medis di Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti. Sesuai dengan perumusan masalah dalam penulisan ini maka

yang menjadi variabel penelitian adalah :

1. Profil dari pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP,

Yogyakarta dapat dibedakan menurut jenis kelamin, tingkat

usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan tingkat

penghasilan.

2. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan medis di Rumah

Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta.

E. Pengukuran

Data mengenai tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

pelayanan medis dikumpulkan dengan kuesioner yang memakai skala

ordinal.

1. Skor 1 = Sangat Setuju

2. Skor 2 = Setuju

(42)

4. Skor 4 = Tidak Setuju

5. Skor 5 = Sangat Tidak Setuju

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data :

1. Data Primer :

Data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

seperti hasil dari wawancara atau dari pengisian kuesioner.

2 Data Sekunder :

Data primer yang sudah diolah lebih lanjut oleh pihak lain,

biasanya dalam bentuk table dan diagram.

2. Sumber Data :

1. Data diperoleh langsung dari subjek penelitian atau responden

yang meliputi tanggapan pasien terhadap pelayanan medis di

Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta, yaitu tanggapan

terhadap lingkungan, perlengkapan, kegiatan para dokter saat

menangani pasien dan tanggapannya terhadap status kesehatan.

2. Data bisa juga diperoleh dari Rumah Sakit Mata Dr. YAP,

Yogyakarta, yang meliputi sejarah berdirinya, personalia,

(43)

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah :

1. Metode Kuesioner

Yaitu dengan jalan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden.

2. Metode Pengamatan

Yaitu dengan jalan mengamati secara langsung dilokasi penelitian.

3. Metode Wawancara

Yaitu dengan jalan wawancara langsung dengan pimpinan atau staf.

4. Metode Dokumentasi

Yaitu dengan jalan meminta data-data tentang rumah sakit yang telah

dibuat dalam bentuk arsip.

H. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah jumlah pasien rawat inap pada kelas

I, II dan III yang ada di Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta.

2. Sampel

Jumlah sample penelitian ini diambil 50 orang.

Karena kapasitas dari rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP hanya

50 sampai 55 tempat tidur.

3. Teknik Pengambilan Sampel

(44)

atau sifat-sifat tertentu yang meliputi pasien yang dirawat inap dan

batasan umur pasien dari 25 sampai 60 tahun yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

I. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode dalam

penelitian. Teknik dalam pengujian kuesioner dalam penelitian ini adalah

validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsinya ( Sugiyono, 1994 : 148 ).Suatu instrument dinyatakan

sahih jika instrument itu mampu mengukur apa saja yang hendak

diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan,

mampu menembak jitu sasaran yang ditembak. Syarat agar suatu

butir dapat dinyatakan sahih adalah : berkorelasi positif dan

korelasi itu harus cukup kuat dan peluang kesalahannya tidak

terlalu besar.( maksimum 5% ).

Adapun rumus yang dipakai adalah :

(45)

Dimana :

xy

r

= Koefisien korelasi antara x dan y

x = Jumlah skor butir

xy = Jumlah hasil kali antara x dan y

N = Banyaknya sample yang diuji

Jika dengan taraf keyakinan 95% maka intrumen

dikatakan valid. Jika dengan taraf keyakinan 95%

maka instrumen dikatakan tidak valid. Untuk uji validitas dan

reliabilitas uji coba kuesioner sebanyak 50 responden.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya dan diandalkan ( Saifuddin Azwar, 1997 : 69 ). Suatu

instrument dikatan reliable apabila r hitung lebih besar atau sama

dengan r batas, atau r hitung ≥ r batas dan r hitung itu positif.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

Sperman Brown.

Adapun rumus yang dipakai adalah :

)

1

(

)

(

2

rxy

rxy

rgg

(46)

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai adalah :

1. Analisis Persentase

Yaitu untuk mengetahui profil para responden, bisa ditinjau dari jenis

kelamin,usia, pendidikan, pekerjaan, dan tingkat penghasilannya.

2. Analisis kepuasan pelanggan dalam hal ini pasien

Menurut Tjiptono ( 1997 : 36 ) kepuasan pelanggan = f ( expectations, performance ). Kepuasan pelanggan tercapai apabila performance atau kinerja lebih besar dari expectations atau harapan, dan sebaliknya pelanggan tidak puas apabila harapan lebih besar dari kinerja. Ada

beberapa cara mengukur indeks kepusan pelanggan ( Tjiptono : 37-38

) yaitu :

a. IKP = PP

b. IKP = PP-EP

c. IKP = IM ( PP-EP )

d. IKP = IM x PP

e. IKP = PP : EP

Keterangan :

IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan

PP = Perceived Performance atau kinerja EP = Expectations atau harapan

(47)

Dalam penelitian ini rumus yang akan dipakai adalah :

IKP = IM ( PP – EP ) Langkah – langkah :

a. Membuat table dimana kolomnya terdiri atas :

- kolom nomer kode

- kolom kinerja ( PP )

- kolom harapan ( EP )

- kolom PP – EP

- kolm IM ( PP – EP )

b. Memasukan skor harapan, kinerja dan derajat kepentingan ke

dalam masing-masing kolom

c. Menghitung dan mengisi kolom PP – EP

d. Menghitung dan mengisi kolom IM ( PP – EP )

e. Jika hasil pada langkah d positif maka pelanggan atau pasien

puas dengan sub-sub variabel pelayanan medis yang ada. Jika

hasilnya ( 0 ) maka pelanggan juga puas akan tetapi berada

pada limit bawah karena kinerjanya sama dengan harapannya.

Bila hasilnya negative maka pelanggan tidak puas dengan

(48)

Rumah Sakit Mata Dr. Yap berdiri sejak tahun 1923. Keberadaan rumah

sakit ini tidak lepas dari prakarsa dan usaha dari Dr Yap Hong Tjoen. Ki Hadjar

Dewantara sebagai sahabat karibnya mengungkapkan “....Disanalah (sejak di Belanda) sudah timbul hasrat Dr. Yap untuk mengamalkan keahlian dan kepandaiannya kepada rakyat Indonesia...”(Sambutan Ki Hadjar Dewantara pada peringatan 25 th R.S.M Dr Yap tahun 1948). Karena itu setibanya di Indonesia

setelah menyelesaikan pendidikannya di Belanda, Dr. Yap Hong Tjoen berusaha

merealisasikan cita-citanya.

Dilandasi keinginan menolong masyarakat Hindia Belanda yang menderita

penyakit mata dan kebutaan, Dr. Yap Hong Tjoen bersama beberapa warga

keturunan Toinghoa dan keturunan Belanda mendirikan satu perkumpulan yang

diberi nama Centrale Vereeniging tot bevordering der Oogheelkunde in Nederlandsch-Indie (CVO). Perkumpulan ini berkedudukan di Batavia (Jakarta). Perkumpulan ini berdiri tanggal 24 September 1920, dan dicatatkan di Notaris Mr.

AH van Ophuijsen, serta diumumkan kepada khalayak melalui media massa

Javasche Courant No.96, tanggal 30 November 1920

(49)

tunanetra, serta memajukan ilmu penyakit mata. Untuk mencapai tujuan itu maka

ditetapkan usaha-usaha:

a. Mendirikan rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik untuk penderita penyakit mata, dan memberi bantuan kepada lembaga lain yang bermaksud memberikan

sarana tersebut.

b. Memberikan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan dengan mengunjungi kampung-kampung dan desa-desa.

c. Mendirikan lembaga tunanetra guna memberi bekal keterampilan untuk bekerja bagi penderita yang mengalami kebutaan.

d. Mencegah penyakit mata dengan memajukan higiene sekolah dan menunjuk

dokter-dokter sekolah..

e. Memberi saran kepada pemerintah atau penguasa guna mengadakan tindakan bagi penderita penyakit mata, penyandang tunanetra, dan pemberatansan

penyakit mata.

f. Melalui cara-cara yang legal dan sah menurut hukum untuk meningkatkan usaha- usaha mencapai tujuan tersebut di atas.

Berdasarkan kuasa yang diterima oleh Centerale Vereeniging tot bevordering der Ooghleelkunde in Nederlandsch-Indie, Dr. Yap Hong Tjoe membangun sebuah rumah sakit mata di atas tanah seluas 2.995 meter persegi di

Yogyakarta tepatnya di jalan Yap-Boulevard yang sekarang bernama jalan Cik

Ditiro, sekaligus juga mencari dana untuk pembangunannya. Dana yang diperoleh

antara lain dari Pemerintah Hindia Belanda, Pemerintah Kasultanan Yogyakarta,

(50)

dilakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit mata oleh Sri Sultan

Hamengku Buwono VIII. Akhirnya pada tanggal 29 Mei 1923 bangunan rumah

sakit mata yang kemudian diberi nama Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders

diresmikan penggunaannya, selain itu rumah sakit mata ini juga sering disebut

Rumah Sakit CVO. Oleh CVO sendiri Dr Yap Hong Tjoen diangkat sebagai

direktur.

Untuk melanjutkan cita-citanya dan melaksanakan tujuan pendirian

Centrale Vereenoging tot bevordering der Oogheelkunde in Nederlandsch-Indie (pasal 2 stauten v/d CVO, tentang tujuan pada butir (d), yaitu memperbaiki penyandang tunanetra), maka pada tanggal 12 September 1926, Dr Yap Hong

Tjoen mendirikan sebuah lembaga yang diberi nama Stichting Vorstenlandsch Blinden Institut. Lembaga ini bertujuan memberikan keterampilan kepada penyandang tunanetra yang berasal dari berbagai pelosok pedesaan .

Pada tahun 1927 Vorstenlandsch Blinden Instituut mendirikan panti perawatan dan pendidikan keterampilan bagi penyandang tunanetra. Panti ini

kemudian diberi nama Balai Mardi Wuto. Di Balai Mardi Wuto, para penyandang

tunanetra dididik dan diberi ketrampilan supaya dapat mandiri dan menjadi lebih

baik kesejahteraannya.

Sampai sebelum pendudukan Jepang di Indonesia, Prinses Juliana Gastuis voor Ooghijders dan Balai Mardi Wuto mengalami perkembangan yang cukup baik. Banyak penderita penyakit mata dapat tertolong sedangkan yangmengalami

kebutaan banyak ditampung dan diberi pendidikan dan keterampilan guna

(51)

Ketika pemerintah pendudukan Jepang tiba di Yogyakarta tahun 1942,

Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders berganti nama menjadi Rumah Sakit Mata Dr. Yap untuk menghilangkan yang ada hubungannya dengan pemerintahan

penjajah Belanda. Namun demikian, Rumah Sakit Mata Dr. Yap tetap diusik oleh

bala tentara pendudukan Jepang, bahkan Dr. Yap Hong Tjoen ditangkap dan

ditawan. Sejak saat itu hingga sekarang nama Rumah Sakit Mata Dr. Yap tidak

pernah mengalami perubahan.

Pada tahun 1948, Dr. Yap Kie Tiong putra Dr Yap Hong Tjoen, kembali

ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya di Belanda. Melalui Akte

Notaris No 53 tanggal 17 Juni 1949 di hadapan Notaris J. Hofstade diSemarang,

Dr. Yap Hong Tjoen menyerahkan kuasa sepenuhnya kepada putranya Dr.Yap

Kie Tiong. Selama kepemimpinan Dr Yap Kie Tiong sampai beliau wafattanggal

9 Januari 1969 tidak ada perubahan struktur dewan pengurus. Sebelummeninggal

Dr. Yap Kie Tiong sempat menulis sepucuk surat wasiat berkaitan dengan

kelangsungan Rumah Sakit Mata Dr. Yap yang ditujukan kepada KanjengGusti

Paku Alam VIII, Bapak Soemito Kolopaking, Mr. Soemarman, dan dua orang

anggota yang tidak disebutkan namanya. Isi wasiat tersebut antara lain

“permintaan mengambil alih Rumah Sakit Mata Dr. Yap guna kepentingan

masyarakat “

Dengan meninggalnya Dr Yap Kie Tiong menyebabkan Rumah Sakit

Mata Dr. Yap mengalami kekosongan kekuasaan, yang akhirnya mempengaruhi

kelangsungan kegiatan rumah sakit. Akhirnya dibentuknyalah yayasan penyantun

(52)

Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo sebagai pengelola Rumah

Sakit Mata Dr. Yap. Pada tanggal 1 Agustus 2002 Yayasan Rumah Sakit Mata

Dr. Yap Prawirohusodo berubah menjadi Yayasan Dr. Yap Prawirohusodo.

Sampai saat ini yayasan inilah yang mengkoordinir Rumah Sakit Mata Dr. Yap

dan juga Badan Usaha Sosial Mardi Wuto.

2. LOKASI RUMAH SAKIT MATA Dr. YAP

Rumah Sakit Mata Dr. Yap terletak di tengah-tengah kota Yogyakarta,

tepatnya berada di jalan Cik Di Tiro nomor 5 Yogyakarta. Letaknya yang strategis

sangat mudah dijangkau masyarakat, sehingga pelayanan rumah sakit bisa lebih

optimal.

3. FALSAFAH,MOTO,VISI,MISI DAN TUJUAN a. Falsafah

Manusia adalah makhluk visual. Mata merupakan salah satu panca indera

yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang, yang akan sangat berperan

mencerdaskan bangsa dalam mencapai kemajuan bangsa. Dengan latar

belakang itulah Rumah Sakit Mata Dr. Yap didirikan, dengan tugas

memberikan pelayanan kesehatan mata dengan mendiagnosa penyakit sedini

mungkin, memberi terapi rehabilitas medik, merupakan rumah sakit rujukan

bagi penyakit mata, tempat pendidikan dan penelitian penyakit mata, untuk

mencapai derajat kesejahteraan mata seoptimal mungkin di Daerah Istimewa

(53)

b. Motto

MITRA ANDA yang berarti : Murah, Indah, Tepat, Ramah, Handal dan Aman

c. Visi

Pelayanan kesehatan mata yang lengkap secara profesional yang terjangkau

d. Misi

1. Memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien seutuhnya.

2. Memenuhi harapan kelompok yang mempunyai kepentingan terhadap rumah

sakit.

3. Mengikuti perkembangan teknologi dan perubahan masyarakat.

4. Mengupayakan kerjasama dengan instansi lain untuk saling melengkapi.

e. Tujuan

Mencapai derajat kesehatan mata yang tinggi di masyarakat dan menurunkan

angka kebutaan dalam era globalisasi.

4. JENIS PELAYANAN R.S MATA Dr. YAP

a. 1. Setiap hari dibuka layanan dengan : 2 Rawat Jalan Umum, 1 Rawat jalan bersubsidi, 4 Rawat Jalan Sub Spesialisasi

2. Layanan General Check Up mata

3. Layanan kerjasama dengan instansi dalam menangani kesehatan mata

(54)

b. Sub Spesialisasi:

1. Kornea dan infeksi mata luar

2. Uvea dan immunologi

3. Glaukoma

4. Retina dan Vitreus

5. Rfraksi dan Strabismus

6. Neuro Oftamologi

7. Onkologi mata

8. Pemberian konsultasi

• Neurologi

• Penyakit dalam

c. Tindakan Mata 1. Yag laser

2. Laser retina

3. Bedah refraksi

4. Bedah katarak dengan phakoesmulsifikasi

5. Bedah vitreo retina

6. Bedah plastik dan rekrontruksi

7. Bedah orbita

8. Bedah Glaukoma

9. Laser iridotomi dan trabekuloplastik

(55)

d. Jenis pelayanan penunjang : 1. Pemasangan protesa mata

2. Kaca mata/optik

3. Farmasi

4. Laboratorium kimia dasar

5. FASILITAS RAWAT INAP RS MATA Dr. YAP

1. Kelas utama berjumlah 4 kamar yang dilengkapi dengan telepon, AC, TV,

lemari es, dan air panas dengan tarif Rp. 400.000 per hari. Disediakan

tempat tidur bagi penunggu pasien.

2. Kelas I berjumlah 4 kamar yang dilengkapi dengan telepon, AC, dan air

panas dengan tarif Rp. 325.000 per hari. Disediakan juga tempat tidur bagi

penunggu pasien.

3. Kelas II berjumlah 8 kamar, pelayanan yang diperoleh sama, dengan tarif

Rp. 200.000 per hari.

4. Kelas III A berjumlah 18 kamar, pelayanan yang diperoleh sama, dengan

tarif Rp. 100.000 per hari.

5. Kelas III B berjumlah 24 kamar, pelayanan yang diperoleh sama, dengan

(56)

Selain fasilitas rawat inap, terdapat fasilitas pendukung lainnya berupa apotik,

(57)

STRUKTUR ORGANISASI RS. MATA Dr. YAP                   DIREKTUR

dr. Nunuk MU, Sp.M.M.Kes

Seksi Pel &Keperawatan

dr. Enni Cahyani P, Sp.M.M.Kes

Sub Bag Umum & Keuangan

dr. TJ Situmorang

Sub Seksi Keperawatan Yatinem AMK Sub Seksi Pelayanan dr.Nurfifi Arliani, Sp.M Urusan Keuangan Rosikhon A,Md Urusan Rekam Medis Samsu, A.Md

Urusan TU & Personalia

Wuwuh Kurnia  Nugrahini, S.E

Urusan Rumah Tangga

Fajarini Desta P, S.E 

(58)

Sesuai dengan tujuan penelitian maka pada bab ini akan dianalisis profil

pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta menggunakan

analisis persentase dan analisis tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

pelayanan medis di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta dengan

menggunakan indeks kepuasan konsumen. Guna menjawab tujuan tersebut,

peneliti mengambil 50 pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP

Yogyakarta sebagai responden penelitian ini. Dari 50 kuesioner yang disebar,

seluruhnya dapat kembali dengan isian yang lengkap sehingga respon rate-nya dapat dihitung yaitu sebesar 100%.

Akan tetapi, sebelum dilakukan analisis terhadap profil pasien dan tingkat

kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan medis di Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen (kuesioner) yang

digunakan dalam penelitian ini agar hasil yang diperoleh dapat lebih akurat.

A. Hasil Pengujian Instrumen (Kuesioner) Penelitian

Kuesioner penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian I tentang

karakteristik dan bagian II berisi pertanyaan tentang harapan, kinerja dan

tingkat kepentingan. Variabel yang akan diuji validitas dan uji reliabilitas

(59)

1. Kuesioner Harapan

Hasil pengujian terhadap kuesioner harapan dapat dilihat pada Tabel

1 berikut ini.

Tabel 5.1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Terhadap Variabel Harapan Pasien

Butir rhitung rtabel Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,861 0,859 0,898 0,964 0,932 0,891 0,951 0,942 0,935 0,957 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

alpha 0,9784 0,184 Reliabel

Sumber : Data Primer

Pada Tabel 1 dapat diketahui 10 butir pada variabel harapan

memiliki nilai rhitung yang berkisar antara 0,859 sampai 0,964. Kesepuluh

nilai tersebut lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,184. Sehingga dapat

(60)

Sementara nilai alpha yang diperoleh sebesar 0,9784 dimana nilai ini

lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,184. Sehingga dapat disimpulkan

kuesioner harapan pasien tersebut reliabel. Jadi data pada 10 butir

pernyataan tersebut dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut.

2. Kuesioner Kinerja

Hasil pengujian terhadap kuesioner kinerja dapat dilihat pada Tabel 2

berikut ini.

Tabel 5.2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Terhadap Variabel Kinerja Tenaga Kesehatan

Butir rhitung rtabel Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,900 0,896 0,870 0,950 0,943 0,895 0,915 0,943 0,937 0,962 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 0,184 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

alpha 0,9790 0,184 Reliabel

Sumber : Data Primer

Pada Tabel 2 dapat diketahui 10 butir pada variabel kinerja memiliki

(61)

tersebut lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,184. Sehingga dapat

disimpulkan 10 butir pada variabel kinerja tersebut valid.

Sementara nilai alpha yang diperoleh sebesar 0,9790 dimana nilai ini

lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,184. Sehingga dapat disimpulkan

kuesioner kinerja pasien tersebut reliabel. Jadi data pada 10 butir

pernyataan tersebut dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut.

B. Profil Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta

Profil pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta dapat

dilihat dari karakteristik responden penelitian ini yaitu berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Karakteristik responden

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 5.3. Karakteristik Responden

No. Karakteristik Responden Frekuensi

Persentase

(%)

1. Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

22

28

44,0

56,0

2. Usia (tahun)

25-34

35-44

45-54

2

10

10

4,0

20,0

(62)

55-60 28 56,0 3. Pendidikan SD SLTP/sederajat SLTA/sederajat PT/Akademi 9 8 18 15 18,0 16,0 36,0 30,0 4. Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Petani/Buruh Wiraswasta PNS/Pegawai Swasta 1 15 18 16 2,0 30,0 36,0 32,0

5. Penghasilan (Rp/Bulan)

< 500.000

500.000 – 1.000.000

1.100.000 – 2.000.000

> 2.000.000 5 16 14 15 10,0 32,0 28,0 30,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak

28 orang (56%) adalah perempuan dan 22 orang lainnya (44%) adalah

laki-laki. Menurut usianya, sebagian besar responden sebanyak 28 orang (56%)

berusia 55-60 tahun, 10 orang (20%) berusia 45-54 tahun, 10 orang (20%)

(63)

dari pendidikan, sebagian besar responden sebanyak 18 orang (36%)

berpendidikan SLTA atau sederajat, 15 orang (30%) berpendidikan PT atau

Akademi, 9 orang (18%) berpendidikan SD dan 8 orang (16%) berpendidikan

SLTP atau sederajat.

Sementara itu dilihat dari pekerjaannya, sebagian besar responden

sebanyak 18 orang (36%) adalah wiraswasta, 16 orang (32%) adalah PNS atau

pegawai swasta, 15 orang (30%) bekerja sebagai petani atau buruh dan 1

orang (2%) adalah pelajar atau mahasiswa. Sedangkan dilihat dari

penghasilan, sebagian besar responden sebanyak 16 orang (32%) memiliki

penghasilan per bulan berkisar antara Rp.500.000-Rp.1.000.000, 15 orang

(30%) memiliki penghasilan lebih dari Rp.2.000.000 per bulan, 14 orang

(28%) memiliki penghasilan yang berkisar antara Rp.1.100.000-Rp.2.000.000

dan 5 orang (10%) memiliki penghasilan kurang dari Rp.500.000 per bulan.

Berdasarkan karakteristik responden tersebut menurut jenis kelamin,

usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan tersebut maka dapat ditunjukkan

profil pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta yaitu pasien

rawat inap Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta didominasi oleh penderita

perempuan, berusia antara 55 sampai 60 tahun, memiliki pendidikan terakhir

SLTA atau sederajat. Sementara dilihat dari pekerjaannya, sebagian besar

pasien merupakan wiraswasta dengan penghasilan per bulan berkisar antara

(64)

C. Derajat Kepentingan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta

Untuk mengetahui tingkat kepentingan pasien rawat inap terhadap

pelayanan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta, peneliti menggunakan

analisis rata-rata terhadap skor derajat kepentingan responden yang hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 5.4. Rerata Skor Derajat Kepentingan Responden Terhadap Pelayanan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta

No. Pelayanan Rerata Skor Derajat

Kepentingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Ketanggapan dokter dalam merawat pasien

Kecepatan dan ketanggapan dokter dengan keluhan pasien

Komunikasi dokter dengan pasien

Perhatian perawat

Kesiapan perawat dalam membantu pasien

Keadaan kesehatan

Kebersihan lingkungan perawatan

Ketenangan dan keamanan rumah sakit

Kelengkapan obat-obatan Kelengkapan peralatan 4,14 4,18 4,12 4,20 4,22 4,28 4,18 4,14 4,30 4,26

(65)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui urutan derajat atau tingkat

kepentingan pasien terhadap pelayanan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP

Yogyakarta yaitu dari hal yang paling dipentingkan oleh pasien adalah:

- obat-obatan yang lengkap

- keadaan kesehatan yang semakin membaik

- peralatan yang lengkap

- perawat yang selalu siap membantu

- perawat yang penuh perhatian

- dokter cepat memutuskan dan menangani apa yang terbaik bagi pasien

- kebersihan lingkungan perawatan

- segera mendapatkan perawatan dari dokter

- ketenangan dan keamanan yang dijaga dan diperhatikan, dan

- komunikasi yang baik dengan pasien.

Dari hasil tersebut maka hal yang paling dipentingkan oleh pasien akan

pelayanan di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta adalah kelengkapan

obat-obatan. Sementara hal yang dinilai paling rendah kepentingannya adalah

komunikasi yang baik dari dokter dengan pasien.

D. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta

Tingkat kepuasan pasien rawat inap dilihat dari kesepuluh indikator

(66)

1. Kesigapan dokter dalam merawat pasien

Deskripsi tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terhadap indikator kesigapan dokter dalam merawat

pasien dapat dilihat dari Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kesigapan Dokter dalam Merawat Pasien

Tingkat Kepuasan Frekuensi

Persentase

(%)

Puas

Puas (pada limit bawah)

Tidak puas

1

35

14

2,0

70,0

28,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjumlah 35 orang (70%) puas (pada limit bawah) dengan

perawatan dari dokter. Sedangkan 14 orang (28%) tidak puas dan hanya

ada 1 orang (2%) yang puas dengan perawatan dari dokter. Dari hasil

tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar pasien

rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta cukup puas

(67)

2. Kecepatan dokter dalam menanggapi keluhan pasien

Deskripsi tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terhadap indikator kecepatan dokter dalam menanggapi

keluhan pasien dapat dilihat dari Tabel 6 berikut ini.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan Dokter Dalam Menanggapi Keluhan Pasien

Tingkat Kepuasan Frekuensi

Persentase

(%)

Puas

Puas (pada limit bawah)

Tidak puas

2

34

14

4,0

68,0

28,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjumlah 34 orang (68%) puas (pada limit bawah) dengan

kecepatan dokter dalam menanggapi keluhan pasien. Sedangkan 14 orang

(28%) tidak puas dan hanya ada 2 orang (4%) yang puas. Dari hasil

tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar pasien

rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta cukup puas

(68)

3. Komunikasi dokter dengan pasien

Deskripsi tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terhadap indikator komunikasi dokter dengan pasien

dapat dilihat dari Tabel 7 berikut ini.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Komunikasi Dokter Dengan Pasien

Tingkat Kepuasan Frekuensi

Persentase

(%)

Puas

Puas (pada limit bawah)

Tidak puas

4

30

16

8,0

60,0

32,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjumlah 30 orang (60%) puas (pada limit bawah) dengan

komunikasi dokter dengan pasien. Sedangkan 16 orang (32%) tidak puas

dan 4 orang (8%) puas. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan

bahwa sebagian besar pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata Dr. YAP

(69)

4. Perhatian Perawat

Deskripsi tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terhadap indikator perhatian perawat dapat dilihat dari

Tabel 8 berikut ini.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Perhatian Perawat

Tingkat Kepuasan Frekuensi

Persentase

(%)

Puas

Puas (pada limit bawah)

Tidak puas

3

34

13

6,0

68,0

26,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjumlah 34 orang (68%) puas (pada limit bawah) dengan

perhatian perawat. Sedangkan 13 orang (26%) tidak puas dan 3 orang

(6%) puas terhadap perhatian perawat. Dari hasil tersebut maka dapat

diambil kesimpulan bahwa sebagian besar pasien rawat inap di Rumah

(70)

5. Kesiapan perawat dalam membantu pasien

Deskripsi tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terhadap indikator kesiapan perawat dalam membantu

pasien dapat dilihat dari Tabel 9 berikut ini.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kesiapan Perawat Dalam Membantu Pasien

Tingkat Kepuasan Frekuensi

Persentase

(%)

Puas

Puas (pada limit bawah)

Tidak puas

3

32

15

6,0

64,0

30,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjumlah 32 orang (64%) puas (pada limit bawah) dengan

kesiapan perawat dalam membantu pasien. Sedangkan 15 orang (30%)

tidak puas dan 3 orang (6%) puas. Dari hasil tersebut maka dapat diambil

kesimpulan bahwa sebagian besar pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata

Dr. YAP Yogyakarta cukup puas terhadap kesiapan perawat dalam

(71)

6. Keadaan kesehatan

Deskripsi tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Mata Dr.

YAP Yogyakarta terhadap indikator keadaan kesehatan dapat dilihat dari

Tabel 10 berikut ini.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Keadaan Kesehatan

Tingkat Kepuasan Frekuensi

Persentase

(%)

Puas

Puas (pada limit bawah)

Tidak puas

3

36

11

6,0

72,0

22,0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjumlah 36 orang (72%) puas (pada limit bawah) dengan

keadaan kesehatannya. Sedangkan 11 orang (22%) tidak puas dan 3 orang

(6%) puas terhadap keadaan kesehatannya. Dari hasil tersebut maka dapat

diambil kesimpulan bahwa sebagian besar pasien rawat in

Gambar

TABEL V.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tabel 5.1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Terhadap Variabel Harapan Pasien
Tabel 5.2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Terhadap Variabel Kinerja Tenaga Kesehatan
Tabel 5.3. Karakteristik Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan, pengembangan pesantren harus terus didorong untuk maju.Karena pengembangan pesantren

Kegiatan penyuluhan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di desa Pematang Rahim kecamatan Mendahara Ulu kabupaten Tanjung Jabung Timur dan desa Arang- arang Kecamatan

Pada penelitian ini 34 responden terdiri dari 15 laki-laki dan 19 perempuan, semua siswa/siswi yang mengikuti diet vegetarian usia terbanyak 7-9 tahun,

Peningkatan cakupan persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan kesehatan ibu, di antaranya adalah kemitraan bidan dan dukun, peningkatan

Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP ) dan Jumlah Kapal (KMPI) yang berpengaruh negative terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Kawasan Indonesia Timur menunjukkan

secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks ulasan (review), lisan dan tulis, terkait penilaian film/buku/cerita Tindakan

Atas dasar Standar Pelayanan dan batang tubuh ilmu epidemiologi, maka dalam satu pertemuan yang diadakan oleh PAEI (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia) telah ditetapkan

Hindari pemasok benih yang mengirim benih dalam berbagai ukuran yang berbeda jauh yang menandakan bahwa pembenih tersebut adalah pembenih yang kurang memperhatikan