i
DISTRIBUSI WEIBULL: SIFAT-SIFAT DAN APLIKASINYA DALAM ANALISIS DATA WAKTU HIDUP DAN PENGENDALIAN MUTU
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Matematika
Oleh:
Cecilia Novianti Salsinha NIM: 083114015
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
WEIBULL DISTRIBUTION: CHARACTERISTICS AND ITS APPLICATIONS IN LIFETIME DATA ANALYSIS AND
QUALITY CONTROL
Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Sains Degree in Mathematics
By:
Cecilia Novianti Salsinha Student Number: 083114015
MATHEMATICS STUDY PROGRAM, MATHEMATICS DEPARTMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
!
"#$% " # & "'(
MOTTO
)
*
+
,
)
-
.
*
)
vii ABSTRAK
Distribusi Weibull merupakan salah satu distribusi probabilitas kontinu. Sama halnya dengan distribusi lainnya, distribusi Weibull pun dicirikan dengan Mean, Variansi dan Fungsi Pembangkit Momen. Kelebihan distribusi ini dibandingkan dengan distribusi lainnya adalah fleksibilitasnya, yaitu distribusi ini dapat berubah menjadi distribusi lain seperti distribusi eksponensial tergantung pada nilai parameter distribusi yang dipilih yaitu parameter skala dan parameter bentuk. Jika dilihat dari grafik distribusinya maka akan tampak sangat jelas fleksibilitas tersebut.
Salah satu aplikasi dari distribusi Weibull yaitu dapat digunakan dalam analisis data waktu hidup. Distribusi ini merupakan distribusi yang paling baik jika dibandingkan dengan distribusi lainnya seperti distribusi Eksponensial yang mengasumsikan tingkat kegagalan komponen konstan. Distribusi Weibull cukup mendeskripsikan waktu kegagalan dari komponen ketika tingkat kegagalan dari komponen tersebut meningkat atau menurun seiring dengan bertambahnya waktu. Selain dalam analisis data waktu hidup, distribusi ini juga dapat digunakan dalam pengendalian proses statistik. Oleh karena tidak semua data berdistribusi normal maka grafik pengendali Shewhart tidak dapat digunakan. Salah satu cara menyelesaikan masalah tersebut adalah data dianalisis dengan grafik pengendali Weibull dengan memanfaatkan kuantil-kuantil yaitu 0,00135, 0,5 dan 0,99865. Kuantil 0,00135 adalah kuantil bawah yang digunakan untuk membentuk Batas Pengendali Bawah, Garis Tengah adalah median dari data yaitu 0,5 yang menggantikan rata-rata dan untuk membentuk Batas Pengendali Atas digunakan kuantil atas yaitu 0,99865.
viii ABSTRACT
Weibull distribution is one of the continous probability density function. Similar to other distributions, Weibull distribution also characterized by mean, variance and moment generating function. The goodness of this distribution compared to other distributions is its flexibility, that is the distribution can be transformed into other distribution such as exponential distribution depends on the parameter selected. The flexibility obviously can be seen from the graph.
One of the applications of Weibull distribution is the distribution can be used in a lifetime data analysis. This distribution is the best distribution compared to other distributions such as Exponential distribution, which assumes a constant failure rate of component. Weibull distribution is sufficient to describe a failure of the component when the failure rate is increases or decreases in time. In addition to the lifetime data analysis, this distribution can also be used in statistical process control. Because not all of data follows normal distribution so Shewhart control chart can’t be applied. To solve this problem we can use Weibull control chart to analyze the data by using 0,00135, 0,5 and 0,99865 as quantiles. 0,00135 quantile is the lower quantile used to construct Lower Specification Limit, the Center Line is the median of data that is 0,5 which replaces mean and to construct Upper Specification Limit, upper quantile that is 0,99865 quantile is used.
ix
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Distribusi Weibull: Sifat-Sifat dan Aplikasinya Dalam Analisis Data Waktu Hidup dan Pengendalian Mutu” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Matematika pada Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya penulis telah menerima bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko,M.Sc selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, nasihat dan arahan kepada penulis.
2. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi Matematika beserta Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, S.Si., M.Si yang telah memberikan banyak bimbingan dalam hal akademik dan perkuliahan. 3. Seluruh bapak dan ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
4. Mas Susilo selaku laboran yang telah banyak membantu penulis dalam perkuliahan, terutama dalam penulisan skripsi ini.
5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan pembelajaran, serta administrasi bagi penulis selama masa perkuliahan. 6. Ayahanda yang penulis banggakan dan Ibundaku tercinta serta
xi
memberikan dukungan dan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
7. Kakak Oktovianus Koa atas perhatian dan kasih sayangnya serta telah memberikan dukungan, nasihat dan semangat kepada penulis dalam perkuliahan terlebih dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teman-teman angkatan 2008 Program Studi Matematika yaitu Yudith, Hilary, Amel, Marcel, Fenny, Ethus, Moyo dan Widi yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam perkuliahan terlebih dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman Kos Putri Aulia: K Merlyn Kris, Kakatua, Awo, Sende, Elpir, Wiwi, Tere, Asri dan Tesa serta Pipot yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Teman-teman KKN XLII Kelompok 33: Ermen, Ulin, Susan, Adel, Arum, Abet dan Aben.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, April 2012 Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN ABSTRAK ... vii
HALAMAN ABSTRACT ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1
B.Rumusan Masalah ... 4
C.Pembatasan Masalah ... 4
D.Tujuan Penulisan ... 5
xiii
F. Metode Penulisan ... 5
G.Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A.Distribusi Probabilitas ... 10
1. Variabel Random ... 10
2. Fungsi Probabilitas ... 11
a. Distribusi Probabilitas Diskret ... 11
b. Distribusi Probabilitas Kontinu ... 12
3. Fungsi Distribusi Kumulatif ... 12
4. Karakteristik Distribusi Probabilitas... 13
a. Mean ... 13
b. Variansi ... 13
c. Momen ... 14
d. Fungsi Pembangkit Momen ... 14
B. Distribusi Eksponensial ... 15
1. Fungsi Probabilitas ... 15
2. Sifat-sifat Distribusi Eksponensial ... 15
xiv
b. Mean ... 16
c. Variansi ... 17
C. Distribusi Gamma ... 18
1. Fungsi Probabilitas ... 18
2. Sifat-sifat Distribusi Gamma ... 19
a. Fungsi Pembangkit Momen ... 19
b. Mean ... 20
c. Variansi ... 21
D. Teorema Nilai Rata-rata Untuk Turunan ... 23
E. Deret Taylor ... 25
F. Metode Maksimum Likelihood ... 29
G.Pengendalian Proses Statistik ... 31
1. Grafik Pengendali ... 32
2. Analisis Kemampuan Proses ... 34
BAB III DISTRIBUSI WEIBULL A. Fungsi Probabilitas ... 39
B. Grafik Distribusi ... 41
xv
D. Sifat-sifat Distribusi Weibull ... 45
1. Mean ... 45
2. Variansi ... 46
3. Fungsi Pembangkit Momen ... 48
E. Kertas Peluang Weibull ... 52
1. Grafik Probabilitas Weibull ... 52
2. Skala Dalam Kertas Peluang Weibull ... 55
a. Kertas Peluang Weibull Jenis Pertama (1 cycle ) ... 59
b. Kertas Peluang Weibull Jenis Kedua (2 cycle ) ... 60
c. Kertas Peluang Weibull Jenis Ketiga (3 cycle ) ... 61
F. Pendugaan Parameter Distribusi ... 61
BAB IV APLIKASI DISTRIBUSI WEIBULL A. Aplikasi Dalam Analisis Data Waktu Hidup ... 68
1. Reliabilitas ... 68
b. Sistem Seri ... 70
c. Sistem Paralel ... 73
2. Distribusi Waktu Kegagalan ... 76
xvi
B. Aplikasi Dalam Pengendalian Mutu ... 89
1. Grafik Pengendali ... 89
2. Perbandingan Kemampuan Proses ... 91
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 ... 23
Gambar 2.2 ... 41
Gambar 2.3 ... 33
Gambar 2.4 ... 37
Gambar 2.5 ... 37
Gambar 3.1 ... 42
Gambar 3.2 ... 43
Gambar 3.3 ... 58
Gambar 3.4 ... 59
Gambar 3.5 ... 60
Gambar 3.6 ... 61
Gambar 3.7 ... 62
Gambar 3.8 ... 66
Gambar 4.1 ... 71
Gambar 4.2 ... 74
Gambar 4.3 ... 81
Gambar 4.4 ... 86
Gambar 4.5 ... 87
Gambar 4.6 ... 88
Gambar 4.7 ... 88
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Distribusi Weibull dikembangkan antara tahun 1922 dan 1943. Distribusi ini menggunakan nama seorang ahli mesin dari Swedia, Waloddi Weibull. Hal ini disebabkan karena dialah yang mempublikasikan distribusi ini sehingga dikenal oleh dunia internasional. Awalnya distribusi ini digunakan oleh Rosin, Rammler dan Sperling pada tahun 1933 dalam proses penghancuran material padat. Selanjutnya pada tahun 1939 digunakan oleh Weibull untuk mengukur kekuatan material.
Lebih dari setengah abad distribusi Weibull telah menarik perhatian ahli statistik yang mempelajari teori dan metode dalam berbagai bidang aplikasi statistika. Ratusan bahkan ribuan dokumen menuliskan distribusi ini. Distribusi ini menjadi orientasi dari ahli statistika karena kelebihannya yakni dapat digunakan dalam berbagai bidang mulai dari da-ta uji hidup sampai dada-ta cuaca ada-tau observasi anda-tara lain dalam bidang ekonomi, hidrologi dan biologi.
Distribusi Weibull termasuk dalam keluarga dari distribusi eksponensial. Fungsi densitas dari distribusi eksponensial adalah
dengan adalah parameter distribusi. Distribusi eksponensial merupakan distribusi yang sering digunakan dalam analisis data waktu hidup. Pada umumnya data uji hidup tidak berdistribusi normal sehingga tidak dapat diselesaikan dengan prosedur statistik standar dalam menganalisis data. Dalam penerapan tersebut distribusi eksponensial diasumsikan sebagai distribusi dari waktu kegagalan. Misalkan adalah fungsi densitas dari waktu kegagalan komponen sehingga probabilitas komponen tersebut akan gagal antara sampai + adalah ∙ . Jadi probabilitas komponen tersebut akan gagal pada interval antara 0 sampat t adalah
=
dan fungsi reliabilitas yang memperlihatkan bahwa komponen tersebut bertahan sampai waktu t adalah = 1 −
= 1 − #
Karena distribusi dari waktu kegagalan diasumsikan berdistribusi Eksponensial maka = 1 − # $%
= 1 − 1 − $%
= $
%dengan adalah tingkat kegagalan dan adalah lamanya komponen tersebut bertahan.
padahal dalam banyak kasus tingkat kegagalan komponen tidak selalu konstan (Johnson, 2005). Dalam beberapa kasus, waktu kegagalan komponen juga mungkin akan sangat panjang sepanjang periode pengujian. Oleh karena itu model eksponensial tidak dapat digunakan, dan sebagai solusi untuk masalah tingkat kegagalan komponen yang tidak konstan digunakan distribusi Weibull.
Secara umum fungsi densitas dari distribusi Weibull adalah
= {
&' , ( ) * (, + ,+- ,& ,'(1.1)
Dapat dilihat bahwa jika pada persamaan (1.1) = 1 maka fungsi distribusi di atas menjadi fungsi eksponensial dengan = .. Salah satu kelebihan dari distribusi Weibull adalah dapat digunakan jika tingkat kegagalannya menurun atau meningkat sesuai dengan peningkatan waktu. Sesuai dengan uraian di atas maka penulis ingin mempelajari lebih jauh tentang distribusi Weibull khususnya sifat - sifat dan aplikasinya dalam analisis data waktu hidup (lifetime data) dan pengendalian mutu.
Grafik pengendali yang biasanya digunakan dalam praktik didasarkan pada analisis distribusi normal yaitu dengan rata-rata Shewhart dan kisaran grafik pengendali 3 (standar deviasi). Namun demikian σ tidak semua data berdistribusi normal. Jika data tak berdistribusi normal dan tetap dianalisis dengan grafik pengendali tersebut dengan mengasumsikan bahwa data berdistribusi normal maka error yang besar akan terjadi (Samanta, 2004).
Dalam skripsi ini akan dibahas salah satu distribusi yang memiliki sifat lebih fleksibel yaitu distribusi Weibull. Aplikasi distribusi Weibull yang dibahas adalah grafik pengendali dan analisis data waktu hidup.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja sifat – sifat dari distribusi Weibull?
2. Bagaimana aplikasi dari distribusi Weibull dalam analisis data waktu hidup dan pengendalian mutu?
C. Pembatasan Masalah
Adapun beberapa hal yang dibatasi penulis dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
2. Pada mengaplikasikan distribusi Weibull dalam pengendalian mutu, penulis hanya menganalisis grafik pengendali.
3. Tidak semua teorema dalam bidang kalkulus yang digunakan dalam skripsi ini dibuktikan.
4. Dalam mengestimasi parameter distribusi, penulis tidak menjelaskan lebih rinci tentang metode Newton-Raphson.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat dari distribusi Weibull serta aplikasinya dalam dalam analisis data waktu hidup dan pengendalian mutu.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat memahami sifat-sifat distribusi Weibull serta dapat mengaplikasikannya dalam analisis data waktu hidup dan pengendalian mutu.
F. Metode Penulisan
G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Pembatasan Masalah D. Tujuan Penulisan E. Manfaat Penulisan F. Metode Penulisan G. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI A. Distribusi Probabilitas
1. Variabel Random 2. Fungsi Probabilitas
a. Distribusi Probabilitas Diskret b. Distribusi Probabilitas Kontinu 3. Fungsi Distribusi Kumulatif
4. Karakteristik Distribusi Probabilitas a. Mean
b. Variansi c. Momen
d. Fungsi Pembangkit Momen B. Distribusi Eksponensial
2. Sifat-sifat Distribusi Eksponensial a. Fungsi Pembangkit Momen b. Mean
c. Variansi C. Distribusi Gamma
1. Fungsi Probabilitas
2. Sifat-sifat Distribusi Gamma a. Fungsi Pembangkit Momen b. Mean
c. Variansi
D. Teorema Nilai Rata-rata Untuk Turunan E. Deret Taylor
F. Metode Maksimum Likelihood G. Pengendalian Proses Statistik
1. Grafik Pengendali
2. Analisis Kemampuan Proses
BAB III DISTRIBUSI WEIBULL A. Fungsi Probabilitas
B. Grafik Distribusi
C. Fungsi Distribusi Kumulatif D. Sifat-sifat Distribusi Weibull
2. Variansi
3. Fungsi Pembangkit Momen E. Kertas Peluang Weibull
1. Grafik Probabilitas Weibull
2. Skala Dalam Kertas Peluang Weibull
a. Kertas peluang Weibull Jenis Pertama (1 cycle log2 ) b. Kertas peluang Weibull Jenis Kedua (2 cycle log2 ) c. Kertas peluang Weibull Jenis Ketiga (3 cycle log2 ) F. Pendugaan Parameter Distribusi
BAB IV APLIKASI DISTRIBUSI WEIBULL A. Aplikasi Dalam Analisis Data Waktu Hidup
1. Reliabilitas a. Sistem Seri b. Sistem Paralel
2. Distribusi Waktu Kegagalan 3. Model Waktu Hidup Weibull B. Aplikasi Dalam Pengendalian Mutu
1. Grafik Pengendali
2. Perbandingan Kemampuan Proses BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Distribusi Probabilitas
1. Variabel Random
Definisi 2.1
Variabel random adalah fungsi bernilai real yang didefinisikan pada
ruang sampel. Variabel random biasanya dinotasikan dengan huruf
kapital seperti X, Y, Z dan sebagainya. Sedangkan huruf kecil misalnya
x, y dan z menyatakan nilai tertentu dari X, Y dan Z.
Contoh 2.1
Dalam percobaan pelemparan dua koin akan diamati hasilnya.
Misalkan X menunjukkan banyaknya angka yang muncul. Tentukan
probabilitas dari masing-masing nilai X.
Penyelesaian
Misalkan A dan G adalah lambang munculnya angka dan gambar
secara berturut-turut; Ruang sampel dari percobaan di atas adalah
= GG, AG, GA, AA . Oleh karena X menunjukkan banyaknya angka
yang muncul maka nilai dari X bergantung pada banyaknya angka
yang muncul. Berdasarkan hasil percobaan di atas maka terdapat 3
Selanjutnya dapat ditentukan probabilitas hasil yang mungkin.
Berdasarkan contoh di atas terdapat empat kejadian yaitu
GG : kejadian muncul gambar semua pada pelemparan dua koin.
AG : kejadian muncul angka pada pelemparan pertama dan gambar
pada pelemparan kedua.
GA : kejadian muncul gambar pada pelemparan pertama dan angka
pada pelemparan kedua.
AA : kejadian muncul angka semua pada pelemparan dua koin.
Oleh karena X adalah variabel random yang menunjukkan banyaknya
angka yang muncul maka dapat dicari hubungan antara variabel
random dan kejadian dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1
Tabel hubungan antara variabel random dengan kejadian
Hasil
P 1 = 0,5. Probabilitas dari kemungkinan nilai yang berbeda dari X
P(x) memberikan kemungkinan pada tiap nilai x yang mungkin dari
sebuah variabel random X.
Variabel random dibagi menjadi dua macam yaitu variabel
random diskret dan varibel random kontinu.
Definisi 2.2
Variabel random dikatakan diskret jika nilai-nilainya membentuk
himpunan berhingga (finite) atau tak berhingga terbilang (Countably
infinite). Variabel random yang tidak memenuhi definisi di atas
disebut variabel random kontinu.
2. Fungsi Probabilitas
Fungsi distribusi probabilitas atau sering disebut fungsi probabilitas
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Distribusi Probabilitas Diskret
Definisi 2.3
Fungsi probabilitas variabel random diskret X adalah fungsi yang
memetakan himpunan nilai variabel random diskret X ke
himpunan bilangan real yang merupakan nilai probabilitasnya.
Fungsi p(x) disebut fungsi probabilitas diskret bila memenuhi
syarat:
1 0 ≤ ≤ 1
Contoh dari distribusi probabilitas diskret yaitu distribusi
Binomial, distribusi Seragam, distribusi Poisson, distribusi
Bernoulli, dan distribusi Hipergeometrik.
b. Distribusi Probabilitas Kontinu
Definisi 2.4
Fungsi probabilitas variabel random kontinu X adalah fungsi
yang memetakan himpunan nilai variabel random kontinu X ke
himpunan bilangan real yang merupakan nilai probabilitasnya.
Fungsi f(x) disebut fungsi probabilitas variabel random kontinu X
bila memenuhi syarat:
1 ≥ 0
2 = 1
Contohnya distribusi Normal, distribusi Exponential, distribusi
Gamma, distribusi Chi-Square dan distribusi Weibull.
3. Fungsi Distribusi Kumulatif
Definisi 2.5
Fungsi distribusi kumulatif dari variabel random diskret dan kontinu
didefinisikan sebagai berikut.
= ≤ =
! "
∀#$%
, &'() diskret
1 2 2 , bila kontinu
4. Karakteritik Distribusi Probabilitas
Adapun karakteristik dari sebuah distribusi probabilitas adalah sebagai
berikut:
a. Mean
Definisi 2.6
Mean atau ekspektasi matematik (expected value) dari variabel
random diskret dan kontinu adalah sebagai berikut.
: =
! "
∀%
, bila diskret
1 , bila kontinu
9
b. Variansi
Definisi 2.7
Jika X suatu variabel random, maka variansi dari X, ditulis
Var(X) atau V(X), didefinisikan
Var(X) = E(X – E(X))2
Teorema 2.8
Var(X) = E(X2) – (E(X))2
Bukti:
Var(X) = E(X – E(X))2
= E(X2) – 2E(X)E(X) + (E(X))2
= E(X2) – (E(X))2 ∎
c. Momen
Definisi 2.9
Nilai harapan dari < yang menyatakan momen nol ke-r dari
variabel random X adalah
=< = : < (2.1)
Secara umum, r adalah sebarang bilangan real, tetapi untuk
banyak kasus, r adalah bilangan bulat non-negatif.
d. Fungsi Pembangkit Momen
Definisi 2.10
Fungsi pembangkit momen (moment generating function, MGF)
dari X, ditulis MX(t) dari variabel random diskret dan kontinu
didefinisikan sebagai berikut.
>? 2 = : @A?
=
! " @A
∀%
, bila diskret
1 @A , bila kontinu
B. Distribusi Eksponensial
Pada subbab ini akan sedikit dibahas tentang distribusi Eksponensial.
Hal-hal yang berkaitan dengan distribusi Eksponensial antara lain sebagai
berikut.
1. Fungsi Probabilitas
Definisi 2.11
Variabel random X dikatakan berdistribusi Eksponensial apabila
fungsi probabilitasnya sebagai berikut
=
B ,CDEFGHHIFJKLM% , NB,JNB (2.2)2. Sifat-sifat Distribusi Eksponensial
Sifat-sifat dari distribusi eksponensial antara lain mean, variansi dan
fungsi pembangkit momen. Untuk mendapatkan mean dan variansi
terlebih dahulu akan dicari Fungsi Pembangkit Momen sebagai
berikut.
a. Fungsi Pembangkit Momen
Berdasarkan Definisi 2.10 maka Fungsi pembangkit Momen dari
= O 1 @A @ J B
= O 1 @ J A B
= O P− O − 2 R@ J A
B
= O P@2 − O RJ A
B
= O SB T
A JU
= O − 2O
Jadi, Fungsi Pembangkit Momen dari distribusi eksponensial
adalah
>? 2 =O − 2O
b. Mean
Mean dapat dicari dengan mencari turunan pertama dari Fungsi
Pembangkit Momen kemudian diaplikasikan pada saat t = 0.
: = 2VO − 2WO
= − X O −1O − 2 YZ
= O − 2O Y
Pada s aat t = 0 maka : =T
J adi, m ean dari dist ri busi Eks ponensi al adal ah : = T
J.
c. Vari ansi
Berdasarkan Teorema 2.8, variansi dari sebuah fungsi densitas
adalah sebagai berikut.
[)\ = : Y − : Y
Dari definisi di atas maka nilai dari : Y dan : Y adalah
: Y
= 2X O − 2O YZ
= −O ∙ 2 O − 2 ∙ −1O − 2 ^
=2O O − 2O − 2 ^
Pada saat t = 0 maka : Y = YJ_
J`
=O2Y
Nilai dari : 2 adalah sebagai berikut.
: 2 = S1
JU
2
= O12
[)\ = : Y − : Y
=O1Y
Jadi, variansi dari distribusi eksponensial adalah
[)\ = O1Y
C. Distribusi Gamma
Pada subbab ini akan sedikit dibahas tentang distribusi Gamma. Hal-hal
yang berkaitan dengan distribusi Gamma antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi Probabilitas
Definisi 2.12
Variabel random X dikatakan berdistribusi Gamma jika dan hanya jika
fungsi probabilitasnya sebagai berikut
=ab1 c b T@ d, > 0, a > 0, c > 0
dimana c merupakan nilai dari fungsi gamma yang didefinisikan
sebagai berikut
Definisi 2.13
Definisi fungsi gamma yaitu
Fungsi gamma ini sangat bermanfaat terutama dalam membantu
mencari mean, variansi dan fungsi pembangkit momen yang
melibatkan integral yang rumit.
2. Sifat-sifat Distribusi Gamma
Sama halnya dengan distribusi Eksponensial, distribusi Gamma pun
mempunyai sifat-sifat antara lain mean, variansi dan fungsi
pembangkit momen yaitu sebagai berikut
a. Fungsi Pembangkit Momen
Berdasarkan Definisi 2.10 maka fungsi pembangkit momen dari
distribusi Gamma adalah sebagai berikut.
>? 2 = : @A?
= 1 @A B
= 1 @A 1
ab c b T@ d B
= 1ab1 c b T@ STd AU B
= 1ab1 c b T@ T Ad d B
= 1 − 2a1 b1S1 − 2aa U
b
c b T@ ST Add U
B
Menggunakan fakta bahwa
1 &)f f T@ g B
= 1 , ∀) > 0, & > 0
maka, fungsi pembangkit momen dari distribusi gamma adalah
>? 2 = 1 − 2a1 b
b. Mean
Berdasarkan Definisi 2.6 maka mean dari distribusi Gamma
adalah sebagai berikut
: = 1
B
= 1 ab c b T@ d B
=ab1 c 1 b@ d B
Misalkan h =
d maka = ah
= a h
maka : = T
= ab1 c 1 abhb@ j a h B
= ac 1 hb@ j h B
Berdasarkan Definisi 2.13, maka
: = ac Γ c + 1
= ac c Γ c
= ca
c. Variansi
Berdasarkan Teorema 2.8 maka variansi dari sebuah fungsi
densitas adalah sebagai berikut
Var = : Y − : Y
Dari definisi di atas maka nilai dari : Y dan : Y adalah
: Y = 1 Y
B
= 1ab Yc b T@ d B
=ab1 c 1 bnT@ d B
Misalkan h =
d maka = ah
maka : Y = T
di b B ah bnT@ j a h
= ab1 c 1 abnThbnT@ j a h B
= aabbnYc 1 hbnT@ j h B
= ac 1 hY bnT@ j h B
Berdasarkan Definisi 2.13, maka
: Y = aY
c Γ c + 2
= ac c + 1 Γ c + 1Y
= ac c + 1 c Γ cY
= c c + 1 aY 2.3
Nilai dari : Y adalah sebagai berikut.
: Y = ca Y
= cYaY 2.4
Berdasarkan persamaan (2.3) dan(2.4) di atas maka
Var = : Y − : Y
= rc c + 1 aYs − cYaY
= caY
Jadi, Var = caY
D. Teorema Nilai Rata-rata Untuk Turunan
Teorema 2.15: Jika f kontinu pada selang tertutup r), &s
dan terdiferensialkan pada titik-titik dalam dari ), & maka terdapat
paling sedikit satu bilangan t dalam ), & dengan
& − )
& − ) = t
atau sama dengan
& − ) = t & − )
Gambar 2.1 Skema dari fungsi u = − v
Bukti:
Pembuktian teorema di atas didasarkan pada analisis seksama dari fungsi
u = − v , yang diperkenalkan pada Gambar 2.1 Pada gambar
&, & . Oleh karena garis ini mempunyai kemiringan rx g x f s
g f dan
melalui titik ), ) , bentuk kemiringan titik untuk persamaannya
adalah
v − ) = & − )& − ) − )
Persamaan ini kemudian menghasilkan rumus untuk u , yaitu:
u = − v = − ) − & − )& − ) − )
Jelas bahwa u & = u ) = 0 dan untuk dalam ), &
u = − & − )& − )
Sampailah pada suatu pengamatan penting, jika diketahui bahwa terdapat
suatu bilangan t dalam ), & yang memenuhi u t = 0, maka bukti akan
selesai. Persamaan terakhir mengatakan bahwa
0 = − & − )& − )
yang setara dengan kesimpulan dari teorema tersebut.
Untuk melihat bahwa u t = 0 untuk suatu t dalam ), & ,
alasannya adalah sebagai berikut. Jelas bahwa u kontinu pada r), &s karena
merupakan selisih dua fungsi kontinu. Jadi menurut Teorema Keberadaan
Maks-Min, u harus mencapai baik nilai maksimum maupun nilai minimum
pada r), &s. Jika kedua nilai ini kebetulan adalah 0, maka u secara
identik adalah 0 pada r), &s, akibatnya u = 0 untuk semua dalam
Jika satu nilai maksimum atau nilai minimum berlainan dengan 0,
maka nilai tersebut dicapai pada sebuah titik dalam t, karena u ) =
u & = 0. Sekarang u mempunyai turunan disetiap titik dari ), & ,
sehingga dengan Teorema Titik Kritis, u t = 0. ∎
E. Deret Taylor
Sebuah deret disebut deret Taylor jika deret tersebut dapat
direpresentasikan dalam x-a. Pertanyaan yang berkembang dalam deret
pangkat adalah: Jika diketahui sebuah fungsi f misalnya fungsi sin x,
dapatkah fungsi tersebut direpresentasikan dalam x-a? Dua teorema
berikut akan menjawab pertanyaan tersebut.
Teorema 2.16: Rumus Taylor dengan Suku Sisa (Ekspansi Taylor)
Misalkan f adalah fungsi dimana turunan ke-(n+1)-nya
ynT ada untuk setiap x pada selang terbuka I yang mengandung a.
Jadi, untuk setiap x dalam I,
= ) + ) − ) + 2!) − ) Y+ ⋯
+x|y!f − ) y+ }y
dimana sisanya (atau kesalahannya) }y dinyatakan dengan rumus
}y =
ynT t
dengan c adalah titik diantara x dan a.
Bukti:
Untuk membuktikan teorema tersebut terlebih dahulu akan didefinisikan
fungsi }y di I dengan
}y = − ) − ) − ) − 2!) − ) Y−
•
3! − ) •
− ⋯ −xy!| − ) y
Kemudian anggap x dan a sebagai konstanta dan definisikan fungsi baru g
di I dengan
v 2 = − 2 − 2 − 2 − 2 2!− 2 Y− • 23! − 2 •
− ⋯ − y 2 ~!− 2 y − }y − 2 ynT
− 2 ynT
Jelaslah bahwa v = 0 (ingat, x dianggap tetap) dan
v ) = − ) − ) − ) − ) 2!− ) Y− • )3! − ) •
− ⋯ − x| fy! f|− }y f |€• f|€•
= }y − }y
= 0
Karena a dan x adalah titik-titik di I dengan sifat bahwa v ) = v = 0
maka Teorema Nilai Rata-rata untuk Turunan dapat diterapkan. Dengan
v t = 0. Untuk mendapatkan turunan g, harus diterapkan aturan
perkalian bilangan berulang kali.
v 2 = 0 − 2 − r 2 −1 + − 2 2 s
−2! ‚ 2 2 − 2 −1 + − 21 Y • 2 ƒ
−3! ‚1 • 2 3 − 2 Y −1 + − 2 • ^ 2 ƒ − ⋯
−~! ‚1 y 2 ~ − 2 y T −1 + − 2 y ynT 2 ƒ
− }y ~ + 1 − 2
y −1
− ) ynT
= −
~! − 2
1
y ynT2 + ~ + 1 }
y
− 2
y
− )
ynTJadi, berdasarkan Teorema Nilai Rata-rata untuk Turunan, terdapat suatu
nilai c di antara x dan a sedemikan sehingga
0 = v t = −
y!T− t
y ynT2 + ~ + 1 }
y „
| f |ۥ
Ini akan menuntun pada
T
y!
− t
y ynTt = ~ + 1 }
y„ |
f |ۥ
Teorema 2.17: Teorema Taylor
Misalkan fungsi f yang memiliki turunan ke-berapapun pada suatu selang
) − \, ) + \ .
Deret Taylor
) + ) − ) + 2!) − ) Y+ • )
3! − ) • + ⋯
mempresentasikan fungsi f pada selang ) − \, ) + \ jika dan hanya jika
lim
y→ }y = 0
dimana }y adalah suku sisa dalam Rumus Taylor,
}y =
ynT t
~ + 1 ! − ) ynT
dan c adalah titik pada ) − \, ) + \ .
Bukti:
Untuk membuktikan teorema di atas hanya dibutuhkan Teorema 2.16.
Deret pada Teorema 2.16 adalah sebagai berikut
= ) + ) − ) + 2!) − ) Y+ ⋯
+x|y!f − ) y+ }y
) + ) − ) + 2!) − ) Y+ • )
F. Metode Maksimum Likelihood
Salah satu metode penting yang dapat digunakan untuk mencari
penduga parameter selain dengan metode kuadrat terkecil adalah metode
maksimum likelihood. Metode ini diperkenalkan oleh R. A. Fisher pada
tahun 1922. Secara umum prinsip dari metode maksimum likelihood
adalah sebagai berikut. Misalkan adalah variabel random dengan
parameter ˆ yang tidak diketahui. Diambil ~ sampel random yaitu
T, Y, … , y dengan nilai sampelnya adalah T, Y, … , y. Fungsi densitas
bersama dari T, Y, … , y adalah T, Y, … , y; ˆ . Fungsi likelihood
dari sampel tersebut adalah
‹ ˆ; T, Y, … , y = T, Y, … , y; ˆ .
‹ ˆ; T, Y, … , y disingkat menjadi ‹ ˆ . Jika T, Y, … , y merupakan
variabel random berdistribusi diskret dengan fungsi densitas Œ , ˆ maka
fungsi likelihoodnya adalah
‹ ˆ = T = T, … , y = y
= • Ž = Ž y
= • Ž; ˆ y
އT
Dan dalam kasus kontinu, jika fungsi densitasnya adalah , ˆ maka
fungsi likelihoodnya adalah
‹ ˆ = •yއT Ž; ˆ (2.7)
Tujuan dari metode maksimum likelihood adalah menentukan penduga
yang memaksimalkan fungsi likelihood. Penduga ini disebut penduga
kemungkinan maksimum. Beberapa langkah yang digunakan untuk
mendapatkan parameter dengan metode maksimum likelihood adalah
sebagai berikut:
1. Mendefinisikan fungsi likelihood, ‹ ˆ
2. Mengoperasikan fungsi likelihood dengan logaritma natural (ln)
3. Mendiferensialkan ln ‹ ˆ terhadap ˆ dan menyamakan derivatifnya
dengan nol.
4. Menyelesaikan derivatif tersebut dalam parameter ˆ dan akan
diperoleh ˆ•.
Berikut ini adalah alasan mengapa fungsi likelihood dioperasikan dengan
logaritma natural (ln). Seperti diketahui bahwa fungsi logaritma natural
adalah fungsi naik sehingga jika T < Y maka T < Y . Ini berarti
bahwa pada titik tertentu dimana logaritma natural dari fungsi likelihood
mencapai maksimum maka pada titik yang sama pula fungsi likelihood
G. Pengendalian Proses Statistik
Dalam banyak proses produksi, bagaimanapun baiknya dirancang,
akan selalu ada variabilitas hasil produksi karena adanya gangguan atau
sebab-sebab kecil yang pada dasarnya tidak terkendali (untuk selanjutnya
disebut variabilitas dasar). Apabila gangguan dasar suatu proses relatif
kecil maka biasanya dipandang sebagai tingkat yang dapat diterima dari
peranan proses. Dalam kerangka pengendalian kualitas statistik, suatu
proses yang bekerja hanya dengan adanya variasi dari sebab-sebab tak
terduga dikatakan ada dalam pengendalian statistik.
Dalam proses produksi dikenal 3 sumber antara lain: mesin yang
dipasang dengan tidak wajar, kesalahan operator, dan/atau bahan baku
yang cacat. Variabilitas seperti ini umumnya besar apabila dibandingkan
dengan variabilitas dasar dan biasanya merupakan tingkat yang tidak dapat
diterima dari peranan proses. Sumber-sumber variabilitas yang bukan
bagian dari pola sebab tak terduga dinamakan dengan “sebab-sebab
terduga”. Suatu proses yang bekerja dengan adanya sebab-sebab terduga
dikatakan tidak terkendali.
Dalam buku pedoman Western Electric (1956) yang dikutip oleh
Montgomery (2009) mengusulkan sekumpulan aturan pengambilan
keputusan untuk penyidikan pola tak random pada grafik pengendali.
Khususnya, buku tersebut mengusulkan penyimpulan bahwa proses tak
terkendali apabila salah satu:
2. Dua dari tiga titik berurutan jatuh di luar batas peringatan 2-sigma.
3. Empat dari lima titik yang berurutan jatuh pada jarak 1-sigma atau
lebih dari garis tengah.
4. Delapan titik yang berurutan jatuh pada satu sisi dari garis tengah.
Beberapa hal yang berhubungan dengan pengendalian proses
statistik adalah sebagai berikut.
1. Grafik Pengendali
Untuk mengawasi agar proses agar tetap stabil digunakan
beberapa alat untuk mengendalikannya, antara lain histogram, grafik
pareto, dan grafik pengendali. Grafik pengendali (control charts)
adalah yang paling terkenal yang digunakan dalam pengendalian
mutu untuk mengontrol suatu proses berulang. Grafik pengendali
sangat berguna dalam menetapkan standar pencapaian dari sebuah
proses, membantu mencapai standar tersebut dan mempertimbangkan
standar mana yang sudah tercapai.
Secara umum, langkah-langkah utama dalam membuat grafik
pengendali adalah menentukan parameter dari proses yang diinginkan,
memilih statistik uji yang sesuai misalkan w, membuat Garis Tengah
(GT), Batas Pengendali Atas (BPA) dan Batas Pengendali Bawah
(BPB). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah
Gambar 2.2 Grafik Pengendali ’
Grafik tersebut merupakan contoh grafik pengendali ’, salah
satu dari grafik pengendali Shewhart. BPA dan BPB ditunjukkan
dengan dua garis mendatar yang berwarna merah dan ungu yang
terdapat pada grafik. Grafik tersebut juga memuat garis tengah (GT)
yang merupakan nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang
berkaitan dengan keadaan terkendali.
Batas pengendali dipilih sedemikian sehingga apabila proses
terkendali maka titik-titik sampel akan jatuh di antara kedua garis itu.
Apabila semua titik-titik berada di dalam batas-batas pengendali maka
proses dianggap terkendali dan tidak perlu diadakan tindakan tertentu.
Namun jika ada titik yang berada di luar batas pengendali maka
diperlukan tindakan penyelidikan dan perbaikan untuk menyingkirkan
penyebab proses tak terkendali tersebut. Merupakan kebiasaan untuk
menghubungkan titik-titik sampel di dalam grafik dengan segmen
titik-titik itu tersusun menurut waktu. Apabila proses itu terkendali
maka semua titik yang digambar harus mempunyai pola yang pada
dasarnya random (Montgomery, 2008).
2. Analisis Kemampuan Proses
Teknik statistik dapat berguna sepanjang putaran produk,
termasuk aktivitas pengembangan sebelum produksi, untuk
kuantifikasi variabilitas proses, analisis variabilitas relatif terhadap
persyaratan atau spesifikasi produk, dan untuk membantu
pengembangan dan produksi dalam menghilangkan atau mengurangi
banyaknya variabilitas ini. Aktivitas umum ini dinamakan analisis
kemampuan proses.
Sudah menjadi kebiasaan mengambil penyebaran 6-sigma
dalam distribusi karakteristik kualitas produk sebagai ukuran
kemampuan proses. Dalam proses produksi, produk atau hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk mengukur mean proses dan batas
toleransi alami. Batas toleransi alami dideskripsikan sebagai jarak 3
standar deviasi dari mean proses. Deskripsi ini juga mengarah pada
batas 3 sigma. Batas toleransi ini dibedakan menjadi 2 yaitu Batas
Toleransi Alami Atas (BTAA) yang jatuh pada = + 3“ dan Batas
Toleransi Alami Bawah (BTAB) yang jatuh pada = − 3“. Gambar
dibawah ini menunjukkan proses karakteristik kualitas yang
Gambar 2.3 Proses Karakteristik Kualitas Dengan Distribusi Normal
Bagi distribusi normal, batas toleransi alami meliputi 99,73% dari
sampel itu, atau dengan cara lain, hanya 0,27% dari hasil proses akan
jatuh diluar batas toleransi alami. Dua hal yang harus diingat yaitu:
a. 0,27% diluar toleransi alami kedengarannya kecil, namun bila
jumlah produksi satu juta berarti nilai ini bersesuaian dengan 2700
benda tak sesuai per juta.
b. Jika distribusi hasil proses tidak normal, maka persen hasil yang
jatuh di luar = ± 3“ dapat berbeda cukup besar dengan 0,27%.
Analisis kemampuan proses dapat didefinisikan sebagai suatu
studi keteknikan guna menaksir kemampuan proses. Taksiran
kemampuan proses mungkin dalam bentuk distribusi probabilitas yang
mempunyai spesifikasi bentuk, nilai tengah (mean) dan penyebaran
berdistribusi normal dengan mean = = 1,0 cm dan standar deviasi
“ = 0,001 cm.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam analisis
kemampuan proses yakni dengan histogram atau grafik probabilitas,
grafik pengendali, dan rancangan percobaan. Pada skripsi ini hanya
akan dibahas analisis kemampuan proses dengan histogram atau grafik
probabilitas.
Distribusi frekuensi dapat berguna dalam menaksir kemampuan
proses. Paling sedikit 50 sampai 100 (atau lebih) observasi harus
tersedia supaya histogram agak stabil sehingga dapat diperoleh
taksiran kemampuan proses yang cukup dapat dipercaya. Keunggulan
pendekatan distribusi ferkuensi untuk menaksir kemampuan proses
adalah bahwa cara itu memberikan kesan visual dan segera tentang
penampilan proses. Cara itu juga dapat menunjukkan dengan segera
apa sebab penampilan proses jelek. Misalkan Gambar 2.4
menunjukkan suatu proses dengan kemampuan yang cukup, tetapi
sasaran proses terletak sangat jelek, sedangkan Gambar 2.5
menunjukkan suatu proses dengan kemampuan kurang sebagai hasil
variabilitas yang besar.
Cara yang baik untuk menyatakan kemampuan proses adalah
melalui Perbandingan Kemampuan Proses (PKP). PKP ini dihitung
dengan memanfaatkan batas spesifikasi yaitu batas yang ditetapkan
dapat diterima atau tidak. Batas spesifikasi ini biasanya digunakan
untuk memenuhi keinginan pelanggan atas produk yang dihasilkan.
Jika data berdistribusi normal atau diasumsikan normal maka
Perbandingan Kemampuan Prosesnya adalah
PKP =BSA − BSB6“
dengan BSA dan BSB masing-masing adalah Batas Spesifikasi Atas
dan Batas Spesifikasi Bawah. Batas Spesifikasi Atas adalah batas
terbesar dimana suatu proses dapat diterima sedangkan Batas
Spesifikasi Bawah adalah batas terkecil dimana suatu proses dapat
diterima. Persamaan di atas digunakan untuk menyatakan spesifikasi
dua sisi. Untuk spesifikasi satu sisi, PKPnya adalah sebagai berikut
PKP =™š› œ•• (hanya spesifikasi atas)
atau
PKP =œ ™š™•• (hanya spesifikasi bawah)
Gambar 2.5 Kemampuan Proses Jelek karena Variabilitas Proses
BAB III
DISTRIBUSI WEIBULL
A. Fungsi Probabilitas
Definisi 3.1
Variabel random X dikatakan berdistribusi Weibull apabila fungsi
probabilitasnya sebagai berikut:
= {
, , , ,(3.1)
dimana dan adalah parameter distribusi Weibull.
Fungsi distribusi Weibull di atas merupakan fungsi distribusi
Weibull dengan dua parameter yaitu parameter skala dan parameter
bentuk . Definisi dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut.
Definisi 3.2 Parameter Skala
Misalkan { ∙ ; " , " > 0% adalah keluarga dari fungsi densitas dengan parameter ". Parameter " didefinisikan sebagai parameter skala jika dan hanya jika fungsi densitas ; " dapat ditulis sebagai 1 "' ℎ '" untuk setiap fungsi densitas ℎ ∙ .
Contoh 3.1
Diberikan beberapa contoh dari parameter skala sebagai berikut.Pada
; ) = 1 )' *+ ,' , ) adalah parameter skala. Pada fungsi distribusi normal berikut
; - =/012. exp 6−.08290:, - disebut parameter skala.
Berdasarkan fungsi distribusi Weibull pada persamaan (3.1),
menunjukkan parameter skala yaitu parameter yang menentukan skala atau
penyebaran statistik dari distribusi probabilitas. Jika parameter skala besar
maka distribusi akan menyebar, sedangkan jika parameter skala kecil maka
distribusi akan lebih terkonsentrasi.
Definisi 3.3 Parameter Bentuk
Parameter bentuk adalah parameter yang menunjukkan bentuk kurva
suatu distribusi.
Misalnya bentuk kurva condong ke kanan (skewness positif), bentuk kurva
condong ke kiri (skewness negatif) dan bentuk kurva yang menyerupai
distribusi normal. Selain dua parameter di atas, terdapat satu parameter
yang disebut sebagai parameter lokasi.
Definisi 3.4 Parameter Lokasi
Misalkan ; ", ) adalah fungsi densitas dari variabel random ;. Parameter " adalah parameter lokasi jika dan hanya jika fungsi densitas
ℎ − ", ) untuk setiap fungsi ℎ ∙ ; ) dan ℎ ∙ ; ) tidak bergantung pada
".
Contoh 3.2
Berikut ini adalah contoh dari parameter lokasi. Pada fungsi distribusi
normal berikut
; <; - = 1
/2>-exp 6− 1
2 8 − <- 9
0
:
< disebut sebagai parameter lokasi.
B. Grafik Distribusi
Grafik dari distribusi Weibull sangat beragam. Dengan memilih
nilai-nilai parameter dan distribusi itu akan mempunyai berbagai macam bentuk. Jika parameter skala yang diubah-ubah dengan
menganggap bahwa parameter bentuk konstan maka akan diperoleh grafik
fungsi densitas dengan nilai > 1. Hal ini juga terjadi jika parameter yang diubah adalah parameter bentuk dengan menganggap bahwa
parameter skala konstan. Grafik di bawah ini adalah contoh grafik fungsi
Gambar 3.1 G
Grafik distribusi Weibull untuk = 0BC, 1 dan
di atas tampak jelas bahwa dengan nilai yan
entuk grafik yang berbeda-beda pula. Pada sa
3.1) akan berubah menjadi persamaan (2.
ri distribusi eksponensial. Selain itu nilai
eibull akan lebih besar atau sama dengan 1 t
pa yang diubah.
arkan dengan menggunakan MATLAB, denga
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Gambar 3.2 Grafik distribusi Weibull untuk = D,C ; = 1
Berikut ini akan ditunjukkan bahwa fungsi probabilitas Weibull memenuhi
sifat-sifat fungsi probabilitas berdasarkan Definisi 2.4. Selain nilai
> 0, nilai FH G = 1.
FH G = FH +.*+ G
Misalkan I =
GI = +.G
J G
H
= J +.*+ G H
= J *+KGI H
= 1
Jadi, nilai FH G = 1
C. Fungsi Distribusi Kumulatif
Berdasarkan Definisi 2.6 maka fungsi distribusi kumulatif dari distribusi
Weibull adalah sebagai berikut:
N = J O GO
= J O
+.*
+ PGO
Misalkan I = O maka O = 8K9
GI = O +.GO
N = J *+KGI
= L−*
+KM
= L−*
+ PQ
= −*
+− −1
= 1 − *
+Jadi, fungsi distribusi kumulatif dari distribusi Weibull adalah
D. Sifat-sifat Distribusi Weibull
Beberapa sifat penting dari distribusi Weibull yaitu:
1. Mean
Salah satu konsep penting dalam teori probabilitas adalah tentang
ekspektasi atau sering disebut sebagai mean dari variabel random.
Pada bab ini secara khusus akan dibahas mengenai sifat-sifat dari
salah satu fungsi probabilitas kontinu yaitu fungsi distribusi Weibull.
Menurut Definisi 2.6 mean dari fungsi densitas di atas adalah sebagai
R ; = J W*+K8I9.X GI
R ; = J `*+KI .
.a GI
R ; = . F b*+K I c GI
Berdasarkan Definisi 2.13 maka persamaan di atas dapat diubah
menjadi
R ; = + 8.+ 19 (3.2)
2. Variansi
Dari fungsi densitas yang terdapat pada persamaan (3.1), maka
menurut Teorema 2.8 variansi dari distribusi Weibull adalah sebagai
berikut.
Var ; = R ;0 − R ; 0
Dari definisi di atas maka nilai dari R ;0 dan R ; 0 adalah
R ;0 = J 0 +.*+ G
R ;0 = J g.*+ G
Nilai dari R ; 0 adalah sebagai berikut.
R ; 0 = Y +. b1+ 1cZ0
R ; 0 = +l m 8.+ 19Q0 (3.4)
Dari persamaan (3.3) dan (3.4) maka
Var ; = R ;0 − R ; 0
= +l 80+ 19 − +l m 8.+ 19Q0
= +0 n b2+ 1c − 6 b1+ 1c:0o
Jadi, Var ; = +
l
p 80+ 19 − m 8.+ 19Q0q
3. Fungsi Pembangkit Momen
Dengan mereduksi variabel Weibull pada persamaan (2.1) akan
diperoleh:
<rs t = R tr = J Ir u H
Iv
Misalkan w = I maka I = w sehingga Gw = I +.GI integral di atas akan menjadi
= J wr*+zGw
Integral di atas sulit diselesaikan namun integral di atas biasanya
dikenal dengan fungsi Gamma seperti pada Definisi 2.13, sehingga
akan diperoleh
<rs t = Γ 8r+ 19 (3.5)
Momen nol dari variabel umum Weibull berhubungan dengan
variabel Weibull yang direduksi. Dengan mensubstitusikan ; = | +
}t ke dalam persamaan (2.1) dan menggunakan persamaan (3.5) akan diperoleh:
<rs ; = E ;r = E• | + }t rM
= € b•‚c |ƒ}r+ƒR tr+ƒ r
ƒ„
Dengan mensubstitusikan persamaan (3.5) ke dalam bentuk di atas
maka persamaan di atas akan menjadi
Dari persamaan (3.6) dapat diperoleh momen-momen berdasarkan
perubahan nilai r. Empat momen pertama yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
<.s ; = R ; = | + }Γ. (3.7)
<0s ; = R ;0 = |0+ 2|}Γ
0+ }0Γ0 (3.8)
<†s ; = R ;† = |†+3|0}Γ.+ 3|}0Γ0+ }†Γ† (3.9)
<‡s ; = R ;‡ = |‡+ 4|†}Γ.+ 6|0}0Γ0+ 4|}†Γ†+ }‡Γ‡ (3.10)
Berdasarkan Definisi 2.10 fungsi pembangkit momen (moment
generating function, MGF) dari variabel random X, ditulis Mx(t),
didefinisikan sebagai
Š‹ O = R *P‹
Ketika Š O ada untuk setiap interval vOv < •, dimana T > 0. Fungsi
Pembangkit Momen dari distribusi Weibull kemudian dapat dicari
dengan menggunakan ekspansi Taylor sebagai berikut.
Dari Teorema 2.18 deret Taylor didefinisikan sebagai berikut
= €
Ž|
− |
Ž•!
HŽ„
Empat momen pada persamaan (3.7), (3.8), (3.9) dan (3.10) kemudian
Pada saat • = 0 maka berdasarkan persamaan (3.6) diperoleh
<s ; = R 1 = | } Γ 0 + 1
<s ; = 1 (3.11)
Deret Taylor yang dapat dibentuk dari persamaan (3.7), (3.8), (3.9),
(3.10) dan (3.11) adalah sebagai berikut:
Š O = <s ; + <
Berdasarkan hasil ekspansi Taylor di atas maka terlihat bahwa <rs ;
adalah koefisien dari P’
Dengan mengkombinasikan persamaan (3.5) dan persamaan
E. Kertas Peluang Weibull
1. Grafik Probabilitas Weibull
Grafik probabilitas adalah sebuah teknik grafis untuk menduga
apakah data mengikuti distribusi yang diberikan seperti distribusi
normal atau Weibull. Grafik probabilitas Weibull termasuk jenis
grafik probabilitas yang biasanya digunakan untuk mengestimasi
parameter dan pada distribusi Weibull. Dengan kata lain grafik
Weibull adalah metode pemeriksaan informal untuk memeriksa
asumsi pada model distribusi Weibull dan juga untuk menduga
parameter dari distribusi Weibull. Pada subbab ini akan dijelaskan dan
diilustrasikan metode pembuatan grafik probabilitas Weibull. Ide
dasar dari pembuatan grafik probabilitas Weibull adalah hubungan
antara p-kuantil tp dari probabilitas Weibull dan p untuk 0 < p < 1. p
-kuantil tpdidefinisikan dengan sifat sebagai berikut
“ = N”•O–— = ˜•• ≤ O–— = 1 − *8+š P›œ 9 (3.13)
sehingga akan didapatkan
O
–=
•+ .+– MJika kedua ruas persamaan di atas dioperasikan dengan logaritma
natural (ln) maka persamaan di atas akan menjadi
•– = ln•O–— = ln 8.9 + .ln•−ln 1 − “ M (3.14)
Jadi jika ln•O–— diplotkan dengan
maka grafik akan berbentuk garis lurus dengan berpotongan pada
| = ln 8.9 dengan kemiringan } = .. Jadi, = . dan = .
¡.
Pembuatan plot grafik Ÿ “ dengan •– = ln•O–— biasanya dikerjakan
pada kertas peluang Weibull. Untuk itu perlu dilihat hubungan linear
berikut ini
Ÿ “ = mln•O–— − ln 8.¢9Q (3.16)
dengan kemiringan
£ = (3.17)
dan berpotongan pada
¤ = − ln 8.9 (3.18)
Dari persamaan (3.17) dan (3.18) diperoleh nilai parameter bentuk
= £ dan parameter skala = *¥¦. Pada saat “ tidak diketahui maka
digunakan sampel quantil. Untuk sampel yang lengkap, •., … , •Ž, “¨
diperoleh dengan mengurutkan •¨ dari yang terkecil hingga yang
terbesar sehingga didapatkan •. ≤ ⋯ ≤ •Ž dan dengan
menggunakan “¨ =.+ ,©
Ž maka pendekatan kuantil “¨ dapat diduga dan
•¨ menunjukkan sampel kuantil ke-ª.
Ide dari pembuatan grafik probabilitas Weibull untuk sampel
yang lengkap adalah membuat grafik Ÿ “¨ = ln•−ln 1 − “¨ M
kaitannya dengan variasi dari •¨ di sekitar O–«berdasarkan pada
persamaan (3.16) maka dapat dilihat secara kasar terdapat hubungan
yang linear. Kualitas dari hubungan linear ini akan memberikan suatu
indikasi apakah asumsi dari model Weibull layak atau tidak. Untuk
ukuran sampel yang kecil, bentuk linear akan sangat kasar, meskipun
sampel tersebut berdistribusi Weibull. Jadi, deviasi dari linearitas
tidak perlu dipelajari lebih jelas. Pengujian formal merupakan cara
yang lebih baik untuk dilakukan.
Untuk menggambarkan titik ln••¨ —, Ÿ “¨ akan
ditempatkan atau diinterpolasikan nilai dari label •¨ pada absis dan
nilai dari Ҭ pada ordinat, dengan kata lain tidak perlu dilakukan
transformasi ln••¨ — dan Ÿ “¨ = ln•−ln 1 − “¨ M. Beberapa
pengarang menyarankan untuk menggunakan “¨s= ¨+ ,†
Žg‡ sebagai “¨,
ada juga yang menggunakan ¨
Žg. . Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 3.1. Semua pilihan dari Ҭ memberikan nilai antara 0 sampai 1
atau 0 < p < 1 untuk menghasilkan nilai berhingga dari Ÿ–«. Untuk
ukuran sampel n yang besar terdapat sedikit perbedaan dalam memilih
Ҭ dan untuk ukuran sampel n yang kecil variabilitas dalam sampel
Tabel 3.1
Kedudukan Grafik (plotting position)
Nama Variabel Tereduksi I¬¨:Ž
2. Skala Dalam Kertas Peluang Weibull
Kertas peluang Weibull ada 3 macam dengan perbedaan
besarnya skala pada absis. Kertas jenis pertama skala pada absis
dimulai dari 1 sampai 10, pada kertas jenis kedua skala dimulai dari 1
sampai 1000. Jika pada observasi terutama data observasi waktu hidup,
misalkan data berada pada skala dari 50 sampai 4000, secara sederhana
unit waktu ke sepersepuluhnya diubah dan kemudian menggunakan
kertas jenis ketiga yang dapat menampung data tersebut dan skalanya
berubah dari 5 sampai 400. Jika skalanya sangat besar maka sebaiknya
digunakan kertas dengan skala yang lebih besar. Skala yang lebih
besar tidak diberikan disini karena skalanya penuh sesak (sangat kecil)
dan karena transformasinya sangat sulit.
Jika •~µ , (dengan kata lain • berdistribusi Weibull dengan
parameter dan ) maka •s= •¶~µ 8 ¶,¶9 = µ s, s
sehingga ˜ •s ≤ • = ˜ •¶ ≤ • = ˜ 8• ≤ • 9 = 1 − *h+Y · Z i
= 1 − *j+• ·M k = 1 − *b+š ¸·œ ¸c
Jadi, dapat selalu dihasilkan skala dari waktu kegagalan naik atau
turun (tapi biasanya turun) ke dalam jarak yang tepat dengan
transformasi yang tepat. Setelah mengestimasi s, s dengan mudah
dapat mentransformasinya kembali menjadi , menggunakan nilai
dari |, namakan = s dan = | s.
Sebagai contoh, jika sebuah sampel dengan minimum dan
maksimum •. = 5 dan •Ž = 800000 secara berturut-turut, akan
membutuhkan 6 orde sehingga dapat menampung semua sampel,
memberikan •s. = º•. = 2,24 dan •sŽ = º•Ž = /800000 =
894,43 dan sekarang semua sampel yang ditransformasi dapat
ditampung pada interval •1, 1000M atau dengan kata lain pada kertas
peluang Weibull jenis ketiga. Sebaliknya jika diambil •. = 0,5 dan
•Ž = 800000 secara berturut, transformasi tersebut tidak memenuhi
karena º0,5 = 0,71. Sekarang akan dicoba mengambil nilai | =.
† dan
diperoleh 0,5¼ = 0,794 dan 800000¼ = 92,83. Dengan menyatakan
nilai ini kedalam unit dari .
. akan diperoleh nilai baru 7,94 dan 928,3
yang dapat ditampung dengan kertas peluang Weibull jenis ketiga.
Berikut adalah contoh grafik probabilitas Weibull yang terbentuk.
Contoh 3.3
Untuk memperlihatkan grafik probabilitas Weibull, 1000 sampel
random dibangkitkan dengan Minitab dengan parameter skala (α) yaitu
3 dan parameter bentuk (β) yaitu 2. Sampel random tersebut kemudian
diplotkan sehingga terbentuk grafik probabilitas Weibull sebagai
Gambar 3.3 Grafik Probabilitas Weibull
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sampel random yang
digambarkan dalam grafik probabilitas Weibull sebagian besar berada
dalam selang pada grafik tersebut. Meskipun terdapat titik yang berada
di luar selang namun jika dilihat dari nilai P-value yang dihasilkan
yaitu 0,069, menunjukkan bahwa sampel random berdistribusi
Weibull. Grafik probabilitas di atas merupakan grafik probabilitas
yang dibentuk pada salah satu jenis kertas peluang Weibull yaitu kertas
peluang Weibull jenis pertama. Berikut ini adalah contoh kertas
a. Kertas peluang Weibull jenis pertama ( 1 cycle log. )
Gambar 3.4 Kertas peluang Weibull jenis pertama
b. Kertas peluang Weibull jenis kedua ( 2 cycle log. )
Gambar 3.5 Kertas peluang Weibull jenis kedua
c. Kertas peluang Weibull jenis ketiga ( 3 cycle log. )
Gambar 3.6 Kertas peluang Weibull jenis ketiga
Sumber: Scholz, F. Weibull Probability Paper (2008)
F. Pendugaan Parameter Distribusi
Distribusi Weibull sangat beragam tergantung pada pemilihan
nilai dan pada persamaan (3.1). Oleh karena itu penting untuk
1 maka distrib
tribusi Weibull tersebut akan menjadi distribu
pada saat = 1 dan = DC maka distribus istribusi normal. Namun demikian nilai ini ada
i pendekatan yang diperoleh dari sampel). Ja
tidak ada ekspektasi dari nilai eksak 3,5 u
g merupakan pendekatan untuk distribusi nor
pemilihan nilai dan yang berbeda dapat di
Grafik distribusi Weibull untuk = 1 = 1
a Gambar 3.7 bahwa tampak jelas perubaha
l menjadi distribusi normal dengan berubahn
emperoleh parameter α dan βdigunakan met
yang diaplikasikan pada fungsi distribusi Weibu
Fungsi probabilitas dari distribusi Weibull adalah sebagai berikut
= +.*+
maka fungsi likelihood dari distribusi Weibull berdasarkan persamaan
(2.7) adalah sebagai berikut
Jika persamaan di atas dioperasikan dengan logaritma natural maka akan
diperoleh
derivatif tersebut adalah nol maka akan diperoleh
Ã
Jika turunan parsial pada persamaan (3.19) di atas diselesaikan maka akan
diperoleh
=… •
Dengan mensubstitusikan ke dalam persamaan (3.20) maka akan
Namun untuk memperoleh parameter dan digunakan metode
Newton-Raphson. Metode ini diaplikasikan untuk mencari nilai terlebih dahulu
dan kemudian digunakan untuk mencari nilai dari . Untuk itu akan dicari
derivatif parsial kedua dari ln ¿ yaitu sebagai berikut.
s
Rumus iterasi di atas dapat diubah menjadi
Åg. = Å+
Dengan pendekatan ini, metode Newton-Raphson hanya memerlukan