• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh : ULLI PURWANINGSIH

B10 056

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU

DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN

KARANGANYAR

TAHUN 2013

Diajukan Oleh :

ULLI PURWANINGSIH

NIM : B10 056

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Juli 2013

Pembimbing

(ENI RUMIYATI, SST)

NIK. 200682019

(3)

iii

DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN

KARANGANYAR

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

ULLI PURWANINGSIH

NIM : B10 056

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015

(4)

iv

melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Eni Rumiyati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Santi Suryaningtyastuti, Amd. Keb, selaku Bidan Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam penggunaan lahan.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak langsung telah membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh Kader Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar yang

(5)

v

yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

(6)

vi

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN

KARANGANYAR TAHUN 2013

Xiii + 49 halaman + 4 tabel + 2 gambar + 14 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang pembanguanan. Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/keluraham dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan ketrampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan posyandu, kader akan mendapat tambahan ketrampilan dari pembinaan petugas maupun belajar dari teman sekerjanya. Dari hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara pada 10 kader didapatkan 2 kader berpengetahuan baik, 4 kader berpengetahuan cukup dan 4 kader berpengetahuan kurang.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dilaksanakan di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar pada bulan Februari – Maret 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 46 responden. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat.

Hasi Penelitian : Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan 10 responden (21,8%) mempunyai pengetahuan baik, 30 responden (65,2%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 responden (13%) mempunyai pengetahuan kurang.

Kesimpulan : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar pada tingkat cukup, yaitu sebanyak 30 orang (65,2%). Hal ini dipengaruhi faktor informasi dan pengalaman.

Kata kunci : Pengetahuan, Kader Posyandu

(7)

vii

MOTTO :

9 Apa yang Anda lakukan hari ini adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan hari esok. Apa yang telah didapat hari ini, manfaatkanlah....!!!!

9 ĂŶũĂŶŐĂŶƉĞƌŶĂŚŵĞŶLJŝĂͲŶLJŝĂŬĂŶƐĞĚŝŬŝƚƉƵŶǁĂŬƚƵŝƚƵďĞƌůĂůƵďĞŐŝƚƵƐĂũĂƚĂŶƉĂŚĂů

LJĂŶŐďĞƌĂƌƚŝ͘ǁĂůŝƐĞƚŝĂƉůĂŶŐŬĂŚŵƵĚĞŶŐĂŶƐĞŶLJƵŵĂŶĚĂŶĚŽ͛Ă͘

9 Kebenaran itu adalah dari Tuhan, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang ragu (Al-Baqarah : 147).

9 Tetap semangat!!! Jangan menyerah sebelum kamu mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam hidupmu.

9 Hadiahkanlah yang terbaik untuk dirimu sendiri!!!!

PERSEMBAHAN :

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga terwujud Karya Kecil ini.

2. Ayah dan bunda tercinta, yang telah menjadi inspirasi di setiap langkahku, terima kasih atas do’a restunya dan cinta kasihnya yang selalu membuat aku selalu bersemangat.

3. Adikku tercinta yang paling tomboy yang selalu memberikan support di setiap langkahku. 4. Buat someone Tri Jatmoko terima kasih atas

support, semangat dan kasih sayangnya selama ini.

5. Sahabatku Ika Puspitasari terima kasih atas kerja samanya dalam bertukar fikiran. 6. Teman-teman angkatan 2010 yang telah

berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Almamater tercinta STIKes Kusuma Huasada Surakarta.

(8)

viii

BIODATA

Nama : Ulli Purwaningsih

Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 13 Agustus 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Ngiri 1/3 Ngemplak Karangpandan Karanganyar

PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1Ngemplak Lulus tahun 2004

2. SMP Negeri 3 Karanganyar Lulus tahun 2007 3. SMA Negeri 2 Karanganyar Lulus tahun 2010

4. STIKes Kusuma Husada Surakarta Prodi D III Kebidanan Surakarta Angkatan tahun 2010

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5 F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 9

B. Kerangka Teori ... 29

(10)

x

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ... 32

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 36

F. Variabel Penelitian ... 37

G. Definisi Operasional ... 38

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 38

I. Etika Penelitian ... 41 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 43 B. Hasil Penelitian ... 43 C. Pembahasan ... 45 D. Keterbatasan Penelitian ... 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 38 Tabel 4.1 Data Hasil Penghitungan Mean dan SD Berdasar SPSS ... 44 Tabel 4.2 Hasil Penelitian ... 44

(12)

xii

(13)

xiii

Lampiran 2 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Balasan Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5 Surat Balasan Uji Validitas Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 8 Surat Permohonan mejadi Responden Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 10 Kuesioner Penelitian

Lampiran 11 Kunci Jawaban

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13 Hasil Penelitian

(14)

1

A. Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Indonesia telah memberikan andil yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. Posyandu juga mempunyai kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat swasta. Salah satu wujud dari pemberdayaan masyarakat tersebut adalah posyandu (Kusnani, 2002).

Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang pembangunan. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui penimbangan berat badannya setiap bulan (Permendagri, 2011).

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa atau kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan

(15)

Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Pada keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Handayani, 2011).

Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 poyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada tahun 2008 meningkat menjadi 238.699 posyandu, dan pada tahun 2010 menjadi 269.202 posyandu. Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan ketrampilan kader yang belum memadai (Handayani, 2011).

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan posyandu, sehingga kader posyandu harus bersedia bekerja secara sukarela dan ikhlas, sanggup melaksanakan kegiatan posyandu dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).

Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar (Kusnani, 2011).

Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan ketrampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader mendapat

(16)

tambahan ketrampilan dari pembinaan petugas maupun dari teman sekerjanya. Pengetahuan penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang posyandu sangat diperlukan (Sofyawati, 2011).

Namun, biasanya kemampuan kader posyandu dalam melakukan konseling dan penyuluhan gizi masih kurang sehingga aktifitas pendidikan gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya datang ditimbang, dicatat atau dituliskan hasil penimbangannya di KMS (Buku KIA) tanpa dimaknakan, kemudian mengambil jatah PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi lengkap tidak bersedia lagi datang ke posyandu, karena merasa tidak memperoleh manfaat apa-apa. Jadi, dampak pengetahuan kader terhadap posyandu yaitu posyandu akan semakin berkualitas sehingga minat masyarakat ke posyandu meningkat (Ismawati dkk, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan di Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar pada tanggal 1 November 2012 didapatkan jumlah kader sebanyak 46 orang dan dengan cara melakukan wawancara kepada 10 kader didapatkan 2 kader berpengetahuan baik 4 kader berpengetahuan cukup dan 4 kader berpengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar”.

(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan kategori cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan kategori kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

(18)

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di institusi tentang penelitian.

3. Bagi Institusi

a. Bagi Desa Ngemplak

Dapat meningkatkan kualitas posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan sehingga terjadi peningkatan kesehatan masyarakat. b. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu.

E. Keaslian Penelitian

1. Nur Rahman (2005), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kudu Sukoharjo yang berjumlah 35 orang, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kudu Sukoharjo, pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah 40%, cukup 46% dan kategori kurang adalah 14 %.

2. Ika Ayuning Tyas (2010), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari

(19)

Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan kurang.

3. Dian Andriani (2009), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun 2009”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu Di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun 2009 sejumlah 47 responden dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu mayoritas mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 31 responden (65,96%), 10 responden (21,09%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 responden (12,95%) mempunyai pengetahuan kurang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sekarang antara lain tempat penelitian, tahun penelitian, jumlah sampel yang digunakan, tehnik pengambilan sampel dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya adalah jenis penelitian deskriptif, variabel tunggal dan tentang posyandu.

(20)

F. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yang diuraikan di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori tentang pengetahuan (pengertian, tingkatan pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, tingkat pengetahuan) kader (pengertian kader, tugas kader, pelatihan kader) posyandu (pengertian posyandu, pembinaan dalam posyandu, tujuan penyelenggaraan posyandu, manfaat posyandu, dana penyelenggaraan posyandu, jenjang posyandu, kegiatan pokok posyandu, sasaran posyandu, sistem 5 meja posyandu) kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi sampel dan tehnik pengambilan sampel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, dan etika penelitian.

(21)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum dan tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(22)

9

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowladge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2003), yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall)

(23)

terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analitis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kritria-kriteria yang telah ada.

(24)

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain :

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perilaku positif yang meningkat.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang untuk memilih kebutuhan tentang sesuatu yang bersifat informal.

5) Sosial Ekonomi

Tingkatan kemampuan seseorang untuk memilih kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat pengetahuan.

6) Umur

Jumlah tahun yang dihabiskan sejak kelahirannya. 7) Pekerjaan

(25)

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok :

1) Cara tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi :

a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan.

(26)

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

d) Melalui Jalan Pikiran

Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dan dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology). Setelah diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif-induktif maka lahirlah suatu penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah. e. Tingkat Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1) Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD 2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD ” x ” mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD.

(27)

2. Kader

a. Pengertian Kader

Kader adalah seorang atau tim sebagai tenaga Posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberi tugas serta tanggung jawab untuk melaksanakan pemantauan, pertumbuhan dan perkembangan balita dan memfasilitasi kegiatan lain (Zulkifli, 2003).

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).

Menurut Zulkifli (2003), persyaratan umum untuk memilih kader adalah sebagai berikut :

1) Dapat baca, tulis dengan Bahasa Indonesia

2) Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader

3) Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa bersangkutan

4) Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya 5) Dikenal masyarakat dan dapat bekerja sama dengan masyarakat calon

(28)

6) Sanggup membina paling sedikit 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan

7) Diutamakan telah mengikuti KPD (Kegiatan Pembinaan Desa) atau mempunyai ketrampilan

b. Tugas Kader

Menurut Zulkifli (2003), tugas kader adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader di Posyandu adalah :

a) Melaksanakan pendaftaran.

b) Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan. d) Memberikan penyuluhan.

e) Memberi dan membantu pelayanan. f) Merujuk.

2) Kegiatan yang dapat dilakukan di luar kegiatan Posyandu, antara lain : a) Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan

penanggulangan diare.

b) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu. c) Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai

dengan permasalahan yang ada : (1) Pemberantasan penyakit menular (2) Penyehatan rumah

(3) Pembersihan sarang nyamuk (4) Pembuangan sampah

(29)

(5) Penyediaan sarana air bersih

(6) Menyediakan sarana jamban keluarga (7) Pembuatan sarana pembuangan air limbah (8) Pemberian pertolongan pertama pada penyakit (9) P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) (10) Dana sehat

(11) Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan

c. Pelatihan Kader Posyandu

Seorang calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu. Hal ini dikarenakan ketika menjadi seorang kader dalam tugasnya akan sering melakukan berbagai penyuluhan. Penyuluhan-penyuluhan ini biasanya dilakukan oleh kader posyandu dalam bentuk penyuluhan perorangan dengan tatap muka, penyuluha kelompok, dan penyuluhan disertai peragaan (Ismawati dkk, 2010). Menurut Ismawati dkk (2010), kader harus menguasai berbagai tehnik ketrampilan dan pengetahuan, yaitu :

1) Ketrampilan komunikasi interpersonal

Ketrampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu menguasai tehnik-tehnik komunikasi yang efektif agar informasi dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti dengan baik dan dilaksanakan.

(30)

2) Ketrampilan yang berhubungan dengan kegiatan di Posyandu (pencatatan, pelaporan, penimbangan dll)

3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi

Pemahaman kader dengan baik mengenai kesehatan dasar dan gizi dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan informasi dengan benar.

Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan tentang konsep pelaksanaan Posyandu serta materi-materi yang berkaitan dengan kesehatan dasar dan gizi, yaitu sebagai berikut :

1) Konsep Posyandu balita

2) Gizi seimbang, penentuan status gizi balita, cara menentukan status gizi balita, serta cara penentuan Bawah Garis Merah (BGM), serta pengukuran status gizi dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).

3) Pemanfaatan dan pemberian ASI eksklusif 4) Makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat

5) Penyakit yang sering diderita oleh balita, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) dan pengobatan balita di rumah

6) Stimulasi tumbuh kembang anak 7) Pengukuran antropometri.

(31)

3. Posyandu

a. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat (Ismawati dkk, 2010).

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, dalam Zulkifli 2006).

b. Pembinaan dalam posyandu

Menurut Sembiring (2004), pembinaan dalam Posyandu ada 3 intervensi, yaitu :

1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

(32)

3) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggaraan dan pengembangan posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intevensi ini. Intervensi ke-3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek politik ekonomi sosial budaya.

c. Tujuan penyelenggaraan Posyandu

Menurut Sembiring (2004), tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah : 1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu

hamil, melahirkan dan nifas)

2) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB (Keluarga Berencana) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

3) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Kelurga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

(33)

d. Manfaat Posyandu

Menurut WHO dalam Ismawati dkk (2003), manfaat Posyandu adalah : 1) Bagi Masyarakat

Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap, ibu hamil juga terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.

2) Bagi Kader

Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. Ikut berperan serta nyata dalam tunbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat dimata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

e. Dana Pelaksanaan Posyandu

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpun melalui kegiatan Dana Sehat (Ismawati dkk, 2010).

(34)

f. Jenjang Posyandu

Menurut Ismawati dkk (2010), ada “KONSEP ARRIF” yang menyatakan jenjang posyandu dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :

1) Posyandu Pratama (warna merah) Posyandu pratama memiliki ciri-ciri : a) Kegiatan belum mantap

b) Kegiatan belum rutin c) Jumlah kader terbatas

2) Posyandu Madya (warna kuning) Posyandu madya memiliki ciri-ciri : a) Kegiatan lebih teratur

b) Jumlah kader 5 orang

3) Posyandu Purnama (warna hijau) Posyandu Purnama memiliki ciri-ciri : a) Kegiatan sudah teratur

b) Cakupan program atau kegiatannya baik c) Jumlah kader 5 orang

d) Mempunyai program tambahan 4) Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu Mandiri memiliki ciri-ciri: a) Kegiatan sudah teratur dan mantap b) Cakupan program atau kegiatannya baik c) Memiliki Dana Sehat dan JKPM yang mantap

(35)

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :

1) Jumlah buka Posyandu per tahun 2) Jumlah kader yang bertugas 3) Cakupan kegiatan

4) Program tambahan 5) Dana sehat (JKPM)

Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, ketrampilan diiringi rasa memiliki tanggung jawab kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

g. Kegiatan Pokok Posyandu

Menurut Sembiring (2004), kegiatan pokok posyandu adalah : 1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

2) KB (Keluarga Berencana) 3) Pemberian Imunisasi 4) Penyuluhan Gizi 5) Penanggulangan Diare h. Sasaran

Menurut Intanghina (2009), sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah :

1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun 2) Anak balita berusia 1-5 tahun

(36)

3) Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas 4) WUS (Wanita Usia Subur)

5) PUS (Pasangan Usia Subur) i. Sistem Lima Meja di Posyandu

Menurut Aprilia (2009), sistem lima meja di Posyandu antara lain : 1) Meja 1 (Pendaftaran)

a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita

b) Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS. Kemudian, ibu balita diminta membawa anaknya menuju ke tempat penimbangan,

c) Bila anak belum punya KMS, berarti ia baru bulan ini ikut penimbangan. Maka, ambil KMS baru. Kolomnya diisi secara lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.

d) Dalam pendaftaran diusahakan semua warga dalam cakupan posyandu tersebut terdaftar, baik pendaftar lama maupun pendaftar baru.

e) KMS yang diterima harus diteliti terlebih dahulu oleh kader agar KMS yang dibawa ibu adalah KMS yang benar dan bukan KMS milik balita lain.

f) KMS harus diberikan kembali pada ibu setelah pelaksanaan posyandu selesai dan berpesan kepada ibu agar menyimpan dan membawanya kembali pada posyandu berikutnya.

(37)

2) Meja II (Penimbangan balita)

a) Dacin disiapkan oleh kader sebelum posyandu dimulai sehingga ketika posyandu dimulai dacin sudah siap digunakan. Kemudian anak ditimbang oleh kader yang bertugas. Kader harus mengetahui cara penimbangan yang benar dan aman. Penimbangan dibaca hingga tingkat ketelitian 0,1 kg. Perhatikan bandul dacin agar tidak mengenai balita yang ditimbang dan balita disekitar dacin.

b) Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang telah diselipkan oleh kader pada meja pendaftaran tepatnya dibawah nama yang tertera pada secarik kertas tersebut. Selipkan kembali kertas yang telah tertera nama dan berat badan ini ke dalam KMS. Pastikan kertas ini tidak jatuh atau hilang.

Cara memasang dacin yang benar menurut DKK Surakarta adalah : (1) Pilih pelana rumah atau dahan penggantung yang kuat.

(2) Tali penggantung yang kuat.

(3) Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.

(4) Sarung atau celana imbang tempat anak diletakkan. (5) Bandul geser di angka nol.

(6) Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/plastik berisi pasir. (7) Posisi kedua paku timbangan harus lurus.

(8) Selesai menimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke meja 3, meja pencatatan.

(38)

3) Meja III (Pencatatan)

a) Buka KMS balita yang bersangkutan dengan hati-hati pastikan secarik kertas yang telah tertera nama dan berat badan balita terdapat di dalamnya.

b) Pastikan nama yang tertera dalam secarik kertas tersebut sesuai dengan KMSnya kemudian pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya.

c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS dengan lengkap sesuai dengan keadaan balita tersebut.

d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut. e) Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir

anak sesuai ingatan ibu.

f) Bila ibu tidak ingat semua, dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.

g) Cantumkan bulan lahir anak pada kolom.

h) Kemudian, isilah semua kolom bulan secara berurutan.

i) Setelah anak ditimbang, tuliskan TITIK (.) berat badannya pada TITIK TEMU garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dengan garis datar (sesuai dengan hasil penimbangan dalam kilogram). Pada penimbangan selanjutnya, kedua TITIK dihubungkan dengan garis. Pada bulan berikutnya tidak ditimbang, dan bulan berikutnya ditimbang maka kedua TITIK tidak dihubungkan.

(39)

j) Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua kejadian yang diderita anak. Kejadian itu dicatat dalam garis tegak sesuai dengan bulan yang bersangkutan.

4) Meja IV (Penyuluhan)

Mintalah KMS anak. Perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Ibu balita diberi penyuluhan :

a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita. Balita BGM harus dirujuk ke tenaga kesehatan. b) Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak berumur 6 bulan. c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur

diatas 4 bulan.

d) Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun. e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita

(lihat kolom imunisasi anak pada KMS-nya).

f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi 1 kapsul vitamin A.

g) Pentingnya latihan atau stimulasi perkembangan anak balita di rumah.

h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa walaupun sedang diare.

(40)

i) Tentang bahaya infeksi saluran pernafasan akut, balita batuk pilek dengan panas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.

j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, demam berdarah dapat membahayakan jiwa anak. Anak demam, rujuk ke tenaga kesehatan.

k) Tentang pentingnya memelihara gigi dan mulut. 5) Meja V (Pelayanan KB dan Kesehatan)

a) Imunisasi

Imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang hadir dalam posyandu tersebut, kader tidak diperbolehkan melakukan imunisasi kepada ballita. Penyuntikan imunisasi dilakukan pada balita dalam kondisi sehat, apabila terdapat balita sakit, imunisasi ditunda hingga balita tersebut sembuh.

b) Pemberian vitamin A

Pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus. Vitamin A harus diberikan oleh tenaga kesehatan di posyandu, vitamin A tidak diperbolehkan diberikan kepada ibu dibawa pulang untuk memastikan cara memberikan obat tetes dengan benar.

c) Pembagian pil atau kondom

Pil atau kondom diberikan Pasangan Usia Subur yang ingin menunda kehamilan ataupun tidak ingin mempunyai anak lagi, sebelum

(41)

dibagikan Pasangan Usia Subur diberitahu cara penggunaannya agar dapat digunakan secara tepat.

d) Pengobatan ringan

Pengobatan yang diadakan pada posyandu sebatas obat yang ringan seperti : batuk, pilek, panas dan lain-lain. Apabila dijumpai penyakit yang agak serius segera rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

e) Konsultasi KB-Kesehatan

Konseling KB diberikan pada Pasangan Usia Subur yang ingin menjadi akseptor KB, konsultasi KB yang diberikan dimulai dari kontrasepsi sederhana, kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD, kontrasepsi darurat hingga kontrasepsi mantap. Diberikan pula cara penggunaan, efek samping, indikasi serta kontra indikasinya.

f) Pemeriksaan kehamilan

Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan dalam ruang periksa yang telah disediakan. Pemeriksaan di posyandu tetap mengikuti standar minimal 5T (Timbang, Tensi, TFU, TT, Tablet Besi).

(42)

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Sumber Notoatmodjo (2005) dan Ismawati (2010)) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Tingkat pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi 6. Umur 7. Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Posyandu Meliputi : 1. Pengertian Posyandu 2. Pembinaan Posyandu 3. Tujuan Penyelenggaraan 4. Manfaat Posyandu 5. Dana Pelaksanaan 6. Jenjang Posyandu

7. Kegiatan Pokok Posyandu 8. Sasaran Posyandu

(43)

C. Kerangka Konsep

= Diteliti = Tidak Diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Kader

tentang Posyandu

Baik

Cukup

Kurang Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Tingkat Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi 6. Umur 7. pekerjaan

(44)

31

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi pada populasi tertentu dengan menggunakan angka-angka atau data kuantitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2013.

(45)

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atau objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar sebanyak 46 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005). Menurut Arikunto (2010), jika responden kurang dari 100 diambil semua untuk dijadikam sampel, dan jika responden lebih dari 100 diambil 20%-30% untuk dijadikan sampel. Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 orang.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah dalam penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran (penyimpangan) (Notoatmojo, 2010). Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono (2005), yaitu tehnik penentuan sampel jenuh bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

(46)

D. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoadmodjo, 2005).

Untuk mengetahui pengetahuan kader tentang Posyandu, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat pilihan jawabannya, jadi mereka tinggal memilih Benar atau Salah (Arikunto, 2010). Pernyataan dalam penelitian ini ada 2 yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Untuk pernyataan positif (favorable) jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 0 sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) jawaban yang benar mendapat nilai 0 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (¥) pada jawaban yang dianggap benar.

(47)

Kisi-kisi kuesioner dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.1 . Kisi-kisi Kuesioner

Indikator Item Jumlah

Favorable Unfavorable Pengertian Posyandu Pembinaan Posyandu Tujuan Posyandu Manfaat Posyandu Dana Pelaksanaan Jenjang Posyandu

Kegiatan Pokok Posyandu Sasaran Posyandu

Sistem 5 Meja Posyandu Total 2 3,4,6 7,8 9 10 13,14,15 17 19,20 22,23,25,26 1 5 11 12 16,18 21 24 2 4 2 1 2 4 3 3 5 26 Ket :

*= pernyataan yang tidak valid

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2013 di Desa Bangsri Karangpandan Karanganyar dengan jumlah kader 30 orang, sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,361 (Riwidikdo, 2010).

(48)

Rumus product moment adalah :

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

xy Y Y . N X X N Y . X XY . N r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan : N = Jumlah responden

rxy = Koefisien korelasi product moment x = Skor pertanyaan

y = Skor total

xy = Skor pertanyaan dikalikan skor total

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di Desa Bangsri Karangpandan Karanganyar dengan 30 responden, dari 31 soal diperoleh 25 soal yang valid karena rhitung > rtabel sedangkan yang tidak valid karena rhitung < 0,361 berjumlah 6 soal yaitu soal no 2, 10, 11, 15, 19, dan 28 sehingga harus dihilangkan, namun karena no 10 dan 11 satu sub bab maka no 11 diganti soal, maka jumlah soal yang valid berjumlah 26 soal. Dengan demikian alat yang digunakan ini valid dengan hasil rhitung > 0,361 dengan responden 30 orang.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga ( Arikunto, 2010).

(49)

Uji reabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha Chronach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :

Keterangan :

ri = Reabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal = Jumlah varian butir

t

2

σ = Varians total

Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reliabilitas seluruh instrumennya > 0,7 (Riwidikdo, 2010). Dari 31 butir pernyataan dinyatakan reliabel ini didapatkan harga riil sebesar 0,744 > (0,7) sehingga instrumen penelitian dikatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner di Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden dianjurkan mengisi kuesioner hingga selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

(50)

Menurut Riwidikdo (2010), data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang posyandu. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain dan bukan oleh peneliti sendiri. Data yang digunakan adalah data dari studi pendahuluan. Data sekunder diperoleh data dari Posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar yaitu jumlah kader di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari diperoleh sehingga informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu.

(51)

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah ruang lingkup atau pengambilan variabel-variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel-variabel-variabel tersebut diberi batasan atau “Definisi Operasional”. Definisi Operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2005).

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur Pengetahuan Kader tentang Posyandu Kemampuan kader untuk menjawab pertanyaan tentang Posyandu

Kuesioner Ordinal Baik (x > mean + 1 SD ) Cukup (mean – 1 SD ” x ” mean + 1 SD)

Kurang (x < mean – 1 SD) (Riwidikdo, 2010)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006), adalah :

a. Editing

Setelah data dikumpulkan, dievaluasi kelengkapannya. Editing data dilakukan di lapangan, sehingga bila terjadi kekurangan dan ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi.

(52)

b. Coding

Pemberian tanda kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori sama.

c. Entry Data

Memindahkan data ke dalam file komputer dengan bantuan program komputer.

d. Tabulating

Merupakan pengolahan data yang telah didapatkan. Dalam pengolahan data ini disusun dan ditampilkan ke dalam bentuk tabel.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariate yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu menurut Riwidikdo (2010), maka ditunjukkan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ” x ” mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD Dengan rumus mean :

n x X n i i

¦

=

(53)

Keterangan :

X = Nilai rata-rata mean Xi = Nilai dari data n = Jumlah data Rumus simpangan baku :

(

)

(

n 1

)

n x x SD 2 i i2 − − =

¦

¦

Keterangan : SD = Simpangan Deviasi n = Jumlah data

xi = Nilai dari data

Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk mengetahui skor prosentase adalah sebagai berikut :

% 100 diperoleh seharusnya yang maksimal skor Total responden diperoleh yang Skor osentase Pr Skor × =

Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah kader tentang pengetahuan posyandu menurut tingkat pengetahuan adalah :

% 100 responden Jumlah n pengetahua tingkat menurut ibu Jumlah osentase Pr Skor × =

(54)

I. Etika Penelitian

Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, Bidan Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar, dan dari responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya.

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian menurut Hidayat (2008), kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

1. Informent Consent

Informent consent diberikan sebelum melakukan penellitian. Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati

(55)

keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan dijamin oleh peneliti.

(56)

43

A. Gambaran Umum

Desa Ngemplak merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Karangpandan dan Kabupaten Karanganyar. Desa Ngemplak mempunyai luas tanah sekitar 8.367 hektar dengan jumlah penduduk 3.255 jiwa. Posyandu di Desa Ngemplak terdiri dari 6 posyandu yang pertama Posyandu Eka Tunggal terletak di rumah ketua Posyandu Kebayanan Gemawang dengan strata Purnama, Posyandu Dwi Tunggal terletak di rumah warga di Kebayanan Gemawang dengan strata Mandiri, Posyandu Tri Tunggal terletak di rumah bayan Kebayanan Ngemplak dengan strata Madya, Posyandu Catur Tunggal terletak di rumah bayan Kebayanan Talpitu dengan strata Purnama, Posyandu Panca Tunggal terletak di rumah bayan Kebayanan Singit dengan strata Madya, dan Posyandu Sad Tunggal terletak di rumah warga di Dusun Sapitan dengan strata Madya.

B. Hasil Penelitian

Berikut ini tabel hasil analisis tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar. Sebelum diketahui tingkat pengetahuan dalam kategori baik, cukup, dan kurang maka harus diketahui Mean dan Standar Deviasi (SD) sebagai berikut :

(57)

Tabel 4.1

Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Berdasarkan SPSS Variabel Penelitian Mean Standar Deviasi (SD) Tingkat Penegetahuan

Kader Tentang Posyandu

16, 260 4,317

Sumber : Data Primer

Setelah diperoleh rata-rata dan Standar Deviasi maka, dapat dikatakan : Baik, jika X > mean + 1 SD

X > 16, 260 + 1 x 4,317 X > 20,577

Cukup, jika mean – 1SD ” X ” mean + 1SD

16,260 – 1 x 4,317 < X < 16,260 + 1 x 4,317 11,943 < X < 20,577

Kurang, jika X < mean – 1SD X < 16,260- 1 x 4,317 X < 11,943

Tabel 4.2

Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar

No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 10 21,8

2 Cukup 30 65,2

3 Kurang 6 13

Jumlah 46 100

Sumber : Data Primer

Dengan demikian, tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar, yang berpengetahuan baik

(58)

sebanyak 10 orang (21,8%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 30 orang (65,2%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (13%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar pada tingkat cukup, yaitu sebanyak 30 orang (65,2%).

C. Pembahasan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar terhadap 46 kader didapatkan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 orang (65,2%).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowladge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Menurut Ismawati dkk (2010), kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu. Menurut Ismawati dkk (2010), posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 30 responden. Hal ini menurut Notoatmodjo (2007), dipengaruhi faktor yaitu tingkat pendidikan, informasi, pengalaman dan umur.

(59)

Dari hasil penelitian yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup yang tidak dipahami responden adalah pembinaan dalam posyandu, jenjang posyandu, sasaran posyandu dan sistem 5 meja posyandu. Menurut Sembiring (2004), pembinaan dalam posyandu ada 3 yaitu pembinaan kelangsungan hidup anak, pembinaan perkembangan anak, dan pembinaan kesempatan kerja. Menurut Ismawati dkk (2010), jenjang posyandu ada 4 yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Menurut Intanghina (2009), sasaran posyandu ada 5 yaitu bayi berusia kurang dari 1 tahun, anak balita berusia 1 – 5 tahun, ibu hamil, menyusui dan nifas, WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Menurut Aprillia (2009), sistem 5 meja posyandu ada 5 yaitu meja 1 pendaftaran, meja 2 penimbangan, meja 3 pencatatan, meja 4 penyuluhan dan meja 5 pelayanan kesehatan dan KB.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan kaitannya dengan teori yang ada, dapat disimpulkan peran dari kader tidak hanya dituntut tindakan tetapi juga wawasannya tentang posyandu. Kader posyandu yang berkualitas akan meningkatkan kualitas posyandu sehingga minat masyarakat untuk datang ke posyandu semakin meningkat.

D. Keterbatasan

1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah waktu untuk bertemu dengan responden sulit, karena satu desa terdiri dari 6 posyandu dan dilaksanakan

(60)

dalam waktu yang berbeda sehingga penelitian ini tidak bisa diselesaikan dalam 1 hari sehingga perlu kunjungan ulang lagi untuk menyelesaikannya.

2. Kelemahan Penelitian

a. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraika jawaban selain jawaban yang tersedia.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan saja.

(61)

48

Sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyadu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar maka peneliti mengambil sampel 46 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak

Karangpandan Karanganyar termasuk dalam kategori baik yaitu 10 orang (21,8%)

2. Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar termasuk dalam kategori cukup yaitu 30 orang (65,2%)

3. Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar termasuk dalam kategoro kurang yaitu 6 orang (13%)

(62)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.

2. Posyandu

Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan sehingga mampu menarik minat masyarakat agar datang ke posyadu.

3. Pendidikan

Sebaiknya institusi lebih banyak menambah referensi tentang posyandu. 4. Bagi Bidan

Sebaiknya bidan lebih sering memberikan pengarahan dan pelatihan untuk kader sehingga pengetahuan dan ketrampilan kader lebih meningkat. 5. Bagi Kader

Sebaiknya kader lebih meningkatkan kehadiran dan ketrampilan dalam posyandu, menambah informasi dan pengetahuan tentang posyandu melalui media cetak media informasi maupun dari bidan sehingga dapat mewujudkan posyandu yang berkualitas dan meningkatkan minat masyarakat untuk datang ke posyandu.

(63)

50

Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret. Aprilia. 2009. Posyandu dimasyarakat. Jakarta : Medika Citra.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Ayuningtyas, I. 2010. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa Tengah : Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret. Hidayat, A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta

: Salemba Medika

Handayani. 2011. Peran Serta Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan. http://www.peransertaibubalita.intanghina.co.id. Diakses tanggal 15 Oktober 2012.

Intan, G.2009.SasaranPosyandu. http://www.peransertaibubalita.intanghina.co.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.

Ismawati, C, et al. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Jogjakarta : Muha Medika. Kusnani. 2011. Posyandu. http://www.posyandu.com. Diakses tanggal 15 Oktober

2012.

Notoatmodjo. 2003. Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Permendagri. 2011. No. 115/MENDAGRI/PER/I/2010

Rahman, N. 2005. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa Tengah : Bagian Kependidikan dan Biostatistik Unisversitas Sebelas Maret.

(64)

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Sembiring, N. 2004. Posyandu sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Meningkatkan Kesehatan Masyarakat : Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara. Sofyawati. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Kader

tentang KMS di Posyandu :Bagian Kependidikan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Medika Press

. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.

Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Kader
Tabel 3.2 Definisi Operasional

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan penulisan ini adalah untuk membuat aplikasi yang diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pengguna untuk membaca Surat Yaasiin dengan praktis tanpa harus membawa buku

Because the spread changes over time and isn’t something we know a priori , we’ll use an EWMA control chart, which uses a EWMA to draw the limits based mostly on recent data

Perbaikan mutu layanan dengan merujuk pada standar internasional yang dikemas dengan sistem manajemen mutu (Quality Managment System) berstandar ISO 9001 : 2008

Hasil analisis anggaran parsial perubahan teknologi sebagaimana di sajikan pada Tabel 4 yang memperlihatkan bahwa merubah teknologi dari teknologi tapin legowo 2

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode De Novo Programming untuk menentukan jumlah Paving cetak yang harus

ketiga simpang ini merupakan simpang tak bersinyal dan memiliki volume lalu lintas tinggi karena merupakan salah satu akses menuju kawasan pendidikan dan kawasan

RINCIAN KUNCI JAWABAN JUMLAH SOAL JUMLAH OPTION BENAR SKOR SALAH SKOR SKALA NILAI.. DBBAABCDCCBCAABABBCBCCDDCBCCCBDABDCCBBBB 40 4 2.5

Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 butir 4, begitu pun perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 363 butir 5, apabila tidak dilakukan dalam sebuah